Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG

TUATERHADAP MINAT MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA


SISWA KELAS XII SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

Rarabella Putri Saraswati


FE Universitas Negeri Malang
rarabellaputri@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh prestasi belajar
terhadap minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi pada siswa kelas XII SMK
Muhammadiyah 2 Malang (2) pengaruh status sosial ekonomi orang tua tehadap minat
melanjutkan ke Perguruan Tinggi pada siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 2 Malang.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 2
Malang sebanyak 59 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi
dan kuisioner. Jenis penelitian yang digunakan adalah rancangan eksplanatif, dengan
teknis analisis korelasi sederhana. Temuan penelitian menunjukkan bahwa (1) prestasi
belajar tidak berpengaruh terhadap minat melanjutkan ke perguruan Tinggi pada siswa
kelas XII SMK Muhammadiyah 2 Malang (2) status sosial ekonomi orang tua tidak
berpengaruh terhadap minat melanjutkan ke perguruan Tinggi pada siswa kelas XII SMK
Muhammadiyah 2 Malang.

Kata Kunci: Prestasi Belajar, Sosial Ekonomi, Minat

Abstract: This study aims to determine: (1) the effect of learning achivement for the
twelve grade students of State Vocational High School Muhammadiyah 2 Malang; (2) the
influence of status socio- economic of the parents for the twelve gade students of State
Vocational High School Muhammadiyah 2 Malang. Population in this research is the
twelve grade students of State Vocational High School Muhammadiyah 2 Malang as
much 59 students.Data collection techniques used the documentation and questionnaires.
This type of research is an explanatory design, with Simple Correlation. The findings
showed that: (1) student achivementhas no effect on student interest to continue higher
education for the twelve grade students of State Vocational High School Muhammadiyah
2 Malang; (2) the status socio-economic of the parents has a no effect on the students’
interest to continue higher education for the twelve grade students of State Vocational
High School Muhammadiyah 2 Malang.

Keywords: Learning Achievement, Socio Economics, Interest

Pendidikan merupakan salah satu instrumen utama dalam mengembangkan

kemampuan atau kompetensi yang dimiliki generasi penerus suatu bangsa agar menjadi

sumberdaya manusia yang berkualitas.Untuk mencapai tujuan tersebut serangkaian usaha

yang telah dilakukan oleh pemerintah, salah satunya adalah pengembangan lembaga-

lembaga pendidikan tinggi yakni lembaga Perguruan Tinggi baik negeri maupun
swasta.Tirtarahardja (2008:263) menyatakan “pendidikan adalah usaha standar untuk

menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya yang

sekarang dan yang akan datang”. Pendidikan memiliki peran penting dalam membawa

perubahan yang positif dalam pembangunan suatu bangsa.

Berdasarkan UU RI No.20Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 11: pendidikan formal

adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan

dasar,pendidikan menengah,dan pendidikan tinggi.Pendidikan tidak cukup sampai

pendidikan dasar dan menengah saja, melainkan juga pendidikan tinggi untuk

menghasilkan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas. Hal ini dikarenakan

pentingnya peranan pendidikan tinggi dalam menyiapkan sumberdaya manusia,

khususnya peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

akademik serta profesionalitas yang mampu mengaplikasikan, mengemban, dan

menciptakan ilmu pengetahuan teknologi.

Pendidikan tinggi merupakan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan

tinggi.Menurut UU No.20 Tahun 2003 Bab VI Pasal 19 ayat (1) dan (2): pendidikan

tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup

program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang

diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Tirtarahardja (2008:266) mengatakan bahwa

“pendidikan tinggi berfungsi sebagi jembatan antara pengembangan bangsa dan

kebudayaan nasional dengan perkembangan internasional”. Melalui Perguruan Tinggi

seorang akan di didik untuk memiliki kemampuan akademik yang tinggi,profesional dan

mampu bersaing di era globalisai. Maka dari itu melanjutkan ke Perguruan Tinggi

merupakan suatu keharusan bukan hanya untuk siswa SMA melainkan juga siswa SMK

walaupun orientasi dari siswa SMK adalah untuk langsung bekerja.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu jenjang pendidikan

menengah yang merupakan lanjutan dari pendidikan dasar.Menurut peraturan Pemerintah

No.17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 1 Ayat 15
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal

yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai

lanjutan dari SMP atau MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil

belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.Sekolah menengah kejuruan

berdasarkan tingkatan pendidikan setara dengan sekolah menengah atas,akan tetapi

keduanya mempunyai tujuan yang berbeda.

Minat siswa dalam melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi dapat dilihat dari

sikap siswa yang mulai menaruh dan memusatkan perhatian pada suatu hal yang menjadi

keinginan yang diwujudkan dengan usaha untuk menggali informasi tentang Perguruan

Tinggi yang diinginkannya.Minat tersebut tidak tumbuh dengan sendirinya melainkan

terdapat faktor-faktor yang membangkitkan minat tersebut, seperti halnya yang

diungkapkan oleh Bernard dalam Sardiman (2011:76) bahwa, “Minat tidak timbul secara

tiba-tiba/ spontan,melainkan timbul dari partisipasi,pengalaman,kebiasaan pada waktu

belajar dan bekerja.”

Penelitian yang dilakukan oleh Ulfa (2013) yang berjudul “Economy social

status of students’family, motivation” tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui

apakah terdapat pengaruh status sosial ekonomi di lingkungan keluarga terhadap motivasi

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII SMA se-Kota

Pontianak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh status sosial

ekonomi di lingkungan keluarga terhadap motivasi melanjutkan ke perguruan tinggi

sebesar 8,4% sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain.

Studi lain yang dilakukan oleh Lakoro (2015) yang berjudul “Pengaruh Status

Ekonomi Keluarga terhadap Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi”

bertujuan untuk mengetahui pengaruh status ekonomi keluarga terhadap minat siswa

melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Telaga Biru.

Hasil dari studi ini diperoleh bahwa status ekonomi keluarga tidak berpengaruh signifikan

terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, hal ini terjadi karena
berdasarkan hasil uji Chi Square ditemukan bahwa tidak satupun item pernyataan

indikator variabel yang signifikansinya lebih kecil dari alpha (0,05) dan tidak satupun

nilai Chi Square hitungnya lebih besar dari Chi Square tabel.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh

Pramesthi (2015) yang berjudul “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga dan

Prestasi Belajar terhadap Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi pada siswa SMAN 9

Malang” adalah bahwasanya penelitian ini akan dilaksanakan di SMK, sedangkan

penelitian sebelumnya di SMA. Kesempatan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi

antara siswa SMA dengan siswa SMK sebenarnya sama. Namun siswa SMA berbeda

dengan siswa SMK yang mana dari awal siswa SMK dipersiapkan untuk langsung turunn

di dunia kerja sedangkan siswa SMA memang dipersiapkan untuk melanjutkan ke

pendidikan yang lebih tinggi lagi. Tetapi juga tidak menutup kemungkinan siswa SMK

untuk melanjutkan ke perguruan tinggi karena dengan melanjutkan ke perguruan tinggi

siswa SMK dapat mengembangkan ilmu pengetahuannya sehingga mampu bersaing di

era globalisasi yang seperti ini.

H1 : Prestasi Belajar berpengaruh positif signifikan terhadap minat siswa kelas XII SMK

Muhammadiyah 2 Malang untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

H2 : Status Sosial Ekonomi Orang Tua berpengaruh positif signifikan terhadap minat siswa

kelas XII SMK Muhammadiyah 2 Malang untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

METODE

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang telah ditetapkan oleh

peneliti,maka rancangan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

XI

Y
X2

Keterangan :

Keterangan”

X1 : Prestasi Belajar

X2 : Status Sosial Ekonomi Orang Tua

: Garis Pengaruh secara Persial

: : Garis Pengaruh secara Simultan

1) Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2015:117).

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK

Muhammadiyah 2 Malang dengan jumlah 59 siswa.

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah 2 Malang

No Kelas Jumlah Peserta Didik


1 Akuntansi 13
2 Pemasaran 5
3 Administrasi Perkantoran 9
4 Multimedia 22
5 TKJ 10
Jumlah 59 Siswa

Arikunto (2010 :112) mengatakan bahwa “apabila subjek penelitian kurang dari 100,lebih

baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi”. Jadi penelitian ini

merupakan penelitian populasi karena jumlah objek yang diteliti kurang dari 100.

Jenis data berdasarkan sifatnya ada dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.Data

kuantitatif disajikan dalam bentuk angka,sedangkan data kualitatif disajikan dalam bentuk
kalimat.Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah kuantitatif. Sumber data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh

langsung dari objek penelitian.Dalam penelitian ini sumber data primer diperoleh dari

pengisian angket mengenai status sosial ekonomi orang tua dan minat melanjutkan ke

perguruan tinggi,sedangkan data sekunder yang diperoleh dari dokumentasi. Penelitian ini

menggunakan instrumen angket tertutup yaitu angket yang alternatif jawabannya sudah

tersedia.Angket ini digunakan untuk mendapatkan data dari variabel status sosial

ekonomi orang tua dan minat melanjutkan tinggi ke perguruan tinggi.

Teknik dokumentasi yang akan dilakukan oleh peneliti adalah dengan menggunakan

arsip sekolah yaitu nilai rata-rata yang tertulis pada rapor siswa kelas XII semester 5 pada

mata pelajaran kejuruan tahun ajaran 2016/2017yang sudah mencakup semua aspek.

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis yang

dilakukan dengan menggunakan Korelasi Sederhana.

HASIL

Data variabel prestasi belajar dalam penelitian ini diperoleh dari

dokumentasi berupa nilai rata-rata pada pelajaran kejuruan semester 5 tahun ajaran

2016/2017. Distribusi frekuensi atas variabel prestasi belajar pada siswa kelas XII SMK

Muhammadiyah 2 Malang,skor tertinggi rata-rata untuk mata pelajaran kejuruan yaitu 90

dan skorterendah 81, sehingga diperoleh distribusi frekuensi atas variabel prestasi belajar

sebagai berikut:

Tabel 4.1

Deskripsi Prestasi Belajar

Klasifikasi Kelas Interval F %


Baik 87- 90 14 23,73
Cukup 84–86 37 62.71
Kurang 81–83 8 13.56
Sumber: Data Penelitian Diolah (2017)
Dari distribusi frekuensi pada Tabel 4.1 dapat digambarkan dalam histogram sebagai

berikut:

Prestasi Belajar
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Baik Cukup Kurang

Deskripsi terhadap prestasi belajar menunjukkan bahwa mayoritas

responden memiliki prestasi yang cukup sebesar 62,71% atau sebanyak 37 responden.

1. Deskripsi Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Berikut disajikan hasil deskripsi status sosial ekonomi orang tua meliputi

pendidikan formal, pendidikan non formal, jenis pekerjaan, kedudukan sosial, pendapatan

utama, pendapatan sampingan, dan jumlah anggota keluarga.

Tabel 4.2

Deskripsi Pendidikan Orang Tua

Ayah Ibu
Pendidikan
Jumlah % Jumlah %
Pendidikan Formal
Rendah (SD,SMP) 7 11.9% 6 10.2%
Sedang (SMA) 34 57.6% 38 64.4%
Tinggi (PT, Diploma) 18 30.5% 15 25.4%
Pendidikan Non Formal
Tidak Pernah 45 76.3% 34 57.6%
Pernah (Kursus,training) 14 23.7% 25 42.4%
Sumber: Data Penelitian Diolah (2017)
Dari distribusi frekuensi pada Tabel 4.2 dapat digambarkan dalam histogram sebagai

berikut:

Pendidikan Formal
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
Ayah
30,00%
Ibu
20,00%
10,00%
0,00%
Rendah Sedang Tinggi

Deskripsi terhadap pendidikan formal orang tua menunjukkan bahwa

mayoritas responden memiliki pendidikan formal; ayah SMA sebesar 435,8% atau

sebanyak 27 responden, dan pendidikan formal; ibu SMA sebesar 52,5% atau sebanyak

31 responden.

Dari distribusi frekuensi pada Tabel 4.2 dapat digambarkan dalam histogram sebagai

berikut:

Pendidikan Non Formal


90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00% Ayah
30,00% Ibu
20,00%
10,00%
0,00%
Tidak Pernah
Pernah
Deskripsi terhadap pendidikan non formal formal orang tua menunjukkan

bahwa mayoritas responden tidak pernah mengikuti pendidikan non formal; ayah sebesar

76,3% atau sebanyak 45 responden, dan ibu sebesar 57,6% atau sebanyak 34 responden.

Tabel 4.3
Deskripsi Pekerjaan Orang Tua
Ayah Ibu
Pekerjaan
f % F %
Lain-lain 12 20.3 36 61
Buruh 3 5.1 2 3.4
Wiraswasta 21 35.6 7 11.9
Pegawai Swasta 9 15.3 7 11.9
PNS/TNI/POLRI/Pengusaha/Pejabat 14 23.7 7 11.9
Dari distribusi frekuensi pada Tabel 4.3 dapat digambarkan dalam

histogram sebagai berikut:

Deskripsi terhadap pekerjaan orang tua menunjukkan bahwa mayoritas ayah memiliki

pekerjaan wiraswasta yaitu sebesar 35,6% atau sebanyak 21 responden, dan ibu memiliki

pekerjaan lain-lain sebesar 61% atau sebanyak 36responden.

Jenis Pekerjaan
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00% Ayah
0,00%
Ibu

Tabel 4.4

Deskripsi Kedudukan Sosial

Ayah Ibu
Kedudukan Sosial
f % F %
Anggota Masyarakat 45 76.3 49 83.1
Petani 4 6.8 4 6.8
Pedagang 2 3.4 5 8.5
Guru 2 3.4 0 0
Perangkat desa 6 10.2 1 1.7
Sumber: Data Penelitian Diolah (2017)

Dari distribusi frekuensi pada Tabel 4.4 dapat digambarkan dalam histogram sebagai

berikut:

Kedudukan Sosial
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00% Ayah
30,00% Ibu
20,00%
10,00%
0,00%
Anggota Petani Pedagang Guru Perangkat
Mayarakat Desa

Deskripsi terhadap kedudukan sosial menunjukkan bahwa mayoritas

ayah memiliki kedudukan sebagai anggota masyarakat yaitu sebesar 76,3% atau

sebanyak 45 responden, dan ibu memiliki kedudukan sebagai anggota masyarakat sebesar

83,1% atau sebanyak 49 responden.

Tabel 4.5

Deskripsi Pendapatan Orang Tua

Ayah Ibu
Pendapatan
Jumlah % Jumlah %
Utama
≤ Rp500.000 3 5.1% 30 50.8%
Rp 500.000 – Rp 1.500.000 14 23.7% 14 23.7%
Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000 15 25.4% 6 10.2%
Rp 2.000.000 – Rp 2.500.000,00 9 15.3% 2 3.4%
≥Rp 2.500.000,00 18 30.5% 7 11.9%
Sampingan
Tidak ada 55 93.2% 53 89.8%
< Rp500.000 1 1.7% 4 6.8%
Rp 500.000,00 – Rp 1.500.000,00 3 5.1% 2 3.4%
Rp 1.500.000,00 – Rp 2.500.000,00 - - - -
> Rp 2.500.000,00 - - - -
Sumber: Data Penelitian Diolah (2017)

Dari distribusi frekuensi pada Tabel 4.5 dapat digambarkan dalam histogram sebagai

berikut:

Pendapatan Utama
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
Ayah
10,00%
0,00% Ibu

Deskripsi terhadap pendapatan utama menunjukkan bahwa mayoritas

ayah memiliki pendapatan utama Rp 1.500.000- Rp 2.000.000 yaitu sebesar 25,4% atau

sebanyak 15 responden, dan ibu memiliki pendapatan utama ≤ Rp500.000 sebesar 50,8%

atau sebanyak 30responden.


Pendapatan Sampingan
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00% Ayah
20,00% Ibu
10,00%
0,00%
Tidak ada < Rp500.000 Rp Rp > Rp
500.000,00 – 1.500.000,00 2.500.000,00
Rp – Rp
1.500.000,00 2.500.000,00

Dari distribusi frekuensi pada Tabel 4.5 dapat digambarkan dalam

histogram sebagai berikut:

Deskripsi terhadap pendapatan sampingan menunjukkan bahwa mayoritas ayah memiliki

pendapatan sampingan tidak ada yaitu sebesar 93,2% atau sebanyak 55 responden, dan

ibu memiliki pendapatan sampingan tidak adasebesar 89,8% atau sebanyak 53 responden.

Tabel 4.6

Deskripsi Jumlah Tanggungan

Jumlah Saudara F %
1 orang 13 22
2 orang 27 45.8
3 orang 10 16.9
4 orang 6 10.2
≥5 orang 3 5.1

Dari distribusi frekuensi pada Tabel 4.6 dapat digambarkan dalam

histogram sebagai berikut:


Jumlah Tanggungan
50,00%
45,00%
40,00%
35,00%
30,00%
25,00%
Series 1
20,00%
15,00%
10,00%
5,00%
0,00%
1 orang 2 orang 3 orang 4 orang ≥5 orang

Deskripsi terhadap jumlah tanggungan menunjukkan bahwa mayoritas

responden memiliki jumlah saudara sebesar 45,8% atau sebanyak 2 orang.

1. Deskripsi Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi

Berikut disajikan hasil deskripsi terhadap minat siswa melanjutkan pendidikan ke

Perguruan Tinggi.

Tabel 4.7

Deskripsi Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi

Minat Interval Skor Jumlah %


Rendah 24 - 51 11 18.6
Sedang 52 - 78 39 66.1
Tinggi 79 - 85 9 15.3
Sumber: Data Penelitian Diolah (2017)

Dari distribusi frekuensi pada Tabel 4.7 dapat digambarkan dalam

histogram sebagai berikut:


70,00%

60,00%

50,00%

40,00%

30,00%

20,00%

10,00%

0,00%
Rendah Sedang Tinggi

Deskripsi terhadap minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi

menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki minat yang sedang dalam

melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi yaitu sebesar 66,1% atau sebanyak 39

responden.

Uji Prasyarat Analisis

Sebagai syarat sebelum pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis, maka

perlu distribusi data normal dan vavariansinya homogen.

Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Nilai
N 59
Mean 85.3729
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 1.98180
Absolute .139
Most Extreme Differences Positive .139
Negative -.109
Kolmogorov-Smirnov Z 1.064
Asymp. Sig. (2-tailed) .207
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai siswa berdistribusi normal dengan

nilai signifikansi 0,207 lebih dari alpha 0,050. Maka variabel tersebut berdistribusi

normal.

Tabel 4.9
Hasil Uji Homogenitas
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.385 4 54 .062
Sumber: Data Penelitian Diolah (2017)
Hasil uji homogenitas ragam menunjukkan bahwa nilai siswa antar kelas adalah

homogen dengan nilai signifikansi 0,062 lebih dari alpha 0,050.

Berdasarkan hasil uji asumsi normalitas dan homogenitas terhadap data

penelitian, maka disimpulkan bahwa data dari variabel prestasi belajar, status sosial

ekonomi orang tua dan data dari variabel minat melanjutkan ke perguruan tinggi secara

keseluruhan normal,sehingga kedua asumsi tersebut dikatakan terpenuhi untuk menguji

hipotesis.

C. Pengujian Hipotesis

1. Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi

pada Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah 2 Malang

Uji Analisis regresi ini akan menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat.

Tabel 4.10
Uji Hipotesis
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 22.792 78.458 .290 .772
prestasi belajar .493 .918 .071 .537 .593
a. Dependent Variable: minat melanjutkan ke perguruan tinggi

Hasil uji hipotesis antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan ke perguruan

tinggi diperoleh nilai (t hitung) sebesar 0,537< (t tabel) 2,003) dengan nilai signifikansi

0,593. Hal ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh signifikan antara prestasi belajar

dengan minat melanjutkan ke perguruan tinggi, artinya bahwa tinggi rendahnya prestasi

belajar belum menjamin minat siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

2. Pengaruh Status Sosial Ekonomi terhadap Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi

pada Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah 2 Malang

Tabel 4.11
Uji Hipotesis
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 64.574 7.109 9.084 .000
status sosial ekonomi .013 .243 .007 .052 .959
a. Dependent Variable: minat melanjutkan ke perguruan tinggi

Hasil pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat melanjutkan

ke perguruan tinggi diperoleh nilai (t hitung) sebesar 0,052 < (t tabel) 2,003 dengan nilai

signifikansi 0,959. Hal ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh signifikan antara status

sosial ekonomi orang tua dengan minat melanjutkan ke perguruan), artinya bahwa

tinggirendahnya status sosial ekonomi orang tua tidak berpengaruh terhadap minat siswa

untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

PEMBAHASAN

A. Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Minat Melanjutkan ke Perguruan

Tinggi pada Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah 2 Malang


Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa variabel prestasi belajar tidak

berpengaruh signifikan terhadap minat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, jadi

tinggi rendahnya prestasi belajar belum menjamin minat siswa untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi. Karena banyak siswa yang dengan prestasi tinggi justru tidak memiliki

minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi karena dengan prestasi tinggi dirasa mampu

untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dengan terjun langsung ke dunia

kerja. Sebaliknya siswa yang memiliki prestasi rendah justru memiliki minat yang tinggi

untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi meskipun tidak melalui jalur prestasi akademik

tetapi melalui bakat yang dimilikinya.

Prestasi belajar dalam penelitian ini dapat dilihat dari nilai rata-rata mata

pelajaran kejuruan siswa yang diperoleh dari nilai rapor. Hal ini sejalan dengan pendapat

Djaali (2007) bahwa “minat dapat dipengaruhi oleh rasa lebih suka dan rasa keterikatan

pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyeluruh”. Jadi siswa yang memiliki

prestasi tinggi belum tentu siswa tersebut ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi kalau

tidak memiliki keinginan dan adanya rasa ketertarikan.

Hasil peneliti terdahulu yang diteliti oleh Laurent (2015) dengan judul

“Hubungan antara Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga dan Prestasi Akademik Mata

Pelajaran Ekonomi SMA dengan Minat Melanjutkan Pendidikan ke Fakultas Ekonomi di

Perguruan Tinggi” mendukung hasil penelitian ini dengan hasil menunjukkan bahwa

tidak terdapat pengaruh signifikan prestasi belajar dan status ekonomi orang tua terhadap

minat melanjutkan ke perguruan tinggi. Optimisme muncul sebagai wujud keyakinan

siswa akan kemampuan diri untuk mengontrol hasil diluar prestasi belajar. Keyakinan ini

yang selanjutnya memunculkan minat dalam diri siswa untuk melanjutkan studi ke

jenjang yang lebih tinggi.

Selain itu siswa yang memiliki prestasi yang baik belum menjamin memilik minat yang

lebih tinggi untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi daripada siswa dengan prestasi
belajar yang lebih rendah, karena siswa yang prestasi belajarnya rendah biasanya lebih

optimis dapat diterima di Perguruan Tinggi melalui jalur prestasi non akademik.

B.Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Minat Melanjutkan ke

Perguruan Tinggi pada Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah 2 Malang

Hasil analisis data pada bab4 menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara

status sosial ekonomi orang tua terhadap minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi pada

siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 2 Malang. Variabel status sosial ekonomi orang

tua dapat mempengaruhi minat siswa berubah atau tidak konstan. Tingkat pendidikan,

jenis pekerjaan, jumlah pendapatan, jumlah tanggungan dan posisi orang tua dalam

masyarakat belum menjamin untuk dijadikan tolak ukur bagi siswa untuk merencanakan

masa depannya. Siswa yang memiliki orang tua dengan status sosial ekononomi cukup

tinggi belum tentu memiliki minat lebih tinggi untuk melanjutkan studi ke jenjang yang

lebih tinggi. Terkadang siswa tersebut beranggapan bahwa ekonomi orang tuanya sudah

tinggi maka tidak perlu untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

Penelitian ini didukung oleh Pendapat Sunarto (2012: 196) yang mengemukakan

faktor-faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi salah satunya

adalah faktor sosial ekonomi orang tua”. Kondisi sosial yang menggambarkan status

orang tua merupakan faktor yang dilihat oleh anak untuk menentukan pilihan sekolah dan

pekerjaan. Orang tua yang memiliki status dalam masyarakat yang tinggi belum

menjamin anaknya berpola pikir memiliki keinginan yang sama tinggi untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan

bahwa semakin meningkatnya status sosial ekonomi orang tua maka belum menjamin

minat siswa untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Jayanti (2014)dengan judul “ Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga dan
Prestasi Belajar tehadap Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi (Studi Kasus Pada

Siswa Kelas XII SMAN 1 Tulungagung)”. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil yang

menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap minat

melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Melihat antar hasil penelitian dengan kajian tori yang

ada serta penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tinggi

rendahnya status sosial ekonomi orang tua belum menjamin minat siswa untuk

melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

Dari segi tingkat pendidikan, siswa yang tingkat pendidikan orang tuanya tinggi

belum tentu memiliki minat yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan. Meskipun orang

tua dengan latar belakang pendidikan tinggi memiliki wawasan dan pengetahuan yang

lebih luas, tetapi belum tentu dapat mengarahkan dan membimbing anak untuk

mengembangkan pengetahuan di jenjang yang lebih tinggi.

Dilihat dari segi ekonomi, siswa berasal dari keluarga berpendapatan menengah

hingga tinggi serta memiliki tanggungan sedikit, belum menjamin memiliki minat besar

untuk melanjutkan studi. Adanya dukungan finansial menjadi salah satu pendorong bagi

siswa untuk melanjutkan pendidikan. Tetapi kalau siswanya tidak bisa memanfaatkan

fasilitas belajar yang diberikan orang tua dengan sungguh-sungguh maka akan ada

hambatan terhadap prestasinya sehingga tidak menumbuhkan minat melanjutkan ke

Perguruan Tinggi. Berbeda halnya dengan siswa yang orang tuanya dari ekonomi lebih

rendah bisa jadi siswa memiliki niat yang tinggi untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi,

walaupun terkendala oleh situasi ekonomi tetapi dengan prestasi belajar siswa yang tinggi

maka siswa tersebut dapat mencapai keinginannya dengan bantuan beasiswa. Jadi tidak

ada hambatan bagi siswa yang ekonomi orang tuanya rendah untuk melanjutkan ke

Perguruan Tinggi.

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang ditemukan pada bab sebelumnya

maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak terdapat pengaruh signifikan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan ke

perguruan tinggi pada siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 2 Malang (0,537 < 2,003),

artinya bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar belum menjamin minat siswa untuk

melanjutkan ke perguruan tinggi.

2. Tidak terdapat pengaruh signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat

melanjutkan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 2 Malang

(0,052 < 2,003), artinya bahwa tinggi rendahnya status sosial ekonomi orang tua

berpengaruh terhadap minat siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Saran

Berdasarkan hasil temuan peneliti,maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai

berikut:

1. Pihak Sekolah

Bagi sekolah diharapkan selalu memberi arahan dan dorongan melalui bimbingan

konseling kepada siswa bahwa menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sangat

penting untuk masa depan mereka dan dapat menunjang minat siswa dengan

menyediakan dan memfasilitasi siswa untuk menumbuhkan minat siswa untuk

melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

2. Orang Tua

Bagi orang tua hendaknya selau membimbing dan memberikan arahan tentang

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sangat penting untuk dimasa depan anaknya dan

memberikan dukungan berupa fasilitas belajar belajar yang memadai agar dapat

memaksimalkan kebutuhan belajar bagi anaknya sehingga dapat menumbuhkan minat

anaknya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

3. Siswa
Bagi siswa diharapkan memiliki keinginan dan rasa ketertarikan yang tinggi terhadap

minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi sehingga dapat mengembangkan kemampuan

yang telah dimilikinya.

4. Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian dengan

memperhatikan variabel-variabel lain (motivasi, hasil belajar) di luar penelitian yang

telah dilakukan. Selain itu, untuk memperoleh data secar lebih mendalam juga perlu

ditambahkan metode wawancarara.

Keterbatasan Masalah

1. Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah melakukan serangkaian uji coba untuk

mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel sehingga instrument penelitian sudah

layak untuk mengukur prestasi si belajar dan status sosial ekonomi orang tua terhadap

minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi, namun demikian pengumpulan melalui angket

ini masih ada kelemahan-kelemahan seperti jawaban yang kurang cermat, responden yang

menjawab asal-asalan dan tidak jujur, serta pertanyaan yang kurang lengkap sehingga

sulit dipahami oleh responden.

2. Dalam teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan angket untuk mengukur

variabel terikat, sehinggapeneliti sulit untuk mengontrol jawaban responden apakah

sesuai dengan keadaan sebenarnya atau tidak.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto,S. 2010. Prosedur Penelitian.Jakarta. PT Rineka Cipta.


Djamarah, Syaiful Bachri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan . Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dryden, Gordon dan Vos, Jeannettee. 1999. Revolusi Cara Belajar The Learning
Revolution Bag I Keakjaiban Pikiran. Bandung: Kaifa.
Gerungan. 2010. Psikologi Sosial. Bandung: PT refika Aditama.
Idi,A. (2011), Sosiologi Pendidikan , Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Khairani, M. 2013. Psikologi Pendidikan. Yogjakarta: Aswaja.
Khusnah, W. 2009. Apakah Minat Itu?. (Online), (www.edukasi.kompasnia.com), diakses
18 Januari 2017.
Kuncoro, M. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jogjakarta. Erlangga.
Margis, Tigor Rizal. 2014. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua dan Nilai
Prestasi Akademik Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Terhadap Motivasi Melanjutkan
Pendidikan ke Fakultas Ekonomi di Perguruan Tinggi pada Siswa kelas XII IPS di SMAN
1 Slahung Kabupaten Ponorogo. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Malang.
Santrock, J. W. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Husada.
Santrock, J. W. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Husada.
Sardiman. 2014. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, R. E. 2008. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks.
Soekanto, S & Sulistyowati, B. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:UNY Press.
Sunarto & Hartono, A. 2002. Perkembangan Peserta Dididk. Jakarta: Rineka Cipta.
Syah, M. 2009. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja
Rosadakarya.
Tim Penyususn PPKI UM. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi Tesis
Disertasi Artikel Makalah Tugas Akhir Laporan Penelitian. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Tirtarahardja, U. & La Sulo, S. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
PendidikanNasional.(online),(http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2009_40.p
df), diakses 19 Januari 2017.
Wiyono, B. B. 2007. Metodologi Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Action Research. (Burhanuddin, Ed.). Malang :Universitas Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai