Anda di halaman 1dari 6

KATA BAKU DAN KATA TIDAK BAKU

A. Kata Baku
Kata baku adalah kata yang penulisan dan pengucapannya sesuai dengan kaidah
yang diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Sedangkan, kata tidak
baku berarti kata yang tidak sesuai dengan EBI.
Kata baku dipakai dalam penulisan ilmiah ataupun formal. Penulisan formal itu,
seperti rapat organisasi, presentasi ilmiah, dan lain sebagainya. Kata baku baik dalam
ragam ilmiah maupun formal bertujuan untuk memanfaatkan potensi bahasa Indonesia,
seperti memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori, atau gabungan dari keempat hal
tersebut. Untuk itu, maksud dari pemaparan bahasa Indonesia dapat dijelaskan dengan
konkret, baik secara lisan maupun tulisan kepada orang lain.

Ciri-ciri bahasa baku, yaitu:


1. Tidak terpengaruh oleh bahasa daerah
2. Tidak terpengaruh oleh bahasa asing
3. Tidak menggunakan bahasa percakapan
4. Pemakaian sesuai konteks kalimat
5. Tidak ambigu/ mengandung makna ganda

Berikut contoh kata baku dan tidak baku:


Kata Baku Kata Tidak Baku
Esai Essay
Foto Fhoto
Alarm Alaram
Film Filem
Apa Apo
Makan Mangan
PENULISAN KALIMAT

A. Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan
pesan secara jelas, lengkap, dan tepat. Artinya, maksud yang ingin disampaikan
pembicara atau penulis harus dapat tergambar dengan lengkap oleh pendengar atau
pembaca (Martaulina, 2018). Dengan demikian, kalimat efektif adalah kalimat yang
terdiri atas kata-kata yang mempunyai unsur gramatikal atau yang mempunyai ide atau
gagasan pembicara/penulis.

Ciri-Ciri dan Syarat Kalimat Efektif


1. Unsur kalimat lengkap (S+P atau S+P+O/Pel atau S+P+O/Pel+K).
2. Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
3. Mengacu pada kehematan penggunaan kata, tetapi memiliki makna yang logis.
4. Menggunakan variasi struktur kalimat.

Syarat-Syarat Kalimat Efektif


1. Keharmonisan
- Kalimat tidak bertele-tele
- Unsur gramatikal jelas (S + P + O/Pel + K)
Subjek : Pelaku, tokoh, benda, atau hal yang menjadi pokok
pembicaraan.
Berupa kata benda, kelompok kata benda, atau kelompok kata
kerja.
Biasanya terletak di sebelah kiri predikat.
Predikat : Hal yang dilakukan, sifat, situasi, status, ciri, atau jati diri
subjek.
Berupa kata kerja, kelompok kata kerja, kata sifat, atau
kelompok kata sifat.
Objek/Pelengkap : Bagian kalimat yang melengkapi predikat.
Objek dapat menjadi subjek pada kalimat pasif.
Pelengkap tidak bisa menjadi subjek pada kalimat pasif.
Keterangan : Menerangkan kata sebelum atau sesudahnya di dalam kalimat.
Berupa kata atau frasa ditandai preposisi, seperti di, ke, dari,
dalam, kepada, terhadap, dan sebagainya.
Biasanya terletak di awal atau akhir kalimat.
Contoh:
Film Wall-E menceritakan tentang kehidupan di masa depan.
S P Pel K
Maka, kata tentang dihilangkan.

2. Kesejajaran
Predikat yang digunakan dalam kalimat dan/atau paragraf harus sejajar. Artinya,
imbuhan yang digunakan sebagai predikat harus sama. Hal itu menyebabkan informasi
yang diungkapkan menjadi sistematis, sehingga mudah dipahami.
Contoh:
Kerusakan dan hilangnya helm bukan tanggung jawab kami.

Kata hilangnya seharusnya kehilangan karena pada kata kerusakan menggunakan


imbuhan ke-an.

3. Ketepatan/Kecermatan
- Teliti dalam memilih/menggunakan diksi
- Tidak mengandung makna ganda (ambigu)
- Hindari penanggalan kata di awal kalimat
- Hindari peluluhan bunyi /c/
- Hindari bunyi /k/, /t/, /s/, /p/ yang tidak luluh
- Hindari peniadaan preposisi
Contoh:
Kalimat yang salah
Saya keberatan jika harus menyantumkan dan mensosialisasikan nama asli orang
tersebut karena alasan keamanan.

Kalimat yang tepat


Saya berkeberatan jika harus mencantumkan dan menyosialisasikan nama asli dari
orang tersebut karena alasan keamanan.

Kata keberatan adalah bentuk penanggalan awalan, sehingga seharusnya berkeberatan


karena memiliki arti kurang setuju. Kata dasar dari menyantumkan adalah cantum,
sehingga bunyi /c/ tidak luluh. Lalu, kata dasar dari mensosialisasikan adalah
sosialisasi, sehingga harus diluluhkan karena huruf pertama /s/ bertemu dengan huruf
kedua vokal /o/. Kemudian, ditambahkan preposisi dari untuk menyatakan kepunyaan.

4. Kehematan/Kelogisan
- Hindari pengulangan subjek
- Hindari pemakaian superordinat pada hiponimi kata
- Kalimat pasif dan aktif harus jelas
- Subjek dan keterangan harus jelas
- Induk kalimat dan anak kalimat harus jelas
- Predikat tidak didahului kata yang
Contoh:
Ibu membeli bunga anggrek dan ibu merawatnya.

Frasa bunga anggrek adalah bentuk superordinat pada hiponimi kata, sehingga perlu
diubah menjadi anggrek saja. Kata ibu yang disebutkan sebagai anak kalimat
sebaiknya dihilangkan karena merupakan subjek kalimat.

5. Kepararelan
Predikat kalimat majemuk setara rapatan harus pararel. Artinya, jika kata kerja, harus
kata kerja semuanya; jika kata benda harus kata benda semuanya.
Contoh:
- Harga minyak disesuaikan atau kenaikan itu secara wajar.
- Harga minyak disesuaikan atau dinaikan secara wajar.
6. Ketegasan
- Unsur-unsur yang ditonjolkan diletakkan di awal kalimat.
Contoh:
Presiden menegaskan agar kita selalu hidup disiplin.
- Membuat urutan yang logis, misalnya 1, 2, dan 3; kecil, sedang, dan besar; anak-
anak, remaja, dan orang tua, dsb.
Contoh:
Penggemarnya tidak hanya anak-anak, tetapi juga remaja, orang tua bahkan kakek-
kakek.
PEMAHAMAN BACAAN
A. Ide Pokok
Paragraf yang baik hanya mengandung satu ide pokok. Ide pokok adalah ide yang
menjadi dasar pengembangan suatu paragraf. Dengan demikian, fungsinya adalah sebagai
pokok, patokan, atau dasar acuan suatu paragraf.
Perhatikan contoh berikut!
1. Ibu membeli banyak peralatan kebersihan untuk mengisi rumah baru keluargaku. Di
antara peralatan yang di beli, rupanya ibu lupa membeli kemoceng. Ibu hanya ingat
peralatan kebersihan untuk lantai saja, seperti sapu, lap pel beserta embernya, dan sikat
WC.

Ide pokok paragraf ini adalah peralatan kebersihan baru yang dibeli ibu. Hal ini
dinyatakan dalam kalimat pertama. Kedua kalimat lainnya berfungsi sebagai
pendukung ide pokok tersebut.
2. Sampah plastik sangat berbahaya jika dibuang sembarangan. Sampah plastik tidak bisa
membusuk. Ini berarti sampah plastik tidak dapat didaur ulang oleh alam. Jika terbawa
oleh air sungai akan mengganggu ekosistem. Banyak makhluk hidup yang mati karena
menelan sampah plastik.

Ide pokok paragraf ini adalah dampak membuang sampah plastik sembarangan. Hal
itu dinyatakan dalam kalimat pertama.
Dari kedua contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa sebuah paragraf dibangun oleh
sebuah ide pokok. Selain itu, ide pokok letaknya dapat berada di awal, tengah, akhir, dan
awal-akhir paragraf.

B. Kalimat Utama
Kalimat utama adalah sebuah kalimat yang di dalamnya terdapat gagasan utama
atau ide pokok pada suatu paragraf. Kalimat utama merupakan kalimat yang menjadi
kerangka dasar dalam pengembangan paragraf. Kalimat utama juga disebut kalimat topik,
yang berarti kalimat dijadikan acuan dalam pengembangan paragraf. Selain itu,
berdasarkan letaknya, kalimat utama terletak di awal, tengah, akhir, maupun campuran
(awal dan akhir).

C. Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang akan menjelaskan atau merinci isi dari
kalimat utama pada paragraf. Kalimat penjelas umumnya lebih khusus karena harus
menjelaskan detail mengenai topik yang sedang diulas.

D. Kesimpulan
Kesimpulan adalah fakta atau pendapat dari kumpulan informasi yang ada pada
setiap paragraf yang menyusun teks bacaan. Untuk membuat kesimpulan, maka harus
mengumpulkan ide pokok yang ada pada setiap paragraf.

Anda mungkin juga menyukai