Anda di halaman 1dari 4

TRADISI dan Kearifan Lokal

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Drs. I Made Suweta, M.Si.

Oleh :
I Gede Meidi Pramudya (2111031099)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN DHARMA ACARYA
STAH N MPU KUTURAN SINGARAJA
2024
Mengenal Tradisi Menyama Braya Seka Subak di Bali

A. Pendahuluan
Tradisi Menyama Braya di Bali merupakan suatu kearifan lokal yang mengedepankan nilai sosial
untuk mempererat relasi dan persaudaraan di tengah masyarakat yang multikultural. Tradisi ini
terintegrasi dalam sistem Subak, yang merupakan sistem pengairan sawah tradisional di Bali, dan
berperan penting dalam membangun harmoni sosial di pulau tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk memahami implementasi, pengaruh, dan peran tradisi Menyama Braya dalam kehidupan
masyarakat Bali.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi tradisi "Menyama Braya" dalam sistem Subak di Bali?
2. Apa pengaruh tradisi "Menyama Braya" terhadap kehidupan masyarakat multikultural
di Bali?
3. Bagaimana peran tradisi "Menyama Braya" dalam membangun harmoni sosial di
masyarakat Bali?

C. Pembahasan
1. Implementasi Tradisi "Menyama Braya" dalam Sistem Subak di Bali
Menyama Braya diimplementasikan dalam sistem Subak melalui kerja bakti dan
pengelolaan sumber daya air bersama, yang menciptakan hubungan sosial yang kuat
antar petani. Konsep ini merupakan filosofi dari karma marga yang mengajarkan
hidup rukun dan menghargai perbedaan. Tradisi ini telah mengakar dalam kehidupan
masyarakat Bali sejak zaman dahulu dan diterapkan tidak hanya di kalangan umat
Hindu tetapi juga umat non-Hindu.
2. Pengaruh Tradisi "Menyama Braya" terhadap Kehidupan Masyarakat
Multikultural di Bali
Menyama Braya berpengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat multikultural di
Bali dengan mempromosikan toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Tradisi
ini memungkinkan masyarakat dari berbagai agama dan latar belakang untuk hidup
berdampingan dengan damai. Daerah seperti Desa Pemogan, Kampung Islam
Kepaon, Kampung Saren Jawa, dan Pegayaman adalah contoh tempat di mana tradisi
Menyama Braya masih sangat kental.
3. Peran Tradisi "Menyama Braya" dalam Membangun Harmoni Sosial di
Masyarakat Bali
Menyama Braya memainkan peran penting dalam membangun dan mempertahankan
harmoni sosial di Bali. Tradisi ini berfungsi sebagai konsep dasar yang menjaga
hubungan sosial yang kuat dan menyingkirkan potensi konflik. Selain itu, Menyama
Braya juga dijadikan sebagai modal sosial untuk membangun ketahanan masyarakat
dan menjaga stabilitas sosial.
Meskipun Menyama Braya memiliki peran penting dalam masyarakat Bali,
perubahan zaman dan modernisasi telah menyebabkan tradisi ini mulai ditinggalkan
oleh sebagian masyarakat. Faktor internal seperti perubahan mata pencaharian dan
faktor eksternal seperti tuntutan pekerjaan di sektor pariwisata berkontribusi terhadap
pergeseran ini. Namun, penting untuk dicatat bahwa budaya Menyama Braya tidak
dapat digantikan oleh kecanggihan teknologi dan harus dilestarikan sebagai bagian
dari identitas Bali.

D. Kesimpulan
Tradisi Menyama Braya adalah kearifan lokal yang mendalam dan memiliki peran penting dalam
memelihara keharmonisan sosial di Bali. Implementasi tradisi ini dalam sistem Subak dan
kehidupan masyarakat multikultural menunjukkan bagaimana nilai-nilai persaudaraan dan
toleransi dapat memperkuat hubungan sosial dan membangun perdamaian. Meskipun
menghadapi tantangan modernisasi, penting bagi generasi milenial dan masyarakat Bali secara
keseluruhan untuk terus memelihara dan mengamalkan nilai-nilai Menyama Braya.
Daftar Pustaka
Fatmawati, Komang. “MENYAMA BRAYA DALAM PANDANGAN UPANISAD.” JAPAM
(Jurnal Pendidikan Agama), vol. 1, no. 1, 27 Apr. 2021, p. 62.
Fajriyah, Isrotul, et al. (2017). PEMBANGUNAN PERDAMAIAN DAN HARMONI SOSIAL
DI BALI MELALUI KEARIFAN LOKAL MENYAMA BRAYA. Diakses pada 18 Februari
2024.
Basyir, Kunawi. “Membangun Kerukunan Antara Umat Beragama Berbasis Kearifan Lokal
Menyama Braya di Denpasar Bali.” Membangun Kerukunan Antarumat Beragama Berbasis
Budaya Lokal Menyama Braya Di Denpasar Bali, vol. 6, no. 2, September 2016, hal. 186–206.
Ludji, Ferdinand, et al. ““Menyama Braya”: Pondasi Utama Relasi Dialog Agama-Agama Di
Desa Dalung, Bali.” Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial Dan Budaya (Journal of Social and
Cultural Anthropology), vol. 5, no. 2, 6 Jan. 2020, p. 82.
Susiani, Ketut, et al. “JBKI UNDIKSHA Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kehidupan
Sosial Budaya Dan Kearifan Lokal Di Bali.” Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia, vol. 6, no.
2615-1189, 2021, pp. 175–184.
Diantika, Putu, and Ayu Indah Cahyani. “MODERASI BERAGAMA BERBASIS KEARIFAN
LOKAL MASYARAKAT HINDU TRANSMIGRAN DI KECAMATAN LANDONO
SULAWESI TENGGARA.” JAPAM (Jurnal Pendidikan Agama), vol. 3, no. 01, 30 Apr. 2023,
pp. 13–22.

Anda mungkin juga menyukai