Skripsi
Oleh:
Rezha Dwi Pangestu
11140541000038
ii
KATA PENGANTAR
v
10. Teman-teman Kesejahteraan Sosial angkatan 2014, atas
dukungan serta kenangan yang akan selalu tersimpan di
memori fikiran penulis.
11. HMI Komfakda dan seluruh Komisariat HMI Cab.
Ciputat atas seluruh pembelajaran, pelatihan serta ukiran
kenangan yang diberikan.
12. DonyDonJon, Mirantirun dan Amalanpanmal yang selalu
menjadi teman untuk tertawa bersama, belanja bersama
dan makan bersama selama ini.
vi
DAFTAR ISI
COVER
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR DIAGRAM xi
DAFTAR BAGAN xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah 13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 14
D. Tinjauan Pustaka 15
E. Metode Penelitian 22
F. Sistematika Penulisan 29
vii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 31
1. Implementasi Program 31
a. Pengertian Implementasi 31
b. Pengertian Program 36
2. Corporate Social Responsibility (CSR) 37
a. Sejarah Perkembangan Corporate
Social Responsibility (CSR) 37
b. Pengertian dan Konsep Corporate
Social Responsibility (CSR) 41
c. Prinsip, Tujuan dan Manfaat CSR 46
d. Model Corporate Social Responsibility 50
3. Konsep Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan 52
4. Kesejahteraan Masyarakat 57
5. Kerangka Berpikir 60
ix
BAB V PEMBAHASAN 152
1. Hasil Implementasi Program CSR PT. JICT di Bidang
Pendidikan 152
2. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat 158
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Pemilihan Informan 29
Tabel 3.2 Daftar Penerima Manfaat Program CSR PT. JICT
Asistensi PAUD 96
Tabel 4.1 Bantuan Program Green Dock School 152
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 3.1 IPM Kota-Kabupaten Provinsi DKI Jakarta 85
xi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir 67
Bagan 3.1 Struktur Organisasi PT. JICT 73
Bagan 3.2 RumBel dan Konsep CSR Memberdayakan 94
Bagan 3.3 Struktur Organisasi Yayasan JSM 108
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Keterkaitan Integratif Triple Bottom Line 12
Gambar 3.1 Logo PT. JICT 72
Gambar 3.2 Peresmian Green Dock School Al-Muhajirin 88
Gambar 3.3 Laboratorium Komputer Al -Muhajirin 89
Gambar 3.4 Spanduk PKBM JICT RumBel Koja 90
Gambar 3.5 Ruang Belajar Mengajar RumBel Koja 91
Gambar 3.6 Proses Belajar Mengajar PAUD Mawar 08 96
Gambar 4.1 Peresmian Program Green Dock School 113
Gambar 4.2 Pelatihan Tutor dan Pendamping RumBel 126
Gambar 4.3 Proses Belajar Mengajar RumBel JICT 129
Gambar 4.4 Ruang Belajar Rumah Belajar 132
Gambar 4.5 Pelatihan Guru PAUD Binaan JICT 141
Gambar 4.6 Praktik Mewarnai di PAUD Anggrek 08 143
Gambar 4.7 Ruangan Komputer Al-Muhajirin 151
Gambar 4.8 Simbolis Pemberian Tanaman Hijau 154
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Tugas Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Skripsi
Lampiran 3 Pedoman Wawancara
Lampiran 4 Transkip Wawancara
Lampiran 5 Dokumentasi
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
3
Mempersiapkan SDM merupakan kunci utama
dalam membebaskan masyarakat dari kemiskinan,
kebodohan dan keterbelakangan, maka pendidikan adalah
kunci untuk menyelesaikan masalah tersebut.
4
Imam Syafi’I juga menyampaikan pendapatnya
tentang pentingnya menuntut ilmu agar mendapatkan
kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat :
5
Kebijakan atau pelayanan kesejahteraan sosial
tersebut dapat di aktualisasikan dengan menggabungkan
ketiga elemen yaitu negara, perusahaan dan masyarakat
dalam mewujudkan pembangunan sosial dan kesejahteraan
masyarakat demi kemajuan bangsa. Salah satu bentuk
produk sistem pelayanan kesejahteraan sosial atau
kebijakan tersebut adalah UU No. 40 BAB V Pasal 74 Ayat
1 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, yaitu perseroan
yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. (OJK 2016)
6
pembangunan sosial menuju masyarakat sejahtera dapat
tercapai.
7
Utama (2000: 34) menyebutkan bahwa pelaksanaan
pengembangan masyarakat (Community Development)
dapat dimaknai sebagai bentuk perwujudan dari CSR
terhadap masyarakat sekitar. Diharapkan pelaksanaan
pengembangan masyarakat ini menjadi sarana
pembangunan sosial yang sesuai dengan konsep
Pembangunan Berkelanjutan dan pengaturan hukum yang
bersifat responsif.
8
Gambar 1.1 Keterkaitan integratif Triple Bottom Line
Sumber: Elkington, 1998: 31
9
Manajemen CSR dalam sebuah perusahaan
merupakan salah satu bentuk intervensi pemerintah atau
kebijakan pemerintah yang dibuat agar perusahaan mampu
turut andil menciptakan pembangunan sosial untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat baik di sekitar
perusahaan hingga masyarakat dalam cakupan skala
nasional.
11
CSR terbaik dalam kategori ‘SDGS 4’ pada ajang Indonesia
Sustainable Development Goals Award (ISDA) selama 2
tahun berturut turut pada tahun 2017 dan 2018 dari
Corporate Forum for Community Development (CFCD)
pada kategori SDGS 4 atau program pendidikan berkualitas.
Pencapaian program rumah belajar mendapatkan
penghargaan Gold di 2017 dan 2018, sedangkan program
Green Dock School mendapatkan penghargaan Silver.
(Ekonomi Bisnis 2017)
12
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
2. Rumusan Masalah
13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
a. Segi Akademis
1. Penelitian ini dapat menambah wawasan
penulis, berkaitan terhadap konsep dan
metodologinya.
2. Penelitian ini dapat menjadi rumusan atau
masukan bagi pengembangan penelitian serupa
dimasa yang akan datang.
3. Penelitian ini dapat menjadi pengembangan
keilmuan dalam mengkaji upaya peningkatan
kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh CSR
(Corporate Social Responsibility).
14
4. Hasil penelitian ini diharapkan kiranya dapat
menjadi dokumen perguruan tinggi yang
berguna untuk menjadi rujukan bagi masyarakat
yang konsentrasi terhadap studi sosial dalam
dimensi CSR (Corporate Social Responsibility).
b. Segi Praktis
1. Bahan masukan bagi instansi atau perusahaan
yang menjalankan Corporate Social
Responsibility (CSR).
2. Menjadi bahan pertimbangan kepada berbagai
pihak terkait dengan isu CSR, baik pemerintah
maupun swasta tentang Corporate Social
Responsibility yang dijalankan di PT. Jakarta
International Container Center
D. Tinjauan Pustaka
15
Setelah melakukan tinjauan pustaka, peneliti
menemukan skripsi yang berhubungan mengenai Corporate
Social Responsibility dan Pemberdayaan Masyarakat,
namun dalam melakukan penelitian ilmiah saat ini penulis
menemukan sudut pandang yang berbeda, referensi dari
Noviyani Muslikhah mengenai skripsi nya yang berjudul
“Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
Melalui Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan
Masyarakat PT. Indocement Tunggal Prakarsa TBK di
Kabupaten Bogor” jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Tahun 2014 UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta (Muslikhah, 2014).
16
Perbedaan fokus penelitian juga ditemukan penulis
tentang fokus dari hasil penelitian yang dilakukan,
diantaranya yaitu Noviyani Muslikhah mendalami
penelitian tentang keberhasilan PT. Indocement Tunggal
Prakarsa TBK dalam proses pemberdayaan masyarakat di
bidang pelatihan dan ekonomi, namun penelitian yang akan
saya lakukan memiliki titik fokus pada upaya CSR PT.
Jakarta International Container dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui sektor pendidikan.
18
Hasil dari penelitian tersebut adalah masih terdapat
kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaannya yaitu
tidak terdapat program dan kegiatan pengembangan
masyarakat di sektiar daerah perusahaan beroperasi dan
tidak ada program serta kegiatan yang bertujuan untuk
mengurangi dampak negatif dari penggunaan produk yang
dihasilkan oleh perusahaan.
20
Seperti contoh dalam penerapan program CSR
bidang pendidikan dalam bantuan infrastruktur, perihal
laporan berita acara untuk arsip pihak sekolah ada yang
tidak memiliki dan membuat pihak sekolah kesusahan
menginput data atau barang yang termasuk hibah.
21
E. Metode Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
22
2. Pendekatan dan Jenis Penelitian
24
Tabel 1.1 Pemilihan Informan
25
b. Data sekunder, adalah sumber data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip
(data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang
tidak dipublikasikan. (Indriantoro dan Supomo, 2014:
147). Sedangkan menurut (Rustanto, 2015: 17) data
sekunder adalah data yang peneliti peroleh baik
berupa dokumen grafis (tabel, catatan), foto-foto,
film, rekaman video, benda-benda dan lain-lain yang
dapat memperkuat data primer yang diperoleh
peneliti.
26
a. Pengumpulan Data dengan Wawancara
27
Observasi pada penelitian kualitatif bebas meneliti
konsep-konsep dan kategori pada setiap peristiwa,
selanjutnya memberi makna pada subjek penelitian atau
amatan. (Hasanah, 2016: 23)
28
F. Sistematika Penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN
29
3. BAB III GAMBARAN UMUM PT Jakarta
International Container Center
5. BAB V PEMBAHASAN
30
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Implementasi Program
a. Pengertian Implementasi
31
c. Penerapan, yaitu ketentuan rutin dari pelayanan,
pembayaran atau lainnya yang disesuaikan dengan
tujuan atau perlengkapan program.
32
Implementasi merupakan sebuah aktivitas dalam
kegiatan operasional yang dilakukan guna mencapai sebuah
tujuan dan mampu menghasilkan perubahan. Namun dalam
realitas keberadaannya, implementasi suatu program
merupakan suatu hal yang kompleks sehingga
mempengaruhi banyak faktor yang saling berkaitan, salah
satu contohnya adalah faktor lingkungan yang bersifat
dinamis. Warwick dalam (Abdullah 1988:17), menjelaskan
bahwa dalam tahap implementasi program teradapat dua
faktor yang mempengaruhi keberhasilan yaitu faktor
pendorong (facilitating conditions), dan faktor penghambat
(impending conditions).
33
2. Proses implementasi dalam kenyataan yang
sesungguhnya dapat berhasil, kurang berhasil ataupun
gagal sama sekali ditinjau dari hasil yang dicapai
“outcomes” serta unsur yang pengaruhnya dapat
bersifat mendukung atau menghambat sasaran
program.
3. Dalam proses implementasi sekurang-kurangnya
terdapat empat unsur yang penting dan mutlak, yaitu :
a. Implementasi program atau kebijaksanaan tidak
mungkin dilaksanakan dalam ruang hampa.
Oleh karena itu faktor lingkungan (fisik, sosial,
budaya dan politik) akan mempengaruhi proses
implementasi program pada umumnya.
b. Target group yaitu kelompok yang menjadi
sasaran dan diharapkan akan menerima manfaat
program tersebut.
c. Adanya program yang dilaksanakan
d. Unsur pelaksanaan atau implementer, baik
organisasi atau perorangan yang bertanggung
jawab dalam pengelolaan, pelaksanaan dan
pengawasan implementasi tersebut.
34
Implementasi dalam pandagan Agama Islam sejalan
dengan firman Allah bahwa setiap manusia mampu
merubah keadaannya sendiri ke arah yang lebih baik jika ia
melakukan sebuah upaya atau usaha melalui kerja yang
nyata dan selaras dengan anjuran Allah, hal ini tercantum
dalam Q.S. Ar-Ra’ad: 11, yaitu sebagai berikut :
35
b. Pengertian Program
36
5. Hubungan dengan kegiatan lain dalam usaha
pembangunan dan program pembangunan lainnya,
karena suatu program tidak dapat berdiri sendiri.
6. Berbagai upaya dibidang manajemen, termasuk
penyediaan tenaga, pembiayaan, dan lain-lain untuk
melaksanakan program tersebut.
37
Masyarakat sadar akan pentingnya sebuah
Tanggung Jawab Sosial, karena selain terdapat gap atau
jarak kemampuan perekonomian antara pelaku usaha
dengan masyarakat di sekitarnya, aktivitas yang dijalankan
oleh perusahaan juga dapat memberikan dampak negatif
seperti kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber
daya alam. Hal tersebut kemudian yang melatar belakangi
munculnya konsep Corporate Social Responsibility paling
primitif yaitu, kedermawanan yang bersifat karitatif.
(Wibisono, 2007: 34)
38
konsep ini menjadi patokan bagi perusahaan untuk
melakukan tanggung jawab sosial yang dikenal dengan
konsep Corporate Social Responsibility (CSR). (Anatan,
TT: 1)
39
Berbeda dengan Anggusti, Maryana (2013: 191)
menjelaskan bahwa perkembangan program CSR di
Indonesia dimulai dari sejarah perkembangan Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Dilihat dari segi
hukum, pelaksanaan CSR di Indonesia diatur oleh beberapa
undang-undang. Yaitu: PP No.12/1998 tentang Perusahaan
Perseroan Terbatas, UU. No. 19/2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara, UU. No. 40/2007 tentang Perseroan
Terbatas.
40
b. Pengertian dan Konsep Corporate Social
Responsibility (CSR)
41
Dengan latar belakang tersebut, negara yang
memiliki sebuah kekuatan dalam mengatur jalannya
perekonomian suatu bangsa, turut memberikan andil yang
nyata dengan menerbitkan sebuah kebijakan UU. No. 40
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Disebutkan dalam
BAB I Pasal 1 Ayat 3, Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan
serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas
setempat maupun masyarakat pada umumnya. (OJK 2016)
42
Hal tersebut menjelaskan bahwa komitmen dunia
usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi
secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi,
bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari
karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan
kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara luas
menurut WBCSD termasuk kedalam aspek pembangunan
berkelanjutan. (Wibisono, 2007: 7)
43
keuntungan melalui usaha yang dijalankan dan
atau dikelola olehnya. Jadi, CSR adalah bagian
dari kegiatan usaha sehingga CSR berarti juga
menjalankan perusahaan atau korporasi untuk
memperoleh keuntungan.
44
Program CSR yang berorientasi pada Pembangunan
Berkelanjutan (Sustainable Development) dimunculkan
dalam Our Common Future. Di dalam laporannya, WCED
(World Commision on Environment and Development)
mendefinisikan Pembangunan Berkelanjutan sebagai
“Pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhan hari
ini, tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang
untuk memenuhi kebutuhan mereka”. (Hidayat, 2007: 43)
45
c. Prinsip, Tujuan dan Manfaat CSR
46
Pemerintah Indonesia dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009
mengeluarkan regulasi dan kebijakan mengenai CSR dalam
UUPM dan UUPT sebagai kewajiban perusahaan (legal
responsibility). Kebijakan tersebut bertujuan untuk
mengurangi permasalahan dari agenda pembangunan yang
menegaskan adanya ekses negatif dari sebuah proses
pembangunan, yaitu timbulnya kesenjangan baik
kesenjangan antargolongan, pendapatan dan pembangunan
antar wilayah.
47
Azheri (2012: 17) menyatakan CSR telah
menunjukkan cakupan yang jauh lebih luas yang
diperlihatkan berdasarkan ruang lingkup CSR yang
meliputi aspek ekonomi, sosial dan lingkungan secara
berkelanjutan (sustainable). Dengan berdasarkan hal
tersebut, Prince of Wales International Business Forum
menetapkan lima pilar tujuan aktivitas CSR yaitu sebagai
berikut :
48
Secara teoritis CSR merupakan inti dari etika bisnis,
dimana perusahaan tidak hanya memiliki kewajiban-
kewajiban ekonomis, dan legal terhadap perusahaan
(shareholders), tetapi perusahaan juga mempunyai
kewajiban atau yang biasa disbut dengan Tanggung Jawab
Sosial terhadap pihak lain yang berkepentingan
(stakeholders). Hal tersebut tidak lepas dari kenyataan
bahwa suatu perusahaan tidak bisa hidup, beroperasi dan
bertahan serta memperoleh keuntungan tanpa bantuan dari
berbagai pihak. (Ernawan, 2007: 10).
49
d. Model Corporate Social Responsibility
50
affair manager atau divisi lain yang berkaitan dengan
hubungan masyarakat.
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan
dengan mendirikan yayasan sendiri dibawah
perusahaan atau afiliasi grup perusahaannya. Model
ini mengadopsi dari model yang lazim diterapkan di
perusahaan-perusahaan yang berada di Negara maju.
Pada implementasinya, perusahaan menyediakan
dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat
digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.
3. Bermitra dengan pihak lain, perusahaan
menyelenggarakan CSR dengan kerja sama pihak
lembaga sosial atau organisasi non-pemerintah,
instansi pemerintah, universitas, media massa, baik
mulai dalam mengelola dana maupun implementasi
kegiatan sosialnya.
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium.
Perusahaan mampu mendirikan, atau menjadi anggota
dan mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan
untuk tujuan sosial tertentu. Pola ini lebih berorientasi
pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat
“hibah pembangunan”. Pihak konsorsium atau
lembaga yang dipercaya oleh perusahaan wajib
mendukung secara pro aktif untuk kemudian
mengembangkan program yang disepakati bersama.
51
Menurut Wibisono (2007: 139) ada 3 mekanisme
pelaksanaan program atau kegiatan CSR yaitu:
1. Bottom Up Process
Program berdasar pada permintaan beneficiaries
(penerima manfaat), yang kemudian dievaluasi
oleh perusahaan.
2. Top Down Process
Program CSR berdasarkan pada survey atau
pemeriksaan seksama oleh perusahaan yang
kemudian disepakati oleh beneficiaries.
3. Partisipatif
Program dirancang bersama antara perusahaan
dan beneficiaries.
52
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.
(Sipuu Setkab 2007)
54
Munculnya konsep Educational Sustainable
Development (ESD) atau pendidikan pembangunan
berkelanjutan pada dua dasawarsa lalu memunculkan
harapan baru bahwa proses pembangunan yang
dilaksanakan oleh suatu masyarakat harus mampu
menghadirkan kesadaran dan sikap menciptakan, menjaga,
merawat keberhasilan dan membangun kesinambungan
kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik.
Inisiatif munculnya konsep ESD terkait dengan proses dan
hasil pembangunan yang berkesinambungan, dengan
senantiasa antisipatif dan adaptif terhadap perubahan lokal,
regional dan global.
55
Hal tersebut tertuang dalam amandemen Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 31 Ayat 1 sampai 5 ;
56
4. Kesejahteraan Masyarakat
58
3. Aktivitas, yaitu suatu kegiatan atau usaha-usaha yang
terorganisir untuk mencapai sejahtera.
59
5. Kerangka Berpikir
60
BAB III
63
2. Visi, Misi dan Logo PT. JICT
64
c. Logo PT. JICT :
65
3. Struktur Organisasi PT. JICT
1. President Director
a. Memimpin Board of Director (BOD) dalam
penyelenggaraan kegiatan operasional
perusahaan, pengelolaan perusahaan yang
meliputi penyusunan rencana strategi
perusahaan baik jangka panjang maupun jangka
pendek serta melakukan pengawasan.
b. Melaporkan secara berkala hasil kegiatan
perusahaan dan perkembangan perusahaan,
melaporkan secara khusus hal-hal penting yang
bersifat urgent serta memberikan saran-saran
kepada dewan komisaris selaku wakil dari
pemegang saham.
66
2. Direktorat Operation & Engineering
a. Menyusun rencana kerja manajemen dan
anggaran;
b. Perencanaan dan pelayanan penyandaran
hingga keberangkatan kapal, bongkar muat dan
penumpukan petikemas;
c. Pengendalian dan pengelolaan kegiatan hingga
sistem operasional
d. Pelayanan transshipment, receiving, delivery,
behandle, petikemas reefer dan overbrengen;
e. Pelaporan kegiatan Operasi dan Administrasi
Personalia di lingkungan Departemen Operasi;
f. Perencanaan pembangunan sarana dan
prasarana, pemeliharaan dan perbaikan sarana
dan prasarana serta penambahan fasilitas;
g. Pelayanan pendistribusian minyak solar ke
peralatan bongkat atau muat;
h. Pelaporan kegiatan engineering dan
administrasi personalia di lingkungan
Departemen Teknik;
i. Pengendalian anggaran bidang tugasnya;
67
3. Direktorat Commercial, menangani kegiatan
yang berkaitan dengan :
a. Penyusunan rencana kerja manajemen dan
anggaran;
b. Pemasaran jasa terminal dengan prioritas jasa
bongkar muat dan penumpukan;
c. Pengelolaan sumber penerimaan terminal
lainnya diluar jasa prioritas;
d. Pengelolaan data dan informasi bisnis
perusahaan;
e. Pengelolaan fasilitas gedung gdan lahan
perusahaan;
f. Pemantauan dan kerjasama dengan pihak
pelayaran, eksportir, importir, perusahaan
ekspedisi laut dan komponen-komponen
lainnya yang berhuungan dengan jasa terminal;
g. Pelaporan kegiatan komersil dan Administrasi
personalia di lingkungan Direktorat Komersial;
h. Pengendalian anggaran penerimaan perusahaan.
68
4. Direktorat Keuangan
a. Penyusun rencana kerja manajemen dan
anggaran;
b. Pengadaan barang dan jasa serta pengelolaan
gudang penyimpanan;
c. Pengelolaan kegiatan verifikasi, pencatatan
penerimaan dan pembayaran serta laporan
keuangan;
d. Pengendalian anggaran bidang tugasnya dan
pemantauan keseluruhan anggaran perusahaan;
e. Pencatatan dan pengelolaan asset perusahaan;
f. Pelayanan billing dan tagihan pelayanan jasa
terminal;
g. Penerimaan dan penyimpanan uang serta
pembayaran;
h. Pelaporan kegiatan keuangan dan administrasi
personalia di lingkungan Direktorat Keuangan;
i. Pengelolaan kegiatan risk management
perusahaan.
69
Bagan 3.1 Struktur Organisasi PT. JICT
Sumber : Lampiran I Surat Keputusan Direksi
PT. JICT
70
B. Profil Coporate Social Responsibility PT. Jakarta
International Container Center
1. Latar belakang CSR PT. Jakarta International
Container Center
71
Dengan komitmen dan budaya yang ditekankan oleh
pihak perusahaan dalam menjalankan program TJSL, PT.
JICT berhasil mendapatkan penghargaan ISDA (Indonesian
SDGs Award) dan Corporate Forum for Community
Development (CFCD) pada kategori SDGs 4 selama 2
tahun berturut-turut pada tahun 2017 dan 2018 yang
diberikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan,
Bambang Brodjonegoro. (Ekonomi Bisnis 2017)
72
konotasi dan keyakinan bahwa manusia dan masyarakat
memiliki suatu kemampuan dan potensi agar tidak terjebak
pada ketidak-berdayaan dan tergerus oleh pembangunan.
73
Pondasi utama pada pemikiran dalam memaknai dan
mengelola CSR antara pihak JICT dan JSM terumuskan
dalam konsep “Memberdayakan”. Dengan kesadaran
bahwa suatu perusahaan besar memiliki basis nilai yang
kuat seperti PT. JICT, perusahaan harus mampu bertahan
dan berprestasi di masa depan dengan kemampuan
bersinergi bersama elemen masyarakat dan pemerintah.
74
Menrut Anwari, Abidin dan Sumarno, (2018: 47)
konsep idealisme CSR JICT dalam “Memberdayakan”
memberikan implikasi lebih detail dan mencakup
pengertian yang lebih luas lagi dengan menjelaskan 5
komitmen secara terperinci, yaitu :
75
2. Visi, Misi dan Karakter Program CSR PT. Jakarta
International Container Center
76
Setelah berhasil membentuk masyarakat yang sadar
akan pemberdayaan, maka dukungan dan citra positif
perusahaan menjadi impllikasi yang pasti terjadi diantara
masyarakat dan perusahaan dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab.
77
3. Prioritas Program CSR PT. Jakarta International
Container Terminal
78
Hal ini membuat Kota Jakarta Utara hanya mampu
mengungguli salah satu Kota di Provinsi Jakarta yaitu
Kepulauan Seribu dengan IPM 69,52%. Berikut adalah
tabel IPM Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016 ;
79
Selain Tingkat Pengangguran Terbuka, Jakarta
Utara termasuk kota yang akrab dengan masalah
kekumuhan. Kekumuhan itu sendiri merupakan gambaran
dari kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan. Menurut
BPS, angka kemiskinan di Jakarta Utara merupakan yang
tertinggi selama 3 tahun berturut-turut di antara kota dan
kabupaten lain Provinsi DKI Jakarta dengan capaian angka
sebesar 98.11 ribu jiwa pada tahun 2016. (BPS Jakarta
2016)
80
4. Program-program Bidang Pendidikan CSR PT.
Jakarta International Container Terminal
81
Green Dock School memprioritaskan
pengembangan potensi dan prestasi pada bidang
keterampilan komputer dan Bahasa Inggris. PT. JICT
memberikan bantuan pada program ini meliputi biaya
renovasi sekolah, pengadaan perangkat komputer beserta
dengan fasilitas internet, perpustakaan dan biaya
operasional selama proses kerjasama berlangsung. Bantuan
tersebut diberikan terhadap sekolah yang berada di wilayah
Jakarta Utara dan belum mendapatkan bantuan dari Dinas
Pendidikan Jakarta Utara.
82
Pemberian fasilitas belajar mengajar dari PT. JICT
terhadap penerima manfaat program CSR, diyakini akan
mampu memberikan dampak atau efek positif yang
berkepanjangan bagi dunia pendidikan. Di dalam era digital
informasi, pengembangan keterampilan melalui komputer
merupakan salah satu hal yang patut di prioritaskan dalam
dunia pendidikan.
83
2. Rumah Belajar JICT (Learning Center)
84
Pada praktiknya, rumah belajar memiliki tujuan
mengembangkan potensi atau bakat anak melalui
pendidikan non formal yang berbasis teknologi digital guna
menumbuhkan keterampilan dan harapan akan masa depan
yang lebih baik, Rumah Belajar juga memfasilitasi anak
didik untuk mendapatkan ijazah penyetaraan sebagai syarat
untuk meneruskan pendidikan atau bekerja di sektor formal.
Rumah belajar juga berfungsi sebagai Pusat Kegiatan
Belajar Mengajar (PKBM) yang menginduk kepada Dinas
pendidikan serta menyelenggarakan pendidikan non formal
kejar Paket A, B dan C.
85
Fokus utama program Rumah Belajar adalah sebuah
proses pemberdayaan yang mampu membina dan
membangun daya saing kaum muda agar terus memiliki
harapan serta berkomitmen untuk mewujudkan harapan.
Program Rumah Belajar ini adalah sebuah jawaban atas
persoalan yang terjadi di masyarakat dan berkaitan dengan
kebutuhan serta memiliki dampak yang luas guna
memecahkan permasalahan sosial dan lingkungan.
86
Sebagai progaram CSR yang memberdayakan,
Rumah Belajar juga memiliki agenda sebagai berikut :
87
Program Rumah Belajar dalam kerangka
pendekatannya sebagai CSR yang memberdayakan
memiliki dampak jangka panjang yang bersifat strategis
dalam upaya peningkatan dan pemenuhan kebutuhan
masyarakat, jika digambarkan akan terlihat sebagai berikut:
88
3. Early Childhood Centers (Asistensi Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD))
89
Gambar 3.6 Proses Belajar Mengajar PAUD
Mawar 08
Sumber: Dokumentasi Pribadi
90
Tabel 3.2 Daftar Penerima Manfaat Program CSR PT. JICT
Asistensi PAUD
Sumber: Buku Laporan Tahunan CSR PT. JICT
91
16. 69943281 PAUD Kenanga Lagoa Koja
92
35. 69857190 PAUD Putra Bangsa Tugu Selatan Koja
93
54 69857280 PAUD Mawar I Sungai Tanjung
Bambu Priok
55 69857279 PAUD Mawar VII Sungai Tanjung
Bambu Priok
56 69857274 PAUD Melati 06 Sunter Jaya Tanjung
Priok
57 69880126 PAUD Melati Ar-Rahman Warakas Tanjung
Priok
58 69880124 PAUD Melati RW 07 Sunter Agung Tanjung
Priok
59 69857260 PAUD Melur RW 06 Sunter Agung Tanjung
Priok
60 69857289 PAUD Nurul Jannah Tanjung Tanjung
Priok Priok
61 69966091 PAUD Nusa Indah 03 Papango Tanjung
Priok
62 69911940 PAUD Puspa Sungai Tanjung
Bambu Priok
63 69795650 PAUD Riang Sungai Tanjung
Bambu Priok
64 69984857 PAUD Sang Bintang Kebon Tanjung
Bawang Priok
65 69987639 PAUD Teratai RW 10 Kebon Tanjung
Bawang Priok
66 69857271 PAUD Setia Mekar Papango Tanjung
Priok
67 69960051 PAUD Teratai 05 Sunter Agung Tanjung
Priok
68 69857261 PAUD Mawar 08 Sunter Agung Tanjung
Priok
69 69857267 PAUD Kasih Ibu 02 Sunter Jaya Tanjung
Priok
70 69949615 PAUD Matahari I Sunter Jaya Tanjung
Priok
71 69857264 PAUD Matahari II Sunter Jaya Tanjung
Priok
72 69922869 PAUD Mawar 07 Sunter Jaya Tanjung
Priok
94
73 69904306 PAUD Melati 01 Warakas Tanjung
Priok
74 69857272 PAUD Melati Ceria 08 Warakas Tanjung
Priok
95
92 69976599 PAUD Jambal Kali Baru Cilincing
96
C. Profil Yayasan Jala Samudera Mandiri (JSM)
1. Identitas Lembaga Yayasan Jala Samudera Mandiri
(JSM)
97
Administrasi Jakarta Utara dengan nomor:
980/PKBM/JU/VII/2010. JSM juga telah mendapatkan izin
operasional PKBM dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta dengan nomor : 8272/-1 .851.321.
98
2. Visi dan Misi Yayasan Jala Samudera Mandiri
99
3. Menjadi lembaga yang mampu mengorganisir
mengelola program dengan menyediakan tenaga yang
memiliki kemampuan di bidangnya.
4. Membangun serta mengembangkan pusat pendidikan
masyarakat.
5. Mengembangkan usaha mandiri masyarakat.
a. Community Development
b. Pendidikan Alternatif
c. Community Based
d. Social Assesment
e. Training Capacity Building
f. Advokasi
1. Profesional
Profesional dipercaya mampu menghasilkan out put
yang terbaik karena dalam implementasi sehari-hari harus
dimakna dengan sikap mental untuk senantiasa melakukan
100
hal baik dengan cara yang baik, seperti dengan senantiasa
menjaga amanah dan tanggung jawab kerja yang diliputi
dengan keahlian, dedikasi, berorientasi pada penyelesaian
masalah, tanggung jawab, efektif dan efisien dari semua
aspek sumber daya.
2. Akuntabel
Dalam mewujudkan asas profesionalisme dalam
bekerja guna memenuhi harapan semua pihak dibutuhkan
kesadaran etik dan moral untuk selalu bersedia bertanggung
jawab dan mempertanggung jawabkan pekerjaan.
3. Transparansi
Pola manajemen yang terbuka atau transparan dalam
rangka membangun budaya manajemen yang bersih dan
bertanggung jawab merupakan komitmen dasar yang
dimiliki JSM dalam bermitra dengan perusahaan,
pemerintah dan masyarakat agar senantiasa mampu menjadi
mitra terpercaya dan professional.
4. Fairness
Guna membentuk kepengurusan dan cara kerja yang
jujur dalam segala hal, JSM menuntut kepada seluruh
pengurus dan relawan untuk memiliki sikap mental yang
adil dan proporsional.
101
3. Struktur Organisasi Yayasan Jala Samudera Mandiri
102
kepemimpinan terhadap divisi-divisi yang berada dibawah
naungan Ketua Yayasan. Selain itu, Ketua Yayasan JSM
juga memiliki tanggung jawab untuk laporan harian,
mingguan, triwulan dan tahunan terkait dengan
implementasi program Rumah Belajar terhadap pihak CSR
PT. JICT.
103
Penanggung Jawab Rumah Belajar di setiap wilayah
memiliki tugas pokok untuk mengawasi dan memastikan
bahwa seluruh kegiatan sehari-hari di Rumah Belajar
berjalan sesuai dengan strategi dan perencanaan yang
ditetapkan serta Standar Operasional Prosedurnya. Selain
itu, tugas pokok Penanggung Jawab Rumah Belajar adalah
membuat laporan aktivitas keseharian Rumah Belajar yang
akan diserahkan kepada Koordinator Program Rumah
Belajar. Fungsi yang dimiliki Penanggung Jawab Rumah
Belajar adalah sebagai pelaksana tugas harian yang ada di
setiap wilayah Rumah Belajar.
104
4. Program Unggulan
105
BAB IV
107
A. Pondasi Program CSR
108
b. Angka Putus Sekolah Tinggi, 42% adalah angka
yang menunjukkan anak-anak di Jakarta Utara
tidak mampu melanjutkan pendidikan, mulai dari
SD, SLTP dan SLTA.
c. Indeks Pembangunan Manusia, semenjak tahun
2011 hingga 2016 wilayah Jakarta Utara
menempati peringkat ke dua paling rendah dalam
Provinsi DKI Jakarta dengan perolehan angka
78.78% yang ditinjau dari empat indikator
penting yaitu tingkat harapan hidup (kesehatan),
angka melek huurf, lama sekolah dan
pengeluaran perkapita.
2. Objektifitas Program
Harapan yang muncul dengan adanya program
CSR PT. JICT adalah dapat mengurangi angka putus
sekolah di wilayah Jakarta Utara dan mampu
membangun kesadaran serta keberdayaan masyarakat
di wilayah Jakarta Utara. (Aan Sopyan, 2020)
3. Karakteristik Program
Program CSR yang dilakukan oleh PT. JICT
memiliki karakter tersendiri dengan jargon utama
“We Care - We Share” yang menunjukkan efek dan
dampak yang berbeda pada implikasinya.
109
Karakter ini pula yang selanjutnya menjadi tolak
ukur dalam strategi pelaksanan program CSR JICT.
Berikut adalah lima karakter dasar yang menjadi
identitas dan format pelaksanaan program CSR JICT :
a. Sebuah Proses Akar Rumput, masyarakat
yang telah berhasil melakukan
pengorganisasian diri serta memiliki gagasan-
gagasan untuk pengembangan pada level akar
rumput, program CSR JICT sangat
menghargai sikap inisiatif masyarakat tersebut
sehingga mereka tidak perlu membuat suatu
program pemberdayaan yang baru, namun
yang dilakukan adalah fokus terhadap
pengembangan inisiatif masyarakat.
b. Pengembangan Komunitas Belajar, seluruh
program CSR atau aktivitas bantuan CSR PT.
JICT harus memiliki implikasi
pengembangan komunitas belajar sehingga
berdampak pada aktivitas pembelajaran bagi
masyarakat dan juga tim penyelenggara
program CSR. Seperti salah satu contohnya
adalah program Rumah Belajar CSR JICT.
c. Penguatan Modal Masyarakat, hal substantif
yang perlu dilakukan CSR JICT harus
memiliki dampak positif yang langsung
dirasakan oleh masyarakat. Penguatan modal
110
sosial merupakan modal jangka panjang yang
dimiliki masyarakat agar mampu
memudahkan masyarakat untuk membangun
dinamika sosial dan ekonominya.
d. Pengembangan Keswadayaan, setiap program
yang dilakukan harus mampu menumbuhkan
spirit keswadayaan dalam setiap implementasi
program CSR JICT, karena hal tersebut akan
menumbuhkan spirit di masyarakat dan
memberikan energi positif yang abadi untuk
terus berdaya-upaya.
e. Pengurangan Kerentanan Sosial Secara
Kongkrit, komitmen program CSR JICT yaitu
harus mampu memiliki dampak nyata dalam
implementasinya guna mengurangi kerentanan
sosial. Contoh dari program yang dijalankan
adalah mampu mengurangi angka anak putus
sekolah melalui program Rumah Belajar serta
meminimalisir tingkat kerawanan sosial akibat
banjir dan disfungsi kali.
111
4. Benefit Program
112
d. Reputasi Korporat, dengan adanya program CSR
PT. JICT di bidang pendidikan, membuat citra
perusahaan baik di mata masyarakat sekitar
karena mendukung kemajuan pendidikan wilayah
Jakarta Utara.
e. Operasional, untuk meminimalisir segala bentuk
protes atau complain dari masyarakat sehingga
dapat mengoptimalisasikan operasional
perusahaan.
114
1. Mekanisme Pembentukan Program CSR PT. JICT
Bidang Pendidikan
115
Langkah selanjutnya yang di lakukan adalah
membuat rumusan kebijakan yang akan disepakati oleh
beneficiaries (penerima manfaat) program hingga pada
langkah akhir yaitu implementasi dari kebijakan tersebut.
Kegiatan mapping atau survey terhadap kebutuhan
masyarakat sekitar dilakukan oleh Divisi Corporate Affair
CSR PT. JICT di wilayah Jakarta Utara.
116
dengan konsep “Memberdayakan”. Dalam hal ini, PT. JICT
sadar harus memiliki andil dalam pemecahan masalah
sosial dan lingkungan yang berkembang di wilayah sekitar
operasi perusahaan atau Jakarta Utara. Masyarakat mampu
berdaya dan kuat jika adanya langkah penting dalam proses
penguatan dan pemberdayaan masyarakat. (Abidin, 2018:
32)
120
Gambar 4.2 Pelatihan Tutor dan Pendamping
Rumah Belajar CSR JICT
Sumber: Studi Dokumentasi
(https://www.jictcsr.com/program-csr-jict/)
121
dan pelatihan tentang pengembangan ilmu
pengetahuan setiap tutor.
122
Saat pertama kali saya daftar di Rumah Belajar
prosesnya sama seperti di sekolah formal, saya
mengisi formulir dan melengkapi sayarat-syarat
administrasi. Pelayanan yang diberikan oleh
pengurus Yayasan JSM sangat baik. Untuk sistem
pembelajaran juga hampir sama dengan sekolah
formal, ada penilaian kehadiran, sikap selama
belajar dan nilai untuk setiap mata pelajaran.
(Wike, 9 Februari 2020)
123
Keseriusan dalam menerapkan filosofi “Rumah”
kepada seluruh peserta didik agar mendapatkan rasa
nyaman dalam belajar, terbukti pada saat proses belajar
mengajar dan seluruh pelayanan yang diberikan baik dari
pengurus Yayasan JSM hingga tutor Rumah Belajar JICT.
124
e. Monitoring dan Evaluasi Program Rumah Belajar
JICT
125
f. Faktor Pendukung dan Penghambat
127
Dalam implementasinya, Rumah Belajar juga
memiliki beberapa faktor penghambat yang menjadi
tantangan dan pembelajaran tersendiri bagi PT. JICT dan
Yayasan JSM. Salah satu di antaranya adalah kurangnya
kepedulian masyarakat terhadap pendidikan baik untuk diri
sendiri maupun untuk anak dan orang lain. Dengan
banyaknya angka pengangguran yang juga disebabkan oleh
masyarakat yang memiliki gelar sarjana, membuat wilayah
Jakarta Utara memiliki stigma tersendiri bahwa tidak perlu
menuntut ilmu atau pendidikan tinggi karena pada akhirnya
mereka akan sulit mencari pekerjaan. Selain itu faktor
penghambat yang ada di Jakarta Utara adalah praktik
mendapatkan uang yang ternyata sangat mudah
dimanfaatkan oleh anak-anak, cukup menjadi juru parkir
liar, bajing loncat (bajilo) mereka sudah bisa mendapatkan
uang untuk kebutuhan mereka sehari-hari.
130
b. Proses Penentuan Kerjasama PAUD dengan PT.
JICT
131
Efisiensi waktu diperlukan oleh pihak PT. JICT
dalam menentukan target sasaran penerima manfaat dari
program Asistensi PAUD. Untuk dapat meninjau lokasi
PAUD yang akan dijadikan sebagai penerima manfaat
program ini, PT. JICT menelaah terlebih dahulu proposal
yang diajukan oleh setiap PAUD yang berada di wilayah
Jakarta Utara. Setelah penentuan lokasi selesai, maka tim
dari PT. JICT melakukan tinjauan lapangan dan wawancara
kepada pengurus PAUD yang terkait guna menentukan
bantuan apa saja yang akan diberikan.
132
c. Manfaat yang Diterima oleh PAUD dari Program
CSR Asistensi PAUD PT. JICT
135
Lebih lanjut daripada itu, PT. JICT juga
memperbolehkan agar setiap guru PAUD yang ingin belajar
keterampilan komputer dan Bahasa Inggris, dapat belajar
dengan gratis di Rumah Belajar JICT. Hal ini dilakukan
dengan tujuan agar setiap guru yang mengajar di PAUD
benar-benar memiliki kompetensi yang baik dalam
memberikan ilmu serta pengajaran terhadap peserta didik.
136
d. Implementasi Pembelajaran di PAUD Binaan
JICT
137
Praktik pembelajaran keterampilan PAUD Binaan
JICT dilakukan selama 1 kali dalam seminggu. Hal itu
dimaksudkan agar para peserta didik mampu bekerjasama
baik dengan orang tua maupun temannya dalam pembuatan
hasil karya yang mempengaruhi kreativitas dan
perkembangan psikomotorik anak.
138
e. Proses Monitoring dan Evaluasi Paud Binaan JICT
140
Faktor pendukung yang juga membantu pelaksanaan
program Asistensi PAUD adalah konsep awal yang dimiliki
oleh PT. JICT, konsep tersebut tertuang pada kriteria atau
syarat bagi PAUD agar dapat bekerjasama dengan PT.
JICT. Kriteria tersebut di antaranya terdapatnya ruang
belajar, kuantitas dan kualitas guru yang memadai serta
alat-alat yang mendukung praktik pembelajaran menjadi
syarat awal sekaligus faktor pendukung program ini.
141
Dalam implementasinya, program Asistensi Paud
selain memiliki faktor pendukung juga memiliki faktor
penghambat. Diantaranya karena guru PAUD banyak yang
belum memiliki sertifikasi dari Suku Dinas Pendidikan
Jakarta Utara dan juga sekaligus menjadi ibu rumah tangga,
laporan pertanggung jawaban yang seharusnya mampu
dijadikan alat untuk memonitoring dan mengevaluasi
aktivitas pembelajaran di PAUD menjadi kurang maksimal
dalam pembuatan dan penyampaiannya.
142
2.3. Program Green Dock School
143
PT. JICT sadar bahwa bantuan hanya bersifat
rangsangan saja, bahkan jika bantuan dalam bentuk
santunan akan melahirkan penyakit sosial yaitu
ketergantungan. Dengan konsep pemberdayaan, PT. JICT
berharap mampu memberikan perubahan positif yang
bersifat jangka panjang di masyarakat.
146
c. Manfaat Program Green Dock School
1. Komputer 40
3. Papan Tulis 4
4. Meja 40
5. Kursi 95
6. Ruang Kelas 1
147
Pihak Yayasan Al-Muhajirin merasakan dampak
positif dari bantuan program Green Dock School, terbukti
dengan adanya bantuan sarana dan prasarana pendidikan,
terdapat peningkatan nilai akademik dari peserta didik. Hal
itu juga membuat Yayasan Al-Muhajirin dapat
meningkatan nilai akreditasi Sekolah Menengah Atas Al-
Muhajirin yang semula hanya memiliki akreditasi B,
sekarang sudah mendapat nilai akreditasi A dari Satuan
Dinas Pendidikan Jakarta Utara.
149
d. Faktor Pendukung dan Penghambat Program
Green Dock School
150
Dalam implementasinya, PT. JICT masih merasakan
ada beberapa faktor penghambat yang dirasakan program
Green Dock School ini, kesulitan untuk mencapai KPI yang
ditetapkan membuat PT. JICT sulit untuk meraih target
CSR tiap tahunnya.
151
BAB V
PEMBAHASAN
152
pemeriksaan seksama oleh perusahaan yang kemudian
disepakati oleh beneficiaries.
153
Hal tersebut terlihat dari apa yang telah dilakukan
oleh PT. JICT dalam melakukan implementasi program
CSR JICT dengan menetapkan dan menata sumber daya
manusia secara bermitra atau bekerjasama dengan Yayasan
Jala Samudera Mandiri pada program Rumah Belajar JICT.
Sedangkan pada program Green Dock School dan Asistensi
PAUD, PT. JICT memanfaatkan sumber daya manusia
yang berada di dalam divisi Corporate Affair CSR PT.
JICT.
154
Jawaban dari proses penafsiran terhadap kebijakan
yang dirumuskan harus memenuhi syarat seperti yang
dijelaskan oleh Jones (1996) (pada Bab II hal. 31) yaitu
sebuah program yang terencana dan mampu mengarahkan
tujuannya pada hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat
dan lingkungan agar dapat diterima dan dilaksanakan.
155
Program CSR Green Dock School, Rumah Belajar
JICT dan Asistensi PAUD dibentuk berdasarkan latar
belakang kebutuhan dan kondisi sosial Jakarta Utara
yang begitu kompleks. Pengangguran, kriminalitas
tingginya angka putus sekolah, stigma buruk tentang
pendidikan di kalangan masyarakat dan rendahnya
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah
Jakarta Utara adalah faktor penyebab dari lahirnya
program ini, maka dapat dipastikan bahwa program
CSR PT. JICT dilaksanakan dalam ruang yang nyata
bukan ruang hampa.
2. Adanya target group (kelompok) yang menjadi
sasaran penerima manfaat program, dalam hal ini PT.
JICT bersama dengan Yayasan JSM menetapkan
seluruh anak-anak yang mengalami kondisi putus
sekolah baik di tingkat SD, SMP hingga SMA di
wilayah Jakarta Utara dapat melanjutkan proses
belajar, menuntut ilmu dan mengasah
keterampilannya di Rumah Belajar JICT.
Sedangkan pada program Green Dock School target
penerima manfaat program ini adalah yayasan atau
sekolah yang belum mendapatkan bantuan dari
pemerintah namun memiliki beberapa faktor yang
tertera pada Bab III hal. 146 untuk dapat di
kembangkan dan di berdayakan.
156
Untuk program Asistensi PAUD, dalam langkah
menentukan target sasaran penerima manfaat program
ini, PT. JICT menetapkan kriteria diantaranya PAUD
memiliki minimal 4 tenaga pengajar, 30 peserta didik,
memiliki fasilitas pendidikan utama seperti ruangan
belajar, papan tulis, meja dan kursi.
3. Adanya program yang dilaksanakan, program Green
Dock School, Rumah Belajar JICT dan Asistensi
PAUD adalah sebuah interpretasi dari proses
penafsiran kebijakan yang dibentuk oleh PT. JICT.
Tujuan dari program Rumah Belajar JICT adalah
sebuah proses pemberdayaan yang mampu membina
dan membangun daya saing kaum muda agar
memiliki harapan dan berkomitmen untuk mencapai
harapan tersebut.
4. Terdapat unsur pelaksanaan atau implementer yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan, pelaksanaan
dan pengawasan implementasinya.
PT. JICT memilih Yayasan JSM sebagai mitra dalam
pelaksanaan program CSR Rumah Belajar JICT.
Dalam hal ini, Yayasan JSM memiliki wewenang dan
tanggung jawab untuk melakukan pengelolaan dan
pelaksanaan program CSR Rumah Belajar JICT.
Proses pengawasan dilakukan oleh PT. JICT terhadap
aktivitas keseharian yang dijalankan di Rumah
157
Belajar melalui laporan yang dikirimkan oleh
Yayasan JSM.
Sedangkan pada program Green Dock School dan
Asistensi PAUD, divisi Corporate Affair CSR JICT
yang menjadi pelaksana utama untuk melakukan
program ini.
158
dilakukan PT. JICT dalam memberikan pelayanan terhadap
beneficiaries dengan fokus membangun, mengembangkan
dan menjalankan program CSR Green Dock School, Rumah
Belajar JICT dan Asistensi PAUD.
159
Dari segi sumber daya manusia, dampak perubahan
besar yang diberikan oleh PT. JICT kepada beneficiaries
dalam program CSR di bidang pendidikan, terdapat pada
komitmen perusahaan dalam prinsip pembangunan
berkelanjutan yang bertujuan untuk memberikan hak
masyarakat di masa yang akan datang. Oleh karena itu PT.
JICT membuat program Green Dock School, Rumah
Belajar dan Asistensi PAUD sebagai program yang
berkelanjutan untuk masyarakat sebagai persiapan generasi
yang akan datang dalam proses mewariskan usaha atau
kesempatan kerja di bidang lain.
160
program mendapatkan ijazah setara dengan sekolah formal
demi melanjutkan ke pendidikan selanjutnya yang lebih
tinggi atau bekerja pada sektor formal guna mendapatkan
penghasilan dan menekan angka pengangguran.
161
perlengkapan Alat Peraga Edukatif (APE), pemberian
seragam sekolah terhadap guru dan peserta didik,
pemberian Alat Tulis Kantor (ATK), pemberian makanan
tambahan dengan kualitas 4 sehat 5 sempurna, buku tulis,
buku bacaan, uang intensif guru sebesar Rp. 150.000 per-
bulan dan pelatihan-pelatihan guna menunjang kompetensi
sebagai guru PAUD.
162
dalam rangka mengembangka PAUD di wilayah Jakarta
Utara.
165
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
166
2. Komitmen PT. Jakarta International Container
Terminal dalam menjalankan peran tanggung jawab
sosial secara berkelanjutan termaktub dalam rumusan
visi, misi dan karakter program CSR PT. JICT serta
dengan mengadaptasi konsep triple bottom line milik
John Elkington (1998). Program CSR PT. JICT di
bidang pendidikan telah melalui proses yang panjang
dengan langkah awal yang dilakukan yaitu
pembentukan dan penataan sumber daya, membuat
kebijkan hingga menafsirkan kebijakan tersebut
menjadi penerapan sebuah program.
3. Dalam rangka merumuskan sebuah program, divisi
Corporate Affair PT. JICT melakukan tinjauan
pustaka, pencarian data hingga terjun langsung ke
lapangan untuk mengetahui kondisi riil yang terjadi di
wilayah Jakarta Utara serta bekerjasama dengan
Yayasan Jala Samudera Mandiri untuk menggali
temuan data terkait keadaan sosial wilayah Jakarta
Utara. Peran CSR PT. JICT itdak hanya berhenti pada
pemberian fasilitas sarana dan prasarana pendidikan,
lebih dari itu PT. JICT ikut memberikan pekerjaan bagi
setiap masyarakat yang menjadi alumni dari program
CSR PT. JICT di bidang pendidikan.
167
4. PT. JICT melalui program CSR di bidang pendidikan
telah berhasil dalam menerapkan konsep atau teori dari
implementasi program yang dipopulerkan oleh Jones
(1996) dalam Agustino (2016; 154-155).
5. Program CSR PT. JICT di bidang pendidikan seperti
Green Dock School, Rumah Belajar dan Asistensi
PAUD juga telah menunjukkan komitmennya dalam
berkontribusi pada pembangunan sosial, bekerjasama
dengan karyawan dan masyarakat setempat (lokal)
dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan dan
aktif mengangkat proses pembangunan seperti prinsip
CSR yang dijelaskan oleh WBCSD. Seluruh murid
dalam Rumah Belajar mendapatkan akses sarana dan
prasarana pendidikan yang memadai untuk mereka
belajar. Sekolah atau yayasan yang bekerjasama
dengan PT. JICT pada program Green Dock School
mampu memenuhi kriteria akreditasinya dalam
kebutuhan di dunia pendidikan sehingga mampu
meningkatkan prestasi setiap siswanya. Pada program
Asistensi PAUD , guru mendapatkan tunjangan lebih
berupa uang tunai untuk memenuhi kebutuhannya
sehari-hari, mendapatkan pelatihan guna meningkatkan
keterampilan dalam mengajar dan peserta didik PAUD
mendapatkan materi yang lebih baik, seragam gratis
dan fasilitas pendidikan yang lebih baik dari
sebelumnya.
168
6. Setelah dua tahun berjalan, program CSR PT. JICT di
bidang pendidikan membawa dampak bagi masyarakat
yang mengikutinya, yaitu keberlanjutan di bidang
manusia, sosial, lingkungan dan ekonomi. Dampak
langsung yang dirasakan masyarakat adalah
keberlanjutan manusia dan lingkungan yaitu
meningkatnya pengetahuan, potensi masyarakat dalam
bidang pengajaran dan pembelajaran hingga
peningkatan Indeks Pembangunan Manusia wilayah
Jakarta Utara dari 76,78% pada tahun 2016 menjadi
79,87% pada tahun 2018.
B. Implikasi
C. Saran
170
1. Dengan menimbang bahwa pendidikan adalah salah satu
syarat utama dan fundamental dalam membangun
sumber daya manusia serta kemajuan bangsa, peneliti
berharap agar pemerintah Indonesia khususnya yang
bergerak di bidang pendidikan, sesegara mungkin
membentuk regulasi yang tepat, komprehensif dan
mencakup seluruh hal-hal yang substantif dalam
penyusunan kurikulum PAUD serta sekolah informal
yang ada di seluruh Indonesia. Hal ini perlu dilakukan,
karena pada faktanya di lapangan, regulasi yang
dibentuk oleh pemerintah hingga saat ini belum mampu
menjawab seluruh tantangan pendidikan saat ini.
2. Bagi PT. Jakarta International Container Terminal,
melalui Rumah Belajar JICT, peneliti berharap agar PT.
JICT bersama Yayasan JSM mampu lebih giat dalam
mencetak generasi penerus bangsa yang mampu
mengubah tatanan masyarakat Jakarta Utara agar
memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap
pendidikan.
3. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat lebih
mengetahui, memahami serta menggali lebih dalam
program CSR PT. JICT di bidang pendidikan agar dapat
dijadikan bahan komparasi terkait dengan permasalahan
kesejahteraan masyarakat yang mampu dicapai melalui
sektor pendidikan.
171
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
172
John Elkington. 1998. Cannibals With Forks: The Triple
Bottom Line in 21 Century Business.
173
Brundtland, G.H., editor. 1987. Report of The World
Commission on Environment and Development.
The United Nation.
174
Poerwadarminta, W. J. S. 1999. Kamus Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka: Jakarta.
175
Jimly Asshiddiqie. 2010. Green Constitution: Nuansa
Hijau Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 194. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
177
Jurnal Fu’ad Arif Noor. 2015. Islam dalam Perspektif
Pendidikan. STPI Bina Insan Mulia Yogyakarta.
Sumber Skripsi
178
Akmal Lageranna. 2013. Pelaksanaan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan (Corporate Social
Responsibility / CSR) Pada Perusahaan Industri
Rokok Studi Pada PT. Djarum Kudus Jawa
Tengah. Skripsi S1 Fakultas Hukum. Universitas
Hasanuddin Makassar.
Sumber Disertasi
Sumber Undang-Undang
179
Sumber Website:
https://www.jict.co.id/?x0=CSRx1=6&x2=article
https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2017/04/17/239/indeks
-pembangunan-manusia--ipm--dki-jakarta-tahun-2016-
terus-meningkat.html
https://www.ojk.go.id/sustainable-
finance/id/peraturan/undang-undang/Documents/5.%20UU-
40-2007%20PERSEROAN%20TERBATAS.pdf
https://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/7308/UU0202003.htm
https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/sehat/UU-11-
2009KesejahteraanSosial.pdf
180
Sumber Wawawncara:
181
Lampiran
182
183
184
185
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR WAWANCARA I
186
NO PERTANYAAN JAWABAN
187
JICT disini melihat bahwa program
bantuan pendidikan akan lebih baik
memberikan manfaat kepada
masyarakat jika dibuat suatu
program yang berkelanjutan agar
mampu memberikan manfaat
terhadap masyarakat secara terus
menerus.
188
CSR bidang pendidikan yang kami
jalankan ini memiliki 3 fokus di
bidang pendidikan dengan
karakteristik program yang
berbeda-beda. Untuk program
Rumah Belajar khususnya, hal
pertama yang dilakukan adalah
tinjauan lapangan serta tinjauan
data yang dimiliki Dinas Provinsi
DKI Jakarta yang terkait dengan
pendidikan. Kami juga berdiskusi
dengan LSM Jala Samudera
Mandiri untuk menentukan langkah
yang tepat guna menentukan
kebijakan yang tepat dalam
implementasi program CSR
kedepannya.
189
pemerintah namun memiliki andil
yang sangat penting dalam
membantu meningkatkan mutu
pendidikan anak-anak di wilayah
Jakarta Utara.
190
4. Bagaimana latar Rumah belajar itu terbentuk karena
belakang kami sadar bahwa kami harus
terbentuknya membantu masyarakat dengan
program Rumah lebih memberikan banyak manfaat
Belajar? bersifat jangka panjang, maka dari
itu kami fokus pada bidang garap
CSR yang bersifat berkelanjutan
implementasinya.
191
ditempati lebih dari 2 KK,
bertempat tinggal di lingkungan
kumuh dan penghasilan orang tua
nya belum mencukupi untuk
kebutuhan biaya pendidikan
anaknya, itu yang biasanya menjadi
tolak ukur kami dalam melihat
kondisi target sasaran.
192
Maka dari itu, kami mencoba
merumuskan kebijakan atau
program CSR Rumah Belajar bagi
anak yang mengalami putus
sekolah, strategi yang kami
tetapkan pada awalnya itu strategi
jemput bola agar pertama-tama
masyarakat mengetahui adanya
program Rumah Belajar yang
mampu membantu mereka untuk
tetap mendapatkan pendidikan
tanpa biaya operasional atau bisa
dibilang gratis.
193
300 anak yang mendaftar di Rumah
Belajar setiap tahunnya.
194
lulus dari Rumah Belajar.
195
8. Bagaimana strategi Strategi nya itu adalah kami
dan pelaksanaan mencoba mengajak dan
program Early mengajarkan para pengurus atau
Childhood Centers guru PAUD agar terus mampu
dalam pelaksanaan berinovasi dan kreatif, dengan cara
Asistensi PAUD? mereka wajib membuat satu kali
dalam seminggu prakarya dan
makanan sehat dengan aneka menu
yang sehat dan selalu berbeda.
Karena anak-anak usia dini harus
mampu mendapatkan keterampilan
dan pendidikan dasar yang tidak
bisa dikesampingkan juga.
196
9. Apa yang menjadi Tolak ukur yang pertama itu di
tolak ukur PT. JICT PAUD harus ada minimal 30
dalam menentukan peserta didik, memiliki fasilitas
target penerima pendidikan utama seperti ruangan
manfaat dalam belajar, papan tulis, meja dan kursi,
program Early memiliki minimal 4 tenaga
Childhood Centers pengajar, dan yang terpenting harus
(Asistensi PAUD)? siap atau berkomitmen dalam
membuat laporan yang sesuai
dengan ketentuan PT. JICT atau
dalam artian harus jujur dan
menjunjung tinggi integritas dalam
pembuatan laporan pertanggung
jawaban tersebut.
197
Pertama program ini dijalankan
kami kerjasama dengan SMA
Mutiara di daerah Permai, Jakarta
Utara. Namun sekarang kami sudah
memiliki 9 Yayasan yang kami
ajak untuk kerjasama.
198
operasional dari pemerintah. Ketika
terjun ke lapangan saya lakukan
bersama dengan Pak Mustaqim.
199
tahun. Laporan tersebut mulai dari
laporan keuangan, laporan proses
pembelajaran hingga laporan
mengenai progres kondisi anak-
anak peserta didik yang
mendapatkan bantuan dari kami
atau JICT.
200
itu kami mulai sounding terhadap
Yayasan Jala itu untuk mencoba
mengajak kerjasama dalam
program CSR bidang pendidikan
khususnya Rumah Belajar JICT ini.
201
inovatif agar terus mampu
mencetak peserta didik
mendapatkan standar kualitas
pendidikan yang baik dan mampu
bersaing di masa depan.
202
triwulan dan pertahun.
203
Nah, dari situ lah kita mulai
bergerak mencari program CSR
yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, ada di bidang
kesehatan, pendidikan bantuan
kawin massal, sunatan massal,
mudik gratis, dan setiap tahunnya
kita pasti membuka bantuan untuk
qurban saat idul adha.
204
16. Sejauh ini, selama Untuk program Asistensi Paud dan
proses implementasi Green Dock School disini hampir
program CSR PT. sama kendalanya. Kendala nya itu
JICT di bidang adalah kurang maksimal nya
pendidikan, apa saja laporan pertanggung jawaban dari
hal atau faktor-faktor pihak yang kami berikan bantuan
yang menjadi seperti contohnya KPI yang tidak
kendala atau terpenuhi dan adanya
penghambat program penyalahgunaan bantuan yang
tersebut? kami berikan.
205
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR WAWANCARA II
206
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana latar JSM ini terbentuk awal mula nya itu
belakang sebenarnya pada tahun 2005, tapi baru
terbentuknya bisa dikatakan sah karena baru kami
Yayasan Jala daftarkan agar menjadi lembaga Negara
Samudera Mandiri? dan memiliki dasar hukum nya itu pada
tanggal 17 Desember 2008.
Awal JSM berdiri karena inisiatif
masyarakat dengan melihat kondisi di
masyarakat, lalu dimulai mapping
untuk segera bisa dicari treatment apa
yang cocok untuk Jakarta Utara, karena
Jakarta Utara sendiri kan terkenal
dengan daerah kriminalitas dengan
banyaknya “bajilo” (bajing loncat) dan
itu pelakunya adalah anak-anak.
Maka dari persoalan itu, kami sadar
bahwa adanya kriminalitas yang
berkolerasi dengan tingkat kemiskinan.
Sehingga untuk menyelesaikan itu,
maka masyarakat harus ditingkatkan
kemampuan ekonominya. Tapi, untuk
meningkatkan ekonomi itu sangat
bergantung dengan pola pikir
masyarakat.
207
Untuk itu, masyarakat membutuhkan
program yang bukan hanya untuk
menyelesaikan problematika
ekonominya, namun juga memberikan
solusi yang lebih sustain, yang bisa
bertahan lama serta menyelesaikan
kebutuhan secara mendasar, maka
pilihan kami adalah di pendidikan.
Dari situ lah berdiri Yayasan Jala
Samudera Mandiri sebagai usaha untuk
bisa memberikan kontribusi di
masyarakat.
Salah satu pendirinya adalah karyawan
yang bekerja di JICT yang peduli
dengan masalah pendidikan dan
bertempat tinggal di Ring 1 wilayah
JICT.
2. Bagaimana strategi Awal mula itu, Rumah Belajar hanya
dan sistem mengumpulkan anak-anak sekitar
pelaksanaan wilayah JICT yang putus sekolah
pembelajaran di tepatnya di Kel. Koja saja. Setelah
Rumah Belajar? terkumpul, dibuat lah suatu program
keterampilan, ada handicraft, ada
komputer juga.
Di awal ahun kedua mulai berkembang,
target sasaran bertambah 1 yaitu di Kel.
208
Cilincing dan di akhir tahun kedua juga
bertambah 1 lagi di Kel. Tanjung Priok.
Pilihan di Cilincing adalah karena
Cilincing merupakan tempat rumah
susun para pekerja TKBM IPC Pelindo
dan banyak juga anak-anak putus
sekolah. Tahun kedua akhir kami
mensasar daerah Kel. Tanjung Priok,
karena disana juga banyak rumah susun
yang didalamnya banyak anak-anak
putus sekolah.
Seiring waktu berjalan, peningkatan
program dilakukan karena kami melihat
program ini memiliki dampak positif
yang besar di masyarakat sehingga
banyak sambutan positif juga dari
masyarakat terkait dengan Rumah
Belajar.
PT. JICT juga sepakat untuk
dilakukannya peningkatan program.
Pada akhirnya di tahun ke 3-4 targetnya
ditingkatkan menjadi per-kecamatan.
Ketika ditingkatkan targetnya menjadi
per-kecamatan, maka muncul suatu
masalah baru yaitu bagaimana Rumah
Belajar tetap bisa dijangkau oleh anak-
209
anak yang jauh dari pusat Rumah
Belajar. Maka, strategi kami untuk
menjemput anak-anak putus sekolah
agar tetap dapat belajar di Rumah
Belajar, pilihan kami adalah
mengadakan program Kelas Jauh.
Dalam program Kelas Jauh kami
bekerjasama dengan PKK, aktivis
kelurahan, pejabat RT/RW, tokoh
masyarakat dan Dewan Kelurahan
untuk membuat tempat belajar di titik
anak-anak tersebut sering berkumpul.
3. Bagaimana garis Untuk garis koordinasi yang
koordinasi yang diterapkan, pendamping memiliki
selama ini tanggung jawab terkait dengan
diterapkan di dalam bagaimana aktivitas sehari-hari, apa
internal Yayasan saja problemnya yang ada di Rumah
JSM? Belajar dan Kelas Jauh terhadap
Manager Program.
Manager Program berkoordinasi
langsung dengan Ketua Yayasan JSM
untuk melaporkan aktivitas keseharian
yang dilaporkan oleh pendamping
perihal aktivitas belajar mengajar
tersebut.
210
Setelah itu Ketua Yayasan,
berkoordinasi dengan pihak JICT
dengan berupa laporan dalam bentuk
harian, mingguan, triwulan dan
tahunan.
4. Bagaimana cara Menentukan fokus keterampilan yang
Yayasan JSM diberikan membutuhkan proses yang
menentukan panjang. Untuk program keterampilan
kurikulum Bahasa Inggris, Komputer dan
pendidikan bagi Advertising itu baru berjalan 3 tahun
Rumah Belajar? terakhir. Sebelumnya Rumah Belajar
menentukan program berdasarkan
assessment dari keinginan anak-anak
Rumah Belajar, ada radio komunitas,
komputer, handicraft, musik dan
drama. Setelah beberapa tahun berjalan,
dilakukan evaluasi dan kajian ulang
untuk menentukan program yang paling
efektif berdasarkan kebutuhan yang
dapat menunjang keterampilan mereka
di masa depan.
Penentuan program komputer adalah
untuk menjawab tantangan masa depan
anak-anak Rumah Belajar, karena
untuk bekerja di dunia industri semua
sudah membutuhkan keterampilan
211
dasar komputer. Untuk program Bahasa
Inggris, kami ingin anak-anak
menguasai Bahasa Internasional. Untuk
Advertising karena kami melihat dunia
bisnis kedepannya tidak akan pernah
habis dan sangat dinamis, kebutuhan
tentang branding, logo, design, dll.
dirasa perlu untuk memantapkan
keterampilan dasar mereka.
Tiga pilihan tersebut yang menjadi
keterampilan prioritas Rumah Belajar.
Namun kami juga tetap memberikan
ilmu pengetahuan dasar seperti IPS,
matematika, dan keterampilan musik.
5. Bagaimana cara Untuk tutor kami tetapkan yang
Yayasan JSM berdomisili di wilayah Jakarta Utara,
menentukan tutor agar mudah menjangkau Rumah
atau mentor untuk Belajar di 3 Kecamatan tersebut. Tutor
mengajar di Rumah untuk mengajar di Rumah Belajar
Belajar? dicarikan langsung oleh pendamping.
Tutor ditentukan berdasarkan
penguasaan keterampilan dan kebetulan
tutor yang ada di Rumah Belajar
memiliki basic mengajar, karena tutor
disini juga berprofesi sebagai guru,
namun profesi sampingannya menjadi
212
tutor di Rumah Belajar.
Terkhusus untuk tutor Kelas Jauh diisi
oleh relawan-relawan yang rela
mengajar. Kami memiliki tutor dengan
profesi sebagai dokter, mahasiswa, atau
pensiunan yang secara kompetensi
memiliki ilmu pengetahuan yang diajar
kepada anak-anak Rumah Belajar.
Kami juga memiliki tutor yang dulu
nya merupakan anak didik Rumah
Belajar, setelah menyelesaikan studi di
Rumah Belajar, dia kuliah dan kami
lihat memiliki kompetensi untuk
mengajar maka kami perbolehkan
untuk menjadi tutor. Kami juga
memiliki tutor sebaya, yaitu anak-anak
Paket C mengajar anak-anak Paket A.
6. Bagaimana proses Evaluasi sistem pembelajaran
evaluasi sistem dilakukan setahun sekali bersa,a dengan
pembelajaran dalam JICT, kami melihat bagaimana
program Rumah kemampuan perusahaan dan bagaimana
Belajar? kemampuan kami menjalankan
program Rumah Belajar.
Ada beberapa hal yang disepakati
bersama-sama dan diselesaikan juga
secara bersama-sama.
213
7. Bagaimana awal Awal mula nya itu terjadi karena PT.
mula Yayasan JSM JICT memiliki fokus program
menjalin kerjasama pendidikan untuk bidang garap CSR
dengan PT. JICT? mereka. Dan mulai sounding ke kami
itu didampingi dengan pengurus JSM
yang juga menjadi karyawan JICT.
Setelah kami berdiskusi dan sepakat
dengan kerjasama yang ditetapkan,
maka dibuatlah MoU nya.
Selain itu latar belakang kami
bekerjasama sejauh ini adalah karena
JICT memandang JSM telah menguasai
mapping kebutuhan dasar yang ada di
wilayah Jakarta Utara.
8. Apa saja manfaat Manfaat dari kerjasama dengan pihak
yang dirasakan JICT adalah kami bisa
selama bekerjasama mempertahankan program Rumah
dengan PT. JICT Belajar secara sustain, lebih leluasa
dalam program dalam improvisasi program di
Rumah Belajar? masyarakat serta menjaga kelancaran
aktivitas Rumah Belajar sehari-hari.
9. Bagaimana pola Pola kerjasama yang dibangun adalah
kerjasama yang dengan koordinasi. Awal mula
dibangun antara kerjasama kami sepakat dengan
Yayasan JSM ketentuan MoU ditetapkan bersama-
dengan PT. JICT? sama. PT. JICT memberikan target ke
214
kita, itulah yang kita laksanakan dan
kami jadikan tanggung jawab.
10. Apa saja hambatan Kalau terkait dengan program, kami
atau kendala yang mengalami kendala nya itu kebanyakan
dihadapi selama teknis. Contoh adalah kepedulian
mengimplementasik masyarakat terhadap pendidikan yang
an program Rumah rendah. Stigma yang terbangun di
Belajar? wilayah Jakarta Utara mengenai
proyeksi pendidikan adalah “orang
yang sekolah itu pasti untuk cari kerja”
sedangkan di Jakarta Utara, cari duit itu
gampang, tinggal pergi ke terminal, jadi
bajing loncat.
Dan realitas di Jakarta Utara itu masih
banyaknya tingkat pengangguran yang
penyumbangnya itu adalah orang-orang
yang kuliah atau punya gelar sarjana,
itu juga membuat stigma “ngapain
sekolah tinggi-tinggi mereka aja jadi
pengangguran”. Nah itulah beberapa
perspektif yang muncul dan jadi
tantangan kami.
Maka kami sadar bahwa sekolah atau
pendidikan adalah cara untuk
memperoleh ilmu pengetahuan agar
memiliki pola pikir yang lebih maju
215
dalam hidup bersosialisasi, membuka
peluang pekerjaan yang efisien untuk
masyarakat luas dan pola pikir yang
open mind seperti itu.
Tantangan lain adalah, kurangnya
kesadaran dari orang tua siswa di
Rumah Belajar. Contoh kasusnya
seperti orang tua nya membiarkan
anaknya tertidur dan tidak mengikuti
proses berlangsungnya ujian akhir.
11. Apa harapan Harapan dari kami tentunya adalah
Yayasan JSM dalam pendidikan tidak hanya dijadikan
menjalankan sebagai alat atau objek agar individu
program Rumah bisa menjadi mesin kerja, namun
Belajar? pendidika harus dibuat dengan kualitas
yang baik sehingga mampu melahirkan
peradaban dan menjadi investasi jangka
panjang.
Dengan proses seperti ini, otomatis
anggapan bahwa pendidikan adalah
langkah praktis dalam mendapatkan
pekerjaan akan hilang.
Kami berharap peserta didik Rumah
Belajar memiliki harapan yang
membangun kesadaran mereka untuk
menjadi lebih baik lagi. Dengan adanya
216
Rumah Belajar, mereka mampu
memiliki dan mewujudkan cita-cita nya
kembali.
12. Apa harapan Harapan kami adalah adanya bangunan
Yayasan JSM dalam permanen untuk Rumah Belajar, karena
bekerjasama secara setiap tahun pasti terdapat anak-anak
kelembagaan dengan putus sekolah di wilayah Jakarta Utara,
PT. JICT dalam maka dari itu kami berharap adanya
menjalankan monumen tersendiri untuk Rumah
program Rumah Belajar.
Belajar?
217
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR WAWANCARA III
_________________________
Wike Septiani
218
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana awal Pada saat itu, saya mulai bergabung
mula Kakak untuk menjadi siswa di Rumah
bergabung di Belajar setelah saya lulus SMP.
Rumah Belajar Sebelum saya bergabung di Rumah
sebagai peserta Belajar, setelah lulus SMP saya
didik? mencoba bekerja di Kawasan
Berikat Nusantara (KBN) selama 6
bulan untuk membantu
perekonomian keluarga.
219
Tujuan saya mengikuti program
Rumah Belajar ini adalah untuk
mendapatkan ijazah setara SMA
sekolah formal, agar saya bisa
melanjutkan untuk melanjutkan
pendidikan dan bekerja di sektor
formal seperti yang lain.
220
pokoknya benar-benar seperti
pelayanan di sekolah formal.
221
itu pelajaran dasar maupun
keterampilan. Para tutor juga selalu
memotivasi kami yang belajar di
Rumah Belajar agar tetap mengejar
harapan seperti anak-anak lain yang
sekolah di sekolah formal.
222
5 Apa hambatan atau Selama saya belajar di Rumah
kendala yang Belajar, tidak ada kendala besar
dirasakan ketika yang saya rasakan. Semua berjalan
Kakak mengikuti lancar karena sistem
proses belajar di pembelajarannya sudah sangat
Rumah Belajar? bagus, mata pelajarannya sudah
sesuai dengan kebutuhan kami, dan
proses mengajar dari tutor yang
bagus membuat kami mudah
memahami. Selain itu para pengurus
Rumah Belajar juga selalu siap
untuk membantu kami dalam
mempersiapkan ujian akhir.
223
dirasakan bersama-sama.
224
sekolah di Rumah Belajar ini.
Kedua orang tua saya juga merasa
sangat senang karena saya bisa
menyelesaikan belajar di Rumah
Belajar dan mendapatkan ijazah
penyetaraan SMA.
225
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR WAWANCARA IV
Nama : Rukmiati
Jabatan : Ketua Perkumpulan PAUD Binaan PT. JICT
Instansi : PAUD Anggrek 08 Cilincing
Alamat : Jl. Sungai Landak RT 03/08, Kel. Cilincing, Kec.
Cilincing, Jakarta Utara
_________________________
Rukmiati
226
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana awal Awal mula nya kami mendapatkan
mula proses informasi dari guru-guru PAUD
kerjasama yang yang sudah pernah menjalankan
dilakukan oleh PT. proses kerjasama dengan PT. JICT
JICT terhadap 15 hingga informasi dari SuDin
PAUD di wilayah Pendidikan Jakarta Utara untuk
Jakarta Utara? mengajukan proposal ke PT. JICT.
Proses pengajuan tersebut
berlangsung selama 1 tahun. Setelah
1 tahun proposal kami di proses
oleh pihak PT. JICT, Pak Samsul,
Pak Mustaqim dan Pak Aan yang
merupakan perwakilan dari pihak
PT. JICT langsung survey ke PAUD
kita untuk wawancara dan melihat
kondisi keadaan PAUD sesuai atau
tidak dengan proposal yang
diajukan.
227
kantor untuk “Penentuan Kriteria
PAUD Binaan”. Disitu dijelaskan,
beberapa syarat-syarat proses
kerjasama, apa saja bantuan yang
diberikan dan mereka
mempresentasikan program CSR
PT. JICT, bagaimana KPI dan ISO
nya.
228
langsung diminta untuk tanda
tangan MoU kerjasama dengan
Wakil Presiden Direktur PT. JICT
untuk program binaan PAUD ini.
229
kehidupan bangsa.
230
melakukan pelatihan, dan bahkan
untuk memberikan pelajaran di
kelas yang keterampilannya khusus
dimiliki oleh orang-orang tertentu,
PT. JICT juga siap membantu dalam
rangka pemenuhan kebutuhan
pendidikan anak-anak di PAUD.
231
yang diberikan oleh pemerintah.
232
SMA. Tapi ada juga guru PAUD
yang pendidikannya itu cuma SD
dan SD aja.
233
pemerintah itu kan susah, karena
syaratnya terlalu banyak dan untuk
menunggu pencairan itu lama sekali,
tapi dengan adanya bantuan dari
JICT semua PAUD Binaan CSR
JICT merasa lebih mudah dalam
menjalankan kegiatan belajar
mengajar sehari-harinya.
234
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR WAWANCARA V
____________________
Drs.H. Ike Faturrahman
235
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana awal Awal mulanya itu, perwakilan dari
mula proses PT. JICT yaitu Pak Aan dan Pak
kerjasama yang Mustaqim berkunjung ke sekolah
dilakukan oleh PT. kami. Maksud dan tujuannya adalah
JICT terhadap untuk mengajak kerjasama dengan
Yayasan Al- Yayasan kami dalam program CSR
Muhajirin? nya JICT.
Tentu kami sangat senang dan
membuka pintu seluas-luasnya
kepada pihak yang ingin membantu
Yayasan kami untuk turut serta
mengembangkan kecerdasan anak-
anak sekolah.
Untuk proses persetujuannya itu
memakan waktu yang cukup lama,
sekolah kami di survey selama 4
bulan, survey nya itu berdasarkan
proposal yang kami ajukan,
kelayakan ruangan kelas, fasilitas
prasarana pendidikan yang kita
punya, berapa jumlah murid dan
guru serta prestasi apa yang pernah
kami raih.
236
2. Bagaimana pola Selama kerjasama bahkan dari awal
komunikasi yang mula saat proses untuk persetujuan
selama ini kami selalu menerapkan koordinasi
diterapkan bersama dalam menentukan sebuah
dengan PT. JICT? keputusan, baik itu terkait dengan
Yayasan kami atau program CSR
PT. JICT.
Tidak ada sejauh ini intervensi yang
diberikan oleh PT. JICT terhadap
kami selaku penerima manfaat,
koordinasi dari kami dan JICT
sangat diutamakan mengingat
keduanya ingin mencapai
kesepakatan untuk membantu anak-
anak khususnya wilayah Jakarta
Utara mendapatkan pendidikan yang
baik, memutus rantai angka putus
sekolah dan menciptakan masa
depan generasi penerus yang
bermanfaat.
4. Apa saja bantuan Bantuannya itu ada pemberian
yang diberikan oleh komputer beserta dengan
PT. JICT selama kelengkapan internet, penambahan 3
proses kerjasama ruang kelas, renovasi gedung
berlangsung? sekolah, pemberian buku bacaan
dan buku tulis, pemberian papan
237
tulis di setiap ruangan kelas, meja
dan kursi yang baru di ruangan
kelas yang dibuat oleh PT. JICT,
pokoknya kelengkapan untuk
belajar mengajar hampir secara
keseluruhan dibantu oleh pihak
JICT.
5. Bagaimana strategi Strategi yang pertama itu kami dari
Yayasan Al- jajaran pengurus Yayasan harus
Muhajirin dalam menanamkan komitmen yang kuat
mencapai KPI yang kepada seluruh guru yang turut
ditetapkan oleh PT. berperan dalam pencapaian KPI itu.
JICT? Selain itu kami selalu membuat
rapat rutin 1 bulan 2 kali dalam
melihat proses dan menentukan
evaluasi agar kami terus bisa
memanfaatkan bantuan yang
diberikan oleh JICT secara
maksimal.
Karena PT. JICT juga menentukan
kami untuk wajib membuat laporan
mingguan, 1 bulan, 3 bulan dan
pertahun itu juga membantu kami
dalam melihat sejauh mana proses
yang kami lakukan dalam program
kerjasama ini.
238
6. Apa saja manfaat Manfaatnya itu tentu banyak sekali,
yang dirasakan dari bantuan PT. JICT yang sudah
selama bekerjasama saya jelaskan tadi seluruh anak-anak
dengan PT. JICT? menjadi seperti memiliki gairah atau
semangat baru untuk sekolah karena
ruangan kelas yang sudah
bertambah, banyak komputer yang
bisa mereka gunakan, dan fasilitas
yang masih bagus karena hampir
semua diberikan itu baru.
Dan manfaat yang paling kami
rasakan adalah banyaknya
peningkatan nilai dan skill dari para
siswa serta pada akhirnya sekolah
kami mampu meningkatkan nilai
akreditasi yang pada saat sebelum
menerima bantuan itu bernilai B dan
alhamdulillah sekarang sudah A.
Itu membuat kami selaku pengurus
Yayasan dan guru yang mengajar
menjadi lebih termotivasi.
239
DOKUMENTASI
(Dokumentasi Pribadi)
240
2. Rumah Belajar Koja
(Dokumentasi Pribadi)
241
3. PAUD Mawar 08
(Dokumentasi Pribadi)
242
4. Green Dock School
(Dokumentasi Pribadi)
243
5. Pelatihan Guru PAUD
(Studi Dokumentasi)
244