Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN HASIL ANALISA PRODUKSI AIR MINUM DALAM KEMASAN

(PRODUKSI BATCH 1)

3A D4 TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

Anggota Kelompok:

Cokorda Gede A. (2141420042)

Hanifah Ismi H. (2141420053)

Muhammad Dusturuddin R. (2141420056)

Nilam Kartika D. (2141420019)

Shafira Putri R. (2141420052)

PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2024
DAFTAR ISI

1. Skema Kerja Analisa:

1.1 Uji Turbidity.

1.2 Uji TDS (Total Dissolved Solid)

1.3 Uji pH..

1.4 Uji Mikrobiologi

2. Alat dan Bahan:

2.1 Bahan:

2.2 Alat:

3. Hasil Pengamatann.

3.1 Sifat Fisik.

3.2 Sifat Kimia.

3.3 Parameter Biologi

4. Pembahasan.

5. Referensi
1. Skema Kerja Analisa:

1.1 Uji Turbidity

- Menyiapkan alat turbiditmeter

- Menghidupkan alat turbiditmeter dengan mencolokkan kabel pada stop kontak

- Melakukan setting tanggal penggunaan turbiditimeter

- Melakukan kalibrasi dengan memasukkan blanko dimulai dari terbesar 800 NTU, 100
NTU, 20 NTU, dan 10 NTU dan mencatatat data hasil kalibrasi

- Melakukan uji turbiditas terhadap setiap sampling (bahan baku, makro filter 1, makro
filter 2, mikro filter 1, mikro filter 2, UV, Ozon, TuyoQu, dan Aqua)

- Setiap melakukan analisa sampel baru dilakukan kalibrasi ulang terhadap alat turbidity
meter dengan nilai blanko terdekat untuk memastikan nilai turbiditas

- Pengecekan nilai sampel dilakukan secara berulang hingga didapat nilai turbiditas
sampel yang konstan

1.2 Uji TDS (Total Dissolved Solid)

- Menyiapkan alat TDS meter dan sampel yang akan diuji (bahan baku, makro filter 1,
makro filter 2, mikro filter 1, mikro filter 2, UV, Ozon, TuyoQu, dan Aqua)

- Menekan tombol on untuk menghidupkan alat TDS meter

- Mencelupkan alat TDS meter pada botol berisi sampling yang akan diuji (bahan baku,
makro filter 1, makro filter 2, mikro filter 1, mikro filter 2, UV, Ozon, TuyoQu, dan Aqua)

- Menunggu nilai TDS yang terbaca pada TDS meter hingga konstan

- Menekan tombol hold agar nilai TDS tidak berubah

- Menekan tombol hold kembali jika sudah selesai mencatat nilai TDS
1.3 Uji pH

- Menyiapkan alat pH meter dan sampel yang akan diuji (bahan baku, makro filter 1,
makro filter 2, mikro filter 1, mikro filter 2, UV, Ozon, TuyoQu, dan Aqua)

- Menekan tombol on untuk menghidupkan alat pH meter

- Mencelupkan alat pH meter pada botol berisi sampling yang akan diuji (bahan baku,
makro filter 1, makro filter 2, mikro filter 1, mikro filter 2, UV, Ozon, TuyoQu, dan Aqua)

- Menunggu nilai pH yang terbaca pada pH meter hingga konstan

- Menekan tombol hold agar nilai pH tidak berubah

- Menekan tombol hold kembali jika sudah selesai mencatat nilai pH

1.4 Uji Mikrobiologi

- Membuat media agar NA, dan E. Coli

- Membersihkan meja kerja dengan alcohol 70%

- Menyalakan bunsen, selama proses dipastikan selalu dekat dengan api

- Mengambil 1 mL sampel dan memasukkannya kedalam cawan petri secara aseptis

- Menambahkan media agar kedalam cawan sebanyak satu per tiga dari ketinggian
cawan petri

- Agar dimasukkan dalam keadaaan hangat-hangat kuku

- Memutar cawan searah jarum jam seebanyak 5 kali, berlawanan arah jarum jam 5 kali,
dan angka delapan sebanyak 5 kali

- Membungkus kembali cawan petri

- Dilakukan inkubas pada suhu ruang selama 2x24 jam

- Dilakukan penghitungan koloni dengan cara manual, menggunakan spidol


- Hasil tersebut didapatkan jumlah koloni/1 ml sampe

2. Alat dan Bahan:


2.1 Bahan:

- Sampling Bahan baku,

- Sampling Makro filter 1,

- Sampling Makro filter 2,

- Sampling mikro filter 1,

- Sampling mikro filter 2,

- Sampling UV,

- Sampling Ozon,

- Sampling produk TuyoQu,

- Produk Aqua

- Agar Na

2.2 Alat:

- Turbiditimeter

- TDS meter

- pH meter

- Cawan petri

- Bunsen

- Erlenmeyer
- Micropipet 1 ml

- Korek api

- Pip pipet

- Autoclave

- Hotplate

- Inkubator

- Neraca digital

- Kaca arloji

- Spatula

3. Hasil Pengamatann
3.1 Sifat Fisik

Sampling Parameter

TDS Kondukti Turbidi Organoleptik


vitas ty
Sensor Uji (µS/cm2) (NTU) Rasa Ba
( lab u
µS/cm (ppm)
)

Bahan 177,4 148 88,7 2,83 Segar -


Baku

Makro 0,38 144 0,19 6,91 Segar -


Filter 1
Makro - 144 - 4,6 Segar -
Filter 2

Mikro - 143 0,18 2,34 Segar -


Filter 1

Mikro 0,35 142 - 0,88 Segar -


Filter 2

Hasil UV - 144 - 1,55 Segar -


Akhir

Hasil - 151 - 3,47 Segar -


Ozon

Produk - 158 - 2,0 Segar -


Tuyoqu

Produk - 158 - 0,19 Segar -


Aqua

SNI maks. 500 1,5 1,5 Segar -


AMDK
2015

3.2 Sifat Kimia

Sampling pH

Bahan Baku 7,93

Makro Filter 1 7,92

Makro Filter 2 7,91

Mikro Filter 1 7,74


Mikro Filter 2 7,73

Hasil UV Akhir 7,72

Hasil Ozon 7,72

Produk Tuyoqu 7,72

Produk Aqua 7,41

SNI AMDK 2015 6,5 – 8,5

3.3 Parameter Biologi

Sampling E. Coli Pseudomonas


Blanko

0 1

Bahan Baku -

90/1 mL

Mikro Filter 2 -

71/1 mL

UV Akhir -

11 /1 mL
Ozon -

4/1 mL

Produk Tuyoqu

15/1 mL 29/1 mL

Produk Aqua

25/1 mL 17/1 mL

SNI AMDK 2015 Tidak boleh terdeteksi/100 Tidak boleh terdeteksi/250


mL mL
4. Pembahasan
Pada parameter fisika:

TDS yang didapatkan pada proses produksi Tuyoqu masih dalam rentang SNI yang
aman yaitu bernilai kurang dari 500 ppm. Lebih tepatnya kisaran TDS pada sampling adalah
0,75 sampai 177,4 ppm.

Konduktivitas dari bahan baku mulanya tinggi yaitu sebesar 88,7 µS/cm2, padahal batas
aman SNI AMDK nya adalah 1,5 µS/cm2. Setelah melalui proses filter, konduktivitas dapat
turun menjadi 0,18 5 µS/cm2 atau dapat dikatakan memenuhi SNI.

Turbidity yang didapatkan dari bahan baku adalah 2,83 NTU sedangkan pada produk
Tuyoqu adalah 2 NTU. Meskipun mengalami penurunan nilai turbiditas, nilai tersebut masih
belum memenuhi standar SNI. Dikarenakan standar SNI yang ditetapkan adalah sebesar 1,5
NTU. Pada prosesnya, turbidity juga mengalmi perubahan nilai yang fluktuatif (naik-turun).
Hal yang mungkin menyebabkan adalah kalibrasi dari setiap pengambilan data yang belum
dilakukan dengan tepat ataupun juga dapat dipengaruhi kondisi proses lainnya.

Pada parameter kimia:

pH untuk proses pembuatan tuyoqu dari awal bahan baku hingga jadinya produk sudah
memenuhi ketentuan pH. Rentang pH untuk sampling yang dilakukan pada produksi Tuyoqu
adalah kisaran 7,93 (bahan baku) hingga 7,41 (Produk). Hal tersebut sudah memenuhi SNI
AMDK yaitu pada rentang pH 6,5-8,5.

Pada parameter biologi:

Media NA digunakan untuk menumbuhkan atau memberikan nutrient dari bakteri gram
negative berupa pseudomonas. Media NA mengandung pepton, yeast extract, dan beef extract
yang berfungsi sebagai sumber nitrogen dan sumber karbon, sumber vitamin, dan beberapa
senyawa lain untuk menyokong pertumbuhan bakteri (Mulyana Ginting,dkk.2018). Dari
analisa yang dilakukan masih banyak ditemukan jumlah koloni bakteri yang tumbuh. Hal yang
menyebabkan karena tidak terjaganya kehigenisan selama proses ataupun analisa. Begitupula
ketika dilakukan analisa bakteri E. coli, masih banyak ditemukan tumbuhnya bakteri tersebut
pada media agar E.Coli. Menurut Yuniar Respati dkk. 2017, Sumber nutrien, pH, temperatur,
presisi penyediaan media, dan presensi antibiotik dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri
lain pada media.

Perbandingan produk Tuyoqu Batch 1 dengan Aqua

Pada hasil analisa TDS (Total Dissolved Solid) produk Tuyoqu Batch 1 didapatkan nilai
TDS Tuyoqu yaitu 158 ppm, begitu pula dengan nilai TDS produk Aqua. Hal tersebut
menunjukkan produk Tuyoqu Batch 1 dan Aqua telah memenuhi SNI Air Minum Dalam
Kemasan pada nilai TDS yaiu di bawah 500 ppm. Pada hasil analisa turbidity didapatkan nilai
turbidity pada produk Tuyoqu Batch 1 nilainya yaitu 2 NTU sedangkan pada produk Aqua
didapatkan nilai turbiditynya yaitu 0,19 NTU. Hal tersebut menunjukkan pada produk Tuyoqu
Batch 1 tidak memenuhi syarat pada SNI Air Minum Dalam Kemasan dikarenakan melebihi
syarat maksimal nilai turbidity yaitu 1,5 NTU sedangkan produk Aqua telah memenuhi syarat
pada turbidty. Faktor yang mempengaruhi tingginya nilai turbidity pada produk Tuyoqu Batch
1 adalah diduga terdapat kerak pada aliran pipa pada proses filling, hal tersebut dikarenakan
pada proses filtrasi microfilter, didapatkan hasil turbidity pada sampling microfilter 2 yaitu
0,88 NTU. Namun setelah memasuki proses filling, terjadi kenaikan nilai turbidty pada
sampling UV, Ozon, dan pengisian air ke botol. Kerak pada pipa dapat memungkinkan
terjadinya penumpukan partikel yang dapat menghasilkan turbiditas yang tinggi. Semakin
besar nilai turbidity maka semakin besar potensi terbawanya partikel kerak besi yang
memungkinkan terjadinya penumpukan bahkan penyumbatan pada pipa (Khadijah, Afn. 2017).

Cokorda Gede Astika (2141420042)

Analisa Air Minum Dalam Kemasan adalah metode untuk mengetahui kualitas air yang akan
dikonsumsi dapat memberikan dampak baik bagi tubuh manusia atau memberikan dampak
buruk bagi manusia. Bentuk pengujian pada Air Minum Dalam Kemasan menggunakan standar
baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Penggunaan standar baku mutu digunakan
sebagai parameter sebuah produk untuk mengetahui keamanan sebuah produk apabila
dikonsumsi bagi Manusia. Terdapat beberapa parameter yang dianalisa pada Air Minum Dalam
Kemasan Tuyoqu sebagai patokan standar baku mutu dari sebuah produk Air Minum Dalam
Kemasan.

Analisa yang pertama adalah pengukuran pH dari produk Tuyoqu menggunakan pH


meter. Penggunaan pH meter yaitu dengan menghidupkan alat tersebut kemudian
mencelupkannya ke dalam air Tuyoqu. pH meter akan menunjukkan nilai dari pH air tersebut,
kemudian ditunggu hingga konstan. Terdapat sampling pada tiap proses pembuatan Tuyoqu
untuk mengetahui perbedaan pH di tiap proses. Hasilnya adalah pada setiap proses mulai dari
Filtrasi hingga Filling terjadi penurunan nilai pH dari 7,91 menjadi 7,41. Penurunan nilai pH
disebabkan adanya proses penyaringan pada makrofilter dan mikrofilter kemudian dilanjutkan
pembunuhan bakteri pada proses ozonisasi dan penyinaran UV. Sehingga nilai pH untuk
produksi Tuyoqu adalah 7,41 untuk produk. Berdasarkan hasil pH yang didapatkan masih
sesuai dengan standar Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Secara umum AMDK
tersebut dari segi parameter kimia bisa dikatakan tidak berbahaya sebab tidak mengalami
kontaminan. Hasil dari pengukuran pH air biasanya dipengaruhi oleh struktur tanah di wilayah
tempat air berada. Nilai pH sampel air berkisar antara 6,6-7,8. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa semua sampel air minum memiliki nilai pH yang memenuhi persyaratan kualitas air
untuk diminum (standar Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010 berkisar 6,5-8,5). pH
menunjukkan tinggi rendahnya ion hidrogen dalam air. pH air yang kurang dari 6,5 atau diatas
8,5 menyebabkan beberapa persenyawaan kimia dalam tubuh manusia berubah menjadi racun
yang sangat mengganggu kesehatan. pH menentukan sifat korosi, semakin rendah pH, maka
sifat korosinya semakin tinggi. pH air yang lebih besar dari 7 memiliki kecenderungan untuk
membentuk kerak pada pipa dan kurang efektif dalam membunuh mikroba. Air sebaiknya tidak
asam dan tidak basa (netral) untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat dan korosi
jaringan distribusi air (Marizki, 2017).

Analisa yang kedua adalah pengukuran Total Dissolved Solid (TDS) adalah
pengukuran jumlah zat padat terlarut pada air. Air yang berasa menunjukkan kehadiran
berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Tingginya nilai TDS dapat memperlihatkan
hubungan negatif dengan beberapa parameter kualitas air yang dapat menyebabkan
meningkatkan toksisitas pada organisme dalam air minum. Nilai TDS yang diperbolehkan
menurut Permenkes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum yaitu 500 mg/L
yang menjadi parameter wajib yang termasuk dalam parameter yang tidak langsung
berhubungan dengan kesehatan yaitu pada parameter fisik. Sedangkan menurut Standar
Nasional Indonesia (SNI) air mineral dan air demineral secara wajib mengikuti peraturan
Menteri Perindustrian Nomor 78/MIND/PER/11/2016 yang tercantum dalam SNI Air Mineral
SNI 3553:2015 yang memberlakukan persyaratan untuk nilai TDS yang diperbolehkan yaitu
tidak melebihi 500 mg/L (Mayori et al, 2024). Pengukuran TDS dari produk Tuyoqu
menggunakan TDS meter. Penggunaan TDS meter yaitu dengan menghidupkan alat tersebut
kemudian mencelupkannya ke dalam air Tuyoqu. TDS meter akan menunjukkan nilai dari TDS
air tersebut, kemudian ditunggu hingga konstan. Terdapat sampling pada tiap proses
pembuatan Tuyoqu untuk mengetahui perbedaan TDS di tiap proses. Hasilnya adalah pada
setiap proses mulai dari Filtrasi hingga Filling yaitu didapatkan nilai TDS berkisar 148 ppm
hingga 158 ppm hal ini sesuai dengan standar baku mutu Air Minum Dalam Kemasan yaitu
kurang dari 500 ppm.

Analisa yang ketiga adalah pengukuran Turbidity pada Air Minum Dalam Kemasan
untuk mengetahui tingkat kekeruhan produk. Kekeruhan sebagai intensitas kegelapan di dalam
air yang disebabkan oleh bahan-bahan yang melayang. Kekeruhan menggambarkan sifat optik
yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-
bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan juga didefinisikan sebagai suatu ukuran atau biasan
cahaya di dalam air. Kekeruhan yang tinggi dapat mengakibatkan terhambatnya penetrasi
cahaya ke dalam air. Kekeruhan dapat mempengaruhi kadar oksigen dalam air (Ariyani, 2017).
Pada pengujian kekeruhan/ turbiditas menggunakan turbidity meter. Penggunaan turbidity
meter yaitu dengan menghidupkan alat tersebut kemudian melakukan setting tanggal pada alat
dan dilanjutkan kalibrasi pada alat menggunakan blanko. Kemudian memasukkan produk
Tuyoqu ke dalam alat dan didapatkan nilai turbiditas. Terdapat sampling pada tiap proses
pembuatan Tuyoqu untuk mengetahui perbedaan turbiditas di tiap proses. Hasilnya adalah pada
setiap proses mulai dari Filtrasi hingga Filling yaitu didapatkan nilai turbiditas yang tidak
konstan yaitu mulai dari 6,91 NTU hingga turun menjadi 0,88 NTU pada proses filtrasi
kemudian naik menjadi 2 NTU setelah proses filling. Hal ini tidak sesuai dengan standar baku
mutu Air Minum Dalam Kemasan yaitu kurang dari 1,5 NTU. Berdasarkan pernyataan Ariyani,
2017 yaitu kekeruhan sebagai intensitas kegelapan di dalam air yang disebabkan oleh bahan-
bahan yang melayang. Sehingga penyebab tingginya nilai turbiditas pada produk Tuyoqu
disebabkan oleh bahan-bahan yang melayang pada proses filling, hal ini diperkuat naiknya nilai
turbiditas setelah proses filtrasi. Untuk mengetahui bentuk fisik Air Minum Dalam Kemasan
juga dapat dilihat dengan uji organoleptik melalui rasa dan bau. Pada produk Tuyoqu untuk
rasa dan bau tidak jauh berbeda dengan produk air minum yang dijual di pasaran yaitu memiliki
rasa segar dan tidak memiliki bau. Serta jika dilihat memiliki warna yang bening. Hal tersebut
menunjukkan bahwa produk uyoqu telah sesuai dengan Syarat Baku Mutu Air Minum Dalam
Kemasan pada uji organoleptik.

Analisa yang keempat adalah perhitungan mikroba untuk mengetahui jumlah mikroba
yang terdapat pada produk Tuyoqu. Pada perhitungan mikroba disiapkan agar NA sebagai
nutrisi dari pertumbuhan mikroba dan juga dilanjutkan dengan proses inkubasi untuk
mengetahui jumlah mikroba yang terdapat pada proses pembuatan Tuyoqu. Terdapat banyak
mikroba pada setiap proses pembuatan Tuyoqu, Hal ini menunjukkan tingkat aseptis dan
kebersihan dari alat produksi Tuyoqu masih kurang. Kurangnya kebersihan pada alat produksi
Tuyoqu dikarenakan penggunaan alat yang hanya digunakan sebagai media pembelajaran dan
tidak digunakan setiap hari seperti di industri pada umumnya sehingga mempengaruhi dari sisi
maintenance suatu alat

Hanifah Ismi H. (2141420053)

Kualitas air minum harus sesuai dengan persyaratan yang terdapat dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia No. 492 / Menkes / Per / IV / 2010 Di mana
setiap komponen yang diizinkan dalam kandungannya harus memenuhi syarat standar air
minum yang sehat yang mencakup persyaratan fisik, kimia dan biologis. (Wandrivel et al.,
2012). Sumber air yang bisa digunakan untuk minum harus berasal dari sumber yang
memenuhi persyaratan antara lain, bersih dan aman , bebas dari kontaminasi bakteri dan
sumber penyakit, bebas dari bahan kimia berbahaya dan beracun, tanpa rasa dan tanpa bau,
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan sesuai standar minimum yang
ditetapkan. (Kuswanto, Heri, 2013). Standar Nasional Indonesia (SNI) mensyaratkan air
mineral dan air demineral wajib mengikuti peraturan Menteri Perindustrian.

Berdasarkan SNI 2015 air minum tidak boleh berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna
atau jernih. Dari hasil analisa air minum yang dihasilkan tidak berbau dan jernih sehingga
sudah sesuai dengan SNI. Sedangkan untuk nilai pH pada air minum berkisar 6.5-8.5
berdasarkan SNI 2015. Hasil analisa produk air minum untuk semua sampel memiliki pH pada
kisaran 7.5 sehinga sudah memeuhi SNI.

TDS mencakup berbagai zat terlarut seperti mineral, garam, logam, zat organik, dan zat
lainnya yang dapat ditemukan dalam air. Secara umum, air mineral dengan TDS yang rendah
cenderung memiliki rasa yang lebih bersih dan segar, sementara air dengan TDS yang tinggi
mungkin memiliki rasa yang sedikit khas atau dapat mempengaruhi rasa dan tekstur makanan
yang dimasak dengan air tersebut (Corisa., E., B., 2022). Standar kualitas air minum yang layak
dikonsumsi berdasarkan SNI yaitu maksimal 500 mg/L. Dari hasil analisa nilai TDS semua
sampel berada di kisaran 142-158 mg/L yang menunjukkan air minum sudah layak dikonsumsi
dari segi TDS-nya.
Konduktivitas merupakan parameter kemampuan larutan untuk menghantarkan arus
listrik, Kemampuan air sebagai penghantar listrik dipengaruhi oleh jumlah ion atau garam yang
terlarut di dalam air (Astuti, 2018). Meurut SNI 2015 nilai konduktivitas maksimal 1.5 μS/cm.
Hasil analisa menunjukkan bahwa semua sampel berada dibawah 1 μS/cm yang menunjukkan
air minum sudah sesuai dengan SNI kecuali pada bahan baku karena belum melalui proses
AMDK.

Bakteri esherichia-coli yang merupakan bakteri yang sifatnya patogen dalam air minum
tentu saja akan menimbulkan resiko terhadap kesehatan dan akan menyebabkan kerusakaan
dan menurunnya kualitas air. (Rahayu A. & Gumilar M. H., 2017). Dari hasil analisa masih
didapatkan bakteri e-coli dari produk air minum sebanyak 15/ml yangmana air minum tersebut
tidak memenuhi SNI.

Muhammad Dusturuddin R. (2141420056)

Perhitungan Mikroba Pada Sample

Analisa produk dan bahan baku selama proses produksi AMDK sangat diperlukan
untuk mengetahui dan mendapatkan produk yang maksimal dan memenuhi SNI yang berlaku.
Salah satu yang mempengaruhi terkait kualitas produk AMDK adalah adanya mikroba yang
terdapat pada produk. Analisa pertumbuhan mikroba dalam periode tertentu merupakan
salahsatu hal yang harus diperhatikan untuk mengetahui bahwa produk sudah memenuhi atau
tidak untuk dikonsumsi mengacu pada SNI yang berlaku. TPC merupakan salah satu metode
untuk mengetahui banyak mikroba yang tumbuh dalam periode tertentu pada AMDK.
Perhitungan Total Plate Count (TPC) mikroba pada AMDK (Air Minum Dalam Kemasan)
merupakan metode untuk mengukur jumlah bakteri yang ada dalam satu sampel air minum.
TPC mengukur jumlah koloni bakteri yang terbentuk setelah sampel air minum dibiarkan di
media tumbuhan sepanjang 24 jam (Asih Rahayu. 2015). CFU adalah satu unit yang digunakan
untuk mengukur jumlah bakteri yang terbentuk dari sampel yang diperoleh dari media yang
berupa koloni dan tidak koloni. Persamaan yang dapat dipakai untuk metode ini adalh sebagai
berikut :

, dimana total dilluen factor merupakan


banyaknya pengenceran yang digunakan sebagai sampel bakteri pada plate (Asih Rahayu.
2015). Pada proses produksi yang telah dilakukan, sampel bakteri tidak dilakukan pengenceran
sehingga total dilluen factor yang digunakan adalah 10^1. Dari data didapatkan masing-
masing perhitungan untuk bakteriyang berupa koloni. Namun, praktikan sulit dalam
menghitung bakteri non koloni karena sebaran bakteri terlalu sirkuler. Sehingga mengacu pada
literatur yang ada, Rosanna Hartline dalam Microbiology Laboratory Manual (Hartline).
Perhitungan CFU per milliliter pada sampel yang berupa non koloni, dapat digunakan dengan
metode filtrasi membran atau metoda lainnya yang mengukur jumlah bakteri yang terbentuk
dalam media tanpa koloni. Dimana dengan menggunakan alat seperti filtrasi membran yang
mengukur jumlah bakteri yang terbentuk dalam media tanpa koloni.

Nilam Kartika D. (2141420019)

Untuk menguji kelayakan dari suatu produk AMDK dapat dinilai dari beberapa faktor,
dimana masing-masing dari faktor tersebut haruslah memenuhi standar baku mutu umum yang
berlaku di Indonesia. Baku mutu ini berguna sebagai parameter untuk suatu produk, apakah
telah memenuhi standar yang berlaku guna memastikan keamanan produk tersebut apabila
akan dikonsumsi oleh manusia. Industri yang berdiri juga harus memenuhi sistem aturan
praktik dari GMP (Good Manufacturing Process) yang dirancang sebagai pengontrolan
kualitas suatu produk agar baik untuk dikonsumsi dan atau dipasarkan kepada konsumen.

Produksi AMDK Tuyoqu, melewati beberapa tahapan proses dan salah satunya adalah
analisa. Analisa merupakan tahapan penentuan kualitas dari Tuyoqu itu sendiri yang melewati
beberapa parameter pengujian. Analisa yang pertama sebagai parameter fisik yang dapat
dengan mudah dilakukan secara langsung oleh indra manusia yaitu uji organoleptik. Hal ini
dapat meliputi rasa, bau, dan warna. Air Minum Dalam Kemasan yang baik tidak memiliki
warna untuk mencegah adanya keracunan dari berbagai zat kimia dan bakteri yang mungkin
menimbulkan warna sehingga membahayakan konsumen (R. De Fretes, 2016). Untuk
pengamatan bau dan rasa seharusnya produk AMDK yang baik tidak lah berbau ataupun
memiliki rasa yang yang tidak normal.

Selanjutnya dilakukan uji TDS (Total Dissolved Solid), yakni pengukuran jumlah zat
padat yang terlarut dalam air. Tingginya nilai TDS dapat menunjukkan adanya kontaminan di
dalam produk AMDK. Menurut SNI 3553:2015, TDS memiliki standar batas maksimal 500
mg/L. Nilai TDS juga dapat dipengaruhi oleh proses ozonisasi yang telah dilewati. Ozon sangat
berpengaruh terhadap nilai TDS karena semakin sedikit ozon maka mikroba dalam
AMDK akan meningkat. Seiring meningkatnya jumlah mikroba, maka TDS dalam air pun akan
meningkat dikarenakan aktivitas mikroba dalam air (Faishal N, 2021). Pengukuran TDS
dari produk Tuyoqu menggunakan alat TDS meter. Penggunaan TDS meter yaitu dengan
mencelupkannya ke dalam air Tuyoqu dan akan menunjukkan nilai dari TDS air tersebut secara
otomatis. Dari uji ini didapatkan hasil nilai TDS berkisar antara 0,75 hingga 177,4 ppm, dimana
hal ini telah sesuai dengan standar baku mutu Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yaitu
kurang dari 500 ppm.

Konduktivitas dari air Tuyoqu juga dilakukan analisa untuk pengukuran nilainya. Nilai
konduktivitas dapat menjadi indikator keberadaan polutan, dengan nilai yang tinggi pada air
minum menunjukkan bahwa terdapat banyak padatan atau logam terlarut yang dapat berbahaya
bagi kesehatan. Konduktivitas dari bahan baku pembuatan Tuyoqu mulanya tinggi yaitu
sebesar 88,7 µS/cm2, dan nilai tersebut telah melewati batas dari SNI untuk AMDK dimana
masih dikatakan aman apabila konduktivitasnya adalah 1,5 µS/cm 2. Namun, setelah melalui
proses filtrasi, konduktivitas dapat turun menjadi 0,185 µS/cm 2 atau dapat disimpulkan telah
memenuhi SNI.

Lalu, untuk uji analisa terakhir bagi parameter fisika adalah uji kekeruhan (turbidity).
Pada pengujian turbidity dilakukan menggunakan turbidity meter. Penggunaan turbidity meter
yaitu dengan pertama-tama melakukan setting tanggal pada alat dan dilanjutkan kalibrasi
terlebih dahulu menggunakan blanko. Setelah itu memasukkan sampel Tuyoqu yang telah
disiapkan ke dalam kuvet kurang lebih sekitar 15mL, kuvet dibersihkan dan dimasukkan ke
dalam alat hingga didapatkanlah nilai turbidity. Nilai turbidity yang didapatkan dari bahan baku
adalah 2,83 NTU sedangkan pada produk Tuyoqu adalah 2 NTU. Meskipun nilai turbidity telah
menurun, nilai tersebut masih belum memenuhi standar SNI yang ditetapkan, yaitu adalah
sebesar 1,5 NTU.

Kemudian uji analisa sebagai parameter kimia adalah penentuan nilai pH. Pengukuran
dilakukan dengan pH meter, yakni dengan mencelupkan alat tersebut ke dalam sampel air dan
secara otomatis nilai dari pH air tersebut akan muncul. Hasil yang didapatkan adalah, nilai pH
pada bahan baku sebesar 7,93 yang selanjutnya mengalami penurunan menjadi 7,41 setelah
menjadi produk. Nilai pH ini telah sesuai dengan standar SNI bagi AMDK yakni 6,5-8,5.
Tinggi atau rendahnya PH air dipengaruhi oleh senyawa / kandungan dalam air tersebut (Vindi
Musli, 2016).
Parameter terakhir bagi analisa yang juga telah dilakukan adalah parameter biologi
dengan uji mikrobiologi menggunakan metode TPC (Total Plate Count). Sebelum dilakukan
analisa TPC, perlu melakukan metode cawan tuang terlebih dahulu untuk pembuatan media
dan juga mempersiapkan sampel. TPC itu sendiri merupakan analisa pertumbuhan mikroba
pada suatu media yang diamati setelah diinkubasi dalam periode waktu tertentu. Media yang
digunakan adalah media Na sebagai tempat bertumbuhnya bakteri. Bakteri yang akan dianalisa
adalah berupa E. coli dan juga pseudomonas. Menurut standar SNI, kandungan bakteri E. coli
tidak boleh terdeteksi hingga 100 mL dan bagi pseudomonas tidak boleh terdeteksi 250 mL.
Dari hasil analisa, masih ditemukan banyak jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada media.
Hal yang mungkin dapat disebabkan karena tidak terjaganya kesterilan selama proses
pembuatan media ataupun pada saat analisa.

Sampel yang diambil bagi berbagai macam analisa yang dilakukan pada penjelasan
diatas, bukan hanya dari sampel produk namun juga diambil sampel dari seluruh tahapan proses
yang terdapat pada produksi Tuyoqu. Sehingga dengan begitu, kita bisa mengetahui terjadinya
perubahan nilai terhadap suatu uji parameter pada setiap dilakukannya suatu tahapan proses.

Shafira Putri R. (2141420052)

Analisa merupakan hal penting untuk dilakukan ketika melakukan suatu proses
produksi. Dengan kegiatan analisa maka akan dapat menentukan hasil produk dari suatu proses
dapat diklasifikasikan menjadi sesuai standar maupun tidak. Hal yang mendasari dilakukannya
analisa pada produk Air Minum Dalam kemasan (AMDK) adalah terbitnya ketentuan Standar
nasional Indonesia atas produk yang dikonsumsi tersebut. Untuk mengetahui parameter-
parameter yang telah ditetapkan sudah tercatat pada SNI 3554:2015.

Dalam produksi dari AMDK TuyoQu, dilakukan beberapa analisis terhadap parameter
yang sudah ditentukan dalam SNI 2015. Parameter tersebut meliputi uji pH, uji TDS, uji TPC,
uji turbiditas, dan organoleptik. Pengujian tersebut dilakukan secara manual dan teliti untuk
memaksimalkan hasil analisa produk. Sedangkan data konduktivitas proses dapat dilihat pada
sensor secara langsung tanpa perlu mengujinya secara manual.

Sebelum melakukan analisa, praktikkan yang diwajibkan tentunya untuk mengenakan


pakaian yang bersih kemudian mengenakan jas lab yang sudah harus pada kondisi bersih.
Praktikkan diwajibkan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara tepat. Berikutnya
praktikan dapat mengenakan hair cap, masker dan sarung tangan lateks ketika melakukan
proses analisa. Hal tersebut ditujukan untuk memastikan tidak ada helai rambut ataupun
kontaminasi terhadap produk yang akan dianalisa.

Titik sampel yang diperlukan dalam analisa adalah pada bahan baku, keluaran makro
filter 1, makro filter 2, mikro filter 1, mikro filter 2, hasil UV akhir, Hasil ozon, dan produk
TuyoQu. Untuk mengetahui kualitas produk TuyoQu maka dalam penganalisaan produk kami
bandingkan dengan merk Aqua. Cara untuk pengambilan sampel dari valve mulanya
menyemprotkan alkohol 70% pada titik keluarnya sampel yang akan diambil. Berikutnya
dibakar dengan api dan ditunggu hingga api padam. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan
memaksimalkan tempat sampel bersih, terhindar dari mikroba yang mungkin berada pada titik
sampling. Setelah itu dilakukan flash dengan cara mengeluarkan sedikit bahan dari titik sampel
untuk menghilangkan gas/uap dari hasil penyeterilan. Berikutnya sample dapat diambil dalam
jumlah tertentu untuk diuji beberapa parameter.

Dalam melakukan analisa pH dapat dilakukan pada seluruh sampel dengan cara
menekan tombol “ON” dari alat pH meter. Berikutnya mencelupkan sepenuhnya ujung batang
besi yang merupakan sensor ke dalam sampel sambil diaduk-aduk.Tujuan dari pengadukan
tersebut adalah memastikan pengambilan nilai pH pada distribusi yang menyeluruh. Ketika
nilai pada display sudah menunjukkan pH yang konstan maka dapat ditekan “HOLD” untuk
mengunci nilai pH pada display alat.

Dari data yang diperoleh bahan baku mula-mula memiliki nilai ph sebesar 7,93 dan
produk akhir TuyoQu sebesar 7,72. Selama prosesnya konstan mengalami nilai penurunan.
Dikarenakan setiap proses yang dilewati bahan membantu mengurangi kadar asam dengan cara
di filter, UV, maupun ozon. Jika dibandingkan dengan produk Aqua yang memiliki nilai lebih
rendah yaitu sebesar 7,41 maka dapat dikatakan bahwa kualitas produk Aqua masih lebih baik
daripada TuyoQu. Namun jika melihat rentang parameter pH berdasarkan SNI AMDK 2015,
TuyoQu masih dalam rentang batas aman yaitu diantara 6,5 sampai 8,5. Proses ozon dapat
mempengaruhi turunnya pH dikarenakan akan dihasilkannya ion H+ yang semakin banyak atau
air menjadi asam atau dapat menurunkan pH (Abdi, C., dkk., 2017).

Berikutnya adalah analisa TDS. Cara pengoperasian alat hampir sama dengan pH
meter. Menekan “ON” untuk menyalakan dan proses analisanya dengan cara mencelupkan
sensor dan mengaduk-aduknya selama pengambilan sampel. Ketika nilai sudah konstan dapat
ditekan “HOLD” untuk mengunci hasil TDS pada display alat.
TDS dari bahan yang dianalisa dengan alat TDS meter menunjukkan produk TuyoQu
justru mengalami kenaikan nilai. Bahan baku didapatkan memiliki TDS sebesar 148 ppm
sedangkan hasil akhir produk TuyoQu adalah 158. Mulanya ketika dilakukan proses filter,
bahan tersebut terus mengalami penurunan nilai dari 148 ppm menjadi 142 ppm. Akan tetapi
ketika memasuki proses UV, bahan mengalami kenaikan nilai TDS menjadi 144 ppm.
Berikutnya ketika mengalami proses ozonisasi didapatkan bahan memiliki nilai TDS sebesar
151 ppm. Ketika melalui proses ozon juga mengalami peningkatan nilai menjadi 158 ppm. Hal
yang mungkin mengakibatkan terjadinya peningkatan nilai TDS adalah adanya bahan tertentu
ataupun scaling pada pipa yang merupakan jalur transportasi utama bahan berpindah dari lokasi
filter ke lokasi filling yang merupakan tempat terjadinya proses UV dan ozon. Dalam Jurnal
Saintia Kimia dijelaskan bahwa memang dengan adanya UV dapat menyebabkan
meningkatnya TDS. Hal tersebut disebabkan sinar radiasi UV tidak menguraikan bahan dengan
sempurna sehingga menyebabkan bertambahnya padatan tersuspensi. Sedangkan berdasarkan
penelitian terdahulu yang sudah dilakukan didapatkan data yaitu, dengan semakin banyak ozon
yang ditambahkan akan menurunkan kadar oksigen pada bahan sehingga mikroorganisme
maupun bahan organic dan anorganik akan semakin sedikit. Sehingga TDS akan turun karena
tidak terdapat aktivitas senyawa dalam air (Efilda, D., dkk., 2017). Namun pada percobaan
masih mengalami peningkatan yang mana mungkin disebabkan penginjeksian dari ozon
tersebut masih kurang terjaga baik prosesnya. Nilai TDS dari produk masih dalam batas aman
SNI yang maksimalnya 500 ppm. Untuk nilai dari produk pembanding juga memiliki nilai TDS
yang sama dengan TuyoQu yaitu sebesar 158 NTU.

Selanjutnya adalah analisa turbidity dengan cara menghubungkan alat dengan sumber
listrik. Berikutnya menekan tombol power hingga alat dapat menyala. Ketika alat sudah pada
posisi nyala, praktikan diminta untuk memasukkan data date/month/year dan mengatur jam.
Setelah itu dapat melakukan kalibrasi blanko dengan cara memasukkan satu persatu blanko
dengan NTU yang berbeda-beda. Setelah dikalibrasi maka alat dapat digunakan untuk
menentukan turbiditas bahan. Sebelum menganalisa sampel maka kuvet atau tabung kecil
tempat sampling dibilas dengan bahan yang akan di sampling. Berikutnya bahan yang akan di
sampel dapat dimasukkan ke dalam kuvet sampai tanda batas. Kuvet kemudian dibersihkan
dinding kaca gelasnya agar tidak mempengaruhi pembacaan nilai turbiditas. Setelah itu kuvet
tersebut dapat dimasukkan pada alat untuk dibaca nilai nya dengan cara menekan tombol
“read”.
Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan nilai turbiditas yang fluktuatif namun
mengalami penurunan nilai yang mulanya bahan bakunya memiliki nilai 2,83 NTU menjadi 2
NTU pada produk TuyoQu. Nilai tersebut belum memenuhi standar yaitu dengan nilai 1,5
NTU. Sedangkan Aqua memiliki nilai sebesar 0,19 NTU. Bahan baku yang mulanya bernilai
2,83 NTU kemudian berubah nilainya menjadi 6,91 NTU setelah melewati makrofilter 1.
Kenaikan signifikan dari turbiditas tersebut sangat mungkin disebabkan dari tempat
transportasi bahan atau pipa yang mengambil bahan baku dari luar tempat produksi mengalami
scaling. Akan tetapi secara berkala dari proses makro filter 2 hingga mikro filter 2 mengalami
penurunan nilai turbiditas. Berdasarkan uraian Jurnal Selaparang, dengan adanya filter dari
makro ke mikro maka partikel yang berukuran kurang dari 0,1 mikron atau TDS dapat
terpisahkan dari bahan. Sehingga didapatkan hasil data yang sesuai yaitu TDS mengalami
penurunan setelah difiltrasi. Serta nilai turbiditas kemudian mengalami peningkatan menjadi
1,55 NTU disebabkan sinar radiasi UV tidak menguraikan bahan dengan sempurna sehingga
menyebabkan bertambahnya padatan tersuspensi dan menyebabkan kekeruhan meningkat
(Chuango, L., dkk., 2013). Begitu pula ketika diinjeksikan ozon justru mengalami peningkatan
nilai menjadi 3,47 NTU karena mungkin terdapat bahan lain yang terikut dalam bahan yang
diinjeksikan. Sehingga ketika hasil akhir produk TuyoQu yang sudah didiamkan memiliki nilai
sebesar 2 NTU karena mungkin hasil dari TDS sudah turun. Jika ditinjau berdasarkan
parameter SNI, nilai produk TuyoQu masih belum memenuhi dibandingkan dengan Aqua yang
memiliki nilai 0,19 NTU. Untuk menguji organoleptik dapat dilakukan dengan cara
merasakannya dan memastikan bau dari hasil tiap sampelnya.

Untuk analisa yang terakhir adalah dengan uji biologi metode Total Plate Count yaitu
menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada media agar NA dan E. Coli. Media agar NA
digunakan untuk memberikan nutrisi untuk bakteri pseudomonas sedangkan media E.coli
untuk memberikan nutrisi bakteri E. Coli. Caranya yaitu memasukkan 1 ml bahan sampel
dengan tip secara aseptis ke dalam petridish yang sudah steril kemudian dituangkan agar
sebanyak satu per tiga ketinggian petridish dan diputar untuk menghomogenkan dengan media.
Setelah itu inkubasi dilakukan pada suhu ruang selama 2x24 jam. Berdasarkan sampel yang
dilakukan hasil produk TuyoQu maupun Aqua masih memiliki cemaran mikroba, dibuktikan
dengan adanya mikroba yang tumbuh pada media agar. Faktor lain yang mempengaruhi
tumbuhnya mikroba adalah kurang higienisnya praktikan ketika melakukan proses produksi
maupun analisa. Untuk SNI yang seharusnya terpenuhi yaitu tidak ditemukannya cemaran
mikrobiologis dalam produk.
Berdasarkan analisa produk TuyoQu yang dilakukan, maka parameter yang sesuai
dengan SNI adalah TDS bernilai 158 ppm, pH 7,72. Sedangkan parameter yang belum
terpenuhi adalah turbiditas bernilai 2 NTU dan masih ditemukannya cemaran mikroba.

5. Referensi
A. D. Astuti. (2018). KUALITAS AIR IRIGASI DITINJAU DARI PARAMETER
DHL, TDS, pH PADA LAHAN SAWAH DESA BULUMANIS KIDUL
KECAMATAN MARGOYOSO. J. Litbang Media Inf. Penelitian, Pengemb.
dan IPTEK, 10(1), pp. 35–42, htps://doi: 10.33658/jl.v10i1.75.
Afrianti Rahayu, S., & Muhammad Hidayat Gumilar, M. (2017). Uji Cemaran Air
Minum Masyarakat Sekitar Margahayu Raya Bandung Dengan Identifikasi
Bakteri Escherichia coli. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and
Technology, 4(2), 50. https://doi.org/10.15416/ijpst.v4i2.13112
Anindita Rizkia Mayori, Izzul Islam. 2024. Analisis Kualitas Air Minum Ditinjau Dari
Parameter TDS dan pH pada Air Minum Dalam Kemasan. Vol 2(1) : 1-6

Asih Rahayu. 2015. DETEKSI ADANYA BAKTERI PADA AIR MINUM


DALAM KEMASAN GALON. Dosen Fakultas Kedokteran Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya

Corisa., E., B., Rusdi., H., O., Rahayu M., 2022, Analisa Air Minum Dalam Kemasan
dengan Parameter Fisika, Universitas Negeri Malang.

Dina Andriyana Thawil. 2020. STUDI LITERATUR : PERTUMBUHAN


BAKTERI PADA MEDIA ALTERNATIF PENGGANTI NUTRIENT
AGAR. PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI
LABORATORIUM MEDIS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

Elfidasari, D., dkk. 2017. Kualitas Air Situ Lebak Wangi Bogor Berdasarkan Analisa
Fisika, Kimia dan Biologi . Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains Dan
Teknologi, Vol. 3, No. 2, 104
Endah Purwanti, Danny Ramdani, Reni Rahmadewi, Billy Nugraha, Vita Efelina,
Sarah Dampang. SOSIALISASI MANFAAT KARBON AKTIF SEBAGAI
MEDIA FILTRASI AIR GUNA MENINGKATKAN KESADARAN AKAN
PENTINGNYA AIR BERSIH DI SMK PGRI CIKAMPEK. Purwanti, E.,
Ramdani, D., Rahmadewi, R., Nugraha, B., Efelina, V., dan Dampang, S
(2021). Selaparang: Jurnal Pengabdian Masyarakat.

Fikri Marizki. 2017. ANALISIS KUALITAS AIR MINUM ISI ULANG DI


SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Khadijah, Afni. 2017. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KUALITAS DAN


DAMPAK AIR INDUSTRI TERHADAP MESIN DAN KUALITAS
PLAT. Jurusan Teknik Industri Universitas Banten Jaya Jl. Ciwaru Raya,
Cipare, Kec. Serang, Kota Serang, Banten

Kuswanto, Heri, S. (2013). Pemeriksaan Mikrobiologis Air Minum Isi Ulang di


Wilyah Kecamatan Kuala kabupaten Nagan Raya. Universitas Teuku Umar,
Aceh Barat
Lina Chuango, Chairuddin,Tini Sembiring . 2013. PENGGUNAAN SINAR UV DAN
HIDROGEN PEROKSIDA UNTUK MENURUNKAN COD, TSS DAN TDS
AIR BUANGAN PABRIK OLEOKIMIA. Jurnal Saintia Kimia.

Ningtyas Yuniar Respat, Evy Yulianti, M.S, Anna Rakhmawati, M.Si. 2017.
OPTIMASI SUHU DAN pH MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI
PELARUT FOSFAT DARI ISOLAT BAKTERI TERMOFILIK. Jurnal
Prodi Biologi Vol 6 No 7 Tahun 2017

Rosanna Hartline dalam Microbiology Laboratory Manual (Hartline). 1: Labs. 1.15 :


Determination of Bacterial Numbers.
https:https://bio.libretexts.org/Bookshelves/Microbiology/Microbiology_Labo
ratory_Manual_(Hartline)

Tiiti Ariyani. 2017. ANALISIS KUALITAS AIR MINUM DALAM KEMASAN


(AMDK) DI YOGYAKARTA DITINJAU DARI PARAMETER FISIKA
DAN KIMIA AIR. Vol. 6 No. 1
Wandrivel, R., Suharti, N., & Lestari, Y. (2012). Kualitas Air Minum Yang
Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Bungus Padang
Berdasarkan Persyaratan Mikrobiologi. Jurnal Kesehatan Andalas, 1(3), 129–
133. https://doi.org/10.25077/jka.v1i3.84

Anda mungkin juga menyukai