1
PERKENALKAN …
Nama : Edi Mulyadi,ST.,M.Si
Ketertarikan : Filtrasi, Laboratorium, Water Supply, NRW
Pendidikan:
• Diploma 3 Teknik Penyehatan Lingkungan, ATST Jakarta (1996)
• Sarjana Teknik Lingkungan, USNI Jakarta (2006)
• Magester Administrasi Publik, STIAMI Jakarta(2010)
Kantor : Balai Teknologi Air Minum | Dit. Cipta Karya | Kementerian PUPR
Jabatan :
• Fungsional Teknik Penyehatan Lingkungan 2012 - Sekarang
• Subkoor PLT Teknologi dan Pengujian 2020 - Sekarang
Phone : +62 82122484041
Email : edi.mulyadi@pu.go.id
2
2
Pendahuluan
• Krisis air minum masih melanda daerah 3T sehingga masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
• Terbatasnya sumber air di kawasan terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T).
• Daerah 3T adalah daerah yang tergolong dalam daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar. Tertinggal
berarti memiliki kualitas pembangunan yang rendah, dimana masyarakatnya kurang berkembang
dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. Lalu dari sisi geografis berada di daerah
terdepan dan terluar wilayah Indonesia.
• Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024.
Pasal 2 ayat (1), kriteria daerah tertinggal mencakup 4 poin, yaitu perekonomian masyarakat, sumber
daya manusia, sarana dan prasarana, kemampuan keuangan daerah, aksesibilitas, serta
karakteristik daerah, dalam sarana dan prasarana terdapat ketersediaan infrastruktur dasar, termasuk
air minum.
• Ada 62 kabupaten, di antaranya adalah Nias (Sumatera Utara), Kepulauan Mentawai (Sumatera Barat),
Musi Rawas Utara (Sumatera Selatan), Lombok Utara (Nusa Tenggara Barat), Sumba Tengah & Alor
(Nusa Tenggara Timur), Donggala (Sulawesi Tengah), Pulau Talibau (Maluku Utara), Nabire & Asmat
(Papua), serta Teluk Wondoma & Pegunungan Arfak (Papua Barat).
• Di daerah yang tertinggal, bahan baku air yang tidak bersih atau di bawah standar masih banyak
digunakan, seperti air gambut, payau, banjir dan sungai tercemar.
PEMILIHAN
TEKNOLOGI AIR MINUM
Sangat Tergantung Pada
Kualitas Air Sumbernya
SUMBER AIR HUJAN
SUMBER AIR SUMBER AIR MATA AIR
SEDIMENTASI OXSIDASI
FILTRASI SSF
TIDAK WAJIB
DESINFECTANT
RESERVOAR AIR MINUM WAJIB RESERVOAR AIR MINUM - OP 24 Jam
DESINFECTANT - p Min 1 atm
5
DISTRIBUSI DISTRIBUSI
SUMBER
AIR PERMUKAAN PROSES PENJERNIH AIR
(PENGOLAHAN LENGKAP)
• Polutan utama Tanah
terlarut (Koloid)
6
SUMBER
AIR PERMUKAAN
• Turbidity <25 NTU
• Non Gambut
7
PENJERNIHAN AIR DENGAN PROSES ALAMI
UNTUK AIR SUMUR DAN SUMBER AIR BAKU LAINNYA
KAPASITAS 15 m3/hari
AIR TANAH
MENGANDUNG
TURBIDITY
KADAR BESI
Mn, dll
9
PENAMPUNGAN AIR HUJAN (PAH)
KETENTUAN UMUM Penyelenggaraan PAH :
KETENTUAN TEKNIS :
a) Lokasi tempat PAH dipilih pada daerah-daerah kritis KAPASITAS
dengan curah hujan minimal 1.300 mm per tahun.
b) Pelaksanaan konstruksi PAH harus sesuai dengan ACUAN:
ketentuan yang berlaku. • standar pedoman dan manual, Tentang Penampungan Air Hujan
c) PAH dipasang di lokasi atau hanya di daerah rawan air (PAH).
Pusat Penelitian Dan Pengembangan Permukiman
minum? Balitbag Kementerian Pekerjaan Umum-2014
d) Penempatan PAH harus dapat menampung air hujan • Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SPAM, Dit PSPAM – DJCK
dan/atau pada kondisi tertentu dapat menampung air Kementerian PUPR
minum dari PDAM yang didistribusikan melalui mobil
tangki air/kapal tangki air.
e) Adanya partisipasi masyarakat setempat dalam
pelaksanaan pembangunan, pengoperasian dan
pemeliharaan PAH.
f) PAH dapat digunakan secara individual maupun kelompok
masyarakat.
g) Air hujan jatuh pertama setelah musim kemarau tidak
boleh langsung ditampung.
h) PAH harus kedap air.
Solusi Krisis Melalui kegiatan
PEREKAYASAAN
BIDANG AIR MINUM
melalui
Optimalisasi
Sumber Air
Baku
BALAI TEKNOLOGI AIR MINUM
LATAR BELAKANG
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16 Tahun 2020
BTAM dan BTPP
PENELITIAN
PENGKAJIAN REKOMTEK OKSIDASI
DAN PENERAPAN OZONE DAN
BTPP (2020) RANCANGAN TEKNOLOGI
DAN
PENGUJIAN
PENGEMBANG
AN FILTRASI
TEKNOLOGI
1. Penerapan Kriteria teknis sesuai SNI 6774 tahun 2012. Tata cara
perencanaan unit paket instalasi pengolahan air
2. Inovasi pada PraTreatment; Pemakaian Bahan Kimia; Turbulensi
2021 - 2022
dan Waktu pada Flash Mix.
PEREKAYASAAN 2021-2022
berasal dari Sungai Menpura, Kabupaten Siak, PARAMETER SATUAN NILAI STANDAR BAKU MUTU METODE ANALISA
• warna merah kehitaman antara 300-1280 1. pH * 3.64 Tidak Dipersyaratkan SNI 6989.11:2019
2. Total Alkalinity mg/L CaCO3 Tidak Dipersyaratkan APHA/AWWA 2320B
PtCo, 3. Kesadahan Total * mg/L CaCO3
4.50
- Tidak Dipersyaratkan SNI 06-6989.12:2004
• zat organik tinggi, > 10 mg/l KMnO4, 4. Kesadahan Kalsium * mg/L Ca - Tidak Dipersyaratkan SNI 06-6989.12:2004
5. Kesadahan Magnesium mg/L Mg Tidak Dipersyaratkan SNI 06-6989.12:2004
• Besi terlarut cenderung tinggi , > 0,3 mg/l Fe,
-
6. Besi Terlarut * mg/L Fe 2.82 0.3 IK.U-9
HASIL
survei
Pengujian air baku sebagai dasar
formulasi sistem IPAG
Lelang dan pelaksanaan konstruski Perhitungan perkiraan
tarif air minum :
Lelang dan pelaksanaan konstruski a.Alternatif 1
Uji kinerja, pengolahan data dan Rp.10.452/m3
b.Alternatif 2
rekomendasi Rp.16.216/m3
Penyusunan SOP
Volume lumpur 15-25%
sehingga memerlukan
dimensi bak lumpur yang
lebih luas
KEGIATAN
6 alternatif dosis
TAHUN 2022 (Pemenuhan terhadap
Evaluasi perekayasaan 2021 Standar Baku Mutu 100%) :
Uji Laboratorium
Penyusunan SOP & Pelatihan
STRATEGI
operator
HASIL
Uji Kinerja dan evaluasi
Design Optimalisasi
Optimalisasi
FGD
Serah Terima
APLIKASI DOSIS DALAM OPERASIONAL
Rekomendasi
Untuk Mengolah Air Gambut pada unit sedimentasi harus menjadi bahan pertimbangan khususnya
Parameter Surface Loading (So); Bilangan Reynold (Nre). Nilainya Harus Lebih kecil dari yang
ditetapkan SNI 6774-2012; dan Ruang Zona Lumpur harus di perbesar.
Kegiatan Perekayasaan 2023
RUANG LINGKUP
1. Pengkajian dan pengujian secara batch di laboratorium; dan
26/09/2023
EVALUASI UNIT PROSES
PADA IPA PAKET KONVESIONAL
SEDIMENTASI
26/09/2023
PENERAPAN DOSIS OPTIMUM BAHAN KIMIA
PADA IPA GAMBUT TERHADAP KADAR LUMPUR
26/09/2023
VARIABEL
01 Ozon
Variasi Dosis pemberian ozon (gr/jam) dalam pengolahan air gambut
Variasi 1
Waktu Kontak
02 Berapa waktu efektif ozon dalam mengolah air gambut
Variasi 2
Koagulan
03 Berapa penambahan ozon dengan koagulan yang efektif dalam
pengolahan air gambut
Variasi 3
Alkali
04 Berapa penambahan ozon dengan alkali yang efektif dalam
Variasi 4 pengolahan air gambut
Koagulan + Alkali
05 Berapa penambahan ozon dengan koagulan dan alkali yang efektif
dalam pengolahan air gambut
Pengujian Skala Laboratorium
Melihat sejauh mana sistem oksidasi dengan ozon dapat
menurunkan kadar kekeruhan, warna serta partikel-partikel terlarut
lainnya
Pengujian Lapangan
Mengetahui kualitas air baku air gambut di wilayah Kalimantan
Tengah dan kebutuhan ozone dalam mengolah air baku tersebut
STRATEGI
Desain Prototype
PENYELESAIAN Menyusun spesifikasi teknis dari sistem ozonisasi yang paling
tepat untuk mengolah air gambut di wilayah Kalimantan Tengah
MASALAH
Diskusi Teknis
Mendapatkan rekomendasi teknis
dari profesional bidang air minum
OUTPUT OUTCOME
1. Hasil Uji Coba Laboratorium 1. Mampu mengolah air gambut menjadi air
yang layak dan aman
2. Spesifikasi Teknis Sistem Ozonasi
2. Pemangkasan proses pengolahan secara
3. Data Hasil Penerapan di Lapangan
konvensional sehingga mengurangi
4. Konsep Desain Teknologi Pengolahan Air
penggunaan bahan kimia dan efisiensi
Gambut
waktu
3. Termanfaatkan “ Teknologi Pengolahan Air
Gambut” dengan persentase penurunan
parameter kualitas air minum mencapai 96-
100 %
PEREKAYASAAN 2023
SBMKL Permenkes
NO PARAMETER SATUAN HASIL ANALISA
No. 2 Tahun 2023
Sumber Air Baku yang digunakan dalam Mikrobiologi
Perekayasaan Air gambut Tahun 2023 berasal 1 Escherichia coli CFU/100 mL Absence (0) 0
2 Total Coliform CFU/100 mL <41 0
dari Sungai Sebangau, Kota Palangka Raya, Fisika
Provinsi Kalimantan Tengah. 1 Suhu o
C 23,5 - 30,6 Suhu Udara ±3
Total Padatan
2 (mg/l) Oct-65 <300
Terlarut
Karakteristik air gambut tersebut yaitu ; 3 Kekeruhan NTU 0,15 – 4,27 <3
• pH antara 3,9 – 5,6, 4
5
Warna
Bau
TCU
-
294 – 774
Tidak berbau
10
Tidak berbau
• Kadar warna air gambut pada saat Kimia
1 pH - 3,9 - 5,6 6,5 - 8,5
pengkajian dan pengujian cukup fluktuatif
2 Nitrat Terlarut (mg/l) 12 20
yaitu antara 300 - 800 PtCo. 3 Nitrit Terlarut (mg/l) <0,003 3
4 Kromium Terlarut (mg/l) <0,01 0,01
5 Besi (Fe) Terlarut (mg/l) <0,02 0,2
Pengolahan menggunakan teknologi ozon dan
6 Mangan (Mn) Terlarut (mg/l) <0,01 0,1
filtrasi
0,2 - 0,5 dengan
7 Klorin Bebas Terlarut (mg/l) <0,02 waktu kontak 30
menit
8 As Terlarut (mg/l) <0,001 0,01
9 Cd Terlarut (mg/l) <0,0009 0,003
10 Pb Terlarut (mg/l) <0,003 0,01
11 Flourida (F) Terlarut (mg/l) 0,3 1,5
12 Al Terlarut (mg/l) <0,04 0,2
12/3/2023
A1 Prototype
continuous flow
OZONASI + FILTER RESIN Di Lapangan
b
(Ozon → Filter Resin → Reservoir+Soda Ash+Kaporit)
12/3/2023
B1 FILTER KARBON AKTIF + OZONASI +
FILTER KARBON AKTIF
b Prototype (Filter Karbon Aktif → Ozon → Filter Karbon Aktif → Reservoir+soda ash+Kaporit)
KEGIATAN
Penetapan Tim perekayasaan Alternatif variabel terpilih :
TAHUN 2023
Penetapan Lokasi 1. Karbon+O3+Resin
1. Ozone+waktu 3. Karbon+O3+Karbon
STRATEGI
HASIL
3. Ozone+alkali+waktu acuan SBMKL adalah 100%
4. Ozone+koagulan+alkali+waktu
Biaya yang dibutuhkan
5. Filtrasi
untuk mengolah air gambut
Pengujian Lab dan lapangan
dengan ozone + filtrasi ini
Desain Prototype
adalh berkisar antara
Diskusi Teknis
Rp.18.241 – Rp. 54.822
(belum termasuk biaya
upah pegawai)
PENGOLAHAN FILTER
PENGOLAHAN FILTER PENGOLAHAN
OKSIDASI OZON + KARBON AKTIF +
KARBON AKTIF + OKSIDASI KONVENSIONAL DENGAN
FILTER RESIN OKSIDASI OZON + FILTER
OZON + FILTER RESIN JAR TEST
KARBON AKTIF
Waktu Produksi Air lebih Waktu Produksi Air lebih
Waktu Produksi Air lebih pendek Tidak membutuhan energi
pendek dibandingkan pendek dibandingkan dengan
dibandingkan dengan pengolahan listrik yang continue seperti
dengan pengolahan ai pengolahan ai secara
ai secara konvensional. untuk penggunaan ozon
secara konvensional. konvensional.
Tidak menghasilkan By
Product atau efek samping
akibat penggunaan Ozon Kelebihan Pengolahan
dalam pengolahan air
menghasilkan gas buang, Air Gambut
Kebutuhan lahan relatif
lebih kecil.
Kebutuhan lahan relatif lebih
kecil.
Kebutuhan lahan relatif lebih kecil.
dimana gas buang tersebut
cukup menyengat. Tingkat
Pada Kegiatan
Bahaya Gas yang dihasilkan
belum dapat dipastikan, maka
Perekayasaan BTAM
perlu dilakukan pengkajian
KELEBIHAN lebih lanjut mengenai hal
tersebut
Teknologi Oksidasi Ozon
Teknologi Oksidasi Ozon dan Teknologi Oksidasi Ozon dan
dan Filtrasi dapat
Filtrasi dapat mengahasilkan air Filtrasi dapat mengahasilkan air
mengahasilkan air olahan
olahan 100%, dibandingakan olahan 100%, dibandingakan Biaya relatif lebih murah
100%, dibandingakan
Teknologi Membrane, karena Teknologi Membrane, karena
Teknologi Membrane,
tidak ada reject. tidak ada reject.
karena tidak ada reject.
Teknologi Ozonasi-Filtrasi Teknologi Fitrasi karbon Aktif- Teknologi Fitrasi karbon Aktif-
Resin, dapat mengurangi Ozonasi-Filtrasi Karbon Aktif, Ozonasi-Filtrasi Resin, dapat
bahkan menghilakan dapat mengurangi bahkan mengurangi bahkan menghilakan
pemakaian bahan Koagulan menghilakan pemakaian bahan pemakaian bahan Koagulan dan
dan Alkali Koagulan dan Alkali Alkali
PENGOLAHAN FILTER
PENGOLAHAN FILTER KARBON PENGOLAHAN
OKSIDASI OZON + KARBON AKTIF + OKSIDASI
AKTIF + OKSIDASI OZON + KONVENSIONAL DENGAN
FILTER RESIN OZON + FILTER KARBON
FILTER RESIN JAR TEST
AKTIF
Penggunaan Ozon
Generator membutuhan Penggunaan Ozon Generator Penggunaan Ozon Generator
energi listrik yang continue membutuhan energi listrik yang membutuhan energi listrik yang Waktu Produksi Air lebih lama
dan sistim proses memakai continue dan sistim proses continue dan sistim proses dibandingkan dengan
pompa, sehingga biaya memakai pompa, sehingga memakai pompa, sehingga biaya pengolahan menggunakan
energi listrik (Kwh) masih biaya energy listrik (Kwh) masih energy listrik (Kwh) masih ozon
Kelemahan Pengolahan
tergolong cukup tinggi dari tergolong cukup tinggi dari PLN. tergolong cukup tinggi dari PLN.
PLN.
Perekayasaan BTAM
menghasilkan gas buang, titik jenuh. Sehingga diperlukan jenuh. Sehingga diperlukan
dimana gas buang tersebut pengkajian lebih lanjut terhadap pengkajian lebih lanjut terhadap
cukup menyengat. Tingkat kemampuan (Titik Jenuh) kemampuan (Titik Jenuh) karbon Kebutuhan lahan cukup besar
Bahaya Gas yang karbon Aktif dapat meningkat Aktif dapat meningkatkan pH air
KEKURANGAN dihasilkan belum dapat pH air dan medekomposisi dan medekomposisi parameter
dipastikan, maka perlu parameter lainnya. lainnya.
dilakukan pengkajian lebih
lanjut mengenai hal tersebut.
KBBI
Air Embun, uap air yg terbentuk dari hasil kondensasi, dimana proses prubahan
bentuk gas menjadi cair.
Karnaningroem (1990)
Karnaningroem mengatakan bahwa proses pengembunan merupakan proses
perubahan wujud gas menjadi wujud cair yang disebabkan adanya perbedaan
temperatur. Temperatur pengembunan berubah selaras dengan tekanan uap yang
terjadi.
PROSES UDARA MENJADI AIR
EMBUN UNTUK AIR MINUM
BAKU MUTU
FLOW CHART
HASIL UJI
KUALITAS
*
HASIL UJI KUALITAS AIR EMBUN
DI GEDUNG G, KEMENTERIAN PUPR
HASIL
FLOW UJI
FLOW CHART PENGUJIAN AIR EMBUN
KUALITAS
CHART UNTUK AIR MINUM
2023
HASIL UJI
KUALITAS
*
BAKU
MUTU
* Standar baku mutu mengacu pada
permenkes 2 Tahun 2023 tentang
baku mutu air minum
PERBANDINGAN PERSYARATAN Parameter Satuan
Permenkes 2 2023
(SBMKL media Air
SNI 7812: 2021
Air Minum Embun
BAKU MUTU AIR MINUM DAN AIR Minum)
Mikorobiologi
EMBUN E.Coli 0 Tidak Dipersyaratkan
Total Coliform 0 0
Fisik
Warna 10 1
Kimia