Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN AKHIR

PROYEK MEMBANGUN DESA (PMD)

PENINGKATAN KESADARAN PEDULI LINGKUNGAN MELALUI


KEGIATAN EDUKASI DAN REBOISASI DI DESA MONTONG
AJAN, LOMBOK TENGAH

DJIWA BHUMI

Oleh:

Dwi Ringga Juliatna Handayani L1A020027

Nilam L1A02008
Handayani 2

Novita LIA02008
Yuliantini 5

Putri D.Titi L1A02008


9

Rika Meliana L1A02009


Dewi 9

Sulastri Novi L1A02011


Mardiana 2

Sinta Gili L1A02010


Nanda 7

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU HUKUM, ILMU POLITIK DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS MATARAM

TAHUN 2023
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTARGAMBAR

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Kegiatan .......2

1.4 Luaran Kegiatan

BAB II LITERATUR REVIEW


BAB III GAMBARAN UMUM KEGIATAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Meningkatkan Pemahaman Siswa/i Miftahul Hidayah Mengenai
Edukasi Lingkungan 1
4.2 Mengupayakan penggemburan tanah Pra-Reboisasi 3
4.3 Meningkatkan Kualitas Lingkungan melalui program Reboisasi 15
4.4 Tantangan Program 9
4.5 Program Lanjutan 1
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
REFERENSI
LAMPIRAN

i
DAFTAR TABEL

Tabel Rencana Kegiatan 1

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Edukasi lingkungan 1 .......1


1
Gambar 2. Edukasi Lingkungan 2 2
Gambar 3. Edukasi Lingkungan 3 3
Gambar 4. Penggemburan tanah 1 4
Gambar 5. Penggemburan tanah 2 5
Gambar 6. Penggemburan tanah 3 5
Gambar 7. Reboisasi 6
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan iklim yang terjadi telah turut memberikan dampak ke segala
aspek kehidupan. Salah satu akibat daripada perubahan iklim ini adalah siklus pergantian
musim yang terjadi secara tidak normal. Salah satunya adalah siklus musim kemarau
yang berkepanjangan. Akibatnya aspek kehidupan pada musim kemarau mengalami
banyak permasalahan dan hambatan. Perubahan iklim ini seolah telah merembet ke segala
bidang khususnya bidang kehidupan setiap elemen di bumi. Mengadopsi definisi
perubahan iklim dari Perserikatan Bangsa-
Bangsa bahwa perubahan iklim adalah perubahan yang terjadi dalam waktu jangka
panjang yang mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca yang terjadi secara tidak
normal.

Desa Montong Ajan sendiri merupakan salah satu desa yang berada di Kec. Praya Barat Daya.
Permasalahan lingkungan menjadi permasalahn utama di
Montong Ajan, permasalahan lingkungan tersebut seperti kekeringan, lahan pegunungan
tandus, dan kurangnya sumber daya air. Kekeringan yang mengakibatkan banyak lahan
menjadi tandus dikarenakan sulitnya air untuk bercocok tanam. Berbicara tentang
kekeringan, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat juga turut memberikan dan menyalurkan
pemahaman terkait dengan apa itu kekeringan. Beberapa cara telah diupayakan oleh
berbagai pihak terkait mulai dari masyarakat setempat, bantuan penanggulangan dari
Lembaga Swadaya Masyarakat, dan juga pemerintah setempat.

Permasalahan yang terjadi di wilayah tersebut menjadi isu yang serius dan harus
ditangani dengan menunjukkan solusi berkepanjangan. Hal yang bisa ditekankan yaitu
pemberian edukasi melalui transfer ilmu serta merealisasikan

1
upaya peduli lingkungan untuk mengembangkan kehidupan yang jauh lebih terarah.
Upaya tersebut bertujuan untuk mengurangi berbagai permasalahan yang ada di wilayah
Montong Ajan tersebut. Kekeringan yang melanda wilayah tersebut harus ditangani
dengan menggunakan sistem yang lebih terarah seperti edukasi berkala untuk membentuk
kesadaran masyarakat. Di sisi lain, penebangan pohon yang membahayakan kualitas
lingkungan tersebut harus ditanggulangi dengan
reboisasi. Apabila solusi tersebut tidak diterapkan, maka akan
membahayakan masa depan lingkungan di Montong Ajan. Tidak menutup kemungkinan
di masa yang akan datang, permasalahan iklim semakin meningkat dibarengi dengan
kekeringan dan penebangan pohon. Maka tidak menutup kemungkinan terbentuk
kehidupan yang tidak stabil antara masyarakat dan lingkungannya.

Hal tersebut yang membuat penulis tertarik untuk melakukan pengabdian di wilayah
tersebut dikarenakan lemahnya edukasi lingkungan dan rentannya wilayah tersebut
terhadap penebangan pohon. Apabila tidak ada upaya nyata dari generasi muda sebagai
agen perubahan, maka hal tersebut akan membahayakan generasi di masa yang akan
datang karena mereka akan kehilangan lingkungan yang bersih dan sehat. Jadi,
pengabdian ini sangat penting untuk membentuk kesadaran cinta lingkungan dari anak
muda terhadap generasi yang akan datang.

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan isu yang diangkat tersebut, rumusan masalah yang terbentuk adalah
bagaimana upaya yang dilakukan oleh generasi muda untuk meningkatkan kesadaran
lingkungan di Montong Ajan ?

1.2 Tujuan Kegiatan


Berdasarkan pokok permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan edukasi kepada siswa/i MTS Miftahul Hidayah terkait dengan upaya cinta
lingkungan

2
2. Melakukan reboisasi sekaligus mengedukasi pemuda desa dan pihak terkait tentang
pentingnya reboisasi lahan yang gundul

1.4 Luaran Kegiatan


1. Video dan foto kegiatan

2. Publikasi Media Massa


3. Artikel Ilmiah
4. Laporan Akhir
3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam melakukan penelitian khususnya penelitian kualitatif maka harus terdapat sumber
bacaan yang dapat dijadikan acuan dalam membantu penelitian, baik berupa buku, jurnal,
dan lain sebagainya. Pada penelitian ini kami menggunakan sumber rujukan dari beberapa
jurnal yang membahas tentang topik yang sama. Artikel jurnal yang penulis maksud
adalah sebagai berikut:

Penelitian pertama dengan judul “Peran Masyarakat Dalam Kegiatan Pemberdayaan


Masyarakat di Desa” yang ditulis oleh Dwi Iriani Marganingsih pada
tahun 2018. Jurnal ini membahas tentang bagaimana kontribusi yang
diberikan oleh suatu masyarakat di desa sangat diperlukan untuk tujuan pemberdayaan.
Masyarakat adalah bentuk fisik yang dapat lebih mudah untuk diukur secara kuantitatif
sedangkan banyak faktor lain berbentuk non-fisik yang tidak dapat diukur dengan mudah
secara kuantitatif tapi secara kualitatif seperti kesadaran penduduk sendiri untuk
mensukseskan program pengabdian, rasa gotong royong dan kerjasama dan lain
sebagainya. Berdasarkan hal tersebut maka lebih susah untuk dapat membangkitkan
kesadaran dan keinginan masyarakat daripada tingkat kerja mereka setelahya dalam
rangka pemberdayaan. Lokasi
Penelitian di Jurnal ini adalah Desa Waung yang dimana masyarakatnya sudah memiliki
pengetahuan dan kesadaran akan pemberdayaan (Margayaningsih, 2018). Pembaharuan
yang ditampilkan dalam penulisan ini adalah bagaimana masyarakat memiliki kesadaran
yang kuat untuk merubah lingkungannya melalui upaya bantuan yang dilakukan terhadap
proyek pengabdian ini. Dalam hal ini, masyarakat memiliki antusias yang tinggi tapi tidak
mengetahui langkah utama untuk menyelesaikan hal tersebut. Hal ini yang ditunjukkan
penulis dalam kepenulisan ini.

Penelitian kedua dengan judul “Empowerment Community: Pembentukan Komunitas Peduli


Lingkungan Sebagai Upaya Peningkatan Kesadaran Bencana
Kesehatan pada Warga Bantar Kali di Kampung Payung Kertas,Malang” yan
g

4
ditulis oleh Lusy Asa Akhrani, Ika Herani, dan Alfrina Hany pada tahun 2021.
Jurnal ini membahas tentang bagaimana proses pembentukan komunitas Peduli
Lingkungan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kesadaran resiko bencana dan
terhindar dari penyakit agar selalu terjaga kesehatan masyarakat khususnya di daerah
Kampung Payung Kertas, Malang, Jawa Timur yang menjadi lokasi penelitiannya.
Komunitas sadar lingkungan ini berfokus pada pembersihan sungai. Sungai yang terletak
di Kampung Payung Kertas pada khususnya dan
Kota Malang pada umumnya banyak yang mengalami pencemaran dari sampah dan
limbah penduduk. Hal ini terjadi karena mengingat bahwa Kota Malang menjadi salah
satu kota terpadat di Jawa Timur sehingga tentunya akan menghasilkan sampah dan
limbah dalam jumlah yang banyak (Akhrani et al., 2020). Pembaharuan yang ditampilkan
dalam penelitian ini adalah bagaimana individu atau kelompok dapat menjadi agen
perubahan jangka panjang dengan memberikan ilmu dan edukasi yang bermanfaat bagi
masyarakat luas yang direalisasikan dalam bentuk praktis nyata dalam bentuk edukasi dan
reboisasi dari agen perubahan bukan dari suatu komunitas.

Penelitian ketiga yang berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Desa Pandanarum untuk


Mewujudkan SDGs Ekosistem Daratan” yang diterbitkan dalam Jurnal Penelitian
Ekonomi dan Sosial Kehutanan dan ditulis oleh
Muhammad Reza Hudaya dan Eka Zuni Lusi Astuti. Hasil penelitian ini menyinggung
tentang Sustainable Development Goals (SDGs) yang kemudian secara
spesifik menyorot poin SDGs poin ke-15 yang membahas tentang
ekosistem daratan. Poin ke-15 SDGs tersebut kemudian menjelaskan tujuannya adalah
untuk membangun ekosistem daratan diantaranya untuk melindungi, merestorasi, dan
meningkatkan, pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan yang meliputi mengelola
hutan secara lestari, meminimalisir lahan tandus dan kekeringan, memulihkan degradasi
lahan, serta menghentikan kerusakan keanekaragaman hayati (Hudaya & Astuti, 2020).
Pembaharuan yang ditampilkan dalam kepenulisan ini adalah upaya nyata dalam bentuk
edukasi lingkungan dan

5
reboisasi. Hal yang ditekankan bukan hanya penanaman pohon di hutan, tetapi juga transfer
ilmu yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Dari beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai referensi terdapat perbedaan dengan
hasil kepenulisan ini yang berfokus pada Desa
Montong Ajan dengan berlandaskan pada kegiatan memberikan edukasi lingkungan yang
dibarengi dengan pembuatan komunitas sadar lingkungan. Di sisi lain, reboisasi
merupakan salah satu agenda besar yang ditekankan dalam kepenulisan
ini. Dalam hal ini, kepenulisan ini akan berbeda dengan tulisan
sebelumnya yang membahas
mengenai daerah
lainnya dan hanya
berfokus pada

permasalahan lingkungan dan reboisasi tanpa ada edukasi sebagai langkah utama untuk
menyelesaikan permasalah utamanya.
6
BAB III

GAMBARAN UMUM KEGIATAN

Kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Pembangunan Desa yang akan
dilaksanakan di Kecamatan Praya Barat Daya merupakan bentuk program kegiatan
mahasiswa dalam rangka membantu mengatasi masalah panas dan kekeringan akibat dari
kemarau panjang di tahun 2023 yang di mana dengan menjalankan program reboisasi dan
memberikan sosialisasi serta edukasi mengenai pemberbedayaan lingkungan di
Kecamatan Praya Barat Daya. Adapun beberapa rangkaian kegiatan inti dari program
ataupun proyek yang dibentuk dan dilaksanakan oleh mahasiswa prodi Hubungan
Internasional yang termuat dalam program Kuliah Kerja Nyata Tematik Pembangunan
Desa (KKNT Pembangunan
Desa) Universitas Mataram adalah sebagai berikut:

1 Edukasi dan Sosialisasi mengenai pemberdayaan lingkungan yang menargetkan


. siswa-siswi SD dan SMP di Desa Montong Ajan, Kecamatan

Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah .

Program ini merupakan jenis program yang akan dilaksanakan dalam rangka
mengedukasi siswa-siswa tentang bagaimana cara memberdayakan lingkungan
sekitar secara berkala dalam satu bulan pada periode September yang di mana salah
satunya yaitu dengan melakukan kegiatan reboisasi di
Desa Montong Ajan, Kecamatan Praya Barat Daya. Kami memilih jenis kegiatan ini
karena melihat bahwa daerah Kecamatan Praya Barat Daya mempunyai beberapa
permasalahan lingkungan yang salah satunya masalah cuaca ekstrim dan kekeringan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa sepanjang tahun 2023 ini banyak daerah-daerah di
Indonesia khususnya wilayah NTB yang terdampak cuaca ekstrim dan kekeringan
akibat dari kemarau panjang.
Berkurangnya pohon-pohon di wilayah perbukitan seperti desa Montong Ajan dapat
berdampak juga pada kualitas air bersih yang dihasilkan oleh sumur para penduduk
desa. Pada beberapa wilayah juga hutan gundul dapat menjadi salah satu sumber dari
terjadinya banyak bencana alam, seperti tanah longsor

7
dan kualitas air menurun, dan juga pencemaran lingkungan baik udara, maupun
tanah. Oleh sebab itu hal ini dilakukan karena masyarakat di daerah ini kurang peka
dengan permasalahan lingkungan sehingga kami disini hadir untuk membantu
masyarakat mengatasi masalah pelestarian lingkungan khususnya masalah reboisasi
lahan yang telah lama gundul akibat dari tidak dilakukannya tebang pilih oleh
masyarakat. Sasaran kegiatan ini adalah para remaja, pemuda-pemudi, dan anak-
anak di daerah tersebut. Kegiatan ini dilakukan dengan harapan kedepannya dapat
menumbuhkan kesadaran para generasi muda desa Montong Ajan dalam mengatasi
permasalahan lingkungan dan juga dapat membentuk pola pikir masyarakat di sekitar
yang mengutamakan pelestarian lingkungan kedepannya.

1. Program Mobil Baca Untuk Siswa dan Siswi Sebagai Bentuk Peningkatan
Literasi di Wilayah Pelosok Kecamatan Praya Barat Daya
Program ini merupakan program yang akan dijalankan pada proyek kemanusiaan
dalam rangka pelaksanaan KKNT Pembangunan Desa. Program ini bertujuan untuk
dapat meningkatkan literasi dan semangat belajar pada siswa-siswi yang masih
bersekolah serta yang putus sekolah di wilayah Desa
Montong Ajan. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa biasanya wilayah- wilayah
pelosok kekurangan fasilitas yang memadai dalam hal pendidikan serta pada
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu, diharapkan bahwa dengan di
adakannya program ini dapat mendongkrak semangat belajar dan membaca para
remaja dan juga anak-anak di Desa Montong Ajan.
Pada pelaksanaan program ini kami bermitra dengan perpustakaan daerah
Lombok Tengah yang berpusat di Kecamatan Praya, yang mana rencananya pihak
perpustakaan akan mengirimkan mobil baca keliling tiap minggu nya secara berkala
dalam satu bulan selama periode september. Harapan kami, dengan adanya program
mobil baca ini juga pemerintah daerah dapat turut melihat kondisi kurang
mendukungnya fasilitas pendidikan di beberapa daerah pelosok wilayah Nusa
Tenggara Barat.

2. Program Pupuk Organik: Proses Pembuatan Pupuk Organik serta Penyiraman


Pupuk yang Dapat Membantu dalam Menggeburkan Tanah Lahan

8
Program ini diadakan untuk dapat mengatasi masalah penanaman yang ingin
dilakukan di musim kemarau. Program pupuk organik ini didapat dari kemitraan
kami bersama salah satu LSM di Lombok Tengah yang bergerak pada masalah
lingkungan yaitu Portir Indonesia Internasional. Pada kemitraan ini kami
mendapatkan pelatihan dari LSM tersebut tentang bagaimana cara membuat pupuk
organik yang menggunakan bahan dasar yaitu Kentang.
Harapan kami dengan adanya program ini dapat membantu masyarakat dalam
membuat pupuk organik sendiri untuk menciptakan mikroba yang baik untuk tanah
sebelum dilakukannya reboisasi pada lahan yang telah gundul. Pada proses
pemupukkan lahan ini direncanakan akan dilkukan secara berkala setiap minggu nya
dalam waktu satu bulan penuh. Pada program ini kami berharap akan dapat
menyentuh lapisan masyarakat serta para pemuda- pemuda yang dapat membantu
melaksanakan program pupuk organik ini agar mereka mendapatkan pengetahuan
mengenai kegunaan dari pupuk organik pada lahan gundul agar siap untuk ditanami
kembali.

4. Program Reboisasi: Pelaksanaan Kegiatan Penghijauan Sebagai Bentuk


Pelestarian Lingkungan di Kecamatan Praya Barat Daya

Program ini berfokus untuk mengatasi masalah lingkungan khususnya terkait dengan
masalah kekeringan, cuaca ekstrim dan juga kurangnya kualitas air bersih.
Sebagaimana kita ketahui sebelumnya bahwa daerah
Kecamatan Praya Barat Daya adalah mayoritas sering mengalami kekeringan dan
kurangnya air bersih. Apabila ketersediaan air berkurang maka akan berdampak pada
kekeringan dan terganggunya masalah keberlangsungan hidup manusia, makhluk
hidup lainnya (hewan dan tumbuhan), bagi tumbuhan salah satu dampaknya dapat
menyebabkan gagal panen karena lahan pertanian mengalami kekurangan air dari
sumber irigasi. Hal ini dikarenakan berdasarkan kondisi geografisnya sebagian besar
berada pada daerah pegunungan yang jauh dari sumber mata air. Sehingga salah satu
solusi jangka panjang dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut
adalah dengan mengadakan dan melaksanakan program reboisasi.

9
Oleh karena itu program reboisasi ini akan menjadi solusi yang tepat bagi
masyarakat di Kecamatan Praya Barat Daya dalam rangka mengatasi
kekeringan, kekurangan air bersih dan juga cuaca ekstrim saat kemarau.
Harapannya melalui kegiatan reboisasi ini, dapat menjadi solusi di masa
yang akan datang terkait dengan masalah lingkungan. Bentuk efektivitas
dari kegiatan ini tidak dapat ditunjukkan dalam jangka waktu yang cepat
akan tetapi kegiatan ini sifatnya berkelanjutan. Dalam program ini, kami
mengadakan kerjasama dengan salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) Berugak Desa yang berada di Kecamatan Kopang, Kabupaten
Lombok Tengah. LSM Berugak Desa adalah salah satu LSM yang fokus
kegiatannya untuk mengatasi masalah lingkungan seperti kekeringan,
kekurangan air bersih, masalah sampah, dan lain sebagainya khususnya di
Kabupaten Lombok Tengah. Selain itu, mitra kerjasama kita yaitu Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Tengah yang secara langsung
terlibat dalam kegiatan reboisasi dan sebagai penyedia bibit pohon. Dalam
program ini kami memberikan sosialisasi dan pembinaan kepada
masyarakat di
Kecamatan Praya Barat Daya dalam kegiatan
reboisasi.
Sebagaimana kita ketahui sebelumnya bahwa daerah Kecamatan Praya Barat Daya adalah mayoritas
sering mengalami kekeringan dan kurangnya air bersih. Apabila ketersediaan air berkurang maka
akan berdampak pada kekeringan dan terganggunya masalah keberlangsungan hidup manusia,
makhluk hidup lainnya (hewan dan tumbuhan), bagi tumbuhan salah satu dampaknya dapat
menyebabkan gagal panen karena lahan pertanian mengalami kekurangan air dari sumber irigasi. Hal
ini dikarenakan berdasarkan kondisi geografisnya sebagian besar berada pada daerah pegunungan
yang jauh dari sumber mata air. Sehingga salah satu solusi jangka panjang dan berkelanjutan untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut adalah dengan mengadakan dan melaksanakan program
Reboisasi

Minggu Ke-

10
NO Jenis Kegiatan
.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Survey tahap awal
pelaksanaan kegiatan
2 Koordinasi pelaksanaan
program bersama dengan
Kepala Desa beserta staf
desa, LSM, Dinas
Lingkungan Hidup,
Masyarakat/Siswa
Sekolah, dan Mahasiswa
3 Penyusunan Proposal untuk
pelaksanaan program
kegiatan
4 Edukasi lingkungan dan
penggemburan tanah
pertama
5 Edukasi lingkungan dan
penggemburan tanah kedua
6 Edukasi lingkungan dan
penggemburan tanah ketiga
7 Pelaksanaan kegiatan
Reboisasi
8 Evaluasi kegiatan
9 Penyelesaian laporan dan
luaran
Tabel 1. Tabel Alur Kegiatan

1
1
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Program pengabdian kepada masyarakat ini berfokus untuk meningkatkan pengetahuan


siswa/I MTS Miftahul Hidayah dan masyarakat Dusun Rentung agar memiliki
pemahaman yang tentang permasalahan lingkungan dan cara mengatasinya. Perwujudan
dari program tersebut adalah membentuk program yang berdedikasi terhadap kehidupan
masyarakat, diantaranya sebagai berikut :

4.1 Meningkatkan Pemahaman Siswa/i Miftahul Hidayah Mengenai Edukasi


Lingkungan

 Edukasi lingkungan pertama

Gambar 1. Edukasi Lingkungan 1

Eduk lingkungan pertama dilaksanakan 15 September 2023 di MTS


asi

Miftahul Hidayah yang membahas mengenai pengertian lingkungan, masalah lingkungan


di Desa Montong Ajan dan solusi yang ditawarkan. Dalam proses tersebut, hal yang
difokuskan adalah meningkatkan edukasi kepada siswa/I MTS
Miftahul Hidayah agar mereka mengetahui kondisi wilayah mereka yang

1
1
mengalami kekeringan dan penebangan pohon secara besar-besaran. Edukasi ini
dibarengi dengan adanya games yang dilakukan untuk menarik minat sisaw/i tersebut.

Di sisi lain, Pada tanggal 14 September 2023, kedatangan mobil baca yang merupakan salah satu
bentuk kerjasama projek pengabdian dengan mitra
Perpustakaan Daerah Lombok Tengah. Hal tersebut disambut dengan sangat gembira oleh
anak-anak sekolah MI dan Mts Miftahul Hidayah. Dalam hal ini, mobil baca tersebut
datang secara berkala untuk meningkatkan literasi siswa/i tersebut. Kegiatan tersebut
menjadi langkah awal untuk meningkatkan kerja sama dengan perpustakaan daerah
Lombok Tengah untuk mengadakan kerja sama lanjutan dengan Desa Montong Ajan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa program ini ingin menjadi penghubung antara pihak terkait
dengan berbagai pihak di desa.

 Edukasi Lingkungan kedua

Gambar 2. Dokumentasi Edukasi Lingkungan Kedua

Edukasi lingkungan kedua dilaksanakan dengan berfokus untuk mengajarkan mengenai


definisi pohon, cara menanam pohon dan cara merawat pohon. Hal tersebut dilakukan
dengan tujuan utama untuk menumbuhkan kesadaran para siswa/i tentang permasalahan
pohon di wilayah tersebut. Hal tersebut menjadi isu yang serius dan harus diedukasi agar
mereka dapat menajadi pencegah dari berbagai bentuk penebangan pohon di wilayah
tersebut. Diberikan

12
juga langkah-langkah menanam pohon yang baik kepada mereka agar mereka dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

 Edukasi lingkunga
ketiga

Gambar 3. Dokumentasi Pembuatan Green Room

Dalam edukasi lingkungan ini, tidak hanya berfokus pada edukasi tentang kecintaan
terhadap pohon dan lingkungan. Tetapi juga, berfokus untuk membentuk green room
dengan membuat ruangan yang bernuansa hijau agar anak-anak tersbeut menyadari
bahwa lingkungan hijau sangatlah penting. Di sisi lain, diberikan juga donasi buku
kepada para siswa/i agar mereka menyadari pentingnya membaca buku melalui buku
yang ditansfer tersebut.

4.2 Mengupayakan penggemburan tanah pra-reboisasi


Sebelum melakukan reboisasi di Dusun Rentung, Desa Montong Ajan.
Dilakukan dulu penggemburan tanah dengan menggunakan pupuk organik fermentasi
secara berkala selama 3 kali dalam periode satu bulan. Kegiatan pembuatan dan
penggemburan tanah tersebut merupakan bentuk dedikasi yang bertujuan untuk
meningkatkan humus di tanah yang akan ditanami pohon.
Diberikannya edukasi lingkungan oleh mitra kerja sama kami yaitu Portir
Indonesia Internasional yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh pemuda Dusun
Rentung.

13
Penggemburan tanah tersebut dilakukan secara berkelanjutan ditengah kemarau panjang
yang melanda wilayah Montong Ajan. Di sisi lain, penggeburan tanah yang dilakukan
selama tiga kali tersebut memberikan hasil yang baik dibuktikan dengan tanah yang
menggembur sehingga mudah untuk ditanami.
Dalam proses penggemburan tanah tersebut, edukasi dengan Lembaga Swadaya
Masyarakat yaitu Portir Indonesia Internasional ditransfer kepada para peuda untuk
mereka laksanakan sendiri dalam kehidupannya sehari-hari.

 Pembuatan Pupuk Organik pertama dan Penyemprotan

Gambar 4. Penggemburan tanah 1

Sebelum melakukan percobaan pupuk organik pertama, kami telah melakukan edukasi
berkelanjutan dengan mitra LSM Portir Indonesia
Internasional. Pupuk organik pertama Djiwa Bhumi dibuat pada tanggal 13
September 2023 yang diawali dengan fermentasi dalam kurun waktu 24 jam dengan
dibuktikan keberhasilannya melalui ada busa yang kental sebagai wujud fermentasi yang
berhasil. Pupuk organik yang dibuat dicampurkan dengan air sebanyak 1:3 lalu
disemprotkan pada tanah yang akan digemburkan dalam waktu sekitar 3-4 jam.

 Pembuatan Pupuk Organik Kedua dan Penyemprotan

14
Pupuk organik ini konsisten kami buat setiap pekannya yang selalu diawali denga
pembuatan pupuk organik untuk menciptakan mikroba yang bagus untuk lahan sebelum
dilakukannya penanaman. Pembuatan pupuk harus dilakukan sehari sebelumnya dan
difermentasi selama 24 jam sebanyak 20 liter. Pemupukan ini menggunakan takaran 1
liter pupuk dengan kuantitas air sebanyak 50 liter.
Selanjutnya, kegiatan pemupukan lanjutan dalam periode kedua untuk membentuk
mikroba yang baik di tanah.

Gambar 5.
Penggeburan tanah 2

 Pembuatan pupuk organik dan penyemprotan pupuk ke-3

Gambar 6. Pembuatan Pupuk Organik Ketiga dan Penyemprotannya

15
Pembuatan dan penyemprotan terakhir dilaksanakan pada minggu ketiga dengan
menggunakan kuantitas air dan pupuk yang sama. Dalam hal ini, kegiatan juga dibarengi
dengan pembersihan lahan yang akan ditanami. Dalam proses ini juga ditemukan solusi
yang tepat untuk membuat tanaman tetap hidup ditengah kemarau panjang yang melanda
Nusa Tenggara Barat. Hasil yang didapatkan yaitu penggunaan plastik untuk
memperpanjang pengairan yang akan diisi setiap minggu dalam masa evaluasi.

4.3 Meningkatkan Kualitas Lingkungan melalui program reboisasi

Gambar 7. Dokumentasi Pelaksanaan Reboisasi di Dusun Rentung

Program ini diusung dengan sebelumnya telah melihat urgensi yang dimiliki oleh desa Montong
Ajan, yang mana kondisi lingkungan di desa Montong
Ajan khususnya di dusun Rentung sangat memprihatinkan akibat dari lahan yang sudah
gundul total akibat dari tidak dilakukan nya tebang pilih oleh masyarakat yang
membutuhkan kayu-kayu keras untuk dibangun rumah. Akibat kemarau juga lahan-lahan
masyarakat menjadi gundul dan tidak bisa mulai berkebun sebelum datang nya musim
hujan. Namun, akibat dari lahan gundul tersebut suasana musim kemarau di desa
Montong Ajan mendekati cuaca ekstrim akibat dari sudah tidak adanya pohon yang
tersisa di wilayah-wilayah perbukitan setempat. Oleh karena itu, program reboisasi ini
sangat cocok untuk di realisasikan di wilayah

16
desa Montong Ajan yang merupakan wilayah dataran tinggi dekat dengan perbukitan
setempat.

Kegiatan reboisasi dilaksanakan pada tanggal 5-8 Oktober 2023 dengan mengusung tema
“Montong Ajan Hijau”. Tiga hari sebelum penanaman dilakukan kami dibantu oleh
beberapa pemuda setempat dengan mulai menggali lubang untuk reboisasi, yang mana
penggalian dilakukan terlebih dahulu berguna untuk mengsterilkan kondisi tanah dari
sisa-sisa bahan kimia. Dalam melakukan reboisasi ini kami diarahkan pada salah satu
dusun yang berada di Desa Montong
Ajan yaitu Dusun Rentung, yang mana letak dusun Rentung ini sangat dekat dengan
perbukitan yang menjadi lahan utama masyarakat setempat untuk berkebun oleh karena
itu kami memilih lahan-lahan yang berlokasi di dusun
Rentung untuk dilakukannya reboisasi atau reboisasi. Program reboisasi ini sendiri
memiliki beberapa langkah-langkah yang telah dilakukan sebelum dilakukannya reboisasi
pada lahan gundul di dusun rentung. Wilayah Montong
Ajan yang merupakan wilayah yang terletak di dataran tinggi dan memiliki masa kemarau
lebih panjang dibandingkan wilayah lainnya. Hal tersebut bisa dilihat melalui tekstrur
tanahnya yang kering dan cenderung terbelah. Hal tersebut yang melatarbelakangi adanya
program kerja pemupukan yang dilakukan secara berkala dalam periode satu bulan
sebelum dilakukannya program reboisasi.
Pemupukan yang dilakukan dengan menggunakan pupuk organik ini berguna untuk
menciptakan mikroba yang bagus untuk tanah yang telah menjadi lahan gundul untuk
waktu yang lama akibat dari musim kemarau yang berkepanjangan.
Penyiraman pupuk organik ini juga berguna untuk menjadi penggembur tanah yang akan
dijadikan lokasi penanaman berbagai jenis pohon. Program pupuk organik ini di dapat
dari kemitraan kami bersama salah satu LSM yang ada di
Lombok Tengah yang mana diedukasi dan diberikan pelatihan langsung oleh mitra kami
yaitu Portir Indonesia Internasional dalam proses training sebelum kegiatan pengabdian
terselesaikan.

Kegiatan reboisasi yang mengusung tema “Montong Ajan Hijau” ini


merupakan kegiatan lanjutan dan merupakan program utama dari pengabdian

17
yang kami lakukan. Setelah
melewati proses
penggemburan
tanah dan

menciptakan mikroba yang baik untuk lahan agar siap ditanami berbagai jenis pohon
buah maupun pohon kayu keras dengan menggunakan pupuk organik secara
berkelanjutan. Kegiatan reboisasi tersebut, dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu
Persiapan utama yang ditekankan adalah penggalian lubang pada tiga hari sebelum
kegiatan reboisasi yang dibantu oleh pemuda desa dengan dukungan dari pihak desa.
Persiapan dilaksanakan sehari sebelum kegiatan dengan mempersiapkan perlengkapan,
yaitu bibit pohon yang didapatkan dari
BPDAS, serta beberapa perlengkapan reboisasi dan lain sebagainya. Persiapan tersebut
dilaksanakan hingga mencapai 100% sebelum kegiatan dimulai pada
Rabu, 05 Oktober 2023. Kemudian pelaksanaan kegiatan reboisasi tersebut dilaksanakan
sejak pukul 07:00 pagi dengan bantuan dari beberapa pihak, yaitu mitra LSM Berugak
Desa, Pemuda-pemuda Desa Montong Ajan, Siswa-siswa dari MTS Miftahul Hidayah
dan juga terdapat pihak-pihak terkait. Pohon yang berhasil ditanam yaitu sekitar 100
pohon dengan lahan seluas 20 are. Presentasi penanaman jenis pohon yaitu 60 biji pohon
kayu keras seperti mahoni, sangon, dan bajur serta terdapat juga 30 pohon buah yang
direkomendasikan dapat ditanam di daerah kemarau seperti nangka dan alpukat. Jumlah
pohon yang ditanam tersebut juga telah sesuai dengan target awal pada diskusi bersama
dengan pihak mitra-mitra terkait. Kemudian juga di sisi lain, pada saat kegiatan
penanaman pohon tersebut kami selangi dengan edukasi masyarakat terhadap bagaimana
cara mengairi pohon yang baru ditanam dengan menggunakan plastik yang dapat
digunakan kembali jika air telah habis. Hal tersebut kami lakukan dengan tujuan agar
masyarakat bisa mengetahui cara menanam mengairi pohon tanpa perlu melakukan
penyiraman langsung ditengah panjangnya musim kemarau di wilayah tersebut. Hal
tersebut juga kami terapkan dalam program ini, yang mana kami langsung mencoba
penyiraman dengan menggunakan plastik tersebut selama seminggu dengan terus
melakukan evaluasi secara berkala. Lalu, kami juga merencanakan evaluasi berkala pasca
dilakukannya reboisasi berbagai jenis pohon tersebut. Evaluasi secara berkala dan
berkelanjutan dengan tujuan utama untuk memastikan 50% dari pohon yang ditanam
tersebut dapat tumbuh

18
dan bermanfaat untuk lingkungan. Evaluasi dilaksanakan 1 kali dalam seminggu untuk
melihat kekurangan dari dilaksanakannya program reboisasi di musim kemarau ini.
Namun, di sisi lain kami juga dibantu oleh pemuda di Dusun
Rentung untuk memastikan dan terus mengawasi bibit pohon yang telah ditanam tersebut
tidak akan dirusak oleh hewan atau hal-hal yang dapat menghambat pertumbuhan pohon.

4.4 Tantangan Program


Selama melaksanakan program KKN MBKM di Desa Montong Ajan selaku mahasiswa, kami
banyak mendapatkan pengalaman dan hal-hal yang baru.
Tentu hal-hal baru tersebut kami jadikan sebagai pembelajaran dan pengetahuaan
kedepannya. Namun, di luar pengalaman dan pengetahuan baru yang kami dapatkan
selama di sana, kami juga mendapat hal-hal yang di luar nalar dan logika kami. Hal-hal
seperti ini juga tentu kami jadikan bahan pembelajaran ke depannya tentang bagaimana
kami harus bertingkah laku serta menjadikan pelajaran terkait bagaimana
kami mengatasi permasalahan dan menyelesaikan masalah demi
masalah yang kami hadapi ataupun kesulitan-kesulitan dan hambatan yang didapati.
Namun, dalam kesempatan ini
sebagai mahasiswa yang baru saja
menyelesaikan program KKN MBKM akan menyampaikan bagaimana realita tantangan
yang dihadapi selama berada di desa orang, tempat tinggal orang, dan tentu berbaur
dengan orang-orang baru. Akan tetapi tujuan daripada penyampaian tantangan ini semata-
mata bukan untuk memberikan kesan yang buruk terhadap pihak-pihak terkait ataupun
kepada adik-adik yang akan meneruskan program ini kedepannya. Melainkan
penyampaian tantangan ini kami tujukan untuk menjadi pedoman dan aspek pembelajaran
kepada teman-teman dan adik-adik yang akan meneruskan program sepeti ini
kedepannya. Dengan adanya penyampaian tantangan ini diharapkan menjadi batu pijakan
bagaimana mereka akan memulai hal baru dan tidak mengulangi kesalahan-kesalahan
atau hambatan seperti yang kami hadapi.

Desa Montong Ajan bagi kami tempat yang baru kami jamah, jika tidak terlibat dalam KKN
MBKM ini kami tidak akan tahu dimana Desa Montong

19
Ajan. Sebuah desa yang sangat jauh bagi kami, terlebih anggota kelompok kami semua
perempuan. Tempatnya yang jauh dan kami semua perempuan menjadi tantangan
pertama bagi kami. Mengapa kami jadikan ini sebagai tantangan, pasalnya selain
tempatnya jauh, sepanjang perjalanan kami tidak menjumpai banyak motor yang lalu
lalang ataupun gubuk-gubuk pemukiman warga di sepanjang
perjalanan. Gubuk-gubuk warga hanya dijumpai dibeberapa titik
tertentu, selebihnya pegunungan dan hutan.

Tantangan selanjutnya adalah sama seperti yang diutarakan sebelumnya bahwa anggota
kelompok semua perempuan, menjadi hambatan bagi kami untuk berbaur secara langsung
dan bersosialisasi kepada para staff desa yang sebagain
besar merupak laki-laki. Hal itu membuat kami kesulitan dalam
an
menge diri. Bukan hanya di ranah kantor desa, di lingkungan
kspresi
kan
masyarakat pun demikian. Kami merasa segan apabila ingin berdiskusi dengan kelompok
pemuda laki-laki maupun dengan beberapa kadus yang terlibat dalam proyek kami. Selain
itu juga, dalam pengerjaan program kerja mengalami hambatan terutama pada bagian
pengerjaan hal-hal yang memang dikerjakan oleh laki-laki. Misalnya dalam hal ini proses
pemupukan yang tidak dapat kami lakukan sendiri, sehingga kami memerlukan bantuan
dari luar anggota kelompok.

Tantangan berikutnya ialah mengenai permasalahan lingkungan yang dihadapi sebagai


komponen utama dalam program reboisasi. Kondisi tanah yang kurang subur (kering)
serta minimnya sumber air di sana menjadi hambatan utama dalam pelaksanaan reboisasi.
Mulai dari proses penggemburan yang membutuhkan air, membuat setiap anggota
kelompok dan para pemuda yang membantu harus membawa masing-masing ember dari
salah satu rumah warga dan di bawa ke lahan penanaman yang berada cukup jauh dari
pemukiman warga ditambah harus melewati tanjakan untuk sampai di lahan penanaman.
Selama tiga minggu berturut proses penggemburan tanah, stok air harus dipastikan
dengan melakukan tahapan-tahapan seperti yang telah dijelaskan. Kemudian pada
pelaksaanaan reboisasi seperti kendala sebelumnya bahwa ketersediaan air menjadi
permasalahannya. Pada saat proses penanaman setiap anggota kelompok

20
membagi tugas, ada yang mengangkut bibit sampai ke lahan penanaman dan sebagiannya
lagi harus mengambil air di sebuah telaga yang cukup jauh dari lokasi penanaman.
Setelah penanaman pun kami membuat alternatif pengairan menggunakan plastik berisi
air yang diikat pada sebuah kayu di setiap bibit.
Dengan plastik yang berisi air tersebut akan mengairi bibit melalui tetesan kecil.
Hal ini bertujuan untuk membuat bibit tetap mendapatkan sumber air walaupun hanya
tetesan demi tetesan.

Melihat tantangan-tantangan tersebut, tidak membuat kami membiarkan hal-hal tersebut


begitu saja. Kami belajar dan mencoba yang terbaik dengan cara kami sendiri bahwa
dengan terjun dan terlibat dalam program ini, kami menjadi tahu bagaimana cara yang
sebenarnya untuk melakukan itu. Kami perempuan tetapi kami membuktikan juga bahwa
perempuan juga bisa membangun relasi dan membangun komunikasi serta bersosialisasi
dengan siapa saja. Dari hal ini kami
dibukakan jalan
berkomunikasi sesuai passion dan ilmu yang telah kami pelajari dalam Hubungan
Internasional. Program KKN MBKM ini membuat Kami menyadari sepenuhnya bahwa
inilah saatnya ilmu yang telah dipelajari, kemampuan berfikir dan menyalurkan
ide, kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi, kemampuan
membangun relasi, dan kemampuan mencari solusi dan memecahkan masalah serta
konflik dalam diri kami diuji, namun dengan mengingat kembali dan
mencoba untuk menerapkan pengetahuan umum dan khusus yang telah didapatkan
digunakan di tempat dan situasi yang kami hadapi di pemukiman Desa
Montong Ajan.

4.5 Program Lanjutan


Berdasarkan program-program kerja yang sudah dilaksanakan pada kegiatan Proyek Pembangunan
Desa Program MBKM (Merdeka Belajar Kampus
Merdeka) “Djiwa Bhumi” yang dilakukan di Desa Montong Ajan, Kecamatan
Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah yaitu reboisasi dan Edukasi
Lingkungan. Kedua Program Kerja tersebut dilakukan berdasarkan permasalahan yang
dihadapi di desa tersebut yaitu masalah kekeringan dan kurangnya kesadaran

21
masyarakat sekitar mengenai pelestarian lingkungan. Kami memilih Desa
Montong Ajan karena diarahkan oleh mitra kami yang sudah mempunyai program di desa
tersebut.

Program kerja reboisasi dilakukan dengan memilih salah satu dusun di Desa Montong
Ajan yaitu Dusun Rentung menjadi lokasi penanaman pohon dikarenakan dusun tersebut
mempunyai permasalahan kekeringan paling parah dibandingkan dusun-dusun yang lain.
Diharapkan kedepannya pohon-pohon yang ditanam tersebut dapat tumbuh dengan baik
dan dipelihara oleh warga sekitar karena menyangkut kepentingan masyarakat desa secara
keseluruhan. Selain itu juga pohon-pohon yang ditanam juga sudah diberi resep pupuk
yang dapat mempercepat pertumbuhan dilahan yang kering.

Program kerja edukasi lingkungan dilakukan sebanyak tiga kali dalam rangka
memberikan pemahaman yang mendalam mengenai cara-cara pelestarian lingkungan
terutama bagi anak-anak usia sekolah yang meneruskan program kerja pelestarian
lingkungan di desa tersebut kedepannya. Selain itu penulis memilih sasaran objek edukasi
adalah siswa karena pada usia tersebut yang paling cepat menangkap pelajaran dan
langsung dapat diaplikasikan di lingkungan sekitar.
Selain itu pada rangkaian edukasi lingkungan dibarengi dengan pembuatan green room
dan pojok baca bagi siswa sekolah.

Program lanjutan yang diharapkan dari program kerja reboisasi adalah program yang
dapat membimbing warga untuk bisa memelihara pohon-pohon yang sudah ditanam pada
program selanjutnya karena masa pemeliharaan itu lebih sulit daripada memulai
penanaman. Harus dibutuhkan ketekunan dari perancang program dengan masyarakat
yang diedukasi untuk menunjang keberhasilan dan kesinambungan dari program yang
dicanangkan.

Program lanjutan yang diharapkan dari program kerja edukasi lingkungan sebelumnya
adalah implementasi dari materi-materi yang telah diajarkan sebelumnya khususnya
dilingkungan sekitar dari anak-anak sekolah tersebut.
Selain itu juga tindakan-tindakan peduli lingkungan yang dilakukan oleh anak

22
sekolah diharapkan dapat memotivasi warga sekitar untuk turut menjaga lingkungan demi
kemaslahatan bersama karena akhir-akhir ini lingkungan menjadi isu yang sangat penting
karena menyangkut keberlangsungan hidup manusia kedepannya.

23
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dalam mengupayakan pembentukan kesadaran lingkungan, diperlukan berbagai upaya
nyata dari generasi muda untuk mewujudkannya. Dalam proyek pengabdian ini, dibentuk
beberapa program kerja yang berfokus untuk meningkatkan kualitas laingkunga, yaitu
edukasi lingkungan yang dilakukan secara berkala yang berfokus pada siswa/I MTS
Miftahul Hidayah dengan tujuan utama untuk membuka sudut pandang mereka agar bisa
menjadi agen perubahan di wilayah tersebut. Kemudian, terdapat program
pemnggemburan tanah yang dilakukan sebelum melakukan reboisasin agar tanah yang
akan ditanami dapat tumbuh dengan subur sesuai dengan sasaran target kegiatan. Proses
pembuatan pupuk dan penggemburan tanah yang dilakukan merupakan bentuk realisasi
dari ilmu yang di transfer oleh mitra kerja sama Portir Indonesia Internasional kepada
anggota pengabdian. Terakhir, terdapat program reboisasi yang tujuannya adalah untuk
membentuk lingkungan yang hijau di Dusun Rentung, Desa Montong Ajan.
Dengan adanya program reboisasi ini diharapkan dapat dilakukan secara berkkelanjutan
oleh masyarakat secara umum di wilayah tersebut.

5.2 Saran

Diharapkan dukungan dari berbagai pihak untuk memberikan kesempatan kepada


generasi muda untuk melakukan perubahan yang besar. Hal tersebut dapat direalisasikan
melalui dukungan moral dan finansial dari berbagai pihak, seperti akademisi, praktisi
maupun pemerintah sehingga setiap program positif yang dibentuk anak muda dapat
berjalan lancar dan mudah. Di sisi lain, diharapkan keinginan yang kuat dari generasi
muda untuk memberikan fokus terhadap isu- isu serius yang ada di wilayahnya sehingga
bisa menjadi agen perubahan di masa yangakandatan

2
4
DAFTAR PUSTAKA
Akhrani, L. A., Herani, I., & Hany, A. (2020). Empowerment Community:
Pembentukan Komunitas Peduli Lingkungan Sebagai Upaya Peningkatan
Kesadaran Bencana & Kesehatan Pada Warga Bantar Kali Di Kampung
Payung Kertas, Malang. Journal of Dedicators Community, 5(2), 159–181.
https://doi.org/10.34001/jdc.v5i2.1419

Bakhtiar. (2020). Profil kelompok perikanan (Issue 1).

Barok, A. H., Muktiningsih, & Vivanti, D. (2018). Hubungan Komitmen dan


Tanggung Jawab Lingkungan terhadap Kinerja Pengelolaan Hutan pada
Program Reboisasi. Jurnal Green Growth Dan Manajemen Lingkungan, 7(2), 91–
100. https://doi.org/10.20414/sangkep.v2i1.933

Hudaya, M. R., & Astuti, E. Z. L. (2020). Pemberdayaan Masyarakat Desa


Pandanarum untuk Mewujudkan SDGs Ekosistem Daratan (Pandanarum
Village Community Empowerment to Actualize Sustainable Development
Goals of the Terrestrial Ecosystem). Jurnal Penelitian Sosial Dan Ekonomi
Kehutanan, 17(3), 153–164. https://doi.org/10.20886/jpsek.2020.17.3.153-
164

Kemendikbud. (2022). Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).


Kemedikbud. https://pusatinformasi.kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/hc/en-
us/articles/16745055294361-Apa-itu-MBKM-Mandiri-

Margayaningsih, D. I. (2018). Peran Masyarakat Dalam Kegiatan Pemberdayaan


Masyarakat di Desa. Jurnal Publiciana, 11(1), 72–88.

2
4
LAMPIRAN

Lampiran kegiatan dalam proses pengabdian ini bertujuan untuk melakukan pembuktian
terhadap beberapa program yang telah dijalankan dengan baik. Lampiran tersebut
mendeskripsikan beberapa kegiatan yang dilakukan secara berkala, yaitu program edukasi
lingkungan, peggemburan tanah dan reboisasi yang dilaksanakan di Desa Montong Ajan,
Lombok Tengah. Diantara beberapa dokumentasi kegiatan tersebut adalah sebagai berikut
:

1. Dokumentasi kegiatan Edukasi Lingkungan secara berkala

25
2. Dokumentasi kegiatan Penggemburan tanah secara berkala

26
3. Dokumentasi kegiatan reboisasi

27
28
4. Dokumentasi Kegiatan Pameran Proyek Kemanusiaan

29
5. Dokumentasi Publikasi Media Masa

30

Anda mungkin juga menyukai