Anda di halaman 1dari 24

Dasar-Dasar Intelijen Bisnis:

Database dan Manajemen Informasi

Dosen Pengampu: Samsul Rosadi, S.Pd., M.Si

ANGGOTA KELOMPOK 6:

1. RESKA TUNGGAL DEWI (225211085)

2. SHAELAFAZA ASKIA AQIEKA (225211101)

3. DEWI NOVITASARI (225211110)

4. HANINA SAUSAN ALISTIA (225211119)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID

SURAKARTA

2024
DAFTAR ISI

BAB I ........................................................................................................ 1

PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................. 2

BAB II ...................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

2.1 Pengertian basis data dan menjelaskan bagaimana basis data relasional
mengorganisir data………………………………………………...............3

2.2 Prinsip-prinsip dari sistem manajemen basis data…………………..7

2.3 Mengidentifikasi alat dan teknologi utama untuk mengakses


informasi…………………………………………………………......…...8

2.4. Membahas tata kelola data dan jaminan kualitas data ................. 14

BAB III ................................................................................................... 20

PENUTUP .............................................................................................. 20

Kesimpulan ............................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 21


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem manajemen basis data mengorganisasikan volume data dalam jumlah


besar yang digunakan oleh perusahaan dalam transaksi-transaksinya sehari-hari.
Data harus diorganisasikan sehingga para manajer dapat menemukan data tertentu
dengan mudah dan cepat untuk pengambilan keputusan. Perusahaan memecah
keseluruhan koleksi data menjadi sekumpulan tabel-tabel yang saling berhubungan.
Kumpulan-kumpulan kecil data yang saling terhubung ini akan mengurangi
pengulangan (redundancy) data. Pada akhirnya, konsistensi dan akurasi data akan
meningkat.

Struktur data perusahaan selama bebrapa tahun terakhir ini telah mengalami
perubahan. Dewasa ini, sebagian besar perusahaan menggunakan basis data yang
mengikuti suatu struktur relasional. Dua alasan penting dibalik penggunaan struktur
ini adalah bahwa struktur basis data relasional mudah untuk digunakan dan
hubungan diantara tabel-tabel di dalam struktur bersifat implisit. Kemudahan
penggunaan telah memberanikan banyak manajer untuk menjadi pengguna
langsung dari sumber daya basis data.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep basis data relasional mengorganisir data?


2. Bagaimana prinsip-prinsip manajemen basis data bisa di jalankan dengan
efektif?
3. Bagaimana mengidentifikasi alat dan teknologi utama untuk mengakses
informasi?
4. Bagaimana tata kelola data dan jaminan kualitas data dalam perusahaan?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui konsep basis data relasional dalam mengorganisir data


2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip manajemen basis data dapat dijalankan
dengan efektif
3. Untuk mengetahui alat dan teknologi utama untuk mengakses informasi
4. Untuk mengetahui tata kelola dan jaminan kualitas data dalam perusahaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian basis data dan menjelaskan bagaimana basis data relasional
mengorganisir data

2.1.1. Pengertian Basis Data

Menurut (Indrajani, 2015), basis data ada adalah kumpulan data yang saling
berhubungan secara logis dan didesain untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
oleh suatu organisasi. Sedangkan menurut (A.S., 2018) “sistem basis data adalah
sistem terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara data yang sudah
diolah atau informasi tersedia saat dibutuhkan. Pada intinya basis data adalah media
untuk penyimpanan data agar dapat diakses dengan mudah dan cepat”.

Basis data adalah sistem file komputer yang menggunakan metode


pengorganisasian tertentu, yang tujuannya adalah untuk mempercepat
pembaharuan setiap catatan dan pembaruan secara bersamaan dari catatan terkait,
dan untuk menyederhanakan dan mempercepat akses semua catatan melalui
program aplikasi dan akses dari semua catatan melalui program aplikasi, serta akses
cepat ke data tersimpan yang harus digunakan bersama untuk menyusun dan
membaca laporan rutin atau khusus. Manajemen file berarti adanya tempat
terstruktur dalam database yang memungkinkan program mengaitkan berbagai
data, catatan, dan file dalam database. Manajemen file adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Administrator basis data harus
memahami manajemen file sehingga struktur basis data yang berisi data, catatan,
dan file dalam basis data memberikan kemudahan bagi pengguna.

3
2.1.2 Basis Data Relasional

Basis data relasional diperkenalkan pertama kali oleh Edgar Frank Codd.
Menurut (Fathansyah, 2012), basis data relasional merupakan mekanisme yang
digunakan untuk mengorganisasi data secara fisik dalam disk (media penyimpanan)
yang akan berdampak pula pada bagaimana kita mengelompokan dan membentuk
keseluruhan data yang terkait dalam sistem yang sedang kita tinjau.

Basis data relasional dapat dikatakan sebagai basis data yang


memperhatikan aturan relasi atau hubungan setiap tabel yang ada dalam basis data
sehingga dapat memperlihatkan sistem secara utuh yang saling berhubungan. Basis
data relasional atau model relasional akan memilah data ke dalam berbagai tabel
dua dimensi. Setiap tabel selalu terdiri atas lajur vertikal yang biasa disebut dengan
kolom atribut (column/field) dan lajur horizontal yang biasa disebut dengan baris
data (row/record). Pada setiap pertemuan kolom atribut dan baris data ditempatkan
item-item data (satuan data terkecil). Untuk menerapkan basis data relasional kita
tetap menggunakan perangkat lunak sistem pengelola basis data (DBMS), tetapi
dengan memperhatikan hubungan dari setiap tabel yang ada di dalam basis data.

Basis data relasional mengorganisir data berdasarkan model hubungan data.


Dalam model ini, data disimpan dalam tabel yang terhubung satu sama lain melalui
kunci primer dan kunci asing. Struktur data yang terorganisir dalam tabel
memungkinkan penggunaan SQL (Structured Query Language) untuk mengakses
dan memanipulasi data. Konsistensi data dijaga melalui penggunaan aturan
integritas referensial, yang cocok digunakan untuk aplikasi dengan skema data yang
terstruktur dan hubungan antara entitas yang kompleks.

Gambar 2.1.2 Tabel Pelanggan

4
Menurut (Kadir, 2009) ada 4 elemen-elemen data relasional, yaitu :
1. Tabel
Tabel merupakan kumpulan informasi secara logis yang terkait dan
diperlakukan sebagai unit. Setiap tabel selalu terdiri atas lajur vertikal yang
biasa disebut dengan kolom atribut (column/field) dan lajur horizontal yang
biasa disebut dengan baris data (row/record). Disetiap pertemuan kolom
atribut dan baris data ditempatkan item-item data (satuan data terkecil).
Contoh tabel ditunjukan pada gambar 2.1.2.
2. Kolom (field)
Kolom merupakan atribut data yang ada pada suatu tabel. Pada gambar 2.1.2
tabel pelanggan memiliki 3 atribut data (kolom) diantaranya no_pelanggan,
nama_pelanggan, almt_pelanggan.
3. Baris (record)
Suatu tabel terdiri dari baris (record) yang mengisi setiap kolom (field).
Baris adalah kejadian tunggal yang berisi data di dalam tabel. Setiap baris
diperlakukan sebagai unit tunggal. Pada gambar 2.1.2 tabel pelanggan
terdapat 3 baris berisi informasi setiap individu pelanggan yang dijelaskan
oleh kolom diatasnya.
4. Kunci
Pada umumnya terdapat dua jenis kunci diantaranya kunci utama (primary
key) dan kunci tamu (foreign key). Kunci utama adalah suatu kolom yang
memiliki nilai unik dan digunakan untuk mengidentifikasi setiap baris di
dalam tabel. Karena sifatnya yang unik maka dapat digunakan sebagai
acuan dalam menampilkan, mengubah dan menghapus baris data. Dengan
adanya kunci utama ini juga dapat mencegah terjadinya duplikasi data
karena sifatnya yang unik. Kunci utama memiliki karakteristik sebagai
berikut:

a. Mandatory; bahwa kolom yang menjadi kunci utama tidak boleh


menyimpan nilai null karena dapat menyebabkan duplikasi baris data.

5
b. Unique; nilai dari kunci utama bersifat unik atau tidak ada kesamaan
dengan nilai lainnya. Seperti contoh pada gambar 2.1.2 tabel pelanggan
kolom no_pelanggan merupakan kunci utama karena nilainya yang unik
(tidak sama dengan yang lainnya) sedangkan nama_pelanggan tidak bisa
dijadikan sebagai kunci utama karena ada kemungkinan nama yang sama
untuk setiap pelanggan yang berbeda.

c. Stable; nilai dari kunci utama bersifat stabil atau tidak berubah-ubah.
Seperti contoh pada gambar 2.1.2 tabel pelanggan kolom no_pelanggan
merupakan kunci utama karena nilainya stabil (tidak berubah-ubah)
sedangkan alamat_pelanggan memungkinkan nilainya berubah apabila
pelanggan yang bersangkutan pindah rumah.

d. Short; memiliki sedikit karakter, karena dapat berpengaruh pada ruang


penyimpanan yang sedikit, pencarian data menjadi lebih cepat, dan
meminimalisir dalam kesalahan pemanggilan serta memasukan data.
Seperti contoh pada gambar 2.1.2 tabel pelanggan kolom no_pelanggan
memiliki jumlah karakter yang lebih sedikit ketimbang dengan
alamat_pelanggan.

Sedangkan kunci tamu merupakan nilai kolom pada suatu tabel yang
berfungsi sebagai penghubung antara tabel dan dapat memberikan
keterkaitan antara baris data pada satu tabel dengan baris data pada tabel
lainnya. Kunci tamu merupakan kunci utama yang disimpan pada tabel lain
yang memiliki kunci utama sendiri. Contohnya no_pelanggan dapat
dijadikan kunci tamu apabila disimpan pada tabel penjualan, dimana
no_pelanggan memberikan keterangan setiap transaksi yang dilakukan oleh
setiap pelanggan, sedangkan tabel penjualan memiliki kunci utama sendiri
yaitu no_penjualan.

6
2.2 PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN BASIS DATA

2.2.1 PENGERTIAN PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN BASIS DATA

Menurut Ahmad Jazuli (2020) Prinsip-prinsip manajemen basis data


adalah panduan yang digunakan untuk merancang, mengimplementasikan,
dan mengelola sistem basis data dengan efektif. Penting untuk memastikan
konsistensi, dan ketersediaan data dalam suatu organisasi.
Menurut Connolly, T. M., & Begg, C. E. (2014) Prinsip-prinsip
manajemen basis data adalah pedoman yang mengatur cara pengelolaan
basis data. Untuk mempermudah pengelolaan dana analisis data perlu untuk
menekankan pentingnya menggunakan struktur data yang seragam dan
konsisten. Agar perubahan tidak berdampak besar pada bagian lain, perlu
prinsip ketergantungan untuk berfokus pada menguranngi ketergatungan
basis data.
Menurut Coronel, C., & Morris, S. (2016) Prinsip-prinsip
manajemen basis data juga termasuk prinsip pemulihan data yang
menekankan perlunya sistem untuk dapat memulihkan data ke kondisi yang
konsisten setelah terjadinya kegagalan sistem atau kecelakaan.

2.2.2 JENIS PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN BASIS DATA

Ada beberapa prinsip dalam sistem manajemen basis data,


diantaranya:
• Prinsip utamanya adalah ketergantungan data di mana hubungan
antara data harus diatur dengan baik untuk meminimalkan
redundansi dan inkonsistensi
• Prinsip pemulihan data yang handal diperlukan untuk menghadapi
kegagalan sistem atau bencana, dengan menyediakan cadangan dan
prosedur pemulihan yang tepat.

7
• Salah satu prinsip utama adalah keamanan data, yang
mengharuskan perlindungan terhadap informasi sensitif dari akses
yang tidak sah.
• prinsip integritas data menuntut agar data tetap konsisten dan
akurat selama siklus hidupnya, melalui penggunaan kendala dan
aturan validasi
• Prinsip fleksibilitas dan interoperabilitas menjadi semakin
penting, memungkinkan integrasi antara sistem basis data yang
berbeda serta adaptasi terhadap perubahan kebutuhan bisnis.
• Prinsip pertimbangan biaya signifikan dengan menekankan
pentingnya pengeluaran yang seimbang anatar investasi dan manfaat
dalam infrastrukturnya.

2.3 Mengidentifikasi Alat Dan Teknologi Utama Untuk Mengakses Informasi

2.3.1 Sistem manajemen basis data (DBSM)

Sistem manajemen basis data (DBSM) adalah suatu aplikasi perangkat lunak
yang menyimpan struktur basis data, data itu sendiri, hubungan di antara data
di dalam basis data, dan nama-nama formulir, jenis-jenis data, angka dibelakang
desimal, jumlah karakter nilai-nilai default, dan seluruh raian field lainnya.
DBMS bertanggung jawab atas penyimpanan, pengambilan, pembaruan, dan
penghapusan data dalam basis data.

❖ Ada tiga jenis disini DBMS utama di bawah ini :


1. Sistem Basis Data Relasional (RDBMS)
Sistem manajemen basis data relasional memiliki antar muka pengguna
yang sederhana dan digunakan untuk mengasosiasikan data dalam
bentuk tabel dengan relasi apa yang telah diperbaiki sebelumnya.
RDBMS menggunakan SQL berinteraksi dengan database.
2. Sistem Manajemen Basis Data Dokumen (DoDBMS)
Sistem manajemen basis data dokumen mengelola data dalam file jenis
JSON yang hampir tidak memiliki struktur relasional.

8
3. Sistem Manajemen Basis Data Kolom (CDBMS)
Sistem manajemen database berbentuk kolom pada manajemen
basis data. Pada Sistem informasi tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. (Dirgantara, salsabial, hasibuan, &
Nurbaiti, 2023)

❖ DBMS memiliki tiga komponen utama di bawah ini :


1. DDL (Data Definition Language) adalah bagian dari bahasa query
database yang digunakan untuk mendefinisikan struktur dan
skema database. DDL digunakan untuk membuat, mengubah, dan
menghapus objek database seperti tabel, indeks, tampilan, dan
konstrain.
2. DML (Data Manipulation Language) adalah bagian dari bahasa
query database yang digunakan untuk memanipulasi data dalam
tabel. DML digunakan untuk menyisipkan, memperbarui ,
menghapus, dan mengambil data dari tabel.
3. Software Controller (pengontrol perangkat lunak) dalam konteks
basis data dapat merujuk pada komponen perangkat lunak yang
bertanggung jawab untuk mengendalikan atau mengatur perilaku
sistem basis data secara keseluruhan.
❖ Kelebihan DBSM
• Mengontrol redundansi data
• Mengontrol redundansi data
• Informasi yang lebih dari sejumlah data yang sama
• Meningkatnya standarisasi
Meningkatnya produktivitas
❖ Kekurangan DBSM
• Harga mahal
• Penambahan biaya perangkat keras
• Kompleksitas
• Adanya biaya konversi (Renita & Roji, 2023)

9
2.3.2 Business Intelligence
Business Intelligence merupakan pengumpulan, proses pengolahan, analisis
dan juga presentasi informasi pada sebuah bisnis yang relevan dalam
mendukung pengambilan keputusan serta perencanaan strategis dalam
sebuah organisasi. Tujuan utama dari business intelligence ialah untuk
mengubah data bisnis yang tersedia menjadi sebuah informasi atau wawasan
yang mempunyai arti dan berguna dan dapat digunakan dalam
mengidentifikasi suatu peluang, mengidentifikasi tren pasar, memahami
perilaku pelanggan, meningkatkan efisiensi operasional, dan mencapai
keunggulan kompetitif.
❖ Komponen Business Intelligence
1. OLAP (On-line Analytical Processing )
Data kueri di berbagai dimensi untuk mengukur berbagai
sudut pandang. OLAP menawarkan tampilan ringkasan data
bisnis yang digunakan untuk pelaporan, analisis, pemodelan,
dan perencanaan.
2. Analisis Lanjutan
Komponen ini mencakup teknik seperti pemodelan prediktif,
pembelajaran mesin, pembelajaran mendalam, otomatisasi
proses bisnis, dan teknik statistik lainnya untuk menggali
tren, pola, karakteristik, dan anomali dari berbagai sumber
data.
3. Manajemen Kinerja Perusahaan
Pedoman instrumen atau dasbor menyatukan beberapa
metrik yang terkait dengan kinerja bisnis untuk
menyampaikan cerita data.

❖ Tujuan penerapan business intelligence dalam pengambilan


keputusan
1. Meningkatkan Pengambilan Keputusan yang Lebih Cepat

10
Business Intelligence memungkinkan jangkauan secara real-
time atau mendekati real-time terhadap data yang relevan.
Dengan adanya informasi yang tersedia cepat dan juga
akurat, pengambil keputusan dapat merespons dengan lebih
cepat terhadap perubahan pasar, tren atau situasi yang
mempengaruhi perusahaan.
2. Meningkatkan Akurasi Keputusan
Dengan menggunakan business intelligence dalam
mengambil keputusan dapat mempunyai akses terhadap data
yang terkonsolidasi serta terstruktur dengan baik. Hal ini
membantu mengurangi risiko kesalahan atau keputusan yang
didasarkan pada intuisi semata. Dengan informasi yang
akurat, keputusan yang akan diambil mempunyai dasar yang
lebih kuat.
3. Mendukung Keputusan Berbasis Fakta
Business Intelligence membantu dalam pengambilan
keputusan yang mengandalkan fakta dan juga bukti dalam
proses pengambilan keputusan. Hal ini membantu
menghindari keputusan berdasarkan asumsi atau persepsi
yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
4. Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas
Business Intelligence dapat membantu dalam
mengoptimallisasi proses pengumpulan, pengolahan, dan
juga analisis data. Dengan adanya bantuan dari business
intelligence yang terbaru, pengambil keputusan dapat
menjangkau informasi dengan lebih mudah dan cepat tanpa
harus menghabiskan waktu yang berlebihan untuk mencari
serta mengolah data secara manual.
5. Mendukung Pengambilan Keputusan yang Strategis
Business Intelligence memberikan informasi yang
komprehensif serta menyeluruh mengenai kinerja bisnis,

11
tren pasar, dan faktorfaktor yang mempengaruhi perusahaan.
Business intelligence membantu dalam mengidentifikasi
peluang, memahami risiko, dan merumuskan strategi yang
tepat dalam mencapai tujuan jangka panjang perusahaan.

❖ Manfaat business intelligence


1. Pengambilan keputusan
Business Intelligence memberikan ilmu atau wawasan yang
terkait dengan data bisnis yang relevan, dapat
memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik serta
lebih terinformasi.
2. Identifikasi Peluang dan Tren Pasar
Business Intelligence memberikan bantuan dalam
mengidentifikasi peluang bisnis baru serta tren pasar yang
dapat dimanfaatkan.
3. Pemantauan Kinerja Bisnis
Dengan adanya laporan fisik, halaman dashboard, Hal ini
membantu pimpinan sebuah organisasi serta pemangku
kepentingan untuk mengukur pencapaian tujuan,
mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, serta
mendeteksi kemajuan terhadap target bisnis.
4. Penghematan Waktu dan Biaya
Dengan melakukan penerapan alat dan juga teknologi
business intelligence, proses pengumpulan, pengolahan, dan
juga analisis data dapat diotomatisasi. Ini mengurangi waktu
yang diperlukan dalam tugas secara manual yang rumit dan
memungkinkan pengguna untuk fokus pada analisis dan juga
interpretasi data yang penting.
5. Pengintegrasian Data yang Komprehensif
Business Intelligence mengintegrasikan data yang berasal
dari berbagai sumber yang berbeda, termasuk dari sistem

12
internal dan juga eksternal, yang menjadi satu sumber
informasi yang komprehensif.
6. Perencanaan Strategis yang Lebih Baik
Business Intelligence mendukung perencanaan strategis
dengan menyediakan informasi yang relevan serta akurat.
Pemangku kepentingan bisnis dapat mengidentifikasi
informasi yang relevan dan juga akurat. (Prahendratno &
dkk, 2023)

13
2.4. Membahas Tata Kelola Data Dan Jaminan Kualitas Data

2.4.1. Tata Kelola Data

Menurut Data Governance Institute tata Kelola Data adalah sistem pengambilan
keputusan dan pelaporan untuk proses terkait informasi, yang diterapkan
berdasarkan model yang disepakati yang menggambarkan siapa dapat melakukan
apa dengan informasi apa, kapan, dalam kondisi dan metode seperti apa. Tujuan
umum tata kelola data adalah untuk meningkatkan kualitas data, mengatasi
inkonsistensi data, membagikan data secara luas, menggunakan agregasi data untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif, memperhatikan pengelolaan perubahan data
dan mematuhi pola penggunaan data internal dan eksternal atas penggunaan data
yang disepakati (Yuwono & Arinanda, 2012).

Pengelolaan data yang tepat dapat mengendalikan pertumbuhan data,


mempermudah pengelolaan, dan menghasilkan data yang mendukung keputusan
jangka pendek dan jangka panjang seperti merger dan akuisisi. (Tjahjanto, 2021).
Terdapat perencanaan tata kelola data, diantaranya:

• Who
Untuk memulai pengelolaan data, diperlukan orang-orang yang
bertanggung jawab atas kebutuhan data spesifik dan mempersiapkan
mereka dengan data yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Tata
kelola data membutuhkan tim yang memahami posisinya. Menurut model
RACI peran-peran ini harus Responsible (memiliki hak dan tanggung jawab
terhadap data), Accountable (hak dan tanggung jawabnya dapat terukur),
Consulted (dapat menyediakan informasi dan pelayanan), dan Informed
(perlu mengetahui informasi-informasi). Secara umum, jabatan yang
terlibat dalam tata kelola data agar dapat berjalan baik adalah sebagai
berikut:
1. Chief Data Officer (CDO)
Chief Data Officers (CDO) adalah pemimpin perusahaan dalam strategi
tata kelola data. Perusahaan mulai memahami pentingnya mengelola data

14
dan menerapkan kerangka tata kelola data, dan mempekerjakan seorang
CDO menujukkan komitmen terhadap data dari dukungan atas untuk
menganggap serius program tata kelola data.
2. Data Owner (Pemilik Data)
Pemilik Data adalah orang-orang yang bertanggung jawab langsung atas
data. Mereka berkomitmen terhadap perlindungan dan kualitas data
sebagai nilai perusahaan. Pemilik data adalah bagian dari tim yang
menggunakan data tersebut. Misalnya, anggota tim keuangan harus
menjadi pemilik data untuk data tim keuangan.
3. Data Stewards (Pengurus Data)
Data Stewards adalah landasan strategi tata kelola data. Bertemu dengan
pemilik data, menerapkan kebijakan dan prosedur pengelolaan data, serta
melatih pemilik dan karyawan baru tentang pengelolaan data.
4. Data Governance Comite (Komite Tata Kelola Data)
Komite Tata Kelola Data menetapkan kebijakan dan prosedur tata kelola
data. Komite ini bekerja sama dengan CDO untuk menentukan siapa, apa,
kapan, di mana, dan mengapa tata kelola data dilakukan.
• What
Sebelum masuk ke dalam kebutuhan dan proses teknis, penting untuk
memikirkan dan mendiskusikan kebutuhan dan prioritas data bisnis.
Perusahaan dapat memperoleh informasi berharga mengenai kualitas data
dengan menghubungi langsung perusahaan yang paling sering
menggunakan datanya. Berdiskusi dengan pengguna akhir untuk
menemukan masalah yang dapat ditangani oleh tata kelola data akan
membantu mengidentifikasi kebutuhan dan memetakan tujuan tata kelola
data untuk kemajuan perusahaan. Setelah data yang dibutuhkan setiap
departemen sudah diketahui, langkah selanjutnya adalah mendefinisikan
data. Pendefinisian data dilakukan dengan menerapkan standar penamaan
data, bagaimana data disimpan, tipe data apa untuk penyimpanannya, serta
menentukan jenis dari data tersebut. Data yang sudah terdefinisi dengan
jelas dapat diukur kualitasnya melalui completeness, akurasi, konsistensi,

15
duplikasi, berapa lama ata tersebut tersimpan, validitas data, dan variabel-
variabel lain yang menjadi tolak ukur setiap organisasi yang mungkin
berbeda dengan organisasi lain.
• When
Yang perlu diperhatikan dalam merencanakan tata kelola data adalah
variabel waktu. Waktu disini yaitu misalnya tentang kapan data perlu di-
audit, seberapa sering informasi dilaporkan, dan kapan data perlu
diarsipkan.
• Where
Tata kelola data adalah tentang menjaga kendali atas data, dan "di mana"
adalah aspek penting dari perencanaan tata kelola data seperti Di mana
menyimpan dan mengamankan data? Di mana data berada sekarang? Di
mana data dapat dikendalikan?
• Why
"Mengapa" adalah landasan dari setiap tugas dan program dalam tata kelola
data. Dengan penjelasan yang jelas mengapa tata kelola data perlu dibangun
bagi tim, maka akan mudah dalam mengajak tim melakukan proses dan
prosedur baru di perusahaan tersebut (Tjahjanto, 2021).

Salah satu aspek yang penting dalam menerapkan tata kelola data adalah rancangan
struktur yang mengatur peran dan fungsi yang bertanggung jawab terkait proses-
proses tata kelola data. Tata kelola data mencakup kebijakan dan prosedur
pengelolaan data sebagai sumber daya organisasi. Menetapkan aturan organisasi
untuk berbagi, menyebarkan, mengakuisisi, standardisasi, klasifikasi, dan mencatat
informasi. Aturan-aturan ini termasuk menentukan pengguna dan unit organisasi
yang mana dapat berbagi informasi, di mana informasi dapat didistribusikan, siapa
yang bertanggung jawab untuk memperbarui dan memelihara informasi, dan
bagaimana sumber daya data dilindungi. Tanpa peran dan tanggung jawab yang
jelas, akan sulit untuk memastikan bahwa proses tata kelola diterapkan secara rutin
dan benar (Laudon dkk., 2024).

Adapun kelebihan dan kekurangan daru tata kelola data yaitu:

16
Kelebihan tata kelola data:

1. Tata kelola data mampu melindungi perusahaan dari serangan siber dna
penyalahgunaan data.
2. Tata kelola data yang baik mengurangi biaya pengelolaan data dan
meningkatkan ROI perusahaan.
3. Beban manajemen data tidak hanya terpusat di tim IT melainkan tersebar ke
seluruh organisasi.

Kekurangan tata kelola data:

1. Tata kelola data membutuhkan dukungan oleh seluruh komponen


perusahaan agar dapat berjalan dengan baik.
2. Tujuan yang jelas sangat dibutuhkan sebgai fokus dari tata kelola data
supaya waktu dan tenaga yang sudah dialokasikan dapat berbuah hasil yang
sangat memuaskan dan terukur (Tjahjanto, 2021).

Pada akhirnya, sistem tata kelola yang baik dan efektif menjamin terpenuhinya
seluruh peraturan hukum, persyaratan dan standar, tugas dan kewajiban semua
pihak yang terlibat. Dengan cara ini, biaya tinggi yang disebabkan oleh litigasi,
litigasi pemegang saham, konflik kepentingan, penyuapan dan korupsi dapat
dihindari.

2.4.2. Jaminan Kualitas Data

Penjaminan kualitas data mengacu pada prosedur sistematis yang diterapkan untuk
memverifikasi keakuratan, keandalan, dan validitas data yang telah dikumpulkan
dan dievaluasi untuk tujuan evaluasi proyek (Baijuri dkk., 2023). Jaminan kualitas
data (data quality assurance): proses data juga melibatkan langkah-langkah untuk
memastikan kualitas data. Ini mencakup pemeriksaan kesalahan, kecocokan data,
validasi data, dan pembersihan data (Ernayani dkk., 2023).

• Pemeriksaan kesalahan
Melakukan pemeriksaan keakuratan dan tingkat kelengkapan data dalam
suatu sistem informasi. Dengan menyurvei file data dan sampel data agar

17
terhindar dari kesalahan seperti nama salah eja, kode produk dan deskripsi
produk yang buruk, deskripsi inventaris yang salah, keuangan yang salah
data, informasi pemasok yang salah, dan data karyawan yang salah.
• Kecocokan data
Jika database dirancang dengan baik dan standar data seluruh perusahaan
ditetapkan, elemen data yang duplikat atau tidak konsisten harus
diminimalkan. Nama yang salah eja, nomor yang diubah urutannya, atau
kode yang hilang, berasal dari kesalahan saat input data. Jumlah kesalahan
seperti ini semakin meningkat ketika perusahaan memindahkan bisnis
mereka ke web dan memungkinkan pelanggan dan pemasok melakukannya
memasukkan data melalui situs web mereka yang secara langsung
memperbarui sistem internal perusahaan.
• Validasi data
Sebelum database baru dibuat, organisasi perlu mengidentifikasi dan
memperbaikinya data yang salah dan menetapkan rutinitas yang lebih baik
untuk mengedit data setelah database mereka beroperasi. Analisis kualitas
data seringkali diawali dengan audit kualitas data, yaitu survei terstruktur
terhadap keakuratan dan tingkat kelengkapan data dalam suatu informasi.
sistem. Audit kualitas data dapat dilakukan dengan mensurvei seluruh file
data, survei sampel dari file data, atau mensurvei pengguna akhir untuk
mengetahui persepsi mereka terhadap kualitas data.
• Pembersihan data
Pembesihan data juga dikenal sebagai data scrubbing, terdiri dari proses
untuk mendeteksi dan mengoreksi data dalam database yang salah, tidak
lengkap, tidak semestinya. diformat, atau berlebihan. Pembersihan data
tidak hanya mengoreksi data tetapi juga menegakkan konsistensi antara
kumpulan data berbeda yang berasal dari sistem informasi terpisah.
Perangkat lunak pembersih data khusus tersedia untuk mensurvei file data
secara otomatis, memperbaiki kesalahan dalam data, dan mengintegrasikan
data secara konsisten di seluruh perusahaan format. (Laudon dkk., 2024)

18
Data yang tidak akurat, tidak tepat waktu, atau tidak konsisten dengan sumber lain
dapat menimbulkan masalah operasional dan keuangan yang signifikan bagi
organisasi, bahkan bagi organisasi yang memiliki basis data dan kebijakan
informasi yang dirancang dengan baik. Jika data yang salah diabaikan, hal ini sering
kali dapat mengakibatkan keputusan yang salah, penarikan produk, dan bahkan
kerugian finansial. Penerapan langkah-langkah penjaminan kualitas data dapat
secara efektif memitigasi kesalahan, bias, dan inkosistensi dalam kumpulan data,
sehingga meningkatkan kredibilitas dan kegunaan hasil evaluasi (Laudon dkk.,
2024).

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Basis data relasional telah menjadi struktur basis data yang dominan di
dalam perusahaan karena dua alasan. Pertama, secara konseptual mudah dipahami.
Kedua, struktur basis data relasional mudah untuk diubah karena menggunakan
hubungan implisit di antara data. Hubungan antartabel terbentuk ketika nilai-nilai
kolom data dari kolom yang umum adalah sama. Sistem manajemen basis data
relasional relatif murah digunakan dan dipahami oleh para manajer.

Pengertian dan jenis prinsip-prinsip manajemen basis data adalah bahwa


prinsip-prinsip tersebut memberikan panduan yang penting dalam merancang,
mengelola, dan memastikan konsistensi, keamanan, pemulihan data, integritas,
fleksibilitas, interoperabilitas, serta pertimbangan biaya yang efektif dalam sistem
basis data suatu organisasi.

Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) adalah aplikasi perangkat lunak


yang memiliki peran penting dalam penyimpanan, pengelolaan, dan manipulasi
data dalam suatu basis data. Ada tiga jenis utama DBMS, yaitu Sistem Basis Data
Relasional (RDBMS), Sistem Manajemen Basis Data Dokumen (DoDBMS), dan
Sistem Manajemen Basis Data Kolom (CDBMS), dan memiliki kekurangan dan
kelebihan. Penerapan BI dalam pengambilan keputusan memiliki beberapa tujuan,
seperti meningkatkan kecepatan pengambilan keputusan, meningkatkan akurasi
keputusan, mendukung keputusan berbasis fakta, meningkatkan efisiensi dan
produktivitas, serta mendukung pengambilan keputusan strategis.

Tata kelola data mencakup kebijakan dan prosedur pengelolaan data sebagai
sumber daya organisasi. Menetapkan aturan organisasi untuk berbagi,
menyebarkan, mengakuisisi, standardisasi, klasifikasi, dan mencatat informasi.
Jaminan kualitas data mengacu pada prosedur sistematis yang diterapkan untuk
memverifikasi keakuratan, keandalan, dan validitas data yang telah dikumpulkan
dan dievaluasi untuk tujuan evaluasi proyek

20
DAFTAR PUSTAKA

A.S., R. d. (2018). Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur Dan Berorientasi. Bandung:


Informatika.

Baijuri A, d. (2023). Analisis Sistem Informasi. CV Gita Lentera.

Connolly, T. M. (2014). Database systems: a practical approach to design,


implementation, and management. 6.

Coronel, C. &. (2016). Database systems: design, implementation, & management.


Cengage Learning., 12.

Dirgantara, M. R. (2023). Pengenalan Database Management System (DBMS). Jurnal


Ilmiah Multidisiplin.

Dirgantara, M. R., salsabial, S., hasibuan, A., & Nurbaiti. (2023). Pengenalan Database
Management System (DBMS) . Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 303.

Ernayani, R. d. (2023). Dasar dan Teori Sistem Informasi Manajemen. Yayasan Cendekia
Mulia Mandiri.

Fathansyah. (2012). Basis Data. Bandung: Informatika.

Hadion Wijoyo, dkk. (2021). Sistem Informasi Manajemen. Kapalo Koto No 8, Selayo, Kec.
Kubung, Kab. Solok, Sumatra Barat, Indonesia: Insan Cendekia Mandiri.

Indrajani. (2015). Database Design (Case Study All in One). Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.

Jazuli, A. (2020). Prinsip-Prinsip Manajemen Basis Data: Sebuah Tinjauan. Jurnal


Informatika Vol. 8.

Kadir, A. (2009). Dasar Perancangan dan Implementasi Database Relasional. Yogyakarta:


CV Andi Offset.

Laudon, K. C. (2024). Essentials of Management Information System . Pearson.

Prahendratno, A. d. (2023). Business Intelegent. Jambi: PT. Sonpedia.

21
Prahendratno, A., & dkk. (2023). Business Intelegent. jambi: PT. Sonpedia Publishing
Indonesia.

Raymond McLeod, J. a. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Renita, S. d. (2023). Sistem Basis Data part 1. Tahta Media.

Renita, S., & Roji, M. F. (2023). Sistem Basis Data Part 1. Tahta Media.

Santoso, R. (2021). Tren Terkini dalam Prinsip-Prinsip Manajemen Basis Data. urnal
Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 12 No.3.

Tjahjanto. (2021). 360 Derajat Manajemen Data. El-Marzaki.

Wulandari, F. (2019). Penerapan Prinsip-Prinsip Manajemen Basis Data dalam


Pengembangan Aplikasi Perpustakaan Digital. urnal Sistem Informasi Vol. 5 No. 1.

Yuwono, B. d. (2012). Metode Perancangan Struktur Fungsi dan Peran Tata Kelola Data
Berbasis Cobit. Sistem Informasi, 146.

22

Anda mungkin juga menyukai