Anda di halaman 1dari 6

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab IV yang dilakukan

oleh peneliti mengenai struktur puisi dalam kumpulan puisi “Kerikil Tajam dan

Yang Terampas dan Yang Putus” karya Chairil Anwar serta relevansinya terhadap

pembelajaran bahasa Indonesia di SMA, maka diperoleh simpulan sebagai

berikut:

1) Berdasarkan analisis struktur puisi yang dilakukan oleh peneliti ditemukan

unsur-unsur pembangun puisi yang terdapat di dalam kumpulan puisi

“Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus” antara lain yaitu

diksi (konotatif dan denotatif), 6 jenis citraan yang berjumlah 79, 3 jenis

majas berjumlah 84, kata konkret, verifikasi, tipografi, 4 macam tema, 43

data nada, 43 data perasaan dan amanat.

2) Relevansi puisi dalam kumpulan puisi “Kerikil Tajam dan Yang Terampas

dan Yang Putus” terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA, yaitu:

Sebagian besar puisi dalam buku kumpulan puisi“Kerikil Tajam dan Yang

Terampas dan Yang Putus” dapat digunakan sebagai bahan ajar dalam

meningkatkan minat peserta didik. karena terdiri dari unsur pembangun

puisi yang cukup lengkap, yaitu berupa diksi, citraan, majas, kata konkret,

verifikasi, tipografi, tema, nada, perasaan serta amanat.

Unsur-unsur pembangun yang ada dalam puisi seperti diksi,

citraan, kata konkret, majas, verifikasi, tipografi, tema, dan amanat,

151
dengan demikian puisi dalam kumpulan ini dapat dipertimbangkan oleh

pendidik untuk dijadikan sebagai pilihan bahan ajar.

Kelengkapan unsur pembangun dalam puisi tentu menjadi

berpengaruh dalam pemilihan bahan ajar oleh pendidik, karena dalam KD

3.17 Menganalisis unsur pembangun puisi terdapat indikator yang

mengharuskan peserta didik untuk mampu memahami dan menganalisis

unsur pembangun dalam puisi.

Kemudian, bila dilihat dari tingkat kesulitan, puisi karya Chairil

Anwar tidak begitu sulit, peserta didik dapat memahami makna yang

terkandung dalam puisi. Bila dilihat dari isinya, puisi karya Chairil Anwar

masih sesuai dengan latar belakang budaya peserta didik.

Hal ini dapat dilihat pada dari wawancara yang dilakukan oleh

peneliti dengan beberapa guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X,

yang mengungkapkan bahwa puisi Chairil Anwar bisa dijadikan bahan ajar

karena diksi yang digunakan dapat dipahami oleh siswa, seperti yang

diungkapkan oleh bu Mega berikut ini.

“Chairil Anwar seorang sastrawan angkatan „45 yang sangat terkenal dengan
kemahiran diksinya.”(N.4)

Hal serupa juga diungkapkan oleh bu Elvy dan bu Farida dalam

wawancara yang dilakukan dengan peneliti seperti berikut ini.

“Iya, bisa, karena penyair Chairil Anwar adalah penyair yang terkenal, karya-
karyanya sudah diakui secara nasional serta diksi yang digunakan juga dapat
dipahami oleh siswa, sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.”(N.2)

“Bisa, karena seperti yang ibu katakan tadi, puisi apapun bisa digunakan dalam
pembelajaran yang terpenting diksinya tersebut mudah dipahami oleh siswa,
karena dengan diksi yang mudah siswa juga dengan mudah dapat menganalisis,
kan diksi yang menjadi tolak ukur dalam menganalisis suatu puisi.” (N.3)

152
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa sebagian guru di Sekolah

Menengah Atas (SMA) setuju bahwa puisi karya Chairil Anwar dapat digunakan

karena diksi yang digunakan oleh penyair tidak sulit, sehingga siswa dapat dengan

mudah memahami makna yang terdapat dalam puisi.

a. Kompetensi dasar (Kd)

Unsur-unsur pembangun puisi sesuai dengan bahan ajar pada Kd

3.17 yaitu Menganalisis unsur pembangun puisi. Unsur-unsur yang

terdapat di dalam kumpulan puisi “Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan

Yang Putus” karya Chairil Anwar sebagian besar puisinya dapat dipahami

dan sesuai dengan tingkat pemahaman peserta didik tingkat SMA. Selain

itu, kumpulan puisi “Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus”

karya Chairil Anwar dapat juga dijadikan sebagai contoh kepada peserta

didik saat proses pembelajaran. . Sebagaimana yang diungkapkan oleh

N.1, N.2, N.3, dan N.4 selaku guru Bahasa Indonesia di SMA 1 Kota

Jambi dan SMA 11 Kota Jambi sebagai berikut.

“Unsur pembangun yang dibahas ya, semua. Mulai dari diksi, citraan, majas, kata
konkret, tema, amanat. Semuanya dibahas hanya sekadar mereka tahu saja,
pembahasannya ringan, karena puisi itu adalah hasil pemikiran dan perasaan seeorang
yang ditunjukkan untuk menyampaikan pesan.” (N.1)

“Analisis unsur pembangun puisi (struktur fisik dan batin), karena siswa dalam
pembelajaran dituntut untuk dapat memahami serta menganalisis setiap unsur pembangun
puisi serta memaknainya.” (N.2)

“Semua unsur yaitu unsur pembangun fisik dan batin, karena pada indikator itu
(KD 3.17) siswa dituntut untuk mampu memahami sesuai unsur, meskipun
pembelajarannya dilakukan secara bertahap.” (N.3)

“Unsur fisik dan unsur batin, karena siswa pada KD puisi dituntut untuk dapat memahami
setiap unsur yang terdapat di dalam suatu puisi.” (N.4)

b. Isi

Puisi dalam kumpulan puisi “Kerikil Tajam dan Yang Terampas

dan Yang Putus” karya Chairil Anwar mengandung banyak pesan nilai di

153
dalamnya, hal ini dapat dilihat dengan adanya citraan (imaji), majas

(bahasa figurative), perasaan, ide pokok (tema) dan amanat yang penyair

yang dituangkan pada setiap puisi, selain itu puisi karya Chairil Anwar

dapat dijadikan sebagai bahan ajar dengan mengaitkan isi puisi pada

keadaan lingkungan dan keadaan sosial masyarakat.

c. Bahasa

Dalam kumpulan puisi “Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan

Yang Putus” karya Chairil Anwar sebagian besar bahasa yang digunakan

oleh penyair dalam puisi-puisinya dapat dipahami oleh pembaca serta

komunikatif, sehingga layak untuk dijadikan sebagai bahan ajar di tingkat

SMA oleh pendidik. Kemudian, jika dilihat dari psikologis peserta didik

tingkat SMA, tema puisi yang terdapat dalam puisi ini sesuai, yaitu

tentang cinta, perjuangan, ketuhanan (Hubungan manusia dengan Tuhan),

serta kehidupan seperti permasalahan sosial yang seringkali dihadapi

dalam lingkungan sehari-hari.

5.2 Implikasi

Pembelajaran puisi di sekolah bagi sebagian peserta didik bukanlah

pembelajaran yang mudah, karena sulitnya memahami makna setiap kata dalam

suatu puisi dan juga puisi yang digunakan pada umumnya puisi lama dan itu-itu

saja. Pendidik sebagai fasilitator sudah seharusnya berusaha dengan baik dalam

memberikan penjelasan saat pembelajaran, serta memilih bahan ajar yang sesuai

dengan peserta didik, sehingga peserta didik tertarik untuk mengikuti

pembelajaran dan harapannya peserta didik dapat memahami pembelajaran

dengan baik.

154
Pada penelitian ini, peneliti mengkaji puisi dalam kumpulan “Kerikil

Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus” karya Chairil Anwar secara

keseluruhan. Puisi karya Chairil Anwar yang telah dianalisis dibentuk oleh unsur-

unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Kumpulan puisi ini sebagian besar

bertema tentang ketuhanan (hubungan manusia dengan Tuhan & kematian),

perjuangan, percintaan, dan kehidupan (permasalahan sosial).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat memiliki implikasi terhadap

pendidikan di sekolah, yaitu hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pendidik

dalam pembelajaran bahasa Indonesia, terutama pada materi puisi, sehingga pada

saat pembelajaran puisi peserta didik diharapkan mampu menganalisis struktur

pembangun puisi serta memahami puisi dengan baik.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil analisis dan simpulan pada penelitian ini, peneliti mengajukan

saran berikut:

1) Bagi pembaca

Puisi dalam kumpulan “Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang

Putus” karya Chairil Anwar dapat dijadikan referensi bagi pembaca yang

ingin mengetahui dan membaca puisi serta memahami struktur

pembangunnya.

2) Bagi Pendidik

Pendidik dapat menjadikan puisi dalam kumpulan “Kerikil Tajam dan

Yang Terampas dan Yang Putus” karya Chairil Anwar sebagai alternatif

bahan ajar yang dapat menarik minat peserta didik.

3) Bagi Peneliti Lain

155
Bagi peneliti lain dapat mengkaji puisi dalam kumpulan “Kerikil Tajam

dan Yang Terampas dan Yang Putus” karya Chairil Anwar dengan

menggunakan pendekatan yang berbeda.

156

Anda mungkin juga menyukai