Anda di halaman 1dari 28

Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage

Program Studi Teknik Lingkungan


Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Jabodetabek ( Jakarta, Bogor, Depok,Tangerang dan Bekasi ) merupakan daerah


di Indonesia yang menjadi pusat bagi kegiatan industri. Kegiatan indutri tersebut
terbagi dalam beberapa kawasan dan sektor industri di masing-masing
kota.Seiring bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak lapangan
pekerjaan yang dibutuhkan.Guna memenuhi kebutuhan tersebut maka dibukalah
lapangan pekerjaan baru dengan cara membuka kawasan industri baru di
daerah.Pembukaan kawasan industri baru, berpengaruh terhadap tata guna lahan
dan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RTRUK) suatu kabupaten/kota.

Maka dari itu, guna menunjang kondisi lingkungan yang baik diperlukan saluran
drainase dan saluran air buangan untuk mencegah terjadinya lingkungan yang
tidak sehat.Selain itu drainase diperlukan untuk menghindari terjadinya banjir
sebagai akibat akumulasi air limpasan yang berlebihan sehingga dapat
berpengaruh terhadap lingkungan baik dari segi ekologi,estetika, maupun kondisi
sosial ekonomi masyarakat di sekitar kawasan industri.

Kawasan industri Tigaraksa berada pada koordinat 6°12’34,27”S


106°27’40,90”T Dengan luas daerah secara keseluruhan mencapai 3.863.430 m²
atau sekitar 386 hektar.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PERENCANAAN

A. Maksud dari perencanaan drainase kawasan industri ini adalah sebagai upaya
menyalurkan buangan air permukaan sampai ke badan air.Selain itu juga untuk
mencegah terjadinya banjir akibat dari akumulasi limpasan air hujan,

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

menanggulangi daerah yang becek, dan sebagai upaya konseravsi sumber daya
air bagi kelangsungan kegiatan industri dan kehidupan masyrakat di
sekitarnya.Kegunaan atau fungsi drainase sendiri adalah sebagaimana maksud
dari pembuatan drainase tersebut :
1. Mengeringkan bagian wilayah kota/kawasan industri yang permukaan
lahannya rendah dari genangan.
2. Mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air terdekat secepatnya
agar tidak membanjiri/menggenangi kawasan industri
3. Mengendalikan sebagian air permukaan akibat hujan yang dapat
dimanfaatkan untuk persediaan air dan kehidupan akuatik.
4. Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah.
(H.A. Halim Hasmar 2012 : 1)

B. Tujuan dari perencanaan drainase dan sewerage

1. Mencegah terjadinya lingkungan yang kurang sehat atau


persebaaran penyakit melalui air.

2.Mengurangi dan menghilangkan pengaruh buruk yang terkandung


dalam air buangan,

3. Menghilangkan bau tidak sedap dari air buangan yang terhirup


secara langsung.

1.3 DASAR HUKUM

Untuk memastikan bahwa perencanaan drainase dapat berjalan dengan baik, maka
dibuat sesuai standar yang berlaku di Indonesia. Adapaun dasar hukum yang dipakai
pada perencanaan ini adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 142
Tahun 2015 Tentang Kawasan Industri

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

Pasal 11

(1) Perusahaan Kawasan Industri wajib menyediakan infrastruktur dasar di


dalam Kawasan Industri, paling sedikit meliputi:
a. instalasi pengolahan air baku;
b. instalasi pengolahan air limbah;
c. saluran drainase;
d. instalasi penerangan jalan; dan
e. jaringan jalan.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Tahun 2014 bahwa


dalam rangka mengalirkan kelebihan air yang berasal dari air hujan agar tidak
terjadi genangan yang berlebihan pada suatu kawasan tertentu serta seiring
dengan pertumbuhan kota dan perkembangan industri, perlu dibuat suatu sistem
pengeringan dan pengaliran air yang baik;

Pasal 6

(1) Perencanaan Sistem Drainase Perkotaan meliputi:


a. penyusunan rencana induk;
b. studi kelayakan; dan
c. perencanaan teknik terinci/detail design.

(2) Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun untuk


pengembangan Sistem Drainase Perkotaan guna mendukung Sistem
Drainase Perkotaan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

1.4 RUANG LINGKUP


Tugas perencanaan drainase ini adalah Perencanaan Drainase Kawasan Industri
Tangerang.
Adapun ruang lingkup pada tugas perencanaan drainase ini meliputi :
 BAB I Pendahuluan
Berisi latar belakang dilakukannya perencanaan drainase untuk suatu
kawasan industri, maksud dan tujuan dilakukannya perencanaan drainase,
dasar hukum dan peraturan terkait perencanaan drainase, serta ruang
lingkup perencanan dimana dalam hal ini adalah kawasan industri
Tangerang.

 BAB II Kondisi Umum Daerah

Berisi aspek fisik daerah/kawasan tersebut meliputi (Batas


administrasi, geografis, topografis dlsb).

 BAB III Kriteria Perencanaan

3.1 Drainase

Berisi kriteria perencanaan saluran drainase, kriteria ini dapat mengacu


Norma, Standar, Prosedur dan Manual (NSPM) departemen PU yang
berlaku dan teks book.

 BAB IV Perencanaan Drainase

1. Penentuan daerah pelayanan.


2. Perencanaan system jaringan drainase dan sewerage, yang meliputi :
a) Penentuan system yang di rencanakan.
b) Layout jaringan pelayanan
3. Perhitungan beban aliran :

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

a) Perencanaan blok pelayanan sub area dari pelayanan


b) Perhitungan kapasitas aliran sesuai dengan tata guna lahan
4. Pemilihan bentuk dan bahan saluran
5. Perhitungan dimensi dan elevasi saluran

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

BAB II

KONDISI UMUM DAERAH PERENCANAAN

Gambar Peta Kawasan Tigaraksa,Tangerang


2.1 Gambaran Umum Daerah
Kawasan industri Tigaraksa berada pada koordinat 6°12’34,27”S 106°27’40,90”T
Dengan luas daerah secara keseluruhan mencapai 3.863.430 m² atau sekitar 386
hektar . Kondisi di sekitar kawasan industri masih didominasi oleh lahan terbuka dan
pemukiman penduduk.

2.2 Keruangan Wilayah Kawasan Tigaraksa

Keruangan wilayah kawasan Tigaraksa menunjukkan bahwa kawasan ini


berada di tengah kota dan dikelilingi pemukiman penduduk yang mana sangat
diperlukannya fasilitas drainase yang baik dan saluran sewerage untuk
mengantisipasi limpasan air dan bahaya limbah yang dihasilkan kawasan tersebut
bagi kawasan di sekitarnya.

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

BAB III

KRITERIA DESIGN PERENCANAAN

3.1 Kriteria Perencanaan Drainase


3.1.1 Dasar dasar perencanaan
 Sistem yang di rencanakan adalah sistem terpisah dari saluran pengumpul air
buangan dari suatu daerah tertentu baik itu daerah industri, pemukiman kota
atau pedesaaan.
 Dalam menentukan arah jalur saluran air hujan yang di rencanakan terdapat
batasan-batasan sebagai berikut :
1. Arah pengaliran dalam saluran mengikuti garis ketinggian yang ada
sehingga di harapkan pengaliran secara gravitasi.

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

2. Pemanfaatan sungai/anak sungai sebagai badan air penerima dari


outfall yang di rencanakan.
3. Menghindari banyaknya perlintasan saluran pada jalan, sehingga
mengurangi penggunaan gorong-gorong.
 Dengan memperhatikan kondisi tropografi yang ada di kembangkan suatu
sistem dengan berbagai alternatif dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan segi teknis dan ekonomisnya.
3.1.2 Curah hujan Maksimum

 Pada perencanaan ini intensitas curah hujan sudah ditentukan oleh Dosen
yaitu sebesar sebesar 50 mm/jam.Sehingga tidakdiperlukan penghitungan
curah hujan karena intenstas curah hujan dalam satu wilayah cenderung sama,
dalam hal ini adalah Kawasan Industri Tigaraksa, Tangerang.
3.1.3 Peran Drainase
Sistem Drainase diperlukan untuk melakukan tindakan teknis dalam
mengendalikan :

a. Kelebihan Air.

Sistem drainase dapat mengendalikan terhadap kemungkinan adanya banjir,


genangan air pada lahan produktif, erosi tanah serta kerusakan dan gangguan
fisik, kimia dan biologi pada tanah produktif.

b. Elevasi Badan Air Permukaan.

Adanya arus limpasan air hujan menuju badan air penerima maka akan timbul
kemungkinan naiknya elevasi badan air permukaan. Selain itu, dampak lain
yang dapat menggangu adalah kemungkinan terjadinya air balik ( back water )
dan kerusakan terhadap badan air permukaan yang disebabkan oleh
melimpahnya air permukaan.

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

c. Elevasi Permukaan Air Tanah Pada Lahan Produktif.

Bila ada air hujan tanpa adanya saluran drainase, maka yang akan terjadi
adalah menggenangnya jalan tanah dan lain sebagainya tanpa terkendali.
Jadi kegunaan drainase secara umum adalah sebagai alat pematusan daerah
dari kelebihan air permukaan dan air tanah. Apabila tidak adanya pematusan
atau pengendali dan pengontrol, maka kiriman air hujan akan masuk secara
tidak terkendali ke dalam badan penerima. Selain fungsi utama dari drainase
adalah sebagai pemelihara dan pengendali sumber air yaitu untuk memelihara
elevasi air baik air tanah maupun air permukaan.
Menurut Suripin (2003), saluran drainase harus direncanakan untuk dapat
melewatkan debit rencana dengan aman. Dalam perencanaan ini, dapat disebutkan
sebagai berikut :

 Tipe saluran yang digunakan yaitu jenis saluran terbuka dengan pertimbangan
memudahkan dalam memantau salurannya
 Bentuk saluran yang digunakan yaitu bentuk ekonomis segi empat, dengan
pertimbangan mengacu pada Kementrian PU dan Kimpraswil (2003), dimana
bentuk saluran ini umumnya digunakan pada daerah yang lahannya tidak
terlalu lebar, dan harga lahan mahal. Umunya digunakan untuk saluran yang
relatif besar dan sedang. Hal ini sesuai untuk topografi di Kawasan Tigaraksa.
 Berdasarkan material konstrusinya, saluran drainase perencanaan ini
menggunakan saluran beton (yang diberi lapisan). Menurut Kementrian PU
dan Kimpraswil (2003), umumnya digunakan pada daerah yang mempunyai
topografi yang terlalu miring atau terlalu datar, serta mempunyai tekstur tanah
yang relatif lepas. Lapisan saluran dimaksudkan untuk melindungi saluran
dari erosi, serta untuk memudahkan pengaliran pada volume air yang kecil
 Perhitungan drainase kota menggunakan perhitungan sistem drainase , dari
peta situasi diperoleh data :
 Kemiringan saluran rencana

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

 Panjang saluran rencana


 Luas masing – masing area untuk masing – masing saluran
 Koefisien run off masing – masing jenis area untuk masing – masing saluran.
Dimana dalam perencanaan ini koefisien aliran ( c ) untuk periode desain5 –
10 tahun
 Slope limpasan dihitung dengan menggunakan beda tinggi elevasi,
berdasarkan garis kontur dan panjang limpasan dalam meter. Panjang
limpasan merupakan panjang jarak terjauh dari saluran drainase. Sedangkan
slope saluran menggunakan panjang saluran yang digunakan dalam meter
 Luas area ditentukan berdasarkan luas zona/ blok yang dilayani saluran

Tabel 5. Hubungan kondisi permukaan tanah dan koefisien pengaliran (C)


Kondisi Permukaan Tanah Koefisien Pengaliran ( C )*
1. Jalan beton dan jalan aspal 0.70 - 0.95
2. Jalan kerikil dan jalan tanah 0.40 - 0.70
3. Bahu jalan :
- Tanah berbutir halus 0.40 - 0.65
- Tanah berbutir Kasar 0.10 - 0.20
- Batuan masif keras 0.70 - 0.85
- Batuan masif lunak 0.60 - 0.75
4. Daerah perkotaan 0.70 - 0.95
5. Daerah Pinggir Kota 0.60 - 0.70
6. Daerah industri 0.60 - 0.90
7. Pemukiman padat 0.40 - 0.60
8. Pemukiman tidak padat 0.20 - 0.40
9. Taman dan kebun 0.45 - 0.60
10. Persawahan 0.70 - 0.80
11. Perbukitan 0.75 - 0.90
12. Pegunungan
Sumber : Sistem drainase perkotaan yang berkelanjutan,Dr. Ir. Suripin, M. Eng

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

3.1.4 Bentuk bentuk dan Jenis saluran drainase


Bentuk jenis saluran yang akan di pilih di sesuaikan dengan keadaan
lingkungan, Asalnya, kontruksinya, letak dan fungsinya, sesuai kebutuhan setempat,
untuk itu digunakan tipe saluran sebagai berikut :
a. Saluran Tertutup , saluran ini di buat dari beton yang tidak bertulang atau
bertulang, baik itu yang bentuknya bulat atau kotak sesuai dengan kebutuhan,
biasanya di gunakan untuk daerah atau wilayah dengan kepadatan yang tinggi
seperti kawasan perkotaan atau kawasan indutri..
Dan pada jarak tertentu atau persimpangan akan di buatkan sumur
pantau/pemeriksaan (manhole), selain sebagai sumur pantau/periksa manhole
juga berfungsi sebagai bagunan terjunan (drop manhole), perubahan dimensi
saluran dan pertemuan saluran.

Gambar Saluran Tertutup

b. Saluran Terbuka. Saluran ini terdiri dari dua bentuk yang berbeda dengan
karakteristik yang berbeda :
 Saluran berbentuk segi empat modifikasinya. Saluran ini terbuat dari
pasangan batu kali atau batu belah dan biasanya di terapkan pada suatu
daerah dengan ruang yang tersedia terbatas seperti pada lingkungan
pemukiman atau lingkungan indutri diaman ambang saluran dapat

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

berfungsi sebagai inlet dari air hujan yang turun atau limpasan air hujan
tersebut.
 Saluran berbetuk trapesium dengan modifikasinya, saluran ini di buat tenpa
pengerasan, di terapkan pada daerah kepadatan penduduk rendah dimana
ruang yang tersdia masih cukup luas, seperti daerah pertanian,
dan pada daerah tertentudilakukan pengerasan biala batas kecepatan
maksimum tidak terpenuhi.

Gambar Saluran Terbuka

3.1.5 Jalur Saluran/Pengaliran


Jaringan Sistem penyaluran air hujan yang di rencanakan di sesuaikan dengan
keadaan fisik daerah pelayanan, diaman jalur saluran air hujan di rencanakan di salah
satu sisi jalan (kiri atau kanan jalan), atau mungkin di kedua sisi jalan. Untuk saluran
awal (hulu saluran), batas masimal lebar atas saluran dari ± 1.00 meter. Sedangkan
untuk saluran induk (primer) lebar atas saluran lebih besar dari 1.00 meter.

Kapasitas saluran dan pelengkapnya sesuai dengan beban keadaan serta sifat-
sifat hidrolis dimana saluran dan perlengkapan tersebut di tempatkan. Perencanaan
hidrolis juga harus di perhatikan, meliputi prinsip hidrolik penggunaan saluran
perencanaan. Sedangkan untuk hal teknis berupa segi-segi teknis yang lebih di
perhatikan dalam rencana penyaluran sesuai topografi.

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

3.1.6 Prinsip-prinsip Pengaliran


Prinsip pokok dalam pengaliran adalah sedapat mungkin memanfaatkan jalur
drainase alamiah sebagai badan penerima. Selain itu di kenal juga kaidah-kaidah
pengaliran sebagai berikut :

a. Limpasan air hujan dari bawah saluran (tributary) selama masih belum
berbahaya, di hemat agar dapat kesempatan untuk melakukan infiltrasi
sebesar-besarnya sehingga dapat mengurangi limpasan ke bawah aliran dan
sekaligus berfungsi untuk konversi air tanah.
b) Penentuan kecepatan aliran dalam saluran di dasarkan pada kecepatan
minimum agar tetap selp cleanning (tidak ada pengendapan lumpur) dan
kecepatan maksimum agar kontruksi saluran tetap aman (tidak terjadi
penggerusan). Sesuai dengan bentuk saluran yang persegi dengan permukaan
diperkeras maka range kecepatan saluran adalah 0,3-3 m/s.
3.2 Kriteria Perencanaan Sewerage
3.2.1 Periode Desain

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan Kawasan Tigaraksa didesain


untuk periode 15 tahun kedepan. Penentuan periode desain ini dilakukan berdasarkan
sistem pembangunan di Indonesia yang biasanya dilakukan secara bertahap dalam
jangka waktu tertentu. Dengan demikian diharapkan selama dalam periode tertentu
perencanaan tidak terlau kesulitan dalam menyediakan dana untuk kelangsungan
proyek tersebut. Selain itu, periode desain juga harus disesuaikan dengan kondisi kota
yang akan direncanakan sistem penyaluran air buangannya, sehingga penduduk yang
ada pada saat itu dan proyeksi penduduk yang akan datang dapat terlayani
seluruhnya dengan melakukan perhitungan pendekatan.

3.2.2 Sistem Jaringan Penyaluran Air Buangan

Sistem penyaluran air buangan yang akan digunakan untuk daerah perencanaan
ini adalah sistem terpisah, dengan pertimbangan bahwa daerah perencanaan terletak

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

di daerah tropis dengan periode musim hujan dan musim kemaraunya cukup panjang
sehingga dengan diterapkan sistem terpisah akan memerlukan dimensi saluran air
buangan yang kecil.

3.2.3 Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran air buangan yang digunakan adalah sistem pengaliran


secara gravitasi dengan mengikuti topografi daerah yang mempunyai kondisi tanah
yang menurun.

3.2.4 Penentuan Blok Pelayanan

Daerah pelayanan jaringan penyaluran air buangan disesuiakan dengan


kebutuhan. Pada perencanaan ini luas Kawasan Tigaraksa adalah 386 Ha dan daerah
yang akan terlayani adalah 60% - 80% dari luas total daerah perencanaan.

Penentuan blok pelayanan in dilakukan dengan pertimbangan bahwa daerah


tersebut mempunyai beban limbah yang besar yang mana berasal dari pabrik-pabrik
yang mempunyai beban produksi yang cukup tinggi, sehingga sistem penyaluran air
buangan tidak mungkin menggunakan sistem on site, karena terbatasnya lahan yang
tersedia.

3.2.5 Penanaman Minimum Pipa

Penempatan saluran air buangan perlu dipertimbangkan terhadap keadaan


lapangan, keamanan sistem jaringan itu sendiri dan pengaruh terhadap jaringan pipa
distribusi yang ada ataupun yang direncanakan.

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penempatan pipa air buangan adalah
sebagai berikut :

 Pipa service dipasang dibelakang rumah dan pipa lainnya dipasang di tepi
jalan, di bawah trotoar, hal ini mengingat kemungkinan penggalian jika

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

diperlukan perbaikan, atau ditengah median (jalur hijau) yaitu jalur antara
jalur lambat dan jalur cepat
 Kedalaman minimal saluran dimaksudkan untuk melindungi saluran terhadap
beban – beban diatasnya. Kedalaman saluran harus disesuaikan dengan
kedalaman maksimum:
3 – 6 m.
3.2.6 Kriteria Perencanaan Sewerage industri

Perancangansistem penyaluran air buangan industri didasarkan atas komponen


komponen yang ada di dasar perencanaan. Langkah-langkah pengerjaan desain
jaringan perpipaan akan dijelaskan lebih lanjut :

a) Perhitungan Diameter atau Dimensi Sistem Penyaluran Air Buangan

Dalam menentukan dimensi SPAL dilihat berdasarkan debit total yang masuk
ke dalam saluran air limbah. Besarnya debit total tergantung pada besarnya debit air
buangan dan debit infiltrasi pada waktu puncak. Langkah-langkah dalam perhitungan
debit total sebagai berikut :

1. Menentukan luas area pelayanan


2. Berdasarkan kebutuhan total air bersih, ditentukan besarnya debit air bersih
pada waktu jam puncak.
3. Menentukan debit air limbah rata-rata dari kebutuhan air bersih pada waktu
jam puncak
4. Menentukan debit minimum air limbah
5. Menentukan debit puncak air limbah
6. Menentukan debit infiltrasi dalam kondisi puncak
7. Menentukan debit total yang masuk ke dalam saluran air limbah

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

b) Perhitungan Tinggi Galian Pipa

Dalam perhitungan tinggi galian pipa, harus diketahui beda tinggi/elevasi tanah
dari tiap-tiap node pipa. Langkah-langkah dalam penentuan tinggi galian pipa sebagai
berikut :

1. Menentukan panjang pipa


2. Menentukan slope saluran
3. Menghitung slope tanah
4. Menentukan elevasi pipa awal dari tiap node
5. Menghitung perbedaaan ketinggian dari masing-masing node
6. Menghitung elevasi pipa akhir dari tiap node
7. Menghitung tinggi galian pipa

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

BAB IV

PERENCANAAN DRAINASE

4.1 Penentuan daerah pelayanan


Daerah yang akan dilayani adalah Kawasan Industri Tigaraksa,Tangerang.

4.2 Perencanaan Pipa Jaringan


Dalam perencanaan ssaluran drainase ini jaringan saluran drainase langsung di
alirkan ke danau di dekat kawasan dimana pembuatan jaringan saluran di sesuaikan
dengan kondisi area dan jalan yang ada elevasi muka tanah.perencanaan yang
digunakan menggunakan system saluran terbuka. Dengan saluran yang digunakan
yaitu saluran primer dan sekunder (gambar terlampir).

4.3 Perhitungan Beban Aliran

4.3.1 Penentuan Blok Pelayanan

Blok yang dilayani dalam perencanaan ini dibagi dalam 2 blok, yang dibagi
berdasarkan jalan utama di Kawasan Tigaraksa Tangerang (gambar terlampir).

4.3.2 Perencanaan Jaringan

Dalam perencanaan saluran drainase ini menggunakan sistem drainase utama


(Kementrian PU dan Kimpraswil,2003). Saluran dalam sistem ini adalah saluran
primer, sekunder, dan tersier. Namun, dalam perencanaan ini menggunakan saluran
primer, dan sekunder. Pembuatan jaringan saluran disesuaikan dengan kondisi medan
dan jalan yang ada (elevasi muka tanah).

Pada saluran ini menggunakan saluran terbuka yang permukaannya terbuat dari beton
dengan blok pelayanan sebanyak 2 blok (gambar terlampir).

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

4.3.2 Penentuan Koefisien Pengaliran


Sebelum melakukan perhitungan debit saluran, maka terlebih dahulu harus
dapat di ketahui koefisien pengalirannya. Data penetuan tipe daerah pengaliran ini di
tentukan berdasarkan pada peta tata guna lahan yang mana setiap tipe pengaliran (C)
dapat di ketahui.
Penentuan tipe daerah pengaliran sangat dalam perhitungan debit limpasan
saluran.
Contoh perhitungan koefisien limpasan pada area A
Luas Area S3-P3
= 18,609 ha
C jalan aspal = 0,8
C lap rumput = 0,15
C Industri = 0,7
%A jalan aspal = 11% (Dilihat dari peta tata guna lahan)
Luas jalan aspal = A% x Luas Area A
= 11 % x 18,609
= 2,047 ha
Luaslap rumput = A% x Luas Area A
= 23% x 0,82
= 4,280 ha
Luas Industri = A% x Luas Area A
= 66 % x 18,609
= 12,282 ha

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

Nilai C dapat dilihat dari tabel koefisien


(A jalan x C jalan )+(A lap rumput x C lap rumput )+(A Industri x C Industri )
Cgababungan = (A area keseluruhan )

(2,047 x 0,8 )+(4,280 x 0,15)+(12,282 x 0,7)


= ( 18,609)

= 0,585

Penentuan nilai C tiap blok pelayanan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Koefisien Limpasan per area

BLOK I
JALUR SEKUNDER
JALUR LUAS (Ha) TIPE DAERAH PENGALIRAN C A% A C*A C gab
LAPANGAN RUMPUT 0.15 61% 7.87632 1.181448
1-B 12.912 INDUSTRI BERAT 0.7 29% 3.74448 2.621136
0.3745
JALAN RAYA BerASPAL 0.8 10% 1.2912 1.03296
Jumlah 100% 12.912 4.835544

JALUR LUAS (Ha) TIPE DAERAH PENGALIRAN C A% A C*A C gab


LAPANGAN RUMPUT 0.15 72% 15.6672 2.35008
2-C 21.7600 INDUSTRI BERAT 0.7 16% 3.4816 2.43712
0.3160
JALAN RAYA BerASPAL 0.8 12% 2.6112 2.08896
Jumlah 100% 21.76 6.87616

JALUR LUAS (Ha) TIPE DAERAH PENGALIRAN C A% A C*A C gab


LAPANGAN RUMPUT 0.15 64% 3.9648 0.59472
3-D 6.195 INDUSTRI BERAT 0.7 24% 1.4868 1.04076
0.3600
JALAN RAYA BerASPAL 0.8 12% 0.7434 0.59472
Jumlah 100% 6.195 2.2302

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

Tabel Koefisien Limpasan per area

BLOK II
JALUR SEKUNDER
JALUR LUAS (Ha) TIPE DAERAH PENGALIRAN C A% A C*A C gab
LAPANGAN RUMPUT 0.15 65% 4.7275 0.7091
4-B 7.273 INDUSTRI BERAT 0.7 21% 1.5273 1.0691
0.3565
JALAN RAYA BerASPAL 0.8 14% 1.0182 0.8146
Jumlah 100% 7.2730 2.5928

JALUR LUAS (Ha) TIPE DAERAH PENGALIRAN C A% A C*A C gab


LAPANGAN RUMPUT 0.15 37% 4.9698 0.7455
5-C 13.432 INDUSTRI BERAT 0.7 52% 6.9846 4.8892
0.5075
JALAN RAYA BerASPAL 0.8 11% 1.4775 1.1820
Jumlah 100% 13.4320 6.8167

JALUR LUAS (Ha) TIPE DAERAH PENGALIRAN C A% A C*A C gab


LAPANGAN RUMPUT 0.15 79% 16.1279 2.4192
6-D 20.415 INDUSTRI BERAT 0.7 10% 2.0415 1.4291
0.2765
JALAN RAYA BerASPAL 0.8 11% 2.2457 1.7965
Jumlah 100% 20.4150 5.6447

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

Tabel Koefisien Limpasan per area

JALUR PRIMER

JALUR LUAS (Ha) TIPE DAERAH PENGALIRAN C A% A C*A C gab


LAPANGAN RUMPUT 0.15 77% 7.1110 1.0666
A-B 9.235 INDUSTRI BERAT 0.7 12% 1.1082 0.7757
0.2875
JALAN RAYA BerASPAL 0.8 11% 1.0159 0.8127
Jumlah 100% 9.2350 2.6551

JALUR LUAS (Ha) TIPE DAERAH PENGALIRAN C A% A C*A C gab


LAPANGAN RUMPUT 0.15 78% 9.6104 1.4416
B-C 12.321 INDUSTRI BERAT 0.7 10% 1.2321 0.8625
0.2830
JALAN RAYA BerASPAL 0.8 12% 1.4785 1.1828
Jumlah 100% 12.3210 3.4868

JALUR LUAS (Ha) TIPE DAERAH PENGALIRAN C A% A C*A C gab


LAPANGAN RUMPUT 0.15 74% 11.0719 1.6608
C-D 14.962 INDUSTRI BERAT 0.7 14% 2.0947 1.4663
0.3050
JALAN RAYA BerASPAL 0.8 12% 1.7954 1.4364
Jumlah 100% 14.9620 4.5634

JALUR LUAS (Ha) TIPE DAERAH PENGALIRAN C A% A C*A C gab


LAPANGAN RUMPUT 0.15 81% 5.8911 0.8837
D-E 7.273 INDUSTRI BERAT 0.7 9% 0.6546 0.4582
0.2645
JALAN RAYA BerASPAL 0.8 10% 0.7273 0.5818
Jumlah 100% 7.2730 1.9237

4.4 Sloop Limpasan


Slope limpasan adalah jarak terjauh panjang limpasan saluran. Sedangkan slope
saluran adalah panjang saluran. Dengan rumus yang digunakan sebagai berikut :

So = ΔAB / Lo

Dimana : So = Slope limpasan

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

ΔAB = Elevasi tanah awal – Elevasi tanah akhir

Lo = Panjang limpasan

Contoh perhitungan sloop limpasan pada saluran

𝐦𝐮𝐤𝐚 𝐭𝐚𝐧𝐚𝐡 𝐚𝐰𝐚𝐥 − 𝐦𝐮𝐤𝐚 𝐭𝐚𝐧𝐚𝐡 𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫 67 − 65


𝑺𝒐 = = = 0,0062
𝐋𝐨 322,245

Tabel Sloop ( Elevasi Tanah)

BLOK I

JALUR SEKUNDER
ELEVASI TANAH
JALUR LO (m) SO
AWAL AKHIR

1-B 112.3 12.3 11.7 0.00534

2-C 223.3 9.2 8.7 0.00224

3-D 115.8 8.3 7.9 0.00345

Tabel Sloop ( Elevasi Tanah)

BLOK II

JALUR SEKUNDER
ELEVASI TANAH
JALUR LO (m) SO
AWAL AKHIR

4-B 91 9.7 9.4 0.00330

5-C 137 9.3 8.6 0.00511

6-D 185 8.2 7.8 0.00216

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

Tabel Sloop ( Elevasi Tanah)

JALUR PRIMER

ELEVASI TANAH
JALUR LO (m) SO
AWAL AKHIR

A-B 100.2 10.3 9.4 0.008982

B-C 106 9.3 8.7 0.00566

C-D 152 8.6 8.3 0.001974

D-E 73 8.1 8 0.00137

4.4.1 Perhitungan Debit Limpasan

Metode untuk memperkirakan laju aliran permukaan puncak yang umum


dipakai adalah metode rasional USSCS (1973). Metode ini sangat simpel dan mudah
penggunaannya, namun penggunaannya terbatas untuk DAS ukuran kecil, yaitu
kurang dari 300 ha (Goldman et.al, 1986). Persamaan matematik metode rasional
dinyatakan denganmenggunakan rumus sebagai berikut : :

Q = 0,00278 x C x I x A…………..(2.l) (Suripin, 2004:79)

Keterangan :

Q = Debit banjir rencana (m/dt)

C = Koefisien pengaliran (tabel)

I= Intensitas curah hujan (mm/jam)

A = Daerah pengaliran (m2)

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

Tabel Perhitungan Debit Saluran

BLOK I
SEKUNDER
Elevasi Muka Tanah I A Q
Jalur LO Muka Muka SO C
(m/s) (m2) (m3/s)
Tanah Awal Tanah Akhir
1-B 112.300 12.3 11.7 0.0053 50 0.3745 12.912 0.6721
2-C 223.300 9.2 8.7 0.0022 50 0.3160 21.760 0.9558
3-D 115.800 8.3 7.9 0.0035 50 0.3600 6.195 0.3100

BLOK II
SEKUNDER
Elevasi Muka Tanah I A Q
Jalur LO Muka Muka SO C
(m/s) (m2) (m3/s)
Tanah Awal Tanah Akhir
4-B 91.000 9.700 9.400 0.0033 50 0.3565 7.273 0.3604
5-C 137.000 9.300 8.600 0.0051 50 0.5075 13.432 0.9475
6-D 185.000 8.200 7.800 0.0022 50 0.2765 20.415 0.7846

PRIMER
Elevasi Muka Tanah I A Q
Jalur LO Muka Muka SO C
(m/s) (m2) (m3/s)
Tanah Awal Tanah Akhir
A-B 100.200 10.300 9.400 0.0090 50 0.2875 9.235 0.3691
B-C 106.000 9.300 8.700 0.0057 50 0.2830 12.321 0.4847
C-D 152.000 8.600 8.300 0.0020 50 0.3050 14.962 0.6343
D-E 73.000 8.100 8.000 0.0014 50 0.2645 7.273 0.2674

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

Tabel Q Komulatif dari setiap jalur pelayanan

Q Komulatif Blok I & Blok II


Jalur Jalur Pelayanan Sekunder Primer Komulatif Q Komulatif
A-B A-B 0.3691 0.3691 0.3691
B-C 0.4847
B-C 1-B 0.6721 1.5172 1.8863
4-B 0.3604
C-D 0.6343
C-D 2-C 0.9558 2.5376 4.4239
5-C 0.9475
D-E 0.2674
D-E 3-D 0.3100 1.3620 5.7859
6-D 0.7846

4.5 Perhitungan Dimensi Saluran


Sebelum melakukan perhitungan dimensi saluran, terlebih dahulu kita
tentukan perencanaan untuk saluran yang akan di buat, yaitu :
1) Saluran di buat dari pasangan batu dilapisi semen dengan nilai kekasaran
manning (n) sebesar 0,013

2) Kecepatan saluran 0,3 – 3 m/dt


3) Saluran berbentuk segi empat
Rumus yang digunakan :
 Q=VxA
 V = 1/n x R⅔ x S½
 A=bxh
 B =2h
2ℎ² 2
 R = A/P = 2ℎ+2ℎ = ℎ
1 2
 Q = 2ℎ² x 𝑛 (ℎ) ⅔ x S½

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

Contoh perhitungan pada saluran Primer p1-p2 :


Diketahui : Q = 1,7896 m³/det
So = 0,0054 m

Penyelesaian :
𝑄𝑥𝑛
h = 0,917 x ( 𝑆𝑜½ )¾
1,7896 𝑥 0,013
= 0,917 x ( )¾
0,0054 ½

= 0,05963 m

b = 2h A=bxh
= 2 x 0,05963 = 0,05963 x 1,1926
= 1,1926 m = 0,7111 m³
𝑄 1,7896
V = 𝐴 = 0,7111

= 2,5166 m/s

Kecepatan saluran dihitung menggunakan rumus Manning (1889),

1
V kontrol = 𝑛x R⅔ x So½

1 ℎ 1 0,05963
= 𝑛 (2) ⅔ x So½ = 0,013 𝑥 ( ) ⅔ x 0,2981½
2

= 2,5166 m/s
Keterangan :
 Angka kekasaran (n) menggunakan permukaan beton, n = 0,013
 Radius hidrolik (R) = 0,5 x h
 Kontrol kecepatan menggunakan rumus kecepatan aliran menurut Metcalf and
Eddy (1999) : Q = V/A

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN

SEKUNDER BLOK I

Jalur Q H b R A V V cek FB
so C
Saluran
(m3/s) (meter) (meter) (meter) (meter) (meter) (m/s) (meter)
1-B 0.6721 0.0053 0.4135 0.8269 0.2067 0.3419 1.9659 1.9658 0.1400 0.2406
2-C 0.9558 0.0022 0.5554 1.1108 0.2777 0.6169 1.5493 1.5493 0.1400 0.2788

3-D 0.3100 0.0035 0.3357 0.6713 0.1678 0.2254 1.3756 1.3756 0.1400 0.2168

SEKUNDER BLOK II

Jalur Q H b R A V V cek FB
so C
Saluran
(m3/s) (meter) (meter) (meter) (meter) (meter) (m/s) (meter)
0.3604 0.0033
4-B 0.3583 0.7166 0.1792 0.2568 1.4036 1.4036 0.1400 0.2240
0.9475 0.0051
5-C 0.4742 0.9485 0.2371 0.4498 2.1065 2.1065 0.1400 0.2577
6-D 0.7846 0.0022
0.5192 1.0383 0.2596 0.5391 1.4555 1.4555 0.1400 0.2696

PRIMER
Jalur Q h b R A V V cek FB
so C
Saluran (m3/s) (meter) (meter) (meter) (meter) (meter) (m/s) (meter)
A-B 0.3691 0.0090 0.2996 0.5991 0.1498 0.1795 2.0562 2.0562 0.1400 0.2048
B-C 1.8863 0.0057 0.6023 1.2045 0.3011 0.7255 2.6001 2.6001 0.1400 0.2904
C-D 4.4239 0.0020 1.0102 2.0204 0.5051 2.0410 2.1675 2.1674 0.1400 0.3761
D-E 5.7859 0.0014 1.1964 2.3927 0.5982 2.8625 2.0213 2.0212 0.1400 0.4093

Agung Rizqi Apriazi


331410072
Tugas Sistem Perencaan Air Buangan dan Sewerage
Program Studi Teknik Lingkungan
Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

DAFTAR PUSTAKA

 Anwar Nadjadji, Ratri Savitri. Perencanaan Sistem Drainase


Segoromadu.2014Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No.12 Tahun 2014
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 142 Tahun 2015 Tentang
Kawasan Industri
 ejournal.unud.ac.id/abstrak/drainaseperkotaan
 Metcalf & Eddy, Inc., Tchobanoglous, G., Burton, F.L., dan Stensel, H.D.
1991, “Waste Water Engineering: Treatment, Disposal, and Reuse, 3rd
Edition”, New York: McGraw-Hill.
 Santi Nurista,Ussy Andawayanti.Perencanaan Drainase Pada Proyek
Jalan.2012. Malang: Universitas Brawijaya
 Suripin, 2004. Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta : Andi
Offset

Agung Rizqi Apriazi


331410072

Anda mungkin juga menyukai