Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “G.

J” UMUR 36 TAHUN

KEHAMILAN DENGAN FAKTOR RESIKO TINGGI (USIA >35 TAHUN)

DI PUSTU CAREP KECAMATAN LANGKE REMBONG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Dibuat Dan Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar ahli Madya Kebidanan

FIKTORIA AFANI JEMADUT

21202057

PROGRAM STUDI DIPOLMA III KEBIDANAN FAKULTAS

ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA

SANTU PAULUS RUTENG

2024
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu keadaan yang

fisiologis namun bisa menjadi patologis yang bisa mengancam jiwa ibu dan bayi

bahkan kematian. Kehamilan dapat berkembang dan dapat mengalami

penyulit/komplikasi. Berdasarkan hal tersebut diperlukan pemantauan kesehatan ibu

hamil. Pemantauan ini meliputi pemeriksaan Antenatal (Ante Natal Cara/ANC) dan

mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan trauma

seminimal mungkin. Sehingga untuk mempersiapkan ibu dalam menjaga kehamilan

dan proses persalinan. Ibu hamil harus mendapat asuhan kehamilan agar dapat

beradaptasi dengan perubahan yang terjadi baik fisik maupun psikologinya

(kemkes.go.id, 2020)

Faktor risiko kehamilan yang menyebabkan komplikasi dan kematian ibu salah

satunya adalah terlalu tua usia ibu (≥ 35 tahun). ibu hamil yang mencapai usia 35

tahun atau lebih pada saat hamil pertama disebut dengan primi tua. Ibu dengan primi

tua memiliki risiko yang tinggi karena pada usia ini organ kandungan menua, jalan

lahir tambah kaku dan ada kemungkinan besar terjadi persalinan macet dan

perdarahan, ibu hamil dengan primi tua sekunder mengalami persalinan fase laten

memanjang dan pada penelitian yang dilakukan di Cina, ibu hamil dengan usia ≥ 35

tahun mengalami komplikasi seperti hipertensi gestasional, diabetes gestasional,


anemia, perdarahan postpartum, tindakan Sectio caesarea, dan kelahiran prematur

(Febriani et al., 2022)

World Health Organization (WHO) tahun 2020,tercatat pada tahun 2018 terdapat

350.321 kehamilan pada usia >35 tahun sebesar (279,35%) dari 979.352 kehamilan.

pada tahun 2019, 989.127 ibu kehamilan 408.123kehamilan terjadi pada usia >35

tahun,sebesar(242,36%),dan pada tahun 2020 kehamilan yang terjadi pada usia >35

tahun 286.885 dari 463 juta keham sebesar (161.388,7%). Data prevelensi dunia

(Febriani et al., 2022)

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia (2020),jumblah ibu hamil dengan resiko

tinggi usia diatas 35 tahun di tahun 2018 sebesar 79,68,orang sebesar (66.824,3%)

dari 5.324.562 ibu hamil. pada tahun 2020 sebesar 96.127orang sebesar (8,57%) dari

8.245 ibu hamil (Kemenkes, 2019) .Sedangkan di tahun 2021 sebesar 27.999 orang

sebesar (17,45%) dari 4.887.405 ibu hamil(Julianti et al., 2023) Dari data di atas

dapat dilihat prevalensi ibu hamil usia <35 tahun selama 4 tahun terakhir di Indonesia

bersifat fluktuatif.

Berdasarkan profil dinas kesehatan Nusa Tengara Timur kasus kejadian ibu

hamil reiko tinggi dengan usia >35 tahun pada tahun 2022 tercatat dari 130.313 ibu

hamil di Nusa Tenggara Timur, 7.640 diantarannya hamil dengnan resiko tinggi usia

>35 tahun sebesar (1.705,6%). Provelensi data ibu hamil usia <35 tahun di provinsi

NTT pada tahun 2022 (Dinas Kesehatan Provinsi, 2022)

Berdasarkan data dari dinas kesehatan manggarai kasus kejadian ibu hamil

dengan resiko tinggi dengan usia >35 tahun pada tahun 2021 tercatat dari 6.482

kehamilan diantarannya 814 hamil sebesar (7,9%), pada tahun 2022 mengalami
penurunan menjadi 881 dari 6073 kehamilan sebesar (7,8%) pada tahun 2023 748

orang dari 5456 ibu hamil sebesar (7,4%). Dilihat dari data tersebut provelensi data

ibu hamil usia <35 tahun di kabupaten mangarai mengalami penurunan selama 3

tahun terahir.(kabupaten manggarai 2021)

Faktor penyebab terjadinya kehamilan resiko tinggi usia >35 tahun yaitu

terlambat menikah,kegagalan alat kontrasepsi,serta minimnya pengetahuan ibu

tentang kesehatan reproduksi diusia terlalu tua. Pada kehamilan umur >35 tahun

sering terjadi penyakit,penurunan fungsi dari organ reproduksi,jalan lahir tambah

kaku,organ repsodusi menua(Fauziah, 2021)

Dampak kehamilan resiko tinggi usia >35 tahun dapat memberikan komplikasi

pada ibu selama kehamilan seperti anemia,hipertensi,gestasional,diabetes

gestasional,keguguran,tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre-eklamsi dan

eklamsi),ketuban pecah dini (KPD).pada peroses persalinan seperti ini lebih banyak

melahirkan dengan Sectio Caesaria (SC),pendarahan,partus macet,dan sampai

kematian.selain berdampak pada kehamilan dan persalinan,kehamilan resiko tinggi

berdampak juga [ada masa nifas yaitu ibu mengalami pendarahan postpartum.

Adapun dampak kehamilan resiko tinggi terhadap bayi baru lahir yaitu bayi lahir

premature ,berat badan bayi rendah (BBLR),asfiksia,infeksi kelainan bawaan,dan

kematian bayi baru lahir (SERI REZKI FAUZIAH, 2019).

Upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk menurunkan jumblah kehamilan

usia >35 tahun yaitu melalui kunjungan Antenatal care (ANC) pelayanan kesehatan

yang diberikan pada ibu hamil melalui pemberian pelayanan kesehatan antenatal

minimal 6 kali selama masa kehamilan yaitu 2 kali pada trimester I (usia kehamilan
0-13 minggu),1 kali pada trimester II (usia kehamilan 13-17 minggu),3 kali pada

trimester III (usia kehamilan 28-lahir). Pelayanan kesehatan tersebut untuk

melakukan perlindungan pada ibu hamil dan janin berupa deteksi dan faktor

resiko,pencegahan dan penanganan dari komplikasi kesehatan pada ibu

hamil(Susiana, 2019)

Upaya yang dilakukan oleh pustu carep untuk menurunkan jumblah kehamilan

usia >35 tahun yaitu meningkatkan penyuluhan,pelayanan antenatal,meningkatkan

cakupan aktif KB,serta memberikan pemahaman kepada semua orang melalui nakes.

Upaya lain untuk menurunkan jumblah kehamilan usia >35 tahun yaitu dengan

melakukan asuhan kebidanan komperhensif adalaha strategi kesehatan yang efektif

primer memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi dalam pengembalian

kepustusan tentang kesehatan mereka dan perawatan kesehatan mereka. Asuhan

berkesinambungan (Continuity Of Care) dimulai dari ANC (Antenatal Care) INC

(Intranatal Care),PNC (Post Natal Care),BBL (Bayi Baru Lahir),asuhan neonatus dan

pelayanan KB yang berkualitas(Aprianti et al., 2023)

Berdasarkan penapsiran awal yang dilakukan pada Ny ”G” pustu carep pada

tanggal 21 februari 2024 ,diketahui Ny “G” hamil yang kedua pernah

melahirkan,tidak pernah keguguran( Ny “G” G2P1A0,AH0),umur 36 tahun,usia

kehamilan 35 minggu 1 hari hasil screening mengunakan kartu skor peodji rochjati

diperoleh nilai scor 6,yang terdiri dari scor awal ibu hamil 2 dan kehamilan usia >35

tahun scor 4,sehinga ibu termasuk dalam kategori dengan resiko tinggi (KRT),sehinga

perlu diwaspadai potensial gawad darurat.


Berdasarkan latar belakang diatas,penulis tertarik untuk memilih Ny “G” sebagai

subjek dalam Laporan Tugas Ahir,karena dari hasil pemeriksaan Ny “G” umur 36

tahun G2P1A0,AH0 dengan usia kehamilan 35 ,minggu 1 hari dengan resiko tinggi

>35 tahun.sehingga perlu dilakukan asuhan kebidanan komperhensif sejak hamil

Trimester III,bersalin,nifas,bayi baru lahir,neonatus,dan pelayanan kontrasepsi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil penapsiran pada ibu hamil dipustu carep yang dilakukan pada

tanggal 21 februari 2024 pada Ny “G” G2P1A0,AH0 usia kehamilan 35 minggu 1

hari, didapatkan masalah yaitu kehamilan dengan resiko tinggi usia >35 tahun

dilakukan perhitungan skor peodji rochjati diperoleh nilai scor 6,yang terdiri dari scor

awal ibu hamil 2 dan kehamilan usia >35 tahun scor 4,sehinga ibu termasuk dalam

kategori kehamilan dengan resiko tinggi. Berdasarkan urayan masalah diatas,maka

dibuat suatu identifikasi masalah yaitu “bagaimana Asuhan Kebidanan kepada Ny”G”

dengan kehamilan resiko tinggi >35 tahun mulai dari kehamilan Trimester

III,bersalin,nifas,bayi baru lahir,neonatus,dan KB.

C. Tujuan Penulis

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan secara komperhensif pada Ny ”G” umur 36 tahun

G2P1A0,AH0 usia kehamilan 35 minggu 1 hari ,dengan kehamilan resiko tinggi

usia >35 tahun di pustu carep.

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan asuhan kebidanan selama kehamilan pada Ny. “G” umur

36 tahun dengan kehamilan resiko tinggi usia >35 tahun di Pustu Carep.

b. Mampu melakukan asuhan kebidanan selama persalinan pada Ny. “G” Umur

36 tahun dengan kehamilan resiko tinggi usia >35 tahun di Pustu Carep.

c. Mampu melakukan asuhan kebidanan selama masa Nifas pada Ny. “G” Umur

36 tahun dengan Kehamilan Resiko Tinggi Usia >35 tahun di Pustu Carep

d. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny. “G ” di Pustu

Carep.

e. Mampu melakukan asuhan kebidanan Neonatus pada By Ny. “G” di Pustu

Carep.

f. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada masa KB pada Ny. “G” Umur 36

tahun di Pustu Carep

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penerapan asuhan Kebidanan

secara COC pada kehamilan Trimester III, persalinan, nifas, bayi baru lahir,

neonatus, dan pelayanan KB pada kehamilan dengan Resiko Tinggi Usia >35

tahun,dapat dijadikan bahan perbandingan untuk laporan studi kasus selanjutnya

dengan kehamilan >35 tahun dalam khamilan.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai referensi pada pembelaajaran asuhan kebidanan

bagi mahasiswa pendidikan Diploma III kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.

b. Bagi Lahan Praktik

Sebagai masukan atau referensi bagi pengembangan pelayanan asuhan

kebidanan komperhensif secara COC pada kehamilan resiko tinggi dengan

usia terlalu tua.

c. Bagi Ny. “G”

Ny. “G” dapat memahami dan mendpatkan asuhan kebidanan sesar

berkesinambungan melalui COC dari sejak hamil sampai dengan pelayanan

kontrasepsi yang sesuai dengan standar kebidanan.

d. Bagi penilis

Mengimplementasikan apa yang ada diteori diaplikasikan di

lampangan yaitu melakukan asuhan kebidanan komperhensif dengan COC

mulis dari kehamilan,persalinan,bayi baru lahir,nifas,neonatus,hinga

pelayanan kontrasepsi.

Anda mungkin juga menyukai