Oleh:
Indah Seri Rahayu
NIM 12101170
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas proposal ini
dengan baik. Shalawat serta salam kami sampaikan hanya kepada tokoh dan teladan kita Nabi
Muhammad SAW.
Tujuan penulis membuat proposal ini untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen pembimbing dalam mata kuliah Metodologi penelitian kuantitatif
Terselesaikannya proposal yang dibuat penulis, melalui banyak sekali proses, hambatan,
rintangan dan segala hal dapat penulis melalui berkat dukungan dari berbagai pihak sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik. Oleh karena itu pada kesempatan
kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pihak yang telah
Penulis sadar bahwa dalam pembuatan proposal ini masih terdapat banyak sehingga
tidak lupa untuk mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas ketidak
sempurnaan dari proposal yang penulis buat. Dan selaku penulis sangat mengharapkan sekali
adanya kritik dan saran yang membangun, demi perbaikan pada tugas-tugas selanjutnya.
Semoga dengan dibuatnya proposal ini, penulis berharap semua orang khususnya yang
12,November,2023
Penulis
DAFTAR ISI
A. JUDUL
B. LATAR BELAKANG
Sekolah mempunyai peranan penting dalam membentuk kepribadian dan tingkah laku
moral anak, dengan menanamkan nilai-nilai agama agar tercipta insan yang religius pada
anak. Untuk itu, pendidikan karakter anak harus dimulai sejak dini agar menjadi penerus
bangsa yang memiliki akhlakul karimah. Oleh karena itu, harus ada proses pendidikan yang
mampu memadukan antara pendidikan sekolah, keluarga dan lingkungan. Hal ini diharapkan
terhadap pendidikan anak, membangun sinergitas antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Dengan demikian akan terwujud lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan..
Salah satu mata pelajaran yang memiliki potensi besar dalam membentuk karakter adalah
Melihat dari segi keagamaan, berdasarkan observasi yang dilakukan, terkait dengan
merosotnya karakter religius peserta didik di MAN 1 Pontianak masih terlihat dari rendahnya
pengetahuan dan pemahaman dalam membaca Al-Qur’an, ini terbukti ketika pembelajaran
BTA beberapa anak belum bisa membaca ayat Al-Qur’an dengan benar; kurangnya kesadaran
peserta didik untuk belajar membaca Al-Qur’an ketika di luar sekolah, ini terbukti dari hasil
wawancara terhadap beberapa peserta didik yang dianggap belum bisa dalam membaca ayat
Al-Qur’an dan mengaku tidak mengaji ketika di rumah; masih rendahnya kesadaran dan
ketekunan melaksanakan kewajiban shalat fardhu, hal ini dapat diketahui dari pelaksanaan
shalat dzuhur berjamaah di sekolah yang sebagian dari peserta didik melaksanakannya dengan
main-main dan bersenda gurau. Akibat banyaknya karakter peserta didik yang mengalami
kemunduran dari segi kereligiusan, sehingga perlu adanya pembinaan melalui pembiasaan-
pembiasaan keagamaan di sekolah supaya tertanam nilai-nilai agama dalam jiwa peserta didik.
Dengan demikian karakter religius merupakan salah satu karakter yang perlu dikembangkan
dalam diri peserta didik untuk menumbuhkan perilaku sesuai dengan ajaran agama Islam yang
berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits. Banyaknya peserta didik yang bertindak tidak sesuai
dengan nilai-nilai agama Islam yang berlaku baik itu di sekolah maupun di masyarakat, maka
Karakter berasal dari bahasa Inggris, character yang berarti watak, sifat, dan karakter
(Echols dan Shadily, 2015:107). Dalam bahasa Indonesia, watak diartikan sebagai sifat batin
manusia yang memengaruhi segenap pikiran dan perbuatannya; dan berarti pula tabi’at serta
budi pekerti. Dengan demikian, pendidikan karakter adalah upaya memengaruhi segenap
pikiran dan sifat batin peserta didik dalam rangka membentuk watak, budi pekerti, dan
Religius sebagai salah satu nilai karakter yang dikembangkan di sekolah, yang
dideskripsikan oleh Gunawan (2014:33) sebagai nilai karakter yang kaitannya dalam
hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, meliputi pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang
yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan/ atau ajaran agamanya.
Karakter religius ini sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam menghadapi perubahan zaman
dan degradasi moral, dalam hal ini peserta didik diharapkan mampu memiliki dan berperilaku
dengan ukuran baik dan buruk yang didasarkan pada ketentuan dan ketetapan agama.
nilai berarti harga, derajat. Sedangkan menurut istilah nilai merupakan kualitas empiris yang
terkadang sulit untuk diartikan. Ia merupakan asas yang mampu memengaruhi gerak manusia
yang diperbuat berdasarkan keyakinan tertentu. Sila pertama dari Pancasila dapat dipahami
memuat pesan religius “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sila ini memuat sifat yang luhur dan
final. Pluralitas agama di Indonesia erat kaitannya dalam memberikan kebebasan beragama
bagi setiap individu. Pemerintahan demokratis, berbudi luhur, tanggung jawab terhadap
tahun 1989, UU No 20 tahun 2003, belum terwujud seperti halnya diinginkan. Dekadensi
moral memperlihatkanakan mutu pendidikan agama, namun sepertinya tidak kuat karena
yang diberikan secara terus menerus dengan karakter religius siswa diharapkan terbentuk
dengan pengetahuan dan pemahamannya yang diperoleh dari pembelajaran akidah akhlak
tersebut. Akan tetapi beberapa temuan dalam surve awal, tidak demikian.
Akidah Akhlak adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengajarkan konsep-konsep
keagamaan, tetapi juga nilai-nilai moral dan etika yang tinggi. Pada tingkat kelas XI MAN 1
Pontianak, pentingnya pendidikan karakter melalui mata pelajaran Akidah Akhlak menjadi
semakin mendasar karena siswa-siswa berada pada usia yang kritis dalam perkembangan
dalam proses pendidikan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Marvin W. Berkowitz, seorang
sikap, nilai-nilai, dan kualitas-kualitas karakter yang baik dalam diri individu, sehingga
mereka dapat berperan positif dalam masyarakat." (Berkowitz, 2002). Selain itu, Lawrence
karakter melalui mata pelajaran dapat membantu siswa dalam mencapai tingkat moralitas
yang lebih tinggi (Kohlberg, 1984).
Dasar (UUD) yang berkaitan dengan pendidikan karakter, antara lain Undang-Undang Dasar
1945 Pasal 31 Ayat (1) yang menegaskan hak setiap warga negara untuk mendapatkan
pendidikan, termasuk pendidikan karakter, serta Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat
nasional yang bermutu, termasuk pendidikan karakter, kepada seluruh warga negara. Selain
sekolah,dan kurang disiplin dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena berbagai
faktor mulai dari kondisi siswa (Psikologis),kondisi lingkungan baik di sekolah maupun
keluarga.
Adanya fenomena yang ditemukan seperti yang telah dijelaskan diatas, melalui
Pendidikan Aqidah AkhIak ialah sebuah solusi yang diupayakan mampu menjawab atas
permasalahan yang ada, materi yang ada didalam pelajaran Aqidah berisikan tentang
ketuhanan, keimanan, akhlak yang mana memiliki ikatan erat dari terciptanya prilaku
seseorang. Mengapa demikian, Karena pendidikan akhlak ialah niIai-nIai periIaku seseorang
kepada Allah, dirinya, dan kepada makhuk serta lingkungan. Yang dampaknya terlihat dari
pikirian, perkataan serta perbuatan sebagaimana sesuai norma-norma agama, tata krama,
sebagaimana tercermin dalam Surah Al-Alaq ayat 1-5 dalam Al-Quran yang
pendidikan karakter religius dapat diimplementasikan dengan mengacu pada pandangan para
ahli, UUD yang relevan, serta ajaran agama Islam yang terkandung dalam Al-Quran. Hal ini
akan membantu siswa-siswa dalam mengembangkan nilai-nilai moral, etika, dan karakter
yang kuat, yang akan membekali mereka untuk berperan positif dalam masyarakat dan
C.RUMUSAN MASALAH
Berikut adalah rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian dalam konteks
"Pengaruh Pembelajaran Akidah Akhlak Terhadap Karakter Religius Peserta Didik di MAN 1
D.TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut adalah tujuan penelitian
Pengaruh Pembelajaran Akidah Akhlak Terhadap Karakter Religius Peserta Didik di MAN 1
6. Untuk mengetahui pembentukan karakter peserta didik melalui mata pelajaran akidah
E.MANFAAT PENELITIAN
1. Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang sejauh mana mata pelajaran
Akidah Akhlak dapat menjadi alat efektif dalam pendidikan karakter religius.
2. Memberikan bukti empiris tentang dampak dari mata pelajaran Akidah Akhlak
terhadap perkembangan karakter religius siswa, yang dapat digunakan sebagai dasar
karakter religius.
karakter religius, dengan fokus pada mata pelajaran Akidah Akhlak sebagai alat
landasan teori yang dikemukakan oleh (Lickona: 1992), pendidikan karakter dalam
konteks pendidikan formal seperti sekolah dapat efektif melalui pengintegrasian nilai-
pentingnya pendidikan karakter religius sebagai salah satu tujuan utama pendidikan di
perilaku yang positif dan sesuai dengan norma-norma moral yang diharapkan dalam
karakter religius ke dalam kurikulum dan pengajaran sehari-hari. Ini berarti bahwa
nilai-nilai seperti kejujuran, rasa hormat, tanggung jawab, dan kepedulian harus
menjadi bagian integral dari apa yang diajarkan dan dipraktikkan di sekolah. Konsep
hanya menjadi fokus dalam pelajaran khusus, tetapi juga dalam pengalaman sehari-
hari siswa di sekolah. Guru dan staf sekolah berperan dalam menjadi contoh dan
Mata pelajaran adalah pelajaran yang harus diajarkan atau dipelajari untuk sekolah
dasar dan sekolah lanjutan. Secara etimologis (lughotan), aqidah bersal dari kata 'aqada-
menyebut keputusan pikiran yang mantap, benar maupun salah. Jika keputusan yang
mantap itu benar, itulah yang disebut aqidah yang benar, seperti keyakinan Islam tentang
keesaan Allah. Namun jika salah itulah yang disebut aqidah yang batil. Kata akhlaq adalah
bentuk jama' dari kata khuluq. Kata khuluq berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku,
atau tabiat. Akhlaq diartikan sebagai ilmu tata krama, ilmu yang berusaha mengenal
tingkah laku manusia, kemudian memberi nilai kepada perbuatan baik atau buruk sesuai
aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia,
maupun lingkungan yang terwujud dalam fikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat
istiadat." Sedangkan pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik
guna membangun karakter pribadi dan/atau kelompok yang unik baik sebagai warga
negara. Kata religius berakar dari kata religi yang artinya keyakinan atau kepercayaan
pada sesuatu kekuatan kodrati di atas kemampuan manusia. Kemudian religius dapat
diartikan sebagai keshalihan atau pengabdian yang besar terhadap agama." Keshalihan
tersebut dibuktikan degan melaksanakan segala perintah agama dan menjauhi apa yang
memerlukan strategi yang baik agar tujuan tersebut dapat tercapai. Berikut adalah
beberapa strategi yang relevan dalam menerapkan pendidikan karakter religius melalui
Akidah Akhlak.
yang relevan.
4. Role model berperilaku positif, Guru dan staf sekolah harus menjadi contoh
kelompok siswa yang mendapatkan pendidikan karakter religius dan yang tidak
mengacu pada konsep pengukuran karakter religius dalam penelitian yang melibatkan
hasil akhir siswa siswi dalam pengembangan karakter religius melalui pendidikan.
Konsep ini mengarah pada pemahaman bahwa pendidikan karakter religius dapat
diukur secara objektif melalui sifat dan sikap dari siswa atau siswi itu sendiri.
individu. (Park & Peterson, 2006). Landasan teori yang disajikan oleh Park dan
Peterson merupakan kerangka kerja yang penting dalam konteks pengukuran karakter
dan memahami karakter religius individu. Dalam konteks ini, efektivitas mata
pelajaran Akidah Akhlak dalam membentuk karakter religius siswa, teori ini memiliki
alat untuk melihat hasil perkembangan karakter religius siswa-siswi MAN 1Pontianak.
Tujuan utama dari hasil pengamatan analisis ini adalah untuk menentukan apakah
pendidikan karakter religius melalui mata pelajaran Akidah Akhlak memiliki dampak
pendidikan karakter religius. Setelah menganalisis data dan mengukur hasil, peneliti
menemukan bahwa siswa yang mengikuti mata pelajaran Akidah Akhlak secara
signifikan meningkatkan karakter religius mereka dalam beberapa aspek. Contoh hasil
temuan meliputi:
lingkungan
DaIam penanaman nilai akidah ini peneliti akan membahas berdasarkan dindikator sebagai
berikut karakter religius. dan demokratis yang mana masing memiliki karakteristik sebagaimana
nilai ini berguna untuk melihat dan mengukur perubahan perubahan yang terjadi.
Religious
1) Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang di anumnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain rukun dengan pemeluk agama lain.
menjadikan dirinya sebagai seseorang yang dapat di percaya baik perkataan, tindakan, dan
pekerjaan
Adapun peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Krismi Winayang Sari (2014),
dengan judul Pengaruh Pembelajaran Akidah Akhlak Terhadap Perilaku Siswa Kelas II Di MI
Al-Hikmah Mampang Jakarta Selatan. Dari hipotesis penelitian yaitu terdapatnya pengaruh
positif yang signifikan antara pembelajaran akidah akhlak terhadap pembentukan akhlak siswa
Terdapat pula penelitian terdahulu yang dilakukan Yuni Purwaningsih 2013 yang
berjudul Pengaruh Pembinaan Rohani Terhadap Sikap Siswa Dalam Mengaplikasikan Nilai
Religius Di Sma Negeri 1 Seputih Raman Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013,
rohani terhadap sikap siswa dalam mengaplikasikan nilai Religius di SMA Negeri 1 Seputih
karakter yang akan ditanamkan dalam diri peserta didik sebagai upaya membangun karakter
agama (aliran kepercayaan) yang di anut, termasuk dalam hal ini adalah sikap toleransi
terhadap pelaksanaan ibadah agama (aliran kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan
berdampingan.
H. METODE PENELITIAN
Pendekatan dan jenis penelitian pada penelitian ini berupa pendekatan kuantitatif dengan
jenis penelitian survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
Populasi yang dimaksud oleh Sugiyono ialah orang atau obyek dari satu wilayah yang
mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang berkenaan dengan masalah yang akan diteliti
kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel merupakan bagian dari jumlah populasi. Dengan
menggunakan sampel dari populasi, maka kesimpulannya akan diberlakukan. Untuk itulah,
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).(Sugiyono 2017)
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi MAN 1 Pontianak pada kelas XI yang berjumlah
36 orang.
Teknik pengambilan sampel merupakan cara yang dilakukan oleh peneliti untuk memilih
sampel Simple Random Sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan
N Pernyataan S S TS STS
o S
1 Saya mampu mengaitkan pembelajaran dengan
kehidupan sehari hari
DAFTAR PUSTAKA
Adolescents: The Development and Validation of the Values in Action Inventory of Strengths
Alqosam, M. I., Maulida, A., & Priyatna, M. (2022). Implementasi Pembelajaran Akidah
Akhlak dalam Membentuk Karakter Religius Siswa Tingkat SMP. Cendikia Muda Islam:
Jurnal Ilmiah
Erlbaum Associates.
Kohlberg, L. (1984). The Philosophy of Moral Development: Moral Stages and the Idea of
Lickona, T. (1992). Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and
Park, N., & Peterson, C. (2006). Moral Competence and Character Strengths among
Suyanto, Pendidika Karakter Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)