Anda di halaman 1dari 262

IMPLEMENTASI PROGRAM CSR (CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY) DI PT. JICT (JAKARTA


INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL) DALAM
UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT MELALUI PEMBERDAYAAN SEKTOR
PENDIDIKAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi


Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:
Rezha Dwi Pangestu
11140541000038

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
ABSTRAK

Rezha Dwi Pangestu, 11140541000038


Implementasi Program CSR (Corporate Social Responsiblity)
di PT. JICT (Jakarta International Container Terminal)
dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Melalui Pemberdayaan Sektor Pendidikan.

Kesejahteraan merupakan salah satu tujuan kemerdekaan


Negara dan tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945. Kesejahteraan akan tercapai saat masyarakat mampu
berfungsi secara sosial dan keluar dari kemiskinan.
Ketidakmampuan untuk mengatur masalah-masalah sosial
melahirkan kondisi yang disebut sebagai “social illfare” atau
penyakit sosial. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat
menyebabkan kondisi kesejahteraan masih sulit dimaksimalkan.
PT. JICT melalui program CSR nya memiliki fokus pada
pemberdayaan masyarakat di sektor pendidikan. Dalam hal ini, PT.
JICT turut serta mengambil peran dalam mensejahterakan
masyarakat dengan melakukan kegiatan pembelajaran, pengajaran
dan pelatihan melalui program Green Dock School, Rumah Belajar
dan Early Childhood Centers (Asistensi Paud)

Penelitian ini memiliki rumusan masalah yaitu bagaimana


penerapan dan interpretasi program pendidikan CSR PT. JICT
dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui
pemberdayaan sektor pendidikan. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik penulisan
deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hasil interpretasi terhadap program
pendidikan CSR PT. JICT dalam upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat.

Hasil penelitian menggambarkan bahwa terdapat hasil


interpretasi dari program pendidikan CSR PT. JICT terhadap
peningkatan kesejahteraan masyarakat, antara lain : (1)
keberlanjutan di bidang manusia, sosial, lingkungan dan ekonomi.
(2) meningkatnya pengetahuan, potensi masyarakat dalam bidang
pengajaran dan pembelajaran. (3) peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia wilayah Jakarta Utara dari 76,78% pada
tahun 2016 menjadi 79,87% pada tahun 2018.

Kata kunci : Implementasi CSR, Pendidikan, Kesejahteraan


Masyarakat.

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamiin, penulis panjatkan


segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsis ini
dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah menjadi
rahmatan lil ‘alamin bagi umatnya.

Tidak ada yang sempurna selain Allah SWT, karena


keterbatasan waktu, pengetahuan, pengalaman serta
kesempatan yang ada, penulis sepenuhnya menyadari bahwa
skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari isi materi
maupun sistematika penulisan.

Karena keterbatasan waktu, pengetahuan,


pengalaman serta kesempatan yang ada, penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari materi
maupun sistematika pembahasannya. Oleh karenanya, segala
kritik dan saran yang membangun guna perbaikan skripsi ini
lebih lanjut, akan penulis terima dengan senang hati sehingga
dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi.

Selesainya skripsi ini tak lepas dari keridhoan dan


berkah Allah SWT, serta doa, saran, arahan dan bantuan dari
berbagai pihak kepada penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dalam kesempatan ini
iii
penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-
dalamnya. Dengan segala kerendahan hait, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Bapak Jayus Martono dan Ibu


Barkah, tanpa dukungan serta doa dari mereka penulis
tidak akan bisa sampai di titik ini. Mereka yang tidak
pernah bosan untuk memberikan semangat dan selalu
menjadi garda terdepan untuk mendukung baik secara
moral maupun materi kepada penulis. Tidak ada satu pun
kata yang dapat menggambarkan rasa hormat dan terima
kasih kepada mereka serta tidak sanggup rasanya untuk
membalas segala kebaikan dan cinta yang mereka berikan
kepada penulis. Semoga Allah SWT selalu memberikan
kesehatan dan keberkahan umur sehingga penulis
memiliki kesempatan untuk berbakti dan membahagiakan
mereka.
2. Bapak Suparto, M. Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Ibu Dr. Siti Napsiyah,
BSW, MSW, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik.
Bapak Dr.s Sihabudin Noor, MA sebagai Wakil Dekan
Bidang Administrasi Umum, dan Bapak Dr.s Cecep
sastrawijaya, MA selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan.
3. Bapak Ahmad Zaky, M.Si sebagai Ketua Program Studi
Kesejahteraan Sosial. Ibu Hj. Nunung Khairiyah, MA,
selaku Sekretaris Program Studi Kesejahteraan Sosial.
iv
4. Bapak Suparto , M.Ed, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang meluangkan waktu dan tenaganya untuk
memberikan bimbingan, nasihat serta motivasi kepada
penulis selama proses pengerjaan skripsi ini.
5. Para Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial dan
Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membuka
wawasan dan memberikan ilmu serta bimbingan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan.
6. Bapak Aan Sopyan dan Bapak Mustaqim selaku pejabat
dalam Corporate Affair PT. Jakarta International
Container Terminal yang selalu bersedia meluangkan
waktu dan menyumbangkan fikirannya untuk membantu
penelitian yang penulis lakukan di PT. JICT.
7. Bapak Sani, Bapak Zainal dan seluruh jajaran pengurus
Yayasan Jala Samudera Mandiri yang selalu membantu
penulis melakukan penelitian agar mendapatkan data
yang valid, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
8. Shafa Nurillah Adira yang selalu menjadi penyemangat
dan menyemangati serta membantu peneliti untuk
menyelesaikan penelitian. Terima kasih telah menemani
berjuang.
9. Teman-teman Minions Army, Yusman Akew, Naufal
Opang, Tira, Ilham Brew, Fani Ucup, Farhan Krustis dan
Ridwan Jombi yang selalu pasang badan sejauh hubungan
pertemanan ini.

v
10. Teman-teman Kesejahteraan Sosial angkatan 2014, atas
dukungan serta kenangan yang akan selalu tersimpan di
memori fikiran penulis.
11. HMI Komfakda dan seluruh Komisariat HMI Cab.
Ciputat atas seluruh pembelajaran, pelatihan serta ukiran
kenangan yang diberikan.
12. DonyDonJon, Mirantirun dan Amalanpanmal yang selalu
menjadi teman untuk tertawa bersama, belanja bersama
dan makan bersama selama ini.

Penulis berdoa semoga amal baik dari orang-orang di


atas mendapat balasan dari Allah SWT. Dan semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 1 Juli 2020

Rezha Dwi Pangestu

vi
DAFTAR ISI

COVER
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR DIAGRAM xi
DAFTAR BAGAN xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah 13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 14
D. Tinjauan Pustaka 15
E. Metode Penelitian 22
F. Sistematika Penulisan 29

vii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 31
1. Implementasi Program 31
a. Pengertian Implementasi 31
b. Pengertian Program 36
2. Corporate Social Responsibility (CSR) 37
a. Sejarah Perkembangan Corporate
Social Responsibility (CSR) 37
b. Pengertian dan Konsep Corporate
Social Responsibility (CSR) 41
c. Prinsip, Tujuan dan Manfaat CSR 46
d. Model Corporate Social Responsibility 50
3. Konsep Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan 52
4. Kesejahteraan Masyarakat 57
5. Kerangka Berpikir 60

BAB III PROFIL LEMBAGA


A. Profil PT. Jakarta international Container Terminal 61
1. Sejarah PT. Jakarta International Container
Terminal 61
2. Visi, Misi dan Logo PT. JICT 64
3. Struktur Organisasi PT. JICT 66
B. Profil Corporate Social Responsibility PT. Jakarta
International Container Terminal 71
1. Latar Belakang CSR PT. JICT 71
2. Visi, Misi dan Karakter Program CSR PT. Jakarta
International Container Terminal 76
viii
3. Prioritas Program CSR PT. Jakarta International
Container Terminal 78
4. Program-program Bidang Pendidikan CSR PT.
Jakarta International Container Terminal 81
C. Profil Yayasan Jala Samudera Mandiri (JSM) 97
1. Identitas Lembaga Yayasan JSM 97
2. Visi dan Misi Yayasan JSM 99
3. Struktur Organisasi Yayasan JSM 102
4. Program Unggulan 105

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Pondasi Program CSR 108


1. Latar Belakang Penyusunan Program 108
2. Objektifitas Program 109
3. Karakteristik Program 109
4. Benefit Program 112
B. Implementasi Program CSR Bidang Pendidikan 113
1. Mekanisme Pembentukan Program CSR PT. JICT
Bidang Pendidikan 115
2. Program CSR PT. JICT Bidang Pendidikan 116
2.1 Program Rumah Belajar JICT 116
2.2 Program Asistensi PAUD 129
2.3 Program Green Dock School 143

ix
BAB V PEMBAHASAN 152
1. Hasil Implementasi Program CSR PT. JICT di Bidang
Pendidikan 152
2. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat 158

BAB IV PENUTUP 166


A. Kesimpulan 166
B. Implikasi 169
C. Saran 170

DAFTAR PUSTAKA 172


LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Pemilihan Informan 29
Tabel 3.2 Daftar Penerima Manfaat Program CSR PT. JICT
Asistensi PAUD 96
Tabel 4.1 Bantuan Program Green Dock School 152

DAFTAR DIAGRAM
Diagram 3.1 IPM Kota-Kabupaten Provinsi DKI Jakarta 85

xi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir 67
Bagan 3.1 Struktur Organisasi PT. JICT 73
Bagan 3.2 RumBel dan Konsep CSR Memberdayakan 94
Bagan 3.3 Struktur Organisasi Yayasan JSM 108

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Keterkaitan Integratif Triple Bottom Line 12
Gambar 3.1 Logo PT. JICT 72
Gambar 3.2 Peresmian Green Dock School Al-Muhajirin 88
Gambar 3.3 Laboratorium Komputer Al -Muhajirin 89
Gambar 3.4 Spanduk PKBM JICT RumBel Koja 90
Gambar 3.5 Ruang Belajar Mengajar RumBel Koja 91
Gambar 3.6 Proses Belajar Mengajar PAUD Mawar 08 96
Gambar 4.1 Peresmian Program Green Dock School 113
Gambar 4.2 Pelatihan Tutor dan Pendamping RumBel 126
Gambar 4.3 Proses Belajar Mengajar RumBel JICT 129
Gambar 4.4 Ruang Belajar Rumah Belajar 132
Gambar 4.5 Pelatihan Guru PAUD Binaan JICT 141
Gambar 4.6 Praktik Mewarnai di PAUD Anggrek 08 143
Gambar 4.7 Ruangan Komputer Al-Muhajirin 151
Gambar 4.8 Simbolis Pemberian Tanaman Hijau 154

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Tugas Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Skripsi
Lampiran 3 Pedoman Wawancara
Lampiran 4 Transkip Wawancara
Lampiran 5 Dokumentasi

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesejahteraan merupakan salah satu tujuan


kemerdekaan Negara dan tercantum dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Kesejahteraan akan tercapai
saat masyarakat mampu berfungsi secara sosial dan keluar
dari kemiskinan. (Saparita, dkk, 2015: 1)

Menurut Sumarto (2010: 21) ada beberapa hal yang


menyebabkan kondisi kesejahteraan masih sulit
dimaksimalkan. Pertama, kondisi anggota masyarakat yang
belum ikut serta dalam proses yang berkualitas, faktor
produksi yang memadai, kedua rendahnya tingkat
pendidikan masyarakat dan ketiga pembangunan yang
direncanakan pemerintah tidak sesuai dengan kemampuan
masyarakat untuk berpartisipasi, sehingga tidak dijangkau
oleh masyarakat.

Midgley (2005: 34) berpendapat bahwa usaha untuk


mengintegrasikan kebijakan-kebijakan serta program-
program ekonomi dan sosial untuk mengangkat
kesejahteraan rakyat merupakan proses pembangunan yang
dinamis. Karena pembangunan sosial secara eksplisit
berusaha untuk mengintegrasikan proses-proses ekonomi
dan sosial serta mengharmonisasikan intervensi sosial
dengan usaha pembangunan ekonomi agar tercipta suatu
kondisi yang dinamakan kesejahteraan sosial.

Untuk memenuhi kecukupan kebutuhan hidup


manusia yang sejahtera di era kehidupan saat ini, maka
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu faktor
yang sangat penting untuk ditingkatkan. Kecukupan
kebutuhan itulah yang sementara ini menjadi ukuran
tentang well-being atau kondisi sejahtera suatu masyarakat.
Substansi kesejahteraan itulah yang membuat kondisi
kebutuhan dasar berupa sandang, pangan, papan dan
pendidikan mampu terpenuhi. (Miradj, 2014: 102)

Menurut Nugroho (2014: 111) pendidikan adalah


agenda manusia yang berlangsung selamanya, karena ia
mendorong setiap laki-laki dan perempuan untuk menjadi
individu yang berpengetahuan dan anggota masyarakat di
masa depan. Kebutuhan akan kompetensi dan SDM yang
kompetitif meningkatkan pentingnya pendidikan, karena
pendidikan berarti kesejahteraan karena ia mempersiapkan
orang-orang agar siap menghadapi kehidupan di masa
datang.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat


Statistik (BPS) tentang data statistik pendidikan di
Indonesia pada tahun 2018, capaian pembangunan
2
Indonesia dari dimensi pendidikan dalam ukuran kacamata
global masih menunjukkan ketertinggalan. Menurut BPS,
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang meliputi sektor
pendidikan, kesehatan dan pendapatan merupakan indikator
utama dalam upaya pembangunan. (BPS 2017).

Dalam kurun waktu 2014 sampai 2017, data yang


ditemukan dalam (BPS 2017) menurut penelitian yang
dilakukan oleh BPS, IPM mengalami peningkatan dari
68.90% hingga 70.81% atau sebesar 1.91%. Namun angka
tersebut masih menempatkan Indonesia pada urutan ke 116
dari 189 Negara dan masuk kedalam kategori yang rendah.

Dari data yang dirilis oleh BPS.go.id penempatan


Indonesia masuk ke dalam kategori rendah dalam skor
Programme for International School Assestment (PISA)
disebabkan oleh 3 faktor, yaitu :

a. Kemampuan membaca dan melek huruf belum


mampu mewakili ukuran kemampuan membaca
masyarakat Indonesia.
b. Rendahnya capaian penduduk Indonesia yang hanya
mampu sekolah sampai dengan Sekolah Menengah
Pertama (SMP).
c. Adanya gap atau kesenjangan pendidikan terhadap
masyarakat miskin baik di kota hingga pedesaan.

3
Mempersiapkan SDM merupakan kunci utama
dalam membebaskan masyarakat dari kemiskinan,
kebodohan dan keterbelakangan, maka pendidikan adalah
kunci untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Pada dasarnya, Islam sebagai agama yang sempurna


telah memberikan pijakan yang jelas tentang tujuan dan
hakikat pendidikan, yakni memberdayakan potensi fitrah
manusia yang condong kepada nilai-nilai kebenaran dan
kebajikan agar ia dapat memfungsikan dirinya sebagai
hamba. (Noor, 2015: 416).

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang


memerintahkan umat muslim akan kewajibannya untuk
mencari ilmu yaitu :

Artinya : “Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim”


(H.R. Ibnu Majah, Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if
Sunan Ibnu Majah No. 224, 1997)

4
Imam Syafi’I juga menyampaikan pendapatnya
tentang pentingnya menuntut ilmu agar mendapatkan
kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat :

Artinya : “Barangsiapa menginginkan dunia, maka harus


dengan ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, maka
harus dengan ilmu. Dan barangsiapa menginginkan
keduanya, maka harus dengan ilmu”. (Al Imam An-
nawawi, Juz III, 2013: 84)

Oleh karena itu, pendidikan berarti suatu proses


membina seluruh potensi manusia sebagai makhluk yang
beriman dan bertakwa, berfikir dan berkarya untuk
kemaslahatan diri dan lingkungannya.

Negara harus bertanggung jawab akan kesejahteraan


warga negaranya, karena negara harus menyediakan
berbagai macam layanan untuk mengangkat kesejahteraan
sosial. Melalui pendekatan administriasi sosial, negara
mampu mengangkat kesejahteraan rakyat dengan
membentuk program sosial pemerintah yang dapat
meningkatkan kesejahteraan warga melalui berbagai
macam pelayanan sosial. (Midgley, 2005: 31)

5
Kebijakan atau pelayanan kesejahteraan sosial
tersebut dapat di aktualisasikan dengan menggabungkan
ketiga elemen yaitu negara, perusahaan dan masyarakat
dalam mewujudkan pembangunan sosial dan kesejahteraan
masyarakat demi kemajuan bangsa. Salah satu bentuk
produk sistem pelayanan kesejahteraan sosial atau
kebijakan tersebut adalah UU No. 40 BAB V Pasal 74 Ayat
1 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, yaitu perseroan
yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. (OJK 2016)

Selain itu berdasarkan UU No. 40 BAB V Pasal 74


Ayat 1 Tahun 2007 juncto UU No. 40 BAB V Pasal 74
Ayat 3 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
menerangkan bahwa Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan
serta dalam pembangunan sosial guna meningkatkan
kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi
korporat itu sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya. (OJK 2016)

Dengan adanya kebijakan tersebut, perusahaan tentu


diharapkan tidak hanya mengejar sebuah profit atau
keuntungan bagi pemilik modalnya saja, namun perusahaan
dituntut agar turut serta memberikan peran yang signifikan
bagi lingkungan sekitarnya dengan harapan agar tujuan

6
pembangunan sosial menuju masyarakat sejahtera dapat
tercapai.

Tanggung jawab sosial yang berada dalam


manajemen sebuah perusahaan disebut dengan CSR
(Corporate Social Responsibility). Definisi CSR menurut
WBCSD (World Business Council for Sustainable
Development) tahun 1995, merupakan suatu bentuk
pembangunan sosial demi masa depan tanpa merusak
sumber daya alam dengan mencoba menyatukan 3 elemen
pembangunan yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial serta
dimaksudkan agar kalangan bisnis dapat berkontribusi
dalam pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable
Development). (Rudito dan Famiola, 2013: 12)

Menurut Kim (2000: 144) praktek CSR perusahaan


dapat diidentifikasikan dalam berbagai tujuan, yakni
pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum, moral dan
filantropi. Salah satu tujuan CSR yang sangat urgen
khususnya di Negara berkembang adalah peningkatan
kualitas pendidikan masyarakat melalui perbaikan sarana
dan prasarana pendidikan serta kualitas kesehatan
masyarakat. (Mapisangka, 2009: 44)

7
Utama (2000: 34) menyebutkan bahwa pelaksanaan
pengembangan masyarakat (Community Development)
dapat dimaknai sebagai bentuk perwujudan dari CSR
terhadap masyarakat sekitar. Diharapkan pelaksanaan
pengembangan masyarakat ini menjadi sarana
pembangunan sosial yang sesuai dengan konsep
Pembangunan Berkelanjutan dan pengaturan hukum yang
bersifat responsif.

Menurut Susanto (2007: 26) perusahaan dapat


melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dengan
memfokuskan perhatian kepada tiga hal yakni profit,
masyarakat dan lingkungan. Dalam kaitannya dengan
fungsi CSR korporat, ketiga hal tersebut merupakan satu
kesatuan aktivitas perusahaan yang dapat dilakukan secara
simultan sesuai dengan kondisi sosio-kemasyarakatan yang
berkembang.

Pembangunan berkelanjutan mencakup tiga hal,


yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan
perlindungan sosial, seperti yang digambarkan oleh John
Elkington dalam bagan triple bottom line sebagai
pertemuan dari tiga pilar pembangunan yaitu “orang, planet
dan keuntungan” yang merupakan tujuan pembangunan.
(Elkington, 1998: 31).

8
Gambar 1.1 Keterkaitan integratif Triple Bottom Line
Sumber: Elkington, 1998: 31

Berdasarkan bagan triple bottom line di atas, dapat


dijelaskan bahwa yang pertama adalah pengembangan
berkelanjutan harus didukung oleh komitmen yang
seimbang antara ekonomi, sosial dan lingkungan. Kedua,
bentuk tanggung jawab perusahaan dalam bagan diatas pada
pemegang saham, yakni profit. Ketiga, tanggung jawab
perusahaan untuk dapat menjaga kemampuan lingkungan
dalam mendukung keberlanjutan kehidupan bagi generasi
berikutnya merupakan hal yang harus diprioritaskan dalam
menjalankan pembangunan berkelanjutan. Dan keempat,
kehadiran perusahaan harus mampu memberikan manfaat
pada stakeholder dan masyarakat secara luas.

9
Manajemen CSR dalam sebuah perusahaan
merupakan salah satu bentuk intervensi pemerintah atau
kebijakan pemerintah yang dibuat agar perusahaan mampu
turut andil menciptakan pembangunan sosial untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat baik di sekitar
perusahaan hingga masyarakat dalam cakupan skala
nasional.

Dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya


perusahaan diharapkan dapat memberikan kontribusinya
yang arif dan bijaksana dalam peningkatan kesejahteraan
hidup masyarakat di sekitar perusahaan. (Mapisangka,
2009: 44).

PT. JICT (Jakarta international Container Terminal)


yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
bongkar muat petikemas baik ekspor maupun impor di
Pelabuhan Tanjung Priok. PT. JICT merupakan terminal
terbesar dan tersibuk di Indonesia dengan memiliki dermaga
sepanjang 552m2 dan lapangan penumpukan seluas 3,5 Ha.
PT. JICT telah terakreditasi standar ISO 9002 dan bertujuan
untuk menyediakan layanan terbaik melalui dedikasi tenaga
kerja professional.

Sadar akan tanggung jawab sosial dalam rangka


menjalankan kerangka konseptual dan kebijakan yang
berlaku tentang tanggung jawab sosial perusahaan guna
berpartisipasi dalam mewujudkan pembangunan sosial
10
menuju kesejahteraan masyarakat, maka PT. JICT
berkomitmen untuk memperhatikan pembangunan
berkelanjutan dengan menerapkan program CSR dalam
implementasi manajemen usahanya untuk membantu
menciptakan sumber daya manusia yang lebih baik dan
berkompeten. Fokus PT. JICT disalurkan melalui beberapa
program yang bergerak di bidang pendidikan, kesehatan,
lingkungan dan budaya. Namun, program pembangunan
berkelanjutan yang merupakan indikator pembangunan
sosial difokuskan pada satu program saja yaitu program
pendidikan.

Indonesia merupakan Negara berkembang, urgensi


penerapan CSR di Negara berkembang adalah peningkatan
kualitas pendidikan masyarakat (Mapisangka, 2009: 40).
Menurut penulis hal ini sejalan dengan cita-cita luhur para
pendiri bangsa yang tercantum dalam UUD 1945 Alinea ke-
4 yaitu penerapan CSR di Indonesia pada dasarnya
diarahkan pada penguatan kualitas SDM melalui perbaikan
sarana dan prasarana pendidikan. Hal ini sejalan dengan
program CSR yang dimiliki oleh PT. JICT terkait
pemberdayaan dalam sektor pendidikan.

Atas keseriusannya terhadap komitmen moral dan


kemanusiaan melalui bidang pendidikan, PT. JICT
mendapatkan penghargaan dari Kementrian Perencanaan
Pembangunan Nasional Republik Indonesia untuk program

11
CSR terbaik dalam kategori ‘SDGS 4’ pada ajang Indonesia
Sustainable Development Goals Award (ISDA) selama 2
tahun berturut turut pada tahun 2017 dan 2018 dari
Corporate Forum for Community Development (CFCD)
pada kategori SDGS 4 atau program pendidikan berkualitas.
Pencapaian program rumah belajar mendapatkan
penghargaan Gold di 2017 dan 2018, sedangkan program
Green Dock School mendapatkan penghargaan Silver.
(Ekonomi Bisnis 2017)

Miradj dan Sumarno (2014: 102) menyatakan


tentang inti dari tujuan pembangunan adalah mewujudkan
suatu masyarakat yang makmur dan sejahtera baik secara
individual maupun secara sosial. Hal ini dimaksudkan agar
makin tumbuh kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pendidikan agar dapat mendorong masyarakat untuk terus
berpartisipasi aktif di dalam merespon pembangunan yang
berkelanjutan.

Suatu ketertarikan bagi penulis untuk mengkaji lebih


dalam mengenai pelaksanaan yang telah dilakukan hingga
hasil yang dicapai dari CSR PT. Jakarta International
Containter Terminal dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan sektor
pendidikan.

12
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pada uraian di atas dan luasnya


pembahasan yang berkaitan dengan permasalahan yang
akan diteliti oleh penulis, perlu adanya pembatasan masalah
yang berkaitan dengan seluruh penelitian karya ilmiah ini.
Penulis menyadari adanya keterbatasan kemampuan, waktu
serta finansial yang dimiliki, maka penulis akan melakukan
penelitian yang berfokus pada implementasi program
tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR PT. JICT
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui pemberdayaan sektor pendidikan.

2. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah tersebut terdapat sejumlah


masalah yang akan dikaji dan diteliti dalam penulisan
skripsi ini. Maka dari itu, penulis akan merumuskan
beberapa permasalahan, diantaranya yaitu :

a. Bagaimana manajemen pengorganisasian CSR PT.


JICT dalam program pendidikan?
b. Bagaimana penerapan dan interpretasi program
pendidikan CSR PT. JICT dalam upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan
sektor pendidikan?

13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, bahwa


penelitian ini bertujuan untuk :

a. Menjabarkan struktur organisasi dan pembuatan


presedur kerja dalam program CSR PT. Jakarta
International Container Terminal bidang pendidikan.
b. Menjabarkan hasil interpretasi terhadap program CSR
PT. JICT bidang pendidikan dalam upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat.

2. Manfaat Penelitian
a. Segi Akademis
1. Penelitian ini dapat menambah wawasan
penulis, berkaitan terhadap konsep dan
metodologinya.
2. Penelitian ini dapat menjadi rumusan atau
masukan bagi pengembangan penelitian serupa
dimasa yang akan datang.
3. Penelitian ini dapat menjadi pengembangan
keilmuan dalam mengkaji upaya peningkatan
kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh CSR
(Corporate Social Responsibility).

14
4. Hasil penelitian ini diharapkan kiranya dapat
menjadi dokumen perguruan tinggi yang
berguna untuk menjadi rujukan bagi masyarakat
yang konsentrasi terhadap studi sosial dalam
dimensi CSR (Corporate Social Responsibility).

b. Segi Praktis
1. Bahan masukan bagi instansi atau perusahaan
yang menjalankan Corporate Social
Responsibility (CSR).
2. Menjadi bahan pertimbangan kepada berbagai
pihak terkait dengan isu CSR, baik pemerintah
maupun swasta tentang Corporate Social
Responsibility yang dijalankan di PT. Jakarta
International Container Center

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, penulis melakukan tinjauan


pustaka sebagaimana tinjauan pustaka merupakan sebuah
langkah awal dari penyusunan skripsi yang diteliti guna
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan kajian yang
diangkat dengan kajian lainnya sehingga tidak terjadi
duplikasi.

15
Setelah melakukan tinjauan pustaka, peneliti
menemukan skripsi yang berhubungan mengenai Corporate
Social Responsibility dan Pemberdayaan Masyarakat,
namun dalam melakukan penelitian ilmiah saat ini penulis
menemukan sudut pandang yang berbeda, referensi dari
Noviyani Muslikhah mengenai skripsi nya yang berjudul
“Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
Melalui Program Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan
Masyarakat PT. Indocement Tunggal Prakarsa TBK di
Kabupaten Bogor” jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Tahun 2014 UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta (Muslikhah, 2014).

Skripsi tersebut menjelaskan tentang salah satu


program CSR milik PT. Indocement Tunggal Prakarsa TBK
yaitu program pelatihan dan pemberdayaan masyarakat.
Berbeda dengan penelitian yang saya lakukan, penelitian ini
akan terfokus pada upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat melalui sektor pendidikan yang dijalankan oleh
CSR PT. Jakarta International Container Terminal. Hasil
yang diperoleh dari penelitian ini adalah PT. Indocement
Tunggal Prakarsa TBK telah melaksanakan program CSR
dengan 12 desa binaan dan membantu masyarakat dapat
hidup secara mandiri, meningkatkan kualitas hidup dan
mampu menyerap tenaga kerja baru untuk bekerja di PT.
Indocement Tunggal Prakarsa TBK.

16
Perbedaan fokus penelitian juga ditemukan penulis
tentang fokus dari hasil penelitian yang dilakukan,
diantaranya yaitu Noviyani Muslikhah mendalami
penelitian tentang keberhasilan PT. Indocement Tunggal
Prakarsa TBK dalam proses pemberdayaan masyarakat di
bidang pelatihan dan ekonomi, namun penelitian yang akan
saya lakukan memiliki titik fokus pada upaya CSR PT.
Jakarta International Container dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui sektor pendidikan.

Selain itu penulis juga melihat penelitian ilmiah /


skripsi yang dilakukan oleh M. Al-Aufar jurusan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2011 yang berjudul “Analisis Corporate
Social Responsibiliy (CSR) PT. Mitshubishi Chemical
Indonesia” (Aufar, 2011). Kesimpulan atau hasil dari
penelitian yang dilakukan oleh M. Al-Aufar menjelaskan
tentang dampak implikasi CSR PT. MCCI pada kondisi
sosiologis masyarakat di Kelurahan Gerem.

Skripsi yang akan saya lakukan berbeda dengan M.


Al-Aufar, ditinjau dari segi lokasi penelitian, penulis
memiliki perbedaan lokasi penelitian yaitu di PT. Jakarta
International Container Terminal.

Selain itu penulis juga memiliki titik fokus yang


berbeda dari penelitian diatas yaitu mengenai implementasi
hingga hasil dari program pendidikan CSR PT. Jakarta
17
International Container Terminal dengan kondisi
kesejahteraan masyarakat di wilayah Koja, Jakarta Utara.

Skripsi yang dilakukan oleh M. Al-Aufar mengacu


kepada tipe kegiatan CSR yang dirumuskan oleh Philip
Kotler dan Nancy Lee dalam menjalankan program CSR
diantaranya yaitu dengan promosi kegiatan sosial,
pemasaran terkait kegiatan sosial, pemasaran
kemasyarakatan korporat, kegiatan filantropi perusahaan,
pekerja sosial kemasyarakatan secara sukarela dan praktik
bisnis yang memiliki tanggung jawab sosial.

Selanjutnya penulis melakukan tinjauan pustaka


pada penelitian yang dilakukan oleh Akmal Lageranna
mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin
Makassar Bagian Hukum Keperdataan tahun 2013 yang
berjudul “Pelakasanaan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (Corporate Social Responsibility / CSR)
Pada Perusahaan Industri Rokok Studi Pada PT.
Djarum Kudus, Jawa Tengah” (Lageranna, 2013).
Penelitian tersebut dilakukan bertujuan untuk mengetahui
pelaksanaan program CSR PT. Djarum terhadap ketentuan
atau kebijakan yang berlaku. Penelitian ini menggunakan
dua teknik pengumpulan data yaitu dengan melakukan
wawancara dan studi pustaka.

18
Hasil dari penelitian tersebut adalah masih terdapat
kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaannya yaitu
tidak terdapat program dan kegiatan pengembangan
masyarakat di sektiar daerah perusahaan beroperasi dan
tidak ada program serta kegiatan yang bertujuan untuk
mengurangi dampak negatif dari penggunaan produk yang
dihasilkan oleh perusahaan.

Selain itu penelitian tersebut juga menyimpulkan


terwujudnya kualitas hidup masyarakat yang mencakup
bidang sosial, olahraga, lingkungan, pendidikan dan budaya
belum memberi pengaruh pada pengembangan masyarakat
dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar
perusahaan.

Tinjauan pustaka yang dilakukan selanjutnya adalah


pada penelitian ilmiah atau jurnal yang dilakukan oleh Andi
Mapisangka pada Jurnal Ekonomi dan Studi
Pembangunan dari Universitas Negeri Malang yang
dilakukan di PT. Batamindo Investment Cakrawala
tentang Implementasi CSR terhadap Kesejahteraan
Hidup Masyarakat (Mapisangka, 2009).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian


kuantitatif, penelitian tersebut memiliki 3 variabel
diantaranya yaitu pengaruh corporate social responsibility
goal terhadap kesejahteraan hidup, pengaruh corporate
social issue terhadap kesejahteraan hidup, dan pengaruh
19
corporate relation program terhadap kesejahteraan hidup.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan variable
corporate relation program memiliki pengaruh yang paling
besar dalam peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat di
lingkungan kawasan industry Batamindo, Batam.

Selanjutnya penulis melakukan tinjauan pustaka


pada Jurnal Pendidikan Geografi Volume 3, No 6,
Nopember 2016 yang dilakukan oleh Rifenti Herlinda
Wandina, Deasy Arisanty, Ellyn Normelani yang berjudul
“Implementasi Program CSR (Corporate Social
Responsibility) PT. Adaro Indonesia Bidang Pendidikan
di Kecamatan Tanta Kabupaten Tabalong” (Wandina
dan Normelani, 2016).

Penelitian tersebut menyebutkan bahwa hasil


penelitian dari program bantuan sarana dan prasarana atau
infrastruktur sekolah, program pelatihan siswa SMA Negeri
1 Tanta dalam pemanfaatan lahan yang ada disekolah dan
selanjutnya program bantuan beasiswa kepada siswa SD
Negeri Warukin serta beberapa guru mendapatkan beasiswa
untuk melanjutkan studinya hingga lulus masih terdapat
kekurangan dalam implementasinya.

20
Seperti contoh dalam penerapan program CSR
bidang pendidikan dalam bantuan infrastruktur, perihal
laporan berita acara untuk arsip pihak sekolah ada yang
tidak memiliki dan membuat pihak sekolah kesusahan
menginput data atau barang yang termasuk hibah.

Perbedaan penelitian jelas tampak dalam jurnal


yang ditulis oleh Rifenti Herlinda Wandina, Deasy
Arisanty, Ellyn Normelani dengan penelitian yang akan
saya lakukan. Dalam jurnal diatas, CSR PT. ADARO
melakukan pengembangan potensi sumber daya alam SMA
Negeri 1 Tantan dengan melakukan pelatihan dalam
lingkungan atau lahan sekolah.

Sedangkan penelitian yang akan saya lakukan,


dalam aplikasi CSR PT. JICT, mereka memiliki fokus
pemberdayaan dalam sektor pendidikan melalui sistem
pendidikan dengan Paket B dan C, pelatihan komputer,
pelatihan service hardware computer, photoshop, dan
desain grafis. (Wandina dan Normelani, 2016: 10)

21
E. Metode Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di PT. Jakarta


International Container Terminal (JICT), yang beralamat di
Jl. Raya Sulawesi No. 34 RT 07 RW 02 Kel. Koja, Kec.
Koja, Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Pemilihan lokasi tersebut didasari oleh pertimbangan
bahwa PT. JICT merupakan salah satu perusahaan peti
kemas terbesar yang berada di wilayah Koja, Jakarta Utara.
Wilayah operasi PT. JICT berada di sekitar pemukiman
penduduk yang diantaranya masih belum memiliki
pekerjaan. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan
September hingga Maret 2020.

Selain itu, peneliti melihat berdasarkan sumber dari


BPS pada tahun 2016, Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) wilayah Jakarta Utara menempati peringkat terendah
kedua dengan angka 78.78% dalam tingkatan provinsi DKI
Jakarta, atau hanya unggul dari Kepulauan Seribu. Indikator
dari penilaian IPM tersebut diantaranya adalah tingkat
harapan hidup (kesehatan), angka melek huruf, lama
sekolah dan pengeluaran perkapita. (BPS 2016)

22
2. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian yang bertujuan untuk


menggambarkan penerapan pelaksanaan, menjabarkan
tahapan pelaksanaan hingga mengetahui dampak atau hasil
dari program CSR PT. Jakarta International Container
Center dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat,
penulis menggunakan pendekatan kualitatif, karena
pendekatan kualitatif menurut Sutopo dan Arief (2010: 120)
mampu mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,
pemikiran orang secara individual maupun kelompok.

Pendekatan kualitatif juga merupakan kegiatan


terencana yang digunakan untuk menangkap praktek
penafsiran responden atau informan terhadap dunianya
yang majemuk, berbeda dan dinamis. Selain itu pendekatan
kualitatif juga bersifat menggambarkan objek penelitian,
mengungkap makna dibalik fenomena dan menjelaskan
fenomena yang terjadi (to describe, explore and explain).
(Suwendra, 2018: 5).

Menurut Bungin (2003, cet-kedua: 39). Selain itu,


pendekatan kualitatif bersifat luwes, tidak terlalu rinci,
tidak lazim dalam mendefinisikan suatu konsep serta
memberikan kemungkinan bagi perubahan-perubahan
manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik
dan unik bermakna di lapangan.
23
3. Jenis dan Sumber Data

Menurut Nugrahani, (2014: 48) Penelitian kualitatif


dengan strategi penelitian lapangan merupakan studi atau
penelitian terhadap realisasi kehidupan sosial masyarakat
secara langsung karena bersifat terbuka, tidak tersturktur
dan fleksibel. Hal ini dikarenakan peneliti memiliki peluang
untuk menentukan fokus kajian. Guna memperoleh data
yang diperlukan dalam melakukan penelitian, maka peneliti
menggunakan penelitian lapangan (field research). Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam,
yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer, adalah data yang berasal dari sumber


asli atau pertama. Data ini didapatkan melalui
narasumber atau responden, yaitu orang yang
dijadikan objek penelitian oleh peneliti atau orang
yang dijadikan sebagai sarana mendapatkan informasi
atau data. (Narimawati, 2008: 98)

24
Tabel 1.1 Pemilihan Informan

No. NAMA Pertanyaan Jumlah

1. Senior Staff Corporate Latar belakang dan 1 Orang


Affair CSR PT. JICT Implementasi CSR
Program Pendidikan di
PT. Jakarta International
Container Terminal

2. Ketua Jala Samudera Latar Belakang, Strategi 1 Orang


Mandiri dan Implementasi Program
Rumah Belajar

3. Ketua PAUD Binaan PT. Latar belakang, Strategi 1 Orang


JICT dan Implementasi Program
Asistensi PAUD

4. Ketua Yayasan Al- Latar belakang kerjasama, 1 Orang


Muhajirin Strategi dan Implementasi
Program Green Dock
School

5. Penerima Manfaat Latar belakang bergabung, 1 Orang


Program Rumah Belajar Proses Implementasi
Manfaat Program Rumah
Belajar

25
b. Data sekunder, adalah sumber data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip
(data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang
tidak dipublikasikan. (Indriantoro dan Supomo, 2014:
147). Sedangkan menurut (Rustanto, 2015: 17) data
sekunder adalah data yang peneliti peroleh baik
berupa dokumen grafis (tabel, catatan), foto-foto,
film, rekaman video, benda-benda dan lain-lain yang
dapat memperkuat data primer yang diperoleh
peneliti.

Demi menunjang proses penelitian, peneliti


memperoleh data sekunder dari laporan tahunan PT. Jakarta
International Container Terminal, media massa, internet,
jurnal, dan lain-lain.

4. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013) teknik pengambilan atau


pengumpulan data merupakan prioritas utama dalam
instrument penelitian yang memiliki nilai strategis, hal ini
diungkapkan lantaran tujuan penelitian ialah mendapatkan
data-data. Oleh karena itu, penulis mencari data dengan
metode wawancara, observasi dan dokumentasi.

26
a. Pengumpulan Data dengan Wawancara

Moleong (2001:112) menjelaskan pencatatan


sumber data melalui wawancara merupakan kegiatan yang
dilakukan dengan melihat, mendengar dan bertanya. Pada
penelitian kualitatif kegiatan-kegiatan ini dilakukan secara
sadar, terarah dan senantiasa bertujuan memperoleh suatu
informasi yang diperlukan. Sedangkan menurut Sugiyono
(2010: 194) teknik wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti akan melaksanakan studi
pendahuluan untuk menemuka permasalahan yang harus
diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
narasumber atau responden yang lebih mendalam.

b. Pengumpulan Data dengan Observasi

Observasi merupakan salah satu kegiatan ilmiah


empiris yang mendasarkan fakta-fakta lapangan maupun
teks, melalui pengalaman panca indra atau pengamatan
langsung tanpa menggunakan manipulasi. Denzim dan
Lincoln (2009: 524) mengutip pendapat Gardner (1988),
menyebutkan bahwa observasi pada penelitian kualitatif
digunakan untuk memahami latar belakang dengan fungsi
yang berbeda antara obyektif, interpretative, interaktif dan
interpretative grounded.

27
Observasi pada penelitian kualitatif bebas meneliti
konsep-konsep dan kategori pada setiap peristiwa,
selanjutnya memberi makna pada subjek penelitian atau
amatan. (Hasanah, 2016: 23)

c. Pengumpulan Data dengan Dokumentasi

Dokumentasi merupakan informasi yang berasal


dari catatan penting baik dari lembaga, organisasi maupun
perorangan. Dokumentasi penelitian merupakan
pengambilan gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil
penelitian (Hamidi 2004: 72). Sedangkan menurut
Sugiyono (2003: 240), dokumentasi bisa berbentuk tulisan,
gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.

5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian yang akan dilakukan guna


menjabarkan, menggambarkan dan menyimpulkan data
yang diperoleh selama proses penelitian secara sistematis
agar informasi yang didapatkan menjadi terstruktur
diperlukan sebuah metode analisis data. Analisis data juga
dilakukan agar mampu membuat hasil penelitian menjadi
mudah dipahami baik ditinjau dari segi akademis maupun
segi praktis.

28
F. Sistematika Penulisan

Merujuk pada SK Rektor UIN Syarif Hidayatullah


Jakarta No. 507 Tahun 2017 Tentang Sistematika Penulisan
Karya Ilmiah, sistematika penulisan penelitian ilmiah ini
terdiri dari enam bab, yang terdiri dari sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

Untuk mengetahui landasan utama dalam


melakukan penelitian mengenai Implementasi CSR PT.
JICT Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat, di dalam bab ini terdapat latar belakang
masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, tinjauan
kajian terdahulu serta sistematika penulisan.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab II menjelaskan landasan teori yang terkait


dengan penelitian serta pengertian tentang pengertian
tanggung jawab sosial perusahaan atau Coorporate Social
Responsibility (CSR) dan upaya korporat dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

29
3. BAB III GAMBARAN UMUM PT Jakarta
International Container Center

Dalam bab ini, dijelaskan tentang latar belakang


atau jejak historis berdirinya CSR PT JICT, Visi dan Misi
CSR, struktur organisasi, divisi yang bergerak dalam CSR
PT. JICT serta tugas pokok dan fungsinya.

4. BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

BAB IV berisikan tentang penjabaran secara


eksplisit mengenai data yang disajikan dan temuan hasil
penelitian.

5. BAB V PEMBAHASAN

BAB V berisi uraian yang mengaitkan latar


belakang, teori dan rumusan teori baru dari penelitian.

6. BAB IV KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN


SARAN

Dengan keseluruhan hasil penelitian, di dalam bab


ini akan menyajikan kesimpulan hasil penelitian, implikasi
program CSR dengan kesejahteraan masyarakat dan saran
bagi CSR PT. JICT.

30
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Implementasi Program
a. Pengertian Implementasi

Implementasi adalah tindakan-tindakan yang


dilakukan baik oleh indiviu-individu atau pejabat-pejabat
atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang
diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah
digariskan dalam keputusan kebijaksanaan. (Meter dan
Horn, 2008: 65)

Jones (1996) dalam Agustino (2016: 154-155)


menyebutkan dalam melaksanakan aktivitas implementasi
program atau pelaksanaan kebijakan, terdapat tiga macam
aktivitas yang perlu diperhatikan secara saksama, yakni :

a. Organisasi, yaitu pembentukan atau penataan ulang


sumber daya, unit dan metode agar kebijakan dapat
memberikan hasil atau dampak.
b. Interpretasi, menafsirkan bahasa kebijakan menjadi
rencana dan pengarahan yang tepat dan dapat
diterima serta dilaksanakan.

31
c. Penerapan, yaitu ketentuan rutin dari pelayanan,
pembayaran atau lainnya yang disesuaikan dengan
tujuan atau perlengkapan program.

Secara lebih rinci mengenai organisasi, interpretasi


(interpretation), dan penerapan (application) dimaknai
sebagai berikut. Pertama, aktivitas pengorganisasian
merupakan suatu upaya menetapkan dan menata kembali
sumber daya, unit-unit dan metode-metode yang mengarah
pada upaya mewujudkan (merealisasikan kebijakan menjadi
hasil sesuai dengan apa yang menjadi tujuan sasaran
kebijakan).

Kedua, aktivitas interpretasi merupakan aktivitas


penjelasan substansi dan suatu kebijakan dalam bahasa
yang lebih operasional dan mudah dipahami, sehingga
substansi kebijakan dapat dilaksanakan dan diterima oleh
para pelaku dan sasaran kebijakan.

Terakhir, aktivitas aplikasi merupakan aktivitas


penyediaan pelayanan secara rutin, pembayaran atau
lainnya sesuai dengan tujuan dan sasaran kebijakan yang
ada.

32
Implementasi merupakan sebuah aktivitas dalam
kegiatan operasional yang dilakukan guna mencapai sebuah
tujuan dan mampu menghasilkan perubahan. Namun dalam
realitas keberadaannya, implementasi suatu program
merupakan suatu hal yang kompleks sehingga
mempengaruhi banyak faktor yang saling berkaitan, salah
satu contohnya adalah faktor lingkungan yang bersifat
dinamis. Warwick dalam (Abdullah 1988:17), menjelaskan
bahwa dalam tahap implementasi program teradapat dua
faktor yang mempengaruhi keberhasilan yaitu faktor
pendorong (facilitating conditions), dan faktor penghambat
(impending conditions).

Lebih lanjut Abdullah (1988: 398) menjelaskan


bahwa pengertian dan unsur pokok dalam proses
implementasi sebagai berikut:

1. Proses implementasi program ialah rangkaian


kegiatan tindak lanjut yang terdiri atas pengambilan
keputusan, langkah-langkah yang strategis maupun
operasional yang ditempuh guna mewujudkan suatu
program atau kebijaksanaan menjadi kenyataan, guna
mencapai sasaran yang ditetapkan semula.

33
2. Proses implementasi dalam kenyataan yang
sesungguhnya dapat berhasil, kurang berhasil ataupun
gagal sama sekali ditinjau dari hasil yang dicapai
“outcomes” serta unsur yang pengaruhnya dapat
bersifat mendukung atau menghambat sasaran
program.
3. Dalam proses implementasi sekurang-kurangnya
terdapat empat unsur yang penting dan mutlak, yaitu :
a. Implementasi program atau kebijaksanaan tidak
mungkin dilaksanakan dalam ruang hampa.
Oleh karena itu faktor lingkungan (fisik, sosial,
budaya dan politik) akan mempengaruhi proses
implementasi program pada umumnya.
b. Target group yaitu kelompok yang menjadi
sasaran dan diharapkan akan menerima manfaat
program tersebut.
c. Adanya program yang dilaksanakan
d. Unsur pelaksanaan atau implementer, baik
organisasi atau perorangan yang bertanggung
jawab dalam pengelolaan, pelaksanaan dan
pengawasan implementasi tersebut.

34
Implementasi dalam pandagan Agama Islam sejalan
dengan firman Allah bahwa setiap manusia mampu
merubah keadaannya sendiri ke arah yang lebih baik jika ia
melakukan sebuah upaya atau usaha melalui kerja yang
nyata dan selaras dengan anjuran Allah, hal ini tercantum
dalam Q.S. Ar-Ra’ad: 11, yaitu sebagai berikut :

Artinya : “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang


selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali taka da pelindung bagi mereka
selain Dia. (Q.S. Ar-Ra’ad: 11) (Tafsir Al-Mukhtashar /
Markaz Tafsir Riyadh, Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin
Humaid (Imam Masjidil Haram))

35
b. Pengertian Program

Westra (1989: 236) mengatakan bahwa program


adalah rumusan yang memuat gambaran pekerjaan yang
akan dilaksanakan beserta petunjuk cara-cara
pelaksanaannya. Namun menurut Herman dalam (Farida,
2010: 9) program adalah segala sesuatu yang dicoba
dilakukan seseorang dengan harapan agar mampu
mendatangkan hasil atau pengaruh. Melalui sebuah
program maka segala bentuk rencana yang telah disusun
akan lebih terorganisir dan mampu mencapai tahap yang
optimal untuk dioperasionalkan.

Bintoro (1987: 17) menjelaskan suatu program


mampu dioptimalkan jika memiliki unsur-unsur sebagai
berikut, yaitu :

1. Tujuan yang dirumuskan secara jelas.


2. Penentuan peralatan yang terbaik untuk mencapai
tujuan tersebut.
3. Suatu kerangka kebijaksanaan yang konsisten atau
proyek yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan
program seefektif mungkin.
4. Pengukuran ongkos-ongkos yang diperkirakan dan
keuntungan-keuntungan yang diharapkan akan
dihasilkan program tersebut.

36
5. Hubungan dengan kegiatan lain dalam usaha
pembangunan dan program pembangunan lainnya,
karena suatu program tidak dapat berdiri sendiri.
6. Berbagai upaya dibidang manajemen, termasuk
penyediaan tenaga, pembiayaan, dan lain-lain untuk
melaksanakan program tersebut.

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa


program adalah sebuah kegiatan yang dilakukan atas dasar
rencana yang telah disusun sedemikian rupa dan bertujuan
unuk mencapai suatu keberhasilan dari sebuah aktivitas
yang telah dilaksanakan.

2. Corporate Social Responsibility (CSR)


a. Sejarah Perkembangan Corporate Social
Responsibility (CSR)

Setelah terjadinya revolusi industri, mayoritas


sistem yang diterapkan oleh tiap korporat memiliki titik
fokus sebagai sebuah lembaga untuk dapat mencari
keuntungan bagi perusahaan. Seiring dengan berjalannya
waktu, masyarakat sadar bahwa bentuk penyediaan
lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan barang dan jasa serta
pembayaran pajak kepada Negara belum cukup dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat sehari-hari.

37
Masyarakat sadar akan pentingnya sebuah
Tanggung Jawab Sosial, karena selain terdapat gap atau
jarak kemampuan perekonomian antara pelaku usaha
dengan masyarakat di sekitarnya, aktivitas yang dijalankan
oleh perusahaan juga dapat memberikan dampak negatif
seperti kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber
daya alam. Hal tersebut kemudian yang melatar belakangi
munculnya konsep Corporate Social Responsibility paling
primitif yaitu, kedermawanan yang bersifat karitatif.
(Wibisono, 2007: 34)

Konsep economic sustainability dan environmental


sustainability yang dikembangkan pada kenyataannya
belum dapat mengangkat kesejahteraan masyarakat di
belahan dunia. Demi menyeimbangkan kesejahteraan yang
mencakup seluruh Negara, dalam sebuah pertemuan di
Yohannesburg pada tahun 2002 memunculkan sebuah
konsep baru yaitu konsep social sustainability. Konsep
tersebut melengkapi tatanan konsep yang telah ada yaitu
konsep economic sustainability dan environmental
sustainability. (Anatan, TT: 1)

Dengan latar belakang tersebut, maka dirumuskan


suatu visi yang sama dalam dunia usaha yang semakin
global, hal itu dilakukan untuk mewujudkan kebersamaan
aturan bagi tingkat kesejahteraan umat manusia yaitu social
sustainability. Dalam perkembangan selanjutnya ketiga

38
konsep ini menjadi patokan bagi perusahaan untuk
melakukan tanggung jawab sosial yang dikenal dengan
konsep Corporate Social Responsibility (CSR). (Anatan,
TT: 1)

Zaidi (2003: 12) dalam Ambadar (2008: 32)


mengemukakan bahwa dalam perkembangannya, telah
terjadi pergeseran paradigma pelaksanaan tanggung jawab
sosial perusahaan yang meliputi corporate charity,
corporate philantrophy dan corporate citizenship. Tahap
pertama, corporate charity merupakan dorongan amal
berdasarkan motivasi keagamaan.

Tahap kedua adalah corporate philantrophy yakni


dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber dari
norma dan etika universal untuk menolong sesama dan
memperjuangkan pemerataan sosial. Tahap ketiga,
corporate citizenship, yaitu motivasi kewargaan demi
mewujudkan keadilan sosial berdasarkan prinsip
keterlibatan sosial.

Menurut Anggusti (2010: 41) jauh sebelum UUPT


mewajibkan CSR, perusahaan sudah menjalankan program-
program kegiatan CSR, hanya saja kegiatan tersebut
merupakan tuntutan dalam menjalankan bisnis daripada
kewajiban hukum yang dipaksakan.

39
Berbeda dengan Anggusti, Maryana (2013: 191)
menjelaskan bahwa perkembangan program CSR di
Indonesia dimulai dari sejarah perkembangan Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Dilihat dari segi
hukum, pelaksanaan CSR di Indonesia diatur oleh beberapa
undang-undang. Yaitu: PP No.12/1998 tentang Perusahaan
Perseroan Terbatas, UU. No. 19/2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara, UU. No. 40/2007 tentang Perseroan
Terbatas.

Berdasarkan UU tersebut, maka perusahaan tentu


wajib untuk melaksanakan program CSR dengan tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan. Secara eksplisit, UU No. 40
Tahun 2007 Tentang UUPT dan UU No. 25 Tahun 2007
Tentang UUPM menjelaskan dengan adanya kebijakan
tersebut kewajiban CSR yang awalnya hanya sebuah
kewajiban moral perusahaan telah bertransformasi menjadi
kewajiban hukum sehingga seluruh konsep, implementasi
serta implikasi dari adanya program CSR mampu
mewujudkan program-program yang berorientasi pada
pembangunan berkelanjutan perlu di prioritaskan.

Dengan munculnya beberapa regulasi di atas, maka


menimbulkan kesadaran tersendiri bagi pihak perusahaan
bahwa ada peraturan yang secara tegas mengatur tentang
kewajiban hukum tanggung jawab sosial dan lingkungan.

40
b. Pengertian dan Konsep Corporate Social
Responsibility (CSR)

Pada kenyataannya definisi CSR yang dikemukakan


oleh para ahli belum memiliki definisi yang sama, namun
memiliki esensi dan tujuan yang searah.

Lebih lanjut mengenai CSR, Johnson and Johnson


(2006:12) mendefinisikan CSR sebagai :

“Corporate Social Responsibility (CSR) is about


how companies manage the business processes to produce
an overall positive impact on society”.

Definisi ini diangkat dari filosofi tentang bagaimana


cara mengelola perusahaan dengan baik sebagian maupun
secara keseluruhan untuk mendapatkan dampak positif bagi
dirinya dan lingkungan. Perusahaan harus mampu
mengelola bisnis operasinya dengan menghasilkan produk
yang berorientasi secara positif terhadap masyarakat dan
lingkungan.

Melihat perkembangan CSR sangat penting bagi


demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan serta
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional, negara sadar bahwa hal ini perlu didukung oleh
kelembagaan perekonomian yang kokoh dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

41
Dengan latar belakang tersebut, negara yang
memiliki sebuah kekuatan dalam mengatur jalannya
perekonomian suatu bangsa, turut memberikan andil yang
nyata dengan menerbitkan sebuah kebijakan UU. No. 40
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Disebutkan dalam
BAB I Pasal 1 Ayat 3, Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan
serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas
setempat maupun masyarakat pada umumnya. (OJK 2016)

Namun lebih lanjut lagi, The World Business


Council For Sustainable Development (WBCSD), Lembaga
Internasional yang berdiri pada tahun 1995 dan
beranggotakan lebih dari 30 Negara mempublikasikan
Making Good Business Sense terkait definisi CSR secara
universal, yaitu :

“Continuing commitment by business to behave


ethically and contribute to economic development while
improving the quality of workforce and their families as
well as of the local community and society at large”.
(Bowen, 1953)

42
Hal tersebut menjelaskan bahwa komitmen dunia
usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi
secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi,
bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari
karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan
kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara luas
menurut WBCSD termasuk kedalam aspek pembangunan
berkelanjutan. (Wibisono, 2007: 7)

Meskipun definisi diatas berbeda-beda mengenai


pemahaman tentang CSR, namun setidaknya ada tiga hal
pokok menurut Widjaja dan Pratama (2008: 8) yang
membentuk pemahaman mengenai CSR, yaitu :

1. Perusahaan atau korporasi tidaklah berdiri sendiri


dan terisolasi, perusahaan atau perseroan tidak
dapat menyatakan bahwa mereka tidak memiliki
tanggung jawab terhadap keadaan ekonomi dan
lingkungan maupun sosialnya.
2. Keberadaan (eksistensi) dan keberlangsungan
(sustainability) perusahaan atau korporasi
sangatlah ditentukan oleh seluruh stakeholders
(pemangku kepentingan) dan bukan hanya
shareholders (pemegang saham).
3. Melaksanakan CSR berarti juga melaksanakan
tugas dan kegiatan sehari-hari perusahaan atau
korporasi sebagai wadah untuk memperoleh

43
keuntungan melalui usaha yang dijalankan dan
atau dikelola olehnya. Jadi, CSR adalah bagian
dari kegiatan usaha sehingga CSR berarti juga
menjalankan perusahaan atau korporasi untuk
memperoleh keuntungan.

Konsep pembangunan berkelanjutan yang


memasuki gagasan CSR dari WBCSD semata-mata
dimaksudkan agar dunia bisnis mampu berkontribusi dalam
pembangunan berkelanjutan baik secara sosial maupun
ekonomi. (Rudito dan Famiola, 2013: 44)

Konsep pembangunan berkelanjutan meliputi tiga


hal, yaitu pembangunan yang mampu menghadirkan sebuah
kondisi kebutuhan primer terpenuhi serta berkomitmen
penuh atas pemenuhan kebutuhan di generasi mendatang,
jumlah total kapital mencakup modal sosial, ekonomi,
lingkungan, budaya politik dan personal yang ditransfer
dari satu generasi ke generasi berikutnya, hal ini merupakan
modal dan inspirasi utama dalam triple bottom line yang
dipopulerkan oleh John Elkington dalam bukunya yang
berjudul Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in
21 Century Business.

44
Program CSR yang berorientasi pada Pembangunan
Berkelanjutan (Sustainable Development) dimunculkan
dalam Our Common Future. Di dalam laporannya, WCED
(World Commision on Environment and Development)
mendefinisikan Pembangunan Berkelanjutan sebagai
“Pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhan hari
ini, tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang
untuk memenuhi kebutuhan mereka”. (Hidayat, 2007: 43)

Secara implementatif, perkembangan CSR di


Indonesia masih membutuhkan banyak perhatian bagi
semua pihak, baik pemerintah, masyarakat luas dan
perusahaan. Dalam lingkungan bisnis perusahaan,
masyarakat di sekitar perusahaan pada dasanya merupakan
pihak yang perlu mendapatkan apresiasi.

Apresiasi ini dapat diwujudkan dalam bentuk


peningkatan kesejahteraan hidup mereka melalui kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh kegiatan
CSR perusahaan. Hal ini karena perusahaan dan masyarakat
pada dasarnya merupakan kesatuan elemen yang dapat
menjaga keberlangsungan perusahaan itu sendiri.
(Mapisangka, 2009: 40)

45
c. Prinsip, Tujuan dan Manfaat CSR

Kim (2000: 67) menyebutkan secara prinsip


WBCSD menekankan CSR sebagai komitmen bisnis untuk
dapat berkontribusi dalam pembangunan sosial, bekerja
sama dengan karyawan dan masyarakat setempat (lokal)
dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan dan aktif
mengangkat proses pembangunan. Komitmen perusahaan
dalam menciptakan sebuah pembangunan berkelanjutan
merupakan salah satu bentuk implementasi tujuan CSR
dalam menata konsep perusahaan yang baik (Good
Corporate Governance).

Dengan demikian, perusahaan merupakan entitas


sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya, baik dalam
aspek ekonomi, sosial dan lingkungan di mana perusahaan
melakukan aktivitas usahanya.

Rumusan tujuan CSR yang ditekankan oleh


WBCSD dan World Bank sama-sama menekankan tujuan
CSR sebagai komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan bersama dengan
karyawan, keluarga karyawan, dan masyarakat setempat
(lokal) dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan
serta berusaha mengintegrasikan aspek sosial dan
lingkungan atas dasar “voluntary” dalam melakukan
aktivitas usahanya. (Azheri, 2011: 21)

46
Pemerintah Indonesia dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009
mengeluarkan regulasi dan kebijakan mengenai CSR dalam
UUPM dan UUPT sebagai kewajiban perusahaan (legal
responsibility). Kebijakan tersebut bertujuan untuk
mengurangi permasalahan dari agenda pembangunan yang
menegaskan adanya ekses negatif dari sebuah proses
pembangunan, yaitu timbulnya kesenjangan baik
kesenjangan antargolongan, pendapatan dan pembangunan
antar wilayah.

Seorang pakar CSR Michael Hopkins menyatakan


bahwa perusahaan dan praktisi CSR telah berupaya untuk
turut menuntaskan agenda pembangunan berkelanjutan
secara global dalam jangka panjang. Senada dengan
pernyataan tersebut, Forum Ekonomi Dunia yang
dilaksanakan pada tahun 2005 menanggapi secara positif
bahwa kegiatan philanthropy yang dilaksanakan oleh
aktivitas perusahaan harus mampu berimplikasi pada
pengurangan angka kemiskinan dan mendorong pencapaian
Millenium Development Goals (MDGs). Secara umum
dapat dipahami bahwa CSR sebagai program yang harus
dijalankan perusahaan harus berkesinambungan (long term)
dan berusaha menjaga agar dapat berlangsung secara
sustainable. (Azheri, 2012: 17)

47
Azheri (2012: 17) menyatakan CSR telah
menunjukkan cakupan yang jauh lebih luas yang
diperlihatkan berdasarkan ruang lingkup CSR yang
meliputi aspek ekonomi, sosial dan lingkungan secara
berkelanjutan (sustainable). Dengan berdasarkan hal
tersebut, Prince of Wales International Business Forum
menetapkan lima pilar tujuan aktivitas CSR yaitu sebagai
berikut :

a. Building Human Capital adalah upaya perusahaan


dalam menciptakan sumber daya manusia yang
handal dan melakukan pemberdayaan masyarakat.
b. Strengthening Economics adalah upaya
pemberdayaan yang dilakukan perusahaan terhadap
ekonomi lingkungan sekitar agar tidak terjadi
kesenjangan (gap) dengan komunitas di lingkungan
sekitar perusahaan.
c. Assesing Social Chesion adalah upaya untuk menjaga
keharmonisan dengan masyarakat sekitar agar tidak
menimbulkan konflik.
d. Encouraging Good Governance adalah komitmen
perusahaan dalam menjalankan bisnis yang mengacu
pada Good Corporate Governance (GCG).
e. Protecting the Environment adalah komitmen dan
upaya perusahaan dalam menjaga kelestarian
lingkungan guna kehidupan di generasi mendatang.

48
Secara teoritis CSR merupakan inti dari etika bisnis,
dimana perusahaan tidak hanya memiliki kewajiban-
kewajiban ekonomis, dan legal terhadap perusahaan
(shareholders), tetapi perusahaan juga mempunyai
kewajiban atau yang biasa disbut dengan Tanggung Jawab
Sosial terhadap pihak lain yang berkepentingan
(stakeholders). Hal tersebut tidak lepas dari kenyataan
bahwa suatu perusahaan tidak bisa hidup, beroperasi dan
bertahan serta memperoleh keuntungan tanpa bantuan dari
berbagai pihak. (Ernawan, 2007: 10).

Ditinjau dari segi ekonomi, CSR mampu


mewujudkan kegiatan dengan pemberdayaan
kewirausahaan, umkm dan pembukaan lapangan kerja.
Sedangkan ditinjau dari segi lingkungan, CSR mampu
mewujudkan kegiatan pemberdayaan dengan penghijauan,
reklamasi lahan, pelestarian alam, pengelolaan air dan
lahan, pengendalian polusi serta penggunaan produksi dan
energi secara efisien. Hal tersebut dilakukan dalam rangka
melaksanakan amanat Pasal 33 Ayat 4 UUD 1945 yang
menegaskan bahwa “Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional.

49
d. Model Corporate Social Responsibility

Implementasi CSR dalam kegiatan sosial dianggap


sebagai wujud paling “urgen” karena perusahaan tidak
hanya melakukan kegiatan bisnis demi mencari
keuntungan, melainkan juga turut serta melakukan
kebaikan, kemajuan dan kesejahteraan masyarakat dalam
berbagai kegiatan sosial dalam mengatasi ketimpangan
sosial dan ekonomi. Kegiatan sosial tersebut dapat
diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan pemberdayaan
seperti membangun sarana dan prasarana fasilitas umum,
penghijauan, pemberian beasiswa, pelatihan dan pemberian
sarana pendidikan. (Azhari, 2012: 37).

Kegiatan sosial tersebut dapat dilakukan dalam


bentuk membangun pola kemitraan dan pembinaan antara
pengusaha besar, lembaga swadaya masyarakat atau
koperasi. Menurut Saidi dan Abidin dalam (Suharto 2009:
110), sedikitnya ada empat model atau pola CSR yang
umumnya diterapkan di Indonesia, yaitu :

1. Keterlibatan langsung, yaitu perusahaan menjalankan


dan menyelenggarakan program CSR dan kegiatan
sosial secara langsung dengan menyerahkan
sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Demi
menjalankan tugas CSR, perusahaan biasanya
menugaskan kepada corporate secretary atau public

50
affair manager atau divisi lain yang berkaitan dengan
hubungan masyarakat.
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan
dengan mendirikan yayasan sendiri dibawah
perusahaan atau afiliasi grup perusahaannya. Model
ini mengadopsi dari model yang lazim diterapkan di
perusahaan-perusahaan yang berada di Negara maju.
Pada implementasinya, perusahaan menyediakan
dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat
digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.
3. Bermitra dengan pihak lain, perusahaan
menyelenggarakan CSR dengan kerja sama pihak
lembaga sosial atau organisasi non-pemerintah,
instansi pemerintah, universitas, media massa, baik
mulai dalam mengelola dana maupun implementasi
kegiatan sosialnya.
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium.
Perusahaan mampu mendirikan, atau menjadi anggota
dan mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan
untuk tujuan sosial tertentu. Pola ini lebih berorientasi
pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat
“hibah pembangunan”. Pihak konsorsium atau
lembaga yang dipercaya oleh perusahaan wajib
mendukung secara pro aktif untuk kemudian
mengembangkan program yang disepakati bersama.

51
Menurut Wibisono (2007: 139) ada 3 mekanisme
pelaksanaan program atau kegiatan CSR yaitu:

1. Bottom Up Process
Program berdasar pada permintaan beneficiaries
(penerima manfaat), yang kemudian dievaluasi
oleh perusahaan.
2. Top Down Process
Program CSR berdasarkan pada survey atau
pemeriksaan seksama oleh perusahaan yang
kemudian disepakati oleh beneficiaries.
3. Partisipatif
Program dirancang bersama antara perusahaan
dan beneficiaries.

3. Konsep Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan

Secara legalistik konsepsi pendidikan merupakan


bagian integral dalam penyelenggaraan sistem pendidikan
nasional yang diatur melalui Undang-Undang No. 20 BAB
1 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 2003 yaitu “Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

52
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.
(Sipuu Setkab 2007)

Inkeles dan Smith dalam (Agung 2010: 458)


mengatakan bahwa salah satu komponen yang langsung
terkait dan memiliki andil besar dalam usaha meningkatkan
kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan dan
pengajaran. Pendidikan dipercaya menjadi penentu bagi
kemajuan suatu bangsa dan peningkatan taraf hidup karena
memiliki dampak tiga kali lebih kuat dibanding usaha-
usaha lainnya dalam membentuk kualitas sumber daya
manusia yang tinggi.

Demi tercapainya kesejahteraan sosial, pendidikan


merupakan pusat dalam pembangunan manusia yang cerdas
dan berkualitas serta mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi, politik, sosial dan budaya demi kemajuan suatu
bangsa. Dalam teori maupun konsep pembangunan, suatu
daerah dapat dikatakan maju apabila pendidikan itu maju
dan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas serta
memiliki daya saing tinggi. Salah satu caranya adalah
melalui sektor pendidikan. (Miradj, Sumarno, 2014: 102)

Upaya untuk mengeliminir segenap dampak negatif


yang timbul dari pelaksanaan pembangunan yang kurang
terkendali dan destruktif adalah melalui pembangunan
berkelanjutan. Komisi Brundtland (Brundtland, 1987)
menjelaskan bahwa Pembangunan Berkelanjutan adalah
53
pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini
tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan mereka.

Menurut Salim (1990: 11) Pembangunan


Berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi
manusia. Pembangunan berkelanjutan pada hakekatnya
ditujukan untuk mencari pemerataan pembangunan antar
generasi pada masa kini maupun masa mendatang.

Dalam rangka memperbaiki pengelolaan lingkungan


hidup melalui jalur pendidikan, pada tahun 1992 dalam
Agenda 21 dimunculkan Education for Sustainable
Development (EfSD) atau Pendidikan untuk Pembangunan
Berkelanjutan (PPB). Pendidikan dipilih dalam
implementasi pembangunan berkelanjutan karena
merupakan instrume kuat yang efektif untuk melakukan
komunikasi, memberikan informasi, penyadaran,
pembelajaran dan dapat untuk memobilisasi massa atau
komunitas, serta mengggerakkan bangsa ke arah kehidupan
masa depan yang berkembang secara lebih berkelanjutan
(more sustainability develop). (Ngabekti, 2012: 1)

54
Munculnya konsep Educational Sustainable
Development (ESD) atau pendidikan pembangunan
berkelanjutan pada dua dasawarsa lalu memunculkan
harapan baru bahwa proses pembangunan yang
dilaksanakan oleh suatu masyarakat harus mampu
menghadirkan kesadaran dan sikap menciptakan, menjaga,
merawat keberhasilan dan membangun kesinambungan
kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik.
Inisiatif munculnya konsep ESD terkait dengan proses dan
hasil pembangunan yang berkesinambungan, dengan
senantiasa antisipatif dan adaptif terhadap perubahan lokal,
regional dan global.

PPB adalah pendidikan untuk mendukung praktek


pembangunan berkelanjutan, artinya pendidikan yang
memberi kesadaran dan kemampuan kepada semua orang
(utamanya generasi mendatang) untuk berkontribusi lebih
baik bagi pembangunan berkelanjutan pada masa sekarang
dan yang akan datang. (Sudibyo, 2008: 98)

Komitmen bangsa Indonesia guna mewujudkan


bangsa yang mandiri dan berdaya saing tinggi
diimplementasikan dalam meningkatkan pendidikan
sebagai sarana utama.

55
Hal tersebut tertuang dalam amandemen Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 31 Ayat 1 sampai 5 ;

1. Setiap warga Negara berhak mendapat


pendidikan.
2. Setiap warga Negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
3. Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan Undang-Undang.
4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan
sekurang-kurangnya dua puluh persen dari
APBN serta dari APBD untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional.
5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

56
4. Kesejahteraan Masyarakat

Definisi Kesejahteraan baik dalam wacana global


maupun nasional bukanlah suatu hal yang baru. Untuk
menganalisis tingkat kesejahteraan, hal pertama yang harus
dilakukan adalah mengetahui pengertian sejahtera terlebih
dahulu. Pengertian sejahtera adalah suatu keadaan yang
aman, sentosa dan makmur. Sedangkan kesejahteraan
meliputi keamanan, keselamatan dan kemakmuran. Jika
kebutuhan akan keamanan dan kemakmuran dapat
terpenuhi, maka akan tercipta kesejahteraan
(Poerwadarminta, 1998: 887)

Kesejahteraan sosial menurut UU No. 11 Tahun


2009 Tentang Kesejahteraan Sosial adalah kondisi
terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga
Negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri sehingga dapat melakukan fungsi
sosialnya. (Staff Universitas Gadjah Mada 2011).

Midgley mendifinisikan kesejahteraan sosial


sebagai: “A state or condition of human well-being that
exists when social problems are managed, when human
needs are met, and when social opportunities are
maximized”. (Midgley, 2005: 21)

Menurut Midgley (2005: 21) definisi di atas


mengatakan bahwa kesejahteraan sosial merupakan suatu
57
keadaan atau kondisi kehidupan manusia yang tercipta
ketika berbagai permasalahan sosial dapat dikelola dengan
baik, ketika kebutuhan manusia dapat terpenuhi dan ketika
kesempatan sosial dapat dimaksimalkan.

Dari definisi di atas, dapat dicermati bahwa tingkat


kesejahteraan dapat dinilai dari kemampuan seorang
individu atau kelompok dalam usahanya memenuhi
kebutuhan material dan spiritualnya. Kebutuhan material
adalah kebutuhan akan pangan, sandang, papan dan
kesehatan. Sedangkan kebutuhan spiritual adalah kebutuhan
akan pendidikan, kebutuhan akan keamanan dan
ketentraman hidup. Kebutuhan material dan spiritual ini
dibutuhkan agar setiap masyarakat dapat hidup layak ke
arah kehidupan yang lebih baik, mampu mencapai
keberfungsian sosialnya dan mampu mengembangkan diri
demi ikut andil dalam pembangunan sosial.

Menurut Suharto (2014:2) kesejahteraan pada


intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu :

1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yaitu


terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan jasmaniah,
rohaniah dan sosial.
2. Institusi, tempat atau bidang kegiatan yang
menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan
pelayanan sosial.

58
3. Aktivitas, yaitu suatu kegiatan atau usaha-usaha yang
terorganisir untuk mencapai sejahtera.

Untuk melakukan perubahan terhadap kehidupan


suatu masyarakat menuju masyarakat yang sejahtera adalah
melalui pendidikan. Pembangunan di bidang pendidikan
merupakan upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia yang diharapkan berdampak positif bagi
peningkatan aspek kehidupan.

Selaras dengan hal tersebut, PT. JICT berupaya


untuk berkontribusi untuk mengatasi problem sosial
masyarakat lokal dengan mengembangkan kesadaran dan
keberdayaan agar status kehidupan masyarakat menjadi
lebih baik. Hal tersebut tertuang melalui program CSR PT.
JICT yaitu Green Dock School, Rumah Belajar dan Early
Childhood Centers / Asistensi PAUD.

59
5. Kerangka Berpikir

60
BAB III

CSR PT. JAKARTA INTERNATIONAL


CONTAINER TERMINAL

A. Profil PT. Jakarta International Container


Terminal (JICT)
1. Sejarah PT. Jakarta International Container
Terminal (JICT)

PT. Jakarta International Container Terminal adalah


perusahaan yang bergerak dalam bisnis layanan bongkar
muat petikemas baik ekspor maupun impor dan merupakan
pelabuhan petikemas terbesar dan paling aktif di Indonesia.
PT. JICT mengembangkan terminal petikemas I dan II di
kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. (Anwari, Abidin dan
Sumarno, 2018: 14)

PT. JICT merupakan perusahaan afiliasi Perseroan


yang didirikan pada tahun 1899. Saham mayoritas PT. JICT
dimiliki Hutchison Ports sebsesar 51%, sedangkan 48,9%
dimiliki PT. Pelindo II dan 0,1% dimiliki Koperasi Pegawai
Maritim. PT. JICT berkomitmen menyediakan layanan
berkualitas, efisien dan layanan yang handal selama 24 jam
sepanjang tahunnya. Pada tanggal 27 Maret 1999 PT. JICT
resmi lahir sebagai anak perusahaan PT. Pelabuhan
Indonesia II (Pelindo II) dan optimis untuk bergerak maju
61
untuk menjadi Operator Container Terminal yang terbaik di
Indonesia yang memiliki peralatan dan fasilitas modern
serta selalu berkomitmen meningkatkan semangat kerja
yang selalu dipelihara agar dapat maksimal dalam kinerja
bongkar muat. (Anwari, Abidin dan Sumarno 2018: 14)

Hal ini merupakan modal awal PT. JICT dalam


menghasilkan layanan kelas dunia dan menjadi pintu
gerbang perekonomian serta perdagangan Internasional. PT.
JICT terakreditasi ISO 9002 standar yang bertujuan unutk
memberikan layanan terbaik melalui dedikasi tenaga kerja
yang berpengalaman dan penerapan teknologi canggih baru.
(Rahmayanti, Handoyo, Vol. 3, 2010: 81)

Dalam proses wawancara dengan Bapak Mustaqim


selaku Senior Staff Corporate Affair CSR PT. JICT, untuk
menjamin tumbuhnya pelayanan yang baik, JICT
mengembangkan budaya perusahaan sebagai berikut :

1. Valuing People, yaitu penghargaan yang tinggi pada


setiap manusia.
2. Profesionalisme terhadap pekerjaan sesuai dengan
tugasnya.
3. Kerjsama atau Team Work yang menjadi kunci
keberhasilan bersama.
4. Berorientasi pada keselamatan (Safety Orientation)
baik bagi diri sendiri maupun mengingatkan untuk
orang lain.
62
5. Sense of Competitiveness (berdaya saing) sehat dalam
mencapai target individu.
6. Build good partnership (membangun kemitraan yang
baik) di dalam diri sendiri, rekan kerja dan
partnership.

Demi turut andil mendukung program Pemerintah


dalam memacu kegiatan ekspor, JICT memberikan layanan
khusus kepada PET (Perusahaan Ekspor Tertentu) dalam
hal administrasi dan operasional. Untuk mendukung
percepatan birokrasi dan administrasi, telah dibangun pula
Gateway Intercept antara JICT dan Inhouse System Bea
Cukai (KINS II dan III) guna memadukan sistem
penyelesaian proses dokumen SPPB (Surat Perintah
Pengeluaran Barang) dengan SP2 (Surat Penyerahan
Petikemas). (JICT 2014)

Saat wawancara dengan Pak Aan Sopyan, harapan


yang selalu dipanjatkan JICT adalah peningkatan arus
petikemas ekspor dan impor secara signifikan. Sejalan
dengan upaya pemerintah untuk menjadikan JICT sebagai
pelabuhan HUB PORT dengan memiliki pelayanan jasa
yang berkelas dunia.

63
2. Visi, Misi dan Logo PT. JICT

Dalam rangka mencapai tujuan dari aktivitas bisnis


perusahaan, maka PT. JICT mengusung Visi dan Misi
sebagai rencana strategis perusahaan. Sebuah identitas
berupa Logo atau Lambang diperlukan oleh setiap
Perusahaan yang berfungsi sebagai tanda pengenal, berikut
adalah Visi, Misi dan Logo PT. JICT :

a. Visi PT. Jakarta International ContainerTerminal


adalah :

“Menjadi terminal pilihan di Indonesia dan


memberikan pelayanan yang professional untuk
memenuhi tuntutan dan keinginan pelanggan secara
konsisten”. (Anwari, Abidin dan Sumarno, 2018: 14)

b. Sedangkan Misi PT. Jakarta International


Container Terminal adalah :

“Mendorong pengembangan pelabuhan


sebagai pelopor industry nasional melalui pelayanan
yang berkualitas, operasi yang inovatif dan semangat
kerjasama”. (Anwari, Abidin dan Sumarno, 2018: 15)

64
c. Logo PT. JICT :

Logo PT. Jakarta international Container


Terminal dibentuk pada tahun 2000 dan didesain oleh
Institut Seni Rupa Yogyakarta. Filosofi logo PT. JICT
menggambarkan terdapat tiga kontainer yang
melambangkan perusahaan ini bergerak di bidang jasa
bongkar muat khususnya kontainer. Warna biru yang
terdapat pada logo melambangkan warna laut, karena
PT. JICT berhubungan erat dengan pelabuhan dan laut
dalam kegiatan operasionalnya. Gambar yang berada di
belakang tiga kontainer diatas, merupakan logo dari
perusahaan Hutchison Port Holdings Hongkong.

Gambar 3.1 Logo PT. JICT


Sumber: https://www.jict.co.id

65
3. Struktur Organisasi PT. JICT

Dalam menjalankan tugas operasionalnya,


menurut Lampiran I Surat Keputusan Direksi PT. JICT
(2007) PT. Jakarta International Container Terminal
dipimpin oleh seorang President Director yang dibantu
oleh empat orang direktur dengan masing-masing tugas
pokok dan fungsinya sebuah direktorat, diantaranya
adalah Direktorat Operation & Engineering, Direktorat
Comercial, Direktorat Keuangan dan Direktorat HR &
Administration. Berikut adalah penjelasan tugas dan
tanggung jawab dari masing-masing divisi :

1. President Director
a. Memimpin Board of Director (BOD) dalam
penyelenggaraan kegiatan operasional
perusahaan, pengelolaan perusahaan yang
meliputi penyusunan rencana strategi
perusahaan baik jangka panjang maupun jangka
pendek serta melakukan pengawasan.
b. Melaporkan secara berkala hasil kegiatan
perusahaan dan perkembangan perusahaan,
melaporkan secara khusus hal-hal penting yang
bersifat urgent serta memberikan saran-saran
kepada dewan komisaris selaku wakil dari
pemegang saham.

66
2. Direktorat Operation & Engineering
a. Menyusun rencana kerja manajemen dan
anggaran;
b. Perencanaan dan pelayanan penyandaran
hingga keberangkatan kapal, bongkar muat dan
penumpukan petikemas;
c. Pengendalian dan pengelolaan kegiatan hingga
sistem operasional
d. Pelayanan transshipment, receiving, delivery,
behandle, petikemas reefer dan overbrengen;
e. Pelaporan kegiatan Operasi dan Administrasi
Personalia di lingkungan Departemen Operasi;
f. Perencanaan pembangunan sarana dan
prasarana, pemeliharaan dan perbaikan sarana
dan prasarana serta penambahan fasilitas;
g. Pelayanan pendistribusian minyak solar ke
peralatan bongkat atau muat;
h. Pelaporan kegiatan engineering dan
administrasi personalia di lingkungan
Departemen Teknik;
i. Pengendalian anggaran bidang tugasnya;

67
3. Direktorat Commercial, menangani kegiatan
yang berkaitan dengan :
a. Penyusunan rencana kerja manajemen dan
anggaran;
b. Pemasaran jasa terminal dengan prioritas jasa
bongkar muat dan penumpukan;
c. Pengelolaan sumber penerimaan terminal
lainnya diluar jasa prioritas;
d. Pengelolaan data dan informasi bisnis
perusahaan;
e. Pengelolaan fasilitas gedung gdan lahan
perusahaan;
f. Pemantauan dan kerjasama dengan pihak
pelayaran, eksportir, importir, perusahaan
ekspedisi laut dan komponen-komponen
lainnya yang berhuungan dengan jasa terminal;
g. Pelaporan kegiatan komersil dan Administrasi
personalia di lingkungan Direktorat Komersial;
h. Pengendalian anggaran penerimaan perusahaan.

68
4. Direktorat Keuangan
a. Penyusun rencana kerja manajemen dan
anggaran;
b. Pengadaan barang dan jasa serta pengelolaan
gudang penyimpanan;
c. Pengelolaan kegiatan verifikasi, pencatatan
penerimaan dan pembayaran serta laporan
keuangan;
d. Pengendalian anggaran bidang tugasnya dan
pemantauan keseluruhan anggaran perusahaan;
e. Pencatatan dan pengelolaan asset perusahaan;
f. Pelayanan billing dan tagihan pelayanan jasa
terminal;
g. Penerimaan dan penyimpanan uang serta
pembayaran;
h. Pelaporan kegiatan keuangan dan administrasi
personalia di lingkungan Direktorat Keuangan;
i. Pengelolaan kegiatan risk management
perusahaan.

69
Bagan 3.1 Struktur Organisasi PT. JICT
Sumber : Lampiran I Surat Keputusan Direksi
PT. JICT

70
B. Profil Coporate Social Responsibility PT. Jakarta
International Container Center
1. Latar belakang CSR PT. Jakarta International
Container Center

Anwari, Abidin dan Sumarno (2018: 10)


menyebutkan keberadaan PT. JICT dalam kiprahnya di
dunia petikemas sebagai pelabuhan terbesar dan tersibuk di
Indonesia. Sebagai bagian dari program Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT. JICT menjadi pelopor
100% terminal steril yang memberikan keamanan,
keselamatan dan kebersihan di setiap lini lingkungannya.

Internalisasi atas budaya perusahaan memberikan


cara pandang yang proporsional kepada segenap karyawan
dan manajemen tentang nilai kerja, etos, sikap dan
hubungan dengan berbagai pihak yang menjunjung tinggi
pola kemitraan yang baik. Sadar akan pentingnya CSR akan
memberikan dampak yang luas dan positif, program CSR
direncanakan dengan sedemikian rupa agar dampaknya
benar-benar terlihat dan memberi kemanfaatan bagi banyak
pihak. (Anwari, Abidin dan Sumarno, 2018: 14)

71
Dengan komitmen dan budaya yang ditekankan oleh
pihak perusahaan dalam menjalankan program TJSL, PT.
JICT berhasil mendapatkan penghargaan ISDA (Indonesian
SDGs Award) dan Corporate Forum for Community
Development (CFCD) pada kategori SDGs 4 selama 2
tahun berturut-turut pada tahun 2017 dan 2018 yang
diberikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan,
Bambang Brodjonegoro. (Ekonomi Bisnis 2017)

Aspek fundamental dan substantif dalam


mewujudkan program CSR adalah dengan membangun
kesadaran dan keberdayaan masyarakat, dengan fokus
terhadap hal tersebut dipercaya mampu mewujudkan
dukungan dan citra positif bagi perusahaan. PT. JICT
berkomitmen dan bertanggung jawab pada kesadaran dan
keberdayaan masyarakat sebagai langkah prioritas program
CSR, lalu kemudian citra positif dan dukungan untuk
perusahaan akan muncul dengan sendirinya.

PT. Jakarta International Container Terminal


menjalankan program CSR sebagai bentuk tanggung jawab
sosial perusahaan sejak tahun 2008. Program CSR pertama
yang dilakukan oleh PT. JICT memiliki fokus di bidang
pendidikan di wilayah Jakarta Utara. Pemberdayaan
masyarakat menjadi salah satu komitmen PT. JICT dalam
program CSR di bidang pendidikan. Karena, menurut PT.
JICT, secara sosiologis memberdayakan selalu memiliki

72
konotasi dan keyakinan bahwa manusia dan masyarakat
memiliki suatu kemampuan dan potensi agar tidak terjebak
pada ketidak-berdayaan dan tergerus oleh pembangunan.

Pemberdayaan yang kemudian dipahami oleh PT.


JICT dan JSM dalam konteks ini adalah memfasilitasi
aspek fundamental untuk membangun potensi masyarakat
agar dapat memperoleh kesempatan dan dukungan untuk
berkembang secara lebih luas yang pada akhirnya akan
bermanfaat untuk mengubah kondisi sosial-ekonomi secara
bertahap dan berkelanjutan. (Anwari, Abidin dan Sumarno,
2018: 26)

Dalam menjalankan program CSR Rumah Belajar


dan Early Childhood Centers (PAUD), PT. JICT pada
tahun 2008 bermitra dengan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) Jala Samudra Mandiri (JSM). Hubungan kemitraan
terjalin atas dasar kesamaan visi dan misi yang dimiliki
oleh kedua lembaga tersebut yaitu fokus terhadap cara
pandang dalam memaknai dan mengelola program TJSL
pada bidang pendidikan dan pengentasan angka anak-anak
yang mengalami putus sekolah.

73
Pondasi utama pada pemikiran dalam memaknai dan
mengelola CSR antara pihak JICT dan JSM terumuskan
dalam konsep “Memberdayakan”. Dengan kesadaran
bahwa suatu perusahaan besar memiliki basis nilai yang
kuat seperti PT. JICT, perusahaan harus mampu bertahan
dan berprestasi di masa depan dengan kemampuan
bersinergi bersama elemen masyarakat dan pemerintah.

Dalam sinergi yang disebutkan diatas, perusahaan


harus memiliki andil dalam pemecahan masalah sosial dan
lingkungan. Penguatan dengan basis pemberdayaan
masyarakat adalah salah satu pondasi awal yang harus
diprioritaskan agar terciptanya masyarakat berdaya dan
kuat untuk terus melindungi dan mengawasi lingkungan
termasuk perusahaan yang berkontribusi penting bagi
lingkungan.

Dengan komitmen dan budaya tersebut serikat


pekerja JICT yang terkenal sangat peduli terhadap isu-isu
sosial dan lingkungan mendukung penuh atas keseriusan
program CSR PT. JICT.

74
Menrut Anwari, Abidin dan Sumarno, (2018: 47)
konsep idealisme CSR JICT dalam “Memberdayakan”
memberikan implikasi lebih detail dan mencakup
pengertian yang lebih luas lagi dengan menjelaskan 5
komitmen secara terperinci, yaitu :

1. Masyarakat yang akan diberdayakan memiliki tingkat


kepentingan dan kesetaraan yang sama dengan JICT
dan JSM.
2. Masyarakat tidak dijadikan sasaran objek program
CSR, namun lebih memfokuskan agar masyarakat
menjadi subjek yang aktif sehingga mampu
melaksanakan pemberdayaan atas dirinya sendiri dan
orang lain.
3. Program pemberdayaan CSR harus mampu
memberikan manfaat secara menyeluruh agar ruang
partisipasi yang disediakan dapat menumbuh-
suburkan inisiatif atau prakarsa dari elemen
masyarakat.
4. Prioritas program CSR harus mampu dilaksanakan
secara terarah agar dapat mengakomodir kepentingan
semua pihak.
5. Program dikemas melalui pendekatan kelompok dan
berbasis pada komunitas.

75
2. Visi, Misi dan Karakter Program CSR PT. Jakarta
International Container Center

Dalam rangka merencanakan, menentukan dan


mengembangkan program CSR yang berdampak luas serta
memberikan manfaat bagi banyak pihak, PT. JICT
melakukan langkah pertamanya yaitu pembentukan Visi
dan Misi Program CSR PT. JICT, berikut adalah Visi
Program CSR PT. JICT :

“Terbangunnya Kesadaran dan Keberdayaan


Masyarakat Dalam Rangka Mengembangkan Dukungan
dan Citra Positif Perusahaan” (Anwari, Abidin dan
Sumarno, 2018: 27)

JICT sadar bahwa dengan komitmen membangun


kesadaran dan memberdayakan masyarakat merupakan
aspek elementer yang harus diwujudkan. Pembangunan
yang berkelanjutan membutuhkan hal tersebut, krena
dengan hal itu akan terbentuk spirit atau semangat yang
jelas dalam mewujudkan masyarakat yang berdaya dan
memiliki daya saing dalam mengikuti arus pembangunan.

76
Setelah berhasil membentuk masyarakat yang sadar
akan pemberdayaan, maka dukungan dan citra positif
perusahaan menjadi impllikasi yang pasti terjadi diantara
masyarakat dan perusahaan dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab.

Dari Visi CSR PT. JICT diatas, maka dirumuskan


Misi sebagai panduan teknis dalam menjalankan program
CSR untuk mencapai Visi tersebut, berikut adalah Misi
CSR PT. JICT :

a. Berkontribusi pada pemerintah dalam mengatasi


problem sosial masyarakat lokal dengan
mengembangkan kesadaran dan keberdayaan agar
status kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.
b. Membangun hubungan yang harmoni
denganmasyarakat lokal dan menciptakan situasi
yang kondusif untuk mendorong pertumbuhan
perusahaan.
c. Meraih dukungan masyarakat dan mengembangkan
citra positif perusahaan secara berkelanjutan agar
perusahan berjalan lancar dan berkembang (Anwari,
Abidin dan Sumarno, 2018: 28)

77
3. Prioritas Program CSR PT. Jakarta International
Container Terminal

Angka putus sekolah di Jakarta Utara merupakan


angka putus sekolah tertinggi di antara kota lain di Jakarta.
Selain itu angka partisipasi pendidikan di Jakarta Utara juga
menempatkan posisi kota Jakarta Utara sebagai rangking
terendah ke dua di antara semua kota yang ada di Provinsi
Jakarta.

Pada tahun 2016, Indeks Pembangunan Manusia


(IPM) berdasarkan data yang ditemukan dari BPS Jakarta
2016 yang dirilis ada tanggal 17 April 2017, provinsi DKI
Jakarta adalah yang paling tinggi dibandingkan dengan IPM
Provinsi lain di Indonesia yakni; 79,60%. Indeks
Pembangunan Manusia memiliki empat indikator penting,
yaitu tingkat harapan hidup (kesehatan), angka melek huruf,
lama sekolah dan pengeluaran perkapita.

IPM tertinggi di Provinsi Jakarta diraih Kota Jakarta


Selatan dengan capaian angka 83.94%. Sedangkan Kota
Jakarta Utara hanya mendapatkan IPM sebesar 76,78%.
(BPS Jakarta 2016)

78
Hal ini membuat Kota Jakarta Utara hanya mampu
mengungguli salah satu Kota di Provinsi Jakarta yaitu
Kepulauan Seribu dengan IPM 69,52%. Berikut adalah
tabel IPM Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016 ;

Tabel 3.1 IPM Kota-Kabupaten Provinsi DKI Jakarta


Sumber: BPS DKI Jakarta 2016

IPM Kota-Kabupaten Provinsi DKI Jakarta


Tahun 2016

83.94% 81.28% 80.34% 80.22%


76.78%
69.52%

Jak-Sel Jak-Tim Jak-Bar Jak-Pus Jak-Ut Kep.


Seribu

Tingkat pengangguran terbuka atau TPT adalah


prosentasi dengan jumlah pengangguran terhadap jumlah
angkatan kerja. TPT berguna dalam mengindikasi besarnya
persentasi angkatan kerja yang termasuk pengangguran.
TPT Jakarta Utara berdasarkan “Jakarta dalam angka 2016”
menempati angka tertinggi kedua setelah Jakarta Timur
dengan angka 7,11%.

79
Selain Tingkat Pengangguran Terbuka, Jakarta
Utara termasuk kota yang akrab dengan masalah
kekumuhan. Kekumuhan itu sendiri merupakan gambaran
dari kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan. Menurut
BPS, angka kemiskinan di Jakarta Utara merupakan yang
tertinggi selama 3 tahun berturut-turut di antara kota dan
kabupaten lain Provinsi DKI Jakarta dengan capaian angka
sebesar 98.11 ribu jiwa pada tahun 2016. (BPS Jakarta
2016)

Dengan kondisi wilayah Kota Jakarta Utara seperti


yang dikemukakan di atas, CSR PT. JICT menetapkan
bahwa bidang pendidikan merupakan prioritas utama atau
program unggulan dalam bidang garap CSR PT. JICT. PT.
JICT juga bersepakat dengan para ahli sosisologi bahwa
pendidikan akan ikut mendoorng terjadinya percepatan
perubahan sosial yang direncanakan. Semakin tinggi tingkat
pendidikan suatu masyarakat, maka proses perubahan
sosialnya semakin dinamis. Pendidikan dengan demikian
menjadi prasayarat penting bagi proses perubahan sosial.
(Anwari, Abidin dan Sumarno, 2012: 2)

80
4. Program-program Bidang Pendidikan CSR PT.
Jakarta International Container Terminal

Program tanggung jawab sosial perusahaan PT.


JICT didasarkan pada konsep pembangunan berkelanjutan
yang bertumpu pada tiga pencapaian yang bermanfaat
secara ekonomi, sosial dan lingkungan (triple bottom line).
Berikut adalah bidang garap CSR PT. JICT dalam konteks
pendidikan ; (Anwari, Abidin dan Sumarno, 2012: 18)

1. Green Dock School

Program ini pertama kali diimplementasikan pada


tahun 1992 oleh Hutchison Ports. JICT yang menyediakan
wawasan finansial, pendidikan, dan lingkungan untuk
sekolah-sekolah lokal di Jakarta Utara (Tanjung Priok,
Koja, dan Cilincing). Saat ini, lebih dari 1.000 anak telah
diuntungkan dari program ini.

PT. JICT mengukuhkan program Green Dock


School sebagai program bantuan pendidikan yang bertujuan
untuk meningkatkan potensi dan prestasi peserta didik serta
membudayakan kepedulian lingkungan dengan pengelolaan
sampah dan penghijauan bagi anak.

81
Green Dock School memprioritaskan
pengembangan potensi dan prestasi pada bidang
keterampilan komputer dan Bahasa Inggris. PT. JICT
memberikan bantuan pada program ini meliputi biaya
renovasi sekolah, pengadaan perangkat komputer beserta
dengan fasilitas internet, perpustakaan dan biaya
operasional selama proses kerjasama berlangsung. Bantuan
tersebut diberikan terhadap sekolah yang berada di wilayah
Jakarta Utara dan belum mendapatkan bantuan dari Dinas
Pendidikan Jakarta Utara.

Gambar 3.2 Peresmian Green Dock School di


Yayasan Al-Muhajirin
Sumber: Dokumentasi Pribadi

82
Pemberian fasilitas belajar mengajar dari PT. JICT
terhadap penerima manfaat program CSR, diyakini akan
mampu memberikan dampak atau efek positif yang
berkepanjangan bagi dunia pendidikan. Di dalam era digital
informasi, pengembangan keterampilan melalui komputer
merupakan salah satu hal yang patut di prioritaskan dalam
dunia pendidikan.

Gambar 3.3 Laboratorium Komputer Yayasan


Al-Muhajirin
Sumber: Dokumentasi Pribadi

83
2. Rumah Belajar JICT (Learning Center)

Rumah Belajar (RumBel) atau Learning Center


adalah sekolah informal yang didedikasikan khusus untuk
anak-anak putus sekolah di Jakarta Utara. PT. JICT
menetapkan program Rumah Belajar untuk memastikan
anak-anak memiliki keterampilan yang mereka butuhkan
untuk mewujudkan potensi penuh mereka dan berhasil di
masa depan. Tercatat sejak tahun 2008 hingga 2020 sudah
sebanyak 1.700 siswa memanfaatkan program ini mulai
dari usia sekolah SD, SLTP dan SLTA, dan sudah lebih
dari 5000 alumni yang terkelola oleh jaringan RumBel
JICT.

Gambar 3.4 Spanduk PKBM JICT di Halaman


Rumah Belajar JICT Koja
Sumber: Dokumentasi Pribadi

84
Pada praktiknya, rumah belajar memiliki tujuan
mengembangkan potensi atau bakat anak melalui
pendidikan non formal yang berbasis teknologi digital guna
menumbuhkan keterampilan dan harapan akan masa depan
yang lebih baik, Rumah Belajar juga memfasilitasi anak
didik untuk mendapatkan ijazah penyetaraan sebagai syarat
untuk meneruskan pendidikan atau bekerja di sektor formal.
Rumah belajar juga berfungsi sebagai Pusat Kegiatan
Belajar Mengajar (PKBM) yang menginduk kepada Dinas
pendidikan serta menyelenggarakan pendidikan non formal
kejar Paket A, B dan C.

Gambar 3.5 Ruangan Belajar Mengajar Rumah


Belajar Koja
Sumber: Dokumentasi Pribadi

85
Fokus utama program Rumah Belajar adalah sebuah
proses pemberdayaan yang mampu membina dan
membangun daya saing kaum muda agar terus memiliki
harapan serta berkomitmen untuk mewujudkan harapan.
Program Rumah Belajar ini adalah sebuah jawaban atas
persoalan yang terjadi di masyarakat dan berkaitan dengan
kebutuhan serta memiliki dampak yang luas guna
memecahkan permasalahan sosial dan lingkungan.

Dalam pelaksanaan program Rumah Belajar, tujuan


jangka pendek yang ingin dicapai adalah pengurangan
angka putus sekolah di wilayah Jakarta Utara, namun
Rumah Belajar sejatinya dapat menjadi epicentrum bagi
program pemberdayaan masyarakat yang memiliki
implikasi luas. Pesan-pesan tentang lingkungan yang baik,
bersih, aman, manajemen hidup, perilaku yang produktif,
tanggung jawab, kewirausahaan dan lain-lain merupakan
proses keseharian yang dilalui dalam program Rumah
Belajar.

Dalam mendukung proses belajar mengajar di


Rumah Belajar, PT. JICT memenuhi fasilitas prasarana
pendidikan agar dapat menunjang proses belajar mengajar
tersebut. Adapun prasarana pendidikan tersebut yaitu
terdapat komputer, perpustakaan, alat musik serta peralatan
keterampilan lain yang dibutuhkan pada saat proses belajar
mengajar.

86
Sebagai progaram CSR yang memberdayakan,
Rumah Belajar juga memiliki agenda sebagai berikut :

1. Media sosialisasi nilai dan sikap hidup positif.


2. Mengurangi angka pengangguran, anak jalanan,
kerawanan sosial dan menyiapkan tenaga kerja
terlatih.
3. Perbaikan kualitas hidup masyarakat melalui
perbaikan kesadaran warga Rumah Belajar
4. Wadah bertemu dengan para pihak terkait untuk
bertukar informasi mengenai ide atau program.

Rumah Belajar JICT mengembangkan prinsip yang


selalu ditekankan bersama-sama yaitu menyalakan lagi
harapan dan motivasi. Dengan prinsip yang selama ini
dijalankan, Rumah Belajar JICT berhasil mengembangkan
metode pembelajaran untuk mengembalikan harapan anak-
anak yang putus sekolah. Bukan dengan menggunakan
ceramah motivasi dari motivator, namun Rumah Belajar
JICT menyediakan fasilitas untuk peserta didik Rumah
Belajar agar bisa berkunjung ke perusahaan besar untuk
melihat proses bekerja di perusahaan serta dapat belajar
langsung dengan orang-orang yang memiliki kompetensi di
bidangnya.

87
Program Rumah Belajar dalam kerangka
pendekatannya sebagai CSR yang memberdayakan
memiliki dampak jangka panjang yang bersifat strategis
dalam upaya peningkatan dan pemenuhan kebutuhan
masyarakat, jika digambarkan akan terlihat sebagai berikut:

Bagan 3.4 (RumBel dan konsep CSR yang


memberdayakan)
Sumber : Buku Rumah Belajar (2018: 38)

88
3. Early Childhood Centers (Asistensi Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD))

PT. JICT menunjukkan komitmennya untuk


berkontribusi pada peningkatan pendidikan mulai dari
tingkat paling rendah (PAUD) hingga pendidikan pada
tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan membentuk
kemitraan setiap tahunnya bersama 15 taman kanak-kanak
di Koja, Cilincing dan Tanjung Priok, Jakarta Utara. PT.
JICT menyediakan alat belajar, pengembangan kapasitas
ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk setiap guru
PAUD dan biaya operasional bulanan (pada Bab IV hal.
129).

Tujuan dari program ini adalah untuk


mengembangkan skill, pengetahuan dan kompetensi guru
PAUD, membantu institusi penyelenggara PAUD untuk
memenuhi standar administrasi pendidikan, membantu
institusi PAUD agar mampu progresif dalam mencapai
tujuan masing-masing KTSP-nya serta mampu
mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif dan
inovatif agar anak didik PAUD menerima manfaat dari
proses pendidikan.

89
Gambar 3.6 Proses Belajar Mengajar PAUD
Mawar 08
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Bentuk asistensi yang diberikan berupa pelatihan


guru, penyaluran bantuan media belajar serta penyaluran
bantuan biaya operasional. Sejak tahun 2010 hingga
sekarang, 105 lembaga penyelenggara PAUD di Tanjung
Priok telah mendapatkan asistensi berupa pelatihan guru,
penyaluran bantuan media belajar dan penyaluran bantuan
biaya operasional.

90
Tabel 3.2 Daftar Penerima Manfaat Program CSR PT. JICT
Asistensi PAUD
Sumber: Buku Laporan Tahunan CSR PT. JICT

No. NSPN Nama Satuan PAUD Kelurahan Kecamatan

1. 69795552 PAUD Anggrek Koja Koja

2. 69912455 PAUD Anggrek 05 Tugu Selatan Koja

3. 69974304 PAUD Anggrek Bulan Koja Koja

4. 69857295 PAUD Anggrek Bulan 03 Rawabadak Koja


Selatan
5. 69857298 PAUD Bintang Cakrawala Lagoa Koja

6. 69974303 PAUD Bunga Karang 3 Lagoa Koja

7. 69880128 PAUD Bunga Tanjung Koja Koja

8. 69857301 PAUD Cempaka 09 Lagoa Koja

9. 69880133 PAUD Cempaka Indah Rawabadak Koja


Selatan
10. 69795517 PAUD Citra RW 01 Rawabadak Koja
Selatan
11. 69992966 PAUD Dahlia Koja Koja

12. 69945472 PAUD Fajar Pagi Tugu Selatan Koja

13. 69795546 PAUD Flamboyan Koja Koja

14. 69966135 PAUD Flamboyan Indah Rawabadak Koja


RW 05 Selatan
15. 69857299 PAUD Kemuning Lagoa Koja

91
16. 69943281 PAUD Kenanga Lagoa Koja

17. 69974949 PAUD Kuntum Harapan Tugu Utara Koja

18. 69857296 PAUD Lestari Bunga Tugu Selatan Koja


Karang
19. 69943856 PAUD Mawar Putih Lagoa Koja

20. 69973225 PAUD Melati 01 Tugu Selatan Koja

21. 69930357 PAUD Melati 04 Lagoa Koja

22. 69857293 PAUD Melati Putih Rawabadak Koja


Selatan
23. 69942987 PAUD Melati Putih Lagoa Koja

24. 69795747 PAUD Melur 07 Lagoa Koja

25. 69857300 PAUD Pelangi Lagoa Koja

26. 69935255 PAUD Sakura 011 Lagoa Koja

27. 69795697 PAUD Waru Indah Lagoa Koja

28. 69960750 PAUD Wijaya Kusuma Koja Koja

29. 69857306 PAUD Melati 02 Koja Koja Koja

30. 69857304 PAUD Melati 3 Rawabadak Koja


Utara
31. 69795689 PAUD Samudra 3 Tugu Utara Koja

32. 69857297 Pos PAUD Matahari 012 Tugu Utara Koja

33. 69980992 PAUD Kutilang Tugu Selatan Koja

34. 69857199 PAUD Teratai Rawabadak Koja


Utara

92
35. 69857190 PAUD Putra Bangsa Tugu Selatan Koja

36. 69795684 PAUD Sunanul Huda Tugu Selatan Koja

37. 69944545 PAUD Al-Barokah Koja Koja

38. 69970673 PAUD Al-Ghiffari Tugu Utara Koja

39. 69973364 PAUD Al-Ikhwan Lagoa Koja

40. 69795507 PAUD Tunas Bangsa Tugu Selatan Koja

41. 69857187 PAUD Pakis Rawabadak Koja


Selatan
42. 69912051 PAUD Al-Fauzaniyyah Tugu Selatan Koja

43. 69985838 PAUD Alif RW 05 Tanjung Tanjung


Priok Priok
44. 69981979 PAUD Anggrek RW 11 Kebon Tanjung
Bawang Priok
45. 69857285 PAUD Bintang Kecil Sungai Tanjung
Bambu Priok
46. 69971928 PAUD Bougenville Sungai Tanjung
Bambu Priok
47. 69880127 PAUD Cendrawasih Papango Tanjung
Priok
48. 69857283 PAUD Ceria 08 Sungai Tanjung
Bambu Priok
49. 69857262 PAUD Dahlia 09 Sunter Agung Tanjung
Priok
50. 69992875 PAUD Gembira 06 Sungai Tanjung
Bambu Priok
51 69857269 PAUD Kenanga 02 Papango Tanjung
Priok
52 69935072 PAUD LintangMelati Warakas Tanjung
Priok
53 69880123 PAUD Matahari 03 Sunter Agung Tanjung
Priok

93
54 69857280 PAUD Mawar I Sungai Tanjung
Bambu Priok
55 69857279 PAUD Mawar VII Sungai Tanjung
Bambu Priok
56 69857274 PAUD Melati 06 Sunter Jaya Tanjung
Priok
57 69880126 PAUD Melati Ar-Rahman Warakas Tanjung
Priok
58 69880124 PAUD Melati RW 07 Sunter Agung Tanjung
Priok
59 69857260 PAUD Melur RW 06 Sunter Agung Tanjung
Priok
60 69857289 PAUD Nurul Jannah Tanjung Tanjung
Priok Priok
61 69966091 PAUD Nusa Indah 03 Papango Tanjung
Priok
62 69911940 PAUD Puspa Sungai Tanjung
Bambu Priok
63 69795650 PAUD Riang Sungai Tanjung
Bambu Priok
64 69984857 PAUD Sang Bintang Kebon Tanjung
Bawang Priok
65 69987639 PAUD Teratai RW 10 Kebon Tanjung
Bawang Priok
66 69857271 PAUD Setia Mekar Papango Tanjung
Priok
67 69960051 PAUD Teratai 05 Sunter Agung Tanjung
Priok
68 69857261 PAUD Mawar 08 Sunter Agung Tanjung
Priok
69 69857267 PAUD Kasih Ibu 02 Sunter Jaya Tanjung
Priok
70 69949615 PAUD Matahari I Sunter Jaya Tanjung
Priok
71 69857264 PAUD Matahari II Sunter Jaya Tanjung
Priok
72 69922869 PAUD Mawar 07 Sunter Jaya Tanjung
Priok

94
73 69904306 PAUD Melati 01 Warakas Tanjung
Priok
74 69857272 PAUD Melati Ceria 08 Warakas Tanjung
Priok

75 69857287 PAUD Nurul Haya 05 Kebon Tanjung


Bawang Priok
76 69871518 PAUD Anggrek Suka Pura Cilincing

77 69987229 PAUD Al-Alam Cilincing Cilincing

78 69976595 PAUD Al-Bandaniyah Rorotan Cilincing

79 69959522 PAUD Amalia Marunda Cilincing

80 69988594 PAUD Ananda Ceria Rorotan Cilincing


81 69857319 PAUD Anggrek Cilincing Cilincing

82 69910765 PAUD Bawal Kali Baru Cilincing

83 69978903 PAUD Bersinar RW 10 Semper Cilincing


Timur
84 69857314 PAUD Bougenville 11 Rorotan Cilincing

85 69857312 PAUD Bougenville RW Rorotan Cilincing


02
86 69959523 PAUD Dahlia 2 Rorotan Cilincing

87 69860403 PAUD Delima Rorotan Cilincing

88 69972218 Paud Dorang Marunda Cilincing

89 69915200 PAUD Flamboyan Ceria Suka Pura Cilincing

90 69857323 PAUD HIU Semper Cilincing


Timur
91 69912299 PAUD Ikan Mas Kali Baru Cilincing

95
92 69976599 PAUD Jambal Kali Baru Cilincing

93 69857331 PAUD Kakap Kali Baru Cilincing

94 69976806 PAUD Mawar 04 Cilincing Cilincing

95 69857325 PAUD Melati 012 Semper Barat Cilincing

96 69979361 PAUD Melati 03 Suka Pura Cilincing

97 69984935 PAUD Nusa indah Cilincing Cilincing

98 69910769 PAUD Paus Kali Baru Cilincing

99 69972214 PAUD Pelangi 03 Semper Cilincing


Timur
100 69795688 PAUD Rosella Semper Cilincing
Timur
101 69857322 PAUD Seruni 04 Semper Cilincing
Timur
102 69975188 PAUD Tuna Kali Baru Cilincing

103 69857326 PAUD Tunas Bahari Semper Barat Cilincing

104 69880134 PAUD Arwana Kali Baru Cilincing

105 69857321 PAUD Berseri Semper Cilincing


Timur

96
C. Profil Yayasan Jala Samudera Mandiri (JSM)
1. Identitas Lembaga Yayasan Jala Samudera Mandiri
(JSM)

Lembaga Swadaya Masyarakat Jala Samudera


Mandiri (JSM) digagas oleh para aktivis yang memiliki
perhatian terkait isu pendidikan dan anak di sekitar Jakarta
dan khususnya di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Dalam kegiatan wawancara dengan Pak Sani selaku Ketua
Yayasan JSM, lembaga ini berdiri semenjak tahun 2005 dan
dicatatkan ke notaris sebagai lembaga Negara yang sah
dengan badan hukum yayasan pada tahun 2008 tepatnya
pada tangggal 17 Desember, dengan identitas lembaga
sebagai berikut :

• Bentuk Badan Hukum : Yayasan


• No Akta : 27
• Hukum HAM RI :AHU2521.AH.01.04.Tahun
2009
• Alamat : Jl. Sindang No. 27 RT
10/08 Koja, Jakarta Utara

Jala Samudera Mandiri menetapkan diri sebagai


lembaga swadaya masyarakat yang bersifat independen dan
netral dari afiliasi politik, kelompok atau golongan. Dalam
menjalankan program PKBM, JSM mendapatkan izin dari
Suku Dinas Pendidikan Menengah Pemerintah Kota

97
Administrasi Jakarta Utara dengan nomor:
980/PKBM/JU/VII/2010. JSM juga telah mendapatkan izin
operasional PKBM dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta dengan nomor : 8272/-1 .851.321.

Dalam kurun waktu sepuluh tahun menjalankan


program, JSM bersinergi dengan pihak-pihak yang
memiliki semangat dan visi kerja yang sama. Adapun mitra
kerja JSM yang pertama adalah Jakarta International
Container Terminal (JICT). JICT sendiri merupakan mitra-
utama JSM dalam menjalankan program, program andalan
yang dimiliki atas dasar kerjasama dan dukungan dari JICT
adalah Rumah Belajar dan Asistensi Paud.

Selain bermitra dengan JICT, JSM juga bekerjasama


dengan Dinas Pendidikan Jakarta Utara terutama dalam
penyelanggaraan program kejar paket A, B, dan C. Dalam
praktiknya, JSM menjadi pelaksana program tersebut yang
dikhususkan untuk kebutuhan anak-anak Rumah Belajar
agar memiliki ijazah penyetaraan. (Anwari, Abidin dan
Sumarno, 2018: 18)

Visi pemberdayaan dan perlindungan anak makin


mengkristal dan menjadi concern pada saat kelompok
aktivis bertemu dengan gagasan para aktivis serikat kerja
JICT.

98
2. Visi dan Misi Yayasan Jala Samudera Mandiri

Dalam berkiprah menyelami lautan masalah sosial


di kawasan Tanjung Priok dan sekitarnya, Yayasan Jala
Samudera mandiri mengusung visi “Mitra Terpercaya CSR
dalam Mendorong Perubahan Masyarakat unutk Maju,
Mandiri dan Berbudaya”. (Anwari, Abidin dan Sumarno,
2018: 21)

Dengan berkomitmen untuk menebar jala pengaman


dan perlindungan pada generasi anak usia sekolah agar
tetap memperoleh hak-hak mereka di tengah permasalahan
sosial-ekonomi yang menjerat keluarganya. Yayasan JSM
menjaring mereka-mereka yang hampir tenggelam dalam
samudera persoalan karena kemiskinan dan kebodohan
melalui jarring pengaman sosial, pemberdayaan, akses dan
pendampingan.

Menurut Anwari, Abidin dan Sumarno, (2018: 22)


dalam upaya realisasi visi tersebut, JSM kemudian
menerjemahkannya dalam 5 agenda misi sebagai berikut :

1. Mengembangkan diri menjadi lembaga yang


professional dalam pengelolaan CSR.
2. Menjalin kerjasama yang strategis antara pelaku
program CSR.

99
3. Menjadi lembaga yang mampu mengorganisir
mengelola program dengan menyediakan tenaga yang
memiliki kemampuan di bidangnya.
4. Membangun serta mengembangkan pusat pendidikan
masyarakat.
5. Mengembangkan usaha mandiri masyarakat.

Dalam rangka mempertegas Visi dan Misi, Pak Sani


menjelaskan kompetensi JSM sebagai lembaga swadaya
masyarakat yang professional dalam bidang :

a. Community Development
b. Pendidikan Alternatif
c. Community Based
d. Social Assesment
e. Training Capacity Building
f. Advokasi

Selain itu, JSM juga membangun budaya kerja


dalam rangka melakukan internalisasi nilai di kalangan
pengurus, aktivis dan relawan dengan 4 nilai inti yang
menjadikan karakter pengurus dan relawan. Empat nilai inti
tersebut adalah :

1. Profesional
Profesional dipercaya mampu menghasilkan out put
yang terbaik karena dalam implementasi sehari-hari harus
dimakna dengan sikap mental untuk senantiasa melakukan
100
hal baik dengan cara yang baik, seperti dengan senantiasa
menjaga amanah dan tanggung jawab kerja yang diliputi
dengan keahlian, dedikasi, berorientasi pada penyelesaian
masalah, tanggung jawab, efektif dan efisien dari semua
aspek sumber daya.

2. Akuntabel
Dalam mewujudkan asas profesionalisme dalam
bekerja guna memenuhi harapan semua pihak dibutuhkan
kesadaran etik dan moral untuk selalu bersedia bertanggung
jawab dan mempertanggung jawabkan pekerjaan.

3. Transparansi
Pola manajemen yang terbuka atau transparan dalam
rangka membangun budaya manajemen yang bersih dan
bertanggung jawab merupakan komitmen dasar yang
dimiliki JSM dalam bermitra dengan perusahaan,
pemerintah dan masyarakat agar senantiasa mampu menjadi
mitra terpercaya dan professional.

4. Fairness
Guna membentuk kepengurusan dan cara kerja yang
jujur dalam segala hal, JSM menuntut kepada seluruh
pengurus dan relawan untuk memiliki sikap mental yang
adil dan proporsional.

101
3. Struktur Organisasi Yayasan Jala Samudera Mandiri

Bagan 3.2 Struktur Organisasi Yayasan Jala


Samudera Mandiri
Sumber: Wawancara Dengan Pak Sani selaku Ketua
Yayasan JSM

Dari gambaran struktur organisasi di atas, Pak Sani


menjelaskan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing
divisi dan sub-divisi. Yang pertama adalah Ketua Yayasan
Jala Samudera Mandiri, memiliki tugas pokok dan fungsi
untuk bertanggung jawab secara penuh terkait dengan
implementasi program Rumah Belajar dalam aktivitas
kesehariannya serta bertanggung jawab dalam segi

102
kepemimpinan terhadap divisi-divisi yang berada dibawah
naungan Ketua Yayasan. Selain itu, Ketua Yayasan JSM
juga memiliki tanggung jawab untuk laporan harian,
mingguan, triwulan dan tahunan terkait dengan
implementasi program Rumah Belajar terhadap pihak CSR
PT. JICT.

Koordinator Program Rumah Belajar memiliki tugas


pokok untuk mengatur strategi perencanaan yang
dibutuhkan Rumah Belajar dalam merekrut peserta,
penentuan standar kurikulum, penentuan tutor Rumah
Belajar, kebutuhan prasarana dalam aktivitas belajar
mengajar dan sistem pembelajaran dalam Rumah Belajar.
Fungsi yang dimiliki Koordinator Rumah Belajar adalah
untuk mengetahui secara langsung kondisi di lapangan
mulai dari hambatan hingga penentuan solusi secara cepat
dalam implementasi Rumah Belajar.

Bagian Keuangan memiliki tugas pokok untuk


mencatat dan menghitung seluruh pemasukan hingga
pengeluaran pada kegiatan operasional Yayasan Jala
Samudera Mandiri dalam aktivitas kesehariannya. Fungsi
Bagian Keuangan adalah untuk membuat anggaran
keuangan Yayasan Jala Samudera Mandiri dalam
aktivitasnya selama satu tahun kedepan.

103
Penanggung Jawab Rumah Belajar di setiap wilayah
memiliki tugas pokok untuk mengawasi dan memastikan
bahwa seluruh kegiatan sehari-hari di Rumah Belajar
berjalan sesuai dengan strategi dan perencanaan yang
ditetapkan serta Standar Operasional Prosedurnya. Selain
itu, tugas pokok Penanggung Jawab Rumah Belajar adalah
membuat laporan aktivitas keseharian Rumah Belajar yang
akan diserahkan kepada Koordinator Program Rumah
Belajar. Fungsi yang dimiliki Penanggung Jawab Rumah
Belajar adalah sebagai pelaksana tugas harian yang ada di
setiap wilayah Rumah Belajar.

Penanggung Jawab Kelas Jauh memiliki tugas


pokok untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar Kelas
Jauh di masing-masing wilayah yang terbagi dalam
Kecamatan Koja, Kecamatan Tanjung Priok dan
Kecamatan Cilincing. Selain itu Tugas Pokok Penanggung
Jawab Kelas Jauh adalah assessment terkait kebutuhan
dalam proses pelaksanaan program Kelas Jauh. Fungsi
Penanggung Jawab Kelas Jauh adalah untuk
memaksimalkan pemberian manfaat program CSR PT.
JICT dalam Rumah Belajar agar tersebar secara
menyeluruh hingga mampu dimanfaatkan oleh peserta didik
yang tidak dapat menjangkau Rumah Belajar pusat
Kelurahan.

104
4. Program Unggulan

Isu yang menjadi dasar program JSM yaitu


pemberdayaan dan pembelaan atas hak anak dalam bidang
pendidikan. Sesuai dengan kompetensi yang dimiliki JSM,
Jala Samudera Mandiri memiliki program Rumah Belajar
yang bertujuan agar mampu mengembangkan potensi atau
bakat anak melalui pendidikan non formal yang berbasis
teknologi digital dan keahlian dengan kelompok sasaran
adalah anak usia sekolah yang putus sekolah atau tidak
mampu berdasarkan klasifikasi bidang ekonomi yang
berada di wilayah Jakarta Utara. Rumah Belajar JICT
merupakan wadah untuk anak-anak putus sekolah dibina
dengan aktivitas yang menumbuhkan keterampilan serta
harapan akan masa depan yang lebih baik. (Anwari, Abidin
dan Sumarno, 2018: 24)

Namun, seiring perkembangan berdasarkan


kebutuhan dan dorongan masyarakat, Rumah Belajar JICT
bertransformasi untuk turut serta menyediakan fasilitas
pembuatan ijazah penyetaraan kepada seluruh peserta didik
Rumah Belajar. Ijazah tersebut sesuai dengan pedoman
pendidikan non formal kejar paket A,B dan C yang
menginduk kepada Dinas Pendidikan agar para peserta
didik mampu meneruskan pendidikan atau bekerja di sektor
formal.

105
BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 melahirkan


sebuah konsep baru yang menjadikan sebuah korporat
untuk dapat bertanggung jawab baik bagi alam maupun
lingkungan sosial. Kebijakan pemerintah tersebut secara
tidak langsung menuntut komitmen perusahaan untuk dapat
berkontribusi memberikan manfaat secara berkelanjutan
terhadap lingkungan sosial sekitar perusahaan baik untuk
saat ini hingga masa depan.

Pada bab ini peneliti menjabarkan data dan temuan


penelitian terkait program CSR PT. JICT di bidang
pendidikan. Peneliti melakukan observasi dan wawancara
yang dilakukan dari bulan Oktober 2019 hingga Februari
2020 untuk mendapatkan data dan temuan penelitian.
Dalam observasi yang dilakukan, peneliti ikut serta
kedalam beberapa program untuk mengetahui secara
langsung bagaimana implementasi yang dilakukan pada
program CSR PT. JICT di bidang pendidikan.

Wawancara mendalam juga dilakukan demi


mendapatkan data primer yang berguna untuk menunjang
proses penelitian ini. Wawancara dilakukan kepada para
pelaksana program dan penerima manfaat antara lain Senior
Staff Corporate Affair CSR PT. JICT, Ketua Yayasan Jala
106
Samudera Mandiri, Ketua PAUD Binaan PT. JICT, Kepala
Yayasan Al-Muhajirin dan Tutor dalam Rumah Belajar.
Peneliti melakukan penentuan terlebih dahulu terhadap
informan dalam wawancara yang dilakukan, guna
mendapatkan informasi secara lengkap dan mampu
dimanfaatkan dalam kurun waktu yang singkat. Peneliti
juga menggunakan data sekunder untuk menunjang
penelitian, data sekunder tersebut antara lain didapatkan
melalui website perusahaan, buku Rumah Belajar yang
dibuat oleh Yayasan Jala Samudera Mandiri dan berbagai
macam lampiran yang diterima melalui PT. JICT.

Gambar 4.1 Peresmian Program Green Dock School


(Public Expose CSR JICT) di Yayasan Al- Muhajirin
Sumber: Studi Dokumentasi Pribadi

107
A. Pondasi Program CSR

Dalam penelitian ini, penulis mengangkat studi


kasus mengenai program CSR PT. JICT di bidang
pendidikan. Sebelum masuk ke dalam pembahasan, penulis
akan menyajikan data tentang konsep program CSR PT.
JICT di bidang pendidikan agar lebih mudah dipahami.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Senior Staff
Corporate Affair CSR PT. JICT Bapak Aan Sopyan serta
studi observasi dan dokumentasi, berikut adalah konsep
program CSR PT. JICT di bidang pendidikan :

1. Latar Belakang Penyusunan Program CSR Bidang


Pendidikan
Berdasarkan data yang didapatkan oleh penulis
melalui proses studi dokumentasi yang dilakukan pada
buku Rumah Belajar (2018: 10), penelitian yang dilakukan
oleh PT. JICT dengan melakukan mapping terhadap
pendidikan di wilayah Jakarta Utara, sumber persoalan
pendidikan ditentukan dari berbagai persoalan, di antaranya
adalah sebagai berikut :
a. Angka Partisipasi Murni (APM) Paling Rendah
untuk tingkat SMA, wilayah Jakarta Utara hanya
mendapatkan angka 51.79% dari 51.637 jumlah
penduduk usia 16-18 tahun.

108
b. Angka Putus Sekolah Tinggi, 42% adalah angka
yang menunjukkan anak-anak di Jakarta Utara
tidak mampu melanjutkan pendidikan, mulai dari
SD, SLTP dan SLTA.
c. Indeks Pembangunan Manusia, semenjak tahun
2011 hingga 2016 wilayah Jakarta Utara
menempati peringkat ke dua paling rendah dalam
Provinsi DKI Jakarta dengan perolehan angka
78.78% yang ditinjau dari empat indikator
penting yaitu tingkat harapan hidup (kesehatan),
angka melek huurf, lama sekolah dan
pengeluaran perkapita.

2. Objektifitas Program
Harapan yang muncul dengan adanya program
CSR PT. JICT adalah dapat mengurangi angka putus
sekolah di wilayah Jakarta Utara dan mampu
membangun kesadaran serta keberdayaan masyarakat
di wilayah Jakarta Utara. (Aan Sopyan, 2020)

3. Karakteristik Program
Program CSR yang dilakukan oleh PT. JICT
memiliki karakter tersendiri dengan jargon utama
“We Care - We Share” yang menunjukkan efek dan
dampak yang berbeda pada implikasinya.

109
Karakter ini pula yang selanjutnya menjadi tolak
ukur dalam strategi pelaksanan program CSR JICT.
Berikut adalah lima karakter dasar yang menjadi
identitas dan format pelaksanaan program CSR JICT :
a. Sebuah Proses Akar Rumput, masyarakat
yang telah berhasil melakukan
pengorganisasian diri serta memiliki gagasan-
gagasan untuk pengembangan pada level akar
rumput, program CSR JICT sangat
menghargai sikap inisiatif masyarakat tersebut
sehingga mereka tidak perlu membuat suatu
program pemberdayaan yang baru, namun
yang dilakukan adalah fokus terhadap
pengembangan inisiatif masyarakat.
b. Pengembangan Komunitas Belajar, seluruh
program CSR atau aktivitas bantuan CSR PT.
JICT harus memiliki implikasi
pengembangan komunitas belajar sehingga
berdampak pada aktivitas pembelajaran bagi
masyarakat dan juga tim penyelenggara
program CSR. Seperti salah satu contohnya
adalah program Rumah Belajar CSR JICT.
c. Penguatan Modal Masyarakat, hal substantif
yang perlu dilakukan CSR JICT harus
memiliki dampak positif yang langsung
dirasakan oleh masyarakat. Penguatan modal

110
sosial merupakan modal jangka panjang yang
dimiliki masyarakat agar mampu
memudahkan masyarakat untuk membangun
dinamika sosial dan ekonominya.
d. Pengembangan Keswadayaan, setiap program
yang dilakukan harus mampu menumbuhkan
spirit keswadayaan dalam setiap implementasi
program CSR JICT, karena hal tersebut akan
menumbuhkan spirit di masyarakat dan
memberikan energi positif yang abadi untuk
terus berdaya-upaya.
e. Pengurangan Kerentanan Sosial Secara
Kongkrit, komitmen program CSR JICT yaitu
harus mampu memiliki dampak nyata dalam
implementasinya guna mengurangi kerentanan
sosial. Contoh dari program yang dijalankan
adalah mampu mengurangi angka anak putus
sekolah melalui program Rumah Belajar serta
meminimalisir tingkat kerawanan sosial akibat
banjir dan disfungsi kali.

111
4. Benefit Program

Kegiatan operasional perusahaan pada umumnya


memberikan dampak negatif, seperti contoh eksploitasi
sumber daya alam dan rusaknya lingkungan di sekitar
operasi perusahaan, namun berdasarkan wawancara yang
dilakukan oleh Pak Aan Sopyan selaku Senior Staff
Corporate Affair CSR PT. JICT, dalam melaksanakan
kegiatan CSR, PT. JICT memiliki 4 benefit program baik
untuk perusahaan dan masyarakat, di antaranya adalah:

a. Human Capital, dengan meningkatkan 3 wilayah


kecamatan di Jakarta Utara dalam segi kualitas
kehidupan, peningkatan mutu pendidikan dan
persiapan dalam menghadapi kehidupan di masa
depan.
b. Financial Capital, yaitu bantuan yang diberikan
kepada penerima manfaat mulai dari program
Rumah Belajar, Green Dock School dan
Asistensi PAUD dalam rangka pemenuhan
kesejahteraan masyarakat.
c. Social Capital, memberikan kesempatan kepada
masyarakat sekitar untuk dapat menjadi tutor atau
peserta didik di Rumah Belajar maupun guru di
PAUD Binaan PT. JICT.

112
d. Reputasi Korporat, dengan adanya program CSR
PT. JICT di bidang pendidikan, membuat citra
perusahaan baik di mata masyarakat sekitar
karena mendukung kemajuan pendidikan wilayah
Jakarta Utara.
e. Operasional, untuk meminimalisir segala bentuk
protes atau complain dari masyarakat sehingga
dapat mengoptimalisasikan operasional
perusahaan.

B. Implementasi Program CSR Bidang Pendidikan

Program CSR PT. JICT di bidang pendidikan


mendapatkan perhatian khusus mulai dari proses
perumusan kebijakan hingga pada proses implementasinya.
PT. JICT melalui program tersebut yang dilakukan secara
sustainable dengan menanamkan nilai-nilai kesadaran dan
pemberdayaan terhadap masyarakat ditujukan agar mampu
memperbaiki kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera.
Seperti yang dikatakan oleh Pak Aan Sopyan selaku Senior
Staff Corporate Affair CSR PT. JICT :

Kami tentunya berharap agar bidang garap program


CSR dengan fokus pendidikan ini tidak hanya
sekedar menjadi program atau bantuan yang bersifat
bantu putus lagi seperti program-program kami
sebelumnya, karena program CSR di bidang
pendidikan ini kami bentuk berdasarkan sifat dasar
113
pendidikan yaitu menjadikan setiap manusia
berpengetahuan agar mampu mengubah kondisi
masyarakat untuk dapat mengontrol kehidupan
mereka dan mengusahakan membentuk masa depan
yang baik. Program ini kita lakukan dengan
keseriusan untuk membangun, menciptakan hingga
menjadikan pelopor atas kondisi yang berdaya dan
sejahtera di wilayah Jakarta Utara secara
sustainable. (Aan Sopyan, 6 Februari 2020)

Dengan tujuan dan harapan yang telah disebutkan di


atas, tentunya PT. JICT berkomitmen penuh atas keseriusan
menjalankan program CSR di bidang pendidikan hingga
pada akhirnya komitmen keseriusan tersebut membuahkan
hasil atau dampak yang positif kepada PT. JICT dengan
mendapatkan 2 penghargaan secara berturut turut, seperti
yang dikatakan oleh Pak Aan Sopyan selaku Senior Staff
Corporate Affair CSR PT. JICT :

Pada tahun 2017 dan 2018 kita berturut-turut selalu


mendapatkan penghargaan ISDA (Indonesian
SDG’s Award) dan CFCD (Corporate Forum for
Community Development) pada kategori SDGs 4
dan diberikan langsung oleh Menteri Perencanaan
Pembangunan, Bambang Brodjonegoro (Aan
Sopyan, 6 Februari 2020)

114
1. Mekanisme Pembentukan Program CSR PT. JICT
Bidang Pendidikan

Program CSR PT. JICT di bidang pendidikan


melakukan mekanisme pelaksanaan CSR dengan Top Down
Process (pada Bab II hal. 52), yaitu PT. JICT merupakan
pelaksana atau penyelenggara utama kegiatan.

Tahap awal untuk merumuskan hingga menjalankan


program CSR di bidang pendidikan ini di mulai saat adanya
intstruksi langsung dari Direktur Utama PT. JICT serta
dukungan dari PT. Hutchison Ports untuk fokus membantu
dunia pendidikan dan dengan adanya UU No. 40 Tahun
2007 PT. JICT segera melakukan tahap mapping atau
survey terhadap kebutuhan masyarakat wilayah Jakarta
Utara, setelah itu proses yang dilakukan PT. JICT adalah
melakukan penelitian melalui studi dokumentasi terkait
potret masyarakat wilayah Jakarta Utara.

Awal mula nya itu terjadi ketika adanya instruksi


dari Direktur Utama PT. JICT yang sangat concern
terhadap dunia pendidikan serta didukung pula oleh
PT. Hutchison Port Hongkong untuk menjalankan
program CSR pendidikan ini. Instruksi tadi
diberikan kepada Manager Coprorate Affair PT.
JICT untuk membuat program CSR di bidang
pendidikan. (Aan Sopyan, 6 Februari 2020)

115
Langkah selanjutnya yang di lakukan adalah
membuat rumusan kebijakan yang akan disepakati oleh
beneficiaries (penerima manfaat) program hingga pada
langkah akhir yaitu implementasi dari kebijakan tersebut.
Kegiatan mapping atau survey terhadap kebutuhan
masyarakat sekitar dilakukan oleh Divisi Corporate Affair
CSR PT. JICT di wilayah Jakarta Utara.

Program CSR pendidikan ini kita mulai lakukan


semuanya sendiri, Rumah Belajar JICT, Green
Dock School hingga Asistensi PAUD. Dari proses
mapping sampai survey itu saya sama Pak
Mustaqim yang terjun langsung ke lapangan untuk
meninjau sumber daya dan permasalahan yang ada
di lapangan, baru setelah itu kita lakukan proses
kerjasama bersama lembaga dan masyarakat terkait.
Setelah itu dibentuk tim khusus untuk bidang garap
pendidikan ini, dengan mengundang Consultant di
bidang pendidikan dan para ahli di bidang
pendidikan. (Aan Sopyan, 6 Februari 2020)

2. Program CSR PT. JICT Bidang Pendidikan

Hasil dari mapping dan studi dokumentasi terhadap


kebutuhan masyarakat Jakarta Utara melahirkan 3 bidang
garap program CSR pendidikan, diantaranya yaitu :

2.1. Program Rumah Belajar JICT

Rumah Belajar JICT adalah salah satu program


bentuk pelaksanaan program CSR di bidang pendidikan

116
dengan konsep “Memberdayakan”. Dalam hal ini, PT. JICT
sadar harus memiliki andil dalam pemecahan masalah
sosial dan lingkungan yang berkembang di wilayah sekitar
operasi perusahaan atau Jakarta Utara. Masyarakat mampu
berdaya dan kuat jika adanya langkah penting dalam proses
penguatan dan pemberdayaan masyarakat. (Abidin, 2018:
32)

a. Latar Belakang dan Proses Pembentukan


Rumah Belajar JICT

Pemberdayaan, pemberian harapan, pembinaan dan


membangun daya saing kaum muda adalah tujuan utama
dari adanya program Rumah Belajar JICT dengan konsep
sebagai antitesis pendidikan formal. Kepedulian PT. JICT
dalam mengembangkan CSR khususnya di bidang
pendidikan berdasarkan dari hasil survey yang dilakukan
oleh divisi Corporate Affair dalam mencari solusi yang
tepat guna menyelesaikan berbagai macam problematika
yang ada di wilayah Jakarta Utara.

Dalam pembentukan CSR di bidang pendidikan,


pada tahun 2008 Manager Corporate Affair PT. JICT
memiliki andil yang cukup besar karena dibawah
kepemimpinannya pada saat itu, PT. JICT secara resmi
mengesahkan program CSR di bidang pendidikan yang
bersifat sustainable dengan salah satu programnya yaitu
Rumah Belajar JICT.
117
Langkah pertama yang dilakukan adalah kita
mapping dulu, cari data tentang kebutuhan
masyarakat Jakarta Utara. Setelah melakukan
mapping dan cari data kami melakukan tinjauan
lapangan secara langsung untuk melihat potensi
Sumber Daya Manusia di Jakarta Utara. Akhirnya,
ketemulah strategi yang kami anggap tepat untuk
mengurangi angka anak putus sekolah yang
penyebabnya faktor ekonomi, faktor keluarga dan
faktor lingkungan yaitu Rumah Belajar JICT. Kami
lengkapi Rumah Belajar itu dengan fasilitas yang
lengkap ada komputer, alat tulis, buku bacaan
hingga tutor atau mentor yang ahli dalam bidang
pengajarannya untuk mengajar di Rumah Belajar.
(Aan Sopyan, 6 Februari 2020)

IPM di wilayah Jakarta Utara menempati urutan ke-


2 paling rendah dibandingkan kota lainnya di provinsi DKI
Jakarta. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor
diantaranya adalah angka harapan hidup (kesehatan), melek
huruf, pendidikan dan standar hidup. Maka untuk
menjawab persoalan tersebut PT. JICT bekerjasama dengan
Yayasan Jala Samudera Mandiri dengan harapan IPM di
Kota Jakarta Utara mampu ditingkatkan melalui program
Rumah Belajar JICT.

Jakarta Utara itu terkenal dengan daerah


kriminalitas, contohnya adalah banyak “bajilo”
(bajing loncat) yang pelakunya adalah anak-anak.
Kami sadar bahwa kriminalitas berkolerasi dengan
tingkat kemiskinan, sehingga kami melakukan
mapping untuk segera mencari treatment yang
cocok dalam menyelesaikan hal tersebut. Hal
penting yang perlu dilakukan adalah masyarakat
harus ditingkatkan kemampuan ekonomi dan pola
118
pikirnya dalam hidup berkehidupan. Dalam hal ini
kami bekerjasama dengan PT. JICT membentuk dan
menjalankan program Rumah Belajar JICT untuk
menyelesaikan problematika ekonomi dan sekaligus
memberikan solusi yang lebih sustain agar dapat
menyelesaikan kebutuhan secara mendasar. (Sani,
10 Februari 2020)

b. Penentuan Kurikulum Rumah Belajar JICT

Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui


sektor pendidikan dalam hal ini program Rumah Belajar
JICT bertujuan untuk mencerdaskan masyarakat Jakarta
Utara agar mampu menjadi individu yang berpengetahuan
dan anggota masyarakat di masa depan. Untuk mewujudkan
tujuan tersebut, PT. JICT bersama Yayasan JSM melalui
program Rumah Belajar merumuskan kurikulum
pendidikan agar peserta didik mampu mengembangkan
kompetensi, skill dan ilmu pengetahuannya.

Menentukan fokus mata pelajaran dan keterampilan


membutuhkan proses yang panjang, hingga
akhirnya kami menetapkan beberapa mata pelajaran
yang paling efektif berdasarkan kebutuhan yang
dapat menunjang keterampilan mereka di masa
depan diantaranya Matematika, Bahasa Indonesia,
IPS, IPA dan Agama, untuk keterampilannya ada
Bahasa Inggris, komputer serta advertising. Dalam
menjawab kebutuhan industri misalnya, komputer
adalah skill dasar yang harus dimiliki oleh stiap
orang, Bahasa Inggris merupakan Bahasa
Internasional dan dalam kebutuhan bisnis dunia
kedepannya tidak akan pernah habis bahkan selalu
dinamis keterampilan advertising adalah
jawabannya (Sani, 10 Februari 2020)
119
c. Strategi Penentuan dan Pelatihan Tutor Rumah
Belajar JICT

Dalam upaya pemberian manfaat agar bersifat


menyeluruh dan merata dalam mendapatkan akses
pendidikan yang baik di Rumah Belajar JICT, PT. JICT
bersama Yayasan JSM berusaha untuk menghadirkan tutor
yang berkompeten dalam penguasaan masing-masing mata
pelajaran dan keterampilan. Animo masyarakat yang terus
tumbuh terhadap program ini juga membuat masyarakat
yang rata-rata memiliki profesi sebagai guru rela untuk
menjadi tutor di Rumah Belajar.

Tutor yang berada di Rumah Belajar


ditentukan berdasarkan penguasaan keterampilan
dan kebetulan mereka semua memiliki basic
mengajar, karena mereka juga berprofesi sebagai
guru di sekolah formal. Alumni Rumah Belajar
juga ada yang ngajar lagi disini. Strategi
pelaksanaan pembelajaran kami terus berkembang
mengingat animo masyarakat yang terus
berkembang terhadap Rumah Belajar. Pada tahun
kedua implementasi terdapat tambahan cakupan
kecamatan, yang awalnya hanya di Kel. Koja
namun bertambah di Cilincing dan Tanjung Priok.
Masyarakat juga memberikan sambutan yang
positif sehingga Rumah Belajar mengadakan pula
program Kelas Jauh untuk menjangkau anak-anak
agar dapat tetap belajar di Rumah Belajar. (Sani, 10
Februari 2020)

120
Gambar 4.2 Pelatihan Tutor dan Pendamping
Rumah Belajar CSR JICT
Sumber: Studi Dokumentasi
(https://www.jictcsr.com/program-csr-jict/)

Demi mengembangkan kemampuan serta dalam


rangka memberdayakan sumber daya manusia bagi
pengelola Rumah Belajar CSR JICT, tutor dan pendamping
Rumah Belajar CSR JICT mendapatkan pelatihan khusus
terkait profesi mereka sebagai tenaga pengajar atau guru,
pelatihan tersebut ditujukan agar setiap tutor dan
pendamping mampu menyesuaikan kebutuhan program di
lapangan yang terus berubah serta mengoptimalisasikan
proses belajar mengajar agar turut menciptakan anak didik
yang berhasil di masa depan.

Kita mengadakan pelatihan buat tutor dan


pendamping di Rumah Belajar yang rutin dilakukan
setiap 3 bulan sekali, pelatihan tersebut berkaitan
dengan kompetensi tutor sebagai tenaga pengajar,
pelatihan untuk memahami kondisi psikologis setiap
anak, pelatihan membuat kurikulum yang memadai

121
dan pelatihan tentang pengembangan ilmu
pengetahuan setiap tutor.

Kita juga melaksanakan pelatihan khusus 1 tahun


sekali yang sangat wajib diikuti oleh setiap tutor dan
pendamping, contoh saja waktu itu program
pelatihannya terlaksana dari tanggal 29 sampai
dengan 31 Oktober 2019. Kita mengangkat tema
tentang “Pengarus Utamaan Hak Anak (PUHA)”.
Tema tersebut kita ambil agar tutor dan pendamping
mampu memahami isu gender dan hak anak dalam
perspektif Rumah Belajar JICT. (Aan Sopyan, 6
Februari 2020)

d. Sistem Pelayanan dan Pembelajaran di Rumah


Belajar

Dalam implementasinya, Rumah Belajar memiliki


sistem pelayanan dan pembelajaran yang tidak jauh berbeda
dengan sekolah formal. Mulai dari pendaftaran peserta
didik, proses belajar mengajar hingga proses ujian akhir dan
kelulusan memiliki beberapa kesamaan terhadap sekolah
formal, atau dalam arti lain Yayasan JSM tidak
mengesampingkan siapapun yang ingin belajar menuntut
ilmu di Rumah Belajar JICT. Proses kerjasama dengan
Yayasan JSM, membuat PT. JICT percaya bahwa
pelayanan yang baik ketika dimulai dari awal peserta didik
mengenal Rumah Belajar akan berdampak baik pula
terhadap keberlangsungan mereka berproses di Rumah
Belajar.

122
Saat pertama kali saya daftar di Rumah Belajar
prosesnya sama seperti di sekolah formal, saya
mengisi formulir dan melengkapi sayarat-syarat
administrasi. Pelayanan yang diberikan oleh
pengurus Yayasan JSM sangat baik. Untuk sistem
pembelajaran juga hampir sama dengan sekolah
formal, ada penilaian kehadiran, sikap selama
belajar dan nilai untuk setiap mata pelajaran.
(Wike, 9 Februari 2020)

Dalam wawancara yang dilakukan dengan Pak Aan


Sopyan pada tanggal 6 Februari 2020, beliau menjelaskan
melalui Rumah Belajar JICT dan program Kelas Jauh
Rumah Belajar JICT dalam membangun kepercayaan,
memperoleh dukungan serta keterlibatan dari berbagai
pihak dapat dilakukan, hal itu dapat terjadi karena
komunikasi dan proses membangun kesepahaman dengan
tokoh masyarakat berjalan lebih intens, wali siswa dan
pihak-pihak yang terkait karena Rumah Belajar memiliki
agenda sebagai berikut :

1. Media sosialisasi nilai dan sikap hidup positif.


2. Mengurangi angka pengangguran, anak jalanan
dan kerawanan sosial.
3. Menyiapkan tenaga kerja terlatih.
4. Perbaikan kualitas hidup masyarakat melalui
perbaikan kesadaran warga Rumah Belajar.
5. Terbangun forum silaturahmi yang makin intens
antara JICT, JSM dan tokoh masyarakat serta
pihak yang terkait.

123
Keseriusan dalam menerapkan filosofi “Rumah”
kepada seluruh peserta didik agar mendapatkan rasa
nyaman dalam belajar, terbukti pada saat proses belajar
mengajar dan seluruh pelayanan yang diberikan baik dari
pengurus Yayasan JSM hingga tutor Rumah Belajar JICT.

Perbedaan yang saya rasakan adalah setiap tutor


disini mampu mengembangkan komunikasi 2 arah
dan selalu memberikan pertanyaan terbuka agar
kami berani dan mampu untuk menjawab
pertanyaan. Perbedaan yang paling terasa itu
adalah konsep Rumah Belajar berdasarkan
filosofinya yang benar-benar diterapkan oleh
setiap tutor dan pengurus Yayasan JSM, kami
seperti mendapatkan rumah yang menyenangkan
untuk ditempati sehingga kami bisa berproses
dalam belajar yang interaktif, menghargai setiap
perbedaan, saling bekerjasama dalam belajar,
saling peduli dan tolong menolong. (Wike, 9
Februari 2020)

Gambar 4.3 Proses Belajar Mengajar di


Rumah Belajar JICT
Sumber: Dokumentasi Pribadi

124
e. Monitoring dan Evaluasi Program Rumah Belajar
JICT

Dalam menunjang keberhasilan implementasi


program Rumah Belajar, kontroling rutin dilakukan oleh
PT. JICT dalam jangka waktu 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan
dan 1 tahun melalui laporan yang dibuat oleh Yayasan Jala
Samudera Mandiri. Laporan tersebut yang digunakan oleh
kedua lembaga dalam mengevaluasi input, proses dan
output pembelajaran di Rumah Belajar. Hal ini dibutuhkan
oleh ke dua lembaga tersebut guna menunjang proses
implementasi program Rumah Belajar dan menemukan
inovasi baru pada dunia pendidikan di Rumah Belajar.

Agar mampu menjunjung tinggi integritas dalam


menjalankan program dan menumbuhkan inovasi
bagi tumbuh kembang peserta didik serta kejujuran
dan keseriusan kerjasama yang terjalin antara JICT
dengan pihak penerima manfaat dan Yayasan Jala
sebagai mitra kerjasama, kami meminta laporan
laporan pertanggung jawaban baik dimulai dari per-
minggu, per-bulan, per-triwulan hingga per-tahun.
Laporan tersebut mulai dari laporan keuangan,
laporan proses pembelajaran hingga laporan
mengenai progres kondisi anak-anak peserta didik
yang mendapatkan bantuan dari kami atau JICT.
(Aan Sopyan, 6 Februari 2020)

125
f. Faktor Pendukung dan Penghambat

Konsep “Memberdayakan” adalah titik temu


perjanjian kerjasama yang dilakukan antara PT. JICT
dengan Yayasan JSM. Memberdayakan diartikan sebagai
proses memfasilitasi dan membangun kembali potensi
masyarakat sehingga dapat memperoleh kesempatan dan
dukungan untuk berkembang secara lebih luas yang pada
akhirnya akan mengubah kondisi sosial-ekonomi secara
bertahap. Hal tersebut menjadi pondasi utama yang
membantu Rumah Belajar JICT dalam menerapkan proses
belajar mengajar.

Selain itu, apresiasi dari masyarakat dan pemerintah


Kota Jakarta Utara membuat program ini semakin
berkembang untuk memberikan manfaat secara
berkelanjutan kepada masyarakat. PT. JICT juga
memberikan dana sebesar 8% dari keuntungan pertahun
untuk menjalankan program CSR di bidang pendidikan agar
terus mampu bertahan menjalankan program ini.

Saat merumuskan program pendidikan, kami


membutuhkan tenaga bantuan yang paham betul
mengenai kultur masyarakat wilayah Jakarta
Utara. Hadirnya Yayasan JSM yang memiliki
fokus untuk mendorong perubahan masyarakat
untuk maju, mandiri dan berbudaya sangat
membantu program Rumah Belajar JICT yang
juga memiliki fokus terhadap pemberdayaan
masyarakat Jakarta Utara agar dapat menjadi
masyarakat di masa depan. Pemerintah setempat
126
juga selalu mengapresiasi kami dalam melakukan
program CSR baik di bidang pendidikan,
kesehatan dan program CSR lainnya. Contoh di
bidang pendidikan, kami bekerjasama dengan
Dinas Pendidikan Jakarta Utara dalam program
pemberian ijazah terhadap peserta didik Paket A,
B dan C. Masyarakat juga selalu memberikan
apresiasi yang baik terhadap program CSR PT.
JICT untuk dapat terus mengembangkan
programnya yang dirasa bermanfaat untuk
masyarakat. (Aan Sopyan, 6 Februari 2020)

Adanya fasilitas agar para peserta didik mampu


belajar dengan aman dan nyaman juga menjadi faktor
pendukung program ini. Rumah Belajar JICT memberikan
fasilitas ruang kelas, buku tulis, alat musik, buku bacaan,
komputer hingga tutor yang berkompeten.

Di Rumah Belajar kami berikan fasilitas komputer


untuk menunjang sistem pembelajaran, alat tulis,
buku bacaan maupun buku tulis dan tutor atau
mentor yang ahli di bidangnya. (Aan Sopyan, 6
Februari 2020)

Gambar 4.4 Ruang Belajar Rumah Belajar


Sumber: Dokumentasi Pribadi

127
Dalam implementasinya, Rumah Belajar juga
memiliki beberapa faktor penghambat yang menjadi
tantangan dan pembelajaran tersendiri bagi PT. JICT dan
Yayasan JSM. Salah satu di antaranya adalah kurangnya
kepedulian masyarakat terhadap pendidikan baik untuk diri
sendiri maupun untuk anak dan orang lain. Dengan
banyaknya angka pengangguran yang juga disebabkan oleh
masyarakat yang memiliki gelar sarjana, membuat wilayah
Jakarta Utara memiliki stigma tersendiri bahwa tidak perlu
menuntut ilmu atau pendidikan tinggi karena pada akhirnya
mereka akan sulit mencari pekerjaan. Selain itu faktor
penghambat yang ada di Jakarta Utara adalah praktik
mendapatkan uang yang ternyata sangat mudah
dimanfaatkan oleh anak-anak, cukup menjadi juru parkir
liar, bajing loncat (bajilo) mereka sudah bisa mendapatkan
uang untuk kebutuhan mereka sehari-hari.

Stigma yang terbangun di wilayah Jakarta Utara


mengenai proyeksi pendidikan adalah “orang yang
sekolah itu pasti untuk cari kerja” sedangkan di
Jakarta Utara, cari duit itu gampang, tinggal pergi
ke terminal, jadi juru parkir liar atau bajing loncat.
Selain itu, realitas di Jakarta Utara itu banyaknya
pengangguran yang memiliki gelar sarjana, itu
juga membuat stigma “ngapain sekolah tinggi-
tinggi mereka aja jadi pengangguran. (Sani, 10
Februari 2020)
128
2.2. Program Asistensi PAUD

Menurut Nugroho (2014: 112), pendidikan adalah


agenda manusia yang berlangsung selamanya, karena
pendidikan mendorong setiap laki-laki dan perempuan
untuk menjadi individu yang berpengetahuan dan anggota
masyarakat di masa depan. Pendidikan berarti kesejahteran
karena pendidikan mempersiapkan orang-orang agar siap
menghadapi kehidupan di masa datang; karena sistem
pengajaran melengkapi mereka dengan pengetahuan,
keterampilan dan kompetensi.

Dalam rangka mendukung agenda pendidikan


tersebut, PT. JICT mewujudkan komitmennya terhadap
masyarakat Jakarta Utara dengan dibentuknya program
CSR Asistensi PAUD Binaan JICT. Program ini merupakan
program bantuan kepada lembaga PAUD yang berada di
wilayah Jakarta Utara agar mampu mengembangkan
metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif, progresif
serta memenuhi standar administrasi.

Semenjak disahkan menjadi bagian dari program


CSR oleh PT. JICT, program Asistensi PAUD telah
membina dan membantu 105 PAUD yang berada di
wilayah Jakarta Utara. Bantuan yang diberikan berupa
pelatihan guru PAUD, pemberian prasarana pendidikan
seperti meja, kursi, alat tulis hingga seragam sekolah serta
bantuan untuk penghasilan setiap guru sebesar Rp. 150.000.
129
a. Latar Belakang Pembentukan Program CSR
Asistensi PAUD

Komitmen PT. JICT dalam memberdayakan


masyarakat dan mengentaskan angka anak-anak putus
sekolah mulai dari pendidikan awal hingga sekolah
menengah atas di Jakarta Utara dibuktikan dengan Program
CSR Asistensi Paud.

Dengan kesadaran tersebut, PT. JICT menginginkan


di setiap langkah perkembangan program ini, seluruh
PAUD yang ada di wilayah Jakarta Utara mampu
menjalankan kegiatan belajar mengajar dengan kompetensi
guru yang baik guna membentuk peserta didik yang
berkualitas. Hingga saat ini sudah ada 105 lembaga PAUD
dengan siswa sebanyak 4.490 anak dan 485 guru yang
pernah di bantu oleh JICT di tiga kecamatan di Jakarta
Utara.

JICT merumuskan program Asistensi PAUD,


karena kita ingin fokus membantu pendidikan
mulai dari tahapan paling bawah hingga paling
atas atau sma. Dan kita sadar bahwa bantu putus
itu masih kurang manfaat nya yang diterima
masyarakat. Dari kesadaran itu kita mencoba
memberikan pemahaman ke PAUD yang ada di
wilayah Tanjung Priok pada awal nya untuk
bekerja sama dengan kami agar bisa kami bantu
pemenuhan kebutuhan PAUD baik dari segi
finansial maupun kompetensinya. (Aan Sopyan, 6
Februari 2020)

130
b. Proses Penentuan Kerjasama PAUD dengan PT.
JICT

Penentuan target penerima manfaat program CSR


Asistensi PAUD, dalam hal ini PT. JICT tidak semata-mata
menerima seluruh PAUD yang ingin bekerjasama dengan
pihaknya. Ada beberapa kriteria yang ditentukan dalam
penentuan target penerima manfaat program ini diantaranya
yaitu harus memiliki minimal 4 tenaga pengajar, 30 peserta
didik dan tentunya sudah memiliki ruangan untuk belajar,
papan tulis, meja dan kursi.

Hal tersebut dilakukan agar PAUD yang ingin


mengajukan kerjasama dengan PT. JICT tidak bergantung
sepenuhnya terhadap PT. JICT dalam pemenuhan
kebutuhan operasionalnya sehari-hari.

Saat saya dan Pak Mustaqim survey atau terjun


langsung untuk menentukan PAUD yang bisa kami
ajak kerjasama, tolak ukur yang pertama kami
tentukan itu di PAUD harus ada minimal 30 peserta
didik, memiliki fasilitas pendidikan utama seperti
ruangan belajar, papan tulis, meja dan kursi,
memiliki minimal 4 tenaga pengajar, dan yang
terpenting harus siap atau berkomitmen dalam
membuat laporan yang sesuai dengan ketentuan PT.
JICT atau dalam artian harus jujur dan menjunjung
tinggi integritas dalam pembuatan laporan
pertanggung jawaban tersebut. (Aan Sopyan, 6
Februari 2020)

131
Efisiensi waktu diperlukan oleh pihak PT. JICT
dalam menentukan target sasaran penerima manfaat dari
program Asistensi PAUD. Untuk dapat meninjau lokasi
PAUD yang akan dijadikan sebagai penerima manfaat
program ini, PT. JICT menelaah terlebih dahulu proposal
yang diajukan oleh setiap PAUD yang berada di wilayah
Jakarta Utara. Setelah penentuan lokasi selesai, maka tim
dari PT. JICT melakukan tinjauan lapangan dan wawancara
kepada pengurus PAUD yang terkait guna menentukan
bantuan apa saja yang akan diberikan.

Proses pengajuan proposal ke JICT berlangsung


selama 1 tahun. Setelah 1 tahun proposal kami di
proses oleh pihak PT. JICT yang dalam hal ini ada
Pak Samsul, Pak Mustaqim dan Pak Aan yang
langsung survey ke PAUD kita untuk wawancara
dan melihat kondisi keadaan PAUD sesuai atau
tidak dengan proposal yang diajukan. Setelah
survey, beberapa hari kemudian saya dihubungi
untuk datang ke kantor JICT. Ternyata yang datang
ke kantor itu bukan hanya PAUD saya, tapi PAUD
yang mengirim proposal ke PT. JICT dan diterima
proposalnya. Tujuannya datang ke kantor untuk
“Penentuan Kriteria dan Pengesahan PAUD
Binaan”. Disitu dijelaskan, beberapa syarat-syarat
proses kerjasama, apa saja bantuan yang diberikan
dan mereka mempresentasikan program CSR PT.
JICT, bagaimana KPI dan ISO nya. (Rukmiati, 10
Februari 2020)

132
c. Manfaat yang Diterima oleh PAUD dari Program
CSR Asistensi PAUD PT. JICT

Dalam implementasinya program ini memiliki fokus


terhadap pengembangan kurikulum pendidikan PAUD,
kompetensi guru PAUD dan pemenuhan kebutuhan di
PAUD guna menunjang kegiatan operasional PAUD sehari-
hari dalam rangka peningkatan kemampuan anak-anak
peserta didik. Ketiga hal tersebut bukan semata-mata
dilakukan oleh PT. JICT dalam menjalankan program CSR
nya, namun PT. JICT berupaya untuk mewujudkan
komitmennya dalam membangun peradaban dunia
pendidikan yang jauh lebih baik di wilayah Jakarta Utara.

Pelatihan pengembangan kurikulum pendidikan dan


kompetensi guru-guru PAUD binaan PT. JICT dilakukan
dalam rangka mengembangkan kemampuan dan
pengetahuan guru-guru PAUD agar mampu memberikan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan seluruh
peserta didik. Dalam hal ini, PT. JICT mempersiapkan
orang-orang yang berkompeten dalam dunia pendidikan
untuk membantu guru PAUD membuat kurikulumnya
sendiri berdasarkan kebutuhan di masing-masing PAUD
dan mengembangkan kompetensi individualnya.

Selain itu, PT. JICT juga memberikan bantuan dana


untuk setiap PAUD yang mengikuti program ini, jumlah
yang diterima oleh masing-masing PAUD binaan PT.JICT
133
sebesar Rp. 35.000.000. Besar bantuan yang dikeluarkan
oleh PT. JICT didasarkan pada kesepakatan bersama yang
kemudian tertuang dalam MoU perjanjian kerjasama ini.

Bantuan dana tersebut digunakan untuk menunjang


kegiatan operasional PAUD sehari-hari, seperti pemenuhan
alat tulis, seragam sekolah untuk guru dan anak, buku
bacaan, PMT (Program Makanan Tambahan), ATK (Alat
Tulis Kantor) dan pemenuhan kebutuhan alat-alat APE
(Alat Peraga Edukatif) yang digunakan dalam memberikan
pelatihan terhadap aspek psikomotorik anak yang bersifat
edukatif. PT. JICT juga memberikan insentif kepada setiap
guru PAUD binaan PT. JICT dengan memberikan
tambahan uang untuk gaji perbulan sebesar Rp. 150.000.

Kami diberikan bantuan dana operasional untuk


masing-masing PAUD sebesar Rp. 35.000.000,
dan juga bantuan untuk pemenuhan seragam
sekolah, alat tulis, buku bacaan dan dana untuk
gaji guru-guru PAUD sebesar Rp. 150.000 hingga
pelatihan-pelatihan supaya kita guru-guru PAUD
bisa lebih mengembangkan ilmu dan keterampilan
untuk mengajar anak-anak PAUD agar sesuai
dengan KTSP dan tujuan yang ditetapkan oleh
pemerintah yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk pelatihannya itu ada macam-macam, ada
seminar, sharing info, workshop, diskusi yang
berkaitan dengan peningkatan kompetensi guru
PAUD yang basic nya ilmu pengetahuan.

Pelatihan lainnya ada pelatihan untuk membuat


keterampilan karya, pelatihan membuat makanan
dengan menu 4 sehat 5 sempurna yang
134
ketentuannya itu kita harus ganti satu bulan sekali
agar tujuannya anak-anak PAUD selalu
mendapatkan inovasi baru yang membuat mereka
terampil dalam aspek psikomotoriknya. (Rukmiati,
10 Februari 2020)

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun


2005 Tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa setiap
guru harus memiliki kualifikasi akademik yang diperoleh
melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program
diplomat empat. Namun kenyataan yang ada di Jakarta
Utara berbanding terbalik dengan ketentuan yang tertuang
dalam aturan tersebut. Jika dilihat dari latar belakang
berdirinya PAUD di wilayah Jakarta Utara, banyak yang
berdiri karena kepedulian ibu-ibu PKK di masing-masing
kelurahan.

Hal tersebut membuat banyak PAUD di wilayah


Jakarta Utara memiliki kriteria tersendiri yang ditentukan
oleh tiap kepala sekolah di PAUD. PT. JICT tidak semata-
mata diam dan menutup telinga terhadap permasalahan ini,
guru yang ingin melanjutkan studinya ke ranah pendidikan
tinggi agar bisa mendapatkan seritifikasi tersebut, bisa
mengikuti program kejar Paket A,B dan C dalam program
CSR Rumah Belajar JICT.

135
Lebih lanjut daripada itu, PT. JICT juga
memperbolehkan agar setiap guru PAUD yang ingin belajar
keterampilan komputer dan Bahasa Inggris, dapat belajar
dengan gratis di Rumah Belajar JICT. Hal ini dilakukan
dengan tujuan agar setiap guru yang mengajar di PAUD
benar-benar memiliki kompetensi yang baik dalam
memberikan ilmu serta pengajaran terhadap peserta didik.

Keuntungan yang kita dapetin lagi dari kerjasama


dengan JICT, guru PAUD yang pendidikannya
cuma SD dan SMP, itu juga dibantu untuk ikut di
program Rumah Belajar JICT supaya bisa lulus dari
SMA dan dapet ijazah setara dengan SMA. Nah
bonus nya lagi buat kita bantuannya juga berlanjut,
guru yang belum bisa computer dan Bahasa Inggris,
belajar juga di Rumah Belajar JICT dan gratis pula.
(Rukmiati, 10 Februari 2020)

Gambar 4.5 Pelatihan Tenaga Pendidik (Guru)


PAUD Binaan CSR JICT
Sumber: Studi Dokumentasi Ibu Rukmiati

136
d. Implementasi Pembelajaran di PAUD Binaan
JICT

Dalam menjalankan kegiatan mengajar, mendidik,


membimbing dan melatih para peserta didik dalam rangka
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, PAUD yang
bekerjasama dengan PT. JICT mempiroritaskan hal-hal
yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi dari guru
dalam menjalankan perannya sebagai tenaga profesional
yang bertujuan melaksanakan sistem pendidikan nasional
berdasarkan KTSP yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Yang pertama kita harus paham dulu, yang harus di


prioritaskan itu mengajar supaya anak bisa pintar.
PAUD itu kan ada di bawah naungan Dinas
Pendidikan DKI Jakarta, jadi kita tuntaskan dulu
tugas pokok dan fungsi, KTSP serta hal-hal lain
yang diatur oleh pemerintah. (Rumiati, 10 Februari
2020)
PT. JICT juga turut mendukung PAUD yang berada
di wilayah Jakarta Utara dalam mencapai tujuan tersebut.
Dengan bantuan pelatihan yang diberikan terhadap guru
PAUD agar mampu mengembangkan potensinya dalam
memberikan inovasi pada tiap pembelajarannya, selain itu
PT. JICT juga membantu PAUD dalam hal pemenuhan
kebutuhan APE (Alat Peraga Edukatif) yang berfungsi
sebagai media pembelajaran anak.

137
Praktik pembelajaran keterampilan PAUD Binaan
JICT dilakukan selama 1 kali dalam seminggu. Hal itu
dimaksudkan agar para peserta didik mampu bekerjasama
baik dengan orang tua maupun temannya dalam pembuatan
hasil karya yang mempengaruhi kreativitas dan
perkembangan psikomotorik anak.

Anak-anak itu kan sangat senang ketika belajar


sambil bermain, maka kita praktekkan pula hal itu di
PAUD kita. Karena program CSR dari JICT sangat
membantu guru khususnya untuk terus bisa
berkembang dan inovatif, justru kita sangat terbantu
dengan CSR JICT, jadi kita juga bisa dengan lebih
mudah menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
oleh pemerintah. Contoh misal ada program
pemerintah itu APE (Alat Peraga Edukatif) dengan
ketentuan anak-anak membuat permainan atau
keterampilan yang sifatnya mengedukasi, contoh
membuat ondel-ondel dari shuttle kock bulu tangkis,
membuat anyaman, permainan berhitung dari dadu,
dan masih banyak lagi, itu peralatannya dibantu
persiapannya sama JICT.” (Rukmiati, 2020)
Gambar 4.6 Praktik Mewarnai di PAUD
Anggrek 08
Sumber: Dokumentasi Pribadi

138
e. Proses Monitoring dan Evaluasi Paud Binaan JICT

Dalam melakukan monitoring dan evaluasi selama


proses kerjasama berlangsung, PT. JICT tidak semerta-
merta memberikan instruksi terhadap penerima manfaat
program Asistensi PAUD, namun PT. JICT menetapkan
untuk berkoordinasi dengan Ketua PAUD Binaan JICT
yang dalam hal ini adalah Ibu Rukmiati.

Sejauh ini garis koordinasi yang dilakukan JICT


dengan paud-paud tidak ada yang bersifat
instruksi, tapi kita selalu komunikasi untuk
bersama-sama menentukan hal yang di diskusikan.
Seperti misalnya PT. JICT ingin mengadakan
program pelatihan untuk guru PAUD seperti yang
di puncak kemarin, saya koordinasi dulu sama Pak
Aan, apa saja agenda nya disana dan manfaatnya
untuk kita sebagai guru PAUD. Untuk laporan
mingguan dan tahunan juga kita selalu koordinasi
tentang bagaimana kegiatan yang dilakukan
sehari-hari, ada kendala atau tidak, apa saja yang
dibutuhkan untuk proses pembelajaran
kedepannya. Laporan itu kan dibutuhkan juga
sama mereka supaya mereka bisa kontrol kita dan
memberikan ide atau gagasan baru untuk
pembelajaran di PAUD. (Rukmiati, 6 Februari
2020)

Agar monitoring dapat dilakukan secara intensif,


PT. JICT menetapkan seluruh PAUD yang bekerjasama
dengan pihaknya untuk membuat laporan pertanggung
jawaban secara berkala, dimulai dari laporan mingguan,
laporan bulanan, laporan 3 bulan hingga laporan dalam
jangka waktu setahun yang tertuang di dalam MoU
139
kerjasama. Dalam menelaah laporan tersebut, PT. JICT
juga dapat memberikan solusi terhadap permasalahan atau
kendala-kendala yang terjadi selama proses implementasi
belajar mengajar di PAUD.

Untuk menjunjung tinggi integritas, kejujuran dan


keseriusan kerjasama yang terjalin antara JICT
dengan pihak penerima manfaat, Caranya adalah
kami meminta laporan pertanggung jawaban baik
dimulai dari per-minggu, per-bulan, per-triwulan
hingga per-tahun. Laporan tersebut mulai dari
laporan keuangan, laporan proses pembelajaran
hingga laporan mengenai progres kondisi anak-
anak peserta didik yang mendapatkan bantuan dari
kami atau JICT. (Aan Sopyan, 6 Februari 2020)

f. Faktor Pendukung dan Penghambat Program


Asistensi PAUD

Selama 10 tahun membantu PAUD di wilayah


Jakarta Utara untuk dapat mengembangkan fungsinya
secara maksimal, PT. JICT mendapatkan sambutan hangat
dari Dinas Pendidikan Kota Jakarta Utara, masyarakat serta
tokoh masyarakat di wilayah akarta Utara. Hal ini membuat
PT. JICT terus berkomitmen dalam pemberdayaan sektor
pendidikan agar dapat mengentaskan angka putus sekolah
yang sangat tinggi di Jakarta Utara.

140
Faktor pendukung yang juga membantu pelaksanaan
program Asistensi PAUD adalah konsep awal yang dimiliki
oleh PT. JICT, konsep tersebut tertuang pada kriteria atau
syarat bagi PAUD agar dapat bekerjasama dengan PT.
JICT. Kriteria tersebut di antaranya terdapatnya ruang
belajar, kuantitas dan kualitas guru yang memadai serta
alat-alat yang mendukung praktik pembelajaran menjadi
syarat awal sekaligus faktor pendukung program ini.

Tolak ukur yang pertama itu di PAUD harus ada


minimal 30 peserta didik, memiliki fasilitas sarana
dan prasarana pendidikan utama seperti ruangan
belajar, papan tulis, meja dan kursi, memiliki
minimal 4 tenaga pengajar, dan yang terpenting
harus siap atau berkomitmen. (Aan Sopyan, 2020)

Selain itu, Dinas Pendidikan Jakarta Utara juga turut


mengapresiasi terhadap keberadaan program CSR PT. JICT
Asistensi PAUD. Dikutip dari pernyataan Wakil Walikota
Jakarta Utara Bapak Ali Maulana Hakim dalam gelaran
acara Peresmian Green Dock School di Yayasan Al-
Muhajirin, “bahwa pendidikan adalah kunci dari sebuah
keberadaban masyarakat, Jakarta Utara beruntung
mempunyai JICT yang peduli terhadap dunia pendidikan,
saya sudah melihat ada program PAUD, Rumah Belajar dan
juga Green Dock School, saya harap kita bisa bersinergi
bersama dalam memajukan Jakarta Utara”.

141
Dalam implementasinya, program Asistensi Paud
selain memiliki faktor pendukung juga memiliki faktor
penghambat. Diantaranya karena guru PAUD banyak yang
belum memiliki sertifikasi dari Suku Dinas Pendidikan
Jakarta Utara dan juga sekaligus menjadi ibu rumah tangga,
laporan pertanggung jawaban yang seharusnya mampu
dijadikan alat untuk memonitoring dan mengevaluasi
aktivitas pembelajaran di PAUD menjadi kurang maksimal
dalam pembuatan dan penyampaiannya.

Kami kadang kekurangan orang dalam mengikuti


program pelatihan yang diadakan dari JICT, karena
guru yang mengajar juga punya anak dirumah,
punya suami yang harus diurus ya menjadi ibu
rumah tangga juga. Untuk laporan juga terkadang
hanya satu orang yang sanggup membuat karena itu
tadi kesibukan mereka di rumah sudah banyak.
(Rukmiati, 2020)

Laporan pertanggung jawaban tersebut sering kali


tidak dibuat dan disampaikan oleh beberapa PAUD yang
bekerjasama, selain itu KPI yang ditetapkan oleh PT. JICT
sering kali tidak terpenuhi pada proses implementasinya.

Kendala nya itu adalah kurang maksimal nya


laporan pertanggung jawaban dari pihak yang
kami berikan bantuan seperti contohnya KPI yang
tidak terpenuhi serta adanya penyalahgunaan
bantuan yang kami berikan. (Aan Sopyan, 2020)

142
2.3. Program Green Dock School

PT. Hutchison Ports memberikan sumbangsih yang


besar terhadap program Green Dock School, karena atas
keprihatinannya terhadap dunia pendidikan dan komitmen
untuk memberdayakan masyarakat melalui sektor
pendidikan, membuat PT. JICT ikut mengembangkan
program CSR dalam dunia pendidikan salah satunya
melalui program ini.

Tujuan utama dari program ini adalah untuk


meningkatkan prestasi anak didik pada keterampilan bidang
komputer dan bahasa inggris serta membudayakan
kepedulian lingkungan dengan pengelolaan sampah dan
penghijauan anak. (Sumarno, 2018: 18)

a. Latar Belakang Program Green Dock School

PT. JICT mengadopsi program bantuan pendidikan


dari PT. Hutchison Ports yang memiliki kepedulian tinggi
terhadap dunia pendidikan. Pada awal CSR PT. JICT
terbentuk hanya program bantu putus yang diberikan
kepada setiap penerima manfaat, namun JICT sadar bahwa
akan lebih baik memberikan manfaat kepada masyarakat
jika dibuat suatu program yang berkelanjutan agar mampu
memberikan manfaat terhadap masyarakat secara terus
menerus.

143
PT. JICT sadar bahwa bantuan hanya bersifat
rangsangan saja, bahkan jika bantuan dalam bentuk
santunan akan melahirkan penyakit sosial yaitu
ketergantungan. Dengan konsep pemberdayaan, PT. JICT
berharap mampu memberikan perubahan positif yang
bersifat jangka panjang di masyarakat.

Latar belakangnya adalah adanya kultur PT.


Hutchison Ports yang selalu fokus membantu
masyarakat sekitar perusahaan dalam bidang
pendidikan, hingga pada akhirnya PT. Hutchison
Ports menginstruksikan kepada seluruh anak
perusahaan agar turut andil membantu masyarakat
dalam bidang pendidikan. JICT disini melihat
bahwa program bantuan pendidikan akan lebih baik
memberikan manfaat kepada masyarakat jika dibuat
suatu program yang berkelanjutan agar mampu
memberikan manfaat terhadap masyarakat secara
terus menerus. (Aan Sopyan, 6 Februari 2020)

Nama Green Dock School sesuai dengan tujuan dan


fungsi dari program ini, selain meningkatkan prestasi anak
didik, program ini memiliki tujuan terhadap renovasi
sekolah agar anak didik mampu belajar dengan aman dan
nyaman serta membuat sekolah yang ada di wilayah Jakarta
Utara memiliki lingkungan hijau yang terawat.

Kami ingin fokus pada program CSR bidang


pendidikan di Jakarta Utara, namun kami juga
menginginkan akhlak dari setiap anak didik peduli
terhadap lingkungannya. Maka dari itu program
Green Dock School adalah jawabannya, karena
akhlak yang baik akan menciptakan lingkungan
belajar yang aman, nyaman dan tentram. Hal itu
144
kami lakukan karena ingin mendukung SDGs di
tahun 2030. Kita ingin komunitas Jakarta Utara
tumbuh bersama JICT, We Care We Share, JICT for
Indonesia. (Aan Sopyan, 6 Februari 2020)

b. Strategi Pelaksanaan Program Green Dock School

Dalam rangka memenuhi wawasan finansial,


pendidikan dan lingkungan sekolah, PT. JICT sudah
melakukan kerjasama dengan 9 Yayasan atau Sekolah di
wilayah Jakarta Utara. Hal tersebut dilakukan agar sekolah
yang belum mendapatkan bantuan dari pemerintah baik
berupa bantuan operasional hingga pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana pendidikan tetap dapat menjalankan
kegiatannya secara maksimal dalam mencerdaskan anak-
anak di Jakarta Utara.

Sejauh program ini terlaksana, untuk menentukan


kriteria sekolah yang sesuai untuk dijadikan penerima
manfaat program ini, Divisi Corporate Affair CSR JICT
yang dalam hal ini adalah Pak Aan Sopyan dan Pak
Mustaqim melakukan tinjauan lapangan secara langsung
agar dapat melihat dan merencanakan apa saja bantuan
yang akan diberikan kepada sekolah tersebut. Kriteria yang
pertama adalah sekolah tersebut memiliki potensi anak
didik yang mampu untuk dikembangkan, namun memiliki
keterbatasan dalam segi finansial untuk pemenuhan
kebutuhan pendidikannya.
145
Seperti contoh pada saat melakukan tinjauan
lapangan ke Yayasan Al-Muhajirin, sekolah tersebut belum
memiliki fasilitas komputer yang memadai serta ruangan
kelas yang belum cukup untuk menampung seluruh siswa.
Selain itu, kurangnya tumbuhan serta tempat sampah yang
memadai juga menjadi salah satu faktor PT. JICT
menetapkan sekolah ini berhak untuk mendapat bantuan
dari program Green Dock School.

Strategi nya itu kami pertama survey untuk


penentuan lokasi sekolah yang kami berikan
bantuan. Sekolah itu bukan dalam artian tidak
berdaya sama sekali, tapi kami melihat apakah ada
potensi siswa nya yang bisa di kembangkan baik
dari segi keilmuannya maupun praktiknya. Kami
membantu pengadaan komputer, papan tulis, buku
bacaan dan buku tulis ya pokoknya apa saja yang
dibutuhkan oleh sekolah tersebut agar bisa
menjalankan aktivitas belajar dan mengajar sehari-
hari. (Aan Sopyan, 6 Februari 2020)

Gambar 4.7 Ruangan Komputer Yayasan Al-


Muhajirin
Sumber: Dokumentasi Pribadi

146
c. Manfaat Program Green Dock School

Bantuan yang diberikan dalam upaya pemenuhan


kebutuhan belajar mengajar di Yayasan Al-Muhajirin
adalah bantuan sarana dan prasarana pendidikan, tentunya
untuk menunjang kemampuan dan keterampilan peserta
didik, dibutuhkan pula alat pembelajaran yang memadai
agar peserta didik mampu mendapatkan proses
pembelajaran secara maksimal.

Tabel 4.1 Bantuan Program Green Dock School


Sumber : Studi Pustaka (Februari 2020)

No. Sarana dan Prasarana Pendidikan Jumlah

1. Komputer 40

2. Buku Cetak IPS, IPA, Matematika, 100


Bahasa Indonesia, Agama Islam

3. Papan Tulis 4

4. Meja 40

5. Kursi 95

6. Ruang Kelas 1

7. Perangkat Jaringan Internet (Wifi) 2

147
Pihak Yayasan Al-Muhajirin merasakan dampak
positif dari bantuan program Green Dock School, terbukti
dengan adanya bantuan sarana dan prasarana pendidikan,
terdapat peningkatan nilai akademik dari peserta didik. Hal
itu juga membuat Yayasan Al-Muhajirin dapat
meningkatan nilai akreditasi Sekolah Menengah Atas Al-
Muhajirin yang semula hanya memiliki akreditasi B,
sekarang sudah mendapat nilai akreditasi A dari Satuan
Dinas Pendidikan Jakarta Utara.

Kami merasa sangat terbantu dengan adanya


program CSR JICT ini, karena anak didik kami
mampu mendapatkan fasilitas yang jauh lebih
lengkap dan lebih baik dalam menunjang mereka
belajar disini. Peningkatan kemampuan mereka
terlihat sangat signfikan dari segi nilai hingga pada
saat praktik yang kami awasi. Dengan lengkapnya
buku bacaan yang kami dapatkan dari bantuan
CSR ini juga sangat memudahkan anak-anak
dalam mengerjakan tugas, karena di sekolah kami
sudah lengkap untuk membantu mereka belajar.
(Ike Faturrahman, 10 Februari 2020)

Yayasan kami khususnya pada SMA Al-Muhajirin


mendapatkan peningkatan akreditasi yang awalnya
mendapatkan predikat B, dengan bantuan yang
diberikan oleh JICT kami mendapatkan akreditasi
predikat A karena fasilitas kami yang sudah
lengkap, tingkat kelulusan dan nilai dari para
peserta didik selalu meningkat karena saat ini
mereka mampu belajar dengan fasilitas prasarana
pendidikan yang memadai untuk menumbuh
kembangkan kemampuan dan ilmu
pengetahuannya. (Ike Faturrahman, 10 Februari
2020)
148
Selain bantuan sarana dan prasarana pendidikan,
PT. JICT juga turut membantu pengembangan lingkungan
hijau Yayasan Al-Muhajirin. Renovasi sekolah dengan
melakukan cat ulang seluruh sisi sekolah membuat Yayasan
Al-Muhajirin tampak baru dan bersih kembali, penambahan
tempat sampah serta tanaman yang disertakan dalam
pemberian dari program ini juga membuat kawasan
Yayasan Al-Muhajirin menjadi lebih bersih dan asri.

Sekolah kita juga sekarang lebih nyaman, karena


terlihat lebih hijau baik dilihat dari luar sekolah
maupun dari dalam, karena JICT memberikan
banyak tumbuhan untuk ditanam serta dirawat oleh
seluruh elemen yang ada di lingkungan Al-
Muhajirin. (Ika Faturrahman, 10 Februari 2020)

Gambar 4.8 Simbolis Pemberian Tanaman Hijau


bagi Yayasan Al-Muhajirin dalam Acara Public
Expose CSR JICT
Sumber: Studi Dokumentasi 6 Februari 2020

149
d. Faktor Pendukung dan Penghambat Program
Green Dock School

Pemberian bantuan pendidikan khususnya program


Green Dock School selalu mendapatkan sambutan yang
baik dari Dinas Pendidikan dan pihak Yayasan atau
Sekolah sebagai penerima manfaat. Dengan adanya
program ini, Suku Dinas Pendidikan Jakarta Utara mencatat
adanya peningkatan akreditasi sekolah di wilayah Jakarta
Utara karena penambahan prasarana pendidikan yang
memadai di sekolah swasta.

Wakil Walikota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim


turut mengapresiasi atas inisiatif PT. JICT dalam
mengembangkan pendidikan di Jakarta Utara. Hal itu
disampaikan dalam acara Public Expose CSR JICT yang
berlangsung di Yayasan Al-Muhajirin Jakarta Utara.

Inilah bentuk sinergi positif. Selama ini JICT telah


menunjukkan komitmen aktif supaya masyarakat
Jakarta Utara berkembang dan maju bersama.
Pendidikan adalah kuncinya. (Ali Maulana Hakim,
6 Februari 2020)

Hal ini tentu menjadi citra positif PT. JICT di mata


masyarakat dan pemerintah, lebih dari itu dukungan yang
terus mengalir diharapkan dapat memotivasi perusahaan
lain agar dapat berkontribusi dalam pemberdayaan
masyarakat.

150
Dalam implementasinya, PT. JICT masih merasakan
ada beberapa faktor penghambat yang dirasakan program
Green Dock School ini, kesulitan untuk mencapai KPI yang
ditetapkan membuat PT. JICT sulit untuk meraih target
CSR tiap tahunnya.

Green Dock School disini hampir sama


kendalanya dengan Asistensi PAUD. Kendala nya
itu adalah kurang contohnya KPI yang tidak
terpenuhi dan adanya penyalahgunaan bantuan
yang kami berikan. (Aan Sopyan, 2020)

Faktor penghambat dalam mecapai KPI yang


ditetapkan salah satunya adalah karena beberapa Yayasan
atau sekolah yang sudah bekerjasama dengan PT. JICT sulit
untuk membagi waktu dalam melaksanakan target yang
ditetapkan. Banyaknya standar kompetensi yang diberikan
oleh pemerintah, membuat pihak penerima manfaat
memprioritaskan terlebih dahulu dalam pencapaian target
tersebut dan menomor dua kan target atau KPI yang
ditetapkan oleh PT. JICT.

151
BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis membahas temuan data pada


saat proses penelitian mengenai Implementasi Program
CSR PT. JICT dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Melalui Pemberdayaan Sektor Pendidikan.
Pembahasan kali ini diperoleh dari hasil analisis serta
pengkajian terhadap hasil wawancara dan observasi dengan
mengaitkan teori yang tertera di Bab II.

1. Hasil Implementasi Program CSR PT. JICT di Bidang


Pendidikan

Jika dikaitkan dengan bab sebelumnya,


implementasi program CSR PT. JICT di bidang pendidikan
terdapat kesesuaian dengan arti implementasi yang
dijelaskan oleh Warwick (pada Bab II hal. 33) yaitu sebuah
aktivitas dalam kegiatan operasional yang dilakukan guna
mencapai sebuah tujuan dan mampu menghasilkan
perubahan.

Program CSR PT. JICT di bidang pendidikan


melakukan mekanisme pelaksanaan CSR dengan Top Down
Process yang dijelaskan oleh Wibisono (pada Bab II hal.
52) yang menjelaskan bahwa mekanisme pelaksanaan
program atau kegiatan CSR berdasarkan pada survey atau

152
pemeriksaan seksama oleh perusahaan yang kemudian
disepakati oleh beneficiaries.

Salah satu program CSR di bidang pendidikan yaitu


program CSR Rumah Belajar PT. JICT berlokasi di 3
kecamatan wilayah Jakarta Utara, dalam implementasinya
dilakukan berdasarkan pola CSR yang umumnya diterapkan
di Indonesia seperti yang dikatakan oleh Saidi dan Abidin
(pada Bab II hal. 50), yaitu pola kerjasama atau mitra
dengan pihak lain yang dalam hal ini adalah Yayasan Jala
Samudera Mandiri.

Sedangkan program Green Dock School dan


Asistensi PAUD, dalam penerapannya PT. JICT
menerapkan pola sebagai pihak yang terlibat secara
langsung, dijelaskan oleh Saidi dan Abidin (pada Bab II.
hal. 50). Dalam hal ini PT. JICT melalui divisi Corporate
Affair CSR PT. JICT menyelenggarakan program Green
Dock School dan Asistensi PAUD secara langsung tanpa
perantara lembaga atau individu lainnya.

Dalam implementasi program Green Dock School,


Rumah Belajar dan Asistensi PAUD, PT. JICT bermuara
pada substansi aktivitas organisasi, interpertasi dan
penerapan seperti yang dikemukakan oleh Jones (pada Bab
II hal. 31).

153
Hal tersebut terlihat dari apa yang telah dilakukan
oleh PT. JICT dalam melakukan implementasi program
CSR JICT dengan menetapkan dan menata sumber daya
manusia secara bermitra atau bekerjasama dengan Yayasan
Jala Samudera Mandiri pada program Rumah Belajar JICT.
Sedangkan pada program Green Dock School dan Asistensi
PAUD, PT. JICT memanfaatkan sumber daya manusia
yang berada di dalam divisi Corporate Affair CSR PT.
JICT.

Metode-metode yang dilakukan dalam upaya


mewujudkan implementasi kebijakan atau sebuah proses
penafsiran bahasa kebijakan menjadi sebuah rencana atau
program dilakukan dengan membuat program Green Dock
School, Rumah Belajar dan Asistensi PAUD. Melalui
proses pengarahan yang tepat maka dapat terbentuk sebuah
program yang dapat diterima dan dilaksanakan.

Program Green Dock School, Rumah Belajar dan


Asistensi PAUD lahir melalui proses mapping atau
penelitian yang dilakukan oleh PT. JICT terhadap
kebutuhan masyarakat Jakarta Utara. Hasil dari proses
mapping tersebut adalah sebuah kebijakan bahwa PT. JICT
merumuskan program CSR dalam rangka meningkatkan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) wilayah kota Jakarta
Utara.

154
Jawaban dari proses penafsiran terhadap kebijakan
yang dirumuskan harus memenuhi syarat seperti yang
dijelaskan oleh Jones (1996) (pada Bab II hal. 31) yaitu
sebuah program yang terencana dan mampu mengarahkan
tujuannya pada hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat
dan lingkungan agar dapat diterima dan dilaksanakan.

Dengan visi CSR PT. JICT yang tertera pada Bab


III hal. 76 yaitu “Terbangunnya Kesadaran dan
Keberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Mengembangkan
Dukungan dan Citra Positif Perusahaan” telah
membuktikan bahwa program CSR yang dibentuk oleh PT.
JICT memiliki tujuan yang mampu di interpretasikan pada
sebuah program dengan baik dan tepat sasaran dalam
proses pemberdayaan suatu masyarakat.

Selanjutnya, program CSR bidang pendidikan PT.


JICT telah memenuhi empat unsur yang penting dan mutlak
dalam proses implementasi seperti yang dijelaskan oleh
Abdullah (pada bab II hal: 33), yaitu :

1. Dalam implementasi sebuah program, tidak mungkin


dilaksanakan dalam ruang hampa karena terdapat hal-
hal yang mempengaruhi implemenasi sebuah program
yaitu faktor lingkungan (fisik, sosial, budaya dan
politik).

155
Program CSR Green Dock School, Rumah Belajar
JICT dan Asistensi PAUD dibentuk berdasarkan latar
belakang kebutuhan dan kondisi sosial Jakarta Utara
yang begitu kompleks. Pengangguran, kriminalitas
tingginya angka putus sekolah, stigma buruk tentang
pendidikan di kalangan masyarakat dan rendahnya
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah
Jakarta Utara adalah faktor penyebab dari lahirnya
program ini, maka dapat dipastikan bahwa program
CSR PT. JICT dilaksanakan dalam ruang yang nyata
bukan ruang hampa.
2. Adanya target group (kelompok) yang menjadi
sasaran penerima manfaat program, dalam hal ini PT.
JICT bersama dengan Yayasan JSM menetapkan
seluruh anak-anak yang mengalami kondisi putus
sekolah baik di tingkat SD, SMP hingga SMA di
wilayah Jakarta Utara dapat melanjutkan proses
belajar, menuntut ilmu dan mengasah
keterampilannya di Rumah Belajar JICT.
Sedangkan pada program Green Dock School target
penerima manfaat program ini adalah yayasan atau
sekolah yang belum mendapatkan bantuan dari
pemerintah namun memiliki beberapa faktor yang
tertera pada Bab III hal. 146 untuk dapat di
kembangkan dan di berdayakan.

156
Untuk program Asistensi PAUD, dalam langkah
menentukan target sasaran penerima manfaat program
ini, PT. JICT menetapkan kriteria diantaranya PAUD
memiliki minimal 4 tenaga pengajar, 30 peserta didik,
memiliki fasilitas pendidikan utama seperti ruangan
belajar, papan tulis, meja dan kursi.
3. Adanya program yang dilaksanakan, program Green
Dock School, Rumah Belajar JICT dan Asistensi
PAUD adalah sebuah interpretasi dari proses
penafsiran kebijakan yang dibentuk oleh PT. JICT.
Tujuan dari program Rumah Belajar JICT adalah
sebuah proses pemberdayaan yang mampu membina
dan membangun daya saing kaum muda agar
memiliki harapan dan berkomitmen untuk mencapai
harapan tersebut.
4. Terdapat unsur pelaksanaan atau implementer yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan, pelaksanaan
dan pengawasan implementasinya.
PT. JICT memilih Yayasan JSM sebagai mitra dalam
pelaksanaan program CSR Rumah Belajar JICT.
Dalam hal ini, Yayasan JSM memiliki wewenang dan
tanggung jawab untuk melakukan pengelolaan dan
pelaksanaan program CSR Rumah Belajar JICT.
Proses pengawasan dilakukan oleh PT. JICT terhadap
aktivitas keseharian yang dijalankan di Rumah

157
Belajar melalui laporan yang dikirimkan oleh
Yayasan JSM.
Sedangkan pada program Green Dock School dan
Asistensi PAUD, divisi Corporate Affair CSR JICT
yang menjadi pelaksana utama untuk melakukan
program ini.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa


program CSR bidang pendidikan PT. JICT adalah sebuah
bentuk rencana yang telah disusun hingga menjadi lebih
terorganisir dalam praktiknya dan mampu mencapai tahap
yang optimal untuk dioperasionalkan hingga mendatangkan
hasil atau pengaruh. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan
oleh Herman mengenai teori tentang program (pada Bab II
hal. 36).

2. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

PT. JICT menunjukkan komitmennya pada dunia


usaha untuk beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk
peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan
kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya juga
peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat
secara luas, hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh
WBCSD dalam mendefinisikan CSR yang juga termasuk
kedalam aspek pembangunan berkelanjutan (pada Bab II
hal. 43). Kesesuaian tersebut terlihat dari apa yang telah

158
dilakukan PT. JICT dalam memberikan pelayanan terhadap
beneficiaries dengan fokus membangun, mengembangkan
dan menjalankan program CSR Green Dock School, Rumah
Belajar JICT dan Asistensi PAUD.

Pelayanan yang diberikan PT. JICT kepada seluruh


komponen beneficaries sesuai dengan apa yang dikatakan
oleh WBCSD (pada Bab II hal. 43) dalam mendefinisikan
kata CSR, yaitu pelayanan sebagai sebuah proses
pengajaran, pelatihan dan pendampingan dalam rangka
meningkatkan kualitas komunitas lokal dan masyarakat.

Pelatihan yang diberikan kepada tutor dan


pendamping Rumah Belajar JICT serta seluruh guru PAUD
yang tergabung dalam program Asistensi PAUD dalam
rangka meningkatkan kompetensi keprofesian mereka
terbukti sebagai langkah tepat dalam meningkatkan kualitas
komunitas. Hal tersebut juga berdampak pada sebuah
proses pengajaran yang dilakukan guna memaksimalkan
proses belajar mengajar pada masing-masing institusinya.

Impelementasi program CSR PT. JICT pada bidang


garap pendidikan yang diantaranya terdapat program Green
Dock School, Rumah Belajar dan Asistensi PAUD
memberikan dampak perubahan yang besar kepada
beneficiaries.

159
Dari segi sumber daya manusia, dampak perubahan
besar yang diberikan oleh PT. JICT kepada beneficiaries
dalam program CSR di bidang pendidikan, terdapat pada
komitmen perusahaan dalam prinsip pembangunan
berkelanjutan yang bertujuan untuk memberikan hak
masyarakat di masa yang akan datang. Oleh karena itu PT.
JICT membuat program Green Dock School, Rumah
Belajar dan Asistensi PAUD sebagai program yang
berkelanjutan untuk masyarakat sebagai persiapan generasi
yang akan datang dalam proses mewariskan usaha atau
kesempatan kerja di bidang lain.

Dengan bantuan yang diberikan oleh JICT dalam


rangka memenuhi sarana dan prasarana pendidikan pada
program Green Dock School, manfaat dari program ini
terlihat pada meningkatnya keterampilan dan ilmu
pengetahuan para peserta didik yang berada di Yayasan Al-
Muhajirin. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
meningkatnya nilai dari masing-masing individu peserta
didik di tingkat SMA, sehingga membuat SMA Al-
Muhajirin mendapatkan peningkatan akreditasi menjadi A
jika sebelumnya hanya menempati peringkat B.

Pada program CSR Rumah Belajar JICT, dampak


perubahan besar yang positif terbukti dari apa yang telah
diterapkan pada proses pengajaran, pembelajaran dan
pelatihan. Peserta didik yang telah selesai mengikuti

160
program mendapatkan ijazah setara dengan sekolah formal
demi melanjutkan ke pendidikan selanjutnya yang lebih
tinggi atau bekerja pada sektor formal guna mendapatkan
penghasilan dan menekan angka pengangguran.

Wike Septiani adalah salah satu contoh alumni


Rumah Belajar yang mampu memanfaatkan program CSR
Rumah Belajar JICT. Dengan mengikuti seluruh peraturan
dan kegiatan yang diterapkan pada Rumah Belajar JICT,
Wike Septiani saat ini dapat melanjutkan pendidikannya ke
ranah pendidikan tinggi serta mampu mendapatkan
penghasilan tetap tiap bulannya dengan mengajar sebagai
tutor di Rumah Belajar JICT. Tentu keseluruhan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang ia dapatkan hingga
mencapai tahap saat ini berkat proses pembelajaran dan
pelatihan yang dilakukan di Rumah Belajar JICT.

Program Asistensi PAUD merupakan program CSR


terakhir di bidang pendidikan yang dimiliki oleh PT. JICT.
Dalam program ini, bantuan yang diberikan difokuskan
pada hal-hal yang dibutuhkan guna menunjang kegiatan
operasional di PAUD. Dengan kerjasama yang dilakukan
bersama 15 PAUD yang tersebar di wilayah Kec. Koja,
Kec. Tanjung Priok dan Kec. Cilincing, PT. JICT
menetapkan bantuan yang diberikan berupa uang sebesar
Rp. 35.000.000 selama 1 tahun yang dipergunakan untuk
pemenuhan kebutuhan belajar mengajar seperti

161
perlengkapan Alat Peraga Edukatif (APE), pemberian
seragam sekolah terhadap guru dan peserta didik,
pemberian Alat Tulis Kantor (ATK), pemberian makanan
tambahan dengan kualitas 4 sehat 5 sempurna, buku tulis,
buku bacaan, uang intensif guru sebesar Rp. 150.000 per-
bulan dan pelatihan-pelatihan guna menunjang kompetensi
sebagai guru PAUD.

Pelatihan yang dilakukan oleh PT. JICT terhadap


guru PAUD bertujuan agar guru PAUD mampu menggali
dan mengembangkan potensinya dalam memberikan
inovasi pada tiap pembelajarannya. Pelatihan tersebut diisi
oleh para narasumber yang ahli di bidangnya, seperti
contoh pelatihan yang dilakukan di bulan Januari tahun
2020 dengan fokus pada pelatihan membuat KTSP
berdasarkan penyesuaian wilayah masing-masing dan
pelatihan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi professional dengan
narasumber yang dihadirkan adalah Hilal Tri Anawari dari
Institute Education Reform (IER) Paramadina dan Euis
Andriani dari Edukasia Sukabumi.

PT. JICT sadar bahwa guru adalah bagian terpenting


dari semua komponen yang ada dalam proses belajar
mengajar, maka dari itu seluruh kegiatan program pelatihan
baik dengan sistem workshop, seminar atau diskusi
dilakukan agar dapat meningkatkan keberdayaan guru

162
dalam rangka mengembangka PAUD di wilayah Jakarta
Utara.

Selain pelatihan berbentuk workshop, seminar atau


diskusi, guru paud yang belum memiliki keterampilan
komputer dan kecakapan dalam Bahasa Inggris, PT. JICT
menyediakan Rumah Belajar bagi guru yang ingin belajar
keterampilan tersebut secara gratis.

Memberdayakan masyarakat berarti membantu


merubah pola pikir di dalam berbagai bidang
pemberdayaan, seperti program Green Dock School,
Rumah Belajar JICT dan Asistensi PAUD. Karena disadari
oleh JICT bahwa untuk merubah pola pikir masyarakat
wilayah Jakarta Utara khususnya adalah usaha yang
dijalankan terus menerus, hal ini sesuai dengan apa yang
dikatakan Safri Miradj, Sumarno (pada Bab II hal. 53)
tentang pendidikan pembangunan berkelanjutan bahwa
demi tercapainya kesejahteraan sosial dan memiliki sumber
daya manusia yang berkualitas serta memiliki daya saing
tinggi salah satu caranya adalah melalui sektor pendidikan.

Pemberdayaan dalam sektor pendidikan yang dipilih


oleh PT. JICT sebagai program CSR yang berkelanjutan
dirasa tepat dalam mewujudkan tujuan utama yaitu
meningkatkan keberdayaan, mengentaskan angka putus
sekolah dan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia
wilayah Jakarta Utara. Hal ini terbukti dengan adanya
163
peningkatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kota Jakarta Utara yang pada tahun 2016 memperoleh
angka 76,78% menjadi 79,87% pada tahun 2018. (BPS
Jakarta 2018)

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Inkeles


dan Smith (pada Bab. II hal.53) bahwa pendidikan memiliki
andil besar dalam peningkatan kualitas sumber daya
manusia, peningkatan taraf hidup hingga penentu bagi
kemajuan suatu bangsa.

Berdasarkan analisis yang dijelaskan oleh peneliti,


program Green Dock School, Rumah Belajar JICT dan
Asistensi PAUD ditujukan untuk meningkatkan peran
perusahaan dalam proses pemberdayaan suatu masyarakat.
Implementasi program CSR PT. JICT khususnya di bidang
pendidikan dilakukan sedemikian rupa secara sistematis,
terstruktur dan periodik. Kegiatan yang dilakukan
senantiasa mengedepankan persoalan-persoalan vital yang
dihadapi masyarakat Jakarta Utara dalam peningkatan
kesejahteraannya yang dalam hal ini adalah bidang
pendidikan.

Merujuk pada definisi kesejahteraan sosial menurut


Midgley (pada Bab II hal. 58), PT. JICT melalui program
CSR bidang pendidikan berhasil dalam menekankan aspek
pemberdayaan sehingga sebuah komunitas atau masyarakat
dapat mengelola permasalahan sosial dengan baik, dapat
164
memenuhi kebutuhannya dan memaksimalkan kesempatan
sosial dengan berbagai manfaat yang didapatkan dari
program Green Dock School, Rumah Belajar JICT dan
Asistensi PAUD.

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa PT. JICT


dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan
kesejahteraan hidup masyarakat Jakarta Utara. Hal ini
terjadi karena secara konseptual program-program CSR PT.
JICT di bidang pendidikan sesuai dengan pencapaian
tujuan-tujuan sosial seperti yang tertera pada rumusan visi
dan misi perusahaan. Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut,
implementasi kegiatan-kegiatan CSR perusahaan senantiasa
mengikuti arah dari kepentingan perusahaan di tengah-
tengah komunitas lingkungan hidup masyarakat.

Strategi dalam implementasi CSR PT. JICT


khususnya di bidang pendidikan merupakan respon atas
kebutuhan riil masyarakat atas pemenuhan kebutuhan
hidupnya berdasarkan isu-isu sosial yang berkembang di
masyarakat wilayah Jakarta Utara. Seperti yang telah
diuraikan pada strategi pembuatan kebijakan, pembuatan
program CSR bidang pendidikan hingga pada proses
pelaksanaannya yang dilakukan langsung oleh divisi
Corporate Affair CSR PT. JICT.

165
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT.


Jakarta International Container Terminal untuk mengetahui
implementasi program CSR dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui sektor pendidikan, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. PT. Jakarta International Container Terminal telah


melaksanakan program CSR yang tidak hanya bersifat
charity tetapi juga meliputi aspek philantrophy dan
citizenship. Hal ini terlihat pada awal mula program
CSR PT. JICT yang terbentuk hanya bersifat bantu
putus atau sementara, contohnya pada program nikah
massal, bantuan mudik gratis dan bantuan kurban pada
hari raya idul adha. Namun perusahaan semakin sadar
dan giat untuk melakukan perubahan pada bidang garap
CSR agar terus menerus memiliki andil yang besar
dalam memberikan manfaat terhadap masyarakat yang
diimplementasikan melalui program CSR saat ini di
bidang pendidikan yaitu Green Dock School, Rumah
Belajar dan Asistensi PAUD.

166
2. Komitmen PT. Jakarta International Container
Terminal dalam menjalankan peran tanggung jawab
sosial secara berkelanjutan termaktub dalam rumusan
visi, misi dan karakter program CSR PT. JICT serta
dengan mengadaptasi konsep triple bottom line milik
John Elkington (1998). Program CSR PT. JICT di
bidang pendidikan telah melalui proses yang panjang
dengan langkah awal yang dilakukan yaitu
pembentukan dan penataan sumber daya, membuat
kebijkan hingga menafsirkan kebijakan tersebut
menjadi penerapan sebuah program.
3. Dalam rangka merumuskan sebuah program, divisi
Corporate Affair PT. JICT melakukan tinjauan
pustaka, pencarian data hingga terjun langsung ke
lapangan untuk mengetahui kondisi riil yang terjadi di
wilayah Jakarta Utara serta bekerjasama dengan
Yayasan Jala Samudera Mandiri untuk menggali
temuan data terkait keadaan sosial wilayah Jakarta
Utara. Peran CSR PT. JICT itdak hanya berhenti pada
pemberian fasilitas sarana dan prasarana pendidikan,
lebih dari itu PT. JICT ikut memberikan pekerjaan bagi
setiap masyarakat yang menjadi alumni dari program
CSR PT. JICT di bidang pendidikan.

167
4. PT. JICT melalui program CSR di bidang pendidikan
telah berhasil dalam menerapkan konsep atau teori dari
implementasi program yang dipopulerkan oleh Jones
(1996) dalam Agustino (2016; 154-155).
5. Program CSR PT. JICT di bidang pendidikan seperti
Green Dock School, Rumah Belajar dan Asistensi
PAUD juga telah menunjukkan komitmennya dalam
berkontribusi pada pembangunan sosial, bekerjasama
dengan karyawan dan masyarakat setempat (lokal)
dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan dan
aktif mengangkat proses pembangunan seperti prinsip
CSR yang dijelaskan oleh WBCSD. Seluruh murid
dalam Rumah Belajar mendapatkan akses sarana dan
prasarana pendidikan yang memadai untuk mereka
belajar. Sekolah atau yayasan yang bekerjasama
dengan PT. JICT pada program Green Dock School
mampu memenuhi kriteria akreditasinya dalam
kebutuhan di dunia pendidikan sehingga mampu
meningkatkan prestasi setiap siswanya. Pada program
Asistensi PAUD , guru mendapatkan tunjangan lebih
berupa uang tunai untuk memenuhi kebutuhannya
sehari-hari, mendapatkan pelatihan guna meningkatkan
keterampilan dalam mengajar dan peserta didik PAUD
mendapatkan materi yang lebih baik, seragam gratis
dan fasilitas pendidikan yang lebih baik dari
sebelumnya.

168
6. Setelah dua tahun berjalan, program CSR PT. JICT di
bidang pendidikan membawa dampak bagi masyarakat
yang mengikutinya, yaitu keberlanjutan di bidang
manusia, sosial, lingkungan dan ekonomi. Dampak
langsung yang dirasakan masyarakat adalah
keberlanjutan manusia dan lingkungan yaitu
meningkatnya pengetahuan, potensi masyarakat dalam
bidang pengajaran dan pembelajaran hingga
peningkatan Indeks Pembangunan Manusia wilayah
Jakarta Utara dari 76,78% pada tahun 2016 menjadi
79,87% pada tahun 2018.

B. Implikasi

Sebagai suatu penelitian yang telah dilakukan


hingga terbentuk sebuah kesimpulan, tentu terdapat
implikasi di dalam penelitian tersebut. Agar penelitian ini
dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya dan
bermanfaat bagi para pembaca, adapun implikasi yang
dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Rumah Belajar, Green Dock School dan Asistensi


PAUD merupakan program CSR PT. JICT di bidang
pendidikan yang memiliki komitmen untuk
membangun kesadaran, keberdayaan dan
meningkatkan kemampuan masyarakat Jakarta Utara
dalam membangun komunitas sosial dan bangsa
Indonesia. Program CSR PT. JICT di bidang
169
pendidikan ini memiliki kontribusi langsung terhadap
masyarakat Jakarta Utara yang memiliki keterbatasan
untuk mendapatkan akses pendidikan formal seperti
pada umumnya. Sehingga implikasi dari penelitian ini
dalam menyelenggarakan program CSR di bidang
pendidikan telah memperkuat ilmu kesejahteraan sosial
melalui CSR dan pendidikan.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan mengenai kontribusi program pendidikan
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Maka untuk lebih memahami secara mendalam
mengenai kontribusi perusahaan terhadap kesejahteraan
masyarakat melalui pendidikan, perlu kiranya
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pendekatan
kualitatif maupun kuantitatif.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan


oleh peneliti mengenai implmenetasi program CSR di PT.
Jakarta International Container Terminal dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka peneliti
ingin menyampaikan beberapa saran agar dapat digunakan
sebagai bahan bacaan, evaluasi dan perbaikan pada program
CSR PT. JICT di bidang pendidikan, pemerintah, pembaca
dan peneliti selanjutnya :

170
1. Dengan menimbang bahwa pendidikan adalah salah satu
syarat utama dan fundamental dalam membangun
sumber daya manusia serta kemajuan bangsa, peneliti
berharap agar pemerintah Indonesia khususnya yang
bergerak di bidang pendidikan, sesegara mungkin
membentuk regulasi yang tepat, komprehensif dan
mencakup seluruh hal-hal yang substantif dalam
penyusunan kurikulum PAUD serta sekolah informal
yang ada di seluruh Indonesia. Hal ini perlu dilakukan,
karena pada faktanya di lapangan, regulasi yang
dibentuk oleh pemerintah hingga saat ini belum mampu
menjawab seluruh tantangan pendidikan saat ini.
2. Bagi PT. Jakarta International Container Terminal,
melalui Rumah Belajar JICT, peneliti berharap agar PT.
JICT bersama Yayasan JSM mampu lebih giat dalam
mencetak generasi penerus bangsa yang mampu
mengubah tatanan masyarakat Jakarta Utara agar
memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap
pendidikan.
3. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat lebih
mengetahui, memahami serta menggali lebih dalam
program CSR PT. JICT di bidang pendidikan agar dapat
dijadikan bahan komparasi terkait dengan permasalahan
kesejahteraan masyarakat yang mampu dicapai melalui
sektor pendidikan.

171
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Rachmini Saparanita, dkk. 2015. Membangun Sistem


Inovasi Untuk Membangun Kesejahteraan
Masyarakat. Jakarta: LIPI Press.

James Midgley. 2005. Pembangunan Sosial: Perspektif


Pembangunan Dalam Kesejahteraan Sosial.
Jakarta: Ditperta Islam DEPAG RI.

Riant Nugroho, 2014. Kebijakan Sosial untuk Negara


Berkembang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Melia Famiola dan Bambang Rudito. 2013. Corporate


Social Responsibility. Bandung: Rekayasa Sains.

Yusuf Wibisono. 2007. Membentuk Konsep dan Aplikasi


CSR, Gresik: Fascho Publishing.

Harry Wahyudhy Utama. 2000. Tanggung Jawab Sosial


Perusahaan, Investasi Bukan Biaya. Gresik:
Fascho Publishing.

Mohammad Ali. 2009. Pendidikan Untuk Pembangunan


Nasional Menuju Bangsa Indoensia Yang Mandiri
dan Berdaya Saing Tinggi. Grasindo.

172
John Elkington. 1998. Cannibals With Forks: The Triple
Bottom Line in 21 Century Business.

Sudarwati, 2009. Kebijakan Pengentasan Kemiskinan


Mengurangi Kegagalan Penanggulangan
Kemiskinan. Malang: Intimedia.

Busyra Azheri, 2011. Corporate Social Responsibility Dari


Voluntary Menjadi Mandatory. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Erni R. Ernawan, 2007. Business Ethics. Bandung: Alfabeta

Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief. 2010. Terampil


Mengolah Data; Kualitatif. Jakarta: Prenada
Media Group

I Wayan Suwendra, 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif


(dalam Ilmu Sosial, Pendidikan, Kebudayaan dan
Keagamaan). Nilacakra: Bandung.

Burhan Bungin. 2003. cet-kedua. Analisis Data Penelitian


Kualitatif. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Meleong. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Meleong.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Farida Nugrahani, 2014. Metode Penelitian Kualitatif, Solo:


Cakra Books.

173
Brundtland, G.H., editor. 1987. Report of The World
Commission on Environment and Development.
The United Nation.

Salim, Emil. 1990. Konsep Pembangunan Berkelanjutan.


Jakarta

Sudibyo, R.S. 2008. Konsep EfSD di Indonesia. Universitas


Gadjah Mada Yogyakarta.

Sony Sukada dkk. CSR for Better Life Indonesian Content.

Abdullah, Syukur, M. 1988. Perkembangan Studi


Implementasi. Lembaga Administrasi Negara.

Westra, P. Sutarto, Syamsi. 1989. Ensiklopedia


Administrasi. Jakarta: CV. Haji Masagung.

Farida Yusuf Tayibnapis. 2010. Evaluasi Program dan


Instrumen Evaluasi Untuk Program Pendidikan
dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Prastowo, Joko., dan Huda, Miftachul. 2011. Corporate


Social Responsibility Kunci Meraih Kemuliaan
Bisnis. Yogyakarta: Samudera Biru.

Tri Anwari M. Hilal, Zainal Abidin Moh. Riza, Sani


Sumarno. 2018. Rumah Belajar Jalan Lain
Menggapai Harapan. Jakarta: Pentas Grafika.

174
Poerwadarminta, W. J. S. 1999. Kamus Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka: Jakarta.

Ibnu Majah. 1997. Sunan Ibnu Majah, Kitab al-


Muqaddimah, bab Fadhl al-Ulama wa al-Hits ala-
Thalab al-Ilm, no. Hadis: 220. Dalam CD-ROM
Mausu’ah al-Hadis al-Syarif al-Kutub al-Tis’ah.
Global Islamic Software.

Kim, K.S. 2000. Corporate Social Responsibility And


Strategic Management: An Empirical Study of
Korean MNCs in The United States. Unpublished
Dissertation. West Heaven. Connecticut: The
University of Heaven.

Gunawan Widjaja dan Yeremia Ardi Pratama. 2008. Risiko


Hukum dan Bisnis Perusahaan Tanpa CSR.
Jakarta: Forum Sahabat.

Ambadar, J. 2008. Corporate Social Responsibility dalam


Praktik di Indonesia. Edisi 1, Ele Media
Computindo)

Bowen R. Howard 1953 Social Responsibilities of The


Businessman. United States of America: Federal
Council of the Churces of Christ in America.

175
Jimly Asshiddiqie. 2010. Green Constitution: Nuansa
Hijau Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 194. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Arief Hidayat dan FX. Adji Samekto, 2007. Kajian Kritis


Penegakan Hukum Lingkungan di Era Otonomi
Daerah. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.

Siti Kotijah dalam Joko Prastowo dan Miftachul Huda.


2011. Corporate Social Responsibility: Kunci
Meraih Kemuliaan Bisnis. Yogyakarta: Samudra
Biru

An-nawawi, Imam Abi Zakariya. Juz III, al-Majmu’ fi


Syahril Muhazdab. Beirut: Dar al Fikr.

Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif


dan Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Bandung:
Agung Media.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan


Perbukuan. 2011. Panduan Pelaksanaan
Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementrian
Pendidikan Nasional.

Sumarto. 2010. Jurus Mabuk Membangun Ekonomi Rakyat.


Jakarta: Indeks.
176
Sumber Jurnal:

Korhonen, J. 2003. On the Etics of Social Responsibility –


Considering the Paradigm of Industrial
Metabolism, Journal of Business Ethics.

Sumarno, Safri Miradj. 2014. Volume 1 Nomor 1. Jurnal


Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat,
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.
Universitas Negeri Yogyakarta.

Andi Mapisangka. 2009. Implementasi CSR Terhadap


Kesejahteraan Hiudp Masyarakat. Jurnal Ekonomi
dan Studi Pembangunan. Universitas Negeri
Malang.

Rifenti Herlinda Wandina, Deasy Arisanty, Ellyn


Normelani. 2016. Implementasi Program CSR
(Corporate Social Responisbility) PT. Adaro
Indonesia Bidang Pendidikan Di Kecamatan Tanta
Kabupaten Tabalong. Jurnal Pendidikan Geografi.
FKIP. Universitas Lambung Masyarakat.

Hasyim Hasanah. 2016. Volume 1. Teknik-Teknik


Observasi: Sebuah Alternatif Metode
pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial.
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Semarang.

177
Jurnal Fu’ad Arif Noor. 2015. Islam dalam Perspektif
Pendidikan. STPI Bina Insan Mulia Yogyakarta.

Jurnal Siti Maryama. 2013. Vol. 2. No. 2. Tanggung Jawab


Sosial Perusahaan (CSR) Dalam Perspektif
Regulasi, STIE Ahmad Dahlan Jakarta.

Iskandar Agung. 2011. Vol. 16. No. 4. Jurnal Pendidikan


dan Kebudayaan: Perspektif Multidimensional
Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan.
Puslitjaknov-Balitbang Kemdiknas.

Sumber Skripsi

Noviyani Muslikhah. 2014. Implementasi Corporate Social


Responsibility (CSR) Melalui Program Pusat
Pelatihan Dan Pemberdayaan Masyarakat PT.
Indocement Tunggal Prakarsa TBK Di Kabupaten
Bogor. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

M. Al-Aufar. 2011. Analisis Corporate Social


Responsibility (CSR) PT. Mitshubishi Chemical
Indonesia. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

178
Akmal Lageranna. 2013. Pelaksanaan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan (Corporate Social
Responsibility / CSR) Pada Perusahaan Industri
Rokok Studi Pada PT. Djarum Kudus Jawa
Tengah. Skripsi S1 Fakultas Hukum. Universitas
Hasanuddin Makassar.

Sumber Disertasi

Sri Ngabekti. 2012. Konsep Pendidikan untuk


Pembangunan Berkelanjutan. Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta.

Sumber Undang-Undang

Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2009


Tentang Kesejahteraan Sosial.

Amandemen UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1-5 Tentang


Pendidikan dan Kebudayaan

UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional.

UU No. 40 BAB V Pasal 74 Tahun 2007 Tentang Perseroan


Terbatas.

179
Sumber Website:

https://www.jict.co.id/?x0=CSRx1=6&x2=article

https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2017/04/17/239/indeks
-pembangunan-manusia--ipm--dki-jakarta-tahun-2016-
terus-meningkat.html

https://www.ojk.go.id/sustainable-
finance/id/peraturan/undang-undang/Documents/5.%20UU-
40-2007%20PERSEROAN%20TERBATAS.pdf

https://sipuu.setkab.go.id/PUUdoc/7308/UU0202003.htm

https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/sehat/UU-11-
2009KesejahteraanSosial.pdf

180
Sumber Wawawncara:

Sopyan, Aan. 2020. Wawancara dengan Aan Sopyan selaku


Senior Staff Corporate Affair PT. Jakarta
International Container Terminal.

Sani. 2020. Wawancara dengan Sani selaku Ketua Yayasan


Jala Samudera Mandiri.

Septiani, Wike. 2020. Wawancara dengan Wike Septiani


selaku Alumni Peserta Didik Rumah Belajar dan
Guru di Rumah Belajar.

Rukmiati. 2020. Wawancara dengan Rukmiati selaku Ketua


Perkumpulan PAUD Binaan PT. JICT.

Faturrahman, Ike. 2020. Wawancara dengan Ike


Faturrahman selaku Ketua Yayasan Al-Muhajirin
Bahari.

181
Lampiran

182
183
184
185
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR WAWANCARA I

Nama : Bapak Aan Sopyan


Jabatan : Senior Staff Corporate Affair CSR PT. Jakarta
International Container Terminal
Instansi : PT. Jakarta International Container Terminal
Alamat : Kp. Salabenda RT 04/04 Desa Parakanjaya,
Semplak, Bogor.

186
NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Kapan awal mula Awal mula CSR PT. JICT dibentuk


CSR PT. JICT itu pada tahun 2007, namun pada
diresmikan? saat itu fokus nya hanya bantuan
yang bersifat bantu putus seperti
misal sunatan masal, kawin masal
mudik gratis ya pokoknya yang
programnya tidak berkelanjutan.

2. Apa latar belakang Pertama adalah karena adanya


yang membuat PT. kebijakan pemerintah atau Undang-
JICT membentuk Undang yang mengatur tentang
CSR? CSR di Indonesia, kedua adalah
berdasarkan hasil survey tim kami
yaitu divisi Corporate Affair dalam
mencari kebutuhan yang paling
prioritas untuk masyarakat Jakarta
Utara dan ketiga adalah karena
adanya kultur atau budaya PT.
Hutchison Port yang selalu fokus
memberikan bantuan di bidang
pendidikan, PT. Hutchison Ports
juga mengintruksikan agar setiap
anak perusahaannya memiliki
program bantuan di bidang
pendidikan.

187
JICT disini melihat bahwa program
bantuan pendidikan akan lebih baik
memberikan manfaat kepada
masyarakat jika dibuat suatu
program yang berkelanjutan agar
mampu memberikan manfaat
terhadap masyarakat secara terus
menerus.

3. Sebagai Senior Staff Proses perumusan kebijakan awal


Corporate Affair mula nya itu terjadi ketika adanya
CSR PT. JICT, instruksi dari Direktur Utama PT.
bagaimana cara JICT yang sangat concern terhadap
merumuskan dunia pendidikan serta didukung
kebijakan program pula oleh PT. Hutchison Port
CSR PT. JICT di Hongkong untuk menjalankan
bidang Pendidikan? program CSR pendidikan ini.
Instruksi tadi diberikan kepada
Manager Coprorate Affair PT.
JICT untuk membuat program CSR
di bidang pendidikan. Serelah itu
dibentuk tim khusus untuk bidang
garap pendidikan ini, dengan
mengundang Consultant di bidang
pendidikan dan para ahli di bidang
pendidikan.

188
CSR bidang pendidikan yang kami
jalankan ini memiliki 3 fokus di
bidang pendidikan dengan
karakteristik program yang
berbeda-beda. Untuk program
Rumah Belajar khususnya, hal
pertama yang dilakukan adalah
tinjauan lapangan serta tinjauan
data yang dimiliki Dinas Provinsi
DKI Jakarta yang terkait dengan
pendidikan. Kami juga berdiskusi
dengan LSM Jala Samudera
Mandiri untuk menentukan langkah
yang tepat guna menentukan
kebijakan yang tepat dalam
implementasi program CSR
kedepannya.

Dan yang kedua itu adalah Green


Dock School. Dalam perumusan
kebijakan program ini, kami bagian
dari Corporate Affair CSR PT.
JICT terjun langsung ke lapangan
untuk mencari sekolah yang tidak
mendapat bantuan untuk biaya
prasarana pendidikan dari

189
pemerintah namun memiliki andil
yang sangat penting dalam
membantu meningkatkan mutu
pendidikan anak-anak di wilayah
Jakarta Utara.

Setelah itu yang terakhir kita punya


program Asistensi PAUD. Program
ini hampir sama dengan program
Green Dock School, namun yang
dituju tidak hanya pemenuhan
kebutuhan prasarana pendidikan,
sarana pendidikan nya juga kami
bantu dengan cara adanya pelatihan
guru PAUD untuk tetap terus
mampu berinovasi dan kreatif.
Dalam menentukan PAUD yang
akan diberikan bantuan sarana dan
prasarana pendidikan, setelah kami
terjun ke lapangan, kami minta
agar mereka membuat proposal
agar bisa di telaah secara lebih
lanjut lagi.

190
4. Bagaimana latar Rumah belajar itu terbentuk karena
belakang kami sadar bahwa kami harus
terbentuknya membantu masyarakat dengan
program Rumah lebih memberikan banyak manfaat
Belajar? bersifat jangka panjang, maka dari
itu kami fokus pada bidang garap
CSR yang bersifat berkelanjutan
implementasinya.

Rumah belajar ini sifatnya kontinu,


berbeda dengan konsep CSR yang
dulu pernah dilakukan oleh JICT.
Rumah Belajar yang pertama kali
diresmikan itu ada di daerah Koja,
Jakarta Utara. Namun, karena
animo masyarakat sangat tinggi
terhadap Rumah Belajar, sekarang
kita sudah ada di 3 kecamatan
yang tersebar di wilayah Koja,
Cilincing dan Tanjung Priok.

5. Apa yang menjadi Tolak ukur yang kami tetapkan itu


tolak ukur PT. JICT adalah yang pertama kondisi
dalam menentukan ekonomi orang tua nya, kondisi
target penerima keluarga dan kondisi lingkungan
manfaat program sosialnya. Karena di Koja itu
Rumah Belajar? sendiri biasanya satu rumah bisa

191
ditempati lebih dari 2 KK,
bertempat tinggal di lingkungan
kumuh dan penghasilan orang tua
nya belum mencukupi untuk
kebutuhan biaya pendidikan
anaknya, itu yang biasanya menjadi
tolak ukur kami dalam melihat
kondisi target sasaran.

6. Bagaimana strategi Pertama untuk menentukan strategi


dan pelaksanaan yang tepat adalah dengan melihat
program Rumah potret pendidikan di wilayah
Belajar dalam Jakarta Utara. Tinggi nya angka
pemenuhan putus sekolah, baik itu disebabkan
kebutuhan sarana oleh faktor ekonomi, faktor
dan prasarana keluarga maupun lingkungan
pendidikan? tempat tinggal di wilayah Jakarta
Utara membuat JICT
memfokuskan untuk meningkatkan
pendidikan anak-anak yang putus
sekolah ini agar tetap bisa
mendapatkan ilmu pengetahuan
atau ilmu praktis yang berguna
bagi masa depannya tanpa
melibatkan mereka dengan biaya
operasional.

192
Maka dari itu, kami mencoba
merumuskan kebijakan atau
program CSR Rumah Belajar bagi
anak yang mengalami putus
sekolah, strategi yang kami
tetapkan pada awalnya itu strategi
jemput bola agar pertama-tama
masyarakat mengetahui adanya
program Rumah Belajar yang
mampu membantu mereka untuk
tetap mendapatkan pendidikan
tanpa biaya operasional atau bisa
dibilang gratis.

Di Rumah Belajar kami berikan


fasilitas komputer untuk
menunjang sistem pembelajaran,
alat tulis, buku bacaan maupun
buku tulis dan tutor atau mentor
yang ahli di bidangnya.

Andil JICT dalam membantu


melahirkan anak-anak yang
memiliki pendidikan dan mampu
bersaing untuk masa depannya,
kami menentukan KPI di program
Rumah Belajar, yaitu dengan target

193
300 anak yang mendaftar di Rumah
Belajar setiap tahunnya.

Seiring berjalannya waktu, animo


masyarakat terus meningkat untuk
mengikuti program ini, dan bahkan
kami sampai membuat program
kelas jauh untuk menyelesaikan
problem atau masalah anak-anak
yang tidak mampu menjangkau
tempat Rumah Belajar.

Program ini bertujuan untuk


memudahkan peserta didik agar
tetap dapat mengikuti program
kami dan mendapatkan pendidikan
tanpa mengeluarkan biaya
operasional.

Kami juga menyediakan ujian


sistem kejar paket A, B dan C agar
mereka yang lulus dari Rumah
Belajar memiliki ijazah yang setara
dengan anak-anak lain yang
mendapatkan pendidikan formal
agar bisa membantu mereka
mendapatkan pekerjaan atau
melanjutkan pendidikan setelah

194
lulus dari Rumah Belajar.

Kami juga membuat komitmen


yang harus dipenuhi oleh orang tua
dan peserta didik agar anak nya
tetap menjalankan proses
pembelajaran di Rumah Belajar
sampai selesai.

7. Bagaimana latar JICT itu dulu ketika merumuskan


belakang program Asistensi PAUD karena
terbentuknya kita ingin fokus membantu
program Early pendidikan mulai dari tahapan
Childhood Centers / paling bawah hingga paling atas
Asistensi PAUD? atau sma. Dan kita sadar bahwa
bantu putus itu masih kurang
manfaat nya yang diterima
masyarakat.

Dari kesadaran itu kita mencoba


memberikan pemahaman ke PAUD
yang ada di wilayah Tanjung Priok
pada awal nya untuk bekerja sama
dengan kami agar bisa kami bantu
pemenuhan kebutuhan PAUD baik
dari segi finansial maupun
kompetensinya.

195
8. Bagaimana strategi Strategi nya itu adalah kami
dan pelaksanaan mencoba mengajak dan
program Early mengajarkan para pengurus atau
Childhood Centers guru PAUD agar terus mampu
dalam pelaksanaan berinovasi dan kreatif, dengan cara
Asistensi PAUD? mereka wajib membuat satu kali
dalam seminggu prakarya dan
makanan sehat dengan aneka menu
yang sehat dan selalu berbeda.
Karena anak-anak usia dini harus
mampu mendapatkan keterampilan
dan pendidikan dasar yang tidak
bisa dikesampingkan juga.

Dan juga kami mencoba mengajak


PAUD yang mendapatkan bantuan
dari kami agar mampu untuk open
atau terbuka dalam bekerja sama
mengelola PAUD dan
anggarannya, mampu membuat
laporan atau bisa dikatakan mampu
mengerjakan hal-hal administrasi
yang dibutuhkan berdasarkan
ketentuan yang berlaku dan sesuai
dengan pedoman administrasi.

196
9. Apa yang menjadi Tolak ukur yang pertama itu di
tolak ukur PT. JICT PAUD harus ada minimal 30
dalam menentukan peserta didik, memiliki fasilitas
target penerima pendidikan utama seperti ruangan
manfaat dalam belajar, papan tulis, meja dan kursi,
program Early memiliki minimal 4 tenaga
Childhood Centers pengajar, dan yang terpenting harus
(Asistensi PAUD)? siap atau berkomitmen dalam
membuat laporan yang sesuai
dengan ketentuan PT. JICT atau
dalam artian harus jujur dan
menjunjung tinggi integritas dalam
pembuatan laporan pertanggung
jawaban tersebut.

10. Bagaimana latar Latar belakangnya adalah adanya


belakang kultur PT. Hutchison Ports yang
terbentuknya selalu fokus membantu masyarakat
program Green Dock sekitar perusahaan dalam bidang
School? pendidikan, hingga pada akhirnya
PT. Hutchison Ports
menginstruksikan kepada seluruh
anak perusahaan agar turut andil
membantu masyarakat dalam
bidang pendidikan.

197
Pertama program ini dijalankan
kami kerjasama dengan SMA
Mutiara di daerah Permai, Jakarta
Utara. Namun sekarang kami sudah
memiliki 9 Yayasan yang kami
ajak untuk kerjasama.

11. Bagaimana tolak Strategi nya itu kami pertama


ukur dan strategi survey untuk penentuan lokasi
pelaksanaan program sekolah yang kami berikan
Green Dock School bantuan. Sekolah itu bukan dalam
dalam rangka artian tidak berdaya sama sekali,
memenuhi wawasan tapi kami melihat apakah ada
finansial, pendidikan potensi siswa nya yang bisa di
dan lingkungan kembangkan baik dari segi
sekolah di Jakarta keilmuannya maupun praktiknya.
Utara? Atau dalam kata lain kami
menetapkan berdasarkan dari hasil
tinjauan lapangan yaitu tidak
sebandingnya fasilitas prasarana
pendidikan yang dimiliki dengan
kuantitas murid yang banyak.
Selain itu kami menetapkan
sekolah yang bisa diberikan
bantuan oleh JICT belum
mendapatkan saluran bantuan

198
operasional dari pemerintah. Ketika
terjun ke lapangan saya lakukan
bersama dengan Pak Mustaqim.

Kami survey sekolah tersebut apa


saja yang diperlukan dalam
menunjang pendidikan dari segi
prasarananya. Kami membantu
pengadaan komputer, papan tulis,
buku bacaan dan buku tulis ya
pokoknya apa saja yang
dibutuhkan oleh sekolah tersebut
agar bisa menjalankan aktivitas
belajar dan mengajar sehari-hari.

12. Bagaimana Untuk kebijakan teknis


mekanisme prosedur pelaksanaan yang kami tentukan
(Standard Operating adalah dengan menjunjung tinggi
Procedures) dalam integritas, kejujuran dan keseriusan
pelaksanaan ketiga kerjasama yang terjalin antara JICT
program di atas yang dengan pihak penerima manfaat
meliputi Juklak dan Yayasan Jala sebagai mitra
(Petunjuk kerjasama kami.
Pelaksanaan) dan
Cara nya adalah kami meminta
Juknis (Petunjuk
laporan pertanggung jawaban baik
Teknis) ?
dimulai dari per-minggu, per-
bulan, per-triwulan hingga per-

199
tahun. Laporan tersebut mulai dari
laporan keuangan, laporan proses
pembelajaran hingga laporan
mengenai progres kondisi anak-
anak peserta didik yang
mendapatkan bantuan dari kami
atau JICT.

Untuk program Rumah Belajar,


jika ada suatu hal yang diperlukan
seperti adanya penambahan suatu
program baru baik seperti seminar
atau pelatihan, Yayasan Jala wajib
membuat proposal kegiatan
tersebut dan mempresentasikannya
dengan pihak JICT agar bisa
diputuskan secara final terkait
dengan program tersebut.

13. Apa latar belakang Latar belakang kerjasama kami


yang membuat PT. dengan Yayasan Jala adalah yang
JICT bekerjasama pertama itu kami membutuhkan
dengan Jala tenaga bantuan untuk menjalankan
Samudera Mandiri program CSR di bidang pendidikan
untuk menjalankan yang secara teknis paham betul
program CSR mengenai kultur masyarakat
Rumah Belajar? wilayah Jakarta Utara. Maka dari

200
itu kami mulai sounding terhadap
Yayasan Jala itu untuk mencoba
mengajak kerjasama dalam
program CSR bidang pendidikan
khususnya Rumah Belajar JICT ini.

Faktor lain yang membuat kami


memilih Yayasan Jala ini selain
karena pengurusnya warga asli
Jakarta Utara yang memahami
betul kondisi wilayah Jakarta
Utara, yaitu Yayasan ini sudah
memiliki akta notaris atau dasar
hukum untuk Yayasan mampu
bekerja sama dengan instansi atau
lembaga lain atau dalam arti kata
lain sudah legal di mata hukum.

14. Bagaimana pola Pola kerjasama yang dilakukan itu


kerjasama dalam sifatnya bukan sebuah instruksi
penerapan program namun bersifat koordinasi,
CSR PT. JICT yang Yayasan Jala bersama dengan JICT
dilakukan bersama mencoba merumuskan bersama
Jala Samudera program-program di dalam Rumah
Mandiri? Belajar yang bersifat mendidik
pengetahuan dan keterampilan
serta terus memiliki program yang

201
inovatif agar terus mampu
mencetak peserta didik
mendapatkan standar kualitas
pendidikan yang baik dan mampu
bersaing di masa depan.

Kebutuhan program Rumah Belajar


tadi saya sebutkan harus inovatif
agar Rumah Belajar itu sendiri
mampu melahirkan program yang
memiliki progress, selalu memiliki
formula baru dan menyesuaikan
kebutuhan yang bersifat dinamis
serta ISO, KPI yang selalu
berubah-ubah.

Program yang dirumuskan


bersama-sama itu juga harus
mampu dilaksanakan oleh Yayasan
Jala Samudera untuk mencapai
standar KPI yang ditetapkan oleh
PT. JICT.

Untuk menjaga kepercayaan dan


dapat memantau progress
keberlangsungan program, kami
menetapkan wajib ada nya weekly
laporan, laporan per-bulan, laporan

202
triwulan dan pertahun.

Laporan tersebut adalah laporan


keuangan, laporan proses
pembelajaran hingga laporan
mengenai progres kondisi anak-
anak peserta didik yang mengikuti
program Rumah Belajar.

15. Dengan Tujuan yang ingin dicapai tentunya


menginterpretasikan kami ingin terus berkontribusi
program tersebut, dalam memberikan manfaat bagi
apa tujuan yang masyarakat sekitar. Di Jakarta
ingin dicapai oleh Utara sendiri setelah kami lakukan
PT. JICT? riset by data ya, ternyata IPM di
Jakarta Utara ternyata paling
rendah dibandingkan dengan kota-
kota lain yang ada di Jakarta.
Faktor penyebabnya itu
diantaranya itu karena banyaknya
pengangguran, tinggi nya angka
putus sekolah dan lingkungan
kumuh yang masih tersebar di
Jakarta Utara.

203
Nah, dari situ lah kita mulai
bergerak mencari program CSR
yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, ada di bidang
kesehatan, pendidikan bantuan
kawin massal, sunatan massal,
mudik gratis, dan setiap tahunnya
kita pasti membuka bantuan untuk
qurban saat idul adha.

Untuk membantu motivasi PT.


JICT menjalankan CSR, tujuan
yang tentunya kami ingin capai
dalam dunia korporasi adalah
penghargaan yang sudah kami
dapatkan di bidang CSR ingin kami
pertahankan terus menerus agar
kami tetap bisa menumbuhkan
semangat untuk berinovasi
memberikan program CSR yang
memiliki banyak manfaat terhadap
masyarakat.

204
16. Sejauh ini, selama Untuk program Asistensi Paud dan
proses implementasi Green Dock School disini hampir
program CSR PT. sama kendalanya. Kendala nya itu
JICT di bidang adalah kurang maksimal nya
pendidikan, apa saja laporan pertanggung jawaban dari
hal atau faktor-faktor pihak yang kami berikan bantuan
yang menjadi seperti contohnya KPI yang tidak
kendala atau terpenuhi dan adanya
penghambat program penyalahgunaan bantuan yang
tersebut? kami berikan.

Rumah Belajar itu kendala nya


terkadang siswa yang sudah
menjadi peserta didik kami masih
sering tidak masuk sekolah. Dan
pada saat kami survey ke rumah
nya, orang tua nya bilang dia
berangkat untuk sekolah di Rumah
Belajar. Selain itu, kendala nya
juga dari kurangnya support orang
tua untuk memotivasi anak nya
sekolah dan membantu
keberlangsungan proses belajar
mengajar di Rumah Belajar.

205
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR WAWANCARA II

Nama : Bapak Sani


Jabatan : Ketua Yayasan
Instansi : Yayasan Jala Samudera Mandiri
Alamat : Perum. Taman Sukahati Permai Blok E 5,
Sukahati, Cibinong, Bogor.

206
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana latar JSM ini terbentuk awal mula nya itu
belakang sebenarnya pada tahun 2005, tapi baru
terbentuknya bisa dikatakan sah karena baru kami
Yayasan Jala daftarkan agar menjadi lembaga Negara
Samudera Mandiri? dan memiliki dasar hukum nya itu pada
tanggal 17 Desember 2008.
Awal JSM berdiri karena inisiatif
masyarakat dengan melihat kondisi di
masyarakat, lalu dimulai mapping
untuk segera bisa dicari treatment apa
yang cocok untuk Jakarta Utara, karena
Jakarta Utara sendiri kan terkenal
dengan daerah kriminalitas dengan
banyaknya “bajilo” (bajing loncat) dan
itu pelakunya adalah anak-anak.
Maka dari persoalan itu, kami sadar
bahwa adanya kriminalitas yang
berkolerasi dengan tingkat kemiskinan.
Sehingga untuk menyelesaikan itu,
maka masyarakat harus ditingkatkan
kemampuan ekonominya. Tapi, untuk
meningkatkan ekonomi itu sangat
bergantung dengan pola pikir
masyarakat.

207
Untuk itu, masyarakat membutuhkan
program yang bukan hanya untuk
menyelesaikan problematika
ekonominya, namun juga memberikan
solusi yang lebih sustain, yang bisa
bertahan lama serta menyelesaikan
kebutuhan secara mendasar, maka
pilihan kami adalah di pendidikan.
Dari situ lah berdiri Yayasan Jala
Samudera Mandiri sebagai usaha untuk
bisa memberikan kontribusi di
masyarakat.
Salah satu pendirinya adalah karyawan
yang bekerja di JICT yang peduli
dengan masalah pendidikan dan
bertempat tinggal di Ring 1 wilayah
JICT.
2. Bagaimana strategi Awal mula itu, Rumah Belajar hanya
dan sistem mengumpulkan anak-anak sekitar
pelaksanaan wilayah JICT yang putus sekolah
pembelajaran di tepatnya di Kel. Koja saja. Setelah
Rumah Belajar? terkumpul, dibuat lah suatu program
keterampilan, ada handicraft, ada
komputer juga.
Di awal ahun kedua mulai berkembang,
target sasaran bertambah 1 yaitu di Kel.

208
Cilincing dan di akhir tahun kedua juga
bertambah 1 lagi di Kel. Tanjung Priok.
Pilihan di Cilincing adalah karena
Cilincing merupakan tempat rumah
susun para pekerja TKBM IPC Pelindo
dan banyak juga anak-anak putus
sekolah. Tahun kedua akhir kami
mensasar daerah Kel. Tanjung Priok,
karena disana juga banyak rumah susun
yang didalamnya banyak anak-anak
putus sekolah.
Seiring waktu berjalan, peningkatan
program dilakukan karena kami melihat
program ini memiliki dampak positif
yang besar di masyarakat sehingga
banyak sambutan positif juga dari
masyarakat terkait dengan Rumah
Belajar.
PT. JICT juga sepakat untuk
dilakukannya peningkatan program.
Pada akhirnya di tahun ke 3-4 targetnya
ditingkatkan menjadi per-kecamatan.
Ketika ditingkatkan targetnya menjadi
per-kecamatan, maka muncul suatu
masalah baru yaitu bagaimana Rumah
Belajar tetap bisa dijangkau oleh anak-

209
anak yang jauh dari pusat Rumah
Belajar. Maka, strategi kami untuk
menjemput anak-anak putus sekolah
agar tetap dapat belajar di Rumah
Belajar, pilihan kami adalah
mengadakan program Kelas Jauh.
Dalam program Kelas Jauh kami
bekerjasama dengan PKK, aktivis
kelurahan, pejabat RT/RW, tokoh
masyarakat dan Dewan Kelurahan
untuk membuat tempat belajar di titik
anak-anak tersebut sering berkumpul.
3. Bagaimana garis Untuk garis koordinasi yang
koordinasi yang diterapkan, pendamping memiliki
selama ini tanggung jawab terkait dengan
diterapkan di dalam bagaimana aktivitas sehari-hari, apa
internal Yayasan saja problemnya yang ada di Rumah
JSM? Belajar dan Kelas Jauh terhadap
Manager Program.
Manager Program berkoordinasi
langsung dengan Ketua Yayasan JSM
untuk melaporkan aktivitas keseharian
yang dilaporkan oleh pendamping
perihal aktivitas belajar mengajar
tersebut.

210
Setelah itu Ketua Yayasan,
berkoordinasi dengan pihak JICT
dengan berupa laporan dalam bentuk
harian, mingguan, triwulan dan
tahunan.
4. Bagaimana cara Menentukan fokus keterampilan yang
Yayasan JSM diberikan membutuhkan proses yang
menentukan panjang. Untuk program keterampilan
kurikulum Bahasa Inggris, Komputer dan
pendidikan bagi Advertising itu baru berjalan 3 tahun
Rumah Belajar? terakhir. Sebelumnya Rumah Belajar
menentukan program berdasarkan
assessment dari keinginan anak-anak
Rumah Belajar, ada radio komunitas,
komputer, handicraft, musik dan
drama. Setelah beberapa tahun berjalan,
dilakukan evaluasi dan kajian ulang
untuk menentukan program yang paling
efektif berdasarkan kebutuhan yang
dapat menunjang keterampilan mereka
di masa depan.
Penentuan program komputer adalah
untuk menjawab tantangan masa depan
anak-anak Rumah Belajar, karena
untuk bekerja di dunia industri semua
sudah membutuhkan keterampilan

211
dasar komputer. Untuk program Bahasa
Inggris, kami ingin anak-anak
menguasai Bahasa Internasional. Untuk
Advertising karena kami melihat dunia
bisnis kedepannya tidak akan pernah
habis dan sangat dinamis, kebutuhan
tentang branding, logo, design, dll.
dirasa perlu untuk memantapkan
keterampilan dasar mereka.
Tiga pilihan tersebut yang menjadi
keterampilan prioritas Rumah Belajar.
Namun kami juga tetap memberikan
ilmu pengetahuan dasar seperti IPS,
matematika, dan keterampilan musik.
5. Bagaimana cara Untuk tutor kami tetapkan yang
Yayasan JSM berdomisili di wilayah Jakarta Utara,
menentukan tutor agar mudah menjangkau Rumah
atau mentor untuk Belajar di 3 Kecamatan tersebut. Tutor
mengajar di Rumah untuk mengajar di Rumah Belajar
Belajar? dicarikan langsung oleh pendamping.
Tutor ditentukan berdasarkan
penguasaan keterampilan dan kebetulan
tutor yang ada di Rumah Belajar
memiliki basic mengajar, karena tutor
disini juga berprofesi sebagai guru,
namun profesi sampingannya menjadi

212
tutor di Rumah Belajar.
Terkhusus untuk tutor Kelas Jauh diisi
oleh relawan-relawan yang rela
mengajar. Kami memiliki tutor dengan
profesi sebagai dokter, mahasiswa, atau
pensiunan yang secara kompetensi
memiliki ilmu pengetahuan yang diajar
kepada anak-anak Rumah Belajar.
Kami juga memiliki tutor yang dulu
nya merupakan anak didik Rumah
Belajar, setelah menyelesaikan studi di
Rumah Belajar, dia kuliah dan kami
lihat memiliki kompetensi untuk
mengajar maka kami perbolehkan
untuk menjadi tutor. Kami juga
memiliki tutor sebaya, yaitu anak-anak
Paket C mengajar anak-anak Paket A.
6. Bagaimana proses Evaluasi sistem pembelajaran
evaluasi sistem dilakukan setahun sekali bersa,a dengan
pembelajaran dalam JICT, kami melihat bagaimana
program Rumah kemampuan perusahaan dan bagaimana
Belajar? kemampuan kami menjalankan
program Rumah Belajar.
Ada beberapa hal yang disepakati
bersama-sama dan diselesaikan juga
secara bersama-sama.

213
7. Bagaimana awal Awal mula nya itu terjadi karena PT.
mula Yayasan JSM JICT memiliki fokus program
menjalin kerjasama pendidikan untuk bidang garap CSR
dengan PT. JICT? mereka. Dan mulai sounding ke kami
itu didampingi dengan pengurus JSM
yang juga menjadi karyawan JICT.
Setelah kami berdiskusi dan sepakat
dengan kerjasama yang ditetapkan,
maka dibuatlah MoU nya.
Selain itu latar belakang kami
bekerjasama sejauh ini adalah karena
JICT memandang JSM telah menguasai
mapping kebutuhan dasar yang ada di
wilayah Jakarta Utara.
8. Apa saja manfaat Manfaat dari kerjasama dengan pihak
yang dirasakan JICT adalah kami bisa
selama bekerjasama mempertahankan program Rumah
dengan PT. JICT Belajar secara sustain, lebih leluasa
dalam program dalam improvisasi program di
Rumah Belajar? masyarakat serta menjaga kelancaran
aktivitas Rumah Belajar sehari-hari.
9. Bagaimana pola Pola kerjasama yang dibangun adalah
kerjasama yang dengan koordinasi. Awal mula
dibangun antara kerjasama kami sepakat dengan
Yayasan JSM ketentuan MoU ditetapkan bersama-
dengan PT. JICT? sama. PT. JICT memberikan target ke

214
kita, itulah yang kita laksanakan dan
kami jadikan tanggung jawab.
10. Apa saja hambatan Kalau terkait dengan program, kami
atau kendala yang mengalami kendala nya itu kebanyakan
dihadapi selama teknis. Contoh adalah kepedulian
mengimplementasik masyarakat terhadap pendidikan yang
an program Rumah rendah. Stigma yang terbangun di
Belajar? wilayah Jakarta Utara mengenai
proyeksi pendidikan adalah “orang
yang sekolah itu pasti untuk cari kerja”
sedangkan di Jakarta Utara, cari duit itu
gampang, tinggal pergi ke terminal, jadi
bajing loncat.
Dan realitas di Jakarta Utara itu masih
banyaknya tingkat pengangguran yang
penyumbangnya itu adalah orang-orang
yang kuliah atau punya gelar sarjana,
itu juga membuat stigma “ngapain
sekolah tinggi-tinggi mereka aja jadi
pengangguran”. Nah itulah beberapa
perspektif yang muncul dan jadi
tantangan kami.
Maka kami sadar bahwa sekolah atau
pendidikan adalah cara untuk
memperoleh ilmu pengetahuan agar
memiliki pola pikir yang lebih maju

215
dalam hidup bersosialisasi, membuka
peluang pekerjaan yang efisien untuk
masyarakat luas dan pola pikir yang
open mind seperti itu.
Tantangan lain adalah, kurangnya
kesadaran dari orang tua siswa di
Rumah Belajar. Contoh kasusnya
seperti orang tua nya membiarkan
anaknya tertidur dan tidak mengikuti
proses berlangsungnya ujian akhir.
11. Apa harapan Harapan dari kami tentunya adalah
Yayasan JSM dalam pendidikan tidak hanya dijadikan
menjalankan sebagai alat atau objek agar individu
program Rumah bisa menjadi mesin kerja, namun
Belajar? pendidika harus dibuat dengan kualitas
yang baik sehingga mampu melahirkan
peradaban dan menjadi investasi jangka
panjang.
Dengan proses seperti ini, otomatis
anggapan bahwa pendidikan adalah
langkah praktis dalam mendapatkan
pekerjaan akan hilang.
Kami berharap peserta didik Rumah
Belajar memiliki harapan yang
membangun kesadaran mereka untuk
menjadi lebih baik lagi. Dengan adanya

216
Rumah Belajar, mereka mampu
memiliki dan mewujudkan cita-cita nya
kembali.
12. Apa harapan Harapan kami adalah adanya bangunan
Yayasan JSM dalam permanen untuk Rumah Belajar, karena
bekerjasama secara setiap tahun pasti terdapat anak-anak
kelembagaan dengan putus sekolah di wilayah Jakarta Utara,
PT. JICT dalam maka dari itu kami berharap adanya
menjalankan monumen tersendiri untuk Rumah
program Rumah Belajar.
Belajar?

217
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR WAWANCARA III

Nama : Wike Septiani


Jabatan : Tutor Rumah Belajar
Instansi : Yayasan Jala Samudera Mandiri (Rumah Belajar)
Alamat : Jl. Mundu Dalam Blok K, Koja, Jakarta Utara

Jakarta, 9 Februari 2020

_________________________
Wike Septiani

218
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana awal Pada saat itu, saya mulai bergabung
mula Kakak untuk menjadi siswa di Rumah
bergabung di Belajar setelah saya lulus SMP.
Rumah Belajar Sebelum saya bergabung di Rumah
sebagai peserta Belajar, setelah lulus SMP saya
didik? mencoba bekerja di Kawasan
Berikat Nusantara (KBN) selama 6
bulan untuk membantu
perekonomian keluarga.

Selama saya menjalankan proses


bekerja di KBN, orang tua saya
mendapatkan informasi bahwa ada
program Rumah Belajar milik JICT
yang siap membantu anak-anak
putus sekolah di wilayah Jakarta
Utara. Nah, akhirnya saya
memutuskan untuk mengikuti
proses belajar di Rumah Belajar
dengan sistem kejar Paket C. Alasan
atau faktor ekonomi keluarga yang
membuat saya pada akhirnya
mengambil program kejar Paket C
di Rumah Belajar.

219
Tujuan saya mengikuti program
Rumah Belajar ini adalah untuk
mendapatkan ijazah setara SMA
sekolah formal, agar saya bisa
melanjutkan untuk melanjutkan
pendidikan dan bekerja di sektor
formal seperti yang lain.

2 Bagaimana sistem Saat pertama kali saya daftar di


pelayanan yang Rumah Belajar, prosesnya sama
diberikan ketika seperti saya daftar di sekolah formal
Kakak pada umumnya. Saya disuruh untuk
mendaftarkan diri mengisi formulir, biodata,
untuk bergabung di melengkapi administrasi seperti KK,
Rumah Belajar? akta kelahiran, dan lain-lain.

Setelah mengisi formulir, saya


dijelaskan peraturannya bagaimana
untuk tetap bisa mengikuti pelajaran
di Rumah Belajar.

Secara keseluruhan hampir sama


dengan sekolah formal, pelayanan
yang diberikan pengurus Rumah
Belajar juga sangat baik. Saya tidak
merasa dikesampingkan, saya
dibimbing untuk mengikuti
prosedur pendaftarannya ya

220
pokoknya benar-benar seperti
pelayanan di sekolah formal.

3 Bagaimana sistem Untuk sistem pembelajaran juga


pembelajaran yang hampir sama dengan sekolah
dirasakan selama formal. Ada penilaian kehadiran,
menjadi peserta sikap selama belajar dan tentunya
didik di Rumah nilai untuk setiap mata pelajaran.
Belajar?
Kalau ada siswa yang jarang masuk,
biasanya tidak diikut sertakan ke
proses ujian pengambilan ijazah,
kalau ada yang melanggar peraturan
ada hukumannya.

Semua saya rasakan benar-benar


seperti di sekolah formal, mungkin
perbedaannya ada di pakaian
sekolah, keterbatasan meja dan
kursi serta teman-teman yang tidak
banyak seperti di sekolah formal.

Penyampaian dari setiap tutor juga


sangat jelas, mereka selalu
membangun komunikasi 2 arah
untuk proses belajar mengajarnya
sehingga saya paham dan mengerti
dari apa yang sudah diajarkan baik

221
itu pelajaran dasar maupun
keterampilan. Para tutor juga selalu
memotivasi kami yang belajar di
Rumah Belajar agar tetap mengejar
harapan seperti anak-anak lain yang
sekolah di sekolah formal.

4 Apakah mata Menurut saya sudah sangat tepat


pelajaran dan sistem dan efektif. KTSP yang dimiliki
belajar mengajar di Rumah Belajar tidak jauh berbeda
Rumah Belajar dengan KTSP dari Dinas
sudah tepat dan Pendidikan untuk sekolah formal.
efektif? Peraturan yang ada di Rumah
Belajar tidak terlalu membuat kami
tertekan, namun membuat siswa
tetap konsisten untuk belajar.

Contohnya terjadi pada diri saya


sendiri, dulu saya berniat belajar di
Rumah Belajar hanya sebatas untuk
mengejar ijazah Paket C, tapi
sekarang saya sudah bisa mengajar
di Rumah Belajar karena bekal ilmu
yang saya dapatkan sangat banyak
selama belajar di Rumah Belajar.

222
5 Apa hambatan atau Selama saya belajar di Rumah
kendala yang Belajar, tidak ada kendala besar
dirasakan ketika yang saya rasakan. Semua berjalan
Kakak mengikuti lancar karena sistem
proses belajar di pembelajarannya sudah sangat
Rumah Belajar? bagus, mata pelajarannya sudah
sesuai dengan kebutuhan kami, dan
proses mengajar dari tutor yang
bagus membuat kami mudah
memahami. Selain itu para pengurus
Rumah Belajar juga selalu siap
untuk membantu kami dalam
mempersiapkan ujian akhir.

6 Bagaimana tahapan Pada saat saya setelah lulus dari


dan proses yang Paket C, Rumah Belajar sedang
dilakukan untuk membutuhkan tutor untuk mengajar
menjadi tutor di di program Paket A.
Rumah Belajar
Saya dari kecil memang memiliki
dengan status
keinginan untuk menjadi seorang
Kakak sebagai
guru. Selama proses belajar atau
alumni peserta didik
menjadi siswa di Rumah Belajar,
Rumah Belajar?
saya juga punya harapan untuk bisa
berbagi ilmu saya kepada adik-adik
di Rumah Belajar supaya bisa
mendapatkan manfaat yang

223
dirasakan bersama-sama.

Akhirnya saya mencoba


mendaftarkan diri untuk lowongan
menjadi tutor tersebut dan puji
syukur setelah melalui proses
wawancara dengan kepala Rumah
Belajar, memenuhi syarat-syarat
administrasi pendaftaran menjadi
tutor di Rumah Belajar, menjawab
pertanyaan tentang beberapa
kompetensi menjadi tutor, beliau
mengizinkan saya untuk mengajar
Paket A di Rumah Belajar.

7 Apa saja manfaat Manfaat yang saya rasakan tentu


yang Kakak banyak sekali. Karena faktor
dapatkan selama ekonomi keluarga, saya menjadi
menjalankan tidak bisa melanjutkan untuk
kegiatan belajar sekolah di sekolah formal. Namun,
mengajar di Rumah Rumah Belajar JICT ini sangat
Belajar baik sebagai membantu saya dalam mendapatkan
peserta didik dan pendidikan hingga benar-benar
juga sebagai tutor? mewujudkan cita-cita saya menjadi
guru.

Orang tua saya menjadi tidak


terbebani juga dengan gratisnya

224
sekolah di Rumah Belajar ini.
Kedua orang tua saya juga merasa
sangat senang karena saya bisa
menyelesaikan belajar di Rumah
Belajar dan mendapatkan ijazah
penyetaraan SMA.

Ilmu yang saya dapatkan selama


belajar hingga sekarang menjadi
pengajar di Rumah Belajar juga
sangat banyak. Setelah menjadi
tutor, saya menjadi punya motivasi
belajar untuk terus menambah ilmu
agar siswa yang saya ajarkan juga
bertambah kepintarannya, saya
menjadi punya teman sharing lebih
banyak untuk mendapatkan ilmu,
bahkan saya sekarang jadi bisa
membantu perekonomian orang tua
saya karena saya menjadi tutor di
Rumah Belajar.

225
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR WAWANCARA IV

Nama : Rukmiati
Jabatan : Ketua Perkumpulan PAUD Binaan PT. JICT
Instansi : PAUD Anggrek 08 Cilincing
Alamat : Jl. Sungai Landak RT 03/08, Kel. Cilincing, Kec.
Cilincing, Jakarta Utara

Jakarta, 10 Februari 2020

_________________________
Rukmiati

226
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana awal Awal mula nya kami mendapatkan
mula proses informasi dari guru-guru PAUD
kerjasama yang yang sudah pernah menjalankan
dilakukan oleh PT. proses kerjasama dengan PT. JICT
JICT terhadap 15 hingga informasi dari SuDin
PAUD di wilayah Pendidikan Jakarta Utara untuk
Jakarta Utara? mengajukan proposal ke PT. JICT.
Proses pengajuan tersebut
berlangsung selama 1 tahun. Setelah
1 tahun proposal kami di proses
oleh pihak PT. JICT, Pak Samsul,
Pak Mustaqim dan Pak Aan yang
merupakan perwakilan dari pihak
PT. JICT langsung survey ke PAUD
kita untuk wawancara dan melihat
kondisi keadaan PAUD sesuai atau
tidak dengan proposal yang
diajukan.

Setelah survey, beberapa hari


kemudian saya dihubungi untuk
datang ke kantor JICT. Ternyata
yang datang ke kantor itu semua
PAUD yang mengirim proposal ke
PT. JICT dan tujuannya datang ke

227
kantor untuk “Penentuan Kriteria
PAUD Binaan”. Disitu dijelaskan,
beberapa syarat-syarat proses
kerjasama, apa saja bantuan yang
diberikan dan mereka
mempresentasikan program CSR
PT. JICT, bagaimana KPI dan ISO
nya.

2. Bagaimana proses Saat proses pemilihan setiap PAUD


penentuan Ketua wajib untuk memberikan 5 orang
Perkumpulan guru untuk mengikuti proses seleksi
PAUD Binaan PT. menjadi Ketua. Nah prosesnya
JICT? dilakukan pake voting dan terpilih
lah saya dengan mendapatkan suara
sekitar 50 suara lebih.

Setelah terpilih langsung disuruh


untuk membuat visi dan misi,
struktur kepengurusan, kepanitiaan
dan program apa saja yang
dibutuhkan PAUD Binaan
gabungan.

Setelah proses pemilihan selesai


beserta dengan pembentukan visi
dan misi, struktur kepengurusan dan
program yang kami ajukan, saya

228
langsung diminta untuk tanda
tangan MoU kerjasama dengan
Wakil Presiden Direktur PT. JICT
untuk program binaan PAUD ini.

3. Bagaimana garis Sejauh ini garis koordinasi yang


koordinasi yang dilakukan JICT dengan paud-paud
selama ini tidak ada yang bersifat instruksi,
diterapkan bersama tapi kita selalu komunikasi untuk
dengan PT. JICT? bersama-sama menentukan hal yang
di diskusikan.

4. Apa saja bantuan Bantuannya itu kita dikasih bantuan


yang diberikan oleh dana operasional untuk masing-
PT. JICT selama masing paud sebesar Rp.
proses kerjasama 35.000.000, dan juga bantuan untuk
berlangsung? pemenuhan seragam sekolah, alat
tulis, buku bacaan dan dana untuk
gaji guru-guru PAUD yang
berjumlah Rp. 150.000 hingga
pelatihan-pelatihan supaya kita
guru-guru PAUD bisa lebih
mengembangkan ilmu dan
keterampilan untuk mengajar anak-
anak PAUD agar sesuai dengan
KTSP dan tujuan yang ditetapkan
oleh pemerintah yaitu mencerdaskan

229
kehidupan bangsa.

Untuk pelatihannya itu ada macam-


macam, ada seminar, sharing info,
workshop, diskusi yang berkaitan
dengan peningkatan kompetensi
guru PAUD yang basic nya ilmu
pengetahuan, bantuan untuk
memilih, menentukan dan membuat
KTSP sendiri berdasarkan
kebutuhan masing-masing PAUD
dan standar yang ditetapkan oleh
pemerintah.

Pelatihan lainnya ada pelatihan


untuk membuat keterampilan karya,
pelatihan membuat makanan dengan
menu 4 sehat 5 sempurna yang
ketentuannya itu kita harus ganti
satu bulan sekali agar tujuannya
anak-anak PAUD selalu
mendapatkan inovasi baru yang
membuat mereka terampil dalam
aspek psikomotoriknya.

PT. JICT juga siap untuk


memberikan fasilitator untuk
menunjang guru-guru PAUD

230
melakukan pelatihan, dan bahkan
untuk memberikan pelajaran di
kelas yang keterampilannya khusus
dimiliki oleh orang-orang tertentu,
PT. JICT juga siap membantu dalam
rangka pemenuhan kebutuhan
pendidikan anak-anak di PAUD.

5. Bagaimana strategi Yang pertama kita harus paham


PAUD dalam dulu, yang harus di prioritaskan itu
menjalankan mengajar supaya anak bisa pintar.
kegiatan belajar PAUD itu kan ada di bawah
mengajar dan naungan Dinas Pendidikan DKI
sekaligus Jakarta, jadi kita tuntaskan dulu
menjalankan tugas pokok dan fungsi, KTSP serta
kegiatan CSR PT. hal-hal lain yang diatur oleh
JICT? pemerintah.

Tapi bukan dalam artian kita ga


memprioritaskan kerjasama dengan
JICT juga, karena program CSR
dari JICT sangat membantu guru
khususnya untuk terus bisa
berkembang dan inovatif, justru kita
sangat terbantu dengan CSR JICT,
jadi kita juga bisa dengan lebih
mudah menyelesaikan tugas-tugas

231
yang diberikan oleh pemerintah.

Contoh misal ada program


pemerintah itu APE (Alat
Permainan Edukatif) dengan
ketentuan anak-anak membuat
permainan atau keterampilan yang
sifatnya mengedukasi, contoh
membuat ondel-ondel dari shuttle
kock bulu tangkis, membuat
anyaman, permainan berhitung dari
dadu, dan masih banyak lagi, itu
peralatannya dibantu persiapannya
sama JICT.

6. Bagaimana cara Kalau kita ikut aturan dari


PAUD menentukan pemerintah, guru PAUD itu minimal
guru untuk pendidikannya harus S1. Tapi
mengajar? karena kita mendirikan PAUD itu
kan berangkat dari ibu-ibu PKK
masing-masing kelurahan, jadinya
masing-masing PAUD memiliki
kriteria tersendiri yang ditentukan
oleh tiap kepala sekolah di PAUD.
Mayoritas PAUD yang menjadi
PAUD Binaan CSR JICT, guru
PAUD itu minimal lulusannya

232
SMA. Tapi ada juga guru PAUD
yang pendidikannya itu cuma SD
dan SD aja.

Keuntungan yang kita dapetin lagi


dari kerjasama dengan JICT, guru
PAUD yang pendidikannya cuma
SD dan SMP, itu juga dibantu untuk
ikut di program Rumah Belajar
JICT supaya bisa lulus dari SMA
dan dapet ijazah setara dengan
SMA. Nah selain itu kita dapat
bantuan yang berlanjut, guru yang
belum bisa komputer, belajar juga di
Rumah Belajar JICT dengan gratis.

7. Apa saja manfaat Manfaat yang sejauh ini kami


yang dirasakan rasakan itu banyak banget tentunya,
selama bekerjasama mulai dari gaji guru PAUD
dengan PT. JICT? bertambah, anak-anak PAUD
belajarnya lebih lengkap lagi
peralatan dan seragamnya, guru
paud jadi lebih pintar dan terampil
untuk mengajar dan bahkan kita
merasa sangat terbantu dengan
bantuan dana untuk operasional kita.

Kalau kami ingin meminta dana dari

233
pemerintah itu kan susah, karena
syaratnya terlalu banyak dan untuk
menunggu pencairan itu lama sekali,
tapi dengan adanya bantuan dari
JICT semua PAUD Binaan CSR
JICT merasa lebih mudah dalam
menjalankan kegiatan belajar
mengajar sehari-harinya.

234
INSTRUMEN PENELITIAN
LEMBAR WAWANCARA V

Nama : Drs. H. Ike Faturrahman


Jabatan : Ketua Yayasan Al-Muhajirin Bahari
Instansi : Yayasan Al-Muhajirin Bahari
Alamat : Jl. Tunda, Rawabadak Selatan, Kec. Koja,
Jakarta Utara

Jakarta, 10 Februari 2020

____________________
Drs.H. Ike Faturrahman

235
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana awal Awal mulanya itu, perwakilan dari
mula proses PT. JICT yaitu Pak Aan dan Pak
kerjasama yang Mustaqim berkunjung ke sekolah
dilakukan oleh PT. kami. Maksud dan tujuannya adalah
JICT terhadap untuk mengajak kerjasama dengan
Yayasan Al- Yayasan kami dalam program CSR
Muhajirin? nya JICT.
Tentu kami sangat senang dan
membuka pintu seluas-luasnya
kepada pihak yang ingin membantu
Yayasan kami untuk turut serta
mengembangkan kecerdasan anak-
anak sekolah.
Untuk proses persetujuannya itu
memakan waktu yang cukup lama,
sekolah kami di survey selama 4
bulan, survey nya itu berdasarkan
proposal yang kami ajukan,
kelayakan ruangan kelas, fasilitas
prasarana pendidikan yang kita
punya, berapa jumlah murid dan
guru serta prestasi apa yang pernah
kami raih.

236
2. Bagaimana pola Selama kerjasama bahkan dari awal
komunikasi yang mula saat proses untuk persetujuan
selama ini kami selalu menerapkan koordinasi
diterapkan bersama dalam menentukan sebuah
dengan PT. JICT? keputusan, baik itu terkait dengan
Yayasan kami atau program CSR
PT. JICT.
Tidak ada sejauh ini intervensi yang
diberikan oleh PT. JICT terhadap
kami selaku penerima manfaat,
koordinasi dari kami dan JICT
sangat diutamakan mengingat
keduanya ingin mencapai
kesepakatan untuk membantu anak-
anak khususnya wilayah Jakarta
Utara mendapatkan pendidikan yang
baik, memutus rantai angka putus
sekolah dan menciptakan masa
depan generasi penerus yang
bermanfaat.
4. Apa saja bantuan Bantuannya itu ada pemberian
yang diberikan oleh komputer beserta dengan
PT. JICT selama kelengkapan internet, penambahan 3
proses kerjasama ruang kelas, renovasi gedung
berlangsung? sekolah, pemberian buku bacaan
dan buku tulis, pemberian papan

237
tulis di setiap ruangan kelas, meja
dan kursi yang baru di ruangan
kelas yang dibuat oleh PT. JICT,
pokoknya kelengkapan untuk
belajar mengajar hampir secara
keseluruhan dibantu oleh pihak
JICT.
5. Bagaimana strategi Strategi yang pertama itu kami dari
Yayasan Al- jajaran pengurus Yayasan harus
Muhajirin dalam menanamkan komitmen yang kuat
mencapai KPI yang kepada seluruh guru yang turut
ditetapkan oleh PT. berperan dalam pencapaian KPI itu.
JICT? Selain itu kami selalu membuat
rapat rutin 1 bulan 2 kali dalam
melihat proses dan menentukan
evaluasi agar kami terus bisa
memanfaatkan bantuan yang
diberikan oleh JICT secara
maksimal.
Karena PT. JICT juga menentukan
kami untuk wajib membuat laporan
mingguan, 1 bulan, 3 bulan dan
pertahun itu juga membantu kami
dalam melihat sejauh mana proses
yang kami lakukan dalam program
kerjasama ini.

238
6. Apa saja manfaat Manfaatnya itu tentu banyak sekali,
yang dirasakan dari bantuan PT. JICT yang sudah
selama bekerjasama saya jelaskan tadi seluruh anak-anak
dengan PT. JICT? menjadi seperti memiliki gairah atau
semangat baru untuk sekolah karena
ruangan kelas yang sudah
bertambah, banyak komputer yang
bisa mereka gunakan, dan fasilitas
yang masih bagus karena hampir
semua diberikan itu baru.
Dan manfaat yang paling kami
rasakan adalah banyaknya
peningkatan nilai dan skill dari para
siswa serta pada akhirnya sekolah
kami mampu meningkatkan nilai
akreditasi yang pada saat sebelum
menerima bantuan itu bernilai B dan
alhamdulillah sekarang sudah A.
Itu membuat kami selaku pengurus
Yayasan dan guru yang mengajar
menjadi lebih termotivasi.

239
DOKUMENTASI

1. PT. Jakarta International Container Terminal

(Dokumentasi Pribadi)

240
2. Rumah Belajar Koja

(Dokumentasi Pribadi)

241
3. PAUD Mawar 08

(Dokumentasi Pribadi)

242
4. Green Dock School

(Dokumentasi Pribadi)

243
5. Pelatihan Guru PAUD

(Studi Dokumentasi)

244

Anda mungkin juga menyukai