PERTANYAAN PESERTA "GIZI BERSERI SERI KEDUA - TETAP MENYUSUI DI MASA PANDEMI COVID-19"
JAKARTA, 6 MEI 2020
NO PERTANYAAN
1 Bagaimana upaya dilakukan dlm rangka memberikan ASI
kepada bayi yg terkonfirmasi positif sedangkan ibunya tidak
terkonfirmasi positif
2 Bagaimana melakukan edukasi menyusui pada ibu yang
baru melahirkan anak pertama , dimana blm pandai cara
menyusui, sedang sekarang hrs physical distancing
3 saya punya kasus bufas, bayinya usia 1 bln dengan suami
OTG (terkena PHK dari zona merah). Kondisi ibu stress, asi
keluar sedikit. Bagaimana solusinya?
4 Kenapa solusi ibu sesusuan tak begitu familiar di daerah
kita? Padahal dgn mencari ibu sepersusuan solusi yang
sangat recommend sejak zaman Rasullullah (narsum2/3)
5 utk pijat payudara yg bagaimanakah yg direkomendasikan?
Karena informasi yg kami terima tidak boleh lagi dilakukan
pijat payudara.Terimakasih
JAWABAN
Bayi yang terkonfirmasi positif COVID-19 dirawat di ruang isolasi
tekanan negatif, dimonitor ketat hingga diperbolehkan pulang dan
dinyatakan sembuh. Pemberian ASI dapat diberikan dengan menyusu
langsung atau melalui ASI perah, sesuai pertimbangan kondisi klinis
pasien. Orangtua/pengasuh bayi harus tinggal di ruangan isolasi sampai
diperbolehkan pulang atau hasil tes negatif. Namun harus dipastikan
apakah pemeriksaan bayi dengan rapid atau PCR swab. Hasil lab yang
direkomendasikan adalah PCR swab.
Edukasi pada ibu baru di masa pandemi adalah dengan menjaga jarak 1-
2 m, ibu dan petugas kesehatan menggunakan masker. Sebisa mungkin
hindari menyentuh ibu dan bayi, gunakan flipchart / video sebagai
edukasi teori dan saat melakukan bimbingan menyusui dapat
menggunakan model payudara dan boneka untuk menunjukkan tehnik
posisi dan pelekatan.
Mungkin harus dicari mengapa ibu stress. Kalau ibu ketakutan ayah
terinfeksi sebaiknya segera ke puskesmas untuk melakukan tes, jika hasil
negatif maka itu akan membuat ibu tenang. Jika hasil positif maka harus
segera dilakukan isolasi mandiri. Jika stress karena masalah keuangan
maka justru dg ibu menyusui maka akan menghemat pengeluaran.
Belum ada publikasi tentang hal ini, suatu ide penelitian yang menarik.
Dalam konteks medis, ibu susuan butuh penapisan uji serologi agar tidak
menularkan infeksi HIV, HTLV, Hepatitis B, Hepatitis C, CMV dan
Sifilis pada bayi yang disusuinya.
Pijat payudara yang tidak direkomendasikan adalah saat masa hamil,
terutama hamil di bawah 37 minggu, karena dapat merangsang kontraksi
rahim dan memicu persalinan lebih awal.

6 berapa lama bayi yang berhenti menyusui bisa dilakukan
relaktasi?
7 Bagaimana dengan kasus ibu yang positif Covid-19 yang ada Dukungan psikososial baik dari keluarga maupun tenaga kesehatan yang
semangat untuk menyusui bayinya namun, asinya tidak mau akan membantu proses melahirkan dan sebaiknya diberikan sebelum
keluar?
8 ibu positif covid-19 yg minum obat, ada obat yg
rekomendasinya kurang aman, bgm kualitas ASInya? apa
ASInya msh bisa diberikan dgn cara diperah?
9 jika menyusui bisa mencegah CA Mamae, apakah ini juga
bisa jika dilakukan perah ASI? jadi tidak langsung menyusui.
Trims
Pada ibu menyusui, pijat payudara membantu relaksasi, meningkatkan
aliran dan produksi ASI, serta dapat membuat bayi menyusu lebih
banyak karena perubahan pH mempengaruhi rasa ASI setelah dipijat.
Dari aspek perkembangan, bayi di atas usia 6 bulan lebih sulit untuk
kembali menyusu ke payudara, karena bayi telah mendapat makanan
pendamping ASI sehingga bayi sudah relatif kenyang sehingga tidak
sering menyusu ke ibu.
Dari aspek laktogenesis, peningkatan produksi ASI butuh usaha lebih
intens setelah >90 hari tidak dilakukan pengosongan payudara
(disusui/diperah).
ibu melahirkan. Sehingga ibu mengerti mengapa ASI itu sangat penting
sebagai makanan yang paling sempurna untuk bayinya mulai dari
kolostrum di hari-hari pertama . Ibu memang sementara akan di pisah
dari bayinya sehingga ibu diminta untuk rajin memerah ASInya. Jika asi
tidak keluar dalam 2x24 jam bayi perlu mendapat asupan lain. Hirarki
pemberian makanan bayi selanjutnya adalah ASI donor yang telah
dilakukan skrining dan pasteurisasi, baru terakhir susu formula.
Petugas kesehatan yang mendampingi ibu menyusui perlu memastikan apakah
obat-obatan yang diresepkan aman untuk bayi (cek di Drugs and Lactation
Database - LactMed). Jika dinyatakan tidak boleh dikonsumsi bayi, maka ibu
dianjurkan tetap memerah ASI untuk mempertahankan suplai namun ASI perah
tidak diberikan/dibuang sampai batas waktu sesuai telaah berbasis bukti ilmiah
terhadap obat tersebut.
HAMLET (human alpha-lactalbumin made lethal to tumor cells) yang
merupakan komponen pembasmi sel kanker secara fisiologis terdapat
dalam ASI, kuantitasnya secara umum meningkat secara kumulatif
bergantung durasi menyusui. Belum didapatkan temuan apakah
manfaatnya hanya dapat diperoleh lewat menyusui langsung atau apapun
metode pengosongan payudara.