Anda di halaman 1dari 2

TUGAS MENYUSUS DAFTAR PUSTAKA

Nama:Theresia Lentera Proletar


NIM: 21103244012
Kelas: PLB A
Identifikasi adalah kegiatan mengenal atau menandai sesuatu, yang dimaknai sebagai
proses penjaringan atau proses menemukan kasus yaitu menemukan anak yang mempunyai
kelainan/masalah, atau proses pendektesian dini terhadap anak berkebutuhan khusus.
Asesmen merupakan kegiatan profesional yang dilakukan secara khusus menentukan
diagnosa dari gangguan atau kelainan yang dialami seseorang. Secara sederhana hubungan
identifikasi dan asesmen adalah identifikasi sebagai penjaring yang kemudian disaring
Kembali melalui asesmen. Identifikasi anak berkebutuhan khusus diperlukan agar keberadaan
mereka dapat diketahui sedini mungkin dan bisa segera diberi penanganan
(Yuwono, 2015:9-12)
.

ADHD adalah gangguan perkembangan saraf di mana seorang anak menampilkan


masalah yang signifikan karena kurangnya perhatian atau hiperaktif-impulsif. Anak ADHD
seringkali ditangani dengan pemberian obat-obatan untuk menghilangkan gejala hiperaktif
dan impulsive, namun bila digunakan dalam jangka waktu Panjang obat-obatan ini dapat
berbahaya. Sehingga alternatif yang dapat digunakan untuk menangani anak ADHD adalah
dengan pendekatan konseling yaitu pendekatan behavior kognitif perilaku dan Adlerian play
therapy. hasil penelitiannya menunjukkan Adlerian Play Therapy efektif untuk mengurangi
perilaku yang tidak diinginkan dari anak-anak yang menerima intervensi. Bermain dapat
mengembangkan aspek sosial emosional anak, melalui bermain anak mempunyai rasa
memiliki, merasa menjadi bagian dalam kelompok, belajar untuk hidup dan bekerja sama
dalam kelompok dengan segala perbedaan yang ada (Amalia, 2018:29).

ASD adalah fenotipe klinis yang mencerminkan gangguan perkembangan saraf onset
dini yang mempengaruhi komunikasi, imajinasi, dan perilaku. Ciri-cirinya seperti tidak
mendengarkan atau menatap mata saat berkomunikasi, memiliki perilaku yang tidak biasa,
komunikasi yang sulit untuk dipahami dan memiliki juga emosi yang tidak stabil. Dari hasil
penelitian ini didapati bahwa Risiko autisme meningkat dengan paparan bahan kimia, stres
kehamilan, pertumbuhan dan gangguan perkembangan, usia ibu lebih dari 35 tahun, dan
menurun dengan asupan gizi yang baik. Selain itu ditemukan fakta bahwa vaksin MMR tidak
mempengaruhi kejadian autisme pada anak (Astuti et al., 2018:278).
Anak-anak berkebutuhan khusus, khususnya anak tunagrahita dalam proses
interaksi sosial dan komunikasi sering mengalami hambatan dan hal ini merupakan masalah
yang serius untuk ditangani, dicarikan solusi dan cara alternatif agar dalam proses
komunikasi di sekolah dapat berjalan sesuai harapan. Proses dalam pembelajaran, komunikasi
akan terjadi jika adanya interaksi sosial penerima pesan dan pengirim pesan. Kemudian anak
tunagrahita mengalami hambatan dalam melakukan interaksi sosial sehingga proses
pembelajaran ini terhambat. Sehingga alternatif yang dapat diterapkan adalah berkomunikasi
dengan komunikasi nonverbal kepada anak tunagrahita (Rahayu, 2019:1-3).

Daftar Pustaka

Amalia, R. (2018). Intervensi terhadap Anak Usia Dini yang Mengalami Gangguan ADHD Melalui
Pendekatan Kognitif Perilaku dan Alderian Play Therapy. Jurnal obsesi: jurnal pendidikan anak usia
dini, 2(1), 27-33. Retrieved from HYPERLINK
"https://obsesi.or.id/index.php/obsesi"https://obsesi.or.id/index.php/obsesi.

Astuti, F. D., Salimo, H., & Pamungkasari, E. P. (2018). Factors Associated with the Risk of
Autism in Children Under Five Years of Age: A Path Analysis Evidence from Banten.
Journal of Maternal and Child Health, 03(04), 278–286.
https://doi.org/10.26911/thejmch.2018.03.04.05.
Yuwono, I. (2015). Identifikasi dan asesmen anak berkebutuhan khusus. (Imam Yuwono, Ed.) (1st
ed.). Banjarmasin: Pustaka Banua.
Rahayu, K. (2019). Aktivitas komunikasi nonverbal guru pada anak tunagrahita dalam proses
belajar mengajar (Studi Pada Guru SDLB-N Kedungkandang). Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang. Retrieved from
http://eprints.umm.ac.id/53200/1/PENDAHULUAN.pdf.

Anda mungkin juga menyukai