ANALISA DIRI
A. Pengertian analisa diri
Menurut Bregson analisis adalah penilaian yang cenderung
mengungkapkan kenyatan yang berakibat pada pemilihan yang berlanjut
dengan hilangnya kenyataan itu sebagai keseluruhan yang utuh. Sedangkan,
diri dapat diartikan sebagai orang atau pribadi. Sehingga analisa diri
merupakan penalaran atas diri sendiri yang cenderung mengungkapkan
kenyataan itu berakibat pada pemilahan yang berlanjut pada diri seseorang
sesuai dengan karakter sifat.
Analisa diri itu sangat penting dan perlu dilakukan oleh masing masing
individu untuk menuju manusia yang lebih progresif.seperti mengenali diri
sendiri dengan bertanya pada diri sendiri “siapa saya?”, “jadi siapa saya?”,
pertanyaan ini sangat penting untuk ditanyakan pada diri sendiri agar kita
lebih menyadari dan mengetahui apa kelebihan, kekurangan dan kelemahan
pada diri kita. Terdapat beberapa fungsi dari analisa diri yaitu
1. Untuk mengenali diri sendiri,
2. Mengetahui potensi diri,
3. Mengetahui kekurangan dan kelebihan pada diri pribadi masing masing,
4. Intropeksi diri
5. Merencanakan konsep diri
3. Opportunity
Berikut beberapa pertanyaan dari unsur opportunity
Apa saja yang bisa saya lakukan untuk mengembangkan atau
menambah skill?
Apa yang bisa saya berikan ke orang lain dengan skill yang dimiliki?
Pekerjaan apa yang tersedia dengan skill yang saya miliki?
Teknologi apa saja yang saya kuasai sehingga bisa digunakan lebih
luas?
Apakah saya memiliki lingkungan yang positif?
Apakah saya memiliki jaringan pertemanan yang luas?
4. Threat
Berikut beberapa pertanyaan dari unsur threat
Hambatan apa yang saya hadapi saat ini?
Apa yang dilakukan pesaing atau kompetitor saya?
Apakah ada perubahan teknologi atau kekurangan dari sistem dapat
mengancam posisi saya?
Adakah kelemahan saya yang bisa menyebabkan ancaman untuk tidak
berkembang?
Strength Weakness
IQ sangat tinggi Boros
Sarjana Suka menunda pekerjaan
Pintar menulis Mudah tersinggung
Badan sehat Belum punya pekerjaan
Opportunity Threat
Memiliki bisnis sampingan keluarga Sulit dalam hal ekonomi
Relasi cukup banyak
Materi II
Sejarah dan keorganisasian PMII
1. Bentuk
a. Perisai berarti ketahanan dan keampuhan mahasiswa islam terhadap
berbagai tantangan dan pengaruh dari luar.
b. Bintang adalah perlambang ketinggian dan semangat cita-cita yang
selalu memancar.
c. 5 (lima) bintang sebelah atas, menggambarkan Rasulullah dengan
empat sahabat terkemuka (Khulafa’ur Rasyidin)
d. 4 (empat) bintang sebelah bawah menggambarkan empat madzhab
yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah.
e. 9 (sembilan) bintang secara keseluruhan dapat berarti ganda, yaitu:
•Rasulullah dengan empat orang sahabatnya serta empat imam
madzhab ASWAJA itu laksana bintang yang selalu bersinar
cemerlang, mempunyai kedudukan tinggi dan penerang umat manusia.
• Sembilan bintnag juga menggambarkan sembilan orang pemuka
penyebar Agama Islam di Indonesia yang disebut Wali Songo.
2. Warna
a. Biru, sebagaimana tulisan PMII, berarti kedalaman ilmu pengetahuan
yang harus dimiliki dan digali oleh warga pergerakan, biru juga
menggambarkan lautan Indonesia yang mengelilingi kepulauan
Indonesia dan merupakan kesatuan wawasan nusantara.
b. Biru muda, sebagaimana dasar perisai sebelah bawah berarti
ketinggian ilmu, budi pekerti dan taqwa.
c. Kuning, sebagaimana perisai sebelah atas, berarti identitas mahasiswa
yang menjadi sifat dasar pergerakan, lambang kebesaran dan semangat
yang selalu menyala serta penuh harapan menyongsong masa depan.
3. Penggunaan
a. Lambang PMII digunakan pada papan nama, bendera, kop surat,
stempel, badge, jaket, kartu anggota, dan benda atau tempat lain yang
tujuannya untuk menunjukkan identitas organisasi.
b. Ukuran lambang PMII disesuaikan dengan wadah penggunaanya.
MATERI III
Genealogi Gerakan Paham Islam
Istilah geneologi berasal dari bahasa inggris geneology, yang merupakan akar
kata gene dan logos. Gene berarti suatu unit dari sel yang mengontrol bagian
(kualitas/sifat) yang diturunkan dari induknya, sedangkan logos adalah ilmu. Jadi
geneologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sejarah hubungan
kekeluargaan. Secara umum geneologi PMII dapat diartikan sebagai studi atau
ilmu yang mempelajari tentang sejarah terbentuknya PMII beserta sifat-sifat yang
diturunkan oleh founding fathersnya.
A. Sejarah Agama dan Kepercayaan sebelum Masuknya Islam
Sejarah agama dan kepercayaan sebelum masuknya islam, sebelum
kedatangan Islam, orang Jawa mempraktikkan agama Budha dan Hindu.
Kepercayaan komunitas kemudian kedatangan Islam di Indonesia merupakan
keyakinan akan keberadaannya dewa-dewa Masyarakat Nusantara sebelum
datangnya Islam, adalah masyarakat yang majemuk. keterkaitan antara agama
dan antara agama dan kepercayaan yang ada sebelumnya menimbulkan saling
pengaruh bahkan ada pola sinkretisasi. Diskusi setelah kedatangan
hingga saat ini, Islam di Nusantara telah dibentuk oleh perdebatan panjang
berdasarkan tiga hal penting, yaitu tempat asal kedatangan Islam,
Pembawanya dan Waktu Kedatangannya. Demikian juga, kedatangan Islam di
Jawa belum dapat ditentukan secara pasti. Agama itu mungkin Islam datang
ke Jawa mungkin pada abad ke-11 Masehi sebagai bukti temuan batu nisan
Lera Gresik ditulis dengan huruf arab, tertulis kuburan itu Makam seorang
muslimah bernama Fatimah Binti Maimunah pada tahun 475 H atau 1082 M.
Metamorfosis perkembangan Islam di awal tahun Indonesia memang
selalu menarik untuk dijelajahi dan dijelajahi. Hal karena Islam yang hadir di
perairan nusantara bisa dengan cepat menyesuaikan untuk menghindari
tabrakan kebudayaan dengan adat dan tradisi setempat yang ada sampai
sekarang. Ini adalah upaya ekspansi Islam karena orang Indonesia bergabung
di masa lalu kepercayaan Hindu dan Budha. Setelah itu ada kerajaan-kerajaan
itu raja memeluk Islam sebagai Demak dan Mataram II, pada dasarnya
berperan dalam penyebaran agama Islam memiliki wali yang tergabung dalam
marga Wali. Para penjaga ia benar-benar menjadi penyebar Islam di tanah
Jawa. Karena pulau ini menjadi pusat administrasi seluruh nusantara di
Indonesia setelah Mataram II masuk Islam sebagai agama kerajaan. Dengan
sendirinya penyebaran Islam itu secara teratur tersiar ke daerah daerah di
seluruh kepulauan. 2 Para wali memiliki peranan yang sangat penting dalam
penyebaran Islam di Nusantara, khususnya di Jawa. Kegiatan Islamisasi di
Jawa sejak awal selalu mengahadapi benturan dengan tradisi Jawa yang
banyak dipengaruhi agama Hindu, sehingga selalu terjadi ketegangan dan
dialog yang panjang. Penyebaran Islam di Jawa disesuaikan dengan budaya
lokal.
5). Kesenian
Islamisasi melalui kesenian yaitu islamisasi yang paling terkenal yang
dilakukan melalui pertunjukan wayang. Seperti yang kita tahu Sunan Kalijaga
adalah tokoh yang paling mahir dalam memantaskan wayang, beliau tidak
pernah meminta imbalan materi pada setiap pertunjukan. Sunan Kalijaga
hanya meminta penonton untuk mengikutinya ucapkan dua syahadat.
Kebanyakan cerita wayang namun, diambil dari kisah Ramayana dan
Mahabharata muatan tersebut berisi ajaran Islam dan nama-nama pahlawan
Islam.
6). Politik
Di Maluku dan Sulawesi Selatan kebanyakan orang masuk Islam setelah
rajanya yang pertama masuk Islam. Pengaruh politik raja sangat berperan
dalam penyebaran Islam di Indonesia di wilayah ini. Jalur politik juga
ditempuh pada masa Kerajaan Islam menaklukkan kerajaan-kerajaan non-
Muslim baik itu di bagian Sumatera, Jawa, dan Indonesia yang bagian Timur.
MATERI IV
Nilai Dasar Pergerakan (NDP)
A. Arti NDP
Secara esensial Nilai Dasar Pergerakan ini adalah suatu sublimasi nilai
ke-Islaman dan ke-Indonesiaan dengan kerangka pemahaman keagamaan
Ahlussunnah wal jama’ah yang menjiwai berbagai aturan, memberi arah dan
mendorong serta penggerak kegiatan-kegiatan PMII Sebagai pemberi
keyakinan dan pembenar mutlak, Islam mendasari dan menginspirasi Nilai
Dasar Pergerakan ini meliputi cakupan aqidah, syari’ah dan akhlak dalam
upaya kita memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat. Dalam
upaya memahami, menghayati dan mengamalkan Islam tersebut, PMII
menjadikan Ahlussunnah wal jama’ah sebagai pemahaman keagamaan yang
paling benar. Nilai dasar pergerakan adalah nilai mendasar yang harus
dimiliki oleh anggota dan kader PMII dalam melakukan pergerakan dengan
kerangka Aswaja sebagai arah aturan serta dorongan dalam melakukan
kegiatan kegiatan kePMIIan.
B. Fungsi NDP
1. Landasan berpijak:
Bahwa NDP menjadi landasan setiap gerak langkah dan kebijakan yang
harus dilakukan.
2. Landasan berpikir :
Bahwa NDP menjadi landasan pendapat yang dikemukakan
terhadappersoalan-persoalan yang dihadapi.
3. Sumber motivasi :
Bahwa NDP menjadi pendorong kepada anggota untuk berbuat dan
bergerak sesuai dengan nilai yang terkandung di dalamnya.
C. Kedudukan NDP
1. NDP sebagai rumusan nilai-nilai yang seharusnya dimuat dan menjadi
aspek ideal dalam berbagai aturan dan kegiatan PMII.
2. NDP sebagai landasan dan dasar pembenar dalam berpikir, bersikap, dan
berperilaku.
Materi V
Study Gender dan Kelembagaan Kopri
A. Studi Gender
Dari penjelasan Bu Irma-pemateri mapaba kemarin, Gender adalah
pembagian peran, perempuan punya porsi (diluar seks), seperti bekerja,
mencuci, menyapu, dll. Feminisme adalah usaha atau alat agar sejajar seperti
pria. KOPRI yaitu Korp PMII Putri atau Badan Seni Otonom (BSO). Fungsi
KOPRI adalah anggota putri yang disetarakan, supaya bisa berdaya ditengah
kegiatan di dalam kampus.
Menurut bahasa, kata gender diartikan sebagai “the grouping of words into
masculine, feminine, and neuter, according as they are regarded as male,
female or without sex” yang artinya gender adalah kelompok kata yang
mempunyai sifat, maskulin, feminin, atau tanpa keduanya (netral). Dapat
dipahami bahwa gender adalah perbedaan yang bukan biologis dan juga bukan
kodrat Tuhan. Konsep gender sendiri harus dibedakan antara kata gender dan
kata seks (jenis kelamin).
Kata gender jika ditinjau secara terminologis merupakan kata serapan yang
diambil dari bahasa Inggris. Kata Gender berasal dari bahasa Inggris berarti
“jenis kelamin. Dalam Webster’s New World Dictionary, gender diartikan
sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari
segi nilai dan tingkah laku. Di dalam Women’s Studies Encyclopedia
dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya
membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan
karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang
dalam masyarakat .
Karena istilah gender masih sangat baru dipergunakan dalam blantika
perbendaharaan kata di Indonesia, maka kata tersebut tidak dijumpai dalam
kamus-kamus bahasa Indonesia. Namun, kata ini terus melakukan proses
asimilasi dengan bahasa Indonesia. Pengaruh kuat dari sosialisasi dalam
masyarakat maka kata tersebut tidak lagi ditulis dengan huruf italik karena
sudah seakan-akan dianggap bagian dari bahasa Indonesia, demikian juga
dalam penulisan sebagian telah menggunakan kata gender menjadi gender.
Kata gender ini jika dilihat posisinya dari segi struktur bahasa (gramatikal)
adalah bentuk nomina (noun) yang menunjuk kepada arti jenis kelamin atau
disebut dengan al-jins dalam bahasa Arab Hans. Sehingga jika seseorang
menyebut atau bertanya tentang gender maka yang dimaksud adalah jenis
kelamin––dengan menggunakan pendekatan bahasa. Kata ini masih terbilang
kosa kata baru yang masuk ke dalam khazanah perbendaharaan kata bahasa
Indonesia. Istilah ini menjadi sangat lazim digunakan dalam beberapa dekade
terakhir. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa gender adalah sebuah
konsep yang dijadikan parameter dalam pengidentifikasian peran laki-laki dan
perempuan yang didasarkan pada pengaruh sosial budaya masyarakat (social
contruction) dengan tidak melihat jenis biologis secara equality dan tidak
menjadikannya sebagai alat pendiskriminasian salah satu pihak karena
pertimbangan yang sifatnya biologis.
1. Hilary M. Lips dalam bukunya yang terkenal Sex & Gender: An
Introduction mengartikan gender sebagai harapan-harapan budaya
terhadap laki-laki dan perempuan (cultural expectations for women and
men). Pendapat ini sejalan dengan pendapat kaum feminis, seperti Lindsey
yang menganggap semua ketetapan masyarakat prihal penentuan
seseorang sebagai laki-laki atau perempuan adalah termasuk bidang kajian
gender (What a given society defines as masculine or feminim is a
componen of gender).
2. T. Wilson dalam Sex and Gender mengartikan gender sebagai suatu dasar
untuk menentukan pengaruh faktor budaya dan kehidupan kolektif dalam
membedakan laki-laki dan perempuan. Agak sejalan dengan pendapat
yang dikutip Showalter yang mengartikan gender lebih dari sekedar
pembedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari konstruksi sosial budaya,
tetapi menekankan gender sebagai konsep analisa yang dapat digunakan
untuk menjelaskan sesuatu.
Kata gender belum masuk dalam perbendaharaan Kamus Besar Bahasa
Indonesia, tetapi istilah tersebut sudah lazim digunakan, khususnya di Kantor
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dengan istilah “gender”. Gender
diartikan sebagai interpretasi mental dan kultural terhadap perbedaan kelamin
yakni laki-laki dan perempuan. Gender biasanya dipergunakan untuk
menunjukkan pembagian kerja yang dianggap tetap bagi laki-laki dan
perempuan.
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gender adalah
suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan
perempuan dilihat dari segi pengaruh sosial budaya. Gender dalam arti ini
adalah suatu bentuk rekayasa masyarakat (social contructions), bukannya
sesuatu yang bersifat kodrati.
Ada beberapa definisi gender lainnya yang di kutip. Namun, mempunyai
pengertian yang tidak jauh berbeda, yang pada intinya tidak terlepas dari tiga
kata kunci: laki-laki, perempuan dan kebudayaan.
Korp PMII Putri, sebagai wadah kader perempuan Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia meyakini perannya sebagai khalifatullah fil ardl dan
keberadaannya akan menjadi rahmat bagi segenap alam. Karenanya
keberadaan KOPRI harus bisa menjadi sesuatu yang bisa dirasakan
kemanfaatannya tidak hanya oleh kader-kader PMII baik laki-laki maupun
perempuan tetapi juga bagi seluruh Umat yang ada di bumi ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Relasi PMII dan KOPRI sebenarnya tidak berbenturan, hanya secara
gerakan, perempuan mempunyai wilayah sendiri. Hanya koordinasi yang
sifatnya tidak begitu prinsip. Yang penting selama tidak bertentang ini harus
tetap didukung. KOPRI menempatkan teori gender hanya sebagai analisa saja
agar kita tidak terbelenggu dengan budaya patriarkal sehingga perempuan bisa
menentukan gerakannya sesuai dengan kebutuhan perempuan tersebut.
Wacana gender sebagai alat saja bukan sebagai tujuan. Dan wacana gender
disesuaikan dengan wacana keislaman dan kearifan lokal.
Prosentase perempuan di setiap Mapaba PMII ada 60%. Cukup banyak
namun dalam pengkaderan kita belum mumpuni mengggarapnya. Paling
banter hanya bisa survive 5 kader di setiap cabang. Karena kita akhir-akhir ini
kehilangan sosok-sosok kepemipinan perempuan di tingkat cabang, kota, dan
kabupaten se-Jawa Tengah yang bisa berkomunikasi dengan PB dan basis.
Tugas utama KOPRI PMII adalah bagaimana mensinergikan kader
perempuan PMII yang cukup banyak dengan wadah yang berbeda-beda.
Yakni, sesuai dengan local genius yang berbeda di masing-masing cabang.
Juga mensinergikan antara PB dan pengurus di bawahnya (PKC, PC, PK dan
PR).
B. Sejarah KOPRI dan Kelembagaanya
1. Sejarah KOPRI
Perjalanan sejarah organisasi yang bernama Korps PMII Putri yang
disingkat KOPRI mengalami proses yang panjang dan dinamis. KOPRI
berdiri pada kongres III PMII pada tanggal 7-11 Februari 1967 di Malang
Jawa Timur dalam bentuk Departemen Keputriandengan berkedudukan di
Surabaya Jawa Timur dan lahir bersamaan Mukernas II PMII di Semarang
Jawa Tengah pada tanggal 25 September 1976. Musyawarah Nasional
pertama Korp PMII Putri pada kongres IV PMII 1970. Kopri mengalami
keputusan yang pahit ketika status KOPRI dibubarkan melalui voting beda
suara pada kongres VII di Medan.
Merasa pengalaman pahit itu terasa, bahwa kader-kader perempuan
PMII pasca konres di Medan mengalami stagnasi yang berkepanjangan
dan tidak menentu, oleh sebab itu kader-kader perempuan PMII
mengganggap perlu dibentuknya wadah kembali, kongres XIII di Kutai
Kertanegara Kalimantan Timur pada tanggal 16-21 April 2003 sebagai
momentum yang tepat untuk memprakarsai adanya wadah. Maka,
terbentuklah POKJA perempuan dan kemudian lahirlah kembali KOPRI di
Jakarta pada tanggal 29 September 2003 karena semakin tajam semangat
kader perempuan PMII maka pada kongres di Bogor tanggal 26-31 Mei
tahun 2005 terjadi perbedaan kebutuhan maka terjadi voting atas status
KOPRI dengan suara terbanyak menyatakan KOPRI adalah Otonom
sekaligus memilih ketua umum PB KOPRI secara langsung sehingga
terpilih dalam kongres sahabati Ai maryati Shalihah.
2. Kelembagaan KOPRI
PMII menyadari bahwa anggotanya perlu diberdayakan
semaksimal mungkin. Selama ini kader putri PMII dirasa belum banyak
yang diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensinya, padahal jumlah
anggota putri PMII terbilang banyak. Untuk itu, konstitusi PMII
mensyaratkan keberadaan kader putri dalam setiap tingkatan kepengurusan
PMII diberi kuota minimal 1/3 (dari PB sampai Rayon).
a. Landasan Normatif
Dalam Bab VII Anggaran Rumah Tangga (ART) PMII tentang
Kuota Kepengurusan, Pasal 20 dinyatakan, ayat (1) Kepengurusan di
setiap tingkat harus menempatkan anggota perempuan minimal 1/3
keseluruhan anggota pengurus; dan ayat (2) Setiap kegiatan PMII
harus menempatkan anggota perempuan minimal 1/3 dari keseluruhan
anggota.
Penjelasan soal pemberdayaan anggota perempuan PMII ada dalam
bab VIII Pasal 21 ayat (1) Pemberdayaan Perempuan PMII
diwujudkan dengan pembentukan wadah perempuan yaitu KOPRI
(Korp PMII Putri), dan ayat (2) Wadah Perempuan tersebut diatas
selanjutnya diataur dalam Peraturan Organisasi (PO).
Adapun wadah pemberdayaan anggota putri PMII ditegaskan
dengan pembentukan lembaga khusus bernama Korp PMII Putri
(KOPRI) sebagaimana dalam Bab IX tentang Wadah Perempuan.
Dalam Pasal 22, ayat (1): Wadah perempuan bernama KOPRI; ayat (2)
KOPRI adalah wadah perempuan yang didirikan oleh kader-kader
Putri PMII melalui Kelompok Kerja sebagai keputusan Kongres PMII
XIV; ayat (3) KOPRI didirikan pada 29 September 2003 di Asrama
Haji Pondok Gede Jakarta dan merupakan kelanjutan sejarah dari
KOPRI yang didirikan pada 26 November 1967; dan ayat (4) KOPRI
bersifat semi otonom dalam hubungannya dengan PMII. Struktur
KOPRI sebagaimana struktur PMII, terdiri dari : PB KOPRI, PKC
KOPRI dan PC KOPRI.
2. Budi Utomo
Berdirinya organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei akan selalu
dikenang oleh masyarakat Indonesia sebagai hari refleksi atau kebangkitan
nasional, karena Budi Utomo merupakan gerakan pendidikan dan sosial
modern pertama. Budi Utomo kemudian mulai mendirikan perkumpulan-
perkumpulan modern lainnya. Selain itu, arah perkembangan gerakan ini
juga bersifat nasional.
3. Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah
pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi
semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.
Sumpah Pemuda adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang
diselenggarakan dua hari, 27—28 Oktober 1928 di Batavia (kini bernama
Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan "tanah air Indonesia",
"bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini diharapkan
menjadi asas bagi setiap perkumpulan kebangsaan Indonesia dan agar
disiarkan dalam berbagai surat kabar dan dibacakan di muka rapat
perkumpulan-perkumpulan.
Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan
kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya. Berikut ini adalah bunyi
tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di
dinding Museum Sumpah Pemuda. Naskah orisinil diabadikan
menggunakan ejaan Van Ophuijsen.
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe,
tanah air Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa
Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean,
bahasa Indonesia.
5. Proklamasi Kemerdekaan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada hari Jumat,
17 Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut
tahun Jepang (kōki) (17 Agustus Shōwa 20 dalam penanggalan Jepang itu
sendiri), yang dibacakan oleh Soekarno dengan didampingi oleh
Mohammad Hatta di sebuah rumah di Jalan Pegangsaan Timur No. 56,
Jakarta Pusat. Tujuan dari Proklamasi Kemerdekaan adalah sebagai
deklarasi kepada semua orang tentang kemerdekaan negaranya.
2. Orde Baru
Orde Baru Orde Baru adalah pengangkatan rezim Soeharto yang
mencopot Soeharno yang dimulai tahun 1966 sebagai Presiden kedua
Republik Indonesia. Tujuan orde baru adalah tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia yang secara konsisten
dan bersih dapat ditelusuri kembali pada pelaksanaan Pancasila dan UUD
1945. Pemerintah Indonesia terancam komunisme pada masa
pemberontakan G30S PKI, dan pemerintah Orde Baru fokus
mengembalikan Pancasila dan UUD 1945 sebagai ideologi dasar negara
Indonesia. Masa pemerintahan Orde Baru dimulai pada tahun 1967.
Presiden Sukarno secara resmi menyerahkan mandatnya kepada Jenderal
Suharto pada 11 Maret dengan surat perintah Supersemar. Latar belakang
dikeluarkannya Supersemar adalah akibat dari peristiwa gerakan 30
September 1965 Gestapo, Gestok atau G30S PKI yaitu kudeta Partai
Komunis Indonesia PKI yang menculik dan membunuh beberapa perwira
Angkatan Darat dan beberapa orang lainnya. orang penting.
3. Reformasi
Pada tahun 1998, negara Indonesia menyaksikan sebuah peristiwa
yang merupakan salah satu peristiwa penting yang berdampak besar bagi
negara, peristiwa yang sulit untuk dilupakan oleh banyak orang, terutama
orang-orang keturunan Tionghoa yang konon bisa saja terjadi. . biarlah
mereka yang menjadi korban. acara besar ini. Peristiwa Reformasi Agama
tahun 1998 adalah salah satu peristiwa tersebut, Reformasi adalah gerakan
yang secara konstitusional menginginkan perubahan ke arah yang lebih
baik. Dengan kata lain, perubahan terjadi di bidang politik, sosial,
ekonomi, hukum dan budaya. Reformasi adalah suatu proses menuju
tatanan kehidupan bernegara yang baik, yang meliputi aspek politik,
ekonomi, dan hukum. Reformasi di Indonesia ini merupakan arah untuk
menata kembali kehidupan bangsa yang lebih baik, karena selama 32
tahun pemerintahan era Orde Baru mulai melemah dan tidak cocok lagi
dengan Indonesia. krisis lahir. yang memenuhi berbagai aspek kehidupan
masyarakat. Krisis politik, ekonomi, hukum dan sosial menjadi faktor
yang menyebabkan lahirnya gerakan reformasi. Bahkan, krisis
kepercayaan telah menjadi salah satu indikator penentu. Reformasi
dipandang sebagai langkah yang tidak dapat dinegosiasikan.
Materi VII
Ke-Aswajaan
B. Realitas Sosial
Menurut Hasan dkk (2009:1) realitas berasal dari bahasa latin,yaitu res
yang berarti "benda" kemudian realis berarti segala sesuatu yang aktual atau
punya wujud .sedangkan soetandyo wignjosoebroto(2001) menjelaskan
realitas ialah sesuatu yang nampak dan berupa fakta .pemaknaan realitas tidak
hanya cukup berupa sesuatu yang di sadari , diketahui,dipahami,dan
diyakini,namun juga bisa berupa hal yang da di pemikiran manusia.dapat
disimpulkan bahwa realitas sosial merupakan fakta atau kenyataan yang ada di
Masyarakat.
Adapun Realitas sosial dibagi menjadi 3 macam:
1. Realitas objektif
merupakan segala sesuatu yang terbentuk dari pengamalan dari
luar diri sendiri yang menyangkut pada ideologi, keyakinan, gejala-gejala
sosial,tindakan,hingga tingkah laku yang ada dalam kehidupan masyarakat
itu merupakan realitas objektif,hal itu juga disebut sebagai kenyataan.
2. Realitas simbolik
Realitas simbolik merupakan bentuk dari realitas objektif yang
berbentuk simbolik dari suatu kenyataan dengan sifat objektif. pada
umumnya, realitas simbolik memiliki sifat yang dapat diketahui dan
bentuknya bisa dilihat oleh banyak (kenyataan umum) seperti karna
seni ,karya fiksi, hingga berita-berita di media.
3. Realitas subjektif
Realitas subjektif terbentuk dari realitas objektif dan simbolik.
Dengan demikian realitas objektif menjelaskan sebuah kenyataan atau
pengalaman dari seorang individu yang dikotruksi oleh proses internalisasi
tertentu.
2. Etnografi
Etnigrafi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua bahasa
yakni ,ethos yang artinya orang dan graphein yang artinya tulisan .secara
harfiah ,etnografi di artikan suatu tulisan yang berisi laporan dari beberapa
peneliti yang ditulis dan dijadikan bukti dari penelitiannya.
Dengan demikian, etnografi dapat diartikan sebagai sebuah deskripsi
tertulis yang mencakup keadaan sosial yang bersifat holistikintegrafi
dengan maksud untuk memberi penjelasan secara keseluruhan dan saling
berkaitan dari objek sosial yang dikaji .
Terdapat beberapa karakteristik yang menjadi ciri dari etnografi beberapa
diantaranya:
a) Mengkaji fenomena sosial secara mendalam
b) Data tidak terstruktur,karena data yang diperoleh merupakan data
empiris dengan Obek masyarakat
c) Kasus sample sedikit
d) Analisis dan interpretasi data mengenai arti dan tindakan manusia
(human action)
3. Need Assessment
Need Assessment merupakan suatu proses yang dilakukan dalam
menganalisis data yang dibutuhkan antara kinerja saat ini dan kinerja ya g
diharapkan untuk memperoleh informasi tentang kebutuhan pelatihan .