Anda di halaman 1dari 3

1. Perubahan hierarki peraturan perundang-undangan sejak TAP MPRS No.

XX/MPRS/1966 hingga UU No. 12 Tahun 2011

TAP MPRS No. TAP MPR No. UU No. 10 Tahun UU No. 12 Tahun
XX/MPRS/1966 III/MPR/2000 2004 2011
UUD 1945 UUD 1945 UUD 1945 UUD 1945
Ketetapan MPR Ketetapan MPR Ketetapan MPR
UU/PERPU UU UU/PERPU UU/PERPU
PERPU
Peraturan Peraturan Peraturan
Peraturan Pemerintah
Pemerintah Pemerintah Pemerintah
Keputusan
Keputusan Presiden Peraturan Presiden Peraturan Presiden
Presiden
Peraturan-peraturan
pelaksana lainnya
seperti:
- Peraturan
Menteri
- Instruksi Menteri
- dll
Peraturan Daerah: Peraturan Daerah
a. Perda Provinsi Provinsi
Peraturan Daerah
b. Perda Kab/Kota Peraturan Daerah
c. Perda Desa Kabupaten/Kota

2. Secara garis besar, keempat aturan diatas mengatur terkait hieraki peraturan perundang-
undangan di Indonesia, dan peraturan tersebut saling menggantikan peraturan yang lama.
Semuan perubahannya dilatarbelakangi oleh politik hukum yang berbeda-beda di tiap
rezimnya, tetapi tujuan awalnya tetap sama yakni menertibkan dan memperbaiki
kerancuan dari peraturan sebelumnya. (Zaka & Reza. 2018).

Awalnya, Indonesia memiliki banyak bentuk peraturan perundang-undangan yang kini


sudah asing dikenal seperti Maklumat Presiden, Penetapan Presiden, Intruksi Presiden
dan Dekrit Presiden. Pemakaian nama-nama peraturan tersebut oleh Hamid Attamimi
dikatakan menyebabkan kerancuan, ketidak jelasan dan ketidak konsistenan dalam tata
urutan peraturan perundang-undangan serta materi muatannya di tataran praktis. Menurut
Sri Soemantri, hal-hal tersebut menjadi alasan diajukannya hierarki peraturan perundang-
undangan dalam Tap MPRS No XX/MPRS 1966.
Namun Tap MPRS No XX/MPRS/1966 juga masih memiliki permasalahan yuridis
menurut Maria Farida, terkait Keputusan Presiden yang einmalig, seharusnya dauerhaftig.
Juga terkait Intruksi Menteri yang dianggap tidak tepat dimasukkan dalam hierarki karena
bersifat individual dan konkrit. Kemudian dibuatlah Tap MPR No. III/MPR/2000 untuk
menggantikan Tap MPRS No XX/MPRS/1966, dengan mengakomodir Peraturan Daerah
karena sebelumnya pemerintah masih sentralistik. Permasalahannya saat itu terkait
kedudukan Perppu dibawah UU yang dipandang bertentangan dengan Pasal 22 UUD
1945 (sebelum amandemen) karena materi muatannya sama dengan UU, sehingga apabila
diletakkan dibawahnya maka pemerintah akan sulit mengatasi keadaan genting karena
Perppu tidak boleh bertentangan dengan UU sehingga harus menunda/mencabut UU
terlebih dahulu.

Hal tersebut kemudia diubah dalam UU No. 10 Tahun 2004 dengan mensejajarkan
kembali Perppu dan UU, dan merincikan kategori Peraturan Daerah yang sebelumnya
masih terlalu umum, dengan mengkategorikan kedalam Perda Provinsi, Perda Kab/Kota
dan Perda Desa. Serta menghilangkan Tap MPR dalam hierarki karena setelah
amandemen ketiga MPR tidak lagi memiliki kekuasaan untuk menetapkan putusan yang
bersifat mengatur. Masalahnya ada pada Perpres yang diperdebatkan karena materi
muatannya yang tidak menentu sehingga berpotensi digunakan untuk abuse of power.
Lalu, diundangkanlah UU No. 12 Tahun 2011 menggantikan UU No. 10 Tahun 2004
dengan mengembalikan kedudukan Tap MPR dibawah UUD 1945 karena MPR dianggap
memiliki tugas konstitusional.

Dari semua alasan tersebut, dapat dikatakan bahwa keempat perubahan hierarki peraturan
perundang-undangan tersebut dilakukan untuk menertibkan dan memperbaiki kerancuan
yang ada di peraturan sebelumnya sehingga diusahakan dapat menjamin konsistensi dan
keselarasan norma dalam tiap tingkatan peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Sumber Rujukan:

Ketetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966 tentang Memorandum DPR-GR Mengenai Sumber


Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan Peraturan Perundangan Republik
Indonesia.
Ketetapan MPR Nomor III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan
Perundang-undangan.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Aditya. Zaka Firma & Winata. M. Reza, ”Rekonstruksi Hierarki Peraturan Perundang-
Undangan di Indonesia”, Negara Hukum, Vol. 9, No. 1, Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai