Anda di halaman 1dari 15

Sistem Informasi Akuntansi

“Konsep Dasar SIA”

Dosen Pengampu :
Dr. Made Gede Wirakusuma, S.E., M.Si. Ak., CA

Oleh Kelompok 1 :
1. Dewi Sukma Shani (2207531083/01)
2. Gabriela Bean Bone (2207531086/02)
3. Ni Nyoman Tirta Ayu Suari (2207531091/03)
4. Septia Heska Surya Ar (2306511183/35)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ ii

BAB PEMBAHASAN 1

A .………………………………………...... 1

B …………...…...……..………. 5

C ...……………………………….......………………………… 6

D ……………………………………………...……………. 8

E ……………………………….........…………………… 10

DAFTAR PUSTAKA… ..................................................................................................................... 26

ii
PEMBAHASAN

A. SIA dan Organisasi Bisnis


1) Informasi dan Keputusan
Informasi pada dasarnya adalah sumber daya, yang membutuhkan produktivitas sebagai
suatu hal yang penting agar tetap kompetitif, dapat ditingkatkan dengan sistem informasi
yang baik. Akuntansi sebagai suatu sistem informasi mengidentifikasi, mengumpulkan, dan
mengkomunikasikan informasi ekonomi mengenai suatu badan kepada berbagai pihak yang
membutuhkan informasi tersebut. Informasi adalah data yang penting yang diolah sehingga
dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.
Sistem adalah kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan
tertentu. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan hal yang penting bagi perusahaan
dalam hal pengambilan keputusan serta melihat pengaruh lingkungan bisnis dalam skala
global. Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja SIA sangat berpengaruh terhadap kualitas
informasi yang akan disajikan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh manajemen serta
pihak yang membutuhkan informasi (Mahardika & Suardika, 2018). Penilaian terhadap
kinerja SIA merupakan hal yang penting. maka pengungkapan terhadap faktor-faktor yang
memengaruhi kinerja SIA perlu dilakukan secara tepat (Utama, 2014). Sistem informasi
akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk
mengubah data menjadi informasi yang digunakan untuk beragam pengambilan keputusan.
Mahardika (2018) dan Suardika (2018) berpendapat bahwa Sistem informasi akuntansi dapat
diartikan sebagai suatu struktur dalam suatu entitas, seperti perusahaan bisnis, yang
memperkerjakan sumber daya fisik dan komponen lainnya untuk mengubah data ekonomi
menjadi informasi akuntansi, dengan tujuan memenuhi kebutuhan informasi dari berbagai
pengguna informasi.
Organisasi adalah kumpulan unit kerja atau pengambilan keputusan untuk mewujudkan
tujuan. Sebagai sistem, setiap organisasi menerima masukan-masukan dan mengubah
menjadi keluaran-keluaran dalam bentuk produk atau jasa.
Pemakai informasi akuntansi dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu ekstern dan
intern. Pemakai ekstern mencakup pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah,
pelanggan, pemasok, pesaing serikat pekerja, dan masyarakat secara keseluruhan. Pemakai
ekstern menerima dan tergantung pada beragam keluaran dari sistem informasi akuntansi
suatu organisasi. Sebagian keluaran ini bersifat rutin. Misalnya, transaksi hutang dagang

1
pemasok membutuhkan keluaran seperti pesanan pembelian dan cek dari SIA organisasi yang
bersangkutan. Pelanggan menerima tagihan dan kemudian melakukan pembayaran yang
diproses dalam SIA. Karyawan menerima pembayaran gaji dan data yang berhubungan.
Pemegang saham menerima cek deviden dan informasi rutin mengenai transaksi saham.
Informasi yang dibutuhkan oleh pemakai ekstern bervariasi. Penerbitan laporan keuangan
perusahaan untuk mengevaluasi kinerja masa lalu, memprediksi kinerja masa datang, dan
memperoleh masukan lain mengenai organisasi yang bersangkutan.
Pemakai intern terutama para manajer, kebutuhannya bervariasi tergantung pada
tingkatannya di dalam organisasi atau terhadap fungsi yang mereka jalankan. Gambar A
adalah skema mengenai tingkat kepentingan manajerial yang berbeda terhadap informasi.
Sistem informasi akuntansi mengikhtisarkan dan menyaring data yang tersedia bagi para
pengambilan keputusan. Dengan memproses data dan SIA mempengaruhi keputusan-
keputusan organisasi.

Gambar A

Gambar A menyajikan karakteristik informasi yang relevan terhadap manajer-manajer


tingkat bawah, menengah, dan atas dalam organisasi. Manajemen tingkat atas umumnya
berkepentingan terhadap perencanaan dan pengendalian strategi jangka panjang. Laporan-
laporan akuntansi kepada manajemen tingkat atas berisi ikhtisar dan garis besar masalah
seperti total penjualan kuartalan berdasarkan lini produk atau divisi Manajer tingkat
menengah membutuhkan yang lebih rinci, seperti penjualan harian atau mingguan
berdasarkan lini produk karena lingkup menerima informasi yang relevan pada subunit
tertentu, seperti total pengendalian mereka lebih sempit. Manajer tingkat bawah umumnya
penjualan departemennya. Karyawan di tingkat yang lebih rendah, seperti klerek, memproses
data transaksi penjualan dan penggajian yang dengan pembuatan informasi yang berguna
dibatasi oleh lingkungan SIA dan demikian secara konstan akan berhubungan dengan data
rinciannya struktur manfaat dan biaya yang melekat pada keputusan-keputusan pemakai.

2
2) Sistem Informasi
Istilah sistem informasi menyiratkan penggunaan teknologi komputer dalam suatu
organisasi untuk menyediakan informasi bagi pengguna. Sistem informasi berbasis-komputer
merupakan satu rangkai perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk
mentransformasi data menjadi informasi yang berguna. Adapun beberapa tipe sistem
informasi yang memanfaatkan komputer:
• Pemrosesan Data
Pemrosesan data elektronik (EDP) merupakan penggunaan teknologi komputer untuk
menjalankan pemrosesan data transaksi suatu organisasi. EDP merupakan satu aplikasi sistem
informasi akuntan yang fundamental di setiap organisasi. Seiring perkembangan teknologi
komputer, yang makin banyak dikenal oleh masyarakat, istilah pemrosesan data (DP)
memiliki pengertian yang sama dengan EDP
• Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) menggambarkan penggunaan komputer untuk
menyediakan Informasi yang dapat mendukung pengambilan keputusan manajer.
Sistem informasi pemasaran merupakan suatu SIM yang memberikan informasi bagi
departemen pemasaran. Banyak dari informasi yang disajikan berasal dari sistem informasi
akuntansi, misalnya ringkasan penjualan dan informasi biaya. Informasi mesti dikumpulkan
dari lingkungan organisasi misalnya data preferensi konsumen, profil konsumen, dan
informasi produk pesaing.
Sistem informasi manufaktur merupakan SIM yang menyediakan informasi untuk
digunakan oleh fungsi produksi. Contohnya adalah ringkasan persediaan dan informasi
biaya.
Sistem informasi sumber daya manusia adalah SIM yang menyediakan informasi yang
berguna unit fungsi personalia atau sumber daya manusia. Banyak dari informasi yang
disajikan berasal dari sistem informasi akuntansi. Contohnya adalah informasi upah dan
ringkasan pajak penghasilan.
Sistem informasi keuangan merupakan SIM yang menyediakan informasi yang berguna
untuk fungsi Keuangan Banyak dari informasi yang disajikan berasal dari sistem informasi
akuntansi. Contohnya Adalah informasi arus kas dan pembayaran tagihan.
• Sistem Pendukung Keputusan
Dalam sistem pendukung keputusan (DSS) data diproses ke dalam format pengambilan
keputusan untuk memudahkan pengguna. DSS membutuhkan penggunaan model keputusan

3
dan database yang sangat berbeda dengan model keputusan dan bentuk database dalam sistem
DP. DSS dirancang untuk melayani kebutuhan informasi yang tidak rutin, spesifik, dan
khusus, sedangkan sistem DP dirancang untuk melayani kebutuhan rutin dan kebutuhan
informasi secara umum. DSS dirancang untuk satu tipe keputusan tertentu bagi pengguna
tertentu. Contohnya adalah penggunaan perangkat lunak spreadsheet untuk menjalankan
analisis bagaimana-jika terhadap data operasional atau data anggaran contohnya, ramalan
penjualan per personel pemasaran.)
• Sistem Pakar
Sistem pakar (ES) adalah sistem informasi yang berdasarkan pengetahuan mengenai
area aplikasi tertentu sehingga sistem informasi tersebut dapat bertindak sebagai konsultan
ahli bagi pengguna akhir Seperti DSS, ES membutuhkan model keputusan dan database
tertentu. Berbeda dengan DS 15 membutuhkan pengembangan basis
pengetahuanpengetahuan spesial yang dimiliki oleh sentar pakar dalam area pengambilan
keputusan-serta mesin inferensi proses seorang pakar membuat sa keputusan. ES mencoba
mereplikan keputusan yang akan dibuat oleh seorang pengambil keputusan dalam situasi
yang sama. Perbedaan utama ES dari DSS adalah DSS membantu pengguna untuk
mengambil keputusan, sedangkan ES membuat keputusan.
• Sistem Informasi Eksekutif
Sistem informasi eksekutif (EIS) dikaitkan dengan kebutuhan informasi strategi
manajemen puncak. Banyak informasi yang digunakan oleh manajer puncak berasal dari
sumber lain di luar sistem informasi organisasi, sebagai contoh rapat, memo, televisi, buletin,
dan aktivitas sosial. Informasi ini merupakan faktor kunci yang telah diidentifikasi oleh
manajemen puncak sebagai informasi kritis bagi suksesnya organisasi.
• Sistem Informasi Akuntansi
Analog dengan definisi sebelumnya, sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sistem
berbasis komputer yang dirancang untuk mentransformasi data akuntansi menjadi informasi.
Sistem informasi akuntansi memiliki cakupan yang lebih luas, yaitu mencakup juga siklus
pemrosesan transaksi, penggunaan teknologi informasi, dan pengembangan sistem informasi.

4
B. Proses Bisnis

Semua aktivitas organisasi yang lerkait dengan keuangan dapat dipandang sebagai bagian dari
berbag; proses bisnis. Proses bisnis adalah serangkaian tugas yang saling berhubungan yang
melibatkan dari proses bisnis unit organisasi, dan suatu urutan waktu yang logis. Proses bisnis selalu
dipicu oleh kejadian ekonom Semua proses bisnis memiliki titik awal dan titik akhir yang jelas,
misalnya proses pengelolaan konsumen dipicu oleh penerimaan order pembelian dari konsumen.
Prosesnya sendiri dimulai seja dibuatnya order penjualan dan diakhiri oleh penerimaan kas dari
konsumen pada saat konsume melunasi piutang dagang.
Mengingat kebanyakan organisasi mengalami kejadian ekonomi dan aktivitas serupa, maka
dapat didefinisikan sembilan kelompok proses bisnis dasar yaitu:
1. Logistik penjualan inbound (persediaan, pengendalian, retur ke pemasok)
2. Logistik penjualan outbound (pemrosesan order penjualan, pengiriman pesanan pengumpulan
piutang).
3. Operasi (mesin, perakitan, pengepakan, dan lain-lain)
4. Pemasaran (periklanan, promosi, penawaran, dan lain-lain)
5. Jasa (instalasi, reparasi, layanan purnajual, dan lain-lain)
6. Prokuremen (pembelian, pemesanan, evaluasi penawaran dari pemasok, dan lain-lain)
7. Pengembangan teknologi (sumber daya dan pengembangan)
8. Organisasi dan manajemen sumber daya manusia (rekrutmen, pelatihan, dan lain-1ain)
9. Infrastruktur perusahaan (akuntansi, perencanaan dan pengendalian bisnis, pengelolaan modal,
dan lain-lain).
Perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) terdiri dari integrasi proses bisnis perusahaan secdra
luas. Paket perangkat lunak ERP merupakan sistem informasi yang berorientasi pada keuangan, yang
mendukung dan mengotomalisasi proses bisnis. Paket perangkat lunak- ERP dijual oleh beberapa
perusahaan, seperti SAP, PeopleSoft, BaaN, dan Oracle.

C. Siklus Pemrosesan Transaksi

Aktivitas perusahaan dalam suatu organisasi juga dapat dipandang dengan cara yang berbeda, yaitu
dengan pendekatan siklus transaksi. Siklus transaksi secara tradisional mengelompokkan aktivitas suatu bisnis
ke dalam empal siklus aktivitas bisnis. Keempat siklus tersebut adalah:
• Siklus pendapatan, Kejadian yang lerkait dengan disiribusi barang dan jasa ke entitas lain da
pengumpulan kas yang lerkait dengan distribusi tersebut.
• Siklus pengeluaran, Kejadian yang lerkait dengan perolehan barang dan jasa dari entitas lain serta
pelunasan kewajiban terkait dengan perolehan barang dan jasa tersebut.
• Siklus produksi, Kejadian yang terkait dengan transformasi sumber daya menjadi barang dan jasa
• Siklus keuangan, kejadian yang lerkait dengan akuisisi dan pengelolaan dana termasuk kas.

5
Siklus pemrosesan transaksi terdiri dari satu atau lebih system aplikasi. System aplikasi memproses
transaksi yang saling terkait secara logis. Siklus pendapatan perusahaan biasanya mencakup sistem aplikasi
untuk merekam pesanan konsumen, membuat tagihan, merekam piutang dagang dan membuat laporan
penjualan. Siklus pengeluaranbiasanya mencakup sistem aplikasi untuk memilih vendor, membeli barang atau
jasa, merekam utang dagang, dan merekam penggajian karyawan. Siklus produksi biasanya mencakup aplikasi
untuk mengendalikan procduksi, membuat laporan produk, menentukan harga produk, mengendalikan
persediaan, dan merekam aktiva tetap. Siklus keuangan perusahaan biasanya mencakup sistem aplikasi yang
terkait dengan pengelolaan dan pengendali kas, pengelolaan utang, serta administrasi restitusi dan dana pensiun
karyawan.
Pada model siklus transaksi, selain keempat siklus tersebut, ada siklus kelima, yaitu siklus pelaporan
keuangan. Siklus pelaporan keuangan bukan merupakan suatu siklus operas. Siklus ini mendapatkan data
akuntansi dan data operasi dari siklus-siklus yang lain serta memproses dal tersebut sedemikian rupa sehingga
laporan keuangan dapat disajikan. Kesesuaian penyajian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum memerlukan banyak jurnal penyesuaian dan penilaian. Penilaian dan jurnal penyesuaian ini tidak
semata-mata berasal dari transasi pertukaran yang terjadi dalam aktivitas bisnis, misalnya depresiasi dan
penghitungan kurs valuta asing. Aktivitas semacam ini merupakan bagian dari siklus pelaporan keuangan
Perusahaan.
Proses Pengendalian Internal
Banyak informasi yang dibutulikan oleh manajemen untuk mengendalikan keuangan dan operasi berasa
dari sistem informasi akuntansi.Salah satu tanggung jawab utama manajemen adalah stewardship (pembinaan &
pengelolaan manajemen). Manajemen harus melindungi sumber daya organisasi dari kemungkinan kerugian.
Baik kerugian karena kecurangan yang disengaja seperti pencurian maupun kecurangan penggunaan bahan baku
dan bahan habis pakai pemberian kredit yang terlalu agresif, kegagalan untuk membel bahan baku dari pemasok
yang menawarkan harga yang paling murah, ketidakefisienan karyawan dan lain sebagainya.
Elemen Proses Pengendalian Internal
Pengendalian internal melibatkan penataan tanggung jawab dalam organisasi. Setiap orang mesti
bertanggung jawab untuk setiap tugas atau pekerjaan tertentu. Ada dua alasan yang mendasari hal ini Pertama,
tanggung jawab harus diberikan secara jelas sehingga memudahkan identifikasi area yang bermasalah. Kedua,
sekali karyawan memahami cakupan tanggung jawab mereka, mereka akan cenderung bekerja lebih keras untuk
menjalankann tanggung jawab yang telah dipercayakan kepada mereka.
Sebagai contoh, catatan persediaan yang dikelola oleh sistem aplikasi persediaan menciptakan akuntabilitas
barang yang ada di gudang. Penghitungan fisik persediaan yang dilakukan secara periodik dapat berguna untuk
menyingkapkan kemungkinan adanya kehabisan persediaan atau kesalahan dalam catatan persediaan.
Tambahan lagi, kesadaran karyawan persediaan bahwa catatan mereka suatu saat akan dicek dengan adanya
penghitungan fisik, akan memotivasi mereka untuk bekerja dengan lebih teliti dan hati-hati. Karyawan
persediaan akan bertanggung jawab atas keakuratan penghitungan barang yang diterima karena menyadari
bzhwa laporan penerimaan barang akan menjadi dasar pencatatan persediaan yang harus dijaga oleh karyawan
gudang.
Pemisahan Fungsi-Fungsi Akuntansi
Pemisahan tugas penting untuk memastikan bahwa tidak ada individu atau departemen yang peengelola catatan
akuntansi terkait dengan operasi aktivitas mereka Pelanggaran yang lumrah terjadi adalah pendelegasian
tanggung jawab akuntansi dan keuangan ke satu individu atau departemen. Fungsi akuntansi dan keuangan
terkait dengan uang oleh karena itu dianggap wajar menempatkan kedua tanggung jawab tersebut kepada satu
orang. Fungsi keuangan dalam suatu bisnis sebenarnya merupakan tanggung jawab operasi, yang serupa dengan
fungsi produksi maupun fungsi penjualan. Oleh karena itu, perlu pemisahan fungsi akuntansi dan keuangan.
Fungsi audit internal
Audit internal merupakan aktivitas penilaian yang independen dalam sebuah organisasi. Level organisasi dari
fungsi audit internal harus cukup tinggi untuk memastikan fungsi tersebut bertindak independent. Audit

6
interlnal berada satu level dibawah pimpinan puncak dan satu level dengan manajer eksekutif departemen yang
lain. Penempatan tanggung jawab tersebut sudah cukup lazim dilakukan oleh Perusahaan besar karena posisi
tersebut akan mendukung indepedensi audit internal, sekalipun dalam sejarahnya banyak fungsi audit internal
yang berada dibawah wewenang controller ataupun chief accounting officer. Apapun status organisasinya,
fungsi audit internal harus terpisah dari fungsi akutansi dan juga tidak boleh memiliki tanggung jawab dan
wewenang atas aktivitas operasi perusahaan.

Relevansi dengan jurnal


SIA merupakan hal yang penting bagi perusahaan dalam hal pengambilan keputusan serta melihat pengaruh
lingkungan bisnis dalam skala global. Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja SIA sangat berpengaruh
terhadap kualitas informasi yang akan disajikan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh manajemen serta
pihak yang membutuhkan informasi. Penilaian terhadap kinerja SIA merupakan hal yang penting, maka
pengungkapan terhadap faktor-faktor yang memengaruhi kinerja SIA perlu dilakukan secara tepat. Penerapan
SIA pada sebuah bank menjadi salah satu titik vital pada kegiatan operasionalnya sehari-hari. Dunia perbankan
merupakan salah satu sektor industri dengan tingkat penyerapan terhadap teknologi yang tinggi. Industri
perbankan dapat dengan mudah mengadopsi perkembangan teknologi SIA ke dalam sistem yang telah
diterapkan.

D. Akuntansi dan Teknologi Informasi

7
Istilah sistem informasi akuntansi mencakup penggunaan teknologi informasi untuk
menyediakan informasi bagi pengguna. Komputer digunakan dalam berbagai jenis sistem
informasi. Teknologi informasi melibatkan komputer, tetapi juga melibatkan teknologi yang
lain untuk memproses informasi. Setiap organisasi yang menggunakan komputer untuk
memproses data transaksi memiliki fungsi sistem informasi. Fungsi sistem informasi
bertanggung jawab untuk pengolahan data.

1) Spesialisasi Fungsional
Departemen sistem informasi dibagi menjadi lima fungsi utama: Fungsi analisis
bertugas mengidentifikasi masalah dan proyek untuk mendesain sistem yang dapat
menyelesaikan masalah tersebut. Fungsi pemrograman bertanggung jawab untuk
mendesain, membuat kode, menguji, dan men-debug program komputer yang diperlukan
untuk mengimplementasikan sistem yang telah dirancang oleh analis. Fungsi operasi
bertanggung jawab menyiapkan data, mengoperasikan peralatan, dan memelihara sistem.
Fungsi technical support bertanggung jawab dengan sistem operasi, perangkat lunak, desain
database, pengelolaan data, dan teknologi komunikasi. Fungsi user support bertugas
melayani pengguna, serupa dengan fungsi technical support yang bertugas melayani personel
di departemen sistem informasi. Berikut teknologi informasi yang mendukung keberadaan
sistem informasi akuntansi di suatu perusahaan meliputi:
• Komputasi Pengguna-Akhir
Dalam terminologi sistem informasi, istilah pengguna-akhir (end-user) menunjuk pada
fungsi organisasi selain fungsi sistem informasi yang membutuhkan pemrosesan data. Fungsi
penjualan atau pemasaran merupakan contoh pengguna akhir yang membutuhkan komputer
untuk memproses laporan penjualan, analisis pasar, proyeksi penjualan, anggaran penjualan,
dan lain sebagainya. Fungsi akuntansi juga merupakan pengguna akhir yang membutuhkan
komputer untuk memposting jurnal dan menyusun laporan.
• Teknologi Respons-Cepat
Teknologi ini cepat dan responsif. Sistem respons-cepat esensial demi terwujudnya
total quality performance (TQP) dalam bisnis. TQP sering disebut total quality management
(TQM), TQM adalah filosofi untuk melaksanakan hal yang benar dengan cara yang benar
sejak pertama kali. Beberapa teknologi berinteraksi untuk membuat sistem tanggap cepat
layak digunakan. Standarisasi perangkat keras dan perangkat lunak serta pergerakan ke arah
sistem terbuka telah membuat inter koneksi sistem komputer menjadi lebih mudah.

8
Pertukaran data elektronik (electronic data interchange/EDI) adalah hal esensial bagi sistem
tanggap cepat. Walaupun EDI penting bagi kecepatan pada sistem tanggap cepat, tetapi itu
saja tidak mencukupi. Universal product code (UPC) untuk mengidentifikasikan produk dan
teknologi scaning, seperti pada terminal eceran point of sale (POS), adalah teknologi esensial
lainnya.
• Just-in-Time
Lingkungan JIT merupakan lingkungan yang kontinu, berbeda dengan lingkungan yang
prosesnya batch. Lingkungan JIT menghendaki operasi proses yang kontinu dengan tujuan
meminimalkan atau mengeliminasi persediaan. JIT juga mendukung eliminasi apa yang tidak
berguna dalam proses pemanufakturan dan menekankan perbaikan operasi secara terus
menerus. JIT memiliki konsep yang serupa dengan konsep TQM dan banyak pihak
menganggap JIT sebagai aspek yang penting dari TQM.
• Web Commerce
Manfaat bagi konsumen: (1) Tidak ada antrian untuk mengetahui informasi produk. (2)
Jika konsumen memiliki pertanyaan yang membingungkan terkait dengan produk, maka
melalui perangkat lunak berbasis-Web, pelanggan dapat memperoleh jawaban yang cepat. (3)
Transaksi berbasis-Web dienkripsi sehingga meningkatkan keamanan transaksi lewat web.
Manfaat bagi pedagang: (1) Penghematan biaya dengan adanya pemesanan yang
otomatis. (2) Pengkodean data transaksi secara elektronik dan otomatis. (3) Biaya overhead
murah. Toko internet dapat ditempatkan hanya pada sebuah komputer desktop. (4) Informasi
mengenai produk perusahaan tersedia secara luas. (5) Kemampuan untuk secara cepat
memperbarui (update) dan menyebarkan informasi mengenai produk baru maupun harga
baru.
• Electronic Data Interchange (EDI)
EDI merupakan tukar-menukar dokumen bisnis dari komputer langsung ke komputer
melalui jaringan komunikasi. EDI berbeda dengan e-mail. E-mail dibuat oleh orang dan
diinterpretasikan oleh orang juga, sedangkan EDI dibuat oleh komputer dan diinterpretasikan
oleh komputer. Standar EDI publik, khususnya ANSI X.12, memiliki dampak besar terhadap
perkembangan sistem respons-cepat. Standar EDI publik menyediakan arsitektur untuk
pertukaran data dan mengeliminasi kesalahan kode dalam transaksi EDI.
• Extensible Bussiness Reporting Language (XBRL)
XBRL adalah bahasa yang memfasilitasi pertukaran berbagai jenis dokumen bisnis dan
laporan keuangan lewat internet. XBRL memiliki standar yang berdampak lebih luas

9
dibandingkan ANSI X.12 yang digunakan untuk EDI. Banyak orang merasa bahwa XBRL
kemungkinan dapat menggantikan EDI.
• Pemanufakturan Terintegrasi-Komputer (Computer Integrated Manufacturing)
Computer Integrated Manufacturing/CIM merupakan satu pendekatan penggunaan
teknologi informasi dalam perusahaan pemanufakturan yang terintegrasi. Komponen sistem
CIM mencakup desain dengan bantuan komputer (computer-aided design, CAD), sistem
pengawasan dan pengendalian produksi yang real time, serta sistem pengendalian persediaan
dan pemesanan persediaan.
• Sistem Pembayaran Elektronik (Electronic Fund Transfer/EFT)
EFT merupakan sistem pembayaran elektronik, dalam arti pemrosesan dan komunikasi
terjadi secara elektronik. Sistem EFT memungkinkan terjadinya perpindahan dana antar-
organisasi secara elektronik atas dasar instruksi pelanggan. Bank dapat terkait dengan
aplikasi EDI perusahaan.

Relevansi dengan jurnal


Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan beralihnya penggunaan sistem
informasi yang manual ke sistem informasi yang berbasis komputer. BPR merupakan suatu
lembaga keuangan yang mengalami perkembangan dalam penggunaan sistem informasi
berbasis komputer untuk membantu perekonomian pada masyarakat umum dan khususnya
untuk UKM. Mahardika, I.B.G.A., & Suardhika, I.M.S. (2018). Dalam laman ojk.go.id
menyebutkan bahwa transformasi digital menuntut BPR untuk mengubah pola pengelolaan
dan operasional yang dilakukan. Pergeseran dari konsep traditional bank ke future bank
mendorong BPR menyesuaikan strategi bisnis, melakukan penataan ulang jaringan distribusi,
mendorong transaksi perbankan melalui digital channel (mobile app dan internet) termasuk
penggunaan perangkat perbankan elektronik terkini, dalam upaya peningkatan customer
experience (end to-end digital solution).

E. Akuntan dan Pengembangan Sistem


Akuntan dapat menjalankan aktivitas pengembangan sistem baik untuk perusahaan
mereka sendiri ataupun untuk perusahaan lain, dalam hal mereka memiliki posisi sebagai
konsultan. Auditor eksternal maupun intemal berhadapan dengan aktivitas pengembangan
sistem pada saat mereka mengevaluasi pengendalian sistem informasi sebagai bagian dari
penugasan audit suatu perusahaan.

10
1) Karakteristik Pengembangan Sistem
Sebuah proyek pengembangan sistem biasanya terdiri dari tiga fase: analisis sistem,
desain sistem, dan implementasi sistem. Analis sistem melibatkan penyusunan solusi dan
evaluasi solusi untuk menyelesaikan masalah sistem. Analisis sistem menekankan tujuan
sistem secara keseluruhan. Dasar dari analisis ini adalah imbal balik antartujuan sistem.
Tujuan umum analisis sistem secara ringkas adalah sebagai berikut:
• Untuk meningkatkan kualitas informasi
• Untuk meningkatkan pengendalian Internal
• Untuk meminimalkan biaya, jika memungkinkan

Desain sistem merupakan proses merancang secara rinci solusi yang telah dipilih dalam
proses analisis. Desain sistem mencakup evaluasi efektivitas dan efisiensi alternatif
rancangan sistem terkait dengan kebutuhan sistem secara keseluruhan. Implementasi sistem
merupakan proses penerapan prosedur dan metode yang telah dirancang ke dalam operasi.
Implementasi sistem mencakup pengujian solusi sebelum implementasi, dokumentasi, serta
evaluasi sistem pada saat sistem tersebut mulai dioperasikan untuk memastikan bahwa sistem
berfungsi sesuai dengan yang telah direncanakan.
Pendekatan sistem merupakan suatu prosedur untuk mengadministrasi proyek sistem.
Tujuan pendekatan ini adalah untuk membantu terlaksananya pengembangan sistem yang
efektif dan teratur. Pendekatan sistem merupakan satu proses yang terdiri dari enam tahap,
yaitu: menetapkan tujuan sistem, menyusun berbagai alternatif solusi, analisis sistem, desain
sistem, implementasi sistem, dan evaluasi sistem.

2) Cetak Biru Proses Bisnis


Banyak perusahaan memilih cetak biru karena cetak biru lebih efektif dan efisien
daripada mendesain sendiri sistem mulai dari nol, Dalam banyak kasus, cetak biru
memungkinkan perusahaan untuk menghemat tenaga sehingga sumber daya perusahaan dapat
lebih memusatkan perhatian pada proses bisnis yang menjadi kunci bagi tercapainya tujuan
strategis organisasi.

3) Pertimbangan Perilaku dalam Pengembangan Sistem


Manajemen pengguna, dan personel sistem terlibat dalam perancangan dan operasi
suatu sistem informasi. Biasanya, tim perancang yang terdiri dari wakil pengguna, analis, dan

11
manajemen dibentuk untuk mengidentifikasi kebutuhan, mengembangkan spesifikasi teknis,
dan mengimplementasikan sistem yang baru.
Sistem informasi yang baru menyebabkan perubahan relasi keja antarpersonel,
mengubah deskripsi pekerjaan personel, dan bahkan perubahan struktur organisasi secara
formal. Faktor teknis, perilaku, situasi, dan personel semuanya harus dipertimbangkan.
Kegagalan mempertimbangkan semua hal tersebut dapat menyebabkan output sistem tidak
digunakan oleh pengguna, bahkan sekalipun sistem tersebut secara teknis baik.
Kerja sama pengguna diperlukan demi keberhasilan operasi sistem yang mana harus
dipastikan sejak perancangan sistem. Hampir semua aplikasi akuntansi merupakan kegiatan
rutin organisasi. Dalam rangka memastikan kesesuaian dengan jadwal produksi, hubungan
antara pengguna dan personel sistem informasi penting untuk dibina.
Filosofi perancangan berorientasi pengguna mengindikasikan pentingnya sikap dan
pendekatan pengembangan sistem yang secara sadar mempertimbangkan seluruh konteks
organisasi. Pengguna perlu dilibatkan dalam perancangan aplikasi. Sikap yang teliti dalam
perancangan output, baik dalam hal kuantitas maupun format, dapat mengurangi kerepotan
pengguna untuk mengolah data lebih lanjut atau meminta format laporan yang baru setelah
sistem dioperasikan.

Relevansi dengan jurnal


Sistem Informasi Akuntansi (SIA) memainkan peran penting bagi perusahaan dalam
pengambilan keputusan dan evaluasi dampak lingkungan bisnis secara global. Kualitas
informasi yang disajikan oleh SIA sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci. Pertama,
keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan informasi memiliki dampak signifikan.
Menurut penelitian Mahardika, I.B.G.A., & Suardhika, I.M.S. (2018), partisipasi pengguna
dalam pengembangan sistem dapat meningkatkan komitmen dan keterlibatan mereka, yang
pada gilirannya akan meningkatkan kualitas SIA. Temuan ini juga didukung oleh penelitian
terhadap karyawan Bank Perkreditan Rakyat di Kota Denpasar, yang menunjukkan bahwa
keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem berkontribusi positif pada kinerja SIA di
BPR tersebut.
Selanjutnya, faktor kedua yang berpengaruh pada kinerja SIA adalah kemampuan
teknis personal dalam mengelola sistem informasi. Seperti yang diungkapkan oleh Jen
(2002), tingkat kemampuan teknis personal SIA memiliki hubungan positif dengan kinerja
SIA. Hal ini sejalan dengan penelitian Mahardika, I.B.G.A., & Suardhika, I.M.S. (2018),

12
yang menegaskan bahwa kemampuan teknis personal yang lebih tinggi dalam mengelola SIA
dapat meningkatkan efektivitas pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George H & Hopwood, William S. (2006). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta:
Andi
Mahardika, I.B.G.A., & Suardikha, I.M.S. "Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada BPR di Kota Denpasar." E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana Vol.24.3.September (2018):2073-2095.
Ojk.go.id. Diakses pada 15 September 2023 dari https://www.ojk.go.id/ojk-
institute/id/capacitybuilding/upcoming/931/kesiapan-bpr-dalam-memanfaatkan-
teknologi-digital
Sutabri, Tata. (2004). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai