TATA NASKAH
2023
1
KEPUTUSAN PENANGGUNG JAWAB
KLINIK BHAKTI KELUARGA HUSADA ( BKH)
NO. 001/BKH/SK-PJ/1/2023
TENTANG
PEDOMAN TATA NASKAH
2
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Ditetapkan di : Podorejo
Pada Tanggal : 02 Januari 2023
Penanggung Jawab
Klinik Bhakti Keluarga Husada
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
Keterpaduan tata naskah dokumen akreditasi di lingkungan Klinik
Bhakti Keluarga Husada sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran
komunikasi tulis dalam penyelenggaraan tugas Klinik Bhakti Keluarga
Husada secara berdaya guna dan berhasil guna.
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Agar proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten dan
aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan
standar yang berlaku.
Tujuan Khusus
C. SASARAN
D. ASAS
Naskah diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk yang telah
dibakukan, termasuk jenis, penyusun naskah, dan tata cara
penyelenggaraannya.
3. Asas Pertanggungjawaban
Untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi satuan kerja atau satuan
organisasi, tata naskah harus dapat diselesaikan tepatwaktu dan tepat sasaran,
antara lain dilihat dari kejelasan redaksional, kemudahan prosedural,
kecepatan penyempaian dan distribusi.
6
6. Asas Keamanan
Tata naskah harus aman secara fisik dan substansi (isi) mulai dari
penyusunan, klasifikasi, penyampaian kepada yang berhak, pemberkasan,
kearsipan dan distribusi.
E. RUANG LINGKUP
F. PENGERTIAN UMUM
7
7. Kewenangan Penandatanganan Naskah adalah hak dan
kewajiban yang ada pada seorang pejabat untuk menadatangani
naskah sesuai dengan tugas dan tanggung jawab pada jabatannya.
8. Kode Klasifikasi Naskah adalah tanda pengenal isi informasi
dalam naskah berdasarkan sistem tata berkas instansi bersangkutan.
9. Logo adalah tanda pengenal atau identitas dalam bentuk gambar
atau tulisan.
8
BAB II
TATA NASKAH
A. JENIS
Naskah di lingkungan Klinik Bhakti Keluarga Husada terdiri dari dua jenis,
yaitu:
9
Kebijakan dan pedoman dapat ditetapkan berdasarkan keputusan atau
peraturan Penanggung Jawab Klinik sesuai dengan panduan tata naskah di
Klinik Bhakti Keluarga Husada.
Dokumen sebagai bukti pelaksanaan, terdiri dari:
B. BENTUK
11
e) Judul: PERATURAN/ KEPUTUSAN PENANGGUNG
JAWAB PELAYANAN TENTANG KEBIJAKAN
PELAYANAN……………….
f) Jabatan pembuat peraturan/ keputusan ditulis simetris,
diletakkan di tengah margin serta ditulis dengan huruf
kapital.
g) Konsiderans
12
c) Nama peraturan/ keputusan sesuai dengan judul (kepala),
seluruhnya ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda baca titik.
3) Batang Tubuh
KEDUA :
dst.
5) Penandatanganan
13
Peraturan Penanggungjawab Bhakti Keluarga Husada berupa :
1) Pedoman
a) Pedoman Pengorganisasian
b) Pedoman Pelayanan
2) Panduan
3) Kebijakan
b. Pedoman/ Panduan
14
• Setiap pedoman/ panduan sebaiknya dilakukan evaluasi
minimal setiap 2-3 tahun sekali.
• Bila Kementerian Kesehatan sudah menerbitkan pedoman/
panduan untuk suatu kegiatan/ pelayanan tertentu maka Klinik
dalam membuat pedoman/ panduan wajib mengacu pada
pedoman/ panduan yang diterbitkan oleh Kementerian
Kesehatan tersebut.
• Walaupun format baku sistematika pedoman/ panduan tidak
ditetapkan, namun ada sistematika yang lazim digunakan
sebagai berikut :
1. Laporan Harian
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Tahunan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
D. Batasan Operasional
15
E. Landasan Hukum
B. Distribusi Ketenagaan
C. Pengaturan Jaga
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
3) Format Panduan
BAB I DEFINISI
BAB IV DOKUMENTASI
16
suatu proses kerja rutin tertentu. Uraian SOP memberikan langkah-
langkah yang benar dan terbaik untuk melaksanakan berbagai
kegiatan dan fungsi. SOP merupakan konsensus bersama untuk
jalan yang terbaik memberikan pelayanan. SOP membantu
mengurangi kesalahan dan pelayanan di bawah standar
(substandard) dengan memberikan langkah – langkah yang sudah
diujidisetujui dalam melaksanakan berbagai kegiatan.
Bentuk dan susunan naskah standar prosedur operasional
adalah sebagai berikut.
1) Kotak heading
2) Isi SOP
17
d) Referensi: berisi judul dokumen referensi pembuatan SOP.
e) Prosedur: bagian ini merupakan bagian utama yang
menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk
menyelesaikan proses kerja tertentu.
f) Bagan alir : berisi alur SOP
d. Perjanjian
c) Tulisan “Tentang”;
18
kewajiban dari masing-masing pihak serta tidak
bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang
berlaku;
d) Sanksi – sanksi Hukum;
e) Penyelesaian-penyelesaian.
d) Materai;
1) Kepala
19
2) Batang Tubuh
a) Nama jabatan;
b) Tanda tangan;
c) Nama lengkap;
b. Surat Kuasa;
1) Kepala
c. Surat Undangan;
1) Kepala
2) Batang Tubuh
3) Kaki
a) Nama Jabatan;
21
b) Tanda Tangan;
d. Memorandum;
1) Kepala
e) stempel.
f. Laporan;
1) Sampul
23
hasil pelaksanaan kegiatan, hambatan yang dihadapi, dan
hal lain yang perlu dilaporkan.
c) Simpulan dan saran perlu disampaikan sebagai bahan
pertimbangan.
d) Penutup merupakan akhir laporan memuat harapan dan
ucapan terima kasih.
g. Nota Dinas
1) Kepala
c) Nomor
h. Notulen
24
i. Daftar Hadir
b) Kolom nama;
c) Kolom jabatan;
j. Rekomendasi
1) Kepala
d) Nama Jelas;
k. Telaah Staf
1) Kepala
3) Kaki
c) Nama Lengkap
d) Tembusan.
27
BAB III
PENYUSUNAN NASKAH DINAS
A. PERSYARATAN PENYUSUNAN
Setiap naskah dinas harus merupakan kebulatan pikiran yang jelas, padat, dan
meyakinkan dalam susunan yang sistematis. Dalam penyusunannya perlu
memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Ketelitian
Naskah dinas harus runtut dan logis yang berarti bahwa penuangangagasan
ke dalam naskah dinas dilakukan menurut urutan yang logis dan
meyakinkan. Struktur kalimat harus lengkap dan efektif sehingga
memudahkan pemahaman penalaran bagi penerima naskah dinas.
5. Pembakuan
Naskah dinas harus taat mengikuti aturan yang baku yang berlaku sesuai
dengan tujuan pembuatan, baik dilihat dari sudut format maupun dari
penggunaan bahasanya agar memudahkan dan memperlancar pemahaman
isi Naskah Dinas.
28
B. PENOMORAN NASKAH
Nomor Surat merupakan segmen penting dalam kearsipan. Oleh karena itu
susunannya harus memberikan kemudahan penyimpanan, temu balik, dan
penilaian arsip.
Nomor halaman naskah ditulis dengan menggunakan angka Arab (1, 2, 3 dst)
dan diketik pada pojok kanan bawah, kecuali halaman pertama naskah dinas
(Judul, Kata Pengantar, Daftar Isi, Surat Keputusan/ Peraturan) menggunakan
angka romawi dan diketik secara simetris ditengah bagian bawah.
2. Jika judul lebih dari satu baris, jarak antara baris pertama dan kedua
adalah satu spasi.
3. Jarak antara judul dan subjudul adalah dua spasi.
- Kanan : 2 cm
- Kiri : 2 cm
- Atas : 2 cm
- Bawah : 2 cm
- Kanan : 2 cm
- Kiri : 2 cm
- Atas : 1 cm
- Bawah : 2 cm
Pedoman/ Panduan
- Kanan : 2 cm
- Kiri : 2 cm
- Atas : 2 cm
- Bawah : 2 cm
Naskah lainnya
- Kanan : 2 cm
- Kiri : 2 cm
- Atas : 2 cm
- Bawah : 2 cm
Naskah dinas menggunakan jenis huruf Times New Roman dengan ukuran
font 12 dan menggunakan warna hitam.
F. PENGGUNAAN BAHASA
Bahasa yang digunakan di dalam naskah dinas harus jelas, tepat, dan
menguraikan maksud, tujuan, serta isi naskah. Untuk itu perlu diperhatikan
pemakaian kata dan kalimat dalam susunan yang baik dan benar, sesuai
dengan kaidah tata bahasa yang berlaku, yaitu Tata Bahasa Baku Indonesia
dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ejaan yang digunakan di dalam naskah
dinas adalah Ejaan Bahasa Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan
peruandang-undangan.
G. LAMPIRAN
Jika naskah dinas memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran harus diberi
nomor urut dan merupakan nomor lanjutan dari halaman sebelumnya.
Media/ sarana naskah dinas adalah alat untuk merekam informasi yang
dikomunikasikan dalam bentuk media cetak (kertas).
1. Kertas
2. Sampul Surat
31
masing-masing denganmempertimbangkan efisiensi.
b. Cara Melipat dan Memasukkan Surat ke dalam Sampul
Surat dinas dilipat dengan sudut saling bertemu dan lipatan harus
lurus dan tidak kusut. Sebelum surat dinas dilipat harus
dipertimbangkan sampul yang akan digunakan. Surat dinas dilipat
dengan cara sepertiga bagian bawah lembaran surat dilipat ke depan
dan sepertiga bagian atas dilipat ke belakang. Selanjutnya, surat
dimasukkan ke dalam sampul dengan bagian kepala surat
menghadap ke depan ke arah penerima/ pembaca surat.
Dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel disesuaikan dengan
banyaknya isi suatu naskah dinas dan ukuran sampul dan hendaknya
memperhatikan aspek keserasian dan estetika.
32
K. KETENTUAN SURAT-MENYURAT
1. Komunikasi Langsung
Surat dinas dikirim langsung kepada pejabat yang dituju. Jika surat
tersebut ditujukan kepada pejabat yang bukan kepala instansi, untuk
mempercepat penyampaian surat kepada pejabat yang dituju tersebut,
surat tetap ditujukan kepada kepala instansi dengan mencantumkan
untuk perhatian (u.p.) pejabat yang bersangkutan.
2. Alur Surat-Menyurat
33
BAB IV
A. PENANDATANGANAN
34
BAB V
Logo dan cap dinas digunakan dalam tata naskah dinas sebagai tanda pengenal
atau identifikasi yang bersifat tetap dan resmi. Untuk memperoleh keseragaman
dalam penyelenggaraan tata naskah dinas di Klinik Islam Siti Hajar perlu
ditentukan penggunaan logo dan cap dinas pada kertas surat dan sampul.
A. PENGGUNAAN LOGO
Ketentuan penggunaan logo untuk tata naskah dinas adalah sebagai berikut :
a. Logo digunakan dalam tata naskah dinas sebagai tanda pengenal atau
identitas berupa simbol atau huruf yang bersifat tetap dan resmi agar lebih
muda mengenalnya.
b. Logo wajib digunakan untuk :
2) Cap dinas
3) Amplop dinas
5) Stop map
d. Penggunaan Logo untuk hal-hal selain yang diatur dalam point bdan
35
point c, harus mendapatkan izin dari pimpinan.
e. Pejabat yang berwenang menggunakan kop naskah dinas jabatan dan cap
jabatan dengan logo adalah pejabat struktural dan fungsional sesuai
dengan format yang telah ditentukan.
Pejabat yang berwenang menggunakan kop naskah dinas jabatan dan cap
jabatan dengan logo adalah pejabat struktural dan fungsional sesuai dengan
format yang telah ditentukan.
a. Bentuk dan spesifikasi cap instansi dengan logo adalah sebagai berikut.
1) Logo pada kop naskah dinas dicantumkan berdasarkan bentuk,
perbandingan ukuran, dan warna yang telah diatur sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2) Bentuk kop naskah dinas dengan menggunakan :
36
BAB VI
Perubahan, pencabutan, pembatalan, serta ralat naskah dinas harus jelas dan dapat
menunjukkan naskah dinas mana yang diadakan perubahan, pencabutan,
pembatalan, dan/ atau ralat tersebut.
A. PENGERTIAN
A. PENGERTIAN ARSIP
Dalam bahasa Inggris arsip dinyatakan sebagai istilah file yang berasal
dari bahasa latin filum yang berarti tali atau benag. Istilah lain untuk arsip
adalah record. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa record adalah setiap
lembaran dalam bentuk maupun dalam wujud apapun yang berisi informasi
atau keterangan untuk disimpan sebagai bahan pembuktian atau pertanggung
jawaban atas suatu peristiwa atau kejadian.
Sedangkan file dapat berarti wadah, tempat, alat atau sarana yang
dipakai untuk menyimpan surat-surat secara teratur, dan dapat pula berarti
kumpulan bahan-bahan keterangan dalam bentuk maupun wujud apapun yang
dapat dipergunakan sebagai bahan pembuktian terhadap suatu peristiwa atau
kejadian.
Istilah lain dari arsip adalah warkat, yang berasal dari bahasaArab
yang artinya surat, yang selanjutnya mempunyai arti setiaplembaran yang
berisi keterangan yang mempunyai arti dan kegunaan. Menurut Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kearsipan bahwa yang dimaksud dengan arsipadalah :
a. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga dan
badan-badan pemerintah dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan
tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan
pemerintahan.
b. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta atau
perprangan dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal
maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.
38
B. FUNGSI DAN HUKUM ARSIP
39
Perlindungan dan Pengamanan Dokumen adalah hal yang penting
dalam penyimpanan dokumen, karena bisa saja terjadi dokumen yang sudah
tersimpan dengan baik dan rapi tiba-tiba terkena bencana alam ataupun
kerusakan lain yang disebabkan oleh manusia. Oleh Karena itu perlu
dilakukan metode perlindungan yang tepat,antara lain :
1. Penyimpanan dengan peralatan khusus, seperti : Alamari Besi, Filing
Cabinet Tahan Api, Ruang Bawah Tanah.
2. Duplikasi dan Dispersal (pemencaran), merupakan metode perlindungan
arsip dengan cara menciptakan duplikat atau salinan dan menyimpannya
di tempat lain. Metode duplikasi dan dispersal dilaksanakan dengan
asumsi bahwa bencana yang sama tidak akan menimpa dua tempat atau
lebih yang berbeda. Metode ini dapat dilakukan dengan cara alih media
dalam bentuk Hard Disk.
D. PENGENDALIAN NASKAH
40
2) Pencatatan
(7) Keterangan
41
(4) Isi ringkas naskah
42
lainnya maka unit kerja wajib mengembalikan Dokumen
yang sudah tidak berlaku tersebut ke sekretariat Tim
Akreditasi/ Bagian sekretariat Klinik sehingga di unit kerja
hanya ada Dokumen yang masih berlaku saja. Sekretariat
Tim Akreditasi/ Bagian sekretariat Klinik dapat
memusnahkan foto copy dokumen yang tidak berlaku
tersebut, namun untuk dokumen nya yang asli agar tetap
disimpan, dengan lama penyimpanan sesuai ketentuan
dalam pengarsipan dokumen di Klinik.
iv. Dokumen di unit kerja harus harus diletakkan ditempat
yang mudah dilihat, mudah diambil dan mudah dibaca
oleh pelaksana.
v. Setiap dokumen harus di print-out dan disimpan sebagai
dokumen asli.
2. Pengendalian Naskah Keluar/ Surat Keluar
b) Stempel;
c) Tanda tangan;
43
b) Pengendalian naskah keluar dilakukan dengan registrasi
naskah pada sarana pengendalian naskah keluar. Informasi
sarana pengendalian naskah keluar meliputi:
(1) Nomor urut
(6) Keterangan
44
c) Untuk mempercepat proses tindak lanjut naskah dapat
dikirimkan secara khusus dengan menambahkan tanda ‘u.p’
(untuk perhatian) diikuti nama jabatan yang menindaklanjuti
dibawah nama jabatan yang dituju.
Tabel 3.1 Pola Klasifikasi Arsip
3. Peminjaman Arsip
a. Arsip inaktif dapat dipinjam oleh unit kerja lain dalam lingkungan
perusahaan atau instansi lain sepanjang untuk keperluan
b. Peminjaman arsip inaktif untuk keperluan sepanjang maksud dan
tujuannya dapat dipertanggungjawabkan, serta tidak merugikan
Perusahaan dapat dilakukan dengan persetujuan Kepala Bidang
Administrasi.
4. Penyusutan Arsip
45
5. Retensi Dokumen/ Arsip Klinik Bhakti Keluarga Husada:
46
RETENSI
PERMANEN /
NO JENIS DOKUMEN AKTIF (th) IN- AKTIF (th)
DIMUSNAHKAN
1 Surat Keputusan (SK) 0–2 - Permanen
2 Instruksi 0–2 3–5 Dimusnahkan
3 Surat Edaran 0–2 3 Dimusnahkan
4 Prosedur Tetap (PROTAP) 0–2 3 – 10 Dimusnahkan
5 Surat Perjanjian 0–2 3 – 10 Dimusnahkan
6 Surat Keterangan 0–2 3 – 10 Dimusnahkan
7 Surat Perintah 0–2 3–5 Dimusnahkan
8 Surat Tugas 0–2 3–5 Dimusnahkan
9 Surat Perintah Perjalanan Dinas 0–2 3–5 Dimusnahkan
10 Surat Kuasa 0–2 3–5 Dimusnahkan
11 Surat Undangan 0–2 3 Dimusnahkan
12 Surat Panggilan 0–2 3 Dimusnahkan
13 Nota Pengajuan Konsep Naskah 0–2 3–5 Dimusnahkan
14 Disposisi 0–2 3–5 Dimusnahkan
15 Telaah Staf 0–2 3–5 Dimusnahkan
16 Pengumuman 0–2 3–5 Dimusnahkan
17 Laporan 0–2 3 – 15 Dimusnahkan
18 Rekomendasi 0–2 3–5 Dimusnahkan
19 Surat Pengantar 0–2 3–5 Dimusnahkan
20 Telegram (E-mail) 0–2 3–5 Dimusnahkan
21 Berita Acara 0–2 - Permanen
22 Notulen 0–2 3–5 Dimusnahkan
23 Memo 0–2 3–5 Dimusnahkan
24 Daftar Hadir 0–2 3–5 Dimusnahkan
25 Sertifikat 0–2 3 – 15 Dimusnahkan
26 Surat Peringatan (SP) 0–2 3 – 15 Dimusnahkan
27 Dokumen Rekam Medis 0–5 6 – 15 Dimusnahkan
28 Dokumen Keuangan 0–2 3 – 15 Dimusnahkan
29 Dokumen Vital RS - - Permanen
30 Foto / Gambar 0–1 - Permanen
31 Bukti Identitas / Seragam 0–2 - Permanen
2) Bukti-bukti kepemilikan
47
dengan memperhatikan faktor keamanan.
48
c. Tahapan Kegiatan Identifikasi
49
a) Alur di dokumen kebijakan sudah tidak sesuai dengan
keadaan yang ada.
b) Adanya perkembagan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Dokumen / Arsip yang sudah masuk masanya sesuai retensi arsip dan
sudah terpilah, maka akan dikirim atau dilakukan pemindahan oleh
penghasil dokumen ke gudang/ Depo Arsip yang sudah diatur oleh Protap
pengirimannya (sementara: penghasil dokumen menempelkan label yang
isinya sama dengan isi arsip yang dikirimkan ke unit TU/Arsip). Sedang
untuk prosedur pemusnahan/ penghapusan akan dilakukan oleh Tim
Penghapusandengan alur sebagaimana tersebut.
Pemusnahan Arsip dilakukan sebagai berikut :
A. KESIMPULAN
51
B. Penutup
52
LAMPIRAN CONTOH FORMAT
1. Format SK
TENTANG
JENIS-JENIS PELAYANAN KESEHATAN
Menimbang : a.
b.
c.
Mengingat : 1.
2.
3.
MEMUTUSKAN :
KESEHATAN
53
KESATU :
KEDUA :
KETIGA :
Ditetapkan di : Podorejo
Pada Tanggal : 09 Januari 2023
Penanggung Jawab
Klinik Bhakti Keluarga Husada
54
2. Format SOP
JUDUL SOP
No Dokumen : 000/BKH/SOP/00/2023
Ditetapkan oleh
No. Revisi :0 Penanggung Jawab Klinik
Tanggal Terbit : Januari 2023 Bhakti Keluarga Husada
Halaman : 1/1
Standar
Operasional KLINIK BHAKTI KELUARGA HUSADA
Prosedur
dr. Janis Rivandi
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/ 1
Langkah-langkah 2
3
6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait 1
2
3
8. Dokumen -
Terkait
9. Rekaman TANGGAL MULAI
Historis NO YANG DIRUBAH ISI PERUBAHAN
Perubahan DIBERLAKUKAN
55
56