Anda di halaman 1dari 10

Pendidikan Pancasila

Kasus-kasus Undang undang Pasal 28

Disusun oleh:
Clario Divo Abby Laksono
Dzaskia Fitri Ramadhani
Nabil Saputra
Nurliya Handayani
Siti Aisyah

0
Penolakan Gereja di Cilegon
JAKARTA, KOMPAS.com -
Lembaga pemantau hak asasi
manusia Imparsial mendesak
kepala daerah tidak
mengistimewakan suatu
kelompok dan melakukan
diskriminasi terhadap
kelompok minoritas, terkait
penolakan pembangunan
Gereja HKBP Maranatha yang
terletak di Kota Cilegon,
Banten, pada 7 September
2022.
"Mendesak kepala daerah
untuk menghentikan politik
kebijakan pengistimewaan
terhadap suatu kelompok dan
mendiskriminasi hak-hak
kelompok minoritas," kata
Ketua Imparsial Gufron Mabruri dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Minggu
(11/9/2022).
Gufron juga mendesak kepala daerah untuk tidak memihak, serta menjalankan tugas dan fungsinya
dalam memfasilitasi setiap orang dan kelompok supaya dapat menjalankan hak beragamanya
sebagaimana dijamin dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Sebelumnya, Komite Penyelamat Kearifan Lokal Kota Cilegon menolak pembangunan rumah ibadah
Gereja HKBP Maranatha Cilegon.
Mereka melakukan aksi damai dengan mendatangi Gedung DPRD Cilegon dan bertemu Wali Kota
Cilegon.
Selain itu, kelompok itu meminta Wali Kota Cilegon Helldy Agustian membuat perwal atau SK guna
menguatkan SK Bupati tahun 1975.
Dalam sebuah rekaman video terlihat Helldy Agustian dan Wakil Wali Kota Sanuji Pentamarta turut
menandatangani sebuah kain berisi penolakan pembangunan Gereja HKBP Maranatha Cilegon.
Adapun penolakan itu didasarkan kepada Perjanjian Bupati Serang Ronggo Waluyo dengan PT
Krakatau Steel pada 1975.
Isi perjanjian itu tentang perizinan berdirinya PT Krakatau Steel yang diikuti dengan tidak
diperbolehkannya pendirian gereja di kawasan tersebut.
Sementara itu, Ketua Panitia Pembangunan Rumah Ibadah HKBP Maranatha Cilegon, Marnala
Napitupulu, mengatakan, tahapan perizinan pembangunan rumah ibadah telah ditempuh untuk
mengantongi izin sesuai aturan.
"Terkait rencana pembangunan HKBP Maranatha Cilegon sampai saat ini masih dalam tahap proses
kelengkapan dokumen pengurusan perizinan sesuai dengan SKB 2 menteri," kata Marnala.

1
Terkini, Wali Kota Cilegon dalam Peraturan Wali Kota atau Surat Keputusan Wali Kota
memerintahkan Kepala Kantor Pertanahan Kota Cilegon untuk mencabut dan membatalkan sertifikat
hak guna bangunanan (SHGB) gereja tersebut.

(Penulis : Nicholas Ryan Aditya | Editor : Nursita Sari)

Komentar:
Kasus penolakan Gereja di Cilegon ini melanggar Undang-undang Pasal 28E ayat 1 yang berbunyi :
"Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya, memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya,
serta berhak kembali."

Dan ayat 2 yang berbunyi:


"Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran, dan sikap, sesuai dengan
hati nuraninya."

Karena, masyarakat mayoritas melarang masyarakat minoritas untuk beribadah itu melanggar HAM,
karena setiap masyarakat beragama berhak beribadah menurut agamanya masing-masing.

2
Pelecehan Seksual terhadap Miss Universe
Indonesia
Jakarta – Dirjen HAM menegaskan pelaku
pelecehan terancam hukuman seriussesuai UU
TPKS. Dirjen HAM Kemenkumham, Dhahana
Putra menilai, dugaan kasus pelecehan seksual
yang menimpa finalis Miss Universe Indonesia
sebagai sesuatu yang ironis. Ia menilai, kejadian
itu merupakan pelanggaran HAM.Menurut
Dhana, Miss Universe Indonesia merupakan
kompetisi bergengsi bagi perempuan untuk
aktualisasi diri dan kepribadian. Sehingga,
melalui acara ini mereka-mereka diharapkan
mampu atau layak menjadi duta bangsa.“Jika
terbukti benar, kami melihat ini sebagai catatan
buruk dalam kontes Miss Universe karena pelecehan seksual jelas sekali tidak sejalan dengan tujuan
diselenggarakannya ajang Miss Universe,” kata Dhahana melalui rilis yang diterima,Sabtu
(12/8/2023).Ia menekankan, pelecehan seksual tidak dapat ditoleransi dengan dalih apapun di
Indonesia. Selain telah meratifikasi CEDAW sejak 1984, kita terus aktif berpartisipasi dalam dialog
konstruktif pelaporannya. Selain itu, Indonesia memiliki Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan
Seksual (UUTPKS). Yang mana, jadi bukti keseriusan negara memberikan perlindungan dan
penghormatan HAM, terutama terkait kekerasan pelaporannya.Dhahana menuturkan, pelaku
pelecehan seksual mendapatkan ancaman yang serius sebagaimana misalnya diatur dalam pasal 12
atau 13 UU TPKS. Ia berharap, dengan ancaman berat itu pelecehan seksual dapat dicegah.Saat ini,
Dhahana mengungkapkan, Kemenkumham, KemenPPPA dan kementerian atau lembaga terkait
sedang menggodok satu dari tujuh aturan pelaksana UU TPKS.Yaitu, RPP Pencegahan Tindak Pidana
Kekerasan Seksual.“Perlu kami tegaskan kembali pelecehan seksual yang menimpa sejumlah saudari
kitafnalis MUID ini terang-terangan bertentangan dengan upaya pemerintah mendorong
penghormatan dan perlindungan HAM bagi perempuan,” ujar Dhahana.Dirjen HAM mengapresiasi
langkah cepat aparat dalam merespon laporan yang disampaikan terduga korban. Respons cepat
menangani laporan ini menunjukkan pemahaman aparat terhadap pelecehan seksual semakin
baik.Selain itu, Dhahana mengajak pihak penyelenggara Miss Universe Indonesia melakukan evaluasi
kepada aktivitas bisnisnya. Sehingga, bisa melakukan upaya-upaya pencegahan agar kejadian
serupa tidak terjadi lagi ke depan.Jika pelecehan seksual dibiarkan, maka dikhawatirkan berdampak
negatif, khususnya kepada industri ekonomi kreatif dan pariwisata. Terlebih, Miss Universe kerap
dilibatkan di promosi budaya lokal dan ekonomi kreatif."Jangan sampai dugaan pelecehan seksual di
ajang MUID ini memberi kesan bahwa industri ekonomi kreatif dan pariwisata kita tidak ramah
HAM, khususnya perempuan,” kata Dhahana.KemenkumHAM bersama kementerian dan lembaga
lain di Gugus Tugas Nasional Bisnis dan HAM terus melaksanakan pengarusutamaan bisnis dan
HAM. Salah satu langkah melalui aplikasi Penilaian Risiko Bisnis dan HAM ( PRISMA)

3
Komentar:
Kasus pelecehan seksual terhadap finalis Miss Universe Indonesia yang dijelaskan dalam berita
tersebut sangat serius dan menunjukkan komitmen pemerintah dalam menegakkan hak asasi manusia
serta menghormati martabat perempuan. Dan kasus ini melanggar Undang-undang Pasal 28G ayat 1 :
"Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,kehormatan, martabat, dan harta
benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman
ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi."

Respons cepat dari aparat dan langkah-langkah hukum yang diterapkan untuk menangani kasus ini
adalah langkah yang tepat dalam memberikan perlindungan kepada korban dan mencegah terulangnya
kejadian serupa.

4
Perundungan Siswa SMP di Cilacap
CILACAP — Aparat
Polresta Cilacap, Jawa
Tengah (Jateng), telah
menetapkan dua tersangka
dalam kasus perundungan
siswa SMP negeri di
Kecamatan Cimanggu,
Cilacap, yang viral di
media sosial. Berikut
kronologi terungkapnya
kasus bully siswa SMP di
Cilacap yang
mengguncang khalayak
ramai.
Kabid Humas Polda
Jateng, Kombes Pol
Stefanus Satake Bayu
Setianto, mengatakan
kedua pelaku perundungan
yang juga masih duduk di
bangku SMP, MK, 15 dan WS, 14, saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penganiayaan
terhadap FF, 13. Penetapan tersangka itu dilakukan setelah penyidik memeriksa sejumlah saksi dan
rekaman video yang tersebar di medsos.
Pelaku, lanjut Satake, saat ini juga sudah ditahan di tempat khusus di Mapolresta Cilacap. “Iya, sudah
ditetapkan sebagai tersangka. Pasal yang dikenakan UU Perlindungan Anak dan sudah ditahan [kedua
pelaku],” ujar Satake dalam pesan singkat kepada Solopos.com, Jumat (29/9/2023) malam.
Informasi yang dihimpun Solopos.com, kronologi aksi bully yang dilakukan siswa SMP di Cilacap itu
terjadi Selasa (26/9/2023) sekitar pukul 15.00 WIB. Kala itu, tiga orang saksi dan dua pelaku
menunggu korban di tempat parkir di sekolah.
Mereka lantas menjemput korban dan membawa ke lapangan voli. Di lokasi itu, korban mendapatkan
perundungan atau penganiayaan hingga terkapar di tanah. Dikutip dari Antara, kronologi
terungkapnya kasus bully siswa SMP di Cilacap ini berawal dari aduan atau laporan Kepala Desa
Negarajati dan Pesahangan, Kecamatan Cimanggu, Cilacap, beberapa jam setelah kejaadian. Laporan
itu kemudian ditindaklanjuti Polresta Cilacap dengan menangkap MK dan WS.
Selain dua pelaku, Polresta Cilacap juga mengamankan tiga saksi mata untuk dimintai keterangan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui bahwa penganiayaan itu dilatarbelakangi pernyataan korban
yang mengaku sebagai anggota kelompok atau geng bernama Basis. Pelaku merasa tersinggung
dengan pernyataan korban hingga melakukan aksi bully disertai penganiayaan.
Akibat penganiayaan itu, FF, 13, pun mengalami luka-luka hingga harus menjalani perawatan dan
operasi di RSUD Margono Soekarjo di Purwokerto, Banyumas. Sementara kedua pelaku, MK dan

5
WS, terancam hukuman penjara maksimal 3 tahun 6 bulan dan denda Rp75 juta. “Saat ini, FF telah
kami rujuk ke salah satu rumah sakit di Purwokerto untuk menjalani operasi dan perawatan intensif.
Semoga korban cepat sembuh dan bisa beraktivitas kembali,” kata Kapolresta Cilacap, Jumat
(29/9/2023).

Komentar:
Pembullyan yang dilakukan oleh pelaku itu melanggar undang-undang pasal 28B ayat 2 yang
berbunyi:
"Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi."

Dan perundungan atau pembullyan, dilarang di Indonesia karena, dapat mengganggu mental
seseorang anak sekolah yang membuatnya putus sekolah. Dan semoga kejadian ini tidak terulang
kembali di masyarakat Indonesia.

6
Nelson Sarira, korban selamat dari KKB

Penyerangan kelompok
kriminal bersenjata (KKB)
pada Rabu (2/3/2022) di
Distrik Beoga, Kabupaten
Puncak, Papua yang
menewaskan 8 pekerja
telekomunikasi masih
menyisakan duka mendalam
bagi masyarakat Indonesia.
Delapan orang yang terdiri
dari karyawan PT Palapa
Timur Telematika (PTT),
kontraktor, dan warga sekitar
yang turut serta dalam
perbaikan base transceiver
station (BTS) 3 tower
Telkomsel dibunuh KKB.
Peristiwa ini diketahui ketika salah satu pekerja yang selamat, Nelson Sarira, mengirimkan kode
bahaya melalui televisi sirkuit tertutup (CCTV) yang terletak di menara.
Nelson mengatakan, penyerangan terjadi sekitar pukul 04.00 WIB saat dirinya dan tim sedang
beristirahat. Sebanyak 10 orang kemudian masuk ke dalam camp sambil membawa senjata tajam, dan
membantai rombongan tim dengan cara digorok satu per satu.
Nelson berhasil melompat keluar dari camp karena posisinya paling ujung dan langsung berlari
bersembunyi di atas bukit. Sekitar pukul 07.00 WITA ketika situasi tampak lebih aman, Nelson
kembali ke kamp dan melihat delapan rekannya telah meninggal dunia.
Dalam kondisi kritis, Nelson kemudian mengirimkan kode bahaya tersebut melalui CCTV di BTS
Tower 3 pada pukul 13.00 WIT, dan kode tersebut terpantau pada sore hari pukul 16.00 WIT di
Kantor Pusat PTT di Jakarta.
Nelson berhasil dievakuasi dengan helikopter pada Sabtu (5/3/2022) karena kondisi cuaca yang tidak
mendukung. Personil gabungan yang terdiri dari lima personel Penerbad dan satu anggota Satgas
Gakkum Ops Damai Cartenz melakukan evakuasi dengan melibatkan dua unit helikopter, yakni
helikopter Komala Indonesia AS 350 B3E/PK-KIE dan helikopter Penerbad Bell 412EP/HA-5177
(Air Cover).
Nelson yang menjabat sebagai Bagian FOP Telematika Palapa Timur saat ini masih dirawat di RSUD
Timika, Kabupaten Mimika.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) Kecam Serangan Itu.
APJII menyebut penyerangan terhadap karyawan PT PTT, kontraktor, dan warga sekitar sangat brutal.
Ketua APJII Muhammad Arif menegaskan besarnya kerugian yang ditimbulkan akibat penyerangan
keji tersebut.

7
APJII mengecam para perusuh yang mengorbankan warga sipil dan mengganggu infrastruktur
telekomunikasi, kata Ketua APJII Muhammad Arif dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat
(4/3/2022) malam WIB.

Arif menilai penyerangan tersebut juga dapat berdampak luas terhadap layanan jaringan komunikasi
Papua. Sebab, mereka menyerang hingga membunuh pegawai yang sedang memperbaiki infrastruktur
telekomunikasi di Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak.

Bagi APJII, mereka adalah para pekerja telekomunikasi yang menjadi garda terdepan yang
mengemban tugas mulia dalam menghubungkan informasi kepada masyarakat di Indonesia Timur.

Diadaptasi dari: TV One, dan Liputan6

Komentar:
Dalam kasus ini, KKB telah melakukan tindak kekerasan yang melanggar undang-undang pasal 28I
ayat 1 yang berbunyi:
"Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak atas kebebasan berpikir dan hati nurani, hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak
untuk tidak dituntut berdasarkan hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak
dapat dikurangi dalam hal apapun."

Dan ayat 2 yang berbunyi:


"Setiap orang bebas dari perlakuan diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mencari
perlindungan terhadap perlakuan diskriminatif tersebut."

8
Kasus Herry Wirawan, pemerkosa 13 Santriwati
Jakarta, CNN Indonesia --
Mahkamah Agung (MA) menolak
kasasi yang diajukan oleh terdakwa
kasus pemerkosaan belasan santri,
Herry Wirawan. Herry tetap
divonis dengan pidana mati.
"Amar putusan JPU & TDW:
Tolak," demikian dilansir dari
laman kepaniteraan MA, Selasa
(3/1).
Perkara nomor: 5642
K/PID.SUS/2022 ini diadili oleh
ketua majelis hakim kasasi Sri
Murwahyuni dengan hakim
anggota Hidayat Manao dan Prim
Haryadi. Putusan dibacakan pada
Kamis, 8 Desember 2022.
Di pengadilan tingkat banding
sebelumnya, Herry juga divonis
dengan pidana mati. Vonis tersebut
mengoreksi putusan pengadilan tingkat pertama yang menghukum Herry dengan pidana penjara
seumur hidup.
Majelis hakim tingkat banding juga menghukum Herry untuk membayar restitusi alias uang pengganti
kerugian terhadap korban perkosaan, mengoreksi putusan pengadilan tingkat pertama yang
membebankan restitusi kepada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Adapun biaya restitusi nilainya mencapai Rp300 juta lebih. Setiap korban yang jumlahnya 13 orang
akan mendapatkan restitusi dengan nominal beragam.
Hakim menilai Herry terbukti melanggar Pasal 21 KUHAP jis Pasal 27 KUHAP jis Pasal 153 ayat (3)
KUHAP jis ayat (4) KUHAP jis Pasal 193 KUHAP jis Pasal 222 ayat (1) jis ayat (2) KUHAP jis
Pasal 241 KUHAP jis Pasal 242 KUHAP, PP Nomor 27 Tahun 1983, Pasal 81 ayat (1), ayat (3) jo
Pasal 76D UU RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak jo Pasal 65 ayat (1) KUHP dan ketentuan-ketentuan lain yang
bersangkutan.

Komentar:
Vonis mati ini sesuai dengan tuntutan jaksa penuntut umum. Jaksa memandang Herry pantas dihukum
mati karena telah memperkosa 13 santriwati.
Dapat dijelaskan bahwa Herry Wirawan terjerat kasus pasal 28G ayat 2 yang berbunyi:
"Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan yang merendahkan derajat
martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain."

Anda mungkin juga menyukai