Lap - Sementera - Indeks Bias
Lap - Sementera - Indeks Bias
INDEKS BIAS
Disusun Oleh:
I Gusti Ayu Sri Candramukhi Devi Dasi (2309482010057)
Ni Kadek Dwipayanti (2309482010058)
Ni Luh Sintia Dewi (2309482010059)
Kadek Sri Ayu Fadma (2309482010060)
Ida Ayu Putu Sasmitha Devi (2309482010061)
Gek Diah Dewi Stiati (2309482010062)
Ni Nengah Sindy Maharani Putri (2309482010063)
I Putu Gede Ari Guna Pradnyana (2309482010064)
I Gusti Ayu Ratih Pramiari (2309482010065)
I Gede Arta Dana (2309482010066)
Ni Putu Lilik Setiawati (2309482010067)
SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2024
INDEKS BIAS
1.Tujuan Pratikum
Setelah mengikuti percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu:
a) Menggunakan refractometer Abbe untuk mengukur indeks bias larutan
b) Menghitung bias molar suatu cairan
2.Dasar Teori
Dalam bidang industri indeks bias dapat digunakan untuk pengukuran parameter fisik
seperti suhu,konsentrasi, tekanan, dan lain-lain (Zamroni, 2013: 108).
Indeks bias merupakan perbandingan kecepatan cahaya pada ruang hampa udara dengan
kecepatan cahaya pada suatu medium (Faradilah dan Hendri, 2019: 140). Pada hukum
Snelius menjelaskan proses pembiasan terjadi disaat suatu gelombang masuk ke dalam
medium yang memiliki indeks bias lebih kecil maka arah rambat gelombangnya akan
menjauhi garis normal dan sebaliknya (Abdullah, 2017:610).
Nilai indeks bias cahaya pada tiap fluida berbeda-beda. Semakin besar kerapatan
optiknya pada fluida tersebut maka semakin besar nilai indeks biasnya. Cahaya yang
memasuki fluida tersebut akan terpecah menjadi cahaya yang dipantulkan dan cahaya
yang diteruskan (pembiasan cahaya). Tiap cahaya yang dipantulkan dan dibiaskan pada
jenis fluida yang bermacam- macam memiliki intensitas cahaya yang berbeda. Intensitas
cahaya merupakan daya dari sumber cahaya yang dipancarkan pada sudut tertentu
(Zelviana, 2018: 204-205).
Semakin terang suatu cahaya maka semakin tinggi pula kepadatan cahaya tersebut.
Kontras cahaya yang terlalu besar bisa saja menimbulkan distribusi cahaya yang tidak
merata. Hal tersebut diakibatkan oleh mata yang tidak melihat langsung cahaya yang
berasal dari sumber cahaya, tetapi mata melihat cahaya yang dipantulkan oleh objek
tersebut ke mata. (Gunandhi, 2002: 50). Intensitas cahaya yang disebabkan oleh
pemantulan dan pembiasan memiliki nilai transimisi (dibiaskan) dan refleksi
(dipantulkan). Perbandingan intensitas cahaya setelah mengenai bahan dan sebelum
menyentuh
Bahan dapat ditunjukkan melalui persamaan berikut:
R= I1/I0
T= I1/I0
R merupakan nilai Reflektansi, T adalah Transmitansi, I0 adalah intensitas cahaya
sebelum memasuki fluida dan I1 adalah intensitas cahaya setelah memasuki fluida.
Apabila gelombang cahaya yang datang tegak lurus dengan bidang batas dan θ1 = θ2 =
0° maka akan berlaku persamaan sebagai berikut:
R= n2-n1 / n1+n2
T= 2n1 / n1+n2
Bias molar (Rm) berhubungan dengan indeks bias dan sifat molekul senyawa. Bias
molar merupakan sifat aditif dan konstitutif. Bias molar merupakan jumlah kontribusi
bias atom dan bias ikatan. Bias molar dihitung dengan rumus :
Dimana n adalah indeks bias, M adalah berat molekul dan ρ adalah kerapatan senyaw
3. Pelaksanaa praktikum
Bahan: 10%, sukrosa 20%, sukrosa 30% sukrosa 40% dan sukrosa 50%,
alkohol absolut
Alat : Labu takar 10 ml, piknometer 10 ml, timbangan analitik, refractometer
Abbe
Cara kerja.
B. Penentuan kerapatan.
Lakukan hal yang serupa pada gliserin dan larutkan sukrosa dalam berbagai
Konsntrasi, tentukan kerapatan masing-masing larutan c.
Baca dan catat indeks bias yang ditunjukan oleh alat, baca
dan catat suhu yang ditunjukkan oleh thermostat,hitung
bias molar larutan uji