2.Andrew Pardomuan
3.Harun Assyfa
Misi
PT Mandiri Jogja Internasional memiliki misi yaitu mengembangkan ekonomi kreatif
dengan seni dan potensi lokal untuk menghasilkan produk kulit terbaik dan turut serta
dalam memajukan ekonomi masyarakat
Dasar Hukum
Dasar Hukum K3 Konstruksi dan Bangunan
• UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. pasal 2 ayat 1 dan ayat 2 huruf c.
• UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 01 Tahun 1980 tentang K3 Konstruksi Bangunan.
• Peraturan Pemerintah RI No.16 Tahun 2021 tentang Bangunan Gedung.
• Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 9 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
• Pekerjaan pada Ketinggian. UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
• Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.KEP-20/DJPPK/VI/2004
Tentang Sertifikasi kompetensi Keselamatan Kesehatan Tenaga Kerja Bidang Konstruksi Bangunan.
• Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.KEP-74/PPK/XII/2013 tentang
Lisensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Supervise Perancah.
• Surat Dirjen Binawas No. 147/BW/KK/IV/1997 tentang Wajib Lapor Pekerjaan Proyek Konstruksi.
• SKB Menakertrans dan MenPU ke 174/1986 dan No 104/KTPS/1986 tentang K3 pada tempat kegiatan
konstruksi beserta pedoman pelaksanaan K3 pada tempat kegiatan konstruksi.
• Surat edaran Dirjen Binwas No. 13/BW/1998 tentang Akte Pengawasan Proyek Konstruksi Bangunan.
Dasar Hukum K3 Listrik
• Undang-undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja pasal 2 ayat 1 dan ayat 2 huruf q.
• UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• PP No. 50 Tahun 2012 terkait K3 Listrik
• PermenakerNo.02/MEN/1989 tentang Instalasi Penyalur Petir.
• Permenaker No. Kep-12/MEN/2015 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja.
• Permenaker RI No.31 tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per
02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
• Permenaker Nomor 33 Tahun 2015 tentang perubahan Permenaker 12 tahun 2015
• Permenaker No. 06 Tahun 2017 Tentang K3 ELEVATOR & ESKALATOR
• Kepmenakertrans No. Kep- 75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI).
• KepdirjenNo.Kep 47/PPK&K3/VIII/2015 tentang Keselamatan Pembinaan Calon dan Kesehatan Kerja Ahli
(K3) Bidang Listrik.
• KepdirjenNo.Kep 48/PPK&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan Teknisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Listrik.
Dasar Hukum K3 Penanggulangan Kebakaran
• 1UU No. 01 Th 1970 Tentang Keselamatan Kerja. pasal 2 ayat 1 dan pasal 3 ayat 1 huruf b
• UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• Permenakertrans No. 04/Men/1980 tentang Syarat Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR.
• Permenaker No. Per-02/MEN/1983 Tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik.
• Permenaker No. 04 Tahun 1987 Tentang Tim Tanggap Darurat Organisasi P2K3.
• Instruksi Menaker No.11/1997 tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran.
• Kepmenaker RI No. 186 Th 1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat kerja.
• SNI 03-3989-2000 Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem springkler otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung.
• SKEMA
Permen PU No .26 Tahun 2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
PENELITIAN
Temuan Positif
Bidang K3
Konstruksi
Lokasi:
Terlihat ventilasi ruang a. Sirkulasi udara dan PERMENAKER No. 5 Tahun 2018 Pasal
pencahayaan menjadi lebih 39 ayat (2)
produksi yang cukup 1. Kebutuhan atas udara yang bersih dan sehat
baik dalam tempat kerjaan
baik untuk sirkulasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (3)
b. ebih ditingkatkan lagi ventilasi huruf c harus dipenuhi pada setiap tempat
udara dan cahaya
dan jika memungkinkan di kerja
matahari dapat tambah dengan blower udara 2.Pemenuhan kebutuhan udara di tempat kerja
menerangi ruang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakikan
produksi melalui; a. KUDR b.Ventilasi; dan c.Ruang
udara
Lokasi:
PT. MJI sudah memiliki A. Mencegah resiko berbahaya 1. PERMENAKER No. Per 02/Men/1989
Tentang Pengawasan Instalasi Penyalur
penyalur petir untuk di yang dihasilkan oleh petir dan Petir.
bangunan showroom melindungi bangunan dan hal- Pasal 19 ayat (1):
terdapat dua buah hal lain di sekitarnya dari petir. “Instalasi penyalur petir dari suatu bangunan
paling sedikit harus mempunyai 2 (dua) buag
penghantar penurunan”
B. Dapatdi tingkatkan jumlah
penyalur petir agar bangunan 2. SNI 04-0225 2000 (PUIL 2000) Sebagai
PT. MJI dapat terlindungi rujukan untuk sistem proteksi
internal/proteksi bahaya sambaran tidak
secara menyeluruh langsung.
Sudah terdapat instalasi a. Ketika terjadi kebakaran di Instruksi Menaker No.11/1997 tentang
bagian kantin instalasi Pengawasan Khusus K3
springkel atau pemadam Penanggulangan Kebakaran. Poin II
api otomatis di area springkel sudah dapat “Proteksi kebakaran aktif adalah
kantin beroprasi untuk segera penerapan suatu desain sistem atau
beroprasi memadamkan instalasi, alarm dan pemadan kebakaran
kebakaran pada suatu bagunan tempat kerja yang
sesuai dan handal sehingga pada
b. Dapat di lakukan optimalisasi bangunan tempat kerja tersebut mandiri
instalisasi springkel di seluruh dalam hal sarana untuk
bagian produksi PT. MJI menghadapi bahaya kebakaran”.
sehingga dapat dilakukan SNI 03-3989-2000 Tata cara
perencanaan dan pemasangan sistem
upaya pemadaman api dengan springkler otomatik untuk pencegahan
springkel bahaya kebakaran pada bangunan
Lokasi:
Wawancara
narasumber
Sudah ada jalur evakuasi a. Jalur evakuasi sudah di atur Undang-undang No. 1 Tahun 1970
ketika terjadi kecelakaan Tentang Keselamatan Kerja,
dalam area produksi dan pasal 3 ayat d:”memberi kesempatan
area persiapan dengan sehingga tenaga kerja dapat atau jalan menyelamatkan diri pada
arah penunjuk jalur langsung bergerak sesuai waktu kebakaran atau kejadian2 lain
dengan jalur evakuasi menuju yang berbahaya”
evakuasi menuju ke
assembling point
assembling point di luar Kepmenaker RI No. 186 Th 1999
b. Bisa di lengkapi dengan poster Tentang Unit Penanggulangan
gedung
jalur evakuasi yang lebih besar Kebakaran di Tempat Kerja,
pada PT. MJI Pasal 2 ayat 2 poin B:”penyediaan sarana
deteksi alarm pemadam kebakaran dan
sarana evakuasi”
Lokasi:
PT. MJI tidak memiliki Teknisi a. PT. MJI memiliki satu orang Permenaker No.12 Tahun 2015
Teknisi listrik yang merangkap Tentang K3 Listrik di tempat
Listrik yang tersertifikasi
sekaligus sebagai operator Kerja
generator, dan juga teknisi mesin.
Pasal 6 ayat 3 & 4
b. Perlu dilakukan sertifikasi teknisi
listrik sehingga tenaga kerja yang
mengoprasikan dan melakukan
pemeliharaan instalasi listrik dan
mengoprasikan generator
Lokasi:
Belum menyediakan label a. Mengetahui bahwa terdapat arus Peraturan Menteri Tenaga Kerja
pada box panel listrik listrik sehingga pekerja lebih No. 12 Tahun 2015 Tentang K3
berhati-hati saat berada di ruangan Listrik di Tempat Kerja. pasal 2
tersebut.
Lampu yang digunakan di a. Jika terjadi ledakan lampu, Pasal 3 Permenaker No.12 tahun
PT. MJI belum dilengkapi pecahan lampu dapat terpental dan 2015 tentang keselamatan dan
dengan penutum berpotensi mengenai tenaga kerja. kesehatan kerja listrik di tempat
kerja
b. Sebaiknya pada bagian lampu
segera mungkin di beri pelindung
lampu.
Lokasi:
Kabel listrik untuk a. Jika kabel mengelupas dapat Pasal 3 Permenaker No.12 tahun
pengoprasian alat embose menimbulkan potensi 2015 tentang keselamatan dan
lebel dan bejana tekan tersengat listrik pada tenaga kesehatan kerja listrik di tempat
terjuntai dan belum rapi. kerja. kerja.
Terdapat sambungan kabel a. Jika kabel mengelupas dapat Pasal 3 Permenaker No.12 tahun
menimbulkan potensi tersengat 2015 tentang keselamatan dan
listri yang tidak aman di area listrik pada tenaga kerja. kesehatan kerja listrik di tempat
painting (spray glue). kerja
b. Di beri pipa pelindung khusus
untuk kabel listrik supaya lebih
aman.
Lokasi:
Pelafon area produksi a. Ketika posisi pelafon sudah rapi PERMENAKER No.1 Tahun 1980
sudah terdapat yang mulai dan kokoh resiko atap jatuh Tentang Kesehatan dan Keselamatan
tereliminasi. Kerja Pada Konstruksi Bangunan
rusak. (Pasal 6).
b. Pastikan dalam memasang Pelafon
di struktur yang rapi, rapat, &
Kokoh dalam pemasanganya.
Lokasi:
Terdapat struktur slof a. Struktur slof sewaktu waktu bisa KEPMENAKER NO. 1 TH 1980
yang sudah retak roboh dan merusak strutur Pasal 8 Ayat (3):
bangunan lainnya sehingga dapat pada Konstruksi Bangunan peralatan
menimpa tenaga kerja. sisi-sisi lantai yang terbuka, lubang-
lubang di lantai yang terbuka, atap-
b. Pada dinding yang retak segera di atap atau panggung yang dapat
perbaiki supaya tidak dimasuki, sisi-sisi tangga yang
menyebabkan retak semakin terbuka, semua galian-galian dan
melebar dan memberi rasa lubang-lubang yang dianggap
nyaman kepada para tenaga kerja berbahaya harus diberi pagar atau
yang melewatinya. tutup pengaman yang kuat.
Temuan Negatif
Bidang K3
Penanggulangan
Kebakaran
Lokasi:
produksi, satu apar di pemadaman karena ketersediaan pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi
yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan
APAR yang minim.
showroom dan hanya diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda
pemasangan”
terdapat satu apar di b. Tempatkan APAR sesuai dengan Ayat 5: “penempatan tersebut ayat 1 antara alat
pemadam api yang satu dengan yang lainnya
bagian persiapan marking yang sudah di buat dan atau kelompok satu dan yang lainnya tidak boleh
jumlah yang cukup untuk di melebihi 15 meter”
showroom 2 buah Di ruang
persiapan 2 buah Dan dua ruang
produksi 5 buah untuk
menjangkau seluruh bagian
bangunan
Lokasi:
Belum pernah dilakukan a. Tenaga kerja wanita belum Pasal 9 ayat (3) UU No.01 Tahun 1970
pernah dilakukan pelatihan tentang keselamatan kerja
pelatihan rutin dalam
penanggulangan penaggulangan bencana
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No
kebakaran Kep.186/MEN/1999 Tentang Unit
kebakaran kepada
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
seluruh tenaga kerja b. Lebih di tingkatkan dalam Pasal 2 ayat (1):
terutama tenaga kerja pengadaan pelatihan “Pengurus atau pengusaha wajib mencegah,
wanita penanggulangan kebakaran mengurangi dan memadamkan kebakaran,
latihan penanggulanggan kebakaran di tempat
kepada tenaga kerja yg sudah kerja.”
lama bekerja maupun yg baru Pasal 2 ayat (2.e):
bekerja di perusahaan “Penyelenggaraan latihan dan gladi
penanggulangan kebakaran secara berkala;”
Lokasi: Menit 18:20
Perusahaan belum Evakuasi sulit di lakukan karena tidak Permenkes Nomor 48 Tahun 2016,
menyediakan titik kumpul jalur evakuasi dan penanda zona Pasal 14, ayat 6 Persyaratan dan
aman titik kumpul.
lokasi aman. tata cara evakuasi sebagaimana.
Perlunya di buatkan jalur evakuasi
dan titik kumpul apa bila terjadi
kebakaran serta bencana lainya.
Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang dilakukan
di PT. Mandiri Jogja Internasional
(MJI), ada bagian kelembagaan K3
sudah menjalankan kegiatanya
dengan cukup baik, akan tetapi masih
ada beberapa hal yang belum
menerapkan K3 baik di bagian
konstruksi bangunan, kelistrikan dan
kebakaran:
L A N .J U T A N
. 1 2 3
Konstruksi Bangunan Kelistrikan Penanggulangan Kebakaran
Dari Hasil Obsevasi Perusahaan PT. Mandiri Jogja
Dari Hasil Observasi kami terdapat 3 temuan PT. Mandiri Jogja Internasional sudah
Internasional berlokasi di desa Klodangan, Kecamatan
positif dan 7 temuan negatif, untuk Sample
Berbah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan menempati lahan melakukan penagngulangan dari analisa
seluas ± 4.000 m² dengan luas bangunan ± 8.000 m² temuan negatif dan category Major :
(bangunan bertingkat 2).yan terdiri dari area parking ,1 area
potensi terjadinya kebakaran, Dari Hasil
shoroom, 1 rungan produksi yang tegabung dengan ruangan PT. MJI tidak memiliki Teknisi Listrik yang Observasi kami terdapat 3 temuan positif
finishing goods, 1 ruang painting, 1 area Genset yang tersertifikasi dan 8 temuan negative.
bedeketan dengan area parking, 1 ruangan klinik, 1 area
pantery dan 8 toilet. Ditemukan juga Belum menyediakan label pada box panel listrik
Satu temuan bersifat major yang
temuan positif dan 2 temuan negatif, Untuk Temuan negative Lampu yang digunakan di PT. MJI belum memungkinkan seawatu waktu bersifat
terdiri :
dilengkapi dengan penutum catastrospic. Temuanya berupa “Percikan
Terdapat struktur slof yang sudah retak pada ruang produksi
Kabel listrik untuk pengoprasian alat embose Bungan api mesin seset/ Polisihing
Pelafon area produksi sudah terdapat yang mulai rusak
lebel dan bejana tekan terjuntai dan belum rapi Machine tidak ada cover pelindung”.
menurut pengamatan kami sudah baik dan mengikuti standar
peraturan SMK3 tentang K3 konstruksi, hanya saja untuk Masih terdapat instalasi kabel yang terjuntai Dan didisusul dengan temuan major
perawatan dan penanganan terhadap konstruksi yang rusak belum rapi di area produksi
kurang diperhatikan, sehingga dapat mengakibatkan bahaya
kecelakaan saat bekerja
L A N J U TA N
4
Dari hasil assestmen kami untuk temuan positif di dominasi oleh K3
konstruksi bangunan, Sedangn untuk temuan negative di dominasi
oleh temuan K3 kelisrikan dan K3 Kebakaran dengan jenis temuan
yang mengkinkan untuk menjadi Catatrospic.
46
Saran
1 2
Untuk Temuan Berupa Untuk Temuan yang dominant
K3 kelistrikan untuk di
Pelafon area produksi
tingkatkan lagi dalam Harus
sudah terdapat yang
Segera di bentuk pembagian
mulai rusak, Harus Spesialis kelistrikan dan
Segera di perbaiki karena Operator Agar dalam
Sewaktu waktu Pelafon Kelengkapan Standart instalasi
dan Penyimpangan kelistrikan
Bisa terjatuh
tidak di temukan lagi
Untuk temuan High Risk yang terdiri dari
sambungan kabel listrik yang tidak aman di
area painting (spray glue) Harus Segera
dilakukan Isolasi Kabel dan Gunakan Isolasi
3 Kabel 3M agar isosali rapat dana aman &
Pada bangunan Produksi hanya terdapat
satu penyalur petir untuk segera dilakukan
pemasangan penangkal petir untuk
Mencegah resiko berbahaya yang
dihasilkan oleh petir
U n t u k t e m u a n P e n a n g g u l a n g a n K e b a k a r a n u n t u k
s e g e r a d i l a k u k a n t i d a k a n p e n a n g a n a n :
Te m p a t k a n A PA R s e s u a i d e n g a n m a r k i n g y a n g s u d a h
di buat dan jumlah yang cukup untuk menjangkau
seluruh bagian bangunan
Meningkatkan inspeksi rutin pada APAR agar kondisi
APAR selalu siap untuk digunakan
Lebih di tingkatkan dalam pengadaan pelatihan
penanggulangan kebakaran kepada tenaga kerja
yg sudah lama bekerja maupun yg baru bekerja di
perusahaan
Memasang Alarm Fire Detector untuk informasi
tanggap dan cepat jika terjadinya kebakaran, karena
Ditambahkan unit APAR atau jika api sudah besar akan susah memadamkan hanya
d e n g a n A PA R s a j a
smoke detector dan jika Sesuaikan jumlah tim dan kualifikasi penanggulangan bahaya
kebakaran sesuai dengan peraturan per undang-undangan. yang
memungkinkan memasang terdiri dari 14 petugas peran kebakaran, 4 regu penanggulanagn
kebakaran, 1 kordinator penagnggulangan kebakaran , dan 1 Ahli k3
sprinkler
penanggulangan kebakaran, karena PT. MJI memiliki 150 tenaga
kerja dan masuk potensi bahaya kebakaran sedang II (pabrik barang
Thanks You
ANY QUESTIONS?