Anda di halaman 1dari 8

[00:00 - 00:09]

Sekjen Kemendagri:
Kita akan sesuatu yang dianggap perundis masalah, tapi tak berbasis data. Nggak Nggak
boleh, itu namanya fitnah. Nggak boleh dikasih pesan akademik, bukan komentar koran.
Betul, betul. Itu Itu yang perlu saya kontrol.

Yang kedua, saya ingin lihat rumusan masalahnya itu apa yang mau dilihat. Dari situlah nanti
baru kau kajian teori tih, dan kau memilih teori apa? Grindel. Grindel. Iya. Maka Maka
setelah kau memutuskan teori Grindel, argumentasi silahkan yang dikau buat iya nah maka
saya akan melihatnya di kerangka berpikir di akhir bab 2

[00:31 - 00:31]
Speaker 1:
iya iya

[00:31 - 01:29]
Sekjen Kemendagri:
iya kan? Iya Iya nah kerangka berpikir di akhir bab 2 itu harus sinkron dengan operasional
penelitian di bab 3 tengah ya kan? Nah operasional penelitian di bab 3 tengah itulah yang
harus sinkron dengan operasional perdaunan wancara latar belakang masalah, muncul
masalah kerangka berfikir berbasis teori yang dipilih definisi operasional, ya kan? Sampai ke
perdomaan wawancara Itu harus sinkron, kalau tak sinkron Nanti bisa ketahuan, ini ditulis
atau dicaplo-caplo gitu lho Nah itu udah bagus Maka penuman wawancara kau tadi harus
menjawab berbasis teori Gerindel Karena S3 ini adalah menganalisa variable dengan pisau
analisa yang disebutkan teori. Teorinya Grindel. Engkau

Engkau takutin nama-nama yang lain. Karena kau memakai pisau analisa teori Grindel. Ya
kan? Nah, kamu teori Grindel. Maka, pelawan cara yang kamu lakukan harus berbasis teori
Grindel.

Kamu tak perlu menanya lagi yang bukan teori Grindel. Misalnya Misalnya kamu mau nanya
teorinya Edwin, gak usah. Karena kamu teori Grindel. Nah, sekarang sudah dapat pelawan-
pelawan cara kamu berbasis teori Grindel. Maka, kamu punya 15-20 informan angka 1
diantara informan kau saya dan kau mau tanya tentang apa?
[01:59 - 02:23]
Speaker 1:
Satu yang saya ingin dapet informasi dari Pak Sekjen, yang pertama Menurut Pak Sekjen,
apa yang menjadi latar belakang sehingga kebijakan eksopisi itu dilahirkan? Ini kan Jadi
perdebatan di pemerintahan jadi kajian tersendiri Jadi seperti yang telah

[02:23 - 03:37]
Sekjen Kemendagri:
telah diutarakan penulis ya Pak Promopendus terhadap latar belakang masalah Bahwa
dualisme kepemimpinan disana terjadi setelah beberapa tahun Batam menjadi daerah otonom
dengan kewenangan-kewenangan sesuai dengan undang-undang tentang otonomi daerah
berhadapan atau antagonis dengan kewenangan yang doubling yang memang diberikan
kepada otorita pengembangan daerah industri Pulau Batam artinya harusnya pemerintah itu
membuat satu matahari saja menurut saya kalau pemerintah pada saat itu masih menganggap
Obdip ini adalah tangan kanan kemajuan Batam, maka otonomi di Pulau Batam sebaiknya
jangan lakukan dulu. Jadi administratif. Jadi tetap kota administratif Pulau Batam. Nggak ada
masalah, orang pulau seribu juga administratif Ya kan? Itu Nah tapi keputusan sudah diambil
oleh pemerintah Menjadikan Batam otonom Pada saat pemerintah memutuskan menjadikan
Batam otonom, harusnya BP Batam emang tak boleh ada lagi.

Itu konsekuensi daerah otonom. Atau di Inklub, tidak free trade zone, tapi kawasan ekonomi
khusus. Di wilayah tertentu. Kalau free trade zone, seluruhnya. Kalau wilayah yang
seluruhnya ke Dublin dengan wilayah otonom,

[03:52 - 03:53]
Speaker 1:
otonom, Nah itulah

[03:53 - 05:21]
Sekjen Kemendagri:
itulah yang disebut dengan hari ini atau pada saat itu terjadinya dualisme Nah ini adalah buah
dari sebuah kebijakan yang telah diambil oke itu sudah penyelidikan belakang pendidikan
karena itu, pemerintah terus memikirkan bagaimana ini kan tahapan-tahapan yang terjadi
dulu kan pada zaman, saya lupa tahun 2006 atau berapa BP dibawah gubernur ingat gubernur
jadi gubernur yang dewan kawasan gubernur membentuk BP maka bupati Karimun disuruh
mengusulkan siapa menjadi ketua BP Bupati Bintan disuruh mengusulkan siapa menjadi
ketua BPF Bintan Wali Kota Batam pun disuruh mengusulkan siapa menjadi BPB Batam
Tapi Wali Kota Batam tak mengusulkan Ya Tidak kan ini jangan ditulis bareng saya Ya ya ya
Artinya waktu itu Pak Ahmad Dahlan bingung, bukan bingung, timbul loh bagaimana ini ya,
kan harusnya saya tak mau ngusulkan lah. Nah, Nah, gitu-gitu. Kalaupun ngusulkan, waktu
itu bukan Pak Mustafa misalnya. Jadi akhirnya, karena kewenangan membentuk BP Batam
itu ada di tangan Gubernur, Kami tetap memberikan telan setap kodok Pak Gubernur bentuk
BP Batam Walaupun tidak ada usulan Wali Kota Batam Gitu Maka tetap lah Pak Mustafa
yang waktu itu Kepala BP Sebelum namanya BP itu apa Terus dia terus dijadikan BP Batam
walaupun tak diusulkan oleh Wali Kota Batam. Ya kan? Ya,

Ya, ya. Si Si BP. Nah, itu terus dalam sejarahnya berkembang. Padahal tadi itu tujuan yang di
tahun 2006, tahun 2007 itu, ya. Dari Dari perusahaan pemerintah, dari perusahaan nomor 2.
Sekarang

Sekarang sudah tidak berlaku. Itu supaya BP ini tak menjadi dualisme harus dibawah kendali
gubernur dimana Dewan Kawasannya itu gubernur, wakil Ketua Dewan Kawasannya adalah
Wali Kota Batam Untuk BP Karimun, Ketua Dewan Kawasannya, Gubernur Kepulauan Riau
Wakil Ketua Dewan Kawasannya, Bupati Karimun Jadi BP Batam dibawah Dewan Kawasan
Nah itulah skenario waktu itu dalam rangka jalan tengah menyesuaikan organisasi
pembangunan di Batam yang dulu Obdip atau Otorita, Otorita Pengembangan Dari Industri
Pulau Batam Ditransformasikan organisasinya sehingga klop dengan otonomi daerah Iya
kan?

[06:17 - 06:19]
Speaker 1:
Tidak ada 2 matahari Tidak ada

[06:19 - 07:50]
Sekjen Kemendagri:
ada 2 matahari, gitu Walaupun dia bersinar, bulan yang bersinar terang Tapi tetap di bawah
mataharinya, satu Nah, tapi dalam proses ini tadi Karena orangnya berubah kemudian BP
Batam sendiri pun harusnya mentransformasi diri waktu itu hanya fokus ke bidang bisnis Tak
perlu ngelola rumah sakit, tak perlu ngelola stadion, tak perlu ngelola ABJD Tapi fokus
bisnis, ya kan? Mengembangkan industri, jasa, perdagangan, seperti itu yang urusan-urusan
sosial diserahkan ke pemerintah daerah nah karena itulah, waktu itu harusnya ada
penyesuaian lagi sumber daya manusianya yang memang tak dibutuhkan, yang hanya
menjadi beban sosial itu tak perlu ditangani BPP Batam waktu itu harusnya Pemadam
kebakaran Misalnya, jadi waktu itu sampai kita berinisiatif mendata kembali pegawai BPP
Batam Sebahagian, udah misalnya kan BPP Batam itu kan pegawai Kementerian Dalam
Negeri, pegawai kementerian agama, kementerian PU nah pegawai kementerian agama yang
redep di Batam kalau kebutuhnya gak banyak ya dia balikan kementerian agama atau pindah
ke Pemko Batam kementerian kesehatan yang punya nama banyak pegawai di BP Batam,
waktu itu harusnya bertransformasi sesuai dengan kebutuhan organisasi hari itu, untuk
menjawab visi dan tugas mereka nah tapi ini juga jalan tapi tak terlalu sinkron, sampe lah
dualisme itu tetap terjadi. Padahal konsep itu sebenarnya udah bagus, masa transisi oke, Tapi
masa berikutnya sebenarnya apabila BP Batam bisa diusulkan oleh wali kota Batam kan bisa
nyatu harusnya

[07:50 - 07:51]
Speaker 1:
ya Terus

[07:51 - 08:06]
Sekjen Kemendagri:
Terus berlanjut sampe lah pada kesimpulan pada saat kita rapat tetap harus satu komando
Nah maka kesimpulannya hanya dua pilihan Wali kota yang mengalah, atau nomin yang
mengalah

[08:06 - 08:07]
Speaker 1:
mengalah bubar Pemko,

[08:08 - 08:43]
Sekjen Kemendagri:
atau bubar WP nah maka dirapatkan semua sampai ke alih-alih kubdata negara termasuk
Prof. Jilly Jilly Amsit, Jimli Asidik saya banyak sekali terlibat dalam rapat-rapat itu sejak
saya mulai jadi Kepala Badan Kepegawaian Provinsi yang menangani penanganan SDM-nya
terus Sekda, sampai ke saya terus di Kegiatan Menteri Dalam Negeri waktu rektoran setapah
ahli. Nah, akhirnya sampe lah kalo udah kesimpulan, pilihan itu tak diambil dari salah satu,
tak ada yang diubarkan, pimpinannya saja.

[08:43 - 08:47]
Speaker 1:
Supaya dua institusi tidak kehilangan muka, itulah.

[08:48 - 09:17]
Sekjen Kemendagri:
Ya, diminta yang efisien lah. Jadi pimpinannya, pimpinannya ini, kalo sekiranya kepala BP
yang merangkap wali kota Batam, nggak boleh Karena wali kota Batam ini kan produk
politik Nah, Batam sudah terlanjur terbentuk sebagai masyarakat politik, masyarakat sosial,
dan masyarakat ekonomi. Ini harus dihormati. Karena itu tak mungkin, tak mungkin otonomi
Batam yang diubarkan saat ini. Itu akan sit back.

Nah karena itu BP yang harus menyesuaikan nah, mengubarkan BP secara keseluruhan juga
tidak pilihan, karena itu Presiden memutuskan Ketua Wali Kota Batam Ex Officio Selatuk
Kepala BP Batam dan badannya tetap BP Batam tetap satu badan sendiri BMPK satu badan
sendiri, tapi kalau pimpinannya satu kan bisa nyatu Nah itulah latar belakang keputusan yang
bapak Presiden Menurut saya ini adalah jalan tengah terbaik saat ini, karena itu jauh lebih
baik dibandingkan datak tujuan dualisme. Itu Itu kira-kira.

[09:53 - 10:41]
Speaker 1:
Terus yang kedua, menurut Pak Sekjen, apakah isi kebijakan ini, isi kebijakan itu kan berarti
yang wali kota eksofisio kepala BP Batam. Apakah itu menjadi pilihan yang tepat dalam
konteks untuk mendamaikan, kalau boleh memilih istilah itu lah, mendamaikan dua institusi
ini yang kontraproduktif. Kita tahu 2015, 2016, 2017, 2018 itu berbagai indikator ekonomi di
daerah, termasuk soal pengangguran, indikator sosial di daerah juga memperlihatkan,
memang memperlihatkan tren yang menurun. Apakah kebijakan ini, isi kebijakannya itu
sudah tepat oleh kota iso bisi uklowi batam?

[10:41 - 11:05]
Sekjen Kemendagri:
Ya kalau untuk mendamaikan dualisme yang terjadi selama ini, itu adalah solusi yang tepat
Tapi untuk terus mengembangkan Batam sebagai daerah eee... Bisnis utama penuh
persaingan, Iya. Nah Nah itu tetap membutuhkan kualifikasi-kualifikasi tertentu. Karena saya
beberapa kali membaca disertasi-disertasi. Iya. Iya

Iya kan? Eee... Ada Ada disertasi yang mengatakan bahwa Apakah Kemajuan-kemajuan di
Batam, tambahan-tambahan investasi di Batam karena upaya-upaya full di Batam ternyata
tidak juga investasi di Batam meningkat saat upah-upah di Singapur naik ya kan? Maka saya
pernah menantang beberapa peneliti disertasi untuk melitih apakah promosi-promosi yang
dibuat oleh Batam itu betul-betul signifikan terhadap lahirnya investasi ya kan? Nah itu juga
perlu diteliti secara mendalam karena ada satu penelitian yang mengatakan bahwa Investasi
di Batam meningkat oleh investor-investor yang rencananya menginvestasikan uangnya di
Singapura Nah itu pindah ke Batam karena upah naik di Batam Tapi untuk investasi-investasi
yang ditutup di Singapura, emang bukan Batam Investasi pasti ke Batam, itu kan teori balon
pecahnya Pak Bibi Tapi Singapura kan menghadapi teori balon pecah Pak Bibi Itu kan di
akhirnya mereklamasi tanahnya Dengan menggunakan sumber daya alam masih di Batam
Sehingga pada saat arealnya bertambah luas dia masih juga membuka industri disitu tentu
tapi yang lebih bersih lingkungan misalnya gitu kalau industri-industri yang jelas-jelas
memang mereka udah tutup itu mah gak ada pilihan, itu lari ke Batam memang di Singapura
gak boleh buka tapi bagai industri yang masih bersaing antara Singapura dengan Batam, Nah
itu justru pindahnya ke Batam karena faktor-faktor di mana upah yang terlalu tinggi di
Batam. Artinya

[12:37 - 12:39]
Speaker 1:
Artinya memang perlu diuji ya Pak Sajjan? Perlu

[12:39 - 13:51]
Sekjen Kemendagri:
Perlu diuji karena sesungguhnya Batam ini sendiri harus semakin bisa bersaing bukan hanya
dari sisi komplementer dari yang ditutup Singapur tapi termasuk bagian-bagian penting yang
sedang berkembang di Singapur tentu bersaing, upah buruh kita bisa bersaing kenyamanan,
keamanan, kepastian hukum Nah, kadang-kadang investasi lebih mahal sedikit di Singapura,
masih dikerjakan mereka ketimbang di Batam. Mungkin Mungkin masih lebih murah, tapi
kepastian hukum lebih belas di Singapura. Nah, Nah, itu kan bukan faktor yang lain yang
harus diteliti. Tapi ini kan telitian-telitian tentang Ketua XIU-XIO tadi. Maka Maka sekarang
ini kesempatan betul, Wali Kota Batam yang merangkap sebagai BPP Batam, otomatis
karena wali kota Batam ini dipilih oleh rakyat Ya pasti, pasti kemungkinan besar lah orang
yang sangat ngerti tentang Batam Syukur-syukur orang daerah Kepulauan Riau sendiri Nah
inilah peluang untuk terus membangun Batam yang berpihak pada kesejahteraan rakyat
dengan sumber daya yang kuat, baik sumber daya segala macam sumber daya, uang orang
dan lain sebagainya, sarana dan persarana, baik ada di BMK maupun yang ada di BP Batam.

[13:53 - 14:12]
Speaker 1:
Ini Pak Sejen, satu lagi. Menurut Bapak, manfaat apa yang didapat baik oleh pemerintah
daerah maupun oleh BP Batam atau oleh masyarakat Batam atas kebijakan Exopusio yang
telah kita pilih itu

[14:12 - 15:49]
Sekjen Kemendagri:
ya sekarang ya artinya yang paling pertama adalah dengan diberikannya jabatan Exopusio
kepada Wali Kota Batam Nah ini secara politik lokal, berarti memberikan tambahan maruah
kepada orang tempatan karena yang akan terpilih jadi wali kota Batam pasti paling tidak
memiliki ikatan emosional yang sangat dekat dengan kondisi geografis Batam walaupun
tidak mutlak putra tempatan kan tapi kan selama ini rata-rata yang jadi wali kota karena
pemilihan pasti orang Melayu kan? Atau orang yang punya ikatan emosional yang dekat lah
dengan kita. Nah, sementara selama ini yang menjadi ketua otodidaktif batam, kan orang-
orang yang memang profesional. Tak lihat latar belakang dia berasal dari pulau yang mana
Tapi begitu dia menjadi sekarang ini Menjadi ex-officio dari wali kota Peluang orang
menjadi wali kota adalah orang yang Orang daerah lebih berpeluang jadi wali kota daripada
orang daerah, kan gitu kira berarti ini adalah peluang untuk menaikkan maruah nah karena
itu Pak Rudy ini sekarang sedang diuji sebagai perwakilan orang Melayu mampukah dia juga
menjadi orang yang mampu berpikir secara ekonomi untuk memajukan sebuah kawasan
bukan hanya bicara soal kebunitan daerah nah seperti ini, jadi ini peluang ini tolong
manfaatkan betul agar betul-betul bisa maksimal untuk kepentingan orang tempatan
kepentingan masyarakat patam dan sekitarnya Kepulauan Riau.

Jangan sampai justru terbalik, sebaliknya artinya nanti karena kemampuan ekonomi
sinkingnya misalnya tak maksimal, BP-nya misalnya tidak berkembang itu juga bisa
berbahaya. Nah jadi tolong betul peluang ini dimanfaatkan karena ini kesempatan seperti ini,
ini adalah luar biasa lah untuk kebaruan

[16:08 - 16:15]
Speaker 1:
kebaruan kita dan dapat memberdayakan masyarakat kita. Alhamdulillah

Anda mungkin juga menyukai