Anda di halaman 1dari 3

Nama : Maulana Imam Pratama.

NIM :231210191.

Tugas ke : 7.

Hasil resume : Konsep HAM di Indonesia.


Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri manusia sejak lahir (bahkan
ada yang mengatakan sejak dalam kandungan) karena dirinya adalah manusia. Hak ini bersifat
universal, tanpa batas kenegaraan. Seluruh negara berkewajiban untuk memastikan terpenuhinya
HAM tanpa melihat apakah orang tersebut merupakan warga negaranya atau bukan.

1. Konsep Hak Asasi Manusia di Indonesia.

Tegaknya HAM selalu mempunyai hubungan korelasional positif dengan tegaknya


negara hukum. Dengan dibentuknya KOMNAS HAM dan Pengadilan HAM, regulasi hukum
HAM dengan ditetapkannya UU No. 39 Tahun 1999 dan UU No. 26 Tahun 2000 serta
dipilihnya para hakim ad hoc, akan lebih menyegarkan iklim penegakkan hukum yang sehat.
Artinya kebenaran hukum dan keadilan HAM dapat dinikmati oleh setiap warga negara
secara egaliter.
Harus disadari pula bahwa kebutuhan terhadap tegaknya HAM dan keadilan itu memang
memerlukan proses dan tuntutan konsistensi politik. Begitu pula keberadaan budaya hukum
dari aparat pemerintah dan tokoh masyarakat merupakan faktor penentu (determinant) yang
mendukung tegaknya HAM.
Kenyataan menunjukkan bahwa masalah HAM di Indonesia selalu menjadi sorotan
tajam dan bahan perbincangan terus-menerus, baik karena konsep dasarnya yang bersumber
dari UUD 1945 maupun dalam realita praktisnya di lapangan ditengarai penuh dengan
pelanggaran-pelanggaran. Sebab-sebab pelanggaran HAM antara lain adanya arogansi
kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki seorang pejabat yang berkuasa, yang
mengakibatkan sulit mengendalikan dirinya sendiri sehingga terjadi pelanggaran terhadap
hak-hak orang lain.

2. Aliran HAM yang Ada Di Indonesia.

Aliran HAM yang ada di Indonesia terdiri dari aliran Individualistis, Marxistis, dan
Integralistis, Berikut penjelasan singkat mengenai ketiga aliran HAM yang ada di Indonesia.

1. Marxisme.
Paham marxisme menurut Mujaid Kumkelo, dkk dalam bukunya Fiqh
HAM (Ortodoksi dan Liberalisme Hak Asasi Manusia dalam Islam) (hal. 34) adalah paham
yang diambil dari filsuf Karl Marx, di mana paham tersebut menolak teori hak-hak alami,
karena suatu hak adalah kepemilikan negara atau kolektivitas (repository of all rights).
Menurut Marx, manusia selalu terkait dengan hubungan-hubungan kemasyarakatan yang
melahirkan sejarah. Manusia adalah makhluk yang bermasyarakat, yang beraktivitas, terlihat
dalam suatu proses produksi. Hakikat manusia adalah kerja (homo laborans, homo faber).
Jadi ada kaitan yang erat antara filsafat, sejarah, dan masyarakat. Pemikiran Marx ini dikenal
dengan Materialisme Historis atau Materialisme Dialektika.

2. Individualistis.
Paham individualistis ini sering kali dikenal juga dengan paham liberalisme
(kebebasan) yang dikenalkan oleh John Locke dan Jan Jacques Rousseau dan dikutip oleh
Max Boli Sabon dalam bukunya Hak Asasi Manusia (hal. 87) adalah paham yang
mengatakan bahwa manusia sejak dalam kehidupan alamiah (status naturalis) telah
mempunyai hak asasi, termasuk hak-hak yang dimiliki secara pribadi. Hak manusia meliputi
hak hidup, hak kebebasan dan kemerdekaan, serta hak milik (hak memiliki sesuatu).

3. Integralistis
Paham integralitas adalah suatu konsep negara yang dipaparkan oleh Soepomo, yang
menurutnya negara adalah hukum, di mana jika negara berbahagia, berarti dengan demikian
itu adalah kebahagiaan bagi tiap individu dan golongannya juga, karena individu dan
golongan tersebut cinta kepada tanah air. Dengan demikian, hak yang berasal dari manusia
sebagai otonomi sendiri adalah hal yang bertentangan menurut prinsip integralitas, karena
kepentingan individu adalah kepentingan negara, begitu juga sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai