Anda di halaman 1dari 3

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

TOPIK 2
Ruang Kolaborasi LK 2.4

Dosen Pengampu : Dra.Ermawati arif, M.Pd

Kelompok 2
Nama Anggota : 1. Fathya Zahara (23301014)
2. Fitri Armita (23301016)
3. Fitria Anggela (23301018)
4. Ikke Yollanda Fatmi (23301020)
5. Jeki Emrizon (23301022)
6. Maria Syafri (23301024)

Silahkan diskusikan kondisi berikut:

1. Apa tantangan bagi guru untuk menjadi contoh/teladan khususnya dalam hal sosial
emosional?

Jawab:
a. Meberikan penguatan untuk mengenali emosi peserta didik dengan latar belakang
yang berbeda. Sehingga guru perlu melakukan teknik maupun pendekatan yang lebih
dekat dengan peserta didik.
b. Meberikan pemahamn, penghayatan, dan kemampuan mengelola emosi peserta didik
yang berasal dari latar belakang yang kurang baik seperti dari lingkungan keluarga
yang broken home, lingkungan tempat tinggal yang terpinggirkan, lingkungan
masyarakat yang rawan ekkerasan, karena lingkungan-lingkungan tersebut dapat
menjadikan mereka mempunyai emosi yang tinggi.
c. Mengajarkan peserta didik dengan cara menunjukkan rasa empati kepada sesama
teman, sehingga diperlukan kepekaan yang tajam untuk menumbuhkan rasa empati
tersebut.
d. Memberikan pemahaman kepada peserta didik yang memiliki karakteristik
individualisme untuk membeangun kerjasama dan hubungan yang baik sesama teman
maupun dengan orang-orang disekitarnya.
e. Memberikan pemahaman kepada peserta didik akan pentingnya kemampuan yang
bertanggung jawab, karena kurang kesadaran yang dimiliki peserta diidk saat ini
dapat menunjukkan untuk meninggalkan perbuatan yang ia miliki.
2. Kasus yang ada berkaitan dengan hal di atas berdasarkan pada pengalaman anda
mengamati proses belajar mengajar yang pernah anda ikuti!

Jawab:

Kasus yang pernah saya amati berdasarkan pengalaman yaitu kasus ketika peserta didik
diminta guru untuk menyiapkan proses pembelajaran agar bisa tertib, peserta didik
tersebut masih saja bermain HP dan mengobrol bersma temannya. Tetapi ketika guru
mengingatkan peserta didik tersebut untuk tertib, peserta didik itu emosinya tinggi
dengan sering membantah peringatan guru. Ketika dilakukan pendekatan, peserta didik
tersebut memiliki permasalahn dengan latar belakang lingkungan tempat tinggal yang
kurang baik yaitu lingkungan yang rawan ekkerasan dan terpinggirkan.

3. Bagaimana sekolah bisa mendukung pembelajaran sosial-emosional? Apa saja tantangan


bagi sekolah?

Jawab:

Sekolah bisa mendukug pembelajaran sosial-emosional yaitu dengan cara menerapkan


dalam tiga ruang lingkup, yaitu:
a. Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan diluar waktu belajar akan lebih
misalnyaa kegiatan membaca bersama, perayaan hari besar, acara sekolah, apel pagi,
kerja bakti, senam pagi bersama, smeinar atau pelatihan.
b. Terintegrasi dalam pembelajaran yaitu strategi pembelajaran yang terintegrasi dalam
kurikulum seperti melakukan refleksi setelah menyelesaikan sebuah topik
pembelajaran, membuat diskuis kasus atau kerja kelompok untuk memecahkan
masalah dan lain-lain.
c. Protokol yaitu budaya atau aturan sekolah yang sudah menjadi kesepakatan bersama
diterapkan secara mandiri oleh murid atau sebagai kebijakan sekolah untuk merespon
situasi atau kejadian tertentu seperti menjaga ketenangan di ruang perpustakaan berdoa
di mushola sekolah dengan hikmat dan lain-lain.

Tantangan bagi sekolah:


1. Kesadaran diri dari peserta didik, guru, maupun karyawan yang masih kurang.
2. Kesadran orang tua mengawasi peserta didik di rumah masih kurang.
3. Kerjasama sekolah dengan orang tua kurang dilakukan.
4. Apakah karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi penerapan pembelajaran sosial-
emosional? Jelaskan? Bagaimana menghadapi kendala tersebut?

Jawab:

Ya, karakter peserta didik bisa mempengaruhi penerapan pembelajaran sosial-emoisonal


karena karakteristik dapat menunjukkan pengenalan diri yang mereka miliki terkait
kemampuan sosial emosinya. Karakteristik dengan latar belakang yang berbeda-beda
dapat memberikan pengaruh penerapan pembelajaran sosial-emosional.

Anda mungkin juga menyukai