Anda di halaman 1dari 6

▪ ASI tidak keluar dengan lancar

▪ Demam, sakit sendi (flu like


syndrome)
▪ Bila sudah abses → PD akan
teraba lebih lunak di daerah
yang bernanah → kadang ASI
menjadi kuning kehijauan
Candidiasis Puting
a. Penyebab b. Penatalaksanaan
▪ Infeksi jamur candida pada ▪ Ibu istirahat
puting dan PD ▪ ASI tetap harus dikeluarkan
▪ Bisa menular dari ibu ke bayi ▪ Minum antibiotika, antiinflamasi
atau sebaliknya – Cefixime 2x200mg oral
- NSAID 3x1tab
b. Gejala - Bila dirawat inap → ceftriaxon
▪ Rasa terbakar, gatal dan nyeri 3x1gr atau cefotaxime 3x1gr, drip
▪ Skuama atau kulit bersisik oksitisin 20 UI dalam Nacl 500cc
▪ Bayi → oral trush atau ruam 2x/hr
popok ▪ Bila abses → Operasi
▪ Kompres dan minum obat penghilang
c. Penatalaksanaan rasa sakit
▪ Obati ibu dan bayi ▪ Jangan pijat PD
▪ Salep puting serbaguna
▪ Antijamur lokal pada bayi
▪ Antijamur sistemik pada ibu
▪ Jaga kebersihan dan
kelembaban daerah PD

A. Ibu melahirkan dengan bedah sesar


- Sebagian besar jenis obat bius yang
didapat ibu tidak mempengaruhi produksi asi
maupun bayi
- Tapi kesadaran ibu menggangu proses awal
menyusui
Mastitis dan Abses
a. Penyebab
B. Ibu sakit
▪ Bila puting lecet → saluran ASI
1. Ibu dengan TBC paru
tersumbat tidak ditatalaksana
▪ Basil TBC tidak melalui ASI
dengan baik → mastitis
▪ Ibu diajarkan pencegahan penularan
▪ Bila tidak diobati dengan
▪ Ibu diberikan terapi adekuat
adekuat → Abses
▪ Bayi diberi INH profilaksis
▪ Setelah 3 bulan → bayi diuji
b. Gejala
Mantoux, - Bila negatif → INH
▪ PD bengkak (unilateral), nyeri
distop → bayi diberi BCG
dan kemerahan
3.Acuan obat-obatan dalam laktasi
2. Ibu dengan hepatitis B (Buku Medication & Mother Milk by
▪ Virus dapat melalui ASI Thomas Hale)
▪ Virus tidak terdapat dalam
kolostrum 4. Pembagian kategori obat (lactation
▪ Lebih dari 50% bayi sudah tertular risk):
intra-uterin L1 (Compatible (safest))
▪ Bayi boleh menyusu ▪ Paling aman
▪ Bayi diberikan Imunoglobulin ▪ Obat dikonsumsi ibu menyusui
spesifik & vaksinasi (hari 1) secara luas
▪ tidak terdeteksi pada bayi yang
3. Ibu dengan HIV menyusu pada ibu yang mengkonsumsi
▪ Menyusui saja atau susu formula obat selama fase menyusui.
saja
▪ Ibu tetap memilih memberikan L2 (Probably Compatible (safer))
ASI dengan syarat : ▪ Lebih aman
- Ibu sudah minum ARV dari ▪ Diteliti pada ibu dalam jumlah
hamil komunitas terbatas
- Bayi dengan ARV selama 6 ▪ tanpa memperlihatkan efek samping.
minggu
- Cegah puting lecet L3 (Moderately safe/aman sedang-
Probably safe)
C. Ibu dalam pengobatan ▪ Belum melalui penelitian tahap
1. Maka: terkontrol pada ibu menyusui atau
▪ Tidak perlu menghentikan ASI ditemukan efek samping minimal pada
▪ Dalam ASI terdapat zat anti bayi.
penyakit ibu ▪ Obat baru → otomatis masuk L3.
▪ Kadar obat dalam ASI
bergantung pada masa paruh dan L4 (Possibly Hazardous –Kemungkinan
rasio ASI/plasma obat berbahaya)
▪ Pilih obat dengan masa paruh ▪ Terdapat bukti nyata antara
pendek dan rasio ASI/Plasma konsumsi obat pada ibu menyusui
kecil. dengan efek samping pada bayi
▪ Minum obat setelah menyusui ▪ Digunakan terpaksa bila tidak ada
golongan lain.
2. Kontraindikasi
- Zat radioaktif → hentikan sementara L5 (Hazardous-Kontraindikasi)
kurang lebih 5 kali masa paruh obat ▪ memberikan efek buruk pada bayi.
- Obat lain : Bromocriptine, cocaine,
heroin, cyclosporin, methotrexate, L1. Compatible with breastfeeding
ergotamine, phenidione, phencyclidine, L2. Compatible with breastfeeding,
lithium, nicotine, amphetamine, monitor infant for side-effect
cyclophosphamide L3. Avoid if possible. Monitor infant for
side-effect
L4. Avoid if posibble. May inhibit lactation ▪ pilihan yang baik selama
L5. Avoid perawatan

D. Obat Dan Menyusui b. Naproksen


1. Obat antimigrain ▪ menyebabkan perpanjangan
a. Ergotamin waktu perdarahan,
▪ Bila diberikan setiap hari dalam 6 trombositopenia dan anemia
hari → tidak mempengaruhi ASI akut pada usia bayi tujuh hari
atau janin. pertama.
▪ Hindari penggunaan obat selama ▪ menyebabkan mengantuk dan
menyusui → menyebabkan muntah.
toksisitas pada bayi.
c. Asam mefanamat dan indometasin
b. Sumatriptan ▪ dihindarkan, walupun penelitian lain
▪ Diekskresi dalam jumlah sedikit menyebutkan tidak KI.
ke ASI
▪ absorpsi bayi per oral buruk d. Ketorolak
▪ resiko selama menyusui kecil ▪ KI selama perawatan.

2. Obat-obat antiinflamasi nonsteroid e. Diklofenak


- Sebagian besar NSAIDS dalam ASI ▪ tidak terdeteksi dalam ASI setelah
jumlahnya kecil → karena sifatnya asam dosis tunggal 50 mg IM, atau 100
→ shg terikat protein plasma dalam mg /hari selama seminggu.
jumlah besar.
- Obat-obat dengan kerja singkat lebih f. Ibuprofen dan flurbiprofen
disukai (terutama pada kasus neonatus) ▪ aman digunakan selama menyusui
- Beberapa obat mempunyai ▪ Dosis ibuprofen diterima infant
▪ metabolit aktif → ex: sulindac dari ibu yang menyusui
▪ metabolit glukuronid → ex:
salisilat, fenoprofen, 3. Opioids
ketoprofen ▪ Neonatus sangat mudah memperoleh
▪ Penggunaan lama mungkin dapat narkotik melalui menyusui.
akumulasi. ▪ Opioid maternal postpartum →
- Obat kerja-panjang → dicegah pada (kodein oral dan propoxyphene
ibu dari neonatus dengan atau tanpa pemberian
▪ Diflunisal meperidine IM) → menyebabkan
▪ Naproksen episode apnea, bradikardia, dan
▪ piroksikam sianosis selama minggu pertama
▪ sulindac kehidupan.
▪ Analgesik opioid diberi tunggal dan
a. Asetaminofen diekskresi ke dalam ASI dalam
▪ Jumlah yg diekskresi dalam ASI jumlah kecil → dapat terjadi Infant
kecil Drowsiness (keadaan mengantuk)
dengan pemberian narkotik oral 7. Obat antijamur
berulang a. Amfoterisin B dan nistatin
▪ tidak diabsorbsi secara oral
4. Meperidin ▪ digunakan untuk mengobati
▪ Meperidin dapat interferensi thrush (Sariawan) pada infants.
dengan perilaku → bila diberikan ▪ Keduanya aman untuk perawatan
selama persalinan ibu, termasuk aplikasi topikal
▪ penggunaan ulangan setelah puting susu (nipples).
persalinan → untuk kontrol nyeri →
dapat menyebabkan kewaspadaan
terganggu /diminished alertness dan b. Clotrimazol dan miconazol
terganggu orientasi dalam menyusui ▪ khasiat dan keamanannya sama
(bila dibanding dosis setara dengan ▪ dapat diberi topikal dan vaginal
morfin).
▪ Meperidin dihindari pengunaan c. Ketokonazol
selama persalinan dan perawatan → ▪ dalam ASI rendah
sebabkan masalah pada bayi ▪ diberikan secara oral dan topikal
menyusui/infants, untuk perawatan puting susu ibu.
▪ Meperidin menembus ASI
d. Gentian violet
5. Morfin ▪ potensial toksik
- Morfin 10-15 mg, parenteral, Tunggal ▪ toksik pada membran mukosa
→ memberikan konsentrasi yang rendah ▪ potensial mewarnai (tatto) kulit
pada ASI ▪ karsinogenik dan mutagenik pada
- Dosis berulang dapat terakumulasi rodensia
pada serum infant hingga mendekati ▪ terbaik secara topikal pada
konsentrasi terapeutik. nipples dan infant’s mouth
- Morfin glukuronida berkontribusi pada
peningkatan 50- 100% pada infant 8. Obat anti mikroba
a. Clofazimin
6. Obat-obat antimikroba ▪ Clofazimin diekskresi ke ASI
a. Aminoglikosida ▪ memberi warna pink terang pada
▪ Efek-efek sistemik amikacin, ASI
gentamicin, streptomicin dan ▪ Infants menerima sekitar 15-
tobramisin dan aminoglikosida 30% dari maternal mg/kg dosis.
lain tidak disukai pada infant
▪ jumlah yang masuk ke dalam ASI b. Sefalosporin
kecil dan absorbsinya buruk → ▪ Menyusui aman pada
namun bila diobservasi pada sefalosporin generasi pertama
infant dapat terjadi perubahan dan kedua.
flora GI seperti diare, ▪ Resiko lebih besar pada generasi
sariawan/thrush (Infeksi ke tiga dan senyawa sejenis
jamur/sariawan). (seperti, aztreonam) dimana
senyawa ini lebih aktif pada g. Kloramfenikol
flora GI. ▪ KI dalam menyusui selama
▪ Diamati pada Infant adalah maternal
diare, thrush, dan rashes ▪ ASI pada maternal yg
(bintik-bintik merah). mengkonsumsi kloramfenikol →
tidak cukup menyebabkan ”gray
c. Makrolida baby” syndrome
▪ Eritromisin, clarithromycin dan ▪ Tapi menyebabkan idiosinkrasi
azithromycin → diekskresi ke anemia aplastic
dalam ASI dalam jumlah kecil
dan biasanya aman 9. Antineoplastic Dan Imunosupresants
- KI pada wanita menyusui yang
d. Quinolones menerima antineoplastic → adanya
▪ Ciprofloxacin, fleroxacin, asam potensial imunosuppresi dan
nalidisiksat, ofloxacin dan karsinogenitas.
pefloxacin telah dideteksi dalam
ASI. 10. Busulfan → tidak direkomendasikan
▪ Ciprofloxacin menyebabkan bagi menyusui.
colitis pseudomembran pada
infant melalui breast-milk. 11. Cisplatin
▪ Asam nalidiksat menyebabkan ▪ Platinum terdeteksi pada ASI
anemia hemolitik pada neonatus pasien kapanpun setelah infuse
menyusui. IV 100mg/m2 cisplatin.
▪ Platinum bentuk reaktif →
*Colitis = radang usus besar* menyusui tidak direkomendasi
selama penggunaan cisplatin.
e. Sulfonamida
▪ Beberapa sulfonamid dapat 12. Cyclopospamid
menyebabkan hemolisis pada ▪ Terdeteksi pada ASI dan
infants defisiensi enzim G-6-PD menyebabkan depresi sumsum
▪ sulfonamid meningkatkan risiko tulang pada infants wanita yang
kernikterus pada neonatus. menerima obat.
▪ Sulfametoksazol dengan atau ▪ Breastfeeding dikontraindikasi
tanpa trimetoprim dan selama terapi sikloposfamid.
sulfisoxazol → digunakan oleh
ibu sehat (healthy), usia infants
full-term >2 bulan.

f. Tetrasiklin
▪ Pewarnaan gigi pada bayi dari ibu
menyusui
▪ penggunaan tetrasiklin dalam
waktu terbatas 7-14 hari
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK

Anda mungkin juga menyukai