Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Rd Tuty Sariwulan, M.Si

Disusun oleh:

I’zaz Ramzi (1705623124)

Malik Pasha Yudhistira (1705623103)

Milan Awaliyah Q. I (1705623154)

Septiani (1705623108)

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2024
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan.....................................................................................................................4
D. Manfaat..................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................5
A. Sejarah Perkembangan Manajemen.......................................................................5
B. Para Perintis Manajemen.......................................................................................8
C. Beberapa Aliran dalam Perkembangan Manajemen............................................12
BAB III...............................................................................................................................19
KESIMPULAN....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum, manajemen adalah suatu proses dimana seseorang dapat


mengatur segala sesuatu yang dikerjakan oleh individu atau kelompok.
Manajemen perlu dilakukan guna mencapai tujuan atau target dari individu
ataupun kelompok tersebut secara kooperatif menggunakan sumber daya
yang tersedia. Manajemen sendiri bukanlah konsep yang baru, hal ada dapat
dilihat dari adanya banyak peninggalan kerajaan, mulai dari tembok china,
piramida, sampai candi yang masih berdiri kokoh. Hal tersebut menjadi bukti
bahwa untuk membangun itu semua membutuhkan perencanaan,
pengorganisasian, serta mengelolanya dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas, manajemen menjadi ilmu yang sangat


penting untuk kita pelajari dalam kehidupan. Untuk mempelajari ilmu tersebut
tentunya kita harus dapat mengetahui dan memahami konsep hingga
fungsinya. Namun, konsep hingga fungsi tersebut tidaklah terlepas dari
adanya sejarah di dalamnya karena sejarah dan perkembangannya lah yang
akhirnya akan membentuk ilmu manajemen dari mulai teori, fungsi hingga
penerapannya dalam kehidupan. Oleh karena itu, kami berharap makalah ini
dapat membuat para pembaca mengetahui serta memahami sejarah
perkembangan manajemen itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya


adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana sejarah perkembangan manajemen?


2. Siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya?
3. Apa saja tahapan dari sejarah manajemen?
4. Bagaimana pandangan tokoh-tokoh perintis manajemen?
C. Tujuan

Berdasarkan masalah yang ada, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut.

1. Dapat memberi gambaran tentang sejarah perkembangan


manajemen.
2. Memberi informasi siapa saja tokoh yang terlibat di dalam sejarah
tersebut beserta pandangannya.
3. Menyebutkan dan menjelaskan tahapan sejarah manajemen.

D. Manfaat

Berdasarkan tujuannya, manfaat yang dapat didapatkan dalam penulisan


makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Memahami proses sejarah perkembangan manajemen, termasuk


aliran hingga teori-teori manajemen.
2. Mengenali perkembangan awal manajemen, serta tokoh-tokoh yang
berkontribusi penting dalam bidang manajemen.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Manajemen

Mengawali pembicaraan tentang pengetahuan manajemen, kiranya tidak


mungkin dilepaskan dengan teori organisasi. Sejarah telah mencatat bahwa
organisasi yang ada dalam masyarakat dari zaman kerajaan-kerajaan purba,
kekaisaran, administrasi negara, kelompok, agama, militer, dan organisasi-
organisasi lainnya pasti mempunyai seorang tokoh atau pimpinan dengan
sebutan. Tokoh-tokoh tersebut mengurusi, memimpin, dan mengelola
kelompok atau organisasi sesuai dengan kemampuannya.

Menurut suatu sistem dari pengetahuan tentang organisasi dan


manajemen merupakan suatu karya sebelum abad ke-19 dan ke-20 yang
ternyata di dalamnya terkandung suatu warisan yang kaya akan ide-ide pada
masa yang silam. Revolusi industri merupakan pangkal dari suatu perubahan
yang “mendadak” bagi industrialisasi khususnya. Namun, harus diingat pula
bahwa setiap revolusi membawa evolusi dengan lompatan akhir sampai ke
”tujuan”-nya.

Menurut W.J. van der Meulen S.J (1980: 19) dalam buku Belajar dari
lahirnya Industrialisasi di Eropa, tidak pernah seorang homofaber (manusia
tukang) mendahului homosapiens (manusia berpikir) dan pula revolusi
industri pertama-tama adalah merupakan revolusi dalam organisasi kerja. Hal
itu kita lihat dalam dan dari kenyataan kehidupan sehari-hari.

Pertama-tama bahwa alat yang paling purba (dari batu,kayu, bambu,


tulang, dan lain-lain) merupakan hasil kemampuan merencanakan sekaligus
menggunakan. Jadi, tampak nyata bahwa kemampuan merencana adalah
kemampuan untuk mengaitkan alat yang dibuat dengan tujuan yang hendak
dicapai. Sesuai dengan perkembangan zaman, manusia pun maju dan
berkembang kepandaiannya. Selain alat-alatnya yang semakin berkembang
(panah, roda, layar, Bertani, berternak, dan lain-lain), bentuk cara orang
bekerja sama pun mengalami perkembangan, khususnya organisasi
pertukangan. Pada masa revolusi industri kondisi perkembangan tersebut
disertai penemuan-penemuan alat dan cara proses yang baru yang
mendorong revolusi ke puncaknya.

Perkembangan dalam bidang organisasi pertukangan tersebut menurut W.J


van der Meulen SJ. (1980: 26-28) dibagi dalam beberapa tahap berikut.

1) Tahap pertukangan rumahan, dengan cirinya antara lain sebagai berikut.


 Berdasarkan semboyan do it yourself (buatlah sendiri) dan self-
sufficiency (memenuhi kebutuhannya sendiri)
 Taraf pertanian dan suasana kehidupan masih primitif.
 Walaupun akhirnya timbul perdagangan, jumlah langganan sangat
terbatas.
 Walaupun di kota terdapat hubungan kerja antara tuan budak dan
majikan buruh, jumlah pekerjaannya tidak melebihi tiga orang.
 Mereka bertempat tinggal dan bekerja sama di rumah majikan.
2) Tahap penyelundupan kaum pedagang ke dalam industri rumahan,
dengan ciri, antara lain sebagai berikut.
 Hasil pertukangan yang cukup baik dikumpulkan atau dibeli oleh para
pedagang untuk diperdagangkan (kelompok kapitalis).
 Para pedagang menjadi sumber pinjaman atau uang muka para
tukang yang dasar keuangannya lemah dengan syarat-syarat tertentu
(bunga, harga, dan lain-lain).
 Biasanya mereka akan terikat penjualannya karena pinjamannya
tersebut (harga).
 Biasanya, yang tidak mampu membayar, peralatan serta seluruhnya
disita sebagai pengganti/pembayar hutangnya sehingga kaum pemilik
modal (kapitalis) mulai ke dalam industri rumahan yang melahirkan
bermacam-macam ikatan.
3) Tahap Factory system dengan ciri-ciri sebagai berikut.

Berdasarkan permintaan akan barang-barang industri di seluruh Eropa


naik, sedangkan di lain pihak industri tradisional tidak mau mengubah, kaum
pedagang mengorganisasi suatu industri yang berada di bawah
pengawasannya. Semula para pekerja masih bekerja di rumah mereka,
kemudian mereka dikumpulkan dalam satu gudang besar dan bekerja
dengan peralatan yang baik. Dengan demikian, organisasi dan pengawasan
lebih mudah dan efisien. Bentuk ini yang disebut factory system. Pada tahap
inilah terdapat perubahan dalam organisasi perusahaan, yaitu dari pekerjaan
perseorangan/keluarga ke pekerjaan berkelompok atau beregu. Pada tahap
ini pula timbul spesialisasi dan pembagian pekerjaan. Factory system ini
berkembang pesat pada akhir abad ke-18 ketika permintaan barang sangat
meningkat dan penemuan alat-alat baru yang terlalu mahal untuk dibeli kaum
pekerja sehingga membuka kesempatan monopoli para pemilik modal
(kapitalis).

4) Tahap kejayaan mesin, dengan ciri-ciri, antara lain sebagai berikut.


 Bahwa sifat manusia akan selalu memperbaiki dan meningkatkan
alat-alat yang digunakan. Pemanfaatan tenaga manusia yang
ditambah dengan tenaga alam, seperti hewan, angin dan aliran air.
 Perbaikan dan perkembangan alat memaksa terjadinya perubahan
organisasi kerja. Terutama karena tenaga alam; air, menciptakan
pusat-pusat industri.
 Pusat-pusat industri instalasinya cukup mahal agar bisa
dipertanggungjawabkan secara ekonomis dan harus menggerakkan
sejumlah besar peralatan.
 Pada tahap ini, terbuka tersebarnya Perusahaan-perusahaan besar
dan meluapnya proses industrialisasi yang disebut revolusi industri.

Dengan melihat perkembangan empat tahap tersebut, dapat kita ketahui


adanya perkembangan hubungan kerja pada masing-masing tahap antara
para pekerja/buruh dan majikan. Jadi, revolusi industri tidak hanya membawa
perubahan teknologi, tetapi juga membawa perubahan besar dalam
hubungan manusia, organisasi kerja, dan cara mengelola atau mengatur para
karyawannya.

Apabila kita melihat lebih jauh revolusi industri adalah juga sebagai
revolusi kemasyarakatan. Pada tahap timbulnya golongan menengah dan
golongan buruh ahli, banyak tokoh dunia industri baru justru naik dari bawah.
Yang gejalanya mirip di Jepang pada zaman Meiji bahwa yang menjadi
tokoh-tokoh industrialisasi bukan pedagang-pedagang, melainkan dari
usahawan-usahawan kecil. Mereka mempunyai kecakapan dan ketelitian
yang berlainan sekali dengan tradisi perdagangan dalam urusan atau
management suatu pabrik. Memang, dorongan pertama datangnya dari para
pedagang, tetapi sebenarnya kepemimpinan dating atau muncul dari industri
rumahan. Pada masa itu, pengetahuan masih termasuk taraf penyelidikan
praktis dan belum terpisah antara pengetahuan teoritis dan praktis. Golongan
yang berhasil ini merupakan perintis, pemimpin, atau kader organisasi kerja
baru, sedangkan golongan yang kurang berhasil dan statis mereka tetap
memperjuangkan status tersendiri sebagai skilled labour yang juga menjadi
otak atau pemimpin organisasi perkumpulan serikat pekerja.

Dari uraian di atas, dapat kita lihat adanya perkembangan-perkembangan


yang berhubungan dengan masalah perkembangan organisasi, metode kerja
baru yang selalu disertai penemuan-penemuan baru atau teknologi baru,
dan semakin meluasnya pasaran. Semuanya itu membutuhkan kemampuan
merencana, yaitu kemampuan untuk menggunakan peralatan dan sarana
yang tersedia dengan tujuan yang hendak dicapai. Dengan kata lain,
kemampuan manajemen dari para pemimpin atau kader organisasi kerja.
Oleh karena itu, revolusi industri merupakan awal dari Sebagian besar
pengetahuan yang sistematis, khususnya dalam hal teori organisasi dan
manajemen.

B. Para Perintis Manajemen

Bentuk manajemen yang saat ini muncul dari para ahli dan praktisi yang
menciptakan telah mencatat penyelidikan dan pengalaman-pengalaman
mereka dalam bekerja manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan usianya
relatif muda. Oleh karena itu, belum setiap orang bersedia mengakui sebagai
ilmu pengetahuan. Untuk diakui sebagai ilmu pengetahuan harus memenuhi
syarat-syarat tertentu.

Menurut Henry G. Hodges (1956:20), dalam buku Management dikatakan


bahwa seorang penulis pernah membuat daftar buku kuno tentang
manajemen dan organisasi yang berjumlah 82 buku. Dari semua itu, tidak
sebuah buku pun diterbitkan sebelum tahun 1911, tetapi hanya dua buku
yang diterbitkan sebelum tahun 1921. Sementara itu, 66 buku diterbitkan
sesudah tahun 1931. Jadi, sesungguhnya manajemen dikupas secara tertulis
baru pada sekitar tahun 1990. Sebagai salah seorang perintis manajemen,
Frederick Winslow taylor mengawali manajemen ilmiah (scientific
management) dalam buku yang berjudul Scientific Management yang
diterbitkan oleh Dartmouth College, Hanover pada tahun 1911.

1. Frederick Winslow Taylor (1856-1915)

Seperti telah kita ketahui, beliau secara luas telah diakui sebagai Bapak
Manajemen Ilmiah. Karena kesukaran indra penglihatan, Taylor terpaksa
meninggalkan Philip. Exeter Academy tanpa gelar. Beberapa tahun
kemudian, sesudah melayani murid-murid pertukangan sebagai montir,
dalam masa kerja di industri, beliau mendapat gelar dari Steven Institute of
Technology tahun 1883. Sebelas tahun dibidang jasa pada Midvale Steel
Company (1878-1889) adalah latar belakang yang merangsang daya tariknya
dalam memegang tugas bermacam-macam produksi, mulai dari kepala
kelompok sampai insinyur kepala.

Frederick Winslor Taylor merupakan salah seorang tokoh dan perintis


besar manajemen. Ide Taylor berasal dari pengalamannya pada Perusahaan
baja Midvale, perusahaan baja Bethlehem (Bethlehem Steel Company), dan
sebagai konsultan dari beberapa industri. Pandangan Taylor sangat
dipengaruhi etika Kristen sehingga penekannya adalah nilai kerja keras,
rasionalitas ekonomi, dan pandangan masing-masing orang yang mempunyai
peranan untuk dimainkan dalam masyarakat. Taylor sebetulnya tidak
mmengembangkan teori yang luas tentang managemen. Ia secara pragmatis
berorientasi dengan penataan ilmiah dan mekanistik dengan menekankan
pada efisiensi kerja.

Pada masa itu, dalam pengalamannya bekerja di beberapa Perusahaan,


Taylor melihat banyak pemborosan dan terutama buruh-buruh dalam kondisi
sangat lemah dan menderita. Secara ringkas, ia melihat pengangguran yang
mengetahui para buruh, majikan yang bertindak sewenang-wenang, dan
pemborosan dalam bekerja. Pada awal karirnya, ia menjadi tertarik akan
perbaikan efisiensi kerja dan metode dengan menekankan secara ilmiah cara
yang terbaik untuk melakukan tugas. Dengan cara demikian, pertambahan
dalam produktivitas dapat dicapai sehingga baik karyawan maupun majikan
akan beruntung. Dengan memaksimumkan efisiensi produksi, manajemen
ilmiah juga akan memaksimumkan penghasilan dari para buruh atau
karyawan. Oleh karena itu, menurut Taylor, semua konflik di antara pihak
pemilik modal dan buruh akan dapat dipecahkan dengan hasil penelitian
ilmiah.

Pendekatan dasar manajemen ilmiah yang dikemukakan Taylor adalah


bahwa analisis terhadap kerja dilakukan secara ilmiah dan manajemen
bertanggung jawab untuk mmemberi pengaraham khusus bagi performance
kerja. Hal itu menukarkan perkembangan metode untuk menimbulkan tugas,
standardisasi melalui time and motion study (studi gerak dan waktu). Selain
itu, tugas manajer adalah menyeleksi tenaga kerja secara cermat sesuai
dengan tugas khusus dan memberi Latihan dan pengembangan kepada
mereka dengan metode yang paling efisien untuk melaksanakan kerja.

2. Henry Fayol (1841-1925)

Henry Fayol juga merupakan salah seorang tokoh dan perintis


manajemen yang sejajar dengan Frederick Winslow Taylor. Tokoh ini adalah
seorang industrialis Perancis yang juga mengemukakan prinsip-prinsip
manajemen. Henry Fayol pada masa yang hampir bersamaan (awal abad ke-
20) menulis sebuah buku dengan judul Administration Industrielle et Generale
sebagai hasil praktik dan pengalamanya di bidang manajemen dan Teknik
industri.

Fayol dengan istilah administrasi tidak membedakan dari manajemen. Hal


itu ditunjukkan dalam perincian fungsi-fungsi administrasi, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, dan pengawasan (prevair,
orgeniser, commander, coordiner, and controller). Ternyata perincian tersebut
ditemukan setelah Fayol berhasil mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami
perusahaannya, khususnya kesulitan dalam organisasi dan keuangan.
Perusahaan adalah suatu organisme yang harus memiliki alat untuk bisa
melanjutkan hidupnya. Dalam mengatasi kesulitannya, dikemukakan enam
fungsi Perusahaan, antara lain fungsi yang dikemukakan Fayol tersebut,
antara lain sebagai berikut.
a. Fungsi teknis, yaitu fungsi untuk mencapai tujuan utama perusahaan.
b. Fungsi komersial, yaitu fungsi untuk melaksanakan pertukaran, baik
dilaksanakan oleh bagian penjualan maupun oleh bagian pembelian.
c. Fungsi keuangan, yaitu fungsi untuk mengatur jumlah dana, cara
memperoleh, dan menggunakannya secara efisien.
d. Fungsi personalia, yaitu fungsi untuk menyediakan tenaga kerja, baik
dalam jumlah, mutu, dan biaya yang tepat.
e. Fungsi Costabel/administrasi, yaitu fungsi merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan/memberi instruksi, mengkoordinasi,
dan mengawasi seluruh proses kegiatan dalam Perusahaan.
f. Fungsi kepemimpinan/administrasi, yaitu fungsi merencanakan,
mengorganisasi, mengarahkan/memberi instruksi, mengkoordinasi,
dan mengawasi seluruh proses kegiatan dalam Perusahaan.

Selain itu, Henry Fayol mengemukakan prinsip-prinsip atau kaidah-kaidah


manajemen sebagai berikut.

1) Pembagian pekerjaan (division of work)


2) Wewenang dan kekuasaan (authority)
3) Disiplin atau tata tertib (discipline)
4) Kesatuan perintah (unity of command)
5) Kesatuan pengarahan (unity of direction)
6) Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi
(subordination of individual interest to general interest)
7) Balas jasa atau pengupahan (remuneration)
8) Sentralisasi (centralization)
9) Rantai skalar atau rangkaian yang bersifat vertikal atas dasar garis
wewenang dari atasan kepada bawahan (scalar chain/line authority)
10) Aturan dari pimpinan (order)
11) Stabilitas jabatan dari karyawan (stability of tenure of personnel)
12) Perlakuan yang adil dalam organisasi
13) Inisiatif
14) Kesatuan merupakan semangat pendorong kerja sama (esprit de
corps)
C. Beberapa Aliran dalam Perkembangan Manajemen

Pembahasan perkembangan manajemen sebenarnya tidak dapat


dipisahkan dari perkembangan teori organisasi. Berikut disajikan secara
sistematis kronologis beberapa aliran dalam perkembangan manajemen.

1. Manajemen Ilmiah
 Tokoh yang mengawali manajemen ilmiah adalah sebagai berikut.
1) Robert Owen (1771-1785)

Robert Owen, seorang manajer pabrik pemintalan kapas di New


Lanark Skotlandia, menekankan pentingnya unsur manusia dengan
perbaikan kondisi kerja seperti pengurangan hari kerja standar,
membatasi anak di bawah umur yang bekerja, membangun perumahan
yang lebih baik untuk karayawan dan mengoperasikan perusahaan yang
menjual barang-barang dengan harga murah. Menurutnya, dengan
perbaikan pada kondisi karyawan, akan meningkatkan produksi yang
pada akhirnya akan menyebabkan keuangan meningkat. Berdasarkan hal
tersebut, dapat kita simpulkan bahwa karyawan menjadi kunci dalam
sikap manajemen yang ia ambil.

2) Charles Babbage (1792-1871)

Charles Babbage adalah seorang professor matematika dari


inggris. Dia adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui
spesialisasi. Setiap tenaga kerja harus diberi Latihan keterampilan sesuai
dengan setiap operasi pabrik. Aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses
kerja akan menaikkan produktivitas dan menekan biaya. Oleh karena itu,
di zaman sekarang kita sering melihat para perusahaan memberikan
insentif bagi karyawannya yang mau menambah skill nya lewat program-
program yang dibuat oleh perusahaan tempat ia bekerja.

 Tokoh-tokoh manajemen ilmiah


1) Frederick W. Taylor (1856-1915)

Frederick W. Taylor sebagai pengembang manajemen ilmiah yang


pertama. Oleh karenanya, ia disebut sebagai Bapak manajemen Ilmiah.
Manajemen ilmiah menurutnya adalah:
 Penerapan metode ilmiah pada studi, analisis, dan pemecahan
masalah organisasi.
 Seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik untuk
meningkatkan efisiensi kerja organisasi.

Empat prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen


dalam bukunya Scientific Management adalah sebagai berikut.

 Pengembangan metode-metode ilmiah dalam manajemen agar


sebagai contoh. Metode yang paling baik untuk pelaksanaan setiap
pekerjaan dapat ditentukan.
 Seleksi ilmiah untuk karyawan agar setiap karyawan dapat diberikan
tanggung jawab atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
 Pembagian tanggung jawab antara pimpinan dengan karyawan
sesuai kemampuannya.
 Kerjasama yang baik antar manajemen dan tenaga kerja.

Teknik-teknik yang dikembangkan untuk melaksanakan prinsip-prinsip


dasar di atas adalah studi gerak dan waktu, pengawasan fungsional,
sistem upah perpotong diferensial, prinsip pengecualian, kartu instruksi,
pembelian dengan spesifikasi dan standarisasi pekerjaan, peralatan serta
tenaga kerja.

2) Frank Gilbreth (1868-1924) dan Lilian Gilberth (1878-1972)


Frank adalah seorang pelopor pengembangan studi gerak dan
waktu, menciptakan berbagai teknik manajemen yang diilhami Taylor. Dia
sangat tertarik pada masalah efisiensi, terutama menemukan cara terbaik
pengerjaan suatu tugas. Sedangkan Lilian lebih tertarik pada aspek-
aspek manusia dalam bekerja, seperti seleksi, penempatan dan Latihan
personalia. Baginya, manajemen ilmiah mempunyai satu tujuan akhir
yaitu membantu para karyawan mencapai seluruh potensinya sebagai
makhluk hidup.
3) Henry L. Gantt (1861-1919) gagasannya adalah sebagai berikut.
 Kerjasama saling menguntungkan antar manajemen dan tenaga
kerja.
 Seleksi ilmiah tenaga kerja.
 Sistem insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas
 Instruksi kerja yang terperinci.
 Penggunaan metode grafik yang dikenal Gantt Chart yang digunakan
dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi.
4) Harrington Emerson (1853-1931)

Emerson melihat pada masalah-masalah pemborosan dan


ketidakefisienan sebagai penyakit system industri. Emerson terkenal
dengan prinsip-prinsip efisiensi. Oleh karenanya, Emerson
mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi yaitu:

 Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.


 Kegiatan yang dilakukan masuk akal.
 Adanya staf yang cukup.
 Tercapainya disiplin kerja.
 Pemberian balas jasa yang adil.
 Laporan yang terpercaya, tepat waku, akurat dan kontinyu.
 Pemberian perintah, perencanaan, dan pengurutan kerja.
 Adanya standar, skedul, metoda dan waktu setiap kegiatan.
 Kondisi yang di-standardisasi.
 Operasi yang di-standardisasi.
 Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.
 Balas jasa efisiensi – rencana insentif.
2. Teori Organisasi Klasik
a. Henry Fayol (1841-1925)

Henry Fayol adalah seorang industrialis perancis, mengemukakan teori


dan teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan organisasi
yang komplek. Dalam teorinya, Fayol memerinci manajemen menjadi lima
unsur, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah,
pengkoordinasian, dan pengawasan. Pembagian kegiatan manajemen
(administrasi) atas fungsinya ini dikenal dengan nama fungsionalisme
fayol. Fayol membagi Perusahaan menjadi enam kelompok tugas yang
semuanya saling ketergantungan satu dengan yang lainnya. Kelompok
tugas itu adalah sebagai berikut.
1) Teknik: kegiatan memproduksi dan membuat produk.
2) Komersial: kegiatan membeli bahan baku yang dibutuhkan dan
menjual hasil produksi.
3) Keuangan: kegiatan keuangan meliputi mencari modal dan
bagaimana menggunakan modal tersebut.
4) Keamanan: kegiatan yang dilakukan untuk menjaga keamanan dan
keselamatan benda yang dimiliki termasuk perlindungan karyawan.
5) Akuntansi: kegiatan mencatat, menghitung biaya, dan menentukan
keuntungan, kewajiban dan menyajikan dalam bentuk laporan dan
mengumpulkannya dalam bentuk statistik.
6) Manajerial: melaksanakan fungsi-fungsi yang ada dalam manajemen.

Selain itu, Fayol mengemukakan empat belas prinsip manajemen, yaitu:

 Pembagian kerja
 Otoritas/wewenang
 Disiplin
 Kesatuan perintah
 Kesatuan arah
 Mengutamakan kepentingan umum
 Pengupahan yang adil
 Sentralisasi
 Hierarki
 Teratur
 Keadilan
 Kestabilan staf organisasi
 Inisiatif
 Esprit de Corps
b. James D. Mooney

Mooney adalah seorang eksekutif General Motors. Dia


mendefinisikan organisasi adalah sekelompok, dua, atau lebih orang yang
bergabung untuk tujuan tertentu. Menurut Mooney, untuk merancang
organisasi perlu kaidah sebagai berikut.
1) Koordinasi
2) Prinsip scalar
3) Prinsip fungsional
4) Prinsip staf
c. Mary Parker Pollet (1868-1933)

Follet dan Barnard bertindak sebagai jembatan antara teori klasik


dan hubungan manusiawi. Tulisannya adalah tentang kreativitas, kerja
sama antara manajer dan bawahan, serta koordinasi dan pemecahan
konflik. Konflik dapat dibuat konstruktif dengan proses integrasi. Pola
organisasi yang ideal adalah manajer mencapai koordinasi melalui
komunikasi terkendali dengan karyawan.

d. Chester L. Barnard (1886-1961)

Chester memandang organisasi adalah sistem kegiatan yang


diarahkan pada tujuan. Fungsi utama manajemen menurutnya adalah
perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya-sumber daya yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Dia juga menekankan pentingnya
komunikasi untuk mencapai tujuan kelompok, serta mengemukakan teori
wewenang. Menurut teorinya, bawahan akan menerima perintah hanya
bila mereka memahami dan mampu berkeinginan untuk menuruti atasan.

3. Hubungan Manusiawi

Hubungan manusiawi disebut juga aliran perilaku manusia atau


neoklasik. Hal itu muncul karena aliran klasik tidak secara penuh
memberikan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Beberapa ahli
aliran ini mencoba melengkapi teori organisasi klasik dengan pandangan
sosiologi dan psikologi, yaitu diantaranya:

a. Ello Mayo (1880-1949)

Bersama asistennya, Fritz J. Roethlisberger dan William J.


Dickson, ia mengadakan studi tentang perilaku manusia. Studi itu terkenal
dengan nama Hawthorne Study. Dari eksperimennya disimpulkan bahwa
perhatian khusus dapat menyebabkan seseorang meningkatkan
usahanya. Dan dalam riset lain yang dilakukannya adanya pengaruh
pencahayaan pabrik (lighting) dengan produktivitas karyawan bahwa
penerangan yang kurang dapat menurunkan produktivitas karyawan.

Mayo juga meneliti hubungan manusiawi sering digunakan


sebagai istilah umum untuk menggambarkan cara dimana manajer
berinteraksi dengan bawahannya. Untuk menciptakan hubungan
manusiawi yang baik, manajer harus mengerti mengapa karyawan
bertindak seperti yang mereka lakukan dan faktor-faktor sosial dan
motivasi apa yang mendorong mereka.

b. Hugo Munsterberg (1863-1916)

Hugo Munsterberg sering disebut Bapak Psikolog Industri karena dial ah


pencetus psikologi industri dalam bukunya Psikology and Industryal
Efficiency. Dia mengemukakan bahwa untuk mencapai peningkatan
produktifitas dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

 The best possible person (penemuan orang yang cocok)


 The best possible work (menciptakan kondisi kerja yang baik)
 The best possible effect (menggunakan pengaruh motivator
karyawan.

Dia juga menyarankan penggunaan metode dari eksperimen-eksperimen


psikologi. Riset belajar dapat mengarahkan pengembangan metode
Latihan. Organisasi juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya.

4. Manajemen Modern

Aliran ini berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur


pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi
yang dikenal dengan perilaku organisasi, dan jalur kedua dibangun atas
dasar manajemen ilmiah yang dikenal dengan sebagai aliran kuantitatif.

a. Perilaku organisasi
Perkembangan perilaku organisasi ditandai dengan pandangan dan
pendapat baru tentang perilaku manusia dan sistem sosial.

Tokoh-tokohnya adalah:
1) Abraham Maslow: Ia mengemukakan adanya hierarki kebutuhan. Hal
itu untuk menjelaskan perilaku manusia dan proses motivasi.
2) Douglas McGregor: Ia mengemukakan teori X (manusia membenci
kerja, perlu dikendalikan dan malas) dan teori Y (manusia mampu
mengendali diri, bergantung jawab, dan bersedia bekerja).
3) Edgar Schein: Ia meneliti dinamika kelompok dalam organisasi.
4) David McClelland: Ia mengemukakan adanya korelasi positif antara
kebutuhan berprestasi dengan prestasi dan sukses pelaksanaan.
Kebutuhan prestasi ini dapat dikembangkan.
5) Robert Blake dan Jane Mouton: Keduanya membahas lima gaya
kepemimpinan dengan manajerial grid.
6) Ernest Dale: Ia mengemukakan tahapan dari proses organisasi.
7) Peter Drucker: Ia mengemukakan konsep efisien dan efektivitas.

Beberapa prinsip dasarnya adalah sebagai berikut.

 Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik, terapi


sistematik.
 Dengan mempertimbangkan pendekatan yang digunakan,
pendekatan manajer individual untuk pengawasan dan organisasi
secara keseluruhan harus sesuai dengan situasi.
 Dibutuhkan pendekatan motivasi dari karyawan terhadap tujuan
organisasi.
b. Aliran kuantitatif

Aliran tersebut berkembang dari teknik-teknik riset operasi. Hal itu


digunakan dalam kegiatan penganggaran modal, manajemen aliran kas,
penjadwalan produksi, pengembangan produk, penjagaan tingkat
persediaan yang optimal, dan sebagainya. Pada aliran ini, pendekatannya
digunakan model-model matematik dan statistic.

Dalam perkembangan manajemen, dikenal pula pendekatan


sistem dan pendekatan kontingensi. Pendekatan sistem menjelaskan
bahwa organisasi dipandang sebagai suatu sistem terdiri dari berbagai
subsistem yang saling berkaitan dan tergantung dalam suatu kesatuan
yang utuh. Sementara itu, pendekatan yang kedua muncul karena sering
kali dijumpai metode yang efektif pada situasi tertentu, tetapi tidak pada
situasi yang lain. Perbedaan situasi dan kondisi ini membutuhkan aplikasi
teknik manajemen yang berbeda, yaitu dengan pendekatan kontingensi.
BAB III

KESIMPULAN

Manajemen adalah suatu proses dimana seseorang dapat mengatur


segala sesuatu yang dikerjakan oleh individu atau kelompok. Manajemen perlu
dilakukan guna mencapai tujuan atau target dari individu ataupun kelompok
tersebut secara kooperatif menggunakan sumber daya yang tersedia.
Manajemen merupakan salah satu ilmu penting yang harus kita pelajari dalam
kehidupan. Untuk mengenal ilmunya, kita harus mengenal sejarahnya terlebih
dahulu.

Sejarah manajemen sendiri sudah berlangsung lama yang dibuktikan


dengan adanya banyak peninggalan kerajaan seperti tembok china, piramida,
candi, dan lainnya. Sejarah perkembangan manajemen dilakukan oleh beberapa
perintis misalnya Frederick Winslow Taylor dan Henry Fayol. Sejarah
perkembangan manajemen juga bisa dijabarkan melalui beberapa aliran, yaitu
manajemen ilmiah, organisasi klasik, hubungan manusiawi, dan manajemen
modern.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/books?
hl=id&lr=&id=5cdVDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR1&dq=manajemen&ots=rd7GhEH
LEA&sig=sTdNcM4PC2JNuM17ZQY8NVKiJcE

Anda mungkin juga menyukai