Anda di halaman 1dari 15

PILIHAN GANDA c.

Memancarkan radiasi
d. Korosif, Iritasi, karsinogenik
1. Peraturan Tugas Pokok pelayanan Kesehatan kerja
terdapat pada: 8. APD sebagai sarana perlindungan harus memenuhi
a. Permenakertrans No.03 Tahun 1982 (Pasal 2) syarat-syarat antara lain:
b. Permenakertrans No.36 Tahun 2001 a. Harga yang terjangkau dan kuat
c. Permenaker No.Per.02/Men/1980 b. Meningkatkan rasa percaya diri pemakai
d. Permenakertrans No.25/Men/XII/2008 c. Mampu memberikan perlindungan yang
efektif
2. Dokter yang bertanggung jawab terhadap Pelayanan d. Model yang tepat dan baik
Kesehatan Kerja di perusahaan (dokter perusahaan)
wajib mendapatkan pelatihan Hyperkes. Hal ini 9. Peraturan yang mengatur tentang syarat-syarat K3 di
tersebut diatur dalam: tempat kerja yang mengelola pestisida, yaitu:
a. Permenaker No. Per-02/Men/1992 a. Permenaker No.03 Tahun 1986
b. Permenaker No. Per-03/Men/1982 b. Permenaker No.03 Tahun 1985
c. Permenaker No. Per-05/Men/1985 c. Permenaker No.05 Tahun 2018 (K3 Lingker)
d. Permenaker No. Per-01/Men/1976 d. Permenaker No.08 Tahun 2010 (APD)

3. Berdasarkan SE Menakertrans No. SE/01/Men/1979 10. Penerapan Higiene dan Sanitasi dalam Gedung paling
tentang pengadaan kantin dan ruang makan, sedikit memberikan ruang gerak kepada tenaga kerja
Perusahaan dengan pekerja lebih dari 200 orang sebesar:
supaya menyiapkan: a. 2 m2 perorang (Permenaker no 5 th 2018 Pasal
a. Dapur 28)
b. Katering b. 10 m2 perorang
c. Kantin c. 15 m2 perorang
d. Ruang makan (50 – 200 0rang) d. Semua benar

4. Penerangan dan pencahayaan yang cukup dalam suatu 11. Salah satu bentuk pengendalian bahan kimia
ruangan tempat kerja, dapat memberikan: berbahaya sesuai Kepmenakertrans No. Kep
a. Keletihan mata 187/Men/1999 adalah:
b. Kenyamanan bekerja a. Penetapan Nilai Ambang Kuantitas
c. Produktivitas kerja rendah b. Penetapan Kategori Potensi Bahaya Perusahaan
d. Absensi menurun c. Penetapan Nilai Ambang Batas
d. Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan
5. Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan 05 dan Label
Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Lingkungan Kerja, maka dalam suatu tempat kerja 12. Standar faktor-faktor lingkungan kerja yang
dengan tenaga kerja sejumlah 60 orang, jumlah dianjurkan ditempat kerja agar tenaga kerja masih
kakus/WC/jamban minimal yang harus disediakan: dapat menerimanya tanpa mengakibatkan penyakit
a. 5 (61-80 orang) c. 3 (31-45 orang) atau gangguan Kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari
b. 4 (46-60 orang) d. 2 (16-30 orang) untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu, sering disebut sebagai:
6. Peraturan pelaksana yang mengatur tentang a. Nilai Ambang Kuantitas (NAK)
Penunjukan Petugas Utama dan Madya Ruang b. Nilai Ambang Batas (Permenaker no 5 th 2018
Terbatas/Confined Spaces adalah: Pasal 1)
a. UU No.03 Tahun 1969 c. Nilai Baku Mutu Lingkungan
b. Keputusan Menaker No.187/Men/1999 (ttg kimia) d. Semua Jawaban Benar
c. Surat Edaran No.117/Men/2005
d. Kep. Dirjen PPK No.113/DJPPK/2006 13. Keselamatan dan Kesehatan kerja dalam pekerjaan
pada ketinggian di atur dalam:
7. Yang tidak termasuk kategori bahan berbahaya adalah a. Permenaker No.09 Tahun 2016
jenis bahan yang mempunyai sifat antara lain: b. Kepmenaker No.187/Men/1999 (Pengendalian
a. Mudah mencair Bahan Kimia)
b. Oksidator, mudah meledak, mudah terbakar
c. Kepmenaker No.51/Men/1999 (NAB Faktor 20. Yang dimaksud dengan Ruang Terbatas/confined
Fisika) spaces adalah:
d. Permenaker No.05 Tahun 2018 a. Ruangan yang tidak didesign untuk pekerjaan
terus menerus
b. Ruangan yang memiliki akses terbatas untuk
14. Standar NAB faktor fisika dan faktor kimia ditempat dimasuki atau keluar
kerja diatur dalam: c. Ruangan yang memiliki ventilasi yang tidak
a. 51/Men/1999 memadai
b. Kepmen 51/Men/1999 d. Semua benar
c. Permenaker No.05 Tahun 2018
d. No.01/Men/1997
21. Kegiatan yang dilaksanakan berupa pemasangan dan
pemeliharaan pada pembangkitan, trasnsmisi,
15. Tenaga kerja yang kompeten dan berwenang yang distribusi dan pemanfaatan listrik, dapat dilakukan
bekerja diketinggian meliputi tingkatan sebagai oleh:
berikut: a. Ahli K3 Umum pada perusahaan
a. Tenaga kerja bangunan tinggi tingkat 1 dan 2, b. Ahli K3 Bidang Listrik pada perusahaan atau
serta tenaga kerja ketinggian Ahli Bidang Listrik pada PJK3
b. Tenaga kerja bangunan tinggi dan tenaga kerja c. Teknisi K3 Listrik
pada ketinggian d. Semua jawaban benar
c. Tenaga kerja bangunan tinggi tingkat 1 dan 2,
serta tenaga kerja pada ketinggian tingkat 1,2
22. Kondisi tempat kerja yang berbahaya sangat erat
dan 3 (Permenaker 9/2016 Pasal 35)
kaitannya dengan:
d. Teknisi bekerja pada ketinggian tingkat 1 dan 2,
a. Cara kerja c. Masin, pesawat,
serta teknisi akses tali tingkat 1,2 dan 3
alat
b. Proses Produksi d. Semua benar
16. Indonesia telah menyetujui ratifikasi ILO No.120
tentang Higiene dan perniagaan dan kantor-kantor
23. Pasal 13 UU No.01 Tahun 1970 menyatakan “Barang
melalui:
siapa akan memasuki suatu tempat kerja, diwajibkan
a. UU No.03 Tahun 1969
mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan
b. UU No.01 Tahun 1970
memakai alat pelindung diri yang diwajibkan:
c. UU No.05 Tahun 2018
a. Orang yang terkait langsung dengan pekerjaan
d. Permenaker No.13 Tahun 2011
ditempat kerja
b. Hanya pada instalasi-instalasi yang dianggap
17. Faktor-faktor lingkungan kerja yang dapat sangat berbahaya
menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja c. Setiap orang, baik yang bersangkutan maupun
kecuali: tidak dengan pekerjaan ditempat kerja
a. Faktor biologi c. Faktor psikologi d. Hanya untuk tamu dan orang lain yang bukan
b. Faktor kemandirian d. Faktor kimia pekerja

18. Bentuk pengendalian bahan kimia berbahaya dalam 24. Job Safety Observation bertujuan untuk:
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor: a. Menganalisis potensi bahaya proses pekerjaan
187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia b. Menganalisis kinerja pelaksanaan K3
Berbahaya di tempat kerja adalah: c. Menganalisis penerapan SMK3
a. Penyimpanan dan penanganan yang baik d. Menganalisis potensi bahaya cara kerja
b. Penyediaan Alat Pelindung Diri karyawan
c. Pembuatan prosedur kerja
d. Penyediaan LDKB dan Label
25. Perusahaan yang wajib memiliki Ahli K3 Bidang
Listrik adalah:
19. Penyesuaian pekerjaan, sikap dan peralatan disebut: a. Perusahaan yang memiliki pembangkit listrik
a. Ilmu biologi c. Ilmu ergonomi 20kVA
b. Ilmu fisika d. Ilmu b. Perusahaan yang memiliki pembangkit listrik
psikomotorik 200kVA (Permenaker 12 Tahun 2015 Pasal 7)
c. Perusahaan yang memiliki pembangkit listrik
2000kVA
d. Semua jawaban benar 33. Kegagalan isolasi dari suatu instalasi listrik harus
dicegah terutama dengan cara:
26. Yang wajib melaporkan pekerjaan/proyek konstruksi a. Perlengkapan listrik harus dirancang dan dibuat
bangunan sesuai Permenaker 01 Tahun 1980 adalah: dengan baik
a. Pemilik c. Perencana b. Bagian aktif harus diisolasi dengan bahan yang
b. Kontraktor d. Konsultan tepat
Pengawas c. Instalasi listrik harus dipasang dengan baik
d. Semua jawaban benar
27. Pemeriksaan berkala pada lift:
a. 1 tahun sekali (Permenaker 3/1999 Pasal 30) 34. Dokumen yang tertera di Safety Plan proyek
b. 2 tahun sekali konstruksi, meliputi:
c. 3 tahun sekali a. Kondisi proyek, Program K3 proyek
d. 4 tahun sekali b. Organisasi K3 proyek, Site Plan
c. Pelaporan kegiatan proyek, metode HIRARC
28. Bahaya listrik sentuh tidak langsung adalah bahaya: d. a, b dan c benar
a. Tersentuh tidak sengaja pada hantaran listrik
yang bertegangan. 35. Sertifikasi dan Kompetensi Ahli Muda K3 Konstruksi
b. Tersentuh bagian konduktor peralatan listrik diatur dalam:
yang normalnya tidak bertegangan. a. Kepdirjen 20/DJPPK/VI/2004
c. Tersentuh pada penghantar telanjang yang b. Kepdirjen 21/DJPPK/VI/2004
bertegangan. c. Kepdirjen 73/DJPPK/VI/2014
d. Tersentuh bagian konduktor peralatan listrik d. Kepdirjen 74/DJPPK/VI/2013
yang normalnya bertegangan
36. Pemeriksaan dan pengujian K3 Listrik ditempat kerja
29. Yang dapat menjadi kecelakaan kerja adalah: dilakukan oleh:
a. Perilaku karyawan a. Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3
b. Kondisi Lingkungan kerja Listrik
c. Faktor peralatan b. Ahli K3 bidang listrik pada perusahaan
d. Semua jawaban benar c. Ahli K3 bidang listrik pada PJK3
30. Dasar hukum pengawasan K3 Konstruksi Bangunan: d. Semua jawaban benar
a. UU No.01 Tahun 1970
b. Permenaker No.01 Tahun 1980 37. Terjadinya peristiwa kebakaran disebabkan oleh:
c. SKB Menaker dan Menteri PU a. Adanya unsur bahan bakar, oksigen, dan panas
No.174/Men/1986; No.104/Kepts/1986 (K3 suatu kondisi tertentu
Tempat Kegiatan Konstruksi) b. Adanya unsur bahan bakar, oksigen dan
d. Semua jawaban benar panas pada suatu kondisi tertentu yang
disertai dengan reaksi rantai yang
31. Pengawasan Instalasi penyalur petir diatur berlangsung secara terus-menerus
berdasarkan: c. Adanya bahan bakar dan oksigen dimana uap
a. Permenaker No.04/Men/1987 campuran bahan tersebutmencapai titik nyala
b. Permenaker No.04/Men/1985 d. Kurang memiliki rasa tanggung jawab atau
c. Permenaker No.02/Men/1989 disiplin terhadap pencegahan kebakaran
d. Permenaker No.01/Men/1979
38. Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan
32. Penanggulangan K3 Listrik dan Kebakaran dilakukan wajib dilaporkan kepada Direktur atau
dilaksanakan dengan pola preventif, apakah yang Pejabat yang ditunjuk, sesuai dengan:
dimaksud dengan pola tersebut: a. Pasal 2 Permenaker No.02/Men/1980
a. Dilakukan perawatan rutin b. Pasal 3 Permenaker No.02/Men/1980
b. Dimulai saat pelaksanaan c. Pasal 2 Permenaker No.01/Men/1980
c. Dilaksanakan setelah ada kejadian kecelakaan d. Pasal 3 Permenaker No.01/Men/1980
d. Dimulai dari saat perencanaan
39. Tingkap pengaman yang dipasang pada Pesawat Uap
berfungsi untuk:
a. Mengukur tekanan
b. Membuang tekanan secara otomatis apabila 46. Menurut Permenaker No.37 Tahun 2016, tahapan
tekanan lebih pengisian bejana tekanan dan tangka timbun, yang
c. Mengatur tekanan pertama kali dilakukan adalah:
d. Menahan tekanan a. Pembersihan dan Pengecekan
b. Pengeringan
40. Pemakai pesawat uap tanpa ijin melanggar: c. Pengisian
a. UU Uap Tahun 1930 pasal 6 ayat 1 d. Jawaban a, b dan c benar (Pasal 29 ayat 1)
b. Peraturan Uap Tahun 1930 pasal 8 ayat 1
c. UU Uap Tahun 1930 pasal 9 ayat 1 (pemeriksaan 47. Menurut Permenaker No.37 Tahun 2016, tangka
& percobaan) timbun harus dilakukan pengujian berkala paling
d. Peraturan Uap Tahun 1930 pasal 10 ayat 1 lambat:
a. 1 tahun sekali c. 3 tahun sekali
41. Tingkap pengaman (Safety Valve) pada bejana tekanan b. 2 tahun sekali d. 5 tahun sekali
berfungsi: (pasal 75 ayat 8)
a. Membuang tekanan secara otomatis jika
tekanan dalam bejananya telah melebihi 48. Pada prinsipnya akte ijin pesawat uap diterbitkan
tekanan kerja yang di setting adalah:
b. Menunjukan suhu media a. Untuk mengetahui kekuatan konstruksinya
c. Menunjukan tekanan dalam bejana b. Aman untuk dioperasikan
d. Menunjukan tinggi permukaan gas c. Untuk mengetahui materialnya
d. Untuk mengetahui pemeriksaan dan
42. Ketel uap menurut UU 1930: pengujian yang dilakukan
a. Pesawat yang menghasilkan uap yang
dipergunakan diluar pesawatnya (Pasal 1 ayat 49. Berdasarkan Permenaker 37 Tahun 2016 tentang K3
2) Bejana Tekanan dan Tangki Timbun, pewarnaan
b. Pesawat yang menghasilakan uap yang bejana tekanan antara lain sebagai berikut kecuali:
dipergunakan diluar pesawatnya dan harus ada a. Kelompok gas mudah terbakar warna merah
disetiap perusahaan b. Kelompok gas beracun warna kuning
c. Pesawat uap yang menghasilkan uap yang c. Kelompok gas pengoksidasi warna biru muda
dipergunakan diluar pesawatnya dan harus ada d. Kelompok gas yang dapat menyebabkan
cerobong asap tercekik warna abu-abu
d. Jawaban a, b dan c benar
50. Menurut Permenaker No.37 Tahun 2016,
43. Tujuan pengujian hydrotest adalah pengangkutan bejana tekanan dan tangki timbun
a. Untuk menguji tingkap pengaman dilakukan oleh:
b. Untuk menguji kekuatan konstruksi a. Operator K3 (Pasal 59)
c. Untuk menguji pertambahan volume b. Teknisi K3 Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
d. Untuk menguji peralatan yang digunakan c. Ahli K3 Umum
d. Ahli K3 Spesialis Pesawat Uap dan Bejana
44. Pemeriksaan berkala pada bejana uap dilakukan Tekanan
setiap:
a. Selambat-lambatnya setiap 3 tahun sekali 51. Permenaker No.38 Tahun 2016, untuk mendapatkan
b. Selambat-lambatnya setiap 4 tahun sekali lisensi dan buku kerja Operator PTP, surat
c. Selambat-lambatnya setiap 2 tahun sekali permohonan melampirkan:
d. Selambat-lambatnya setiap 1 tahun sekali a. Sertifikat kompetensi sesuai jenis dan
kualifikasinya
b. Sertifikat Pembinaan K3
45. Permenaker 37 Tahun 2016, yang dimasukan kategori c. Jawaban a dan b benar
bejana tekanan, yaitu: d. Jawaban a dan c salah
a. Tekanan lebih dari 1 kg/cm2
b. Volume lebih dari 2,25 liter 52. Mesin Produksi adalah mesin untuk:
c. Jawaban a dan b benar (Pasal 5 ayat 2) a. Membuat dan memproduksi barang, bahan dan
d. Jawaban a dan b salah produk teknis
b. Menyiapkan, membentuk, memotong barang, b. Operator Loader
bahan dan produk teknis c. Operator Pesawat Uap
c. Mengepres, menarik, menempa, menghancur, d. Operator Genset
menggiling, memproduksi barang, bahan dan
produk teknis 59. Lisensi K3 Operator Pesawat Tenaga dan Produksi
d. Semua benar berlaku selama:
a. 5 tahun dan dapat diperpanjang (Pasal 121)
53. Operator berkewajiban untuk: b. 3 tahun dan dapat diperpanjang
a. Melakukan pengecekan terhadap kendisi atau c. 2 tahun dan dapat diperpanjang
kemampuan kerja mesin produksi dan d. 1 tahun dan dapat diperpanjang
pekakas, alat-alat pengaman, dan alat-alat
perlengkapan lainnya sebelum pengoperasian 60. Operator Mesin Produksi dan Perkakas Kelas 1
b. Melakukan pemeriksaan dan pengujian mesin berwenang mengoperasikan?
produksi dan perkakas a. Mesin perkakas manual
c. Pemasangan, pemeliharaan, perbaikan, b. Mesin perkakas CNC
pemerikasaan komponen mesin produksi dan c. Mesin perkakas dengan motor kurang dari 214,47
perkakas HP
d. Semua benar d. Mesin perkakas dengan motor lebih dari
214,47 HP (Tpermenaker 38/2016 Tabel E)
54. Mesin bubut termasuk dalam kelompok ruang lingkup:
a. Penggerak mula 61. Pengawasan K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
b. Mesin produksi dan perkakas dilakukan dengan tahapan:
c. Transmisi Tenaga Mekanik a. Perencanaan, pembuatan, perubahan,
d. Tanur produksi (Pasal 132)
55. Kewenangan Operator Mesin dan Produksi dan b. Pemeliharaan
Perkakas dibagi menjadi: c. Pemakaian dan/atau perbaikan teknis
a. 2 kelas, yaitu kelas 1 dan kelas 2 (Permenaker d. Semua benar
38/2016)
b. 2 kelas, yaitu kelas A dan kelas B 62. Sesuai Permenaker No.38 Tahun 2016, Unit Mesin
c. 3 kelas, yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 Produksi dan Perkakas wajib dilakukan pengujian
d. 3 kelas, yaitu kelas A, kelas B, dan kelas C ulang setelah pengujian pertama. Pengujian tersebut
selambat lambatnya:
56. Alat pengaman adalah suatu alat perlengkapan yang a. 1 tahun setelah pengujian pertama
digunakan untuk pengaman: b. 2 tahun setelah pengujian pertama
a. Tenaga kerja dari ancaman bahaya yang mungkin c. 5 tahun setelah pengujian pertama (Pasal 133)
terjadi d. Semua benar
b. Pesawat tenaga dan produksi untuk mencegah
kemungkinan terjadi kecelakaan 63. Dalam mengoperasikan pesawat mesin produksi
c. Pesawat tenaga dan produksi agar tidak cepat dan perkakas harus dilakukan oleh:
rusak a. Operator yang memiliki kemampuan dan
d. Jawaban a, b dan c benar keterampilan
b. Jawaban a, b dan c benar
57. Sebelum dapat dioperasikan Pesawat Tenaga dan c. Operator yang memiliki pengalaman
Produksi harus? d. Operator yang memiliki Lisensi K3/SIO
a. Sesuai dengan standar negara pembuat (Surat Ijin Operasi)
b. Memiliki manual book
c. Memiliki Surat Keterangan Layak 64. Dibawah ini adalah jenis angkutan diatas landasan dan
d. Jawaban a, b dan c salah diatas permukaan, kecuali:
a. Vibro Roller
b. Back Hoe Loader
58. Jenis-jenis Operator Pesawat Tenaga dan Produksi c. Jawaban a dan b benar
yang dimaksud pada Peraturan Menteri d. Tower Crane
Ketenagakerjaan No.38 Tahun 2016, antara lain:
a. Operator Penggerak Mula
65. Dibawah ini adalah contoh peralatan angkat, kecuali:
a. Gondola c. Jawaban a dan b benar 71. Apabila suau perusahaan menggunakan forklift
b. Tower Crane d. Excavator (pesawat dengan kapasitas maksimal 20 ton, maka operator
angkut) yang mengoperasikan wajib memiliki:
a. Lisensi K3 Operator forklift kelas I dari
66. Pernyataan dibawah ini yang sesuai dengan Peraturan kemnaker RI (Pasal 165 ayat 6)
yang berlaku mengenai setiap pesawat angkat dan b. Lisensi K3 Operator forklift kelas II dari
angkut yang akan dibuat dan dipasang: kemnaker RI
a. Pembuat dan pemasang tidak perlu mendapat c. Lisensi K3 Operator mobile crane kelas II dari
pengesahan kemnaker RI
b. Jawaban a, c dan d benar d. Jawaban a dan B benar
c. Pemilik/pemakai dapat menentukan persyaratan
d. Pembuat dan pemasang harus mendapat 72. Berikut ini adalah personil K3 di bidang pesawat
pengesahan angkat dan angkut yang ditunjuk sesuai dengan
Permenakertrans No. 8 Tahun 2020, kecuali:
67. Beberapa dasar hukum yang terkait dengan K3 a. Operator genset (Pasal 1 ayat 18)
Pesawat Angkat dan Angkut seperti tertera dibawah b. Ahli K3 bidang pesawat angkat angkut
ini: c. Juru ikat atau rigger
a. Permenaker No.38 Tahun 2016 (K3 PTP) d. Teknisi
b. Permenaker No.08 Tahun 2020
c. Kepmenaker 452/M/BW/96 73. Ketentuan tentang P2K3 diatur dalam undang-undang
d. Permenakertrans No.09/Men/2010 No. 1 tahun 1970 pada pasal:
a. Pasal 3
68. Berikut ini adalah wewenang operator overhead crane b. Pasal 9
kelas 1 sesuai dengan Permenakertrans No.8 tahun c. Pasal 15
2020: d. Pasal 10
a. Mengoperasikan overhead crane dengan beban
sampai dengan 25 ton (Kelas III) 74. Yang bukan merupakan kewajiban Ahli K3 menurut
b. Mengoperasikan overhead crane dengan beban peraturan perundang-undangan adalah:
antara 25 ton – 100 ton (Kelas II) a. Memberikan laporan kepada Menteri Tenaga
c. Mengoperasikan overhead crane dengan Kerja atau pejabat yang ditunjuk mengenai
beban diatas 100 ton hasil pelaksanaan tugasnya.
d. Jawaban a, b, dan c benar b. Memberikan gaji kariyawan
c. Meminta keterangan atau informasi mengenai
69. Yang termasuk pesawat angkut diatas landasan dan pelaksanaan syarat-syarat K3 di tempat kerja.
diatas permukaan adalah d. Membuat surat teguran terhadap pelanggaran
a. Dongkrak, pneumatic, Gondola, keran tower dan ketentuan perundang-undangan K3 ditempat
takel kerja.
b. Eskalator, rantai berjalan dan ban berjalan
c. Truk, tractor, loader, truk derek dan forklift 75. Keputusan penunjukan Ahli Keselamatan dan
d. Semua benar Kesehatan Kerja akan dicabut kecuali:
a. Memenuhi peraturan perundangan K3.
b. Tidak memenuhi peraturan perundang-
undangan K3.
70. Berikut ini adalah beberapa syarat pemasangan c. Melakukan kesalahan dan kecerobohan
gondola, kecuali: sehingga menimbulkan keadaan berbahaya.
a. Tidak mempunyai rintangan pada tali baja d. Dengan sengaja atau karena kekhilafannya
penggantungnya menyebabkan terbukanya rahasia
b. Kemampuan daya ikat tuas pengaman terjamin perusahaan/instansi yang karena jabatannya
c. Wajib menggunakan motor diesel sebagai wajib untuk dirahasiakan.
penggerak
d. Kedudukan tali baja pada alurnya
76. Pengertian keselamatan kerja secara filosofis ialah:
a. Upaya untuk menjamin agar sumber produksi
dapat digunakan secara efisien.
b. Upaya untuk mencegah dan mengurangi
timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. 82. Sesuai dengan Permenaker No. Per. 04/Men/1987 atau
c. Suatu pemikiran dan upaya penerapannya pengurus wajib membentuk P2K3 di:
untuk menjamin keutuhan dan a. Setiap tempat kerja yang mempekerjakan
kesempurnaan khususnya tenaga kerja baik 100 orang atau lebih (Pasal 2)
jasmani, maupun rohani, naik karya dan b. Setiap perusahaan
buadaya menuju masyarakat adil makmur c. Kantor pusat suatu grup perusahaan
dan sejahtera. d. Setiap unit kerja di perusahaan besar
d. Upaya untuk menekan Cost dan berupaya untuk
menghasilkan produktifitas yan tinggi. 83. Pada pasal 86 UU 13 tahun 2003 ayat (1) menyatakan:
setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
77. Pengertian Keselamatan Kerja secara etimologi memperoleh perlindungan, berikut yang bukan bagian
adalah: dari ayat tersebut adalah perlindungan atas:
a. Suatu upaya perlindungan tenaga kerja a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
b. Suatu upaya agar tenaga kerja bekerja sehat b. Moral dan kesusilaan
serta selamat c. Penghidupan yang layak
c. Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam d. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan
upaya mencegah dan mengurangi kecelakaan martabat manusia serta nilai-nilai agama
dan penyakit akibat kerja
d. Upaya agar produksi tidak terganggu 84. Yang dimaksud dengan “pengurus” berdasarkan
undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan
78. Ahli keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan kerja adalah:
seorang yang memiliki kemampuan/keahlian khusus a. Orang yang memimpin langsung suatu
yang ditunjuk oleh menteri tenaga kerja dalam tempat kerja (Pasal 1)
mengawasi peraturan perundang-undangan K3. Ahli b. Setingkat manajemen perusahaan
K3 tersebut berasal dari: c. Pemegang saham
a. Dari Depnaker sendiri d. Pengusaha
b. Instansi diluar Depnaker
c. Dari Pemda setempat 85. Yang masuk didalam ruang lingkup objek pengawasan
d. Dari BUMN/BUMD K3 berdasarkan undang-undang No. 1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja adalah:
79. P2K3 yang dibentuk disuatu perusahaan terdiri dari a. Perusahaan swasta
unsur: b. Tempat kerja milik Negara
a. Tripartite c. Tempat kerja
b. Bipartite d. Tempat usaha yang memiliki potensi bahaya
c. Organisasi pekerja tinggi
d. Pimpinan perusahaan
86. Dalam rangka pembinaan kepada tenaga kerja,
80. Sumber bahaya yang termasuk didalam lingkunagan didalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang
kerja adalah: keselamatan kerja ialah suatu kewajiban perngurus
a. Tempat kerja yang kotor antara lain:
b. Cara pengamanan bahan yang salah a. Menunjukan dan menjelaskan kondisi dan
c. Kebisingan bahaya yang dapat timbul ditempat kerja
d. Jawaban a, b, dan c benar kepada tenaga kerja baru
b. Melakukan audit K3
81. Badan atau lembaga ditingkat perusahaan yang c. Mengadakan pemantauan lingkungan
bertugas memberi pertimbangan dan dapat membantu d. Mengadakan penyuluan kepada masyarakat
pelaksanaan usaha pencegahan kecelakaan serta dapat sekitar mengenai kemungkinan bahaya yang
memberikan penerangan yang efektif kepada para dapat timbul
pekerja adalah:
a. Forum bipartite 87. Berikut adalah peraturan perundangan terkait
b. Forum tripartite Kesehatan Kerja, kecuali:
c. P2K3 a. Kepmennakertrans No. Kep.68/Men/IV/2004
d. Forum komunikasi serikat pekerja perusahaan (HIV)
b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 333 b. syarat personil dalam penyelenggaraan
Tahun 1989 (Pelaporan PAK) pelayanan kesehatan kerja
c. Permennakertrans No. c. syarat lembaga pelayanan kesehatan kerja
Per.11/Men/2005(Narkoba) d. syarat saran dan prasarana penyelenggaraan
d. Permenaker No. 5 Tahun 2018 (kes pelayanan kesehatan kerja
lingkungan kerja)
94. Berikut pernyataan terkait Ruang P3K yang harus
88. Fungsi utama pelayanan kesehatan kerja yaitu: memenuhi ketentuan sebagai berikut, kecuali:
a. Penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan a. lokasi ruang P3K dekat jalan keluar, lokasi
tenaga kerja (awal, berkala, khusus) parkir dan mudah dijangkau
b. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan b. Bersih dan terang memiliki ventilasi yang baik
rehabilitas tenaga kerja c. diberi tanda dengan papan nama yang jelas dan
c. Sebagai sarana perilindungan tenaga kerja mudah dilihat
melalui program-program kesehatan kerja d. ruang P3K sekurang-kurangnya dilengkapi
yang bersifat komprehensif dengan toilet, kertas tisue, tandu, kotak P3K
d. Pusat informasi kesehatan
95. Berapa lama waktu pengusaha mengisi dan mengirim
89. Sebutkan jenis psikotropika golongan I: laporan tenaga kerja menderita penyakit akibat kerja
a. Ekstasi (PAK) ke Disnaker?
b. Amfetamin a. 1x24 jam
c. Metamvetamin b. 2x24 jam (Permanaker 1/1981 Pasal
d. Sabu-sabu 3)
c. 3x24 jam
90. Berdasarkan Permenakertrans No. 15/Men/VIII/2008 d. 4x24 jam
tentang P3K ditempat kerja, rasio jumlah petugas P3K
ditempat kerja yang tepat kecuali: 96. Tindakan P3K dan sosialisasi P3K pada pekerja
a. Tempat kerja potensi bahaya rendah, jumlah termasuk dalam upaya-upaya yang dilakukan ditempat
petugas P3K adalah 1 orang untuk setiap 25-150 kerja yang berhubungan dengan pengelolaan
orang pekerja kesehatan kerja:
b. Tempat kerja potensi bahaya tinggi, jumlah a. Upaya kuratif dan preventif
petugas P3K adalah 1 orang untuk setiap 100 b. Upaya promotif dan preventif
orang pekerja atau kurang c. Upaya kuratif dan promotif
c. Tempat kerja potensi bahaya rendah, jumlah d. Upaya preventif dan kuratif
petugas 1 orang untuk setiap kurang dari 25
orang pekerja 97. Tujuan dilakukan pemeriksaan kesehatan awal adalah:
d. Jawaban a dan b benar a. Agar tenaga kerja yang diterima berada dalam
kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya
91. Yang termasuk objek pengawasan norma kesehatan b. Tidak mempunyai penyakit menular yang akan
kerja: mengenai tenaga kerja lainnya
a. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja c. Cocok untuk pekerjaan yang dilakukan
b. Pelaksanaan P3K di tempat kerja d. Semua benar
c. Gizi Kerja
d. Semua benar 98. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja secara awal,
berkala dan khusus merupakan kewajiban dari pada
92. Peraturan perundangan yang terkait dengan pengusaha terhadap tenaga kerjanya. Peraturan yang
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja adalah: mengaturnya adalah:
a. Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980 a. Permenaker No. Per-03/Men/1982
b. PermennakertransNo. Per. 03/Men/1981 (PAK) b. Permenaker No. Per-02/Men/1980
c. Pasal 7 UU No. 1 Tahun 1970 c. Permenaker No. Per-51/Men/1997
d. b dan c benar d. Permenaker No. Per-04/Men/1998

93. Syarat-syarat penyelengaraan pelayanan kesehatan 99. Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan
kerja sebagai berikut, kecuali: yang terjadi ditempat kerja yang dipimpinnya, pada
a. syarat keterangan baik dari kepolisian pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Krja.
Ketentuan tersebut terdapat didalam Undang-Undang
No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pada
pasal:
a. Pasal 3
b. Pasal 8
c. Pasal 11
d. Pasal 15

100. Dalam pelaksanaan K3 di tempat kerja, upaya


pengendalian resiko dilakukan dengan urutan sebagai
berikut:
a. Identifikasi, monitoring, pengendalian
b. Monitoring, evaluasi, pengendalian.
c. Identifikasi, evaluasi, pengendalian,
monitoring.
d. Identifikasi, monitoring, evaluasi dan
pengendalian
ESSAI
1. Jelaskan syarat sebuah perusahaan/tempat kerja wajib membentuk P2K3 lengkap dengan landasan hukumnya!
Permenaker No. 4 Tahun 1987 tentang P2K3 dan Tata Cara Penunjukkan Ahli Keselamatan Kerja, Tempat kerja yang
wajib membentuk lembaga P2K3 sebagai berikut:
Pasal 2
1) Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib membentuk P2K3.
2) Tempat kerja dimaksud ayat (1) ialah:
a. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan 100 orang atau lebih;
b. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus mempekerjakan kurang dari 100 orang, akan tetapi menggunakan
bahan, proses dan instalasi yang mempunyai risiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan
dan penyinaran radioaktif.

2. Jelaskan Struktur P2K3 di dalam Perusahaan, ditetapkan oleh siapa beserta fungsinya!
a. Keanggotaan P2K3
Permenaker No. 4 Tahun 1987
Pasal 3 ayat 1 & 2
1. Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
Anggota.
2. Sekretaris P2K3 ialah ahli Keselamatan Kerja dari perusahaan yang bersangkutan.
b. Penunjukkan P2K3
Pasal 3 ayat 3
P2K3 ditetapkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuknya atas usul dari pengusaha atau pengurus yang
bersangkutan.
c. Tugas & Fungsi P2K3
Pasal 4 ayat 1 (Tugas)
P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha atau
pengurus mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
Pasal 4 ayat 2 (fungsi)
a. Menghimpun dan mengolah data tentang K3 di tempat kerja
b. Membantu menunjukan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja:
▪ Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan K3 termasuk bahaya kebakaran dan
peledakan serta cara penanggulangannya
▪ Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktifitas kerja
▪ APD bagi tenaga kerja yang bersangkutan
▪ Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya
c. Membantu pengusaha atau pengurus dalam:
• Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja;
• Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik;
• Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja;
• Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja serta mengambil langkah-langkah yang
diperlukan;
• Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan kerja, hygiene perusahaan, kesehatan kerja dan
ergonomi;
• Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan makanan di perusahaan;
• Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja;
• Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja;
d. Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan manajemen dan pedoman kerja dalam rangka upaya
meningkatkan keselamatan kerja, hygiene perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi dan gizi kerja

3. Jelaskan kewajiban dan kewenangan Ahli K3 Umum!


a. Tugas Ahli K3
Membantu pimpinan perusahaan atau pengurus menyelenggarakann dan meningkatkan usaha keselamatan kerja, hygiene
perusahaan dan kesehatan kerja, membantu pengawsan ditaatinya ketentuan-ketentuan perundang-undangan bidang K3

b. Kewajiban Ahli K3
Permenaker 02 Thn 1992 ttg Tata Cara Penunjukkan, Kewajiban & Wewenang Ahli K3
Pasal 9
Kewajiban Ahli K3 meliputi:
1) Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undanga keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan
bidang yang ditentukan dalam keputusan penunjukkannya
2) Memberikan laporan kepada Menteri Tenaga Kerja atau pejabat yang ditunjuk menganai hasil pelaksanaan tugas
dengan ketentuan sebagai berikut:
- Untuk ahli keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerha satu dalam 3 (tiga) bulan, kecuali ditentukan lain
- Untuk ahli keselamatan dan kesehatan kerja diperusahaan yang memberikan jasa dibidang keselamatan dan
kesehatan kerja setiap saaar setalah selesai melakukan kegiatannya
3) Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia perusahaan/instansi yang didapat berhubung dengan jabatannya

b. Wewenang Ahli K3
Permenaker 02 Thn 1992
Pasal 10
1) Memasuki tempat kerja sesuai dnegan keputusan penunjukkannya
2) Meminta keterangan dan/atau informasi mengenai pelaksanaan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja sesuai dengan keputusan penunjukkannya
3) Memonitor, memeriksa, menguji menganalisa mengevaluasi dan memberikan persyaratan serta pembinaan
keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi:
▪ Keadaan fasilitas tenaga kerja
▪ Keadaan mesin-mesin, pesawat, alat-alat kerja, instalasi serta peralatan lainnya
▪ Penanganan bahan-bahan
▪ Proses produksi
▪ Sifat pekerjaan
▪ Cara kerja
▪ Lingkungan kerja

4. Apa isi dari MSDS/LDKB dan Label! Lengkap dengan dasar hukumnya!
MSDS (Material Safety Data Sheet)/LDKB (Lembar Data Kerja Bahan)
a. LDKB
Kepmenaker 187 Thn 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
Pasal 4 Ayat 1
Lembar Data Keselamatan Bahan meliputi:
a. Identitas bahan dan perusahaan i. Sifat fisika dan kimia
b. Komposisi bahan j. Stabilitas dan reaktifitas bahan
c. Identifikasi bahaya k. Informasi toksikolohi
d. Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan l. Informasi ekologi
(P3K) m. Pembuangan limbah
e. Tindakan penanggulangan kebakaran n. Pengangkutan bahan
f. Tindakan mengatasi kebocoran dan tumpahan o. Informasi pertauran perundang-undangan yang
g. Penyimpanan dan penanganan bahan berlaku
h. Pengendalian pemajanan dan alat pelindung diri p. Infromasi lain yang diperlukan

b. Label
Kepmenaker 187 Thn 1999
Pasal 5
Label meliputi:
a. Nama produk g. Instruksi kebakaran
b. Identifikasi bahaya h. Instruksi tumpahan atau bocoran
c. Tanda bahaya dan artinya i. Instruksi pengisian dan penyimpanan
d. Uraian risiko dan penanggulangannya j. Referensi
e. Tindakan pencegahan k. Nama, alamat, dan nomor telepon pabrik
f. Instruksi dalam hal terkena atau terpapar pembuat atau distributor
5. Jelaskan cara penyelengaraan pelayanan kesehatan kerja lengkap dengan landasan hukumnya!
Permenaker No. 03 Thn 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
Pasal 4 Ayat 1
Penyelengaraan pelayanan kesehatan kerja dapat:
a. Diselenggrakan sendiri oleh pengurus
b. Diselenggarakkan oleh pengurus dengan mengadakan ikatan dengan dokter atau pelayanan kesehatan
c. Pengurus dari beberapa perusahaan serta bersama -sama menyelenggarakan suatu pelayanan kesehatan kerja

6. Jelaskan penentuan petugas P3K dan syarat wajib pengurus dalam mengatu rtersedianya petugas P3K ditempat
kerja!
a. Petugas P3K
Permenaker No.15 Thn 2008 ttg P3K di Tempat Kerja
Pasal 5 Ayat 1
Petugas P3K di tempat kerja ditentukan berdasarkan jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya ditempat kerja, dengan
rasio yang tercntum pada lampiran I Permen ini.
b. Kewajiban pengurus terhadap petugas P3K
Permenaker No.15 Thn 2008
Pasal 5 Ayat 2
▪ Tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500meter lebih sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja
▪ Tempat kerja di setiap lantai yang berbeda gedung bertingkat sesuai jumlah pekerja buruh dan potensi bahaya di tempat
kerja
▪ Tempat kerja dengan jadwal kerja shift sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja
7. Jelaskan 5 Prinsip dasar SMK3! Lengkap dengan dasar hukum terkait SMK3!
PP 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
Pasal 6 (Prinsip SMK3)
1. Penetapan kebijakan K3
2. Perencanaan K3
3. Pelaksanaan rencana K3
4. Pemantauan dan evaluasi kinerha K3
5. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3

8. Jelaskan kewajiban pengurus menurut Undang- Undang No. 1 Tahun 1970!


Pasal 14
Pengurus diwajibkan
a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan,
sehelai Undangundang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada
tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja;
b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan
pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
Keselamatan Kerja;
c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-
petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

9. Jelaskan hak dan kewajiban tenaga kerja (UU No. 1 Tahun 1970)!
Bab VIII Pasal 12
Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan/atau hak tenaga kerja untuk:
a. Memberikan keterngan yang benar bila dimnta oleh pegawai pengawas dan/atau ahli keselamatan kerja
b. Memakai alat -alat perlindungan diri yang diwajibkan
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan
d. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamtan dan kesehatan kerha serta alat-alat perlindungan
diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khuus distentukan lain oleh pegawao pengawasa dalam
bats-batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan
10. Sebutkan ruang lingkup K3 Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut lengkap dengan dasar hukumnya!
Permenaker No. 08 Thn 2020
Pasal 5
Ruang lingkup K3 Pesawat Angkat dan Angkut meliputi:
1) Perencanaan dan pembuatan
2) Pemasangan dan/atau perakitan
3) Pemakaian atau pengoperasian
4) Pemeliharaan dan perawatan
5) Perbaikan, perubahan atau modifikasi

11. Sebutkan dan jelaskan hirarki pengendalian risiko!


Hirarki pengendalian risiko digambarkan pada segitiga terbalik, dimana hal ini dimaksudkan untuk mencegah risiko
terjadinya kecelakaan
1) Eliminasi
Menghilangkan sumber bahay dari tempat kerja
2) Subsitusi
Mengganti alat/bahan yang memiliki potensi bahaya tinggi ke bahan dengan potensi lebih rendah
3) Engineering Control
Melakukan rekayasa teknis dari alat yang digunakan pada proses produksi
4) Adminitrasi
Melakukan rekayasa sistematis di tempat kerja seperti rambu, SOP, orang, dan barang
5) Alat Pelindung Diri
Memberikan alat pelindung diri pada pekerja, sebegai langkah paling akhir dalam pencegahan risiko terjadinya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

12. Sebutkan dan jelaskan kewajiban pengurus dalam mengurangi, mencegah dan memadamkan kebakaran sesuai
Kepmenakertrans No.186/1999!
Kepmenakertrans No 186/1999!
Pasal 2
Pengurus / pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, latihan penggulangan kebakaran di
tempat kerja meliputi:
a. Pengendalian setiap bentuk energy
b.Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan saran evakuasi
c. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas
d.Pembentukan unit penggulangan kebakaran di tempat kerja
b.Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala
c. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50
orang tenaga kerja dan/atau tempat kerja yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat

13. Jelaskan pengertian SMK3 dan Audit SMK3!


a. SMK3 (PP 50 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1)
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang b€rkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
b. Audit SMK3 (PP 50 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 6)
Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan
untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan.

14. Apa yang disebut dengan bahan kimia berbahaya? Sebutkan faktor-faktor yang memengaruhi tingkat bahaya dari
bahan kima berbahaya
a. Bahan kimia berbahaya
Bahan Kimia Berbahaya adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia atau
fisika dan atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan lingkungan.
b. Faktor yang mempengaruhi sifat bahaya
▪ Daya Racun ▪ Jenis bahan kimia
▪ Cara bahan kimia masuk ke dalam tubuh ▪ Efek kombinasi
▪ Lama paparan ▪ Kerentanan korban paparan bahan kimia
▪ Konsentrasi

15. Sebutkan kewajiban pengusaha dalam mengendalikan bahan kimia berbahaya berdasarkan potensi bahayanya!
Kewajiban pengurus dalam mengendalikan bahan kimia berbahaya
Permenaker 187 Thn 1999
a. Potensi Bahaya Besar (Pasal 16)
1) Mempekerjakan petugas K3 Kimia dengan ketentuan apabila dipekerjakan dengan sistem kerja nonshift sekurang-
kurangnya 2 (dua) orang dan apabila dipekerjakan dengan sistem kerja shift sekurang-kurangnya 5 (lima) orang.
2) Mempekerjakan Ahli K3 Kimia sekurang-kurangnya 1 (satu) orang;
3) Membuat dokumen pengendalian potensi bahaya besar;
4) Melaporkan setiap perubahan nama bahan kimia dan kuantitas bahan kimia proses dan modifikasi instalasi yang
digunakan;
5) Melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia yang ada di tempat kerja sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan
sekali;
6) Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi yang ada di tempat kerja sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sekali;
7) Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 (satu)
tahun sekali.
b. Potensi Bahaya Menengah (Pasal 17)
1) Mempunyai petugas K3 Kimia dengan ketentuan apabila dipekerjakan dengan sistem kerja nonshift sekurang-
kurangnya 1 (satu) orang, dan apabila dipekerjakan dengan mempergunakan shift sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang;
2) Membuat dokumen pengendalian potensi bahaya menengah;
3) Melaporkan setiap perubahan nama bahan kimia dan kuantitas bahan kimia proses dan modifikasi instalasi
yang digunakan;
4) Melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia yang ada di tempat kerja ekurang-kurangnya 1 (satu) tahun
sekali;
5) Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi yang ada di tempat kerja sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun
sekali;
6) Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali.

16. Sebutkan hal yang harus diperhatikan dalam pembentukkan unit penanggulangan kebakaran diperusahaan dan
sebutkan unit penanggulangan kebakaran lengkap dengan dasar hukumnya!
Permenaker 189 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran
a. Hal yang harus diperhatikan dalam pembentukkan unit penanggulangan kebakaran
Pasal 3
Pembentukan unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) dengan memperhatikan
jumlah tenaga kerja dan atau klasifikasi tingkat potensi bahaya kebakaran.

Pasal 4
(1) Klasifikasi tingkat potensi bahaya kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 terdiri:
a. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran ringan;
b. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang I
c. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang II
d. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sedang III dan;
e. klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran berat.
(2) Jenis tempat kerja menurut klasifikasi tingkat resiko bahaya kebakaran sebagaimana dimaksud ayat (1) seperti
tercantum dalam Lampiran I Keputusan Menteri ini.

b. Unit penanggulangan kebakaran kebakaran


Pasal 5
Unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 terdiri dari:
a. Petugas peran kebakaran;
b. Regu penanggulangan kebakaran;
c. Koordinator unit penanggulangan kebakaran;
d. Ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagai penanggung jawab teknis.
17. Jelaskan mengapa setiap karyawan harus melakukan pemeriksaan awal, berkala, dan khusus?
Hal ini sesuai dengan Permenaker 02 Tahun 1980 tentang Pemeriksaaan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan
keselamatan kerja
c. Pemeriksaan Awal
Pasal 2 Ayat 1
Pemeriksaan Kesehatan sebelum bekerja ditujukan agar tenaga kerja yang diterima berada dalam kondisi kesehatan
yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit menular yang akan mengenai tenaga kerja lainnya, dan cocok untuk
pekerjaan yang akan dilakukan sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dan tenaga kerja
yang lain-lainnya dapat dijamin.

d. Pemeriksaan Berkala
Pasal 3 Ayat 1
Pemeriksaan Kesehatan Berkala dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja sesudah berada
dalam pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu
dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan.

c. Pemeriksaan Khusus
Pasal 5 Ayat 1
Pemeriksaan Kesehatan khusus dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruhpengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap
tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja tertentu.

STUDI KASUS

1. Apakah perusahaan tersebut wajib menerapkan SMK3? Jelaskan alasannya!


2. Jelaskan langkah-langkah penerapan SMK3! (jika perusahaan tersebut tersebut wajib menerapkan SMK3)
3. Jelaskan langkah dalam pengendalian bahan kimia berbahaya diperusahaan tersebut!
Pasal 2 Kepmenaker 189 Thn 1999
Pengusaha atau pengurus yang menggunakan, menyimpan, memakai, memproduksi dan mengangkut bahan kimia
berbahaya di tempat kerja wajib mengendalikan bahan kimia berbahaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja.
Pasal 3 Kepmenaker 189 Thn 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
Pengendalian bahan kimia berbahaya sebagaimana dimaksud pasal 2 meliputi:
a. penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) dan label;
b. penunjukan petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia.

Anda mungkin juga menyukai