Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh prestasi belajar
terhadap minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi pada siswa kelas XII SMK
Muhammadiyah 2 Malang (2) pengaruh status sosial ekonomi orang tua tehadap minat
melanjutkan ke Perguruan Tinggi pada siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 2 Malang.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 2
Malang sebanyak 59 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi
dan kuisioner. Jenis penelitian yang digunakan adalah rancangan eksplanatif, dengan
teknis analisis korelasi sederhana. Temuan penelitian menunjukkan bahwa (1) prestasi
belajar tidak berpengaruh terhadap minat melanjutkan ke perguruan Tinggi pada siswa
kelas XII SMK Muhammadiyah 2 Malang (2) status sosial ekonomi orang tua tidak
berpengaruh terhadap minat melanjutkan ke perguruan Tinggi pada siswa kelas XII SMK
Muhammadiyah 2 Malang.
Abstract: This study aims to determine: (1) the effect of learning achivement for the
twelve grade students of State Vocational High School Muhammadiyah 2 Malang; (2) the
influence of status socio- economic of the parents for the twelve gade students of State
Vocational High School Muhammadiyah 2 Malang. Population in this research is the
twelve grade students of State Vocational High School Muhammadiyah 2 Malang as
much 59 students.Data collection techniques used the documentation and questionnaires.
This type of research is an explanatory design, with Simple Correlation. The findings
showed that: (1) student achivementhas no effect on student interest to continue higher
education for the twelve grade students of State Vocational High School Muhammadiyah
2 Malang; (2) the status socio-economic of the parents has a no effect on the students’
interest to continue higher education for the twelve grade students of State Vocational
High School Muhammadiyah 2 Malang.
kemampuan atau kompetensi yang dimiliki generasi penerus suatu bangsa agar menjadi
yang telah dilakukan oleh pemerintah, salah satunya adalah pengembangan lembaga-
lembaga pendidikan tinggi yakni lembaga Perguruan Tinggi baik negeri maupun
swasta.Tirtarahardja (2008:263) menyatakan “pendidikan adalah usaha standar untuk
menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya yang
sekarang dan yang akan datang”. Pendidikan memiliki peran penting dalam membawa
adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan
pendidikan dasar dan menengah saja, melainkan juga pendidikan tinggi untuk
khususnya peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
tinggi.Menurut UU No.20 Tahun 2003 Bab VI Pasal 19 ayat (1) dan (2): pendidikan
seorang akan di didik untuk memiliki kemampuan akademik yang tinggi,profesional dan
mampu bersaing di era globalisai. Maka dari itu melanjutkan ke Perguruan Tinggi
merupakan suatu keharusan bukan hanya untuk siswa SMA melainkan juga siswa SMK
No.17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 1 Ayat 15
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal
lanjutan dari SMP atau MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil
belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.Sekolah menengah kejuruan
Minat siswa dalam melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi dapat dilihat dari
sikap siswa yang mulai menaruh dan memusatkan perhatian pada suatu hal yang menjadi
keinginan yang diwujudkan dengan usaha untuk menggali informasi tentang Perguruan
diungkapkan oleh Bernard dalam Sardiman (2011:76) bahwa, “Minat tidak timbul secara
Penelitian yang dilakukan oleh Ulfa (2013) yang berjudul “Economy social
apakah terdapat pengaruh status sosial ekonomi di lingkungan keluarga terhadap motivasi
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII SMA se-Kota
Pontianak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh status sosial
Studi lain yang dilakukan oleh Lakoro (2015) yang berjudul “Pengaruh Status
bertujuan untuk mengetahui pengaruh status ekonomi keluarga terhadap minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Telaga Biru.
Hasil dari studi ini diperoleh bahwa status ekonomi keluarga tidak berpengaruh signifikan
terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, hal ini terjadi karena
berdasarkan hasil uji Chi Square ditemukan bahwa tidak satupun item pernyataan
indikator variabel yang signifikansinya lebih kecil dari alpha (0,05) dan tidak satupun
nilai Chi Square hitungnya lebih besar dari Chi Square tabel.
Pramesthi (2015) yang berjudul “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga dan
Prestasi Belajar terhadap Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi pada siswa SMAN 9
antara siswa SMA dengan siswa SMK sebenarnya sama. Namun siswa SMA berbeda
dengan siswa SMK yang mana dari awal siswa SMK dipersiapkan untuk langsung turunn
pendidikan yang lebih tinggi lagi. Tetapi juga tidak menutup kemungkinan siswa SMK
H1 : Prestasi Belajar berpengaruh positif signifikan terhadap minat siswa kelas XII SMK
H2 : Status Sosial Ekonomi Orang Tua berpengaruh positif signifikan terhadap minat siswa
METODE
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang telah ditetapkan oleh
XI
Y
X2
Keterangan :
Keterangan”
X1 : Prestasi Belajar
1) Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah 2 Malang
Arikunto (2010 :112) mengatakan bahwa “apabila subjek penelitian kurang dari 100,lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi”. Jadi penelitian ini
merupakan penelitian populasi karena jumlah objek yang diteliti kurang dari 100.
Jenis data berdasarkan sifatnya ada dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.Data
kuantitatif disajikan dalam bentuk angka,sedangkan data kualitatif disajikan dalam bentuk
kalimat.Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah kuantitatif. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh
langsung dari objek penelitian.Dalam penelitian ini sumber data primer diperoleh dari
pengisian angket mengenai status sosial ekonomi orang tua dan minat melanjutkan ke
perguruan tinggi,sedangkan data sekunder yang diperoleh dari dokumentasi. Penelitian ini
menggunakan instrumen angket tertutup yaitu angket yang alternatif jawabannya sudah
tersedia.Angket ini digunakan untuk mendapatkan data dari variabel status sosial
Teknik dokumentasi yang akan dilakukan oleh peneliti adalah dengan menggunakan
arsip sekolah yaitu nilai rata-rata yang tertulis pada rapor siswa kelas XII semester 5 pada
mata pelajaran kejuruan tahun ajaran 2016/2017yang sudah mencakup semua aspek.
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis yang
HASIL
dokumentasi berupa nilai rata-rata pada pelajaran kejuruan semester 5 tahun ajaran
2016/2017. Distribusi frekuensi atas variabel prestasi belajar pada siswa kelas XII SMK
dan skorterendah 81, sehingga diperoleh distribusi frekuensi atas variabel prestasi belajar
sebagai berikut:
Tabel 4.1
berikut:
Prestasi Belajar
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Baik Cukup Kurang
responden memiliki prestasi yang cukup sebesar 62,71% atau sebanyak 37 responden.
Berikut disajikan hasil deskripsi status sosial ekonomi orang tua meliputi
pendidikan formal, pendidikan non formal, jenis pekerjaan, kedudukan sosial, pendapatan
Tabel 4.2
Ayah Ibu
Pendidikan
Jumlah % Jumlah %
Pendidikan Formal
Rendah (SD,SMP) 7 11.9% 6 10.2%
Sedang (SMA) 34 57.6% 38 64.4%
Tinggi (PT, Diploma) 18 30.5% 15 25.4%
Pendidikan Non Formal
Tidak Pernah 45 76.3% 34 57.6%
Pernah (Kursus,training) 14 23.7% 25 42.4%
Sumber: Data Penelitian Diolah (2017)
Dari distribusi frekuensi pada Tabel 4.2 dapat digambarkan dalam histogram sebagai
berikut:
Pendidikan Formal
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
Ayah
30,00%
Ibu
20,00%
10,00%
0,00%
Rendah Sedang Tinggi
mayoritas responden memiliki pendidikan formal; ayah SMA sebesar 435,8% atau
sebanyak 27 responden, dan pendidikan formal; ibu SMA sebesar 52,5% atau sebanyak
31 responden.
Dari distribusi frekuensi pada Tabel 4.2 dapat digambarkan dalam histogram sebagai
berikut:
bahwa mayoritas responden tidak pernah mengikuti pendidikan non formal; ayah sebesar
76,3% atau sebanyak 45 responden, dan ibu sebesar 57,6% atau sebanyak 34 responden.
Tabel 4.3
Deskripsi Pekerjaan Orang Tua
Ayah Ibu
Pekerjaan
f % F %
Lain-lain 12 20.3 36 61
Buruh 3 5.1 2 3.4
Wiraswasta 21 35.6 7 11.9
Pegawai Swasta 9 15.3 7 11.9
PNS/TNI/POLRI/Pengusaha/Pejabat 14 23.7 7 11.9
Dari distribusi frekuensi pada Tabel 4.3 dapat digambarkan dalam
Deskripsi terhadap pekerjaan orang tua menunjukkan bahwa mayoritas ayah memiliki
pekerjaan wiraswasta yaitu sebesar 35,6% atau sebanyak 21 responden, dan ibu memiliki
Jenis Pekerjaan
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00% Ayah
0,00%
Ibu
Tabel 4.4
Ayah Ibu
Kedudukan Sosial
f % F %
Anggota Masyarakat 45 76.3 49 83.1
Petani 4 6.8 4 6.8
Pedagang 2 3.4 5 8.5
Guru 2 3.4 0 0
Perangkat desa 6 10.2 1 1.7
Sumber: Data Penelitian Diolah (2017)
Dari distribusi frekuensi pada Tabel 4.4 dapat digambarkan dalam histogram sebagai
berikut:
Kedudukan Sosial
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00% Ayah
30,00% Ibu
20,00%
10,00%
0,00%
Anggota Petani Pedagang Guru Perangkat
Mayarakat Desa
ayah memiliki kedudukan sebagai anggota masyarakat yaitu sebesar 76,3% atau
sebanyak 45 responden, dan ibu memiliki kedudukan sebagai anggota masyarakat sebesar
Tabel 4.5
Ayah Ibu
Pendapatan
Jumlah % Jumlah %
Utama
≤ Rp500.000 3 5.1% 30 50.8%
Rp 500.000 – Rp 1.500.000 14 23.7% 14 23.7%
Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000 15 25.4% 6 10.2%
Rp 2.000.000 – Rp 2.500.000,00 9 15.3% 2 3.4%
≥Rp 2.500.000,00 18 30.5% 7 11.9%
Sampingan
Tidak ada 55 93.2% 53 89.8%
< Rp500.000 1 1.7% 4 6.8%
Rp 500.000,00 – Rp 1.500.000,00 3 5.1% 2 3.4%
Rp 1.500.000,00 – Rp 2.500.000,00 - - - -
> Rp 2.500.000,00 - - - -
Sumber: Data Penelitian Diolah (2017)
Dari distribusi frekuensi pada Tabel 4.5 dapat digambarkan dalam histogram sebagai
berikut:
Pendapatan Utama
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
Ayah
10,00%
0,00% Ibu
ayah memiliki pendapatan utama Rp 1.500.000- Rp 2.000.000 yaitu sebesar 25,4% atau
sebanyak 15 responden, dan ibu memiliki pendapatan utama ≤ Rp500.000 sebesar 50,8%
pendapatan sampingan tidak ada yaitu sebesar 93,2% atau sebanyak 55 responden, dan
ibu memiliki pendapatan sampingan tidak adasebesar 89,8% atau sebanyak 53 responden.
Tabel 4.6
Jumlah Saudara F %
1 orang 13 22
2 orang 27 45.8
3 orang 10 16.9
4 orang 6 10.2
≥5 orang 3 5.1
Perguruan Tinggi.
Tabel 4.7
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Rendah Sedang Tinggi
responden.
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Nilai
N 59
Mean 85.3729
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 1.98180
Absolute .139
Most Extreme Differences Positive .139
Negative -.109
Kolmogorov-Smirnov Z 1.064
Asymp. Sig. (2-tailed) .207
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai siswa berdistribusi normal dengan
nilai signifikansi 0,207 lebih dari alpha 0,050. Maka variabel tersebut berdistribusi
normal.
Tabel 4.9
Hasil Uji Homogenitas
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.385 4 54 .062
Sumber: Data Penelitian Diolah (2017)
Hasil uji homogenitas ragam menunjukkan bahwa nilai siswa antar kelas adalah
penelitian, maka disimpulkan bahwa data dari variabel prestasi belajar, status sosial
ekonomi orang tua dan data dari variabel minat melanjutkan ke perguruan tinggi secara
hipotesis.
C. Pengujian Hipotesis
Uji Analisis regresi ini akan menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel
Tabel 4.10
Uji Hipotesis
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 22.792 78.458 .290 .772
prestasi belajar .493 .918 .071 .537 .593
a. Dependent Variable: minat melanjutkan ke perguruan tinggi
Hasil uji hipotesis antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan ke perguruan
tinggi diperoleh nilai (t hitung) sebesar 0,537< (t tabel) 2,003) dengan nilai signifikansi
0,593. Hal ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh signifikan antara prestasi belajar
dengan minat melanjutkan ke perguruan tinggi, artinya bahwa tinggi rendahnya prestasi
Tabel 4.11
Uji Hipotesis
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 64.574 7.109 9.084 .000
status sosial ekonomi .013 .243 .007 .052 .959
a. Dependent Variable: minat melanjutkan ke perguruan tinggi
Hasil pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat melanjutkan
ke perguruan tinggi diperoleh nilai (t hitung) sebesar 0,052 < (t tabel) 2,003 dengan nilai
signifikansi 0,959. Hal ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh signifikan antara status
sosial ekonomi orang tua dengan minat melanjutkan ke perguruan), artinya bahwa
tinggirendahnya status sosial ekonomi orang tua tidak berpengaruh terhadap minat siswa
PEMBAHASAN
berpengaruh signifikan terhadap minat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, jadi
tinggi rendahnya prestasi belajar belum menjamin minat siswa untuk melanjutkan ke
Perguruan Tinggi. Karena banyak siswa yang dengan prestasi tinggi justru tidak memiliki
minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi karena dengan prestasi tinggi dirasa mampu
kerja. Sebaliknya siswa yang memiliki prestasi rendah justru memiliki minat yang tinggi
untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi meskipun tidak melalui jalur prestasi akademik
Prestasi belajar dalam penelitian ini dapat dilihat dari nilai rata-rata mata
pelajaran kejuruan siswa yang diperoleh dari nilai rapor. Hal ini sejalan dengan pendapat
Djaali (2007) bahwa “minat dapat dipengaruhi oleh rasa lebih suka dan rasa keterikatan
pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyeluruh”. Jadi siswa yang memiliki
prestasi tinggi belum tentu siswa tersebut ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi kalau
Hasil peneliti terdahulu yang diteliti oleh Laurent (2015) dengan judul
“Hubungan antara Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga dan Prestasi Akademik Mata
Perguruan Tinggi” mendukung hasil penelitian ini dengan hasil menunjukkan bahwa
tidak terdapat pengaruh signifikan prestasi belajar dan status ekonomi orang tua terhadap
siswa akan kemampuan diri untuk mengontrol hasil diluar prestasi belajar. Keyakinan ini
yang selanjutnya memunculkan minat dalam diri siswa untuk melanjutkan studi ke
Selain itu siswa yang memiliki prestasi yang baik belum menjamin memilik minat yang
lebih tinggi untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi daripada siswa dengan prestasi
belajar yang lebih rendah, karena siswa yang prestasi belajarnya rendah biasanya lebih
optimis dapat diterima di Perguruan Tinggi melalui jalur prestasi non akademik.
Hasil analisis data pada bab4 menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara
status sosial ekonomi orang tua terhadap minat melanjutkan ke Perguruan Tinggi pada
siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 2 Malang. Variabel status sosial ekonomi orang
tua dapat mempengaruhi minat siswa berubah atau tidak konstan. Tingkat pendidikan,
jenis pekerjaan, jumlah pendapatan, jumlah tanggungan dan posisi orang tua dalam
masyarakat belum menjamin untuk dijadikan tolak ukur bagi siswa untuk merencanakan
masa depannya. Siswa yang memiliki orang tua dengan status sosial ekononomi cukup
tinggi belum tentu memiliki minat lebih tinggi untuk melanjutkan studi ke jenjang yang
lebih tinggi. Terkadang siswa tersebut beranggapan bahwa ekonomi orang tuanya sudah
Penelitian ini didukung oleh Pendapat Sunarto (2012: 196) yang mengemukakan
adalah faktor sosial ekonomi orang tua”. Kondisi sosial yang menggambarkan status
orang tua merupakan faktor yang dilihat oleh anak untuk menentukan pilihan sekolah dan
pekerjaan. Orang tua yang memiliki status dalam masyarakat yang tinggi belum
menjamin anaknya berpola pikir memiliki keinginan yang sama tinggi untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa semakin meningkatnya status sosial ekonomi orang tua maka belum menjamin
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Jayanti (2014)dengan judul “ Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga dan
Prestasi Belajar tehadap Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi (Studi Kasus Pada
Siswa Kelas XII SMAN 1 Tulungagung)”. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil yang
menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap minat
melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Melihat antar hasil penelitian dengan kajian tori yang
ada serta penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tinggi
rendahnya status sosial ekonomi orang tua belum menjamin minat siswa untuk
Dari segi tingkat pendidikan, siswa yang tingkat pendidikan orang tuanya tinggi
belum tentu memiliki minat yang tinggi untuk melanjutkan pendidikan. Meskipun orang
tua dengan latar belakang pendidikan tinggi memiliki wawasan dan pengetahuan yang
lebih luas, tetapi belum tentu dapat mengarahkan dan membimbing anak untuk
Dilihat dari segi ekonomi, siswa berasal dari keluarga berpendapatan menengah
hingga tinggi serta memiliki tanggungan sedikit, belum menjamin memiliki minat besar
untuk melanjutkan studi. Adanya dukungan finansial menjadi salah satu pendorong bagi
siswa untuk melanjutkan pendidikan. Tetapi kalau siswanya tidak bisa memanfaatkan
fasilitas belajar yang diberikan orang tua dengan sungguh-sungguh maka akan ada
Perguruan Tinggi. Berbeda halnya dengan siswa yang orang tuanya dari ekonomi lebih
rendah bisa jadi siswa memiliki niat yang tinggi untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi,
walaupun terkendala oleh situasi ekonomi tetapi dengan prestasi belajar siswa yang tinggi
maka siswa tersebut dapat mencapai keinginannya dengan bantuan beasiswa. Jadi tidak
ada hambatan bagi siswa yang ekonomi orang tuanya rendah untuk melanjutkan ke
Perguruan Tinggi.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang ditemukan pada bab sebelumnya
1. Tidak terdapat pengaruh signifikan antara prestasi belajar dengan minat melanjutkan ke
perguruan tinggi pada siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 2 Malang (0,537 < 2,003),
artinya bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar belum menjamin minat siswa untuk
2. Tidak terdapat pengaruh signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat
melanjutkan ke perguruan tinggi pada siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 2 Malang
(0,052 < 2,003), artinya bahwa tinggi rendahnya status sosial ekonomi orang tua
Saran
Berdasarkan hasil temuan peneliti,maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai
berikut:
1. Pihak Sekolah
Bagi sekolah diharapkan selalu memberi arahan dan dorongan melalui bimbingan
konseling kepada siswa bahwa menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sangat
penting untuk masa depan mereka dan dapat menunjang minat siswa dengan
2. Orang Tua
Bagi orang tua hendaknya selau membimbing dan memberikan arahan tentang
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sangat penting untuk dimasa depan anaknya dan
memberikan dukungan berupa fasilitas belajar belajar yang memadai agar dapat
3. Siswa
Bagi siswa diharapkan memiliki keinginan dan rasa ketertarikan yang tinggi terhadap
4. Peneliti selanjutnya
telah dilakukan. Selain itu, untuk memperoleh data secar lebih mendalam juga perlu
Keterbatasan Masalah
1. Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah melakukan serangkaian uji coba untuk
mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel sehingga instrument penelitian sudah
layak untuk mengukur prestasi si belajar dan status sosial ekonomi orang tua terhadap
ini masih ada kelemahan-kelemahan seperti jawaban yang kurang cermat, responden yang
menjawab asal-asalan dan tidak jujur, serta pertanyaan yang kurang lengkap sehingga
2. Dalam teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan angket untuk mengukur
DAFTAR RUJUKAN