oleh :
Segala puji hanya milik Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan karunia-
Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Tergerak oleh pembinaan narapidana di Rumah Tahanan Negara Klas IIb Raba
Bima yang belum optimal, maka penulis menyususn karya tulis dengan judul
Implementasi Tata Nilai Gerakan Ayo Kerja “Kami Pasti” Dalam Proses Analisa Dan
Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran Di Rumah Tahanan Negara Klas IIb
Raba Bima.
Dengan selesainya makalah ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih
dan penghargaan setinggi tingginya kepada seluruh pihak yang telah membantu.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan dan jauh
dari sempurna. Karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang
membangun tercapainya penulisan yang baik.
Harapan Penulis semoga kiranya makalah ini dapat memberikan manfaat dan
kontribusi terhadap kemajuan pemasyarakatan serta kementerian hokum dan hak
asasi manusi pada umumnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………… ii
ABSTRAK……………………………………………………………………………………………………………………………. iii
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………….. 3
C. Tujuan………………………………………………………………………………………………………………. 4
D. Fungsi/Manfaat………………………………………………………………………………………………… 4
E. Output Yang Diharapkan…………………………………………………………………………………… 4
F. Metode …………………………………………………………………………………………………………….. 5
BAB II. PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………………. 6
A. Sejarah awal mula perumusan slogan Kami Pasti di kemenkumham
terkait gerakan revolusi mental……………………………………………………………………….. 6
B. Pengertian tata nilai gerakan ayo kerja kami pasti…………………………………………… 8
C. Implementasi sikap mental Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan,
dan Inovatif dalam proses Analisa dan Penyusunan Anggaran di Satuan Kerja.. 10
D. Tantangan yang dihadapi…………………………………………………………………………………. 25
BAB III. KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………… 29
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………….. 30
ii
IMPLEMENTASI TATA NILAI GERAKAN AYO KERJA “KAMI PASTI”
DALAM PROSES ANALISA DAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN
ANGGARAN DI RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS IIB RABA BIMA
Lalu Budi Setiawan
Rumah Tahanan Negara Klas IIb Raba Bima
2016
ABSTRAK
Tata Nilai Gerakan Ayo Kerja Kami Pasti adalah suatu gagasan revolusi mental yang
merupakan implementasi reformasi birokrasi khususnya di area manajemen
perubahan. Gerakan ini bukan hanya gerakan himbauan saja, tetapi merupakan
wujud nyata sebagai pengejawentahan pengabdian seluruh jajaran Kementerian
Hukum dan HAM, dan akan terus dilaksanakan secara berkesinambungan dalam
rangka pencapaian visi kementerian, yaitu mewujudkan "masyarakat memperoleh
kepastian hukum".Gerakan ini penting, karena saat ini kita berada dalam
pemerintahan "Kabinet Indonesia Kerja". Bekerja berarti berkarya, berkarya berarti
menghasilkan sesuatu yang nyata. Bukan hanya dalam bentuk konsep yang tanpa
makna, tetapi harus berbentuk satu operasionalisasi tindakan yang dapat dirasakan
hasilnya oleh masyarakat dan bangsa1.
Nilai nilai dari gerakan ini sejak awal mula terbentuknya, langsung
diimplementasikan pada semua jajaran di Kemenkumham, mulai dari pusat, hingga
UPT, tidak terkecuali di RUTAN Raba Bima. Perubahan mulai dirasakan dalam
pelaksanaan tugas di lapangan, termasuk di bidang perencanaan anggaran.
Perencanaan anggaran, sebagai ujung tombak dari seluruh tugas dan kegiatan,
telah mengalami perubahan. Dalam pelaksanaannya, perencanaan anggaran saat
ini telah dilaksanakan secara lebih Transparan dan Terukur, sesuai dengan prinsip
“money follow program”.
Kata Kunci : Perencanaan Anggaran, RKAKL, Ayo Kerja Kami PASTI, RUTAN Bima
1
Kemenkumham Yasonna H Laoly, pidato sambutan pada peringatan HUT RI ke 70
iii
ABSTRACT
Lalu Budi Setiawan. Implementation of value order of the movements from “ lets
work KAMI PASTI” in the process of the work plan analytical and composing in the
National Prison of Raba Bima.
National Prison of Raba Bima, 2016.
The value order of the movements from “lets work Kami Pasti” is the concept of
mental revolutions that being the implementations of bureaucracy reformation,
particulary in the conversion management area. This movements not only the appeal
persuasion, but also the real form as manifestation of perpetuation from entire line of
the Law and Human Right Ministry, and will be directed continuously in order the
ministry vision performance, that actualize “people gain the certainty of law”.
This movements is important, because now we are stayed in the governmental
cabinet of Indonesia Kerja. Kerja or work means created, created means make
something real. Not only in the shape of concept without sense, but should be one
operationalization of actions that can be feel it’s result by all people and nation.
The value orders of this movements, from the first beginning of formed, have
implementated directly to the entire line of the ministry, from the central until the
technic implementer units, not except in National Prison of Raba Bima. The
conversions start feeled in the task and duty implementations in field, included in the
estimate planning sector.
The estimate planning, as the top of the spear from the all task and duty, have get
the conversions. In the implementations, the estimate planning now have make in
transparently and accountable, appropriate with the principle of “money follow
program”.
Key Words : Estimate Planning, RKAKL, Lets Work Kami PASTI, National Prison of
Raba Bima.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jika kita flashback perjalanan reformasi birokrasi di Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia dari tahun 2010 sampai dengan 2016 saat ini, ketika landasan dasar/
pondasi ditetapkan di tahun 2010, di masa itu kita secara bersama sama
menyatukan tekad dengan menyatakan satu motto yaitu harmoni dalam gerak dan
langkah di setiap pidato dan sambutan, di setiap spanduk dan stiker pada pojok
kantor di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Itu berarti kita semua sedang
meyakinkan diri kita sendiri untuk serasi, selaras dan seimbang berpadu dalam
mewujudkan cita-cita. Itu semua tidak akan tercapai kalau tidak melakukan gerak
sebagai perubahan dari kondisi semula menuju kondisi yang berikutnya (perubahan
yang lebih baik). Untuk mewujudkan gerak yang terarah maka diperlukan langkah
sebagai pelaksanaan tindakan, maka dengan harmoni dalam gerak dan langkah
sesungguhnya perubahan besar sedang dilakukan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia dalam rangka turut mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil
dan makmur.
Masih di tahun 2010, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia melakukan
transformasi di segala aspek dari perubahan logo pengayoman, perubahan seragam
dinas, yel-yel reformasi birokrasi juga diperkenalkan sebagai spirit baru di
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Salam Pembaharuan …..! Siap
1
Laksanakan!!!!! menggema di setiap hari mengawali aktivitas dan kegiatan hari itu.
Akhirnya spirit baru dan terbarukan tersebut membuahkan hasil. Pada tahun 2011
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mendapatkan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan yang sebelumnya di tahun 2010
mendapatkan opini WTP-DPP. Disamping itu, Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia juga mendapatkan predikat B atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah yang semula mendapat predikat CC dari Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
2
berintegritas tinggi, menjadi pelayan masyarakat dan abdi negara menuju Indonesia
menjadi bangsa kelas dunia2
Kementerian Hukum dan HAM, sebagai sebuah lembaga yang besar, dengan segala
prestasi yang dimilikinya, tidak terlepas dari peranan seluruh jajaran mulai dari pusat
hingga daerah, termasuk di Rutan Raba Bima.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Rumah Tahanan Negara klas IIB Raba
Bima harus memberikan kontribusi bagi pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran
Pemasyarakatan. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan suatu perencanaan yang
matang, dengan tetap memperhatikan skala prioritas dan target kegiatan, sesuai
dengan tata nilai Kami PASTI
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis akan membahas nya secara sistematis
dalam suatu karya ilmiah, dengan judul “Implementasi Tata Nilai Gerakan Ayo Kerja
“Kami Pasti” Dalam Proses Analisa Dan Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran
Di Rumah Tahanan Negara Klas IIb Raba Bima”.
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk lebih mempermudah dalam pembahasan, maka permasalahan tersebut
dibagi dalam beberapa sub permasalahan yaitu :
1. Apa itu tata nilai gerakan ayo kerja kami pasti dan bagaimana
pengertiannya
2. Bagaimana awal mula perumusan slogan Kami Pasti di kemenkumham
3. Bagaimana makna atau penjelasan tata nilai gerakan ayo kerja kami pasti
4. Seperti apa bentuk Implementasi sikap mental Profesional, Akuntabel,
Sinergi, Transparan, dan Inovatif dalam proses Analisa dan Penyusunan
Anggaran di Satuan Kerja
5. Apa saja tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan tata nilai
gerakan Kami PASTI
2
Dra. Sri Puguh Budi Utami, Bc.IP, M.Si., Mars Kementerian Hukum dan HAM
3
C. TUJUAN
Sesuai dengan permasalahan sebagaimana tersebut di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari tata nilai gerakan ayo kerja kami pasti
2. Mengetahui sejarah awal mula dirumuskannya slogan Kami Pasti di
kemenkumham
3. Mengetahui makna dan penjelasan tata nilai gerakan ayo kerja kami pasti
4. Memahami cara menerapkan tata nilai gerakan ayo kerja kami pasti dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi
5. Dapat mengimplementasikan sikap mental Profesional, Akuntabel, Sinergi,
Transparan, dan Inovatif dalam proses Analisa dan Penyusunan Anggaran
di Satuan Kerja
6. Mengetahui tantangan yang ada dalam mengimplementasikan tata nilai
gerakan Kami PASTI serta dapat menghadapinya
D. FUNGSI/MANFAAT
Penelitian ini berguna untuk mengembangkan kemampuan penulis dalam
membangun argumentasi dan menuangkan dalam suatu karya tulis yang
sistematis dan ilmiah, serta untuk menambah pengetahuan bagi masyarakat luas
tentang proses analisa dan penyusunan rencana kerja dan anggaran di UPT
pemasyarakatan khususnya di RUTAN Raba Bima, selain itu penelitian ini juga
berguna sebagai masukan bagi Kementerian Hukum dan HAM agar
memperhatikan segala permasalahan dalam Proses Kerja, mulai dari
perencanaan hingga pelaksanaannya, serta untuk menemukan pola-pola baru
dalam proses penyusunan anggaran, dalam rangka memberikan pelayanan
terbaik pada kemasyarakat.
4
F. METODE
Sesuai dengan judul yang telah dibuat maka penelitian ini adalah penelitian
deskripsi hubungan variabel atau disebut juga dengan penelitian deskriptif
korelasional research, dimana penelitian dapat dilaksanakan dengan penelitian
kepustakaan (library research) dan dengan penelitian lapangan (field research)
sehingga dapat menjawab setiap rumusan masalah.
Sumber data
Guna memudahkan penelitian, maka diambil data dari sumber data primer yaitu
sumber data yang didapat langsung dari penelitian dengan cara memakai
seperti:
a. Observasi
b. Wawancara
c. Tinjauan pustaka dari sumber data yaitu terdiri dari:
1. Bahan data primer, seperti peraturan perudang-undangan
2. Bahan data sekunder, seperti buku atau karangan ahli yang berkaitan
dengan penelitian
3. Bahan data tersier, yaitu bahan penunjang penelitian seperti : diktat
seminar dan browsing internet.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Isi Deklarasi “GERAKAN AYO KERJA KAMI PASTI” bahwa kami Pegawai
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia , Berkomitmen;
1. Senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa
2. Mengutamakan kejujuran dalam pengabdian kepada masyarakat sebagai
bentuk dukungan dalam menghadirkan kembali Negara untuk melindungi
segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga
Negara
3. Menjunjung tinggi integritas dan kehormatan sebagai aparatur Negara
yang mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi
4. Membangun karakter bangsa dengan semangat kerja keras, kerja cerdas,
kerja ikhlas dalam mewujudkan Kami PASTI (Profesional, Akuntabel,
Sinergi, Transparan, Inovatif)
5. Menguatkan semangat gotong royong dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
6
Gerakan Ayo Kerja Kami PASTI sebagai bentuk perubahan yang meliputi 3
aspek, yaitu menghadirkan Negara yang bekerja, kemandirian yang
mensejahterakan, dan revolusi mental.
Hal ini sejalan dengan area perubahan capaian reformasi birokrasi yang
dimiliki Kemenkumham, antara lain :
Pola pikir dan budaya kerja (manajemen perubahan)
Penataan peraturan perundang-undangan
Penataan dan penguatan organisasi
Penataan tata laksana
Penataan sistem manajemen SDM aparatur
Penguatan Pengawasan
Penguatan Akuntabilitas kinerja
Peningkatan kualitas pelayanan publik
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan seluruh aparatur Kementerian Hukum
dan HAM menjadi manusia yang sehat, cerdas, dan berkepribadian, sehingga
mampu berperan aktif dalam mensukseskan sasaran pembangunan nasional
yang diemban oleh Kementerian Hukum dan HAM3.
3
Materi sosialisasi Gerakan ayo kerja Kami PASTI
7
B. PENGERTIAN TATA NILAI GERAKAN AYO KERJA KAMI PASTI
Kami PASTI memiliki logo khusus berupa gambar lingkaran bertuliskan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Kami PASTI beserta
kepanjangannya. Di tengahnya terdapat gambar 5 manusia yang sedang
melompat dan bergandengan tangan, dengan baju berwarna biru serta berlatar
belakang bendera merah putih dan lambang pengayoman.
Latar Belakang Merah Putih : Aparatur Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia berjiwa pemberani (merah) dan niat yang suci/tulus (putih)
8
Bergandengan tangan : Aparatur Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia senantiasa mempunyai semangat kebersamaan dalam
melaksanakan tugas dan fungsi organisasi
Kami PASTI : Aparatur Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya berkarakter Profesional, Akuntabel,
Sinergi, Transparan dan Inovatif untuk mencapai Visi dan Misi Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia4
4
https://twitter.com/kanwilkumhamdki/status/600187623190048768
9
Kerja keras, kerja cerdas serta kerja ikhlas itulah karakter aparatur yang
"PROFESIONAL". Serta sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Inilah ciri-ciri aparatur Negara yang "AKUNTABEL". Bekerja dalam kebersamaan
tentu lebih maksimal hasilnya dibandingkan dalam kesendirian. Ibarat lidi saat
sendiri dia bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, namun saat berada dalam
ikatan berbentuk sapu maka pekerjaan besar dalam membersihkan kotoran
dapat diselesaikan dengan sempurna5 dan inilah makna dari "SINERGI". Apabila
kita telah mampu melaksanakan hal tersebut, maka kita menjadi aparatur yang
memegang teguh nilai-nilai "TRANSPARAN".
Dari penggambaran itulah maka tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali
mengoptimalkan diri untuk terus berkreatifitas, dan mengembangkan inisiatif
serta senantiasa melakukan pembaharuan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
sehingga mampu menguatkan peran organisasi Kementerian Hukum dan HAM
untuk terus berprestasi. Karena sejatinya, kesadaran itulah yang menjadikan kita
sebagai aparatur yang "INOVATIF"6
Secara garis besar, proses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran mengatur
3 (tiga) materi pokok, yaitu : pendekatan penyusunan anggaran, klasifikasi
anggaran, dan proses penganggaran.
Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan anggaran terdiri atas
pendekatan : (1) penganggaran terpadu, (2) Penganggaran Berbasis Kinerja
(PBK), dan (3) Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM).
5
Kepala Biro Humas dan KLN Ansaruddin, amanat Menkumham saat Apel Pagi Gerakan Ayo Kerja Kami Pasti
di Kanwil Sumbar, Senin (01/06/2015)
6
Himbauan Menkumham pada apel serentak gerakan ayo kerja Kami PASTI di lapangan upacara
Kemenkumham, dibacakan oleh Direktur Jenderal HAM, Mualimin Abdi
10
Sementara itu, klasifikasi anggaran yang digunakan dalam penganggaran meliputi
(1) klasifikasi menurut organisasi, (2) klasifikasi menurut fungsi, dan (3) klasifikasi
menurut Jenis belanja (ekonomi).
Selanjutnya, proses penganggaran merupakan uraian mengenai proses dan
mekanisme penganggarannya, dimulai dari Pagu lndikatif sampai dengan penetapan
Pagu Alokasi Anggaran K/L yang bersifat final. Sistem penganggaran tersebut harus
dipahami dan dilaksanakan secara baik dan benar oleh pengelola dan pelaksana
anggaran agar dapat dihasilkan APBN yang kredibel dan dapat di
pertanggungjawabkan.
Pada sisi yang lain penerapan penganggaran terpadu juga diharapkan dapat
mewujudkan Satuan Kerja (Satker) sebagai satu-satunya entitas akuntansi
yang bertanggung jawab terhadap aset dan kewajiban yang dimilikinya, serta
adanya akun (pendapatan dan/atau belanja) untuk satu transaksi sehingga
dipastikan tidak ada duplikasi dalam penggunaannya.
11
Penganggaran terpadu tersebut diterapkan pada ketiga klasifikasi anggaran,
yaitu klasifikasi organisasi, klasifikasi fungsi, dan klasifikasi ekonomi. Dalam
kaitan ini, pengalokasian anggaran untuk suatu kegiatan, misalnya, secara
total harus merupakan gabungan antara anggaran operasional dan anggaran
non- operasional. Berkaitan dengan itu, mulai tahun ini di Kementerian/
Lembaga, khususnya dalam postur anggaran Rutan Raba Bima telah
dilakukan penataan pengalokasian anggaran menurut fungsi- program-
kegiatan agar sejalan dengan penggangaran terpadu.
12
Agar penerapan PBK tersebut dapat dioperasionalkan, PBK menggunakan
instrumen sebagai berikut:
a. Indikator Kinerja, merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur
Kinerja;
b. Standar Biaya, adalah satuan biaya yang ditetapkan baik berupa standar
biaya masukan dan standar biaya keluaran maupun standar struktur biaya
sebagai acuan perhitungan kebutuhan anggaran ; dan
c. Evaluasi Kinerja, merupakan penilaian terhadap capaian Sasaran Kinerja,
konsistensi perencanaan dan implementasi, serta realisasi penyerapan
anggaran.
13
c. rencana kerangka anggaran (penerimaan, pengeluaran, dan pembiayaan)
jangka menengah (medium term budget framework), yang menghasilkan
pagu total belanja pemerintah (resources envelope) ;
d. pendistribusian total pagu belanja jangka menengah ke masing-masing K/
L (line ministries ceilings). Indikasi pagu K/L dalam jangka menengah
tersebut merupakan perkiraan batas tertinggi anggaran belanja dalam
jangka menengah ;
e. penjabaran pengeluaran jangka menengah masing- masing K/ L (line
ministries ceilings) ke masing-masing program dan kegiatan berdasarkan
indikasi pagu jangka menengah · yang telah ditetapkan.
Tahapan penyusunan proyeksi/rencana huruf a sampai dengan huruf d
merupakan proses top down, sedangkan tahapan huruf e merupakan
kombinasi dari proses top down dengan proses bottom up.
14
(outcome) dan pengoordinasian atas pelaksanaan kegiatan oleh Satker.
Satker pada unit organisasi K/ L adalah Satker baik yang berada di kantor
pusat maupun kantor daerah, atau Satker yang memperoleh penugasan
dari unit organisasi K/L.
15
C.2.3 Klasifikasi Jenis Belanja (Ekonomi)
Jenis belanja atau klasifikasi menurut ekonomi dalam klasifikasi belanja
digunakan dalam dokumen anggaran baik dalam proses penyusunan,
pelaksanaan dan pertanggung jawaban/pelaporan anggaran. Namun
penggunaan jenis belanja dalam dokumen tersebut mempunyai tujuan
berbeda. Berkenaan dengan proses penyusunan anggaran dalam dokumen
RKAK/L, tujuan penggunaan jenis belanja dimaksudkan untuk mengetahui
pendistribusian alokasi anggaran kedalam jenis-jenis belanja. Terdapat 8
jenis belanja, antara lain Belanja pegawai, barang dan jasa, modal,
pembayaran kewajiban utang, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja
lainnya. Namun dalam pengelolaan keuangan di Rutan Raba Bima, hanya
terdapat 3 jenis belanja sebagai berikut:
a. Belanja Pegawai
Belanja Pegawai adalah kompensasi terhadap pegawai baik dalam
bentuk uang maupun dalam bentuk barang, yang harus dibayarkan
kepada pegawai pemerintah, baik kepada Pejabat Negara, PNS dan
pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS
maupun kepada non-PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan dalam rangka mendukung tugas fungsi unit organisasi
pemerintah, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan
modal dan/atau kegiatan yang mempunyai keluaran (output) dalam
kategori belanja barang. Belanja Pegawai terdiri atas belanja gaji dan
tunjangan, belanja honorarium/vakasi/lembur/tunjangan khusus, belanja
kontribusi social dan belanja pegawai transito.
16
Belanja Barang terdiri atas Belanja Barang (Operasional dan Non-
Operasional), Belanja Jasa, Belanja Pemeliharaan, Belanja Perjalanan,
Belanja Badan Layanan Umum (BLU), serta Belanja Barang Untuk
Diserahkan Kepada Masyarakat.
c. Belanja Modal
Belanja Modal adalah pengeluaran untuk pembayaran perolehan aset
tetap dan/ atau aset lainnya atau menambah nilai aset tetap dan/ atau
aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan
melebihi batas minimal kapitalisasi asset tetap / aset lainnya yang
ditetapkan pemerintah . Dalam pembukuan nilai perolehan aset dihitung
semua pendanaan yang dibutuhkan hingga aset tersebut tersedia dan
siap digunakan. Aset tetap / aset lainnya terse but dipergunakan untuk
operasional kegiatan sehari hari suatu Satker atau dipergunakan oleh
masyarakat /publik, tercatat sebagai aset K/ L terkait dan bukan
dimaksudkan untuk dijual/ diserahkan kepada masyarakat /Pemda.
Belanja Modal terdiri atas Belanja
Modal Tanah, Belanja Modal Peralatan dan Mesin, Belanja Modal
Gedung dan Bangunan, Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan,
Belanja Modal Lainnya, Belanja Penambahan Nilai Aset Tetap / Aset
Lainnya, serta Belanja Modal BLU.
17
yang menentukan besarnya pagu indikatif tahun anggaran 2013. Dalam
rangka menyusun pagu indikatif untuk tahun yang direncanakan, ditempuh
proses sebagai berikut:
a. Presiden menetapkan pembangunan nasional, yaitu Presiden
menetapkan prioritas pengalokasian dari anggaran yang dimiliki
pemerintah serta pembangunan nasional yang akan dilakukan pada
tahun yang akan direncanakan.
b. K/L memutakhirkan baseline (angka dasar), dimana prakiraan maju yang
telah dicantumkan pada dokumen perencanaan dan penganggaran
tahun sebelumnya akan dijadikan angka dasar untuk perencanaan dan
penganggaran tahun anggaran yang direncanakan.
c. K/L dapat menyusun rencana inisiatif baru, dalam hal terdapat Program
/Kegiatan / Output yang akan dilakukan dan belum dilakukan pada tahun
sebelumnya.
d. Kementerian Keuangan melakukan reviu angka dasar dan menyusun
perkiraan kapasitas fiskal.
e. Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menyusun Pagu
Indikatif.
18
b. Trilateral Meeting
Proses penyusunan Renja K/L dilakukan dalam pertemuan 3 (tiga) pihak
antara K/L, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Kementerian Keuangan.
Pertemuan tersebut dilakukan setelah ditetapkannya Pagu Indikatif
sampai dengan sebelum batas akhir penyampaian Renja K/L ke
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Kementerian Keuangan. Pertemuan
tersebut dilakukan dengan tujuan:
1) Meningkatkan koordinasi dan kesepahaman antara K/L, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, dan Kementerian Keuangan, terkait dengan
pencapaian sasaran prioritas pembangunan nasional yang akan
dituangkan dalam RKP;
2) Menjaga konsistensi kebijakan yang ada dalam dokumen
perencanaan dengan dokumen penganggaran, yaitu antara RPJMN,
Renstra, RKP, Renja K/ L dan RKA-K/ L;
3) Mendapatkan komitmen bersama atas penyempurnaan yang perlu
dilakukan terhadap Rancangan Awal RKP
19
3) RKP hasil kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam pembicaraan
pendahuluan RAPBN; dan
4) Standar biaya.
h. Penelaahan RKA-K/L Pagu Anggaran yang dilakukan secara terintegrasi,
yang meliputi :
1) Kelayakan anggaran terhadap sasaran kinerja;
2) Konsistensi sasaran kinerja K/ L dengan RKP.
i. Kementerian Keuangan menghimpun RKAK/L Pagu Anggaran hasil
penelaahan untuk digunakan sebagai :
1) Bahan penyusunan Nota Keuangan,RAPBN, dan Rancangan Undang
Undang tentang APBN (RUU APBN);
2) Dokumen pendukung pembahasan RAPBN.
20
c. Penelaahan RKA-K/ L Alokasi Anggaran
Penelaahan RKA-K/ L Alokasi Anggaran dilakukan secara terintegrasi,
yang meliputi :
1) Kelayakan anggaran terhadap sasaran kinerja;
2) Konsistensi sasaran kinerja K/ L dengan RKP dan hasil kesepakatan
dengan DPR.
d. Kementerian Keuangan menghimpun RKA-K/ L Alokasi Anggaran hasil
penelaahan untuk digunakan sebagai :
1) Bahan penyusunan Lampiran Peraturan Presiden tentang Rincian
APBN;
2) Bahan penyusunan DIPA.
21
Kondisi ideal : terpenuhinya semua anggaran
Kondisi riil : pengalokasian anggaran berdasar realisasi tahun sebelumnya,
kebutuhan prioritas dan ketersediaan anggaran Kementerian
22
2. Data realisasi tahun anggaran yang lalu, antara lain:
a. Realisasi Anggaran K/L per jenis belanja, per program, per sumber
dana, dan per komponen. Dapat diambil dari SAS (Sistem Aplikasi
Satker)
b. Realiasasi Output/Outcome (dari aplikasi monitoring dan evaluasi,
jika tidak ada data dari aplikasi monev dapat dilihat dari laporan per
komponen)
3. Angka prakiraan maju tahun anggaran yang direncanakan yang sudah
dimutakhirkan oleh K/L
4. Kebijakan remunirasi, termasuk SK penetapan pemberian tunjangan dan
Perpres penetapan Remunasi (hanya di Setjen);
5. Database kepegawaian (antara lain : jumlah pegawai, status pegawai,
perhitungan lembur: dapat diambil dari aplikasi GPP);
6. Persetujuan Kontrak tahun jamak dan dokumen kontrak lainnya dalam
rangka operasional kantor, seperti pemeliharaan gedung, pemeliharaan
kendaraan, sewa mesin photocopy, Kendaraan operasional, dll;
7. Daftar inventaris BMN meliputi gedung bangunan, peralatan, kendaraan
dan yang sejenisnya yang perlu pemeliharaan;
8. Dokumen tagihan langganan daya dan jasa
23
Diperlukan peininjauan kembali kebutuhan pemeliharaan gedung kantor dan
halaman, kendaraan, peralatan kantor disandingkan dengan LTI/Daftar
Inventaris BMN. Jika ada penambahan atau pengurangan, perlu menjadi
perhatian dalam mengalokasikan anggaran.
Untuk anggaran non operasional (Tugas dan Fungsi) dapat merujuk dari
Standar biaya yang sudah ditentukan (SBK atau Kepmen atau Dirjen), serta
Pagu TA. berjalan dikali persentase Realisasi anggaran tahun lalu dikali
Inflasi (1,04)
24
d. Perubahan pagu sumber pendanaan/ sumber pembiayaan (RM/PLN/
HLN/PNBP);
e. Sumber pendanaan/ sumber pembiayaan dalam menghasilkan output
tidak diperbolehkan berubah/ bergeser.
25
D.1 Berbagai Tantangan
Selain itu, beragamnya permasalahan yang ada dalam tubuh UPT, baik
internal maupun eksternal, juga merupakan tantangan yang siap
menghadang di tiap langkah dalam mengimplementasikan Gerakan kami
PASTI ini, yang secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
Faktor Internal:
- Kurangnya kebanggaan terhadap organisasi
- Keterbatasan Anggaran
- Kurangnya kualitas dan kuantitas SDM
- Keterbatasan sarana dan prasarana
- Mekanisme kerja yang kurang terpadu
Faktor Eksternal :
26
D.2 Tawaran Solusi
Salah satu pelumas dalam menggerakan roda “Gerakan Kami PASTI” adalah
sosialisasi atas pertanyaan: “Mengapa kita memerlukannnya. Apa memang
itu yang dibutuhkan? Apa manfaat yang bisa diperoleh kalau kita berhasil
menggulirkannya”. Dengan kata lain Kesepahaman Definisi dan Rasionalitas
dibalik gerakan tersebut.
Penerimaan motive ini menjadi amat penting, karena gerakan Kami PASTI
sebagai gerakan perubahan, berarti kita harus sepakat bahwa cara-cara lama
tidak efektif, dan akan berganti dengan cara atau metode baru yang lebih
komprehensif.
27
restart, yang membuat pikiran dan perilaku kolektif tidak lagi terkooptasi oleh
program lama yang distortif. Tetapi diharapkan memberikan suatu lompatan
(quantum leap) suatu perubahan perilaku kolektif yang baru dan berbeda dari
pola tindakan dan pola pikir sebelumnya.
Setelah latar belakang dibalik perlunya gerakan ini bisa disosialisasikan dan
diimplementasikan, maka perlu ada suatu ukuran yang jelas tentang
bagaimana mengukur keberhasilkan implementasi tersebut. Apa saja factor
keberhasilan dalam mengimplementasinya. Bisakah Kementerian, khususnya
Pemasyarakatan mewujudkan visi dan misinya tanpa “Gerakan Kami PASTI”.
28
BAB 3
KESIMPULAN
- Perumusan Tata Nilai Gerakan Ayo Kerja Kami PASTI yang dicanangkan
oleh Kemenkumham, berisi suatu harapan untuk menciptakan aparatur yang
sehat, cerdas, dan berkepribadian, sehingga mampu berperan aktif dalam
mensukseskan sasaran pembangunan nasional yang diemban oleh
Kementerian Hukum dan HAM
- Gerakan Kami PASTI harus memiliki orientasi terhadap hasil dan proses.
Orientasi pada proses memastikan sikap dan budaya kerja akan mengambil
jalan dan metode Baru. Sedangkan orientasi pada hasil memastikan bahwa
inovasi dari gerakan itu akan membawa kemajuan yang berarti dan terukur,
bukan hanya sekedar slogan.
- Salah satu kunci keberhasilan operasionalisasi gerakan Kami PASTI, adalah
tersedianya suatu kerangka formulasi dan implementasi yang komprehensif.
Dan dalam desain seperti itu kita bisa melihat tujuan dan haluan yang
ditetapkan, strategi yang dianut, dan sikap serta tindakan yang diperlukan
untuk mensukseskan gerakan tersebut. Gerakan Kami PASTI tidak bisa
dijalankan dengan himbauan saja. Ia membutuhkan suatu konstruksi
operasional yang jelas. Tanpa implementasi, Nilai nilai yang dikandung oleh
gerakan Kami PASTI akan kehilangan momentum dan kejelasan aksi.
- Proses penyusunan rencana kerja dan anggaran di Satker Rutan Raba Bima
telah dilaksanakan dengan baik, serta berpedoman pada tata nilai gerakan
Kami PASTI, tercermin dari adanya tuntutan terhadap pemenuhan skala
prioritas Kemenkumham dan Pemasyarakatan yang menitikberatkan pada
peningkatan pelayanan terhadap masyarakat.
29
PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/313636745/Materi-Sosialisasi-Gerakan-Ayo-Kerja-Kami-
Pasti
30