Anda di halaman 1dari 4

Kebijakan Pertambangan Berbasis ESG: Solusi Pemenuhan Kebutuhan

Sumber Daya Alam dan Pelestarian Lingkungan

OLEH

Nama : Joel Maruba Manurung


NIM : 231910901016
Kelas : Pancasila 20
Prody : Teknik Pertambangan

Diajukan Untuk Menyelesaikan UAS

Pendidikan Pancasila

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
Kebijakan Pertambangan Berbasis ESG: Solusi
Pemenuhan Kebutuhan Sumber Daya Alam dan Pelestarian
Lingkungan
Joel Maruba Manurung
Pertambangan merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor ini
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan negara, penyerapan tenaga kerja, dan
pembangunan daerah. Namun, kegiatan pertambangan juga memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan, seperti pencemaran air dan udara, kerusakan hutan, dan berkurangnya keanekaragaman
hayati.
Oleh karena itu, diperlukan kebijakan pertambangan yang dapat memenuhi kebutuhan sumber
daya alam dan melestarikan lingkungan. Kebijakan ini harus berorientasi pada prinsip-prinsip
pendidikan Pancasila, yaitu ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kontribusi Ekonomi dan Tantangan Lingkungan


Kebijakan pertambangan berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance)
merupakan salah satu solusi yang dapat memenuhi kebutuhan sumber daya alam dan
melestarikan lingkungan. Kebijakan ini menekankan pada aspek lingkungan, sosial, dan tata
kelola dalam kegiatan pertambangan.
Aspek lingkungan dalam kebijakan pertambangan berbasis ESG mencakup upaya untuk
mengurangi dampak negatif kegiatan pertambangan terhadap lingkungan. Upaya ini dapat
dilakukan melalui penerapan teknologi yang ramah lingkungan, pengelolaan limbah yang
baik, dan reboisasi.
Aspek sosial dalam kebijakan pertambangan berbasis ESG mencakup upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar tambang. Upaya ini dapat dilakukan melalui
program pemberdayaan masyarakat, penyediaan infrastruktur, dan pemberian kompensasi.
Aspek tata kelola dalam kebijakan pertambangan berbasis ESG mencakup upaya untuk
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam kegiatan pertambangan. Upaya ini dapat
dilakukan melalui penerapan prinsip-prinsip good mining practice, peningkatan partisipasi
masyarakat, dan pengawasan yang ketat.
Kebijakan pertambangan berbasis ESG dapat diterapkan melalui beberapa langkah
berikut:

 Peraturan perundang-undangan: Pemerintah perlu mengeluarkan peraturan


perundang-undangan yang mengatur penerapan kebijakan pertambangan berbasis
ESG. Peraturan ini harus bersifat tegas dan mengikat semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan pertambangan.
 Kebijakan fiskal: Pemerintah dapat memberikan insentif fiskal kepada perusahaan
pertambangan yang menerapkan kebijakan pertambangan berbasis ESG. Insentif ini
dapat berupa pengurangan pajak, keringanan bea masuk, atau pemberian subsidi.
 Kebijakan non-fiskal: Pemerintah juga dapat menerapkan kebijakan non-fiskal untuk
mendorong penerapan kebijakan pertambangan berbasis ESG. Kebijakan ini dapat
berupa pemberian penghargaan kepada perusahaan pertambangan yang menerapkan
kebijakan tersebut.

1
Menuju Berkelanjutan dengan Kebijakan ESG
Penting bagi Indonesia untuk memandang pertambangan sebagai sektor strategis yang
memerlukan perhatian khusus terkait dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat.
Kebijakan pertambangan berbasis ESG menjadi solusi yang tepat untuk memastikan bahwa
kegiatan ini tidak hanya memenuhi kebutuhan sumber daya alam, tetapi juga berkontribusi
positif pada berbagai aspek keberlanjutan.
Dengan mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola, kebijakan
pertambangan berbasis ESG mampu mengurangi dampak negatif dan memberikan manfaat
lebih besar bagi masyarakat sekitar. Penerapan teknologi ramah lingkungan, pemberdayaan
masyarakat, dan transparansi dalam tata kelola menjadi langkah-langkah kunci untuk
mencapai tujuan ini.
Pemerintah memiliki peran sentral dalam membentuk regulasi yang kuat dan mengikat,
serta memberikan insentif baik secara fiskal maupun non-fiskal untuk mendorong perusahaan
pertambangan menjalankan praktik berkelanjutan. Dengan demikian, Indonesia dapat
mencapai keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan, sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila yang menjadi landasan negara.
Melalui implementasi kebijakan pertambangan berbasis ESG, Indonesia dapat
membuktikan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan citra negara
di mata dunia. Dengan demikian, pertambangan bukan hanya menjadi penyokong
perekonomian, tetapi juga menjadi agen perubahan positif yang berkelanjutan untuk masa
depan yang lebih baik.
2

Anda mungkin juga menyukai