Anda di halaman 1dari 12

CJR

PENDIDIKAN KARAKTER DARI SUDUT


PANDANG AGAMA DAN PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH:

NAMA : Kadini Kurniawati Halawa

NIM : 222103024

MK : Pendidikan Bahasa Indonesia

DOSEN PENGAMPU:

YANIDA BU’ULOLO, S.Pd, M. Pd

UNIVERSITAS NIAS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI


PENDIDIKAN BIOLOGI

T/A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas dan rahmat
berka-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Critical Journal Review ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia.

Dalam penulisan Journal Review ini penulis menyampikan ucapan terimakasih


kepada pihak-pihak yang membantu dan menyelesaikan Journal Review ini. Dalam
penulisan Journal Review ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik
pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan Journal Review ini akhir kata penulis
berharap semoga Journal Review dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekian, Terima
kasih.

Gunungsitoli, 27 oktober 2022

Penulis

Kadini kurniawati halawa


JURNAL I:

Judul : Etika Kristen dalam Pendidikan Karakter dan Moral siswa di era digital

Nama Penulis : 1. sioratna puspita sari

2. Jessica Elfani bermuli

No ISSN : 2686-3707

Lembaga pendidikan : Universitas Pelita Harapan, Indonesia

Email : sioratna.sari99@gmail.com

JURNAL II

Judul: Penanaman pendidikan karakter dalam pembelajaran pendidikan pancasila dan


kewarganegaraan pada kelas VIII SMP Negeri 5 Tambusai Tahun 2015

Nama Penulis: Abdul Putra Ginda Hasibuan

No ISSN: 2527-6018

Lembaga Pendidikan : Dosen program studi guru sekolah dasar STKIP Rokania

Email : apghasibuan@yahoo.com
PENDAHULUAN

Seperti yang kita tau bersama bahwa penanaman nilai karakter mungkin sudah
dimulai sejak dini dari sejak kita lahir, namun seperti yang kita lihat sekarang ini nilai
karakter dalam diri seseorang itu sudah mulai terkikis. Didalam CJR saya ini saya ingin
mengupas dua jurnal yang diman dua jurnal ini memiliki dua sudut pandang yang berbeda
mengenai pendidikan karakter.

Pentingnya kita mengetahui pendidikan karakter adalah agar tercipta anak yang tidak
hanya memiliki akal yang cerdas namun juga memiliki budi pekerti yang luhur. Didalam
pembahasan kali ini semua itu akan kita kupas sedalam-dalam nya dengan membandingkan
dua sudut pandang yang berbeda.

Pada dasarnya seperti yang kita tahu etika itu adalagh segala perbuatan baik dan
benar, dan jika kita kaji dalam sudut pandang agama etika merupakan perilaku yang baik dan
benar dihadapan Tuhan. Nah diera teknologi yang semakin canggih salah satu dampak
negatifnya adalah dengan menurunnya etika dan karakter seseorang dikarenakan didunia
teknologi sudah tidak ada lagi hal yang tidak dapat dicari tau. Nah jika kita sendiri kaji
sekarang ada banyak pejabat-pejabat yang korupsi, pejabat yang korupsi bukan orang yang
bodoh melaikan seorang yang pintar namun memiliki karakter yang buruk. Demikian juga
dengan para teroris yang menciptakan bom mereka menggunakan kepintaran mereka untuk
hal yang salah. Nah dari dasar inilah mengapa sekolah maupun lembaga-lembaga pendidikan
menekan yang namanya pendidikan karakter sejak dini agar setiap pribadi memiliki karakter
yang baik.

Bersadarkan pernyataan diatas makanya saya sebagai penulis ingin mengkaji lebih
jauh mengenai pentingnya pendidikan karakter bagi individu atau pribadi seseorang.
JURNAL 1

ETIKA KRISTEN

Etika merupakan bagian studi aksiologi yang membahas seputar moralitas dan
diartikan sebagai ilmu tentang kebiasaan atau perilaku manusia. Berdasarkan asal katanya,
etika dapat diartikan sebagai sifat, kebiasaan ataupun watak. Etika merupakan filsafat moral
yang berkenaan dengan nilai-nilai moral (akhlak), pertimbangan hal benar dan salah yang
memengaruhi perilaku dan tindakan seseorang. Secara lengkap, etika dapat dipahami sebagai
kajian moralitas yang membahas seputar keyakinan dan konsep nilai tentang hal baik dan
buruk, benar atau salah, seharusnya atau tidak seharusnya. Selain itu, etika dapat
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang nilai moral sebagai tolak ukur untuk
menghasilkan tidakkan yang tepat. Melalui pernyataan tersebut, diketahui bahwa etika
berhubungan dengan moralitas yang terkait dengan perilaku manusia, sifat atau kebiasaan
manusia yang berkenaan dengan nilai-nilai moral, konsep nilai tentang hal baik dan buruk
yang dijadikan sebgai tolak ukur, untuk menghasilkan suatu tindakan yang tepat.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapt disimpulkan bahwa etika kristen dan etika secara
umum dinilai cukup selaras, tetapi etika kristen menekankan pada nilai-nilai moral yang
bersumber dari Tuhan. Etika kristen yang harus dijalankan adalah etika yang berdasarkan
standar kebenaran alkitab untuk menyatakan karya penebusan kristus, sekaligus membawa
pemulihan dalam diri manusia sehingga dapat menyatakan bahwa kristus sebagai tanggapan
manusia kepada tindakan anugerah Allah.

PENDIDIKAN KARAKTER

Bila ditinjau dari segi katanya, istilah pendidikan dalam bahasa latin menunjukkan
kata “educare” yang berarti “ membimbing keluar dari...” sehingga dapat dikatakan bahwa
pendidikan merupakan suatu tindakan sadar atau disengaja untuk membawa kehidupan
manusia pada tahapan yang lebih baik. Selain itu dalam bahasa yunani kata pendidikan pada
dua istilah yang hampir sama bentuknya yaitu “paedogogi” yang diartikan sebgai “ilmu dan
seni mengajar anak, serta “ paedagogiek” ytang berarti mengajar anak, sehingga kedudukan
dari pendidikan dapat dipahami sebagai suatu ilmu. Pejelasan lain juga menjabarkan bahwa
pendidikan merupakan suatu proses pembentukan manusia secara utuh meliputi atau koqnitif,
daya emosional serta pembinaan tabiat dan kepribadian anak didik secara utuh.

Berdasarkan pemaparan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan menjadi


bagian terpenting dalam kehidupan manusia, yang harus dipenuhi dan dilakukan secara
berkelanjutan sebagai suatu tindakan sadar untuk membentuk dan mengembangkan pontesi
manusia secara utuh. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai suatu tindakan sadar yang
dilakukan secara berkelanjutan dalam rangka membentuk karakter siswa yang secara koqnitif
paham akan nilai yang baik, mencintai nilai, dan melakukan tindakan yang berdasarkan pada
nilaiu tersebut.. hal ini menunjukan bahwa pendidikan karakter merupak usaha dalam
melakukan pembinaan terhadapa karakter sisawa yang bersifat komprehensif yang
mencangkup seluruh aspek pembelajaran, yaitu koqnitif, afektif, dan psikomotor.

NATUR SISWA

Eksistensi dari sebuah sekolah tidak pernah terlepas dari keberadaan siswa sebagai
pribadi yang didik sehingga sangat penting untuk mengetahui natur dari siswa yang
sesungguhnya didalam praktik pendidikan. Secara khusus, pendidikan kristen memhami natur
siswa sebagai mahkota ciptaan Allah sempurna dan utuh memiliki pikiran mental, moral,
sosial fisik dan spiritual. Namun kesombongan dan pemberontakan manusia kepada Allah
mengakibatkan manusia memiliki potensi untuk meniru dan melakukan dosa kapan saja.
Potensi ini juga ada dalam diri siswa sehingga pilihan-plihan yang diambil tidak lagi sesuai
dengan kehendak Tuhan.

Akibat dari pemberontakan manusia, maka diperlukan suatu pemulihan dalam diri
siswa untuk dapat kemabali pada identitasnya yang sejati. Pemulihan yang dimaksud yakni
kesadaran diri siswa akan karya penebusan yang menebus dan yang memampukan mereka
untuk hidup taat dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Walaupun efek dosa masih nyata dan
memengaruhi pikiran dan tindakan siswa, namun potensi dan karakter keserupaan dengan
Allah masih siswa miliki sehingga diperlukan tindakan restorasi yang memulihkan keutuhan
gambar diri siswa.

PEMBENTUKAN KARAKTER DAN MORAL SISWA


Karakter menjadi bagian yang mendasar dan tindakan dipisahkan dari diri seseorang
karakter berasal dari bahasa yunani yaitu “charassein” artinya melukiskan dan
menggambarkan, sehingga dapat didefinisikan bahwa karakter adalah keadaan moral yang
berkaitan dengan pola perilaku seseorang. Karakter dapat dipahami dalam dua cara yakni, 1)
merujuk pada tingkah laku seseorang dan 2) berkaitan erat dengan personalitas atau
kepribadian sehingga dapat dikatakan bahwa karakter dan kpribadian memiliki kesamaan arti,
yaitu mengacu pada pola tingkah laku dan perbuatan seseorang. Selain itu, katakter merujuk
pada keseluruhan peforma manusia mulai dari aspek kepribadian, tindakan, keyakinan, dan
perasaan yang saling berkaitan sehingga menjadi sebuah kebiasaan yang menggambarkan
keadaan manusia. Karakter dapat juga diartikan sebagai serangkaian sikap, perilaku,
keterampilan, dan motivasi yang menunjukan jati diri seseorang.

DAMPAK ERA DIGITAL DALAM PENDIDIKAN

Era digital merupakan bagian daerah industri 4.0. era ini memunculkan sebagai
dampak dari revolusi teknologi kearah digital melalui pengaplikasian kecerdasan (artificial
intelligence) didalam berbagai perangkat teknologi digital. Perpaduan teknologi dengan
kecerdasan perbuatan telah membawa peradaban manusia pada digitalisasi komunikasi dan
informasi tanpa batas. Digitalisasi merupakan sebuah fenomena nyata dari revolusi digital
yang memungknkan para pengguna dapat saling terhubung melalui perangkat teknologi
digital yang terhubung dalam jaringan internet.

Pada dasarnya kehadiran teknologi digital bersifat netral, artinya dapat memberi
dampak positif dan negatif dalam kehidupan manusia tergantung pada penggunaan dan
pemanfaatannya. Kehadiran teknologi digital dalam bidang pendidikan dapat memberi
dampak postif dalam hal pengembangan keterampilan dan potensi sosial maupun guru serta
pelaksanaan pembelajaran yang lebih aktif dan konstruktif. Akan tetapi disatu sisi, teknologi
digital dapat memberi peluang besar bagi siswa untuk mengakses situs pornografi, game
online, cyberbullying dan berbagai konten yang memberikan dampak negatif bagi moral
siswa. Era digita; bila tidak dapat disikai dengan teapt maka akan sangat berdampak pada
degradasi karakter siswa.

ETIKA KRISTEN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER DAN MORAL SISWA


Kehadiran nilai moral sangat berkontribusi besar dalam membentuk karakter. Hal ini
dikarenakan moral dipandang sebagai fondasi nilai yang erat kaitannya dalam membangun
karaktr seseorang. Karakter dalam diri seseorang dapat berubah seiring dengan
perkembangan zaman. Dalam konteksera digital seperti saat ini, karakter generasi muda dapat
dipengaruhi oelh teknologi yang berkembang. Kehadiran teknologi telah mengubah pola
perilaku manusia yang kini serba bergantung dengan berbagai perangkat teknologi digital.
Ketergantungan yang tinggi terhadap teknologi telah membentuk karakter yang semakin
egosentirs, individualis, konsumtif serta berdampak pada perubahan perilaku etis sehari-hari.
Hal ini tentu membuat banyaknya bentuk penyalahgunaan teknologi. Penyalahgunaan
teknologi tersebut telah menghadirkan bentuk intimidasi online berupa cyberbullying,
sexting, dan berbagai ujaran kebencian lainnya sebagai sebuah serangan baru yang
mengancam karakter dan moral seseorang.

Permasalahan sekarang ini konsep tentang nulai etika menjadi sangat kursial dalam
kehidupan manusia. Dasar nilai nilai yang menentukan hal baik dan benar semakin bersifat
relatif sehingga konsep nilai dalam diri seseorang berbeda-beda. Esensi dari dasar nilai yang
dipandang absolut, kini telah bergeser lebih relatif sesuai dengan konteks kehidupan
masyarakat teknologi digital saat ini, telah memengaruhi cara pandang manusia terhadap
konsep nilai. Hampir sebagian besar nilai moral manusia saat ini ditentukan oleh kemajuan
teknologi. Perubahan tersebut telah mengaburkan sifat dasar dari moral sehingga konsep
relatifitas dan subyektifitas telah menguasai pemikiran mausia.

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan diciptakan segambar dengan Allah


grudebudalam menytakan bahwa the fact that man is in image of God means that mans is like
god ad represents god”. Hal ini menunjukan bahwa manusia pada hakikatnya memiliki
keserupaan dengan Allah dan mewakili sifat-sifat gambar Allah tersebut salah satunya dalam
aspek moral. Keberadaan manusia sebagai makhluk bermoral menunjukan bahwa manusia
memiliki tanggung jawab secara mroal dihadapan Allah, memiliki kemampuan untuk
merasakan al yang benar dan salah, serta dimampukan untuk bertindak sesuai dengan standar
Allah yang tercermin dalam perilaku yang kudus dan hidup benar dihadapannya.

Pemahaman ini jelas menegaskan bahwa sifat Allah harus menjadi dasar dari sistem
nilai moral dalam kehidupan manusia karena Allah adalah sumber moral dan manusia
diciptakan dengan memiliki aspek moral tersebut. Bagian tersebut penting untuk ditekankan
didalam pendidkan karakter, karena siswa dapat dilibtkan dalam membuat pilhan-pilihannya
sendiri, dibimbing untuk memahami esensi keberadaan dirinya sebagai makhluk ciptaan,
serta bertanggujawab secara moral dihadapan Allah. Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa
harus dituntun untuk memiliki karakter yang bertanggung jawab karakter inilah yang perlu
dibangun dari seorang siswa, yaitu memiliki kesadaran perihal pengambilan keputusan dalam
penggunaaan teknologi digital, serta bertanggjawab penuh atas pilihan-pilihan yang diambil
kepada Allah. Bagian ini hanya dapat dipahami oleh siswa jika siswa mengenal esensi
keberadaan dirinya sebagi makhluk ciptaan. Pengenalan akan esensi keberadaan diri yang
sesungguhnya akan menuntun manusia untuk menyadari bahwa menyadari bahwa segala
tindakannya tersebut harus dipertanggungjwabkan dihadapan Allah.

JURNAL II

PENTINGNYA PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM


PEMBELAJARAN

Penanaman pendidikan karakter secara teritergasi didalam mata pelajaran adalah


pengenalan nilai-nilai, diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan
pengiternalisasian nilai-nilai kedalam tingkah laku peserta didik sehari- sehari memulai
proses pembelajaran, baik yang berlangsung didalam maupun didalam kelas pada semua mata
pelajaran, tetapi pada pemabahasan ini dikhususkan pada pelajaran pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain utnuk menjadikan peserta
didik menguasai kompentensi ( materi) yang ditagetkan, juga dirancang untuk menjadikan
peserta didik mengenal menyadari/peduli dan menginterlisasi nilai-nilai dan menjadikannya
perilaku.

a. Menanamkan nilai toleransi

Sebagaimana yang disampaikan oleh guru PKN tentang teknik pengajaran dalam
perbedaan suku bangsa tersebut. Bahwa untuk menanamkan nilai toleransi kepada siswa ada
beberapa cara yang dilakukan anatra lain:

1) Didalam proses pembeljaran guru tidak hanya memberikan penekanan terhadapan


aspek koqnitif, yaitu pengetahuan saja, tetapi memberikan aspek efketif berupa
perhatian. Misalnya dalam awal pemebelajaran dipertanyakan kepada siswa seperti
apa model pembelajaran yang disukai baru dipertimbangkan kemudian untuk
penyesuaian dengan rancangan pemebelajaran yang sudah dibuat. Ini tujuannya
adalah untuk mendedikasi keinginan minat belajar dari siswa. Jadi kesannya adalah
setiap pembelajaran itu bukan kehendaknya guru saja tertapi siswa pun diberikan
kesempatan untuk menyalurkan aspirasinya. Biasanya 10 menit akan berakhirnya
waktu belajar, mengapa diberikan kesempatan epada siswa yang menyampaikan
pendapat atau bertanya.
2) Model pembelajaran yang digunakan adalah salah satunya dengan cara berkelompok.
Dengan tujuan penerapan nilai-nilain toleransi terhadapn perbedaan, sehingga tercipta
suasana kebersamaan.

b. Menanamkan sikap religius siswa


Sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan ajaran adalah hak setiap warga
negara. Tidak ada yang berhak untuk meksakan kehendak dalam menentukan
pilihan untuk memeluk agamnya sendiri. Karena didalam UUD 1945 pada pasal
29 bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memluk
agamnya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa pembangunan karakter dari aspek
religius tidak hanya dalam mata pelajaran agama tetapi bisa diterpkan dalam mata
pelajaran lain termasuk pendidikan pancasila dan kewarganegaraan ini tentunya
sangat penting terhadap pembangunan karakter bangsa, dimana dengan adanya
penanaman nilai religius sehingga seseorang jauh dari kesombongan dan bisa
menerapkan nilai-nilai kejujuran.

c. Penerapan pendidikan karakter melalui pengembangan diri


Dalam pengembangan karakter diri siswa disekolah, guru memiliki pontensi
yang strategis sebagai pelaku utama guru merupakan sosok yang bisa ditiru atau
diteladani menjadi idola bagi siswa. Guru bisa menjadi sumber inspirasi dan
motivasi peserta didiknya. Dengan demikian guru memiliki tanggung jawab besar
dalm menghasilakn generasi yang berkarakter, berbudaya dan bermoral.
Untuk membina siswa yang berkarakter tidak seharusnya semat-mata fokus
pada pembaasan mata pelajaran dikelas saja. Namun bisa dilaksankan melalui
pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakulikuler. Begitu juga dalam
pengembangan kurikilum yang telah dibuat oleh pemerintah, yaitu dengan
diberlakukannya kurikulum 2013. Kurikulum tersebut dirancang untuk
memberikan peluang seluas-luasnya bagi sekolah dan tenaga pendidik untuk
melakukan prakti-praktik pendidikan dalam rangka mengembangkan semua
potensi yang dimiliki siswa, baik melalui proses pembelajaran dikelas maupun
melalui program pengembangan dri(ekstrakulikuler). Pengembangan potens
peserta didik tersebut dimaksudkan untuk memantapkan kesadaram diri tentang
kemampuan atau life skil terutama kemampuan personal (personal skil) yang
dimilikinya. Termasuk dalam hal ini adalah pengembangan potensi seseorang
yang berhubungan dengan karakter dirinya.

JURNAL 1
KELEBIHAN:
1. Jurnal ini memaparkan etika berdasarakan pemahaman umat kristen
2. Buku atau website referensi buku ini sangat banyak sumbernya
3. Jurnal ini juga mengakat tema yang bagus tentang dampak teknologi bagi diri
seseorang
4. Jurnal ini mengajarkan hal-hal yang bersifat kerohanian dan mendekatkan diri
kita dengan Tuhan
5. Materi yang diangkatpun sangat nyata dan sering terjadi dikalangan manusia.

KEKURANGAN:

1. jurnal ini terlalu mengacu pada agama kristen dan tidak mengambil pandangan
dari agama lain.
2. Jurnal ini hanya sekedar teori atau pendapat sepihat yang belum terlaksana
3. Materi yang disampaikan pun hanya seputar masalah pada diri siswa tidak
mencangkup aspek lain

JURNAL 2

KELEBIHAN:
1. Jurnal ini langsung mempraktekan atau mengimpelentasikan hasil dari teori
atau rencanan mereka
2. Perumusan masalah, pemecahan masalah, dan keputusan yang diambilpun
sangat mempertimbangkan pada keinginan beljar siswa
3. Pengimpelementasiannya pun berlangsung dengan baik sesuai isi jurnal

KELEMAHAN:

1. Teori yang disampaikan hanya berdsarakn teori pribadi tanpa menimbang


teori dari yang lain
2. Kurangnya buku atau referensi pada jurnal membuat jurnal hanya seperti
pendapat sepihak.

KESIMPULAN:

Pendidikan karakter sangat berguna bagi pribadi diri seseorang. Pentingnya karakter
merupakan suatu hal yang ditekankan baik dalam segi agama maupun pendidikan.
Pembentukan karakter bisa dimulai sejak dini dengan memberikan lingkungan belajar yang
tepat dalam hal ini sekolah juga harus mampu memberikan kosep yang benar mengenai
pendidikan karakter.

Anda mungkin juga menyukai