Anda di halaman 1dari 5

PERTANYAAN "GIZI BERSERI 2 - TETAP MENYUSUI DI MASA PANDEMI COVID-19"

Jakarta, 6 Mei 2020

Dijawab oleh: dr Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC


Pertanyaan dari: app.sli.do + info Bu Dyah (ada 44 pertanyaan, telah diringkas terbagi dalam 8 topik 🡪 sebagian
sudah dibahas saat paparan & tanya-jawab di webinar)

1. Panduan penanganan COVID-19


PERTANYAAN JAWABAN
Ada perbedaan antara rekomendasi menyusui Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 pada Anak
WHO dan IDAI, bagaimana penerapan di edisi 2 yang dirilis IDAI tanggal 22 Maret 2020
lapangan? menggunakan rekomendasi WHO terkait menyusui pada
ibu terduga/terkonfirmasi COVID-19 sebagai referensi,
dengan mempertimbangkan risiko penularan pasa masa
antenatal, intrapartum dan postnatal melalui droplet.
Rekomendasi WHO memberikan syarat agar petugas
kesehatan dan ibu positif COVID-19 mendapatkan
pencegahan infeksi standar, termasuk menggunakan
masker medis.

Jika dipelajari mendalam, seluruh rekomendasi WHO


tentang menyusui tetap dianjurkan dalam panduan IDAI,
kecuali untuk bayi baru lahir dari ibu terkonfirmasi
COVID-19 dan ibu PDP. Bayi-bayi tersebut termasuk
kriteria kontak erat risiko tinggi, dirawat terpisah dari ibu
sampai ibu dinyatakan sembuh sesuai kriteria yang
berlaku. ASI tetap diberikan untuk bayi dalam bentuk
ASI perah, dengan dukungan psikososial bagi kesehatan
mental ibu post partum. Jika bayi menunjukkan gejala,
dilakukan perawatan di ruang isolasi tekanan negatif
sebagai PDP, dimonitor ketat hingga diperbolehkan
pulang dan dinyatakan sembuh. Bayi dari ibu ODP
dirawat gabung dan bisa menyusu langsung dari ibu,
dengan prosedur higiene respirasi dan pencegahan
transmisi selama isolasi mandiri sesuai rekomendasi
WHO.

http://www.idai.or.id/professional-
resources/rekomendasi/panduan-klinis-tata-laksana-
covid-19-pada-anak-edisi-2
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-
coronavirus-2019/question-and-answers-hub/q-a-
detail/q-a-on-covid-19-and-breastfeeding

2. Ibu terduga atau terkonfirmasi COVID-19


PERTANYAAN JAWABAN
Apakah ibu yang terpapar COVID-19 masih Ibu yang terpapar COVID-19 masih tetap dapat
bisa memberikan ASI untuk bayinya? Apakah melakukan kontak erat, IMD dan rawat gabung dengan
terjadi kontaminasi pada ASI? bayi – kecuali jika sudah berstatus PDP atau
terkonfirmasi positif, dengan jaminan higiene respirasi,
cuci tangan sebelum dan setelah menyentuh bayi,
menggunakan masker medis. Tidak ada alasan untuk
menolak atau menghentikan menyusui.
Bagaimana bentuk dukungan yang diberikan? Ketika ibu menyusui sedang sakit batuk pilek, terlepas
APD apa yang harus dipakai ibu positif dari isu terpapar COVID-19 atau tidak adalah agar tetap
COVID-19 yang ingin menyusui bayinya? menyusui sambil tetap berkonsultasi dengan petugas
kesehatan.
Rekomendasi WHO menganjurkan ibu
terduga/terkonfirmasi COVID-19 tetap menyusui dengan
melakukan pencegahan infeksi standar, cuci tangan
sebelum dan setelah menyentuh bayi, menggunakan
masker medis. Apabila ibu dalam kondisi sakit berat dan
tidak mampu menyusui langsung, pemberian ASI perah
dapat dilakukan oleh anggota keluarga lain dengan tetap
melakukan upaya pencegahan infeksi. Jangan lupa
mencuci tangan dan alat-alat pemberian minum lain
dengan seksama.
Selain bimbingan teknis, ibu perlu mendapatkan
dukungan psikososial agar tetap percaya diri meski
sedang menjalani pengobatan dan tetap semangat
sehingga mempermudah pemulihan.

Bagaimana jika kondisi ibu positif COVID-19 Jika ibu tidak dapat menyusui langsung, bayi diberikan
tidak kuat menyusui secara langsung? ASI perah.
Bagaimana penanganan bayi dari ibu positif Bayi dari ibu OTG dirawat gabung dan bisa menyusu
COVID-19 namun tanpa gejala? langsung dari ibu, dengan prosedur higiene respirasi dan
pencegahan transmisi selama isolasi mandiri sesuai
rekomendasi WHO.
Apakah bayi yang terpapar COVID-19 masih Bayi sakit jauh lebih membutuhkan ASI (dibandingkan
bisa diberikan ASI? bayi sehat), Tidak ada alasan untuk menolak atau
menghentikan pemberian ASI.
Bagaimana pemberian ASI pada bayi yang Bayi yang terkonfirmasi positif COVID-19 dirawat di
terkonfirmasi positif sedangkan ibunya ruang isolasi tekanan negatif, dimonitor ketat hingga
negatif? diperbolehkan pulang dan dinyatakan sembuh.
Pemberian ASI dapat diberikan dengan menyusu
langsung atau melalui ASI perah, sesuai pertimbangan
kondisi klinis pasien. Orangtua/pengasuh bayi harus
tinggal di ruangan isolasi sampai diperbolehkan pulang
atau hasil tes negatif.
Jika terdapat ODP/PDP yang sedang isolasi Ibu berstatus ODP/PDP bisa tetap menyusui/memerah
mandiri, apakah masih aman untuk ASI dengan prosedur higiene respirasi dan pencegahan
menyusui/memerah ASI di rumah? transmisi selama isolasi mandiri sesuai rekomendasi
WHO.
Saat ini banyak masker yang tidak memenuhi Rekomendasi WHO menganjurkan ibu
syarat, apakah tidak berbahaya bagi bayi jika terduga/terkonfirmasi COVID-19 tetap menyusui dengan
ibu terduga/terkonfirmasi COVID-19 tetap melakukan pencegahan infeksi standar, cuci tangan
menyusui? sebelum dan setelah menyentuh bayi, menggunakan
masker medis. Tidak ada alasan untuk menolak atau
menghentikan menyusui.
Berapa persentase bayi tertular COVID-19 Sampai saat ini belum ada bukti ditemukannya virus
dari ibu yang menyusuinya? SARS-CoV-2 pada ASI ibu yang terkonfrmasi COVID-
19.
Apakah COVID-19 bisa ditularkan dari ibu ke Sampai saat ini belum ada bukti ditemukan virus SARS-
bayi yang belum lahir atau baru lahir? CoV-2 pada cairan amnion maupun laporan kasus
transmisi vertikal COVID-19 dari ibu ke janin.
Apakah sebaiknya ibu OTG, tanpa kontak erat, Definisi OTG adalah orang tanpa gejala namun memiliki
sebaiknya melahirkan di BPM atau RSIA yang riwaya kontak erat dengan kasus konfirmasi positif
bukan rujukan COVID-19 untuk menghindari COVID-19. Penduduk di wilayah zona merah dikenakan
potensi tertular? intervensi ketat berupa penerapan PSBB berpotensi
menjadi OTG.

3. Inisiasi menyusu dini (IMD)


PERTANYAAN JAWABAN
Apakah bayi baru lahir tetap dilakukan IMD Sesuai panduan perawatan neonatal esensial pada bayi
saat pandemi? baru lahir, rekomendasi WHO menganjurkan upaya
inisiasi menyusu dini (IMD) diupayakan tetap dilakukan,
sambil melakukan upaya pencegahan penularan infeksi.
Apakah bayi baru lahir dari ibu yang terpapar IMD dan rawat gabung pada ibu PDP atau positif
COVID-19 boleh dilakukan IMD? Bagaimana COVID-19 tidak dilaksanakan atas kesepakatan bersama
teknisnya? orangtua dan petugas kesehatan. Pada ibu ODP dan
OTG, IMD tetap dapat dilakukan dengan pencegahan
standar.
Apa akibat jika bayi tidak IMD di masa Salah satu manfaat IMD bagi bayi adalah kolostrum
pandemi COVID-19 ini? yang merupakan proteksi imunologis di awal kehidupan.
Jika tidak memungkinkan IMD, kolostrum harus tetap
diberikan melalui ASI perah.

4. Relaktasi
PERTANYAAN JAWABAN
Bagaimana menguatkan komitmen ibu yang Bekali diri dengan keterampilan meningkatkan percaya
ingin relaktasi namun bayinya langsung diri ibu, berikan tips kontak kulit-ke-kulit dan menyusui
menolak saat ditawari payudara? ketika bayi tidak terlalu lapar atau saat mengantuk.
Berapa lama bayi yang berhenti menyusui Dari aspek perkembangan, bayi di atas usia 6 bulan lebih
masih bisa dilakukan relaktasi? sulit untuk kembali menyusu ke payudara, terutama jika
sebelumnya kurang sering mendapatkan kontak kulit-ke-
kulit dengan ibu.
Dari aspek laktogenesis, peningkatan produksi ASI
butuh usaha lebih intens setelah >90 hari tidak dilakukan
pengosongan payudara (disusui/diperah).
Bagaimana rekomendasi pijat payudara, Pijat payudara yang tidak direkomendasikan adalah saat
karena informasi yang kami gģvvģterima pijat masa hamil, karena dapat merangsang kontraksi rahim
payudara tidak boleh lagi dilakukan, dan memicu persalinan lebih awal.
benarkah? Pada ibu menyusui, pijat payudara membantu relaksasi,
meningkatkan aliran dan produksi ASI, serta dapat
membuat bayi menyusu lebih banyak karena perubahan
pH mempengaruhi rasa ASI setelah dipijat.

5. ASI perah
PERTANYAAN JAWABAN
Jika ibu positif COVID-19 minum obat yang Petugas kesehatan yang mendampingi ibu menyusui
kurang aman, bagaimana kualitas ASInya, perlu memastikan apakah obat-obatan yang diresepkan
apakah masih bisa diberikan dengan cara aman untuk bayi (cek di Drugs and Lactation Database -
diperah? LactMed). Jika dinyatakan tidak boleh dikonsumsi bayi,
maka ibu dianjurkan tetap memerah ASI untuk
mempertahankan suplai namun ASI perah tidak
diberikan/dibuang sampai batas waktu sesuai telaah
berbasis bukti ilmiah terhadap obat tersebut.
Bagaimana cara memerah ASI yang aman bagi Petugas kesehatan yang berurusan dengan ruang isolasi
ibu bekerja terutama teman-teman nakes yang COVID-19 dapat memerah ASI setelah melepas APD
kontak dengan pasien COVID-19? sesuai prosedur, membersihkan diri dan berganti
pakaian. Pastikan alat-alat yang digunakan tidak
terkontaminasi tangan yang belum dicuci.
Bagaimana prosedur yang tepat untuk ASI beku sebaiknya dicairkan lebih dulu di rak
penyajian ASI yang sudah disimpan di pendingin lemari es. Setelah seluruhnya mencair, ASI
freezer? perah dapat dihangatkan dengan cara direndam air dalam
wadah atau diberikan sesuai suhu ruangan.
Bagaimana cara pemberian ASI perah yang Agar tidak bingung puting, ASI perah sebaiknya
tepat? diberikan menggunakan media selain botol-dot, misalnya
cangkir, cup feeder, sendok, pipet, dsb.
Agar tidak tersedak, saat pemberian ASI perah bayi
diposisikan lebih tegak dan biarkan menyesap sedikit
demi sedikit dengan bantuan lidahnya, tidak boleh
menuang ASI perah ke mulut bayi.
Apakah ASI perah juga bisa mencegah Ca HAMLET (human alpha-lactalbumin made lethal to
Mammae, seperti menyusui langsung? tumor cells) yang merupakan komponen pembasmi sel
kanker secara fisiologis terdapat dalam ASI,
kuantitasnya secara umum meningkat secara kumulatif
bergantung durasi menyusui. Belum didapatkan temuan
apakah manfaatnya hanya dapat diperoleh lewat
menyusui langsung atau apapun metode pengosongan
payudara.
Mohon dijelaskan teknik power pumping, Teknik power pumping tidak banyak diulas di jurnal
apakah sudah terbukti menaikkan produksi ilmiah, namun sebagian ibu merasakan manfaatnya dapat
ASI? meningkatkan suplai ASI. power pumping dikerjakan
selama 40 menit dengan cara: perah ASI 20 menit,
istirahat 10 menit, perah 10 menit, istirahat 10 menit,
perah 10 menit, lalu selesai.
Hal yang juga penting diusahakan agar proses ini
berhasil adalah membuat ibu nyaman dan rileks, pilihan
metode memerah ASI, dan keleluasaan waktu.

6. ASI donor
PERTANYAAN JAWABAN
Bagaimana praktik ASI donor lewat medos Berbagi ASI melalui media sosial tidak dapat
yang berlangsung saat pandemi ini? dipertanggungjawabkan oleh petugas kesehatan
manapun, sehingga kita sebaiknya tidak
merekomendasikan alternatif ini.
Kenapa solusi ibu susuan tidak familiar di Belum ada publikasi tentang hal ini, suatu ide penelitian
daerah kita, padahal itu adalah solusi yang yang menarik.
sangat dainjurkan sejak zaman Rasulullah? Dalam konteks medis, ibu susuan butuh penapisan uji
serologi agar tidak menularkan infeksi HIV, HTLV,
Hepatitis B, Hepatitis C, CMV dan Sifilis pada bayi yang
disusuinya.

7. Dukungan psikososial
PERTANYAAN JAWABAN
Bagaimana tips dan trik konseling Tips dan trik dukungan psikososial sudah disampaikan
pendampingan ibu hamil dan menyusui di saat presentasi, yang utama adalah membekali diri
masa pandemi COVID-19? dengan informasi sahih sehingga ibu mampu membuat
keputusan tanpa ragu dan khawatir
Bagaimana solusi untuk kondisi ibu yang stres Petugas kesehatan perlu menggali riwayat menyusui dan
dan ASI hanya sedikit? mengamati proses menyusui, untuk mengenali kendala
yang dialami ibu dan bayi.
Pelajari kembali sesi ‘ASI tidak cukup’ dalam panduan
konseling menyusui modul 40 jam WHO.

8. Puasa dan menyusui


PERTANYAAN JAWABAN
Apakah ada penelitian tentang kuantitas dan Berpuasa tidak berasosiasi dengan penurunan suplai ASI,
kualitas ASI pada ibu menyusui yang serta tidak mengganggu tumbuh kembang bayi. (Khodel.
berpuasa? 2008, 2011)
Berpuasa tidak mengubah komposisi makronutrien: KH,
protein, lemak, namun dapat mempengaruhi kandungan
mikronutrien: zinc, magnesium, kalium, kecuali vit A-C-
E. (Rakicioglu, 2006)
Bagaimana menjaga gizi yang baik untuk ibu Ibu menyusui harus mengatur asupan cairan sekitar 12-
menyusui saat berpuasa selama masa pandemi, 13 gelas sehari agar tidak dehidrasi. Sebaiknya
adakah tambahan vitamin/suplemen yang bisa mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka,
dikonsumsi terutama untuk menjaga imunitas? perbanyak sayur-buah, kurangi konsumsi yang manis-
manis. Untuk menjaga imunitas tubuh juga perlu cukup
tidur (malam 8 jam), istirahat siang (2 jam) dan mengatur
ritme aktivitas harian lebih rileks.

Anda mungkin juga menyukai