PEDOMAN PENYUSUNAN
DAN PENGENDALIAN DOKUMEN
UPTD PUSKESMAS TANGGUNGHARJO
No Dokumen:
Tanggal Terbit : 02 Januari 2023
Revisi dari No Dokumen: ADM/PD/005/I/2020
KATA PENGANTAR
Tim penyusun mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya buku Pedoman pengendalian Dokumen. Buku Pedoman Pengendalian
ini merupakan bahan acuan untuk karyawan UPTD Puskesmas Tanggungharjo yang
bertujuan membuat dokumen.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi aktif menyumbangkan tenaga dan pikiran sehingga tersusun
pedoman ini dan kami menyadari bahwa dalam pedoman ini masih ada kekurangan,
oleh karena itu saran dan masukan demi perbaikan sangat kami harapkan agar isi
pedoman ini menjadi sempurna pada masa mendatang
Penyusun
ii
Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen 2023
HALAMAN PENGESAHAN
Ditetapkan di : Tanggungharjo
Pada Tanggal : Januari 2023
KETUA KEPALA
TIM MUTU UPTD PUSKESMAS TANGGUNGHARJO
iii
Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen 2023
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Salah satu unsur penting yang menentukan keberhasilan akreditasi
Puskesmas Tanggunghrajo adalah bagaimana mengatur sistem pengaturan
dokumen karena dokumen merupakan acuan kerja, bukti pelaksanaan dan
penerapan kebijakan, program dan kegiatan, serta bagian dari salah satu persyaratan
Akreditasi Puskesmas Tanggungharjo. Dengan adanya sistem dokumentasi yang
baik dalam suatu inastansi diharapkan fungsi-fungsi setiap personil maupun bagian-
bagian dari instansi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan dalam mewujudkan
kinerja yang optimal.
Dokumen yang dimaksud dalam Akreditasi Puskesmas Tanggungharjo
secara garis besar dibagi atas dua bagian yaitu dokumen internal dan eksternal.
Dokumen tersebut digunakan untuk membangun dan membakukan sistem
manajemen mutu dan sistem manajemen pelayanan. Regulasi internal tersebut
berupa Kebijakan, Pedoman, Standar operasional prosedur (SOP) dan dokumen lain
disusun berdasarkan peraturan perundangan dan pedoman-pedoman (regulasi)
eksternal yang berlaku. Untuk memudahkan didalam pengelolaan dokumen
ditentukan dengan sistem pengendalian dokumen agar memudahkan didalam
pengelolaan, penyimpanan dan pencarian untuk diberlakukan pelaksanaannya
sebagai pedoman didalam pengelolaan dokumen di Puskesmas, baik dokumen yang
berhubungan dengan dokumen administrasi Puskesmas maupun dokumen akreditasi
Puskesmas. Oleh karena itu sebagai acuan didalam pengelolaan dokumen maka
wajib disusun Pedoman Pengendalian Dokumen Puskesmas.
B. Tujuan
Tujuan pedoman ini agar terkendalinya kerahasiaan dokumen, proses
perubahan, penerbitan, distribusi dan sirkulasi dokumen.
C. Sasaran
Pengendalian dokumen di puskesmas meliputi proses penyusunan dokumen,
pengesahan, penomoran, pemberlakukan, distribusi, penyimpanan, pencarian
kembali, proses penarikan dokumen yang kadaluwarsa, perubahan/ revisi dan
pemusnahan dokumen.
D. Ruang Lingkup
1. Pengendalian dokumen mencakup pengendalian dokumen internal dan eksternal
Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen 2023
BAB II
PENYUSUNAN DOKUMEN
C. Identifikasi Penyusunan
Identifikasi penyusunan, dilakukan pada tahap self-assesment dalam
Pendampingan Akreditasi. Hasil self-assessment digunakan sebagai acuan untuk
mengidentifikasi dokumen sesuai Standar Akreditasi yang sudah ada di Puskesmas.
Bila dokumen sudah ada, dapat diidentifikasi dokumen tersebut masih efektif atau
tidak.
BAB III
PENYUSUNAN, PENCATATAN, PENOMORAN, SOSIALISASI, DISTRIBUSI
DAN PENARIKAN DOKUMEN AKREDITASI
B. Kebijakan
Kebijakan adalah Peraturan/ Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala FKTP
yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh
penanggung jawab maupun pelaksana. Berdasarkan kebijakan tersebut, disusun
pedoman, panduan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang memberikan
kejelasan langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan di UPTD Puskesmas
Tanggungharjo.
Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen 2023
3. Batang Tubuh
a. Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang dirumuskan dalam
diktum-diktum, misalnya:
KESATU :
KEDUA :
Dst
b. Dicantumkan saat berlakunya peraturan/ keputusan, perubahan, pembatalan,
pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan/ keputusan, dan
pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan
peraturan/ keputusan.
d. Kaki
Kaki peraturan/ keputusan merupakan bagian akhir substansi peraturan/
keputusan yang memuat penandatanganan penerapan peraturan/ keputusan,
pengundangan peraturan/ keputusan yang teridiri atas tempat dan tanggal
penetapan, nama jabatan, tanda tangan pejabat, dan nama lengkap pejabat
yang menanda tangani ditulis dengan huruf kapital.
e. Penandatanganan
Peraturan/ Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tanggungharjo
ditandatangani oleh Kepala UPTD Puskesmas Tanggungharjo dituliskan
nama tanpa gelar dengan huruf kapital.
f. Lampiran peraturan/ keputusan:
1) Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor peraturan/
keputusan.
2) Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Kepala UPTD Puskesmas
Tanggungharjo.
Catatan : Untuk Peraturan pada Batang Tubuh tidak ditulis dalam diktum
tetapi dalam Bab-bab dan Pasal-pasal
C. Manual Mutu
Manual Mutu adalah : dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke
dalam maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun,
ditetapkan, dan dipelihara oleh organisasiyang meliputi:
Kata Pengantar
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen 2023
Kata Pengantar
Bab I : Pendahuluan
A. Keadaan Umum Puskesmas
B. Tujuan penyusunan rencana lima tahunan
Bab II : Kendala dan Masalah
A. Identifikasi keadaan dan masalah
1. Tim mempelajari kebijakan, RPJMN, rencana strategis
Kementerian Kesehatan, Standar Pelayanan Minimal (SPM)
kabupaten/ kota, Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kota,
target kinerja lima tahunan yang harus dicapai oleh Puskesmas.
2. Tim mengumpulkan data:
a. Data umum
b. Data wilayah
Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen 2023
f. Target pencapaian : diisi dengan target–target yang akan dicapai pada tiap
tahap tahunan.
g. Program Kerja : diisi dengan Program Kerja yang akan dilakukan untuk
mencapai target pada tiap tahun berdasarkan hasil analisis kinerja, misalnya
program kerja pengembangan SDM, program kerja peningkatan mutu, program
kerja pengembangan SDM, program kerja pengembangan sarana, dsb.
h. Kegiatan : merupakan rincian kegiatan untuk tiap program yang direncanakan,
misalnya untuk program pengembangan SDM, kegiatan Pelatihan Perawat,
Pelatihan Tenaga PKM, dan sebagainya.
i. Volume : diisi dengan volume kegiatan yang direncanakan untuk tiap tahapan
tahunan.
j. Harga Satuan : harga satuan untuk tiap kegiatan.
k. Perkiraan Biaya : diisi dengan perkalian antara volume dengan harga satuan.
4. Penutup
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu Kepala UPTD
Puskesmas Tanggungharjo dalam menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang
kemudian diuraikan dalam rencana tahunan dalam bentuk Rencana Usulan
Kegiatan dan Rencana Pencapaian Kegiatan.
E. Pedoman/ Panduan
Pedoman/ panduan adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi
arah langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk
menentukan dan melaksanakan kegiatan. Panduan adalah petunjuk dalam
melakukan kegiatan, sehingga dapat diartikan pedoman mengatur beberapa
hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/
panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui penerapan SOP.
Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/ panduan maka
UPTD Puskesmas Tanggungharjo menyusun/ membuat sistematika buku
pedoman/ panduan sesuai kebutuhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen pedoman atau
panduan yaitu :
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau
keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tanggungharjo untuk pemberlakuan
pedoman/ panduan tersebut.
2. Peraturan Kepala UPTD Puskesmas Tanggungharjo tetap berlaku
meskipun terjadi penggantian Kepala UPTD Puskesmas Tanggungharjo
3. Setiap pedoman/ panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap 2-3
tahun sekali.
4. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman/ Panduan untuk
suatu kegiatan/ pelayanan tertentu, maka UPTD Puskesmas Tanggungharjo
dalam membuat pedoman/ panduan wajib mengacu pada pedoman/
panduan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
5. Format baku sistematika pedoman panduan yang lazim digunakan sebagai
berikut :
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Puskesmas
BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Puskesmas Tanggungharjo
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas
BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/ Rapat
BAB XI Pelaporan
1. Laporan Harian
Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen 2023
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Ruang Lingkup Pelayanan
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
c. Format Panduan Pelayanan Puskesmas
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATALAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
6. SASARAN
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan upaya/ kegiatan. Sasaran Program/ kegiatan
menunjukkan hasil yang diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan
sasaran program perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu :
b. Specific
Sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan, bukan
cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan arah dan tolak ukur yang
jelas sehingga dapat dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan
kegiatan yang spesifik.
c. Measurable
Sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk memastikan apa
dan kapan pencapaiannya. Akuntabilitas harus ditanamkan kedalam proses
perencanaan. Oleh karenanya metodologi untuk mengukur pencapaian
sasaran (keberhasilan upaya/ kegiatan) harus ditetapkan sebelum kegiatan
yang terkait dengan sasaran tersebut dilaksanakan.
d. Agressive but Attainable
Apabila sasaran harus dijadikan standar keberhasilan, maka sasaran
harus menantang, namun tidak boleh mengandung target yang tidak layak.
e. Result oriented
Sedapat mungkin sasaran harus menspesifikkan hasil yang ingin dicapai.
Misalnya : mengurangi komplain masyarakat terhadap pelayanan rawat inap
sebesar 50%.
f.Time bound
Sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang relatif pendek, mulai
dari beberapa minggu sampai beberapa bulan (sebaiknya kurang dari 1
tahun). Kalau ada Program/ kegiatan 5 (lima) tahun dibuat sasaran antara.
Sasaran akan lebih mudah dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses
anggaran apabila dibuat sesuai dengan batas-batas tahun anggaran di
Puskesmas.
7. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Skedul atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu untuk tiap-tiap
rincian kegiatan yang akan dilaksanakan, yang digambarkan dalam bentuk bagan
Gantt.
8. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Yang dimaksud dengan monitoring adalah melaksanakan pemantauan
terhadap pelaksanaan program/kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan,
sementara evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan kegiatan
Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen 2023
8. Format SOP
a. Jika sudah terdapat Format baku SOP berdasarkan Peraturan Daerah
(Perda) masing-masing, maka Format SOP dapat disesuaikan dengan
Perda tersebut.
b. Jika belum terdapat Format Baku SOP berdasarkan Perda, maka SOP
dapat dibuat mengacu Permenpan No. 35/2012 atau pada contoh format
SOP yang ada dalam buku Pedoman Penyusunan Dokumen ini
c. Prinsipnya adalah “Format” SOP yang digunakan dalam satu institusi
harus “ SERAGAM’
d. Contoh yang dapat digunakan di luar format SOP Permenpan terlampir
dalam Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi FKTP ini.
e. Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat diberi
tambahan materi/kolom misalnya, nama penyusun SOP, unit yang
memeriksa SOP. Untuk SOP tindakan agar memudahkan di dalam melihat
langkah-langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan dan lain-
lain, namun tidak boleh mengurangi item-item yang ada di SOP.
Penjelasan :
Penulisan SOP yang harus tetap didalam Tabel/ Kotak adalah: nama
Puskesmas dan logo, judul SOP, nomor dokumen, tanggal terbit dan
tandatangan Kepala Puskesmas, sedangkan untuk pengertian, tujuan,
Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen 2023
9. Isi SOP
a. Pengertian:yang paling awal diisi judul SOP adalah, dan berisi penjelasan
dan atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau
menyebabkan salah pengertian/menimbulkan multi persepsi.
b. Tujuan :berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci : “
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk ……”
c. Kebijakan :berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang menjadi dasar
dibuatnya SOP tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasari SOP
tersebut, contoh untuk SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan
dituliskan: Surat Keputusan Kepala Puskesmas No 005/2014 tentang
Pelayanan Imunisasi.
d. Referensi: berisikan dokumen ekternal sebagai acuan penyusunan SOP,
bisa berbentuk buku, peraturan perundang- undangan, ataupun bentuk lain
sebagai bahan pustaka.
e. Langkah- langkah prosedur :bagian ini merupakan bagian utama yang
menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja
tertentu.
f. Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart):
Didalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam
langkah- langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/bagan alir untuk
memudahkan dalam pemahaman langkah-langkahnya.Adapun bagan alir
secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu diagram alir makro
dan diagram alir mikro.
1) Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis
besar dari proses yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu
symbol, yaitu simbol balok:
Awal kegiatan :
Akhir kegiatan :
Simbol Keputusan : ? Ya
tidak
Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen 2023
Penghubung :
Dokumen :
Arsip :
3) Hal – hal yang perlu diperhatikan : berisi catatan hasil dari kegiatan
untuk pelaporan.
4) Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait
dalam proses kerja tersebut.
5) Dokumen terkait : berisi dokumen internal dari kegiatan SOP , contoh:
Kartu Personal Folder
6) Rekaman Histori Perubahan
Diisi jika ada perubahan mengenai langkah prosedur pelaksanaan.
10. Tata Cara Pengelolaan SOP:
a. Agar ditetapkan siapa yang mengelola SOP,
b. Pengelola SOP harus mempunyai arsip seluruh SOP Puskesmas,
c. Pengelola SOP agar membuat tata cara penyusunan, penomoran, distribusi,
penarikan, penyimpanan, evaluasi dan revisi SOP.
11. Tata cara penyusunan SOP
Hal-hal yang perlu diingat :
a. Siapa yang harus menulis atau menyusun SOP.
b. Bagaimana merencanakan dan mengembangkan SOP.
c. Bagaimana SOP dapat dikenali.
d. Bagaimana memperkenalkan SOP kepada pelaksana dan unit terkait.
e. Bagaimana pengendalian SOP: penomoran, revisi yang keberapa, dan
distribusi kepada siapa.
12. Syarat penyusunan SOP :
a. Identifikasi kebutuhan, yakni mengidentifikasi apakah kegiatan yang
dilakukan saat ini sudah memiliki SOP atau belum, dan bila sudah agar
diidentifikasi apakah SOP masih efektif atau tidak, jika belum apakah
kegiatan tersebut perlu disusun prosedurnya
b. Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka yang melakukan
pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut. Tim atau panitia yang
ditunjuk oleh Kepala UPTD Puskesmas Tanggungharjo hanya untuk
menanggapi dan mengkoreksi SOP tersebut. Hal tersebut sangatlah
penting, karena komitmen terhadap pelaksanaan SOP hanya diperoleh
dengan adanya keterlibatan personel/ unit kerja dalam penyusunan SOP.
Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen 2023
c. SOP harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana atau
unit kerja agar mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya kemudian
Tim Mutu diminta memberikan tanggapan.
d. Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa,
dimana, kapan, dan mengapa.
e. SOP jangan menggunakan kalimat majemuk, subjek, predikat dan objek
harus jelas.
f. SOP harus menggunakan kalimat perintah/ instruksi dengan bahasa
yang di kenal pemakai.
g. SOP harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan. Untuk SOP
pelayanan pasien maka harus memperhatikan aspek keselamatan,
keamanan dan kenyamanan pasien. Untuk SOP profesi harus mengacu
kepada standar profesi, standar pelayanan, mengikuti perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) kesehatan, dan
memperhatikan aspek keselamatan pasien.
13. Proses penyusunan SOP
a. SOP disusun dengan menggunakan format sesuai dengan panduan
penyusunan dokumen akreditasi UPTD Puskesmas Tanggungharjo .
b. Penyusunan SOP dapat dikoordinir oleh tim mutu/ tim akreditasi
Puskesmas dengan mekanisme sebagai berikut :
1) Pelaksana atau unit kerja/ upaya menyusun SOP dengan melibatkan
unit terkait
2) SOP yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja disampaikan ke
tim mutu/ tim akreditasi.
14. Fungsi tim mutu/ tim akreditasi Puskesmas didalam penyusunan SOPadalah :
a. Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki SOP yang telah
disusun oleh pelaksana atau unit kerja baik dari segi bahasa maupun
penulisan.
b. Mengkoordinir proses pembuatan SOPsehingga tidak terjadi duplikasi SOP/
tumpang tindih SOP antar unit.
c. Melakukan cek ulang terhadap SOP-SOP yang akan ditandatangani oleh
Kepala Puskesmas.
d. Penyusunan SOP dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan SOP.
Untuk SOP pelayanan dan SOP administrasi, untuk melakukan identifikasi
kebutuhan SOP bisa dilakukan dengan menggambarkan proses bisnis di
unit kerja tersebut atau alur kegiatan dari kerja yang dilakukan di unit
tersebut. Sedangkan untuk SOP klinis, identifikasi kebutuhan dilakukan
dengan mengetahui pola penyakit yang sering ditangani di unit kerja
tersebut. Dari identifikasi kebutuhan SOP dapat diketahui berapa banyak
Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen 2023
dan macam SOP yang harus dibuat/ disusun. Untuk melakukan identifikasi
kebutuhan SOP dapat pula dilakukan dengan memperhatikan elemen
penilaian pada standar akreditasi, minimal SOP-SOP apa saja yang harus
ada. SOP yang dipersyaratkan di elemen penilaian adalah SOP minimal
yang harus ada di Puskesmas. Sedangkan identifikasi SOP dengan
menggambarkan terlebih dahulu proses bisnis di unit kerja adalah seluruh
SOP secara lengkap yang harus ada di unit kerja tersebut.
e. Mengingat SOP merupakan flow charting dari proses kegiatan maka untuk
memperoleh pengertian yang jelas bagi subyek, penulisan SOP adalah
dimulai dengan membuat flow chart dari kegiatan yang dilaksanakan.
Caranya adalah membuat diagram kotak sederhana yang menggambarkan
langkah penting dari seluruh proses. Setelah dibuatkan diagram kotak maka
diuraikan kegiatan di masing-masing kotak dan dibuat alurnya.
f. Semua SOP harus ditandatangani oleh Kepala Puskesmas
g. Agar SOP dapat dikenali oleh pelaksana maka perlu dilakukan sosialisasi
SOP-SOP tersebut dan bila SOP tersebut rumit maka untuk melaksanakan
SOP tersebut perlu dilakukan pelatihan.
15. Hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan penyusunan SOP
a. Ada komitmen dari Kepala UPTD Puskesmas Tanggungharjo yang terlihat
dengan adanya dukungan fasilitas dan sumber daya.
b. Adanya fasilitator/ petugas yang mempunyai kemampuan dan kemauan
untuk menyusun SOP.
c. Ada target waktu yaitu ada target dan jadwal yang disusun dan disepakati
d. Adanya pemantauan dan pelaporan kemajuan penyusunan SOP.
16. Tata cara penomoran SOP
Penomoran SOP maupun dokumen lainnya diatur pada kebijakan
pengendalian dokumen, dengan ketentuan:
a. Semua SOP harus diberi nomor
b. Puskesmas Tanggungharjo membuat kebijakan tentang pemberian nomor
untuk SOP sesuai dengan tata naskah yang dijadikan pedoman
c. Pemberian nomor mengikuti tata naskah Puskesmas, atau ketentuan
penomoran yang khusus untuk SOP (bisa menggunakan garis miring atau
dengan sistem digit). Pemberian nomor sebaiknya dilakukan secara
terpusat
d. Kode-kode dapat dipergunakan untuk pemberian nomor, seperti contoh
sebagai berikut :
1) Kode unit kerja : masing-masing unit kerja di Puskesmas mempunyai
kode sendiri-sendiri yang dapat berbentuk angka atau huruf. Sebagai
contoh pada Program Bab VII, dengan UKP/SOP-KB/03/IV/2020 dan
Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen 2023
c. Distribusi SOP bisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bisa juga untuk
seluruh unit kerja lainnya
d. Bagi Puskesmas yang sudah menggunakan e-file maka distribusi SOP
bisa melalui jejaring area lokal, dan diatur kewenangan otorisasi disetiap
unit kerja, sehingga unit kerja dapat mengetahui batas kewenangan dalam
membuka SOP.
19. Evaluasi SOP
a. Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan
SOP
b. Evaluasi penerapan/ kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan dengan
meniai tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam SOP. Untuk
evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan daftar tilik/ check list
c. Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan secara
konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk
diingat, dikerjakan, dan diberi tanda (check-mark) ini merupakan bagian
dari sistem manajemen mutu untuk mendukung standarisasi suatu proses
pelayanan
d. Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks
e. Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah pelaksanaan dan
memonitor SOP, bukan untuk menggantikan SOP itu sendiri
f. Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan Identifikasi
prosedur yang membutuhkan daftar tilik dan berisi :
1) Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut,
2) Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
3) Susun urutan kerja yang harus dilakukan,
4) Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu,
5) Lakukan uji-coba,
6) Lakukan perbaikan daftar tilik,
7) Standarisasi daftar tilik.
b. Hasil evaluasi : SOP masih tetap bisa dipergunakan, atau SOP tersebut
perlu diperbaiki/ direvisi. Perbaikan/ revisi isi SOP bisa dilakukan sebagian
atau seluruhnya.
c. Perbaikan/ revisi perlu dilakukan bila :
1) Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada,
2) Adanya perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK) pelayanan
kesehatan,
3) Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru,
4) Adanya perubahan fasilititas.
5) Pergantian kepala Puskesmas, bila SOP memang masih sesuai/
dipergunakan maka tidak perlu direvisi.
H. Prosedur Pengendalian Dokumen di UPTD Puskesmas Tanggungharjo
Prosedur Pengendalian Dokumen di UPTD Puskesmas Tanggungharjo
ditetapkan oleh Kepala UPTD Puskesmas Tanggungharjo yang dijadikan acuan
oleh seluruh unit di UPTD Puskesmas Tanggungharjo.
Tujuan Pengendalian Dokumen adalah terkendalinya kerahasiaan dokumen,
proses perubahan, penerbitan, distribusi dan sirkulasi dokumen.
1. Identifikasi Penyusunan/Perubahan Dokumen
Identifikasi kebutuhan, dilakukan pada tahap self-assesment dalam
Pendampingan Akreditasi. Hasil self-assessment digunakan sebagai acuan
untuk mengidentifikasi dokumen sesuai Standar Akreditasi yang sudah ada di
UPTD Puskesmas Tanggungharjo. Bila dokumen sudah ada, dapat diidentifikasi
dokumen tersebut masih efektif atau tidak
2. Penyusunan Dokumen
Kepala Subag Tata Usaha Puskesmas, Penanggung jawab Admen di
UPTD Puskesmas Tanggungharjo dan Penanggung jawab UKM dan UKP
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan identifikasi/perubahan serta
penyusunan dokumen.
Penyusunan dokumen secara keseluruhan dikoordinir oleh tim mutu/ tim
akreditasi UPTD Puskesmas Tanggungharjo dengan mekanisme sebagai
berikut:
a. SOP yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja disampaikan ke tim
mutu/ tim akreditasi
b. Fungsi tim mutu/ tim akreditasi Puskesmas di dalam penyusunan dokumen
adalah:
1) Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki dokumen yang
telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja baik dari segi bahasa
maupun penulisan
Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen 2023
otorisasi di setiap unit kerja, sehingga unit kerja dapat mengetahui batas
kewenangan dalam membuka dokumen
c. Menarik dokumen lama apabila dokumen ini adalah dokumen pengganti serta
mengisi format usulan penambahan/ penarikan dokumen
d. Mengarsipkan dokumen induk yang sudah tidak berlaku dengan
membubuhkan stempel “Kedaluwarsa” dan kemudian menyimpan dokumen
tersebut selama 2 tahun
e. Memusnahkan dokumen sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
6. Tata Cara Penyimpanan dokumen
a. Dokumen asli (master dokumen yang sudah dinomori dan sudah
ditandatangani) agar disimpan di sekretariat Tim Akreditasi UPTD
Puskesmas Tanggungharjo atau Bagian Tata Usaha UPTD Puskesmas
Tanggungharjo , sesuai dengan ketentuan yang berlaku di organisasi
tersebut tentang tata cara pengarsipan dokumen yang diatur dalam
pedoman/tata naskah. Penyimpanan dokumen yang asli harus rapi, sesuai
metode pengarsipan sehingga mudah dicari kembali bila diperlukan
b. Dokumen fotocopy disimpan di masing-masing unit upaya UPTD Puskesmas
Tanggungharjo, dimana dokumen tersebut dipergunakan. Bila tidak berlaku
lagi atau tidak dipergunakan maka unit kerja wajib mengembalikan dokumen
yang sudah tidak berlaku tersebut ke sekretariat Tim mutu atau Bagian Tata
Usaha sehingga di unit kerja hanya ada dokumen yang masih berlaku saja.
Sekretariat Tim Mutu atau Bagian Tata Usaha organisasi dapat
memusnahkan fotocopy dokumen yang tidak berlaku tersebut, namun
untuk dokumen yang asli agar tetap disimpan, dengan lama penyimpanan
sesuai ketentuan dalam ketentuan retensi dokumen yang berlaku di UPTD
Puskesmas Tanggungharjo
c. Dokumen di unit UPTD Puskesmas Tanggungharjo harus diletakkan di
tempat yang mudah dilihat, mudah diambil, dan mudah dibaca oleh
pelaksana.
7. Penataan Dokumen
Untuk memudahkan di dalam pencarian dokumen akreditasi UPTD
Puskesmas Tanggungharjo dikelompokan masing-masing bab/ kelompok
pelayanan/ UKM dengan diurutkan setiap urutan kriteria dan elemen penilaian,
dan diberikan daftar secara berurutan.
8. Peminjaman Dokumen
Peminjaman dokumen dari antar unit/ lintas unit dengan mempergunakan
ekpedisi peminjaman, sedangkan peminjaman yang dilakukan oleh lintas sektor
atau dinas atasan harus memekai surat resmi dan melewati ketatatausahaan.
Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen 2023
9. Pencarian Kembali
Puskesmas memiliki Master List Dokumen baik untuk dokumen internal
maupun dokumen eksternal serta Daftar Pemegang Dokumen untuk
mengendalikan pendistribusian dokumen.
10. Revisi atau perubahan dokumen
a. Dilakukan setelah proses pengkajian serta harus mendapat pengesahan
sesuai pejabat yang berwenang
b. Setiap kali revisi seluruh halaman akan mengalami perubahan
c. Isi revisi atau perubahan harus tercatat pada Riwayat Perubahan
Dokumen
d. Tanggal terbit pada sudut kanan atas cover merupakan tanggal terbit
dokumen terkini (untuk dokumen selain kebijakan dan SOP)
e. Cara revisi dokumen
1) Karyawan terkait
a) Memberikan usulan untuk melakukan perubahan/ penambahan
dokumen dengan menggunakan formulir Usulan Perubahan
Dokumen
b) Meminta persetujuan Tim Mutu/ Koordinator bagian mengenai
usulan perubahan/ penambahan dokumen tesebut.
2) Tim Mutu /Koordinator Bagian
a) Memutuskan untuk menyetujui atau tidak usulan perubahan atau
penambahan dokumen
b) Jika setuju maka memberikan persetujuan atas usulan perubahan/
penambahan dokumen dengan menandatangani form Usulan
Perubahan/ Penambahan Dokumen
c) Jika tidak setuju maka memberikan penolakan terhadap usulan
perubahan/ penambahan dokumen
I. Rekam implementasi
1. Rekam implementasi adalah dokumen yang menjadi bukti obyektif dari kegiatan
yang dilakukan atau hasil yang dicapai sesuai kegiatan yang direncanakan.
2. Catatan/ rekam implementasi sebagai bukti pelaksanaan kegiatan juga harus
dikendallikan
UPTD Puskesmas Tanggungharjo menetapkan SOP terdokumentasi untuk
mendefinisikan pengendalian yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan,
perlindungan, pengambilan, lama simpan dan permusnahan. Catatan/ rekam
implementasi harus dapat terbaca, segera dapat teridentifikasi dan dapat diakses
kembali.
Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Dokumen 2023
BAB VI
DOKUMENTASI AKREDITASI PUSKESMAS
DAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
BAB VII
PENUTUP
DAFTAR LAMPIRAN