Anda di halaman 1dari 11

PENGUKURAN DI LABORATORIUM

REFRAKTOMETER
Ni Kadek Diah Suci Purwanti, 1108105028
J urusan Kimia FMI PA Universitas Udayana, Bukit J imbaran

ABSTRAK

Densitas, indeks bias, titik didih, dan kromatografi serta spektrum adalah beberapa
data terapan fisik yang merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk menentukan
sesuatu yang belum diketahui. Densitas dan refraktometri digunakan dalam praktikum ini
untek mengamati dan mengukur serta membuat perhitungan matematis beberapa sampel yang
ditandai dengan air, zat A, zat B, zat C dan zat D. Besar densitasnya berturut-turut pada
volume piknometer 10 ml adalah 0,9850 g/ml; 0,9940 g/ml ; 0,9164 g/ml ;0,9070 g/ml ;dan
0,9820 g/ml.
Dan dalam praktikum refraktometri, indeks bias dari hasil pengamatan dan hasil
perhitungan, konsentrasi dari masing-masing zat dapat diketahui. Semakin besar suatu indeks
bias maka konsentrasi suatu zat juga semakin besar. Hasil perhitungan indeks bias rata-rata
air, zat A, zat B, zat C, dan zat D adalah 1,3320, 1,3353; 1,3304; 1,4600; 1,3303. Dimana zat
C memiliki konsentrasi terbesar dan zat D memiliki konsentrasi terkecil.

Kata Kunci: Densitas, refraktometri, indeks bias


PENDAHULUAN

Refraktometer adalah alat yang
digunakan untuk mengukur kadar/
konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula,
garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari
refraktometer sesuai dengan namanya
adalah memanfaatkan refraksi cahaya.
Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernest
Abbe seorang ilmuan dari German pada
permulaan abad 20 (Anonim, 2010).
Indeks bias adalah perbandingan
kecepatan cahaya dalam udara dengan
kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks
bias berfungsi untuk identifikasi zat
kemurnian, suhu pengukuran dilakukan
pada suhu 20
o
C dan suhu tersebut harus
benar-benar diatur dan dipertahankan karena
sangat mempengaruhi indeks bias. Harga
indeks bias dinyatakan dalam farmakope
Indonesia edisi empat dinyatakan garis (D)
cahaya natrium pada panjang gelombang
589,0 nm dan 589,6 nm. Factor-faktor yang
mempengaruhi indeks bias cairan yaitu:
1. Berbanding terbalik dengan suhu
2. Berbanding terbalik dengan panjang
gelombang
3. Berbanding lurus dengan tekanan
4. Berbanding lurus dengan konsentrasi
Umumnya alat dirancang untuk digunakan
dengan cahaya putih. Alat yang digunakan
untuk mengukur indeks bias adalah
refraktometer ABBE. Untuk mencapai
kestabilan, alat harus dikalibrasi dengan
menggunakan plat glass standart (Anonim,
2010).

Densitas merupakan salah satu
parameter terpenting dalam mempelajari
dinamika laut. Perbedaan densitas yang
kecil secara horisontal (misalnya akibat
perbedaan pemanasan di permukaan) dapat
menghasilkan arus laut yang sangat kuat.
Oleh karena itu penentuan densitas
merupakan hal yang sangat penting dalam
oseanografi. Lambang yang digunakan
untuk menyatakan densitas adalah (rho).
Densitas air laut bergantung pada
temperatur (), salinitas () dan tekanan ().
Kebergantungan ini dikenal sebagai
persamaan keadaan air laut (Equation of
State of Sea Water):

Penentuan dasar pertama dalam membuat
persamaan di atas dilakukan oleh Knudsen
dan Ekman pada tahun 1902. Pada
persamaan mereka, dinyatakan dalam g
cm
-3
. Penentuan dasar yang baru didasarkan
pada data tekanan dan salinitas dengan
kisaran yang lebih besar, menghasilkan
persamaan densitas baru yang dikenal
sebagai Persamaan Keadaan Internasional
(The International Equation of State, 1980).
Persamaan ini menggunakan temperatur
dalam
o
C, salinitas dari Skala Salinitas
Praktis dan tekanan dalam dbar (1 dbar =
10.000 pascal = 10.000 N m
-2
). Densitas
dalam persamaan ini dinyatakan dalam kg
m
-3
. Jadi, densitas dengan harga 1,025 g cm
-
3
dalam rumusan yang lama sama dengan
densitas dengan harga 1025 kg m
-3
dalam
Persamaan Keadaan Internasional.
Refraktometer Abbe adalah
refraktometer untuk mengukur indeks bias
cairan, padatan dalam cairan atau serbuk
dengan indeks bias dari 1,300 sampai 1,700
dan persentase padatan 0 sampai 95%, alat
untuk menentukan indeks bias minyak,
lemak, gelas optis, larutan gula, dan
sebagainnya, indeks bias antara 1,300 dan
1,700 dapat dibaca langsung dengan
ketelitian sampai 0,001 dan dapat
diperkirakan sampai 0,0002 dari gelas skala
di dalam (Mulyono, 1997).
Pengukurannya didasarkan atas
prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui
prisma-cahaya hanya bisa melewati bidang
batas antara cairan dan prisma kerja dengan
suatu sudut yang terletak dalam batas-batas
tertentu yang ditentukan oleh sudut batas
antara cairan dan alas.
Densitas bervaraiasi keseimbangan
antara penguapan dan presipitasi, serta
besarnya pencampuran antara air permukaan
dan air di kedalaman. Secara umum,
perubahan densitas tidak mempengaruhi
proporsi relatif ion-ion utama. Konsentrasi
ion-ion berubah dalam proporsi yang sama
yaitu rasio ioniknya tetap konstan. Dengan
pengecualian, terdapat variasi rasio kalsium
dan bikarbonat yang relatif kecil karena
keterlibatan unsur tersebut dalam proses
biologi dengan rasio kalsium dan bikarbonat
pada densitas adalah 0,5% dan 10-20% lebih
bar dikedalaman dari pada dalam air
permukaan (Anugerah 2000 : 32).


BAHAN DAN METODE

Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada
praktikum ini adalah aquades dan berbagai
macam air, zat A, B, C, dan D.

Peralatan
Peralatan yang digunakan pada
praktikum ini adalah labu takar 250 mL,
gelas piala 250 mL, piknometer, dan
refraktometer.

Cara kerja
Densitas
Zat cair disiapkan dalam suatu wadah
sebanyak 30 mL kemudian ditempatkan
dalam bak air pada suhu 25C. Piknometer
ditimbang dan disumbat dengan neraca
analitis. Zat cair diisikan ke dalam
piknometer kering yang telah ditimbang
kira-kira setengahnya. Piknometer ditutup
dengan hati-hati sampai tidak ada
gelembung udara yang terperangkap. Zat
cair yang tersisa dibiarkan meluap dari
kapiler, selanjutnya bagian luar dan ujung
kapiler piknometer dikeringkan dengan tisu.
Piknometer yang berisi larutan ditimbang
kembali. Densitas zat cair dihitung dengan
persamaan:
meter massapikno
ir massazatca
d =

Refraktometri
Air dari bak thermostat sedang
disirkulasi melalui prisma dan temperatur
konstan diuji. Prisma yang diiluminasi dan
refraksi digantung bersama-sama sepanjang
satu sisi dan diklem pada sisi yang
berlawanan. Klem dibuka dan prisma
dipisahkan. Kedua permukaan prisma
dibersihkan dengan hati-hati dengan tissue
yang dibubuhi alkohol. Bila permukaan
prisma sudah bersih dan kering, keduanya
dibawa bersama-sama dan klem ditutup.
Sampel diberi dengan tetes mata atau
dipipet ke dalam lubang isian. Dengan knop
logam knurled dapat memutar prisma yang
terpasang sumbu horizontal dengan tetap
menjaga posisi dari cermin dan teleskop.
Prisma diputar sampai batas diantara medan
terang dan gelap terlihat dengan jelas pada
teleskop. Cermin diatur sebaiknya untuk
dapat memantulkan sinar sepanjang sumbu
teleskop. Posisi terbaik dapat diperoleh
dengan mencoba bila zat cair sudah
diberikan, dan suatu saat tidak perlu
mengadakan perubahan setelan itu untuk
mendapatkan sumber cahaya yang baik.
Pada ujung bawah dari teleskop,
terdapat knop logam knurled yang berfungsi
mengatur kompensator Abbe. Pengaturan
dianggap benar, jika terlihat batas yang
tajam antara daerah yang terang dan gelap.
Prisma diputar hingga batas daerah terang
dan gelap tepat berimpit dengan titik potong
dari garis silang untuk membuat garis
silang. Indeks refraksi dapat dibaca dari
skala, suatu saat pengaturan yang
selanjutnya telah dibuat. Lensa mata dari
pembacaan skala teleskop dapat diatur untuk
membuat skala menjadi fokus yang tajam.
Untuk menyelesaikan pengaturan,
permukaan prisma dibersihkan dan ketika
kering, prisma diklem menjadi satu. Penutup
protektif peralatan ditutup.
Prisma, teleskop, dan cermin yang
jelas dapat diputar sebagai unit tunggal
sepanjang sumbu horizontal. Dengan cara
ini memungkinkan untuk membuat
permukaan prisma yang jelas menjadi posisi
horizontal. Sehingga sebagai alternatif,
setetes zat cair dapat ditranfer secara
langsung ke permukaan prisma.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Densitas
Densitas atau rapat massa suatu
fluida merupakan perbandingan antara
massa (m) dan volume (v). Densitas suatu
fluida dipengaruhi oleh temperatur. Dengan
adanya perubahan temperatur pada suatu
fluida, volume fluida akan berubah, hal
inilah yang menyebabkan densitas fluida
berbeda untuk tiap temperatur. Peningkatan
temperatur fluida mengakibatkan densitas
fluida tersebut menurun, karena terjadi
pemuaian volume cairan saat temperatur
dinaikkan. Sesuai dengan persamaan
(densitas) berbanding terbalik dengan
volume, maka semakin tinggi temperatur
suatu cairan, volumenya semakin besar dan
nilai densitasnya semakin kecil. Densitas
suatu fluida dapat ditentukan dengan
pengukuran menggunakan piknometer.
Piknometer adalah suatu alat yang terbuat
dari kaca, yang digunakan untuk mengukur
nilai densitas fluida. Piknometer memiliki
berbagai ukuran, salah satunya yang
digunakan dalam percobaan ini, yaitu
piknometer 10 ml dan 50 ml.
Pengukuran densitas suatu cairan
dengan piknometer dilakukan dengan
mengukur massa dari sejumlah volume
tertentu. Sebelum digunakan untuk
pengukuran, piknometer harus dikalibrasi
terlebih dahulu. Tujuan kalibrasi piknometer
adalah untuk mengetahui volume
piknometer dari berbagai suhu yang
digunakan dalam percobaan karena volume
piknometer adalah fungsi temperatur.
Volume piknometer akan berubah dengan
adanya perubahan temperatur. Pada
temperatur yang tinggi, volume piknometer
akan meningkat.
Mula-mula piknometer kosong
ditimbang, lalu dicatat massanya. Sesuai
data percobaan, massa piknometer untuk
masing-masing zat A, B, C, D, dan zat cair
adalah 11,64 gram, 38,60 gram, 38,54 gram,
38,60 gram, dan 11,64 gram. Kemudian
piknometer diisi dengan zat sampel dan air,
ditimbang, dan dicatat massanya. Massanya
adalah 21,83 gram, 89,17 gram, 84,36 gram,
88,74 gram, dan 21,73 gram. Massazat
sampel dan air dapat dihitung dari selisih
antara massa piknometer yang diisi zat
sampel dan air dan massa piknometer
kosong. Volume piknometer akan sama
dengan volume air yang diperoleh dengan
cara membagi massa air terhadap terhadap
densitas air pada temperatur tertentu yang
didapat dari literatur. Berdasarkan
perhitungan, densitas untuk masing-masing
air, zat A, B, C dan D pada volume
piknometer 10 ml adalah 0,9850 g/ml;
0,9940 g/ml ; 0,9164 g/ml ;0,9070 g/ml ;dan
0,9820 g/ml.

N
o
.
Zat
Ca
ir
Massa
Botol
Kosong
Massa
Botol
+ Zat
Cair
Volum
e
Pikno
meter
Densit
as
1
.
Air 12,59 g 22,44
g
10 ml 0,985
0 g/ml
2
.
A 12,59 g 22,53
g
10 ml 0,994
0g/ml
3
.
B 12,59 g 22,42
g
10 ml 0,916
4g/ml
4
.
C 12,59 g 21,66
g
10 ml 0,907
0g/ml
5
.
D 12,59 g 22,41
g
10 ml 0,982
0g/ml
Tabel 1. Data Densitas Sampel

Pengkalibrasian dengan piknometer
menggunakan air karena data densitas air
dalam berbagai temperatur mudah didapat.
Selain itu, air dipilih sebagai cairan yang
digunakan pada saat kalibrasi karena air
termasuk fluida Newtonian dimana data
viskositasnya tidak berubah ketika terdapat
gaya lain yang bekerja pada fluida, air juga
mudah diperoleh dalam keadaan murni,
stabil, dan memiliki sifat yang tidak mudah
menguap pada suhu kamar dan relatif stabil
karena titik didihnya yang tinggi.

Refraktometri
Pada percobaan refraktometri ini,
diperiksa indeks bias dari beberapa sampel.
Indeks bias merupakan perbandingan
kecepatan cahaya dalam udara dengan
kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks
bias berfungsi untuk mengidentifikasi zat
deteksi kemurnian. Suhu pengukuran
dilakukan pada suhu 25
o
C dan suhu tersebut
harus benar-benar diatur dan dipertahankan
karena sangat mempengaruhi indeks bias.
Prinsip kerja dari refraktometer yaitu
jika sampel merupakan larutan dengan
konsentrasi rendah, maka sudut refraksi
akan lebar dikarenakan perbedaan refraksi
dari prisma dan sampel besar.
Pada percobaan ini digunakan empat
sampel zat yang berbeda, dengan indeks
bias berbeda pula. Keempat sampel yang
digunakan adalah air, zat A, zat B, zat C dan
zat D. Indeks bias dari keempat sampel
tersebut berturut-turut adalah 1,3320,
1,3353; 1,3304; 1,4600; 1,3303. Aquades
digunakan sebagai kontrol karena indeks
biasnya 0.
Pengamatan dilakukan sebanyak tiga
kali dengan tujuan agar diperoleh hasil yang
benar dan akurat. Perhitungannya adalah:
1. Zat cair (air)
Diketahui
1
= 1,3320

2
= 1,3320

3
= 1,3320

4
= 1,3320
Ditanya indeks bias rata-rata
Jawab
n
a a a a
a
4 3 2 1
+ + +
=

4
3320 , 1 3320 , 1 3320 , 1 3320 , 1 + + +
= a

4
3280 , 5
= a
= 3320 , 1 a

Indeks bias rata-rata
( ) ( ) = 0 3320 , 1 SD a
Dengan cara yang sama, dapat
dihitung indeks bias rata-rata untuk zat A,
zat B, zat C, dan zat D.

N
o
Jen
is
Zat
Indeks
Bias
Penga
matan
1
Indeks
Bias
Penga
matan
2
Indeks
Bias
Penga
matan
3
Indeks
Bias
Rata-
Rata
1
.
Zat
cair
1,3320

1,3320

1,3320

13320
0

2
.
Zat
A
1,3320

1,3320

1,3320

13353
28868. 10
5

3
.
Zat
B
1,3362

1,3362

1,3362

13304
81649. 10
5

4
.
Zat
C
1,4633

1,4633

1,4633

14600
0
5
.
Zat
D
1,3325

1,3325

1,3325

13303
7071110
5

Tabel 2. Indeks Bias Rata-rata

Air, Zat A, Zat B, Zat C dan Zat D
yang diberikan sebagai sampel belum
diketahui konsentrasinya. Berdasarkan
indeks bias dari hasil pengamatan dan hasil
perhitungan, konsentrasi dari masing-
masing zat dapat diketahui. Semakin besar
suatu indeks bias maka konsentrasi suatu zat
juga semakin besar. Untuk praktikum ini zat
yang memiliki konsentrasi terbesar adalah
zat A dengan indeks bias sebesar 13353
28868. 10
5
dan zat D memiliki
konsentrasi terkecil dengan indeks bias
sebesar 1,46000.

SIMPULAN

1) Refraktometer digunakan untuk
menentukan besar indeks bias dari
zat cair.
2) Prinsip kerja dari alat ini adalah
pengukuran sudut kritis.
3) Semakin besar % karutan semakin
besar pula indeks biasnya.
4) Kecepatan cahaya dalam medium
cairan lebih kecil dibandingkan
kecepan cahaya diruang hampa,
yang dilihat dari besarnya indeks
bias lebih dari 1
5) Dalam percobaan ini, indeks bias
yang di dapat secara berturut-turut
1,3320, 1,3353; 1,3304; 1,4600;
1,3303.
6) Dan untuk nilai densitas didapatkan
secara berturut-turut 0,9850 g/ml;
0,9940 g/ml ; 0,9164 g/ml ;0,9070
g/ml ;dan 0,9820 g/ml.
Untuk praktikum refraktometri, indeks
bias dari hasil pengamatan dan hasil
perhitungan, konsentrasi dari masing-
masing zat dapat diketahui. Semakin besar
suatu indeks bias maka konsentrasi suatu zat
juga semakin besar. Hasil perhitungan
indeks bias rata-rata Air, zat A, zat B, zat C,
dan zat D adalah
13320 0 ;13353 28868. 10
5

;
13304 8164 ;14600 0; 13303
70711 dimana zat C memiliki konsentrasi
terbesar dan zat D memiliki konsentrasi
terkecil.







DAFTAR PUSTAKA

Godman, Arthur. 1991. Kamus Kimia
Bergambar. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Brescia, Arents. Dan Meislich. 1975.
Fundamental Chemistry. New York.
Petrucci, R. H. 1999. Kimia Dasar Fisik dan
Teori Modern. Jakarta: Erlangga.
Stoker, H. S. 1993. Introductions to
Chemical Principles. New York:
Macmillan Publishing Company.
Tim Laboratorium Kimia Fisik. 2013.
Penuntun Praktikum Kimia Fisik II.
Jimbaran: Universitas Udayana.
Tipler. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik.
Jakarta: Erlangga.







LAMPIRAN PERHITUNGAN
PENENTUAN DENSITAS
1. Zat cair (Dengan volume 10 mL)
meter massapikno
ir massazatca
d =
ml
gram gram
d
10
59 , 12 44 , 22
=
ml
gram
d
10
850 , 9
=
ml g d 9850 , 0 =
2. ZAT A (Dengan volume 10 mL)
meter massapikno
ir massazatca
d =
ml
gram gram
d
10
59 , 12 53 , 22
=
ml
gram
d
10
940 , 9
=
ml g d 9940 , 0 =
3. Zat B (Dengan volume 10 mL)
meter massapikno
ir massazatca
d =
ml
gram gram
d
10
59 , 12 40 , 22
=
ml
gram
d
50
82 , 45
=
ml g d 9164 , 0 =
4. Zat C (Dengan volume 50)
meter massapikno
ir massazatca
d =
ml
gram gram
d
10
59 , 12 66 , 21
=
ml
gram
d
10
070 , 9
=
ml g d 9070 , 0 =
5. Zat D (Dengan volume 10 mL)
meter massapikno
ir massazatca
d =
ml
gram gram
d
10
59 , 12 41 , 22
=
ml
gram
d
10
820 , 9
=
ml g d 9820 , 0 =



PENENTUAN INDEKS BIAS
2. Zat cair (air)
Diketahui
1
= 1,3320

2
= 1,3320

3
= 1,3320

4
= 1,3320
Ditanya indeks bias rata-rata
Jawab
n
a a a a
a
4 3 2 1
+ + +
=

4
3320 , 1 3320 , 1 3320 , 1 3320 , 1 + + +
= a
4
3280 , 5
= a
= 3320 , 1 a
a

a

( ) a a
( )
2
a a

1,3320 1,3320 0 0
1,3320 1,3320 0 0
1,3320 1,3320 0 0
1,3320 1,3320 0 0

( )

a a
0

Sudut deviasai (SD)

2
1


0
44 1

0
12

0

13320 0
RalatKeraguan

100%

0
13321
100% 0%

Kebenaran praktikum =100% - 0%
=100%



3. Zat A
Diketahui
1
= 1,3353

2
= 1,3353

3
= 1,3353

4
= 1,3354
Ditanya indeks bias rata-rata
Jawab
n
a a a a
a
4
3 2 1
+ + +
=

4
3354 , 1 3353 , 1 3353 , 1 3353 , 1 + + +
= a
4
3413 , 5
= a
= 3352 , 1 a
a

a

( ) a a
( )
2
a a

1,3353 3352 , 1 0 0
1,3353 3352 , 1 0 0
1,3353 3352 , 1 0 0
3354 , 1
3352 , 1
1.10
-4
1.10
-8


( )

a a
1.10
-8


Sudut deviasai (SD) =

2
1


1. 10
8
44 1

1. 10
8
12

28868. 10
5

13353 28868. 10
5

RalatKeraguan

100%

28868. 10
5
13353
100%
000216%
Kebenaran praktikum 100%000216% 9999%





4. Zat B
Diketahui
1
= 1,3303

2
= 1,3302

3
= 1,3305

4
= 1,3306
Ditanya indeks bias rata-rata
Jawab
n
a a a a
a
4 3 2 1
+ + +
=

4
3306 , 1 3305 , 1 3302 , 1 3303 , 1 + + +
= a
4
3216 , 5
= a
= 3304 , 1 a

a

a

( ) a a
( )
2
a a

1,3303 1,3304 -1.10
-4
1.10
-8

1,3302 1,3304 -2.10
-4
4.10
-8

1,3305 1,3304 1.10
-4
1.10
-8

1,3306 1,3304 2.10
-4
2.10
-8


( )

a a
8.10
-8



Sudut deviasai (SD)

2
1


8. 10
8
44 1

8. 10
8
12

81649. 10
5

13304 81649. 10
5

Ralat Keraguan

100%

81649. 10
5
13304
100%
000614%
Kebenaran praktikum 100%000614% 9999%

5. Zat C
Diketahui
1
= 1,4600

2
= 1,4600

3
= 1,4600

4
= 1,4600
Ditanya indeks bias rata-rata
Jawab
n
a a a a
a
4 3 2 1
+ + +
=

4
4600 , 1 4600 , 1 4600 , 1 4600 , 1 + + +
= a
4
8400 , 5
= a
= 4600 , 1 a
a

a

( ) a a
( )
2
a a

4600 , 1 4600 , 1 0 0
4600 , 1 4600 , 1 0 0
4600 , 1 4600 , 1 0 0

( )

a a
0
Sudut deviasai (SD)
( )
1

=

n
a a


) 1 4 ( 4
0

=

12
0
=
0 =
Indeks bias rata-rata ( ) ( ) = 0 4600 , 1 SD a
Kesalahan praktikum 100
4600 , 1
0
= %
0 = %
Kebenaran praktikum =100% - 0%
=100%

6. Zat D
Diketahui
1
= 1,3301

2
= 1,3302

3
= 1,3303

4
= 1,3304
Ditanya indeks bias rata-rata
Jawab
n
a a a a
a
4 3 2 1
+ + +
=

4
3304 , 1 3303 , 1 3302 , 1 3301 , 1 + + +
= a
4
3212 , 5
= a
= 3303 , 1 a

a

a

( ) a a
( )
2
a a

1,3301 1,3303 -2.10-4 4.10
-8

1,3302 1,3303 -1.10-4 1.10
-8

1,3303 1,3303 0 0
1,3304 1,3303 1.10-4 1.10
-8


( )

a a
6.10
-8



Sudut deviasai (SD)

2
1


6. 10
8
44 1

6. 10
8
12

7071110
5

13303 7071110
5

Ralat Keraguan

100%

7071110
5
13303
100%
000532%
Kebenaran praktikum 100%000532% 9999 %

Anda mungkin juga menyukai