Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP KARAKTER

RELIGIUS PESERTA DIDIK MAN 1 PONTIANAK PADA KELAS XI

Oleh:
Indah Seri Rahayu
NIM 12101170

Program Studi Pendidikan Agama Islam


Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Pontianak

2023

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas proposal ini

dengan baik. Shalawat serta salam kami sampaikan hanya kepada tokoh dan teladan kita Nabi

Muhammad SAW.
Tujuan penulis membuat proposal ini untuk memenuhi salah satu tugas yang

diberikan oleh dosen pembimbing dalam mata kuliah Metodologi penelitian kuantitatif

Terselesaikannya proposal yang dibuat penulis, melalui banyak sekali proses, hambatan,

rintangan dan segala hal dapat penulis melalui berkat dukungan dari berbagai pihak sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik. Oleh karena itu pada kesempatan

kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pihak yang telah

membantu jalannya pembuatan proposal ini.

Penulis sadar bahwa dalam pembuatan proposal ini masih terdapat banyak sehingga

tidak lupa untuk mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas ketidak

sempurnaan dari proposal yang penulis buat. Dan selaku penulis sangat mengharapkan sekali

adanya kritik dan saran yang membangun, demi perbaikan pada tugas-tugas selanjutnya.

Semoga dengan dibuatnya proposal ini, penulis berharap semua orang khususnya yang

membaca proposal ini dapat memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada pembaca

12,November,2023

Penulis

DAFTAR ISI
A. JUDUL

PENGARUH PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK TERHADAP KARAKTER

RELIGIUS PESERTA DIDIK MAN 1 PONTIANAK PADA KELAS XI

B. LATAR BELAKANG

Sekolah mempunyai peranan penting dalam membentuk kepribadian dan tingkah laku

moral anak, dengan menanamkan nilai-nilai agama agar tercipta insan yang religius pada

anak. Untuk itu, pendidikan karakter anak harus dimulai sejak dini agar menjadi penerus

bangsa yang memiliki akhlakul karimah. Oleh karena itu, harus ada proses pendidikan yang

mampu memadukan antara pendidikan sekolah, keluarga dan lingkungan. Hal ini diharapkan

bisa mendorong penguatan pendidikan karakter anak, meningkatkan kepedulian keluarga

terhadap pendidikan anak, membangun sinergitas antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Dengan demikian akan terwujud lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan..

Salah satu mata pelajaran yang memiliki potensi besar dalam membentuk karakter adalah

mata pelajaran Akidah Akhlak.

Melihat dari segi keagamaan, berdasarkan observasi yang dilakukan, terkait dengan

merosotnya karakter religius peserta didik di MAN 1 Pontianak masih terlihat dari rendahnya

pengetahuan dan pemahaman dalam membaca Al-Qur’an, ini terbukti ketika pembelajaran
BTA beberapa anak belum bisa membaca ayat Al-Qur’an dengan benar; kurangnya kesadaran

peserta didik untuk belajar membaca Al-Qur’an ketika di luar sekolah, ini terbukti dari hasil

wawancara terhadap beberapa peserta didik yang dianggap belum bisa dalam membaca ayat

Al-Qur’an dan mengaku tidak mengaji ketika di rumah; masih rendahnya kesadaran dan

ketekunan melaksanakan kewajiban shalat fardhu, hal ini dapat diketahui dari pelaksanaan

shalat dzuhur berjamaah di sekolah yang sebagian dari peserta didik melaksanakannya dengan

main-main dan bersenda gurau. Akibat banyaknya karakter peserta didik yang mengalami

kemunduran dari segi kereligiusan, sehingga perlu adanya pembinaan melalui pembiasaan-

pembiasaan keagamaan di sekolah supaya tertanam nilai-nilai agama dalam jiwa peserta didik.

Dengan demikian karakter religius merupakan salah satu karakter yang perlu dikembangkan

dalam diri peserta didik untuk menumbuhkan perilaku sesuai dengan ajaran agama Islam yang

berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits. Banyaknya peserta didik yang bertindak tidak sesuai

dengan nilai-nilai agama Islam yang berlaku baik itu di sekolah maupun di masyarakat, maka

karakter religius perlu diterapkan dan direalisasikan di MAN 1 Pontianak.

Karakter berasal dari bahasa Inggris, character yang berarti watak, sifat, dan karakter

(Echols dan Shadily, 2015:107). Dalam bahasa Indonesia, watak diartikan sebagai sifat batin

manusia yang memengaruhi segenap pikiran dan perbuatannya; dan berarti pula tabi’at serta

budi pekerti. Dengan demikian, pendidikan karakter adalah upaya memengaruhi segenap

pikiran dan sifat batin peserta didik dalam rangka membentuk watak, budi pekerti, dan

kepribadiannya (Purwadarminta, 2003:1149).

Religius sebagai salah satu nilai karakter yang dikembangkan di sekolah, yang

dideskripsikan oleh Gunawan (2014:33) sebagai nilai karakter yang kaitannya dalam

hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, meliputi pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang

yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan/ atau ajaran agamanya.

Karakter religius ini sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam menghadapi perubahan zaman

dan degradasi moral, dalam hal ini peserta didik diharapkan mampu memiliki dan berperilaku
dengan ukuran baik dan buruk yang didasarkan pada ketentuan dan ketetapan agama.

Kandungan pendidikan karakter, diantaranya ialah nilai religius. Secara kebahasaan

nilai berarti harga, derajat. Sedangkan menurut istilah nilai merupakan kualitas empiris yang

terkadang sulit untuk diartikan. Ia merupakan asas yang mampu memengaruhi gerak manusia

yang diperbuat berdasarkan keyakinan tertentu. Sila pertama dari Pancasila dapat dipahami

memuat pesan religius “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sila ini memuat sifat yang luhur dan

final. Pluralitas agama di Indonesia erat kaitannya dalam memberikan kebebasan beragama

bagi setiap individu. Pemerintahan demokratis, berbudi luhur, tanggung jawab terhadap

kesejahteraan rakyat, bermoral, tercantum pada UU No 12 tahun 1945 pasal 3 dan 4, UU No 2

tahun 1989, UU No 20 tahun 2003, belum terwujud seperti halnya diinginkan. Dekadensi

moral memperlihatkanakan mutu pendidikan agama, namun sepertinya tidak kuat karena

sedikitnya rasa sadar keagamaan.

Uraian sebelumnya memperlihatkan pertentangan antara pembelajaran akidah akhlak

yang diberikan secara terus menerus dengan karakter religius siswa diharapkan terbentuk

dengan pengetahuan dan pemahamannya yang diperoleh dari pembelajaran akidah akhlak

tersebut. Akan tetapi beberapa temuan dalam surve awal, tidak demikian.

Akidah Akhlak adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengajarkan konsep-konsep

keagamaan, tetapi juga nilai-nilai moral dan etika yang tinggi. Pada tingkat kelas XI MAN 1

Pontianak, pentingnya pendidikan karakter melalui mata pelajaran Akidah Akhlak menjadi

semakin mendasar karena siswa-siswa berada pada usia yang kritis dalam perkembangan

moral dan etika mereka.

Para ahli pendidikan karakter telah menekankan pentingnya pengembangan karakter

dalam proses pendidikan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Marvin W. Berkowitz, seorang

ahli pendidikan karakter terkemuka, "Pendidikan karakter adalah proses pengembangan

sikap, nilai-nilai, dan kualitas-kualitas karakter yang baik dalam diri individu, sehingga

mereka dapat berperan positif dalam masyarakat." (Berkowitz, 2002). Selain itu, Lawrence

Kohlberg, seorang psikolog perkembangan terkenal, juga mengemukakan bahwa pendidikan

karakter melalui mata pelajaran dapat membantu siswa dalam mencapai tingkat moralitas
yang lebih tinggi (Kohlberg, 1984).

Sedangkan dalam konteks hukum di Indonesia, terdapat beberapa Undang-Undang

Dasar (UUD) yang berkaitan dengan pendidikan karakter, antara lain Undang-Undang Dasar

1945 Pasal 31 Ayat (1) yang menegaskan hak setiap warga negara untuk mendapatkan

pendidikan, termasuk pendidikan karakter, serta Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat

(4) yang mengamanatkan tanggung jawab pemerintah dalam memberikan pendidikan

nasional yang bermutu, termasuk pendidikan karakter, kepada seluruh warga negara. Selain

itu, dasar pendidikan karakter juga ditemukan dalam ajaran agama.

Dari hasil Prawawancara yang di lakukan peneliti di MAN 1 di PONTIANAK masih

terdapat beberapa siswa yang kurang menghargai teman,kurang mematuhi peraturan di

sekolah,dan kurang disiplin dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena berbagai

faktor mulai dari kondisi siswa (Psikologis),kondisi lingkungan baik di sekolah maupun

keluarga.

Adanya fenomena yang ditemukan seperti yang telah dijelaskan diatas, melalui

Pendidikan Aqidah AkhIak ialah sebuah solusi yang diupayakan mampu menjawab atas

permasalahan yang ada, materi yang ada didalam pelajaran Aqidah berisikan tentang

ketuhanan, keimanan, akhlak yang mana memiliki ikatan erat dari terciptanya prilaku

seseorang. Mengapa demikian, Karena pendidikan akhlak ialah niIai-nIai periIaku seseorang

kepada Allah, dirinya, dan kepada makhuk serta lingkungan. Yang dampaknya terlihat dari

pikirian, perkataan serta perbuatan sebagaimana sesuai norma-norma agama, tata krama,

budaya, dan adat istiadat.

sebagaimana tercermin dalam Surah Al-Alaq ayat 1-5 dalam Al-Quran yang

menekankan pentingnya pembelajaran, pengetahuan, dan ketundukan kepada Tuhan sebagai

komponen integral dalam pendidikan karakter religius.


Dengan demikian, melalui mata pelajaran Akidah Akhlak di kelas XI di MAN 1Pontianak,

pendidikan karakter religius dapat diimplementasikan dengan mengacu pada pandangan para

ahli, UUD yang relevan, serta ajaran agama Islam yang terkandung dalam Al-Quran. Hal ini

akan membantu siswa-siswa dalam mengembangkan nilai-nilai moral, etika, dan karakter

yang kuat, yang akan membekali mereka untuk berperan positif dalam masyarakat dan

mencapai kesuksesan dalam kehidupan.

C.RUMUSAN MASALAH

Berikut adalah rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian dalam konteks

"Pengaruh Pembelajaran Akidah Akhlak Terhadap Karakter Religius Peserta Didik di MAN 1

Pontianak pada kelas XI":

1. Sejauh mana efektivitas pembelajaran Akidah Akhlak terhadap karakter

Religius siswa kelas XI di MAN 1 Pontianak?


2. Apakah terdapat perbedaan signifikan dalam perkembangan karakter Religius

siswa dalam mempelajari mata pelajaran Akidah Akhlak?

3. Bagaimana pembentukan karakter Religius peserta didik melalui mata pelajaran

akidah akhlak kelasXI MAN 1 Pontianak?

D.TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut adalah tujuan penelitian

Pengaruh Pembelajaran Akidah Akhlak Terhadap Karakter Religius Peserta Didik di MAN 1

Pontianak pada kelas XI.

4. Untuk mengukur efektivitas pembelajaran akidah akhlak terhadap karakter religius

peserta didik di MAN 1 Pontianak

5. Untuk mengukur perkembangan karakter religius siswa-siswi MAN 1 Pontianak

melalui mata pelajaran Akidah Akhlak.

6. Untuk mengetahui pembentukan karakter peserta didik melalui mata pelajaran akidah

akhlak dengan penanaman nilai akidah di MAN 1 Pontianak.

E.MANFAAT PENELITIAN

1. Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang sejauh mana mata pelajaran

Akidah Akhlak dapat menjadi alat efektif dalam pendidikan karakter religius.

2. Memberikan bukti empiris tentang dampak dari mata pelajaran Akidah Akhlak

terhadap perkembangan karakter religius siswa, yang dapat digunakan sebagai dasar

untuk perbaikan kurikulum.

3. Memberikan penanaman nilai-nilai akidah pada peserta didik untuk pembentukan

karakter religius.

4. Menyumbangkan pengetahuan baru dalam literatur penelitian tentang pendidikan

karakter religius, dengan fokus pada mata pelajaran Akidah Akhlak sebagai alat

pembentukan karakter religius.


F.LANDASAN TEORI

1. Efektifitas Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran akidah akhlak

a. Mengenal Konteks Efektivitas Pendidikan Karakter

Dalam konteks "Efektivitas Pendidikan Karakter melalui Mata Pelajaran,"

landasan teori yang dikemukakan oleh (Lickona: 1992), pendidikan karakter dalam

konteks pendidikan formal seperti sekolah dapat efektif melalui pengintegrasian nilai-

nilai karakter ke dalam kurikulum dan pengajaran sehari-hari. Lickona menekankan

pentingnya pendidikan karakter religius sebagai salah satu tujuan utama pendidikan di

sekolah. Pendidikan karakter religius

bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan nilai-nilai, sikap, dan

perilaku yang positif dan sesuai dengan norma-norma moral yang diharapkan dalam

masyarakat. Landasan teori ini menekankan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai

karakter religius ke dalam kurikulum dan pengajaran sehari-hari. Ini berarti bahwa

nilai-nilai seperti kejujuran, rasa hormat, tanggung jawab, dan kepedulian harus

menjadi bagian integral dari apa yang diajarkan dan dipraktikkan di sekolah. Konsep

ini mendorong pengembangan kurikulum yang secara khusus menekankan

pembelajaran karakter religius. Ini bisa mencakup pengembangan materi pelajaran,

aktivitas ekstrakurikuler, dan pendekatan pengajaran yang secara konsisten

mempromosikan perkembangan karakter religius. Pendidikan karakter religius tidak

hanya menjadi fokus dalam pelajaran khusus, tetapi juga dalam pengalaman sehari-

hari siswa di sekolah. Guru dan staf sekolah berperan dalam menjadi contoh dan

menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan karakter religius siswa.

b. Mata pelajaran akidah akhlak

Mata pelajaran adalah pelajaran yang harus diajarkan atau dipelajari untuk sekolah

dasar dan sekolah lanjutan. Secara etimologis (lughotan), aqidah bersal dari kata 'aqada-

ya'qidu-'aqdan-'aqidatan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk


menjad aqidah brarti keyakinan." Istilah aqidah didalam istilah umum dipakai untuk

menyebut keputusan pikiran yang mantap, benar maupun salah. Jika keputusan yang

mantap itu benar, itulah yang disebut aqidah yang benar, seperti keyakinan Islam tentang

keesaan Allah. Namun jika salah itulah yang disebut aqidah yang batil. Kata akhlaq adalah

bentuk jama' dari kata khuluq. Kata khuluq berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku,

atau tabiat. Akhlaq diartikan sebagai ilmu tata krama, ilmu yang berusaha mengenal

tingkah laku manusia, kemudian memberi nilai kepada perbuatan baik atau buruk sesuai

norma-norma dan tata susila.

c. Karakter Religius Siswa

Karakter merupakan nilai-nilai universal perilaku manusia yang meliputi seluruh

aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia,

maupun lingkungan yang terwujud dalam fikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan

perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat

istiadat." Sedangkan pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik

guna membangun karakter pribadi dan/atau kelompok yang unik baik sebagai warga

negara. Kata religius berakar dari kata religi yang artinya keyakinan atau kepercayaan

pada sesuatu kekuatan kodrati di atas kemampuan manusia. Kemudian religius dapat

diartikan sebagai keshalihan atau pengabdian yang besar terhadap agama." Keshalihan

tersebut dibuktikan degan melaksanakan segala perintah agama dan menjauhi apa yang

dilarang oleh agama.

d. Strategi Penerapan Efektivitas Pendidikan Karakter Religius

Menerapkan efektivitas pendidikan karakter religius melalui mata pelajaran

memerlukan strategi yang baik agar tujuan tersebut dapat tercapai. Berikut adalah

beberapa strategi yang relevan dalam menerapkan pendidikan karakter religius melalui

mata pelajaran Akidah Akhlak:


1. Pengembangan kurikulum yang terpadu, merancang kurikulum yang

menyertakan nilai-nilai karakter religius dalam setiap aspek mata pelajaran

Akidah Akhlak.

2. Penggunaan materi pembelajaran yang relevan, Memilih materi pembelajaran

yang relevan.

3. Metode pengajaran interaktif, menggunakan metode pengajaran yang aktif dan

interaktif seperti diskusi, permainan peran, studi kasus, atau proyek

kolaboratif dengan memadukan nilai religius yang mendorong siswa untuk

berpartisipasi aktif dalam pengembangan karakter religius mereka.

4. Role model berperilaku positif, Guru dan staf sekolah harus menjadi contoh

yang baik dalam menerapkan nilai-nilai karakter religius.

5. Mengevaluasi setiap perkembangan, Melakukan evaluasi teratur untuk

mengukur perkembangan karakter siswa. Ini dapat dilakukan melalui

penggunaan tes karakter religius, pengamatan guru, atau kuesioner yang

diberikan kepada siswa, guru, dan orang tua.


2. Mengukur Karakter R e l i g i u s Siswa-Siswi MAN 1Pontianak melalui

Mata Pelajaran Akidah Akhlak

a. Pernyataan Anderson Terkait Pengukuran Pendidikan Karakter Religius

Anderson menyatakan bahwa pengukuran karakter religius dapat digunakan

untuk membandingkan perbedaan dalam perkembangan karakter religius antara

kelompok siswa yang mendapatkan pendidikan karakter religius dan yang tidak

mendapatkan (Anderson: 2011). Landasan teori yang dijelaskan oleh Anderson

mengacu pada konsep pengukuran karakter religius dalam penelitian yang melibatkan

hasil akhir siswa siswi dalam pengembangan karakter religius melalui pendidikan.

Konsep ini mengarah pada pemahaman bahwa pendidikan karakter religius dapat

diukur secara objektif melalui sifat dan sikap dari siswa atau siswi itu sendiri.

Teori pengukuran karakter religius oleh Park dan Peterson, memberikan

kerangka kerja untuk mengidentifikasi, mengukur, dan memahami karakter religius

individu. (Park & Peterson, 2006). Landasan teori yang disajikan oleh Park dan

Peterson merupakan kerangka kerja yang penting dalam konteks pengukuran karakter

religius individu. Teori ini memberikan landasan untuk mengidentifikasi, mengukur,

dan memahami karakter religius individu. Dalam konteks ini, efektivitas mata

pelajaran Akidah Akhlak dalam membentuk karakter religius siswa, teori ini memiliki

relevansi yang signifikan.

Konsep teori ini menekankan penggunaan pengukuran karakter religius sebagai

alat untuk melihat hasil perkembangan karakter religius siswa-siswi MAN 1Pontianak.

Tujuan utama dari hasil pengamatan analisis ini adalah untuk menentukan apakah

pendidikan karakter religius melalui mata pelajaran Akidah Akhlak memiliki dampak

yang signifikan dalam membentuk karakter religius siswa.


b. Analisis Hasil Pengukuran Pengembangan Karakter Religius

Hasil analisis ini dapat memberikan bukti tentang efektivitas program

pendidikan karakter religius. Setelah menganalisis data dan mengukur hasil, peneliti

menemukan bahwa siswa yang mengikuti mata pelajaran Akidah Akhlak secara

signifikan meningkatkan karakter religius mereka dalam beberapa aspek. Contoh hasil

temuan meliputi:

Kejujuran Tanggung Jawab Kepedulian

Mata pelajaran Akidah Siswa-siswi di MAN 1 Mata pelajaran Akidah

Akhlak secara konsisten Pontianak merasakan Akhlak mendorong

memperkuat perilaku dampak positif dalam siswa-siswi untuk lebih

jujur pada semua aspek tanggung jawab. peduli terhadap

siswa-siswi, dengan Mereka lebih teratur teman-teman di

lingkungan

menunjukkan terhadap kewajiban sekolah. Sikap kepedulian

peningkatan kejujuran sekolah serta lebih sadar mereka sangat terasa

dalam mengerjakan akan peran mereka dalam berbagai bentuk

tugas dan ujian mereka. sebagai pelajar. interaksi sosial


3. Penanaman nilai akidah

DaIam penanaman nilai akidah ini peneliti akan membahas berdasarkan dindikator sebagai

berikut karakter religius. dan demokratis yang mana masing memiliki karakteristik sebagaimana

nilai ini berguna untuk melihat dan mengukur perubahan perubahan yang terjadi.

Religious

1) Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang di anumnya, toleran

terhadap pelaksanaan ibadah agama lain rukun dengan pemeluk agama lain.

2) Perilaku jujur yang dilandaskan sebagai upaya untuk

menjadikan dirinya sebagai seseorang yang dapat di percaya baik perkataan, tindakan, dan

pekerjaan

G. KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN

Adapun peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Krismi Winayang Sari (2014),

dengan judul Pengaruh Pembelajaran Akidah Akhlak Terhadap Perilaku Siswa Kelas II Di MI

Al-Hikmah Mampang Jakarta Selatan. Dari hipotesis penelitian yaitu terdapatnya pengaruh

positif yang signifikan antara pembelajaran akidah akhlak terhadap pembentukan akhlak siswa

kelas II MI Al-Hikmah Jakarta Selatan

Terdapat pula penelitian terdahulu yang dilakukan Yuni Purwaningsih 2013 yang

berjudul Pengaruh Pembinaan Rohani Terhadap Sikap Siswa Dalam Mengaplikasikan Nilai

Religius Di Sma Negeri 1 Seputih Raman Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013,

mengemukakan Penelitian ini bertujuan menguji dan mendeskripsikan pengaruh pembinaan

rohani terhadap sikap siswa dalam mengaplikasikan nilai Religius di SMA Negeri 1 Seputih

Raman Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.

Kementerian Pendidikan Nasional (kemendiknas) telah merumuskan 18 nilai

karakter yang akan ditanamkan dalam diri peserta didik sebagai upaya membangun karakter

bangsa. 18 Karakter salah satunya :Religius


Karakter religius yakni ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan ajaran

agama (aliran kepercayaan) yang di anut, termasuk dalam hal ini adalah sikap toleransi

terhadap pelaksanaan ibadah agama (aliran kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan

berdampingan.

H. METODE PENELITIAN

1.Pendekatan dan jenis penelitian

Pendekatan dan jenis penelitian pada penelitian ini berupa pendekatan kuantitatif dengan

jenis penelitian survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan

menggunakan angket sebagai alat pengumpulan datanya.

2.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MAN 1 Pontianak tepatnya di J.,H.Haruna,Sungai Jawi

Dalam,Kec.Pontianak Barat.,Kota Pontianak,Kalimantan Barat. Waktu penelitian ini di lakukan

pada Senin,6 November 2023

3.Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang dimaksud oleh Sugiyono ialah orang atau obyek dari satu wilayah yang

mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang berkenaan dengan masalah yang akan diteliti

kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel merupakan bagian dari jumlah populasi. Dengan

menggunakan sampel dari populasi, maka kesimpulannya akan diberlakukan. Untuk itulah,

sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).(Sugiyono 2017)

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi MAN 1 Pontianak pada kelas XI yang berjumlah

36 orang.

Teknik pengambilan sampel merupakan cara yang dilakukan oleh peneliti untuk memilih

dan menentukan sampel penelitian (Darmawan,2014:139).dalam penelitian ini peneliti mengambil

sampel Simple Random Sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan

kesempatan yang sama kepada populasi untuk dijadikan sampel.


4.Teknik dan Instrumen Pengumpuulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik angket/kuesioner sebagai berikut:

KISI – KISI ANGKET

Variabel/ Indikator Nomor Jumlah


Butir Pernyataan
Komponen penilaian Butir Butir
1 Pembelajaran A Penugasan 1. Menyampaikan
Aqidah Akhlaq Materi materi
pembelajaran
serta
mengaitkannya
dalam
kehidupan
sehari-hari
2. Menjelaskan
materi dari buku
pegangan guru 1, 2 dan 3 3
dan sumber
linnya
3. Memberikan
contoh materi
pembelajaran
yang
berhubungan
dengan keadaan
saat ini
B Pendidik mahir 4. Pendidik
dalam mengajar menyampaikan
materi dengan
jelas dan mudah
dimengerti
5. Pendidik selalu
memiliki
berbagai macam 4 dan 5 3
variasi cara
mengajar serta
dapat
memberikan
motivasi kepada
siswa
C Kegiatan Peserta 6. Membaca,
Didik mengkaji,
memahami materi
yang terdapat di
dalam buku paket. 6 dan 7 2
7. Peserta didik
menyampaikan
argument atau
pendapatnya
D Minat peserta 8. Menggunakan 8, 9 dan 10 3
didik untuk media yang tidak
belajar pelajaran monoton agar
aqidah akhlaq peserta didik
semangat dalam
belajar.
9. Menciptakan
suasana kelas
yang
menyenangkan
bagi peserta didik.
10. Membimbing
peserta didik yang
kesulitan dalam
belajar
E Kemampuan 11. Dapat memahami
peserta didik materi aqidah
dalam akhlaq.
memahami 12. Mampu
materi meningkatkan 11, dan 12 2
ketaatan kepada
Allah SWT untuk
membentuk
Akhlakul karimah
F Penerapan 13. Dapat
peserta didik mengaplikasiakn
tentang materi akhlak terpuji
aqidah akhlak dalam kehidupan
sehari-hari.
14. Dapat
memperbaiki 13 dan 14 2
ketaatan diri
kepada Allah
SWT dan selalu
berperilaku
Akhlakul
Karimah
2 Karakter Relgius G Religius tentang 15. Selalu memiliki
keyakinan kuat keyakinan yang
mendalam
terhadap ajaran
agama atau
kepercayaan
mereka
16. tidak mudah
terpengaruh oleh
15, 16 dan
keraguan atau 3
17
tantangan
terhadap
keyakinan
17. Selalu berusaha
untuk
menyebarkan
keyakinan
mereka kepada
orang lain
H Religius tentang 18. Selalu taat 18, 19, 20 4
ketaatan terhadap ajaran
agama sesuai
dengan nilai-nilai
dan norma agama
19. Selalu taat
terhadap moral
dan etika
20. Selalu taat ketika
dan 21
berada di tempat
ibadah
21. Selalu taat
terhadap norma-
norma yang
berlaku disekolah
terkait tentang
agama
I Religius Tentang 22. Selalu
doa dan ibadah memanjatkan doa
untuk orang tua,
guru dan diri
sendiri 22 dan 23 2
23. Selalu melakukan
ibadah tepat
waktu dalam
beribadah
J Religius tentang 24. Selalu memiliki 24, 25 dan 3
etika dan kode etik dan 26
moralitas hukum moral
yang menentukan
apa yang
dianggap benar
dan salah
25. pentingnya
empati,
kepedulian, dan
kasih sayang
terhadap sesama
manusia
26. memiliki
tanggung jawab
pribadi untuk
menjaga
moralitas mereka
dan
mempraktikkan
etika yang baik
K Religius tentang 27. Selalu
pengorbanan mengorbankan
waktu untuk
terlibat dalam
aktivitas
keagamaan
sekolah 27 dan 28 2
28. Selalu
mengorbankan
diri untuk
mengerjekan
kegiatan sekolah
L Religius tentang 29. Selalu
toleransi menghormati
hari-hari suci
atau liburan
agama yang
berbeda
29 dan 30 2
30. Selalu
menghargai satu
sama lain tidak
membedakan
suku, agama dan
ras.
LEMBAR ANGKET

N Pernyataan S S TS STS
o S
1 Saya mampu mengaitkan pembelajaran dengan
kehidupan sehari hari

2 Saya mampu menjelaskan materi dari buku pegangan


guru dan sumber lainnya.
3 Saya mampu memberikan contoh materi pembelajaran
yang berhubungan deengan keadaan saat ini

4 Guru mampu memberikan metode yang cocok dalam


menyampaikan materi

5 Guru selalu memiliki berbagai macam variasi cara


mengajar serta dapat memberikan motivasi kepada siswa
6 Saya membaca, mengkaji,memahami materi yang
terdapat di dalam buku paket
7 Saya mampu menyampaikan argumen atau pendapatnya

8 Guru menggunakan media yang tidak monoton

9 Guru menciptakan suasana kelas yang menyenangkan

1 Guru harus membimbing peserta didik yang kesulitan


0 belajar
11 Saya mampu memahami materi akidah akhlak

1 Saya harus meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT


2
1 Saya mampu mengaplikasikan akhlak terpuji
3
1 Saya mampu memperbaiki ketaatan kepada Allah SWT
4
1 Saya selalu mengerjakan perintah Allah SWT dan
5 menjauhi larangan Nya
1 Saya tidak meyakini agama yang saya anut
6
1 Saya tidak ingin menyebar luaskan keyakinan saya
7
1 Saya tidak taat terhadap ajaran agama yang saya anut
8 yang sesuai dengan norma norma agama
1 Saya tidak beretika terhadap orang lain
9
2 Saya sering bermain-main ketika beribadah di tempat
0 ibadah saya
2 Saya tidak menaati norma-norma yang berlaku di
1 sekolah terkait agama
2 Saya tidak pernah mendoakan orang tua,guru dan diri
2 sendiri
2 Saya selalu mengerjakan ibadah tepat waktu
3
2 Saya tidak bisa membedakan moral yang baik dan
4 yang tidak baik
2 Saya selalu memikirkan kepentingan saya sendiri
5
2 Saya tidak bertanggung jawab ketika melakukan
6 kesalahan

2 Saya pergi ke kantin ketika jadwal sholat dhuha di


7 sekolah
2 Saya selalu tidak hadir dalam kegiatan sekolah
8
2 Saya selalu menghormati hari-hari suci agama yang
9 berbeda

3 Saya tidak membeda-bedakan suku,agama,dan ras


0

DAFTAR PUSTAKA
Adolescents: The Development and Validation of the Values in Action Inventory of Strengths

for Youth. Journal of Adolescence, 29(6), 891-909.

Anderson, J. R. (2011). Measuring Character Development in Schools: Case Studies and

Lessons Learned. Character Education Partnership.

Alqosam, M. I., Maulida, A., & Priyatna, M. (2022). Implementasi Pembelajaran Akidah

Akhlak dalam Membentuk Karakter Religius Siswa Tingkat SMP. Cendikia Muda Islam:

Jurnal Ilmiah

Berkowitz, M. W. (2002). The Handbook of Moral and Character Education. Lawrence

Erlbaum Associates.

Kohlberg, L. (1984). The Philosophy of Moral Development: Moral Stages and the Idea of

Justice. Harper & Row.

Lickona, T. (1992). Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and

Responsibility. Bantam Books.

Park, N., & Peterson, C. (2006). Moral Competence and Character Strengths among

Yunafan Ilyas, Kuliah Akidah Islam, (Yogyakarta: LPPI, 1992)

Rosihon Anwar, Akidah Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 2008)

Suyanto, Pendidika Karakter Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)

Anda mungkin juga menyukai