Anda di halaman 1dari 33

ETIKA PROFESI

(Teori Etika, Studi Kasus Nasional dan


Studi Kasus Bencana Nuklir Fukushima Daiichi )

Disusun Oleh :
Fikri Ananda Gusti Rakha
NIM. 2341167009

PROGRAM STUDI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Pengertian Etika Menurut Para Ahli .............................................................. 1
1.2 Teori Etika ..................................................................................................... 1
1.2.1 Utilitarianism........................................................................................ 1
1.2.2 Duty Ethics ........................................................................................... 2
1.2.3 Rights Ethics ........................................................................................ 2
1.2.4 Virtue Ethics ......................................................................................... 3
BAB 2 STUDI KASUS NASIONAL ..................................................................... 5
2.1 Kasus Kansas City Hyatt Regency Hotel Design .......................................... 5
2.1.1 Gambaran Umum Gambaran Umum ................................................... 5
2.1.2 Cerita Belakang .................................................................................... 5
2.1.3 Hierarki Proyek Hyatt .......................................................................... 6
2.1.4 Desain dan Modifikasi Batang Gantungan Balok Kotak Asli .............. 7
2.1.5 Atap Atrium Runtuh ............................................................................. 9
2.1.6 Investigasi Jalan ................................................................................... 9
2.1.7 Tindakan Dengar Pendapat Administratif .......................................... 10
2.2 Pertanyaan.....................................................................................................11
2.3 Analisis ........................................................................................................ 15
BAB 3 STUDI KASUS TAHUN 2010 KEATAS ................................................. 19
3.1 Bencana Nuklir Fukushima Daiichi ............................................................ 19
3.1.1 Gambaran Umum ............................................................................... 19
3.2 Temuan Kasus Bencana Nuklir Fukushima Daiichi .................................... 21
3.2.1 Terjadinya Bencana Nuklir................................................................. 21
3.3 Analisa Bencana Nuklir Fukushima Daiichi ............................................... 24
3.3.1 Hasil analisis pelanggaran kode etik pada Kasus Bencana Nuklir
Fukushima Daiichi ....................................................................................... 24
BAB 4 PENUTUP ................................................................................................ 29
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 30

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Desain Hotel Kansas City Hyatt Regency.......................................... 6
Gambar 2. 2 Desain Modifikasi Batang Gantungan Balok Kotak Asli................... 8
Gambar 3. 1 Terjadinya Bencana Nuklir .............................................................. 21

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Etika Menurut Para Ahli


a. W. Brad Johnson dan Charles R. Ridley, yang menulis buku "The
Elements of Ethics for Professionals," etika profesi adalah seperangkat
nilai dan prinsip moral yang membimbing tindakan para profesional
dalam menjalankan tugas dan kewajiban mereka. Etika profesi bertujuan
untuk menjaga integritas dan kredibilitas profesi tersebut.
b. Lubis (1994), etika profesi merupakan suatu sikap hidup, yang mana
berupa kesediaan untuk dapat memberikan pelayanan profesional
terhadap masyarakat dengan keterlibatan penuh serta juga keahlian ialah
sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas.
c. Anang Usman, (SH., MSi.) Definisi Etika profesi adalah sebagai sikap
hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien
dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka
kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota
masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang
seksama.
d. H. A. Mustafa, Pengertian Etika adalah ilmu yang menyelidiki, mana
yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan
manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
1.2 Teori Etika
1.2.1 Utilitarianism
Prinsip utilitarianisme, moralitas suatu tindakan ditentukan semata-
mata melalui penilaian atas konsekuensinya. Awalnya, didefinisikan oleh
Jeremy Bentham dalam hal tindakan yang memaksimalkan kesenangan dan
meminimalkan rasa sakit. Kelebihan Utilitarianisme:
Teori ini menekankan pada prinsip kebahagiaan dan kesejahteraan,
sehingga dapat memastikan kebaikan bagi sebanyak mungkin orang. Hal ini
membuat teori ini sangat berguna untuk menyelesaikan masalah sosial atau
ekonomi yang kompleks. Utilitarianism memliki beberapa keterbatasan

1
2

• Pertama, sulit untuk menimbang masalah hidup dan mati dengan


menimbang kebahagiaan melawan penderitaan.
• Kedua, utilitarianisme tidak dapat membedakan antara emosi yang
dibenarkan secara moral dan emosi yang tidak dapat dibenarkan
secara moral.
Sebagai contoh, seorang pencuri mungkin mendapatkan kebahagiaan
yang luar biasa dari mencuri uang ke orang lain.
1.2.2 Duty Ethics
Duty ethics (Etika Tugas), yang pertama kali didalilkan oleh Immanuel
Kant, yaitu sebuah tindakan adalah bermoral jika dilakukan demi kewajiban,
digunakan sebagai hukum universal, dan jika tindakan tersebut merupakan
cara yang terhormat untuk memperlakukan kemanusiaan tapi suatu
pengecualian masih diperbolehkan, selama pengecualian tersebut bersifat
universal, contoh Mengebut di jalan saat membawa orang sakit menuju
rumah sakit, ini adalah pengecualian dari hukum lalu lintas. Namun,
pengecualian ini mungkin akan diberikan kepada siapa pun dalam situasi
darurat dan dengan demikian masih bersifat universal. Kelebihan Teori etika
tugas:
Memiliki kekuatan pada prinsip universalitas yang dapat diterapkan
pada semua individu dan situasi. Selain itu, teori ini juga membantu
membangun prinsip moral yang kuat dan jelas. Etika tugas memiliki beberapa
keterbatasan.
• Pertama, penekanan eksklusif pada kewajiban sebagai satu-satunya motif
tindakan moral dapat menyebabkan keterasingan moral.
• Teori etika tugas tidak selalu dapat menyelesaikan masalah etis yang
kompleks dan bisa menjadi terlalu formal dan tidak fleksibel. Selain itu,
ada kasus di mana prinsip kewajiban bertentangan dengan nilai moral
lainnya, yang dapat menyulitkan pengambilan keputusan etis.
1.2.3 Rights Ethics
Rights ethics (Etika Hak), moralitas suatu tindakan ditentukan oleh hak,
atau izin untuk bertindak. Sebagai contoh, untuk hak atas kebebasan
berbicara, saya dapat mengatakan (dalam batas-batas tertentu) apa pun yang
3

saya inginkan, dan orang lain berkewajiban (dalam batas-batas tertentu) untuk
tidak mengganggu pembicaraan saya.
Kelebihan teori hak Memiliki peran yang sangat penting dalam
melindungi hak-hak individu dan membantu menghindari diskriminasi. Teori
ini juga memungkinkan pengambilan keputusan yang adil dan sama bagi
semua orang. Etika hak memiliki beberapa keterbatasan.
• Pertama, kaum ateis, karena mereka tidak percaya pada Tuhan, tidak
akan diyakinkan untuk menganggap hak asasi manusia secara lebih serius
karena hak-hak ini dianggap didasarkan pada kehendak Tuhan.
• Kedua, banyak filsuf berpendapat bahwa hak-hak merupakan hal yang
sekunder, dan merupakan turunan dari pertimbangan moral lainnya.
Dalam etika tugas, hak sering kali dipandang sebagai korelasi dari
kewajiban. Dalam utilitarianisme, keberadaan dan penegakan hak dilihat
sebagai tergantung pada pertimbangan utilitas.
• Ketiga, Teori etika hak dapat menjadi terlalu individualistik dan kurang
memperhatikan konsekuensi sosial dari keputusan etis. Selain itu, hak-
hak individu dapat bertentangan satu sama lain, sehingga dapat menjadi
sulit untuk menyelesaikan masalah etis.
1.2.4 Virtue Ethics
Virtue ethics (Etika Kebajikan), moralitas tidak terkait dengan tindakan,
tetapi dengan kebajikan. Kebajikan, seperti yang didefinisikan oleh
Aristoteles, adalah kebiasaan jiwa, yang melibatkan perasaan dan tindakan,
untuk mencari yang terbaik dalam segala hal yang relatif bagi kita. Kelebihan
Teori Kebajikan yaitu Memungkinkan untuk membantu mengembangkan
karakter yang baik dan mempromosikan nilai-nilai moral yang kuat dan
konsisten. Teori ini juga lebih fleksibel daripada teori etika tugas, karena
dapat diterapkan pada situasi yang kompleks dan tidak dapat diprediksi. Etika
kebajikan memiliki beberapa keterbatasan.
• Pertama, Aristoteles mencari penyebut umum yang paling tinggi, bukan
yang paling rendah, dan menganggap akal budi sebagai satu-satunya
karakter yang membuat manusia unik. Dengan terlalu menekankan akal,
peran positif dari emosi dan perasaan dalam kehidupan moral terabaikan.
4

• Kedua, etikanya hanya untuk kelas penguasa, karena banyak waktu yang
dihabiskan untuk perenungan yang santai. Pada dasarnya, etika kebajikan
gagal memberi tahu kita bagaimana seharusnya bertindak karena etika ini
lebih menekankan karakter yang baik daripada tindakan.
BAB 2
STUDI KASUS NASIONAL

2.1 Kasus Kansas City Hyatt Regency Hotel Design


2.1.1 Gambaran Umum Gambaran Umum
Kasus Kansas City Hyatt Regency Hotel Design terjadi pada tanggal 17
Juli 1981 di Kansas City, Missouri, Amerika Serikat. Pada malam itu, dua
penyangga jembatan yang membentuk atrium hotel Hyatt Regency Hotel
roboh dan menewaskan 114 orang serta melukai lebih dari 200 orang lainnya.
Setelah dilakukan penyelidikan, diketahui bahwa desain struktural yang salah
pada konstruksi penyangga jembatan menjadi penyebab utama kecelakaan
tersebut. Selain itu, terdapat beberapa faktor lain seperti kurangnya
pengawasan dan koordinasi antara berbagai pihak yang terlibat dalam proyek
konstruksi. Kasus ini merupakan salah satu bencana bangunan terbesar dalam
sejarah Amerika Serikat dan menyebabkan perubahan signifikan dalam
standar keselamatan konstruksi.
2.1.2 Cerita Belakang
DESAIN HOTEL KANSAS CITY HYATT REGENCY
Kansas City Hyatt Regency Hotel dirancang sebagai hotel dengan tiga
bagian utama: bagian menara 40 lantai, blok fungsi, dan area atrium
penghubung. Atrium adalah area terbuka besar sekitar 36 m kali 44 m dan
tinggi 15 m. Tiga trotoar gantung membentang di atrium di lantai dua, tiga,
dan empat .Jalan setapak ini menghubungkan bagian menara ke blok fungsi.
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar, jalan setapak lantai tiga ditangguhkan
secara independen dari rangka atap atrium. Sebaliknya, jalan setapak lantai
dua ditangguhkan melalui enam koneksi dari jalan setapak lantai empat, yang
ditangguhkan dari bingkai atap (Pfrang, 1982).

5
6

Gambar 2. 1 Desain Hotel Kansas City Hyatt Regency


2.1.3 Hierarki Proyek Hyatt
Pengembangan hotel dimulai pada tahun 1976. Desain dan konstruksi
dilakukan oleh tim khusus, di bawah arahan PBNDML Architects. Tim desain
terdiri dari arsitek, insinyur mesin, insinyur listrik, dan insinyur struktur.
Setelah pemilik, Crown Center Redevelopment, memilih arsitek, arsitek
kemudian memilih sisa tim desain. Tim desain menerima biaya tetap untuk
layanan ren dered. Tim konstruksi terdiri dari kontraktor umum, Eldridge
Construction Co., dan subkontraktornya, yang termasuk fabrikator dan
erector baja struktural, Havens Steel Co. Havens mensubkontrakkan
pekerjaan perincian ke WRW Engineering. Kontraktor umum dipilih oleh
pemilik dengan tawarannya untuk kontrak; Subkontraktor dipilih oleh
kontraktor umum dengan tawaran mereka.
Insinyur struktural, GCE International, diwakili dalam proyek ini oleh
Daniel Duncan, seorang insinyur proyek yang bertanggung jawab atas
pekerjaan teknik struktural yang sebenarnya. Duncan bekerja di bawah
pengawasan langsung Presiden GCE Jack Gillum.Meskipun tidak terikat oleh
kontrak langsung, insinyur struktural memiliki kontrol dan wewenang
tertentu atas anggota tim konstruksi melalui dokumen kontrak. Tidak ada
bagian dari proyek Hyatt yang dapat dimulai sampai gambar toko untuk
pekerjaan itu telah disetujui oleh insinyur struktural.
7

Dalam mengembangkan aspek baja struktural bangunan seperti proyek


Hyatt, insinyur struktural dapat merancang dan menganalisis anggota dan
koneksi baja-ke-baja. Perhitungan dilakukan untuk menentukan kekuatan dan
kecukupan koneksi untuk membawa beban yang dirancang. Dalam gambar
struktural yang sesuai, rincian desain ini disebut sebagai "rincian bagian"
khusus dalam gambar struktural. Jika detail bagian tidak termasuk dalam
gambar struktural untuk sambungan tertentu, perakit yang menerima gambar
menggunakan detailer bajanya untuk memilih sambungan yang berlaku dari
American Institute for Steel Construction (AISC) Manual of Steel
Construction. Detailer baja menerjemahkan gambar struktural ke dalam
gambar toko dan ereksi untuk digunakan dalam konstruksi oleh kru
konstruksi fabrikator. Gambar struktural yang telah selesai disegel dengan
stempel pribadi dari insinyur professional berlisensi yang menyiapkan
gambar atau di bawah arahan dan pengawasan siapa gambar tersebut
disiapkan. Segel itu setara dengan tanda tangan insinyur dan menunjukkan
penerimaannya atas tanggung jawab atas desain yang ditampilkan.
Setelah gambar toko dan ereksi disiapkan oleh detailer baja, pemeriksa
baja meninjaunya. Pemeriksa hanya memeriksa pekerjaan yang tepat dari
detailer. Insinyur struktural kemudian meninjau toko dan gambar ereksi oleh
perakit dan mencapnya dengan stempel ulasan perusahaan teknik. Stempel
mewakili gambar "kesesuaian dengan konsep desain dan kepatuhan dengan
informasi yang diberikan dalam dokumen kontrak" (Komisi Dengar Pendapat
Administratif, 1985).
2.1.4 Desain dan Modifikasi Batang Gantungan Balok Kotak Asli
Pada tahun 1978, Jack Duncan merancang balok kotak dan batang
gantungan yang merupakan anggota baja struktural yang mendukung trotoar
lantai dua, tiga, dan empat. Di trotoar lantai dua dan empat, batang baja
bundar berdiameter 11⁄4 inci dimaksudkan untuk berjalan dari langit-langit ke
bawah ke dan melalui balok kotak lantai empat dan akan terus turun ke dan
melalui balok kotak lantai dua, di mana batang akan berakhir.
8

Gambar 2. 2 Desain Modifikasi Batang Gantungan Balok Kotak Asli


Duncan menyiapkan gambar detail bagian akhir yang pada bagian 10
dan 11, menggambarkan sambungan batang gantungan balok kotak yang khas
dari semua con nections di trotoar. Mur dan mesin cuci diilustrasikan, tetapi
tidak ada pengaku atau pelat bantalan yang disediakan untuk menambah
kekuatan. Kata-kata "full develop ment" dan simbol las muncul di bagian 10.
Tidak ada perhitungan akhir untuk beban yang terkait dengan koneksi ini
yang ditemukan dalam file proyek tempat perhitungan disimpan. Setelah
Gillum memeriksa gambar struktural akhir untuk "konten desain dan
konsistensi dengan praktik teknik yang baik," ia membubuhkan stempel
pribadinya. Gambar struktural kemudian dikirim ke Havens Steel untuk
persiapan gambar toko dan ereksi. Havens Steel mensubkontrakkan ke WRW
karena Havens memiliki terlalu banyak proyek. Secara khusus, kepala
insinyur William Richey mensubkontrakkan pekerjaan detail kepada Ken
Warner, kepala sekolah di WRW. WRW menyiapkan 42 toko struktural dan
gambar ereksi. Untuk lasan di bagian 10, Warner memilih las perakitan
minimum yang khas.
Havens juga bertanggung jawab untuk membeli baja yang akan
digunakan saat gambar sedang dipersiapkan. Ketika pembeli Havens Carl
Bennett hanya dapat menemukan panjang yang lebih pendek dari 46 kaki
yang dibutuhkan untuk batang baja, dia memberi tahu Richey, yang kemudian
memiliki perubahan panjang yang dikomunikasikan kepada WRW. WRW
memodifikasi sambungan di shop drawing 30 dan erection drawing E-3 untuk
9

menunjukkan susunan double rod baru dengan panjang 313 dan 1511 masing-
masing untuk trotoar lantai dua dan empat.
Duncan menyetujui perubahan offset batang pada sambungan balok
kotak lantai empat (lihat Gambar 4.2). Ketika salah satu archi tects PBNDML
menelepon Duncan tentang keamanan perubahan ini menjadi dua batang,
arsitek diyakinkan oleh Duncan bahwa perubahan itu tidak mempengaruhi
integritas struktural sistem. Meskipun Duncan kemudian bersaksi bahwa ia
melakukan perhitungan geser web setelah percakapannya dengan arsitek,
perhitungan itu tidak ditemukan dalam file proyek. Karena ini adalah proyek
"jalur cepat", peninjauan gambar toko dan ereksi dipercepat dalam 10, bukan
14 hari biasa. Pada bulan Februari 1979, Duncan meninjau gambar-gambar
ini tanpa membuat perhitungan lebih lanjut, dan kemudian menerapkan cap
GCE (Komisi Dengar Pendapat Administratif, 1985).
2.1.5 Atap Atrium Runtuh
Pada tanggal 14 Oktober 1979, bagian dari atap atrium runtuh selama
konstruksi. GCE melakukan penyelidikan atas keruntuhan dan menentukan
bahwa pemasangan sambungan baja-ke-beton yang tidak tepat dan ketentuan
yang tidak memadai untuk ekspansi akibat pengerjaan yang salah
menyebabkan keruntuhan. Pemilik hotel juga melakukan penyelidikan
independen yang dilakukan oleh perusahaan teknik struktural Seiden dan
Page yang mencapai kesimpulan yang sama. Pemilik dan arsitek telah
mengarahkan GCE untuk memeriksa desain semua baja, termasuk baja-ke-
baja dan baja-ke-beton, koneksi di atrium. Namun, Gillum menginstruksikan
Gregory Luth, yang merupakan karyawan GCE, untuk membatasi
pemeriksaan desainnya untuk semua anggota struktural yang terdiri dari atap
atrium. Duncan percaya bahwa Luth harus melakukan pemeriksaan desain
semua baja atrium (Komisi Dengar Pendapat Administratif, 1985).
2.1.6 Investigasi Jalan
Ketika hotel dibuka pada tahun 1980, itu menjadi tempat hiburan
malam yang sangat populer, terutama pada hari Jumat, ketika sebuah orkestra
bermain untuk kontes tari teh yang mengingatkan pada tahun 1940-an.
Setahun kemudian, saat pesta dansa teh pada 17 Juli 1981, trotoar lantai dua
10

dan empat runtuh, menyebabkan 114 orang tewas dan 185 terluka. Segera
setelah itu, walikota Kansas City meminta Biro Standar Nasional (NBS)
untuk melakukan penyelidikan independen atas keruntuhan tersebut. NBS
menentukan bahwa jalan setapak mulai gagal ketika las longitudinal bawah di
dekat ujung balok kotak lantai empat retak dan flensa bawah berubah bentuk
cukup untuk memungkinkan balok kotak tergelincir di atas mur dan mesin
cuci di ujung bawah lantai empat ke batang gantungan langit-langit. Karena
jalan setapak lantai dua miring dari jalan setapak lantai empat, hilangnya
dukungan untuk jalan setapak lantai empat juga menyebabkan jalan setapak
lantai dua runtuh.
Dengan menimbang bagian-bagian tertentu dari puing-puing jalan
setapak, menganalisis pita runtuhnya jalan setapak lantai dua, dan
menciptakan kembali bagian-bagian jalan setapak untuk pengujian labora
tory, NBS memperkirakan kapasitas sambungan batang balok kotak lantai
empat yang sebenarnya. Perkiraan kapasitas rata-rata dari enam koneksi
berkisar antara 81 hingga 86 kN. Namun, setiap kapasitas rata-rata dilampaui
oleh jumlah perkiraan beban mati dan beban hidup terikat atas pada setiap
sambungan selama tarian teh. Perhatikan bahwa Kansas City Building Code
mengharuskan setiap koneksi untuk mendukung kekuatan yang dikenakan
oleh gabungan pasukan beban mati dan hidup. Untuk jenis koneksi ini, Kode
juga membutuhkan kapasitas beban akhir 302 kN. Dengan demikian setiap
koneksi lantai empat adalah kandidat untuk inisiasi runtuhnya jalan setapak.
Seandainya perubahan detail batang gantungan tidak dilakukan, koneksi
masih belum memenuhi Kode Bangunan Kansas City. Dalam hal kapasitas
beban akhir, nilai minimum untuk jenis koneksi ini seharusnya 1,67 kali 90
kN, atau 151 kN. Berdasarkan hasil pengujian, kapasitas akhir rata-rata
sambungan batang tunggal adalah sekitar 91 kN, tergantung pada area las
(Pfrang, 1982).
2.1.7 Tindakan Dengar Pendapat Administratif
Pada tanggal 3 Februari 1984, Missouri Board of Architects,
Professional Engineers and Land Surveyors mengajukan keluhan terhadap
Daniel Duncan, Jack Gillum, dan GCE International, dengan tuduhan
11

kelalaian, ketidakmampuan, kesalahan, dan perilaku tidak profesional dalam


praktik rekayasa sehubungan dengan kinerja layanan teknik mereka dalam
desain dan konstruksi Hyatt Regency Hotel. Duncan dinyatakan bersalah atas
kelalaian besar dalam persiapan dan penyelesaian gambar struktural bagian
10 dan 11, dan peninjauan gambar toko dan ereksi.
Duncan juga dinyatakan bersalah atas kesalahan dalam misrepresentasi
kepada arsitek tentang penerimaan teknik sambungan balok kotak batang
gantungan ganda. Gillum dinyatakan bersalah atas kelalaian besar dalam
mengambil tanggung jawab pribadi dan profesional penuh untuk semua
pekerjaan desain yang dilakukan, dan karena gagal meninjau atau
memastikan seseorang meninjau gambar struktural bagian 10 dan 11, sebelum
menempatkan segel tekniknya. Gillum juga dinyatakan bersalah atas perilaku
tidak profesional dalam kurangnya tanggung jawab untuk semua aspek desain
struktural proyek. Selanjutnya, ia dinyatakan bersalah atas pelanggaran untuk
insinyur proyeknya yang ditunjuk, Duncan, dan karena kegagalan untuk
meninjau desain atrium. GCE International dinyatakan bersalah atas
kelalaian, pelanggaran, dan perilaku tidak profesional. Sebagai tindakan
disipliner, Duncan dan Gillum kehilangan lisensi mereka untuk praktik teknik
di negara bagian Missouri, sementara GCE memiliki sertifikat otoritas
sebagai perusahaan teknik dicabut (Komisi Dengar Pendapat Administratif,
1985).
2.2 Pertanyaan
1. Haruskah perakit baja dan detailer memikul lebih banyak tanggung jawab
atas pekerjaan mereka pada gambar toko dan ereksi?
Jawab : Seharusnya pembuat baja dan detailer bertanggung jawab lebih
banyak terhadap pekerjaan mereka pada gambar shop dan pemasangan.
Karena kesalahan dalam desain dan pelaksanaan dapat menyebabkan
kegagalan struktural, seperti yang terjadi pada kasus Hyatt Regency
Kansas City. Jadi, para profesional yang terlibat dalam proyek tersebut
harus lebih hati-hati dan teliti dalam bekerja untuk menghindari kesalahan
yang fatal seperti itu di masa depan.
12

2. Unduh Desain AISC dengan Baja Struktural: Panduan untuk Arsitek di


http://www.aisc.org/Content/ContentGroups/Documents/ePubs_Architect
s_ Guide / ArchitectsGuide.pdf. Baca Bagian I, Teknik Struktural Dasar,
di halaman 21–36. Elemen apa yang digunakan dalam desain atrium
Hyatt?
Jawab : Beberapa elemen yang digunakan dalam desain atrium Hyatt
termasuk kolom baja dengan bingkai baja yang mengelilingi setiap
dinding, tali baja horizontal yang terpasang pada kolom, dan alas beton
yang menopang kolom dan dinding.
Selain itu, atap atrium didukung oleh tali baja vertikal yang diikat
ke balok baja di atasnya. Kolom digunakan sebagai struktur vertikal yang
mendukung beban lantai atas, sedangkan balok digunakan sebagai
struktur horizontal yang menghubungkan kolom dan membentuk jaringan
yang menopang beban. Selebihnya, sistem bantalan digunakan untuk
mendukung atap atrium dan membagi beban di atasnya ke kolom dan
balok.
3. Kode Praktik Standar AISC 2000 untuk Bangunan dan Jembatan Baja
terdapat dalam lampiran panduan ini. Bacalah halaman 275–289, yang
menguraikan prosedur untuk desain, toko, dan gambar ereksi. Bagaimana
prosedur ini dipengaruhi oleh bencana Hyatt?
Jawab : Setelah terjadinya bencana Hyatt Regency Kansas City, prosedur
desain, gambar shop, dan gambar ereksi atau pemasangan mengalami
beberapa perubahan dalam AISC 2000 Code of Standard Practice for
Steel Buildings and Bridges. Perubahan ini termasuk penekanan pada
verifikasi dan validasi model struktural, ketersediaan informasi yang jelas
dan teratur, dan peraturan yang lebih ketat tentang kualifikasi dan lisensi
profesional yang terlibat dalam proyek tersebut. AISC juga menekankan
pentingnya koordinasi antara semua pelaku konstruksi untuk memastikan
bahwa kesalahan tidak terjadi dalam gambar dan pekerjaan konstruksi.
Selain itu, standar juga mengatur tentang bagaimana menghindari
kebingungan yang mungkin terjadi karena perubahan dalam desain.
13

4. Selama proyek jalur cepat, konstruksi bangunan yang sebenarnya dimulai


sebelum pekerjaan desain selesai. Dengan cara ini, pemilik dapat
menghindari dampak penuh dari meningkatnya biaya konstruksi selama
periode desain dan konstruksi. Tekanan waktu diberikan pada insinyur
struktural untuk mempercepat tinjauan gambar toko, karena tim
konstruksi siap untuk melanjutkan dan hanya kekurangan tinjauan dan
persetujuan gambar toko yang diperlukan secara kontrak oleh insinyur
(Komisi Dengar Pendapat Administratif, 1985). Seberapa etis sistem
pengiriman proyek jalur cepat?
Jawab : Sistem pengiriman proyek fast-track, di mana konstruksi dimulai
sebelum pekerjaan desain selesai, tidak sepenuhnya etis. Meskipun sistem
ini dapat membantu pemilik proyek menghindari biaya konstruksi yang
semakin meningkat, hal tersebut dapat membahayakan kualitas bangunan
dan keselamatan para pekerja. Para insinyur struktural terkadang dipaksa
untuk meninjau gambar toko dengan cepat untuk memenuhi tenggat
waktu proyek, yang dapat menyebabkan kesalahan dan kecelakaan pada
waktu pengerjaan. Sistem pengiriman proyek fast-track dapat
mengabaikan aspek keselamatan dan kualitas, karena tidak ada waktu
yang cukup untuk memeriksa kesalahan dan mengembalikan gambar ke
detailer atau pabrikator untuk revisi. Oleh karena itu, etis atau tidaknya
pengiriman proyek fast-track perlu dipertimbangkan tergantung pada
apakah keselamatan bangunan dijamin dan kualitas pekerjaan konstruksi
dipertahankan.
5. Pada tanggal 23 Mei 2004, bagian 30 meter dari atap Terminal 2E bandara
Paris runtuh. Terminal baru ini telah dibuka hanya 11 bulan sebelum
keruntuhan dan telah dibangun menggunakan baja, beton, dan 36.000
meter persegi kaca bertulang. Harganya $ 900 juta. Arsitek Prancis yang
terkenal secara internasional Paul Andreu tidak percaya desain
futuristiknya yang harus disalahkan. Dia telah menciptakan lebih dari 50
bandara di seluruh dunia.
Segera setelah keruntuhan, detail konstruksi mulai muncul. Serikat
pekerja di Prancis mengklaim bahwa pembangun berada di bawah tekanan
14

untuk membuka terminal tepat waktu. Petugas kebersihan bandara


mengakui bahwa dua pipa air utama telah pecah pada minggu-minggu
sebelum kecelakaan. Setelah kebocoran air pertama, petugas kebersihan
telah melihat debu dan partikel jatuh dari langit-langit. Pejabat bandara
mengkonfirmasi bahwa selama tahap awal konstruksi retakan muncul di
pilar yang menahan struktur beton di area terminal yang tidak runtuh, yang
kemudian harus diperkuat dengan serat karbon. Sesaat sebelum bangunan
selesai, 300 balok logam tambahan telah ditambahkan untuk
meningkatkan stabilitasnya (Wyatt, 2004).
Pada tanggal 5 Juli, para penyelidik mengumumkan bahwa struktur
pendukung logam telah melubangi beton, menyebabkannya pecah dan
runtuh. Meskipun alasan pastinya tidak diketahui, beton itu mungkin
memburuk (BBC News, 2004). Bagaimana jenis keruntuhan ini dapat
dicegah di masa depan?
Jawab :
Pada kasus keruntuhan Terminal 2E Bandara Paris, ada beberapa langkah
yang bisa diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
• Pertama, perlu dilakukan pengecekan secara menyeluruh terhadap
struktur bangunan dan material yang digunakan sebelum dibuka untuk
umum. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan pengujian material
secara berkala dan memperhatikan setiap tanda-tanda kerusakan pada
struktur bangunan.
• Kedua, perlu dilakukan perencanaan dan konstruksi yang lebih teliti
dan matang. Pemeriksaan secara ketat pada setiap tahap pembangunan
dan pengujian kualitas material yang digunakan harus dilakukan secara
rutin untuk memastikan kualitas dan keamanan bangunan. Jika terdapat
masalah atau kekurangan dalam tahap pembangunan, maka harus
segera diperbaiki sebelum bangunan dibuka untuk umum.
• Ketiga, perlu dilakukan audit independen oleh lembaga yang terkait
untuk memastikan bahwa semua standar keselamatan telah terpenuhi
sebelum bangunan dibuka untuk umum. Audit ini bisa dilakukan oleh
15

lembaga yang independen dan terpercaya yang tidak terkait dengan


pihak yang bertanggung jawab atas pembangunan bangunan tersebut.
• Keempat, perlu adanya regulasi yang ketat dan pengawasan yang lebih
ketat lagi terhadap konstruksi bangunan. Regulasi ini harus
memperhatikan segala aspek, mulai dari material yang digunakan,
desain struktur, hingga proses pembangunan dan pengujian material.
Selain itu, pengawasan terhadap proses konstruksi bangunan juga perlu
diperketat untuk memastikan bahwa setiap tahap pembangunan
dilakukan secara benar dan aman.
• Kelima, perlu adanya komunikasi yang lebih baik antara pihak-pihak
terkait dalam pembangunan bangunan, seperti arsitek, insinyur,
kontraktor, dan pihak pengawas. Komunikasi yang baik dan terbuka ini
bisa membantu mengurangi risiko terjadinya kesalahan atau kekurangan
dalam proses pembangunan bangunan.
2.3 Analisis
Analisis kasus Kansas City Hyatt Regency Hotel Design berdasarkan
4 teori etika adalah sebagai berikut :
1. Etika Utilitarianisme
Analisis kasus ini dengan pendekatan etika utilitarianisme akan
fokus pada dampak dari tindakan yang dilakukan oleh para aktor dalam
kasus tersebut terhadap kesejahteraan yang lebih besar. Utilitarianisme
menekankan bahwa tindakan yang benar adalah tindakan yang
menghasilkan hasil terbaik bagi sebagian besar orang yang terlibat.
• Desain Struktural yang Salah: Para insinyur, terutama Daniel Duncan,
memiliki tanggung jawab utama dalam merancang struktur hotel yang
aman. Namun, desain yang salah dari penyangga jembatan menjadi
penyebab utama tragedi tersebut. Dalam konteks utilitarianisme,
tindakan para insinyur ini bisa dianggap sebagai kelalaian besar
karena mereka tidak mempertimbangkan dampaknya terhadap
keselamatan dan kesejahteraan para pengunjung hotel.
• Kurangnya Pengawasan dan Koordinasi: Para pemilik, arsitek, dan
kontraktor juga memiliki tanggung jawab dalam memastikan
16

keselamatan konstruksi. Kurangnya pengawasan dan koordinasi


antarpihak menyebabkan kelalaian dalam memperbaiki masalah
desain yang terdeteksi sebelumnya. Dalam utilitarianisme, kegagalan
ini dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab
karena mengorbankan keselamatan publik demi kepentingan pribadi
atau keuntungan.
Secara keseluruhan, dalam analisis etika utilitarianisme,
keselamatan dan kesejahteraan masyarakat harus menjadi prioritas utama
dalam setiap keputusan yang berkaitan dengan desain dan konstruksi
bangunan. Para aktor yang terlibat dalam kasus ini dapat dianggap telah
gagal mempertimbangkan dampak tindakan mereka terhadap keselamatan
publik, dan tindakan disipliner yang diambil merupakan upaya untuk
memperbaiki kesalahan tersebut demi kebaikan yang lebih besar.
2. Etika Hak :
Analisis kasus ini dari perspektif etika hak akan menekankan
pentingnya menghormati hak-hak individu yang terlibat dalam situasi
tersebut. Berikut adalah analisisnya:
• Hak atas Keselamatan dan Kehidupan: Setiap individu memiliki hak
inheren untuk keselamatan dan kehidupan. Dalam kasus ini, para
pengunjung hotel memiliki hak untuk merasa aman saat berada di
dalam bangunan. Namun, desain struktural yang buruk dan kurangnya
pengawasan menyebabkan kecelakaan yang mengakibatkan
kehilangan nyawa dan cedera serius. Para insinyur dan kontraktor
yang terlibat di sini mungkin dianggap telah melanggar hak-hak ini
karena tidak memastikan keselamatan struktural bangunan.
• Hak atas Informasi yang Jelas dan Jujur: Individu memiliki hak untuk
menerima informasi yang jelas dan jujur mengenai risiko yang terlibat
dalam situasi tertentu. Dalam kasus ini, ada indikasi bahwa ada
kekurangan dalam komunikasi dan transparansi antara para pihak
yang terlibat dalam proyek konstruksi. Misalnya, arsitek yang
dipastikan oleh pemilik harus memahami risiko dan masalah desain
yang mungkin mempengaruhi keselamatan publik. Kurangnya
17

komunikasi ini dapat dianggap sebagai pelanggaran hak atas informasi


yang jelas dan jujur.
Secara keseluruhan, analisis etika hak dalam kasus ini menyoroti
pentingnya menghormati hak-hak individu, termasuk hak atas
keselamatan, informasi yang jelas dan jujur, serta pertanggungjawaban dan
keadilan. Para aktor yang terlibat dalam kegagalan untuk memenuhi hak-
hak ini mungkin dianggap melanggar prinsip-prinsip etika hak dan
bertanggung jawab atas konsekuensi yang timbul dari
pelanggaran tersebut.
3. Etika Kebajikan :
Analisis kasus ini dari perspektif etika kebajikan akan
menitikberatkan pada karakter moral individu yang terlibat dan bagaimana
tindakan mereka mencerminkan prinsip-prinsip kebajikan. Berikut adalah
analisisnya:
• Transparansi dan Komunikasi: Etika kebajikan menekankan
pentingnya transparansi, kejujuran, dan komunikasi yang efektif
dalam hubungan profesional. Kurangnya komunikasi antara berbagai
pihak yang terlibat, seperti arsitek, insinyur, dan kontraktor, dapat
dianggap sebagai pelanggaran terhadap prinsip-prinsip kebajikan.
Komunikasi yang buruk dapat menghambat kolaborasi yang efektif
dan mengurangi kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi
masalah potensial yang berkaitan dengan keselamatan dan kualitas
konstruksi.
• Tanggung Jawab dan Pertanggungjawaban: Etika kebajikan
menekankan pentingnya tanggung jawab pribadi dan profesional, serta
pertanggungjawaban atas tindakan dan keputusan seseorang. Para
insinyur, arsitek, dan kontraktor memiliki tanggung jawab moral untuk
memastikan bahwa desain dan konstruksi bangunan memenuhi
standar keselamatan yang ditetapkan dan melindungi kepentingan
masyarakat. Ketika terjadi kegagalan dalam memenuhi tanggung
jawab ini, individu-individu tersebut harus bertanggung jawab atas
konsekuensinya.
18

Dalam analisis etika kebajikan, penting untuk menilai tindakan dan


keputusan individu-individu yang terlibat dalam konteks nilai-nilai moral
dan profesional yang mereka wakili. Para aktor yang gagal memenuhi
standar etika kebajikan mungkin dianggap telah melanggar kewajiban
moral mereka dan harus menerima konsekuensi yang sesuai dengan
tindakan mereka.
4. Etika Tugas :
Analisis kasus ini dari perspektif etika tugas akan menyoroti
kewajiban moral yang dimiliki oleh para individu terlibat dalam proyek
konstruksi tersebut. Berikut adalah analisisnya:
• Kewajiban Profesional: Para insinyur, arsitek, dan kontraktor memiliki
kewajiban profesional untuk melakukan pekerjaan mereka dengan
cermat, keahlian, dan integritas. Ini mencakup merancang dan
membangun struktur bangunan yang aman dan memenuhi standar
keselamatan yang ditetapkan. Dalam kasus ini, para aktor yang terlibat
memiliki tugas moral untuk memastikan bahwa desain dan konstruksi
hotel memenuhi standar keselamatan yang diperlukan.
• Kewajiban Transparansi dan Komunikasi: Para individu yang terlibat
dalam proyek memiliki kewajiban untuk berkomunikasi dengan jelas
dan transparan antara satu sama lain. Ini termasuk memberikan
informasi yang jujur dan akurat tentang masalah desain dan konstruksi
yang mungkin mempengaruhi keselamatan bangunan. Ketika ada
kekurangan dalam komunikasi atau ketidakjelasan, hal ini dapat
mengganggu kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi risiko
yang mungkin timbul.
Dalam analisis etika tugas, penting untuk menilai apakah individu-
individu tersebut telah memenuhi kewajiban moral dan profesional mereka
dalam melakukan pekerjaan mereka. Kegagalan dalam memenuhi
kewajiban tersebut dapat dianggap sebagai pelanggaran etika tugas dan
dapat memiliki konsekuensi yang serius, termasuk tindakan disipliner atau
tanggung jawab hukum.
BAB 3
STUDI KASUS TAHUN 2010 KEATAS

3.1 Bencana Nuklir Fukushima Daiichi


3.1.1 Gambaran Umum

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima I (, Fukushima dai-ichi


genshiryoku hatsudensho, Fukushima I NPP, 1F), sering disebut
sebagai Fukushima Dai-ichi, adalah sebuah pembangkit listrik tenaga
nuklir yang terletak di kota Okuma di Distrik Futaba, Prefektur
Fukushima, Jepang. Dengan 6 unit terpisah yang terletak di situs dengan
jumlah tenaga 4,7 GW, Fukushima I adalah satu dari 25 pembangkit listrik
tenaga nuklir terbesar di dunia. Fukushima I adalah pembangkit listrik tenaga
nuklir pertama yang dibangun dan dijalanakan seluruhnya oleh Tokyo
Electric Power Company (TEPCO).

Pada Maret 2011, karena gempa bumi dan tsunami Sendai, pemerintah
Jepang mendeklarasikan sebuah "keadaan darurat tenaga nuklir" dan
mengevakuasi ribuan penduduk yang tinggal dekat Fukushima I. Ryohei
Shiomi dari komisi keselamatan nuklir Jepang mengatakan bahwa para
pejabat prihatin tentang kemungkinan kebocoran nuklir. Kebocoran nuklir ke
lingkungan terus berlanjut hingga menyebabkan terbentuknya larangan impor
ikan dari Jepang oleh Korea Selatan. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Fukushima II, yang terletak 115 kilometer (71 mi) di sebelah selatan, juga
dijalankan oleh TEPCO.

Bencana Nuklir Fukushima Daiichi, yang dalam bahasa Jepang dikenal


sebagai “Fukushima Dai-ichi genshiryoku hatsudensho jiko", adalah suatu
insiden energi yang terjadi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima I
di Fukushima, Jepang, yang dipicu oleh tsunami akibat gempa
bumi di Tōhoku pada tanggal 11 Maret 2011. Setelah gempa, reaktor secara
otomatis mematikan reaksi fisi yang berkelanjutan. Namun, tsunami
menghancurkan generator darurat yang seharusnya menyediakan daya untuk
mengoperasikan pompa yang diperlukan untuk mendinginkan reaktor.

19
20

Akibatnya, terjadi kegagalan dalam pendinginan yang menyebabkan


terjadinya tiga krisis nuklir, yaitu ledakan hidrogen-udara dan pelepasan
bahan radioaktif di Unit 1, 2, dan 3 dari tanggal 12 Maret sampai 15 Maret.
Selain itu, pendinginan yang tidak adekuat juga menyebabkan kolam
penyimpanan bahan bakar dari Reaktor 4 menjadi terlalu panas akibat panas
dari batang bahan bakar.

Pada tanggal 5 Juli 2012, Komisi Investigasi Independen Kecelakaan


Nuklir Fukushima (NAIIC) menyimpulkan bahwa penyebab kecelakaan
tersebut telah lama diketahui. Operator pabrik Tokyo Electric Power
Company (TEPCO) telah gagal memenuhi persyaratan keselamatan dasar
seperti risiko penilaian, persiapan untuk mendapatkan kerusakan bangunan,
dan pengembangan rencana evakuasi. Pada tanggal 12 Oktober 2012, TEPCO
mengakui bahwa untuk pertama kalinya mereka gagal untuk mengambil
tindakan yang diperlukan karena takut mengundang tuntutan hukum atau
demonstrasi yang melawan pabrik nuklirnya.

Bencana Fukushima adalah insiden nuklir yang paling berarti sejak 26


April 1986 yaitu bencana Chernobyl dan bencana kedua akan diberi kategori
tingkat 7 dari Skala Kejadian Nuklir Internasional. Meskipun tidak ada
korban jiwa yang terkait dengan radiasi karena kecelakaan tersebut, tetapi
jumlah kematian akibat kanker, menurut teori ambang batas radiasi ambang
batas linier, yang akan diakibatkan oleh kecelakaan tersebut diperkirakan
sekitar 130-640 orang di Tahun dan dekade ke depan. Komite Ilmiah
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pengaruh Radiasi Atomdan Organisasi
Kesehatan Dunia melaporkan bahwa tidak akan ada peningkatan keguguran,
kelahiran mati atau gangguan fisik dan mental pada bayi yang lahir setelah
kecelakaan tersebut. Namun, diperkirakan 1.600 kematian diyakini terjadi
karena kondisi evakuasi yang terjadi. Tidak ada rencana yang jelas untuk
melakukan dekomisioning pada pabrik tersebut, tetapi perkiraan pengelolaan
pabrik adalah 30 atau 40 tahun. Sebuah penghalang dinding beku telah
dibangun dalam upaya untuk mencegah kontaminasi lebih lanjut terhadap air
tanah, namun pada bulan Juli 2016 TEPCO mengungkapkan bahwa dinding
es telah gagal menghentikan aliran air tanah mengalir dan bercampur dengan
21

air yang mengandung radioaktif di dalam bangunan reaktor yang rusak,


TEPCO juga menambahkan bahwa mereka "secara teknis tidak mampu
menghalangi air tanah dengan dinding beku".
3.2 Temuan Kasus Bencana Nuklir Fukushima Daiichi
3.2.1 Terjadinya Bencana Nuklir
Kecelakaan Fukushima , kecelakaan tahun 2011 di Fukushima Daiichi
(“Nomor Satu”)pembangkit listrik tenaga nuklir di Jepang utara , kecelakaan
nuklir terburuk kedua (setelah bencana Chernobyl tahun 1986) dalam sejarah
pembangkit listrik tenaga nuklir . Situs ini berada di pantai Pasifik Jepang, di
timur laut prefektur Fukushima sekitar 100 km (60 mil)
selatan Sendai . Fasilitas yang dioperasikan olehTokyo Electric and Power
Company (TEPCO), terdiri dari enam reaktor air mendidih yang dibangun
antara tahun 1971 dan 1979. Pada saat kecelakaan terjadi, hanya reaktor 1–3
yang beroperasi, dan reaktor 4 berfungsi sebagai penyimpanan sementara
batang bahan bakar bekas.

Gambar 3. 1 Terjadinya Bencana Nuklir


Pejabat TEPCO melaporkan bahwa gelombang tsunami yang
ditimbulkan oleh guncangan utama gempa bumi Jepang pada 11 Maret 2011 ,
merusak generator cadangan di pembangkit listrik Fukushima
Daiichi. Meskipun ketiga reaktor yang beroperasi berhasil dimatikan,
hilangnya daya menyebabkan kegagalan sistem pendingin di masing-masing
reaktor dalam beberapa hari pertama setelah bencana . Meningkatnya
22

sisa panas di dalam setiap inti reaktor menyebabkan batang bahan bakar di
reaktor 1, 2, dan 3 menjadi terlalu panas dan meleleh sebagian , yang
terkadang menyebabkan pelepasan radiasi . Material yang meleleh jatuh ke
dasar bejana penahanan di reaktor 1 dan 2 dan membuat lubang-lubang yang
cukup besar di lantai setiap bejana—sebuah fakta yang muncul pada akhir
bulan Mei. Lubang-lubang tersebut mengekspos sebagian material nuklir di
intinya. Ledakan akibat penumpukan gas hidrogen bertekanan terjadi di
bangunan penahan luar yang mengelilingi reaktor 1 dan 3 masing-masing
pada tanggal 12 Maret dan 14 Maret. Para pekerja berusaha mendinginkan
dan menstabilkan ketiga inti tersebut dengan memompa air laut dan asam
borat ke dalamnya. Karena kekhawatiran akan kemungkinan paparan radiasi,
pejabat pemerintah menetapkan zona larangan terbang sepanjang 30 km (18
mil) di sekitar fasilitas tersebut, dan area seluas radius 20 km (12,5 mil) di
sekitar pembangkit listrik tersebut—yang mencakup hampir 600 hektar. km
persegi (kira-kira 232 mil persegi)—dievakuasi. Ledakan ketiga terjadi pada
tanggal 15 Maret di gedung sekitar reaktor 2. Saat itu ledakan diperkirakan
merusak bejana penahanan yang menampung batang bahan
bakar. (Sebenarnya, ledakan tersebut membuat lubang kedua pada wadah
penahanan; lubang pertama telah dibuat sebelumnya oleh lelehan bahan
nuklir yang melewati bagian bawah wadah.) Sebagai tanggapan, pejabat
pemerintah menetapkan zona yang lebih luas, hingga radius berjarak 30 km di
sekitar pabrik, di mana warga diminta untuk tetap berada di dalam
rumah. Ledakan tersebut, bersamaan dengan kebakaran yang dipicu oleh
kenaikan suhu pada batang bahan bakar bekas yang disimpan di reaktor 4,
menyebabkan pelepasan radiasi tingkat tinggi dari pembangkit tersebut. Pada
hari-hari berikutnya, sekitar 47.000 penduduk meninggalkan rumah mereka,
banyak orang di daerah yang berdekatan dengan zona peringatan evakuasi
sepanjang 20 km juga bersiap untuk pergi, dan para pekerja di pembangkit
listrik tersebut melakukan beberapa upaya untuk mendinginkan reaktor
menggunakan meriam air yang dipasang di truk dan air jatuh
dari helikopter . Upaya tersebut membuahkan hasil, yang untuk sementara
memperlambat pelepasan radiasi; namun, mereka ditangguhkan beberapa kali
23

setelah meningkatnya uap atau asap yang menandakan peningkatan risiko


paparan radiasi.
Ketika para pekerja melanjutkan upaya mereka untuk mendinginkan
reaktor, munculnya peningkatan tingkat radiasi di beberapa persediaan
makanan dan air lokal mendorong pejabat Jepang dan internasional untuk
mengeluarkan peringatan mengenai konsumsi bahan-bahan tersebut . Pada
akhir bulan Maret, zona evakuasi diperluas menjadi 30 km di sekitar
pembangkit listrik, dan air laut di dekat pembangkit listrik diketahui telah
terkontaminasi dengan kadar yodium -131 yang tinggi, yang diakibatkan oleh
kebocoran air radioaktif melalui retakan di parit dan terowongan antara
tanaman dan laut. Pada tanggal 6 April, pejabat pabrik mengumumkan bahwa
retakan tersebut telah ditutup, dan kemudian pada bulan itu para pekerja
mulai memompa air iradiasi ke gedung penyimpanan di lokasi hingga dapat
diolah dengan benar.
Pada tanggal 12 April, regulator nuklir menaikkan tingkat keparahan
darurat nuklir dari 5 menjadi 7 tingkat tertinggi pada skala yang dibuat
oleh Badan Energi Atom Internasional menempatkannya dalam kategori yang
sama dengan kecelakaan Chernobyl , yang terjadi di Uni Soviet. pada tahun
1986. Baru pada pertengahan Desember 2011 Perdana Menteri Jepang Noda
Yoshihiko menyatakan fasilitas tersebut stabil, setelah penghentian dingin
reaktor selesai. Ketika pola dampak bencana menjadi lebih dipahami, sebuah
koridor lahan tambahan seluas sekitar 207 km persegi (80 mil persegi) dan
membentang jauh dari zona awal sepanjang 20 km juga ditetapkan untuk
evakuasi pada bulan-bulan setelah bencana. Beberapa bulan kemudian,
tingkat radiasi di zona evakuasi tetap tinggi, dan pejabat pemerintah
menyatakan bahwa wilayah tersebut mungkin tidak dapat dihuni selama
beberapa dekade. Namun, mereka juga mengumumkan bahwa tingkat radiasi
telah cukup menurun di beberapa kota yang terletak tepat di luar zona
peringatan evakuasi sepanjang 20 km sehingga penduduk dapat kembali ke
rumah mereka di sana. Meskipun banyak daerah yang berada dalam zona
peringatan evakuasi sepanjang 20 km dan zona yang diperluas (daerah yang
disebut zona “sulit untuk kembali”) tetap terlarang karena tingkat radiasi yang
24

tinggi, para pejabat mulai mengizinkan kegiatan yang dibatasi (bisnis


kegiatan dan kunjungan tetapi tidak ada penginapan) di daerah lain yang
sebelumnya dievakuasi dengan tingkat radiasi sedang tinggi. Mulai bulan Juli
2013, perintah evakuasi dicabut di beberapa wilayah yang ditandai dengan
tingkat radiasi yang lebih rendah baik di dalam maupun di luar zona
peringatan evakuasi sepanjang 20 km. Pada bulan Maret 2017, semua
perintah evakuasi di wilayah di luar zona sulit untuk kembali (yang terus
menyita wilayah seluas 371 km persegi [sekitar 143 mil persegi]) telah
dicabut. Sebuah studi pada tahun 2016 mengenai dampak kecelakaan
terhadap ikan dan produk kelautan menunjukkan bahwa tingkat kontaminasi
telah menurun secara drastis dari waktu ke waktu, meskipun
radioaktivitas beberapa spesies, terutama ikan karang yang menetap, tetap
tinggi dalam zona eksklusi.
Kecelakaan nuklir kedua, namun lebih kecil, terjadi pada bulan Agustus
2013 ketika sekitar 300 ton (330 ton) air iradiasi yang digunakan dalam
operasi pendinginan yang sedang berlangsung di reaktor 1, 2, dan 3
dibuang ke lanskap sekitar fasilitas Fukushima Daiichi. Pejabat TEPCO
melaporkan bahwa kebocoran tersebut disebabkan oleh terbukanya katup
pada dinding penghalang pendek yang mengelilingi beberapa tangki yang
digunakan untuk penyimpanan air radioaktif. Kebocoran tersebut cukup parah
sehingga membuat Otoritas Regulasi Nuklir Jepang mengklasifikasikannya
sebagai insiden nuklir tingkat 3.
3.3 Analisa Bencana Nuklir Fukushima Daiichi
3.3.1 Hasil analisis pelanggaran kode etik pada Kasus Bencana Nuklir
Fukushima Daiichi
• Utilitarianism
Teori utilitarianisme mengatakan bahwa tindakan yang benar adalah
tindakan yang memberikan manfaat terbesar bagi masyarakat atau banyak
orang. Dalam kasus bencana nuklir Fukushima, penerapan utilitarianisme
akan menempatkan keselamatan masyarakat sebagai prioritas utama, karena
dampak bencana tersebut sangat signifikan terhadap keselamatan dan
kesehatan masyarakat serta lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu,
25

keputusan-keputusan yang diambil harus mempertimbangkan manfaat


terbesar bagi masyarakat. Selain mempertimbangkan keselamatan masyarakat
secara langsung, pendekatan utilitarianisme juga menekankan pentingnya
meminimalkan dampak jangka panjang dari bencana nuklir Fukushima. Ini
termasuk upaya untuk mengurangi kontaminasi lingkungan, melindungi
sumber daya alam, serta memperbaiki infrastruktur yang rusak. Dengan
memprioritaskan manfaat terbesar bagi masyarakat dalam jangka panjang,
penerapan utilitarianisme memungkinkan pengambil keputusan untuk
merencanakan langkah-langkah pemulihan yang efektif dan berkelanjutan.
Selain itu, utilitarianisme juga mendorong keterbukaan dan transparansi
dalam proses pengambilan keputusan terkait bencana nuklir. Dengan
melibatkan masyarakat dalam diskusi dan pengambilan keputusan, para
pemangku kepentingan dapat memperhitungkan berbagai perspektif dan
kebutuhan yang berbeda, sehingga memastikan bahwa keputusan yang
diambil akan menghasilkan manfaat terbesar bagi semua pihak yang terlibat.
Penting juga untuk diingat bahwa dalam konteks bencana seperti
Fukushima, keputusan yang diambil sering kali melibatkan trade-off antara
berbagai nilai, seperti keselamatan, kesehatan, lingkungan, dan ekonomi.
Dalam hal ini, utilitarianisme menawarkan kerangka kerja yang dapat
membantu pengambil keputusan untuk menimbang berbagai faktor dan
memilih tindakan yang menghasilkan manfaat netto terbesar bagi masyarakat
secara keseluruhan.
Dengan demikian, penerapan prinsip utilitarianisme dalam menangani
bencana nuklir Fukushima bukan hanya tentang memprioritaskan
keselamatan masyarakat secara langsung, tetapi juga tentang
memperhitungkan dampak jangka panjang, melibatkan masyarakat dalam
proses pengambilan keputusan, dan menimbang berbagai nilai yang terlibat
dalam konteks yang kompleks.
• Duty Ethics
Teori etika kewajiban (duty ethics) menekankan bahwa tindakan yang
benar adalah tindakan yang menghormati dan memenuhi kewajiban moral
tertentu, seperti integritas, kejujuran, dan tanggung jawab dalam melakukan
26

tugas profesional. Dalam kasus Fukushima, insinyur memiliki kewajiban


moral untuk memastikan keamanan dan kesehatan publik dalam merancang,
membangun, dan mengoperasikan fasilitas nuklir. Hal ini menuntut insinyur
untuk menempatkan prioritas pada kewajiban mereka untuk melakukan
pekerjaan dengan benar dan memastikan keselamatan masyarakat dan
lingkungan sekitarnya. Selain kewajiban langsung terhadap keselamatan
publik, teori etika kewajiban juga menekankan pentingnya integritas
profesional dalam setiap tahapan proses teknis. Dalam konteks Fukushima,
ini mencakup transparansi dalam pelaporan dan komunikasi mengenai potensi
risiko serta upaya untuk mengatasi kelemahan atau masalah yang
teridentifikasi dalam desain, konstruksi, atau operasi pembangkit nuklir.
Selain itu, teori etika kewajiban juga menekankan tanggung jawab jangka
panjang terhadap lingkungan dan masyarakat yang terkena dampak. Insinyur
memiliki tanggung jawab moral untuk tidak hanya memperhitungkan dampak
langsung dari kegiatan teknis mereka, tetapi juga untuk mempertimbangkan
dampak jangka panjang, termasuk risiko kontaminasi lingkungan dan
kesehatan masyarakat.
Penting juga untuk dicatat bahwa dalam teori etika kewajiban, prinsip-
prinsip moral dianggap sebagai norma yang tetap dan tidak dapat
dikompromikan. Oleh karena itu, insinyur memiliki tanggung jawab moral
untuk tetap berpegang pada prinsip-prinsip moral tersebut bahkan dalam
menghadapi tekanan eksternal atau konflik kepentingan yang mungkin timbul
dalam konteks proyek nuklir seperti Fukushima.
Dengan demikian, pendekatan etika kewajiban tidak hanya menekankan
kepatuhan pada kewajiban moral yang langsung terkait dengan keselamatan
publik, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya integritas profesional,
tanggung jawab jangka panjang terhadap lingkungan dan masyarakat, serta
konsistensi dalam penerapan prinsip-prinsip moral dalam setiap aspek
pekerjaan teknis.
• Right Ethics
Teori etika hak menekankan pentingnya pengakuan hak-hak moral
individu dan perlindungan hak-hak tersebut. Dalam kasus Fukushima,
27

insinyur harus mempertimbangkan hak-hak individu terkait keselamatan dan


kesehatan mereka, serta hak lingkungan hidup untuk dilindungi dan dijaga.
Insinyur harus memastikan bahwa keputusan-keputusan mereka tidak
mengorbankan hak-hak tersebut demi kepentingan korporasi atau keuntungan
finansial. Teori etika hak juga menekankan pentingnya pertimbangan
terhadap hak-hak individu yang terdampak secara langsung oleh kegiatan
teknis, seperti hak atas informasi yang jelas dan akurat tentang potensi risiko
yang mereka hadapi, serta hak untuk terlibat dalam proses pengambilan
keputusan yang memengaruhi keselamatan dan kesejahteraan mereka. Dalam
konteks Fukushima, ini mencakup hak masyarakat lokal untuk diberikan
informasi yang jujur dan terperinci tentang risiko radiasi dan dampak
kesehatan yang mungkin mereka alami, serta hak mereka untuk berpartisipasi
dalam proses pengambilan keputusan yang memengaruhi lingkungan dan
kehidupan mereka.
Selain itu, teori etika hak juga menekankan pentingnya perlindungan
hak-hak lingkungan hidup, termasuk hak ekosistem untuk tetap utuh dan
berfungsi serta hak generasi masa depan untuk warisan lingkungan yang
bersih dan sehat. Dalam hal ini, insinyur memiliki tanggung jawab moral
untuk memastikan bahwa keputusan teknis mereka tidak hanya memenuhi
kebutuhan saat ini, tetapi juga mengakui dan melindungi hak-hak lingkungan
hidup dan hak-hak generasi mendatang.
Penting juga untuk dicatat bahwa dalam teori etika hak, hak-hak individu
dan hak-hak lingkungan hidup dianggap sebagai prinsip moral yang
fundamental dan tidak dapat dikompromikan. Oleh karena itu, insinyur
memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan bahwa setiap tindakan
atau keputusan yang mereka ambil tidak melanggar atau merugikan hak-hak
tersebut.
Dengan demikian, pendekatan etika hak tidak hanya menekankan
perlindungan hak-hak individu dan hak-hak lingkungan hidup, tetapi juga
menuntut konsistensi dalam memprioritaskan prinsip-prinsip moral tersebut
dalam setiap tahap perencanaan, pembangunan, dan pengoperasian
infrastruktur teknis seperti pembangkit nuklir Fukushima.
28

• Virtue Ethics
Teori etika kebajikan menekankan pentingnya karakter dan perilaku yang
benar dalam kehidupan moral. Dalam kasus Fukushima, karakter dan perilaku
insinyur yang bertanggung jawab untuk merancang dan mengoperasikan
infrastruktur nuklir menjadi sangat penting. Insinyur juga harus menunjukkan
kualitas kebajikan seperti integritas, kejujuran, tanggung jawab, dan
kepemimpinan dalam melakukan pekerjaannya. Teori etika kebajikan
menekankan pentingnya pengembangan karakter yang baik dan praktek
kebajikan dalam menjalani kehidupan moral. Dalam konteks Fukushima,
insinyur tidak hanya diharapkan untuk memenuhi kewajiban teknis mereka,
tetapi juga untuk menunjukkan karakter yang kuat dan praktek kebajikan
dalam setiap aspek pekerjaan mereka.
Selain karakteristik seperti integritas, kejujuran, dan tanggung jawab,
teori etika kebajikan juga menekankan pentingnya kepemimpinan moral.
Insinyur yang bertanggung jawab atas infrastruktur nuklir memiliki peran
penting dalam membimbing tim mereka menuju praktik yang beretika dan
bertanggung jawab. Ini termasuk membangun budaya kerja yang menghargai
kebenaran, transparansi, dan kepedulian terhadap keselamatan masyarakat
dan lingkungan.
Selain itu, teori etika kebajikan menekankan pentingnya refleksi diri dan
peningkatan diri yang berkelanjutan. Insinyur harus terus-menerus
mengevaluasi tindakan dan keputusan mereka, belajar dari pengalaman, dan
berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik secara moral.
Dengan demikian, pendekatan etika kebajikan menuntut lebih dari
sekadar mematuhi kode etik atau standar profesional. Hal ini mengharuskan
insinyur untuk secara aktif membentuk karakter mereka sesuai dengan nilai-
nilai moral yang tinggi, serta menunjukkan praktek kebajikan dalam setiap
interaksi mereka dalam merancang, membangun, dan mengoperasikan
fasilitas nuklir seperti Fukushima.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari Kasus Bencana Nuklir Fukushima Daiichi yaitu:
• Pentingnya memprioritaskan keselamatan masyarakat dan lingkungan:
Bencana Fukushima menunjukkan bahwa keselamatan masyarakat harus
menjadi prioritas utama dalam merencanakan, membangun, dan
mengoperasikan infrastruktur nuklir.
• Perlunya keterbukaan dan transparansi: Bencana tersebut menyoroti
pentingnya komunikasi yang jujur dan terbuka mengenai risiko serta
keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang
memengaruhi kehidupan mereka.
• Pentingnya integritas profesional dan tanggung jawab jangka panjang:
Insinyur dan profesional teknis lainnya memiliki tanggung jawab moral
untuk memastikan bahwa pekerjaan mereka dilakukan dengan integritas,
kejujuran, dan mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap
lingkungan dan masyarakat.
• Kepentingan pengakuan hak individu dan lingkungan hidup: Kasus
Fukushima menekankan pentingnya mempertimbangkan hak-hak
individu terkait keselamatan dan kesehatan mereka, serta hak lingkungan
hidup untuk dilindungi dan dijaga.
• Perlunya pengembangan karakter dan praktek kebajikan: Bencana
tersebut menggarisbawahi pentingnya insinyur dan profesional lainnya
untuk menunjukkan karakter yang kuat dan praktek kebajikan dalam
menjalankan tugas mereka, termasuk kepemimpinan moral, integritas,
dan tanggung jawab.
Dengan demikian, kasus Fukushima Daiichi tidak hanya memberikan
pelajaran tentang perlunya peningkatan dalam regulasi dan manajemen risiko
dalam industri nuklir, tetapi juga menekankan pentingnya nilai-nilai etika dan
moral dalam setiap aspek pengembangan dan operasi infrastruktur teknis
yang memiliki dampak signifikan terhadap masyarakat dan lingkungan.

29
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_Listrik_Tenaga_Nuklir_Fukushima_I
https://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_nuklir_Fukushima_Daiichi
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Bencana_nuklir_Fukushima_Daiichi
https://www.britannica.com/event/Fukushima-accident
https://repository.unikom.ac.id/52369/1/5-verdinand-robertua.pdf
Memahami Situasi Fukushima - National Geographic (grid.id)
Tsunami di Jepang 10 tahun lalu, bagaimana kelanjutan proyek nuklir Fukushima?
- BBC News Indonesia
PLTN Fukushima Daiichi, 12 Tahun Setelah Bencana – DW – 10.03.2023
https://international.sindonews.com/read/1185775/45/10-fakta-tragedi-nuklir-
fukushima-salah-satunya-akibat-kesalahan-manusia-1693040906
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-49754630

30

Anda mungkin juga menyukai