Anda di halaman 1dari 11

Upaya Inovasi dan Strategi Gen-Z dalam Menyongsong Era

Society 5.0
Oleh :

Ahabib Rahmat

Araf Apriansyah

Sub Tema Pilihan: novasi dan Strategi Gen-Z dalam Rangka Menyambut Perubahan Berbagai
Aspek di Era Society 5.0

Latar Belakang
konsep Society 5.0 adalah evolusi dari era-era sebelumnya, yang mencakup Society 1.0
(era berburu dan pengenalan tulisan), Society 2.0 (era pertanian), Society 3.0 (era industri), dan
Society 4.0 (era komputer dan internet). Society 5.0 merupakan era di mana teknologi menyatu
dengan manusia, digunakan untuk menjalani kehidupan sehari-hari, dan memiliki potensi untuk
mengatasi masalah sosial dan ekonomi.

Saat ini, teknologi berkembang dengan sangat cepat, dan sebagian besar kehidupan
manusia bergantung pada teknologi. Jepang memperkenalkan Era Society 5.0 pada tahun 2019,
di mana teknologi dari Era Industri 4.0 diimplementasikan untuk mengatasi berbagai
permasalahan. Namun, perkembangan teknologi ini juga memerlukan penyesuaian perilaku
masyarakat, karena teknologi dapat digunakan secara positif maupun negatif.

Generasi milenial dan Generasi Z mendominasi angkatan kerja saat ini, membawa
tantangan baru dalam persaingan global di Era Revolusi Industri 5.0. Mereka memiliki keahlian
dalam penggunaan teknologi, yang penting bagi organisasi dalam meningkatkan kinerja mereka.
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) generasi ini memerlukan pendekatan manajemen
yang baru. Generasi milenial juga erat kaitannya dengan Revolusi Industri 4.0, yang
menekankan digitalisasi dan otomasi. Pendidikan perlu mempersiapkan mereka dengan
pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan Era Society 5.0 dan Revolusi Industri 4.0,
sehingga mereka dapat bersaing secara global. Upaya pengembangan SDM menjadi kunci
penting dalam transformasi sosial di masa mendatang.
Pembahasan
Dr. W. Linda Yuhanna, M.Si (Dosen Universitas PGRI Madiun) menyebutkan ada enam bekal keahlian
yang harus dimiliki oleh Generasi Z. Bekal tersebut sebagai jalan untuk meningkatkan kreativitas,
produktivitas, hingga memiliki wawasan yang luas. Sehingga, nantinya para Generasi Z tidak hanya
sebagai pengguna saja melainkan juga menjadi pemeran utama dalam implementasi teknologi digital di
era society 5.0.

 Kemampuan digital skill

Di era globalisasi di mana semuanya menggunakan digital membuat media semakin


canggih. Memasuki era society 5.0 yang membuat media semakin sulit untuk dikontrol.
Sehingga semakin banyak berita hoax yang diterbitkan oleh media. Oleh karena itu, kita harus
memiliki skill dalam digital agar bisa memilih dan menerbitkan berita yang baik dan benar.
Digital skill adalah kemampuan dalam memahami, menggunakan, dan memanfaatkan teknologi
perangkat digital dalam mengakses dan mengelola informasi. Dengan semakin berkembangnya
teknologi saat ini, menjadikan digital skill sebagai suatu kemampuan yang sangat penting untuk
dimiliki.

Bahkan kini banyak perusahaan mulai bertransformasi ke ranah digital. Itu berarti
kesempatan untuk menjalani karier profesional dengan digital skill juga semakin terbuka lebar
jika dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Tak heran jika saat ini juga ada cukup banyak posisi
pekerjaan yang belum pernah kita ketahui sebelumnya, seperti data analyst and scientist atau
big data specialist. Terlebih jika kamu ingin menjalani pekerjaan profesional, maka harus punya
skill tersebut, yakni digital skill.

Untuk mengimbangi dunia digital yang semakin maju dan canggih, maka kita harus memiliki
beberapa digital skill sebagai berikut :

1. Internet of things atau IoT merupakan suatu konsep yang memungkinkan untuk membangun
sistem yang mengintegrasikan berbagai device atau peralatan dan dapat dikendalikan dengan
mudah. Adapun implementasi IoT juga semakin berkembang seiring dengan kemajuan
teknologi, khususnya teknologi internet, sebab yang menjadi kunci utama dari terealisasinya
internet of things adalah ketersediaan jaringan internet yang stabil.
2. Data analytics Data analytics adalah kemampuan dalam melakukan pemeriksaan dan
pengolahan data dari berbagai sumber untuk menghasilkan informasi sebagai dasar
pengambilan keputusan. Sementara pemanfaatannya bukan hanya pada sektor industri, tetapi
juga banyak digunakan dalam membantu pengembangan suatu bisnis.

3. Web development Untuk skill web development adalah suatu kemampuan dalam
membangun, memelihara, dan mengembangkan suatu website. Orang-orang yang memiliki
kemampuan tersebut disebut web developer. Web developer itu ada beberapa jenis.
Sebutannya dibedakan sesuai wilayah development yang dilakukan. Jenis-jenisnya yaitu front-
end developer, back-end developer, full-stack developer, dan mobile developer. Banyak
perusahaan mempekerjakan web developer untuk melakukan ekspansi bisnis ke ranah digital.
Dengan bantuan web developer, perusahaan dapat membuat dan mengembangkan produk
digital yang dimiliki.

4. Search engine optimization Sedang search engine optimization (SEO) merupakan salah satu
skill penting dalam digital marketing. Seseorang yang punya keahlian di bidang SEO umumnya
disebut SEO specialist. Tugas utamanya adalah memastikan performa situs dari produk digital
memiliki peringkat yang baik pada mesin pencari. Dalam melakukan tugas tersebut, seorang
SEO specialist perlu mempersiapkan strategi yang tepat, mulai dari meneliti seperti siapa saja
yang menjadi kompetitor, kemudian meneliti berbagai kata kunci yang bisa dioptimasi, menulis
konten artikel, dan masih banyak lagi.

5. Project management Adapun project management skills merupakan kemampuan memimpin


dan mengorganisir tim dalam mengelola suatu proyek. Posisi spesifik yang wajib memiliki
kemampuan ini adalah project manager. Peran utamanya mengorganisir tim agar target tim
dapat tercapai sesuai durasi waktu yang disediakan. Selain itu, untuk menjadi seorang project
manager tidak dituntut harus menguasai skill teknis dengan baik. Tetapi setidaknya perlu
memahami seperti apa prosedur penyelesaian suatu project dan mampu berpikir solutif untuk
memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi tim.

 Kemampuan public speakin

Semua orang pasti dan tentu saja bisa berbicara, namun tidak pula semua orang bisa
berbicara dengan mudah dan menarik di depan umum yang paling pentingnya ialah cara
berbicara kita yang dapat membawa atau menggiring opini publik sesuai dengan apa yang kita
mau ataupun yang sesuai dengan tujuan kita. Istilah public speaking berasal dari ahli retorika
yang mengartikannya sebagai seni (keahlian) dalam berbicara di depan umum, dengan istilah
yang berkembang dari abad sebelum masehi. Seperti yang telah kita ketahui public speaking
merupakan ungkapan dalam pengertian yang pertama yaitu public dari kata dalam bahasa
inggris yang artinya adalah umum dan speak yang artinya adalah berbicara, jadi dalam bahasa
indonesia diartikan sebagai berbicara di depan umum. Singkatnya public speaking adalah
komunikasi yang dilakukan di depan umum atau di depan sekelompok orang oleh seseorang
yang dimaksudkan untuk menyampaikan suatu informasi.

Banyak sekali pekerjaan yang sudah mulai digantikan oleh mesin, salah satunya dalam
dunia kerja di bidang pemasaran, disini pastinya saja kita itu memerlukan skill public speaking
yang baik khususnya secara virtual. Soft skill wajib dikuasai untuk bersaing di era society 5.0,
Kemampuan public speaking di era society 5.0 menjadi salah satu tantangan baru yang perlu
ditingkatkan mengingat soft skill ini tidak bisa digantikan oleh teknologi. Saat ini kita harus
terbiasa dengan melakukan public speaking secara virtual, karenanya kita diperlukan untuk
mengasah skill dalam berbicara karena pastinya saja tidak semua orang bisa berbicara di depan
umum secara virtual, hal ini mungkin karena kita sendiri belum terbiasa untuk berbicara di
depan kamera. Sehingga dapat membuat kita menjadi sering gugup atau bahkan malu untuk
memulai suatu pembicaraan dan dapat menyebabkan berkurangnya rasa kepercayaan diri
dalam berbicara di depan umum secara virtual. Sehingga agar ide dan gagasan yang dimiliki
oleh diri kita itu dapat diterima dengan baik oleh masyarakat yang mendengarnya, kita haruslah
belajar cara menyampaikannya dengan baik di depan umum secara langsung (tatap muka)
maupun secara tidak langsung (virtual).

Berbicara di depan umum bukanlah kemampuan yang diperoleh seseorang sejak lahir,
sehingga setiap orang haruslah dapat belajar, mengasah, dan juga meningkatkan
keterampilannya masing-masing. Menjadi seorang public speaker perlu memperhatikan banyak
hal secara detail, karena kewajiban seorang public speaker adalah untuk menggiring dan dapat
mempengaruhi para audiensnya agar dapat mengikuti setiap arahan dari informasi ataupun
perintah yang kita berikan. Seorang public speaker harus memberikan informasi yang benar dan
menggunakan bahasa umum yang dapat dipahami oleh banyak audiensnya, karena setiap
manusia yang ada di dunia pastinya memiliki tingkat pengetahuan (intelligence) yang berbeda-
beda, apalagi ditambah dengan kondisi geografis negara kita yang memiliki beribu budaya serta
bahasa yang beraneka ragam pula. Berbicara di depan umum tidak hanya secara verbal, kita
harus dan dituntut untuk menguasainya secara verbal, vokal dan visual. Verbal adalah pesan
yang kita kirimkan, tunjukkan atau perlihatkan kepada para audiens yang menunjukkan bahwa
kita sangat tertarik untuk membahas topik tersebut. Vokal adalah nada atau intonasi tinggi
rendahnya nada yang kita sampaikan, audiens akan lebih tertarik jika intonasi kita terlihat
meyakinkan dan tegas dengan begitu akan meminimalisir para audiens merasa bosan. Visual
adalah bahasa tubuh yang kita tunjukkan ketika berbicara di depan umum, sehingga penting
sekali untuk kita dalam menjaga hal tersebut agar menarik audiens untuk tetap mendengarkan
sampai akhir acara. Karena dari cara kita berpakaian dengan rapih dan muka yang bersih
ataupun berdandan, itu menunjukkan bahwa kita menghargai para audiens yang hadir dan
menunjukkan bahwa kita pula merasa tertarik dengan topik yang dibicarakan tersebut.

Meskipun terlihat sulit bagi kebanyakan orang, kabar baiknya, public speaking ialah
keahlian yang dapat diri kita sendiri pelajari dan juga kembangkan.

1. Mengenali Para Audiens

Dalam public speaking, itu berarti diri kamu harus menyampaikan beberapa pesan atau gagasan
untuk para audiens yang mendengarkan. Agar diri kita dapat menjadi pembicara yang baik, kita
sendiri perlu mengenali siapa audiens itu sendiri. Contohnya saja, berapa usia, hobi, apa saja
minat mereka, tingkatan pendidikan, status ekonomi sosial, dan lain sebagainya.

Dengan mengenali para audiens, kita sendiri tentunya jadi bisa untuk menyusun dan
memberikan berbagai jenis informasi yang tepat untuk mereka pada zaman teknologi 5.0 ini.
Semisalnya saja, jika diri kita diundang untuk menjadi public speaker di suatu acara pelatihan
dasar kesehatan di Sekolah Dasar suatu wilayah. Usia anak SD yang rata-ratanya adalah
berumur mulai dari usia 7–12 tahun. Berbicara dengan anak-anak tentu saja tidak akan cocok
jika kita memakai bahasa ilmiah yang sulit untuk dimengerti apa maksudnya dan bagaimana
cara membacanya, menunjukkan berbagai jurnal penelitian atau data-data tertentu, yang
pastinya tidak akan mereka mengerti apa maksud yang ada didalamnya, hal itu akan membuat
mereka mulai cepat merasa bosan karena tidak ada hal menyenangkan yang dapat mereka
dengarkan karena hal yang disampaikan tidak sesuai dengan rentang usia pada masa kanak-
kanak tersebut. Tetapi, akan terasa cocok dan pantas bila kita bicara dengan gaya bicara yang
santai, sambil bermain-main, banyak menggambar dengan menggunakan krayon warna-warni
kesukaan anak-anak, memakai gaya bahasa yang sederhana, dan lain sebagainya.

Sehingga, dengan cara kita mengenali secara lebih mendalam terkait dengan informasi
mengenai para audiens yang hadir di dalam acara. Tentunya dapat membantu kita dalam
menyampaikan pesan secara efektif agar pesan tersebut dapat benar-benar diterima dan
dipahami dengan baik oleh para pendengarnya.

2. Menguasai Materi Yang Akan Di Paparkan

Ketika kita ingin menyampaikan pesan ataupun suatu informasi di depan publik, sangat penting
untuk kita dalam menguasai secara mendalam materi yang akan disampaikan itu pula, tentunya
kita sendiri tidak bisa selalu untuk mengandalkan catatan yag disiapkan, karena telihat tidak
profesional. Sehingga, kita bisa membahas materi itu dengan gaya bahasa yang lebih sederhana
dan improvisasi, agar para audiens pun tidak merasa bosan. Selain terlihat lebih meyakinkan,
menguasai materi yang akan disuguhkan juga dapat membangun rasa kepercayaan diri menjadi
lebih baik dari sebelumnya, karena kita mengasah skill yang ada di dalam diri kita tersebut.

3. Bertutur Kata Yang Jelas

Agar pesan tersampaikan dengan baik ke audiens, kita haruslah berbicara atau bertutur kata
dengan Bahasa yang jelas. Yang dimaksudkan adalah berbicara dengan jelas, tidak bergumam
dengan Bahasa yang sulit dimengerti, artikulasi dan vokal yang jelas, serta penyampaian kata
atau kalimat yang telah disusun terlebih dahulu dengan baik. Selain itu juga, kita juga perlu
memperhatikan pengaturan nada dan suara dalam berbicara. Contohnya saja seperti, pekanan
suara dan kecepatan dalam berbicara yang perlu diperhatikan. Misalnya, berbicara jika terlalu
cepat akan membuat audiens sendiri merasa kesulitan untuk menangkap atau menerima
informasi, selain itu pula kita juga menjadi lebih cepat merasa kelelahan dan sulit untuk
mengatur pernafasan. Jika topik atau materi yang seharusnya berguna untuk para audiens
dengarkan, tentunya akan sangat disayangkan bila tanpa penyampaian kata yang jelas.

4. Mempelajari Juga Memperhatikan Bahasa Tubuh

Bahasa tubuh atau yang biasa dikenal dalam Bahasa Inggris sebagai body language yaitu suatu
gerakan yang dilakukan tanpa adanya kesadaran dan tanpa direkayasa oleh seseorang yang
melakukannya. Bahasa tubuh juga termasuk ke dalam suatu bentuk komunikasi non-verbal dan
dapat mempertegas suatu gagasan atau pesan yang disampaikan oleh seorang pembicara.

Adapula beberapa bahasa tubuh yang harus diperhatian ketika kita melakukan public speaking,
yaitu dimulai dari pergerakan tangan dan lengan, ekspresi atau mimic wajah, eye contact,
hingga pergerakan dari badan kita pada saat di depan audiens.

Dalam pembahasan ini, contohnya saja eye contact. Jika kita berbicara di depan audiens secara
langsung atau secara virtual, kita harus usahakan pandangan mata kita yang tetap terjaga ke
depan dan memandang audiens secara merata dari kiri ke kanan ataupun sebaliknya. Hal ini
dilakukan tentunya agar audiens merasa ikut terlibat dalam pembicaraan yang sedang
dilakukan. Contoh lainnya adalah ekspresi wajah, ketika kita tersenyum kepada audiens sesekali,
hal itu tentunya dapat membuat mereka merasa nyaman dan lebih mendalami terkait hal apa
yang sedang dibicarakan. Oleh karenanya, dengan kita mempelajari berbagai penggunaan
bahasa tubuh, dapat membantu kita untuk meningkatkan kualitas public speaking dalam
perkembangan teknologi di zaman 5.0 yang semakin pesat ini. Saat ini kita tidak hanya
“melawan” manusia sebagai saingan, tetapi pula bersaing dengan perkembangan teknologi
yang tentu saja tidak ada habisnya.

5. Selalu Berlatih

Perasaan yang biasa dirasakan ketika berada di depan panggung atau dimanapun ketika kita
akan melakukan pembicaraan sebagai public speaker, seperti rasa deg-degan, ketakutan,
ataupun rasa gugup, tentunya hal itu adalah kewajaran bagi seorang manusia yang memiliki
rasa di dalamnya. Untuk dapat mengurangi segala jenis perasaan tersebut, kita bisa dengan
melakukan berbagai persiapan yang baik dan tentunya saja latihan yang selalu di ulang-ulang.
Banyak berlatih atau praktik, mungkin tidak akan membuat penampilan kita sendiri menjadi
sempurna. Tentunya saja akan ada kesalahan-kesalahan kecil yang mungkin saja akan terjadi.
Tetapi, dengan melakukan banyak praktik itu sendiri, akan menjadikan diri kita menjadi
semakin lebih baik lagi dalam berbagai hal-hal yang sedang kita praktikkan itu.

 Kemampuan Berinovasi dan Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk kritis dan objektif


mempertimbangkan informasi, argumen, dan bukti yang diberikan. Ini melibatkan kemampuan
untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam argumen atau bidang informasi
tertentu, serta kemampuan untuk mengambil keputusan yang rasional dan terinformasi
berdasarkan informasi dan bukti yang diberikan. Kemampuan berpikir kritis membutuhkan
kesabaran, ketekunan, dan kemauan untuk menggali lebih dalam dan mempertimbangkan
semua informasi yang tersedia sebelum membuat keputusan atau mengekspresikan pandangan.
Orang yang berpikir kritis juga sering mempertanyakan asumsi atau keyakinan yang terkait
dengan masalah yang dipertimbangkan, dan cenderung melihat masalah dari berbagai sudut
pandang sebelum sampai pada kesimpulan. Kemampuan berpikir kritis sangat penting di dunia
profesional dan akademik, dan seringkali menjadi kualitas yang dicari dalam calon karyawan
atau siswa yang potensial. Ini juga merupakan keterampilan yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari, memberi seseorang kemampuan untuk membuat keputusan yang baik
dalam situasi pribadi dan profesional.

 Kemampuan Manajemen Waktu yang Berhubungan dengan Multitasking

Menghadapi dan menyonsong era society 5.0, penggunaan digitalisasi atau teknologi informasi
menjadi perhatian tersendiri dalam aspek-aspek manajemen perusahaan mengenai proses
kegiatan dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi di masa datang. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa strategi manajemen memasuki era
society 5.0 dengan berbasis tata kelola manajemen perusahaan yang tepat. Metode penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengambilan sumber datanya secara sekunder
yang berasal dari beberapa pustakan dan referensi terdahulu diantara buku, berbagai jurnal,
serta dokumen yang berkaitan sesuai kajian dan tema penelitian dan dianalisis. Temuan studi
ini menunjukkan bahwa Perusahaan telah melakukan persiapan dan penguatan strategi
manajemen dengan memperhatikan tata kelola perencanaan manajemen. Namun, penguatan
strategi manajemen memasuki era society 5.0 banyak mengalami kendala terkait masih
dominannya budaya birokrasi perusahaan akan memanfaatkan teknologi digital dan komunikasi
informasi dalam orientasi proses kegiatan manajemen sebuah perusahaan. Dengan demikian
bahwa perencanaan perusahaan dalam menghadapi era Society 5.0 sedini mungkin
dipersiapkan secara tepat dan cepat memgambail tindakan sesaui kendala dan segala bentuk
perubahan lingkungan dan perkembangannya.

 Kekuatan Mental

Era society 5.0 merupakan era interaksi kian mudah dan cepat dengan didukung oleh
jaringan yang setiap hari terus berkembang. Beragamnya interaksi di dunia maya maupun dunia
nyata tersebut membuat seorang dapat menemukan informasi dengan mudah yang tentunya
dapat mempengaruhi pola pikir seseorang terutama pada kesehatan mental. Kesehatan mental
merupakan sesuatu yang dipandang sebagai suatu kondisi atau keadaan mental yang sehat
atau bisa dikatakan juga bahwa kesehatan mental dipandang sebagai aktifitas penyesuaian
individu untuk memperoleh kondisi mental yang sehat. Era society 5.0 dengan segala hal
terutama teknologi yang berkembang cukup pesat membuat remaja harus bisa mengendalikan
kesehatan mental mereka, era society yang cukup berdampak pada kesehatan remaja di
Indonesia adalah penggunaan media sosial. Media sosial merupakan platform media yang
memfokuskan pada eksistensi penggunaan untuk mengekspresikan diri mereka secara bebas,
media sosial merupakan aplikasi berbasis internet yang digunakan untuk menjalin komunikasi
dengan orang lain, media sosial mempunyai dampak untuk memudahkan seseorang
berkomunikasi.

Perkembangan teknologi yang canggih. sistem komunikasi manusia tidak hanya dapat
dilakukan secara langsung, tetapi bisa juga dilakukan dengan tidak langsung yaitu dengan
hadirnya teknologi media sosial. Tingkat keseriusan penggunaan media sosial yang bebas
diakses kapan saja dan dimana saja membuat remaja menjadi lebih acuh tak acuh dan tidak
peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

 Kepekaan Sosial dan Penguatan Karakter


Pendidikan karakter, seperti yang tertuang dalam Perpres (Peraturan Presiden) Tahun
2017 No 87 pada Pasal 1 Ayat 1 menegaskan bahwa upaya lembaga pendidikan bertujuan
untuk menumbuhkemngkan karakter pada peserta didik melalui peningkatan harmonisasi
emosional, sikap, pemikiran dan kebugaran. Hal ini bisa dilakukan dengan bentuk Kerjasama
dan partisipasi antar lembaga pendidikan, keluarga dan masyarakat sebagai bagian dari
program GNRM (Gerakan Nasional Revolusi Mental). Penguatan program pendidikan karakter
merupakan sebagai respon terhadap tantangan dan rintangan melejitnya perkembangan zaman
yang telah terjadi (Agustini & Sucihati, 2020).

Dalam konteks GNRM tersebut, tersirat bahwa tujuan pendidikan nasional sejalan dengan
gagasan yang dijelaskan tentang tujuan pendidikan nasional abhwa pendidikan dianggap sektor
sentral dalam rangka pembentukan karakter bangsa secara sadar dan terencana untuk
menumbuhkembangkan potensi diri anak bangsa dalam mencapai spiritualisme, pengendalian
diri, berkepribadian, kecerdasan, akhlam mulia serta keterampilan yang dibutuhkan oleh
peserta didik, masyarakat, bangsa dan negara (UU SISDIKNAS, 2003). Pendidikan nasional di
Indonesia merupakan sistem pendidikan yang didasarkan pada prinsip atau nilai yangh tertuang
dalam falsafah Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Akar nilai-nilainya terletak pada agama dan kebudayaan nasional Indonesia, serta sebagai
responsif terhadap perubahan zaman yang kian mendinamis (Octaviani et al., 2019).

Jelas bahwa pendidikan Indonesia mempunyai visi yang berkarakter dan dinamis.
Mengikuti dan berpartisipasi dalam sistem pendidikan Indonesia yang memiliki visi yang
berkarakter dan dinamis. Ini adalah tanggung jawab kita semua untuk terlibat dalam proses
pendidikan dan mendukung upaya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Dengan melibatkan diri dalam pendidikan, kita dapat berkontribusi dalam pembentukan
generasi yang unggul, memiliki nilai-nilai moral yang kuat, berkepribadian baik, dan siap
menghadapi tantangan masa depan(Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan RI, 2016). Selain itu, dengan menjaga pendidikan Indonesia tetap berkarakter
dan dinamis, kita dapat memastikan bahwa sistem pendidikan kita selaras dengan
perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat, sehingga memberikan manfaat yang optimal
bagi individu dan bangsa secara keseluruhan. Karakter yang dimaksudkan merupakan aspek
sikap, perilaku, motivasi dan keterampilan sebagai manifestasi dari nilai-nilai, prinsip-prinsip,
kemampuan, kapasitas moral dan keteguhan dalam menghadapi hiruk pikuknya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara (Setiawan Heru, 2020). Karakter mencerminkan nilai-nilai
positif, seperti pemahaman tentang kebaikan, kesiapan untuk berbuat baik, menjalani
kehidupan yang baik, dan memberikan dampak positif pada lingkungan sekitar. Nilai-nilai ini
menjadi bagian internal individu dan tercermin dalam tindakan mereka. Karakter adalah
kemampuan individu untuk mengatasi batasan fisik dan memiliki komitmen terhadap nilai-nilai
kebaikan yang memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, karakter
yang kuat membentuk individu sebagai agen perubahan baik bagi diri mereka sendiri maupun
masyarakat sekitarnya (Hendarman et al., 2014). Karakter pada hakekatnya merupakan
cerminan melalui pemikiran, perasaan, aktifitas fisik, serta kesadaran dan aspirasi seseorang
atau sekelompok orang yang saling berkaitan secara koheren (Atika et al., 2019).

Penutup
Generasi Z adalah agen perubahan yang penting dalam menghadapi Era Society 5.0, terutama
dalam konteks inovasi teknologi untuk pembangunan berkelanjutan. Dengan kemahiran
teknologi yang mendalam, kreativitas dalam konten digital, dan kesadaran sosial mereka, Gen Z
membawa harapan dan inspirasi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik dan
berkelanjutan. Mereka adalah pemimpin muda yang memainkan peran penting dalam
mengarahkan masyarakat menuju solusi yang lebih cerdas dan berkelanjutan dalam
menghadapi perubahan kompleks di era ini.

Daftar pustaka
https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/pilar/article/view/4458

http://www.openjournal.unpam.ac.id/index.php/PSM/article/view/18469

https://www.google.com/amp/s/www.garudadaily.com/amp/peran-esensial-digital-skill-di-era-
society-5-0

https://timesindonesia.co.id/indonesia-positif/457648/future-skills-bagi-gen-z-ala-linda-
yuhanna-6-hal-ini-harus-dimiliki

https://medium.com/@winasriwindarti/meningkatkan-public-speaking-di-era-society-5-0-
e693d32a2d09

https://www.google.com/amp/s/www.garudadaily.com/amp/peran-esensial-digital-skill-di-era-
society-5-0

https://dosen.ung.ac.id/rijal/home/2023/5/21/kemampuan-berpikir-kritis-dan-berpikir-
kreatif.html#:~:text=Kemampuan%20berpikir%20kritis%20adalah%20kemampuan,argumen%2
C%20dan%20bukti%20yang%20diberikan.
https://prosiding.stekom.ac.id/index.php/SEMNASTEKMU/article/view/144

https://panturanews.com/index.php/panturanews/baca/260498

https://www.researchgate.net/publication/372547164_Literasi_Digital_Sebagai_Jalan_Penguat
an_Pendidikan_Karakter_Di_Era_Society_50

Anda mungkin juga menyukai