Suasana seruan aksi diskusi yang digelar PMII Komisariat UIN Walisongo Semarang.
-SEMARANG- PMII Komisariat UIN Walisongo
Semarang mengadakan diskusi dalam rangka seruan aksi dan pernyataan sikap atas keberpihakan presiden pada pemilu kali ini, Minggu (4/2). Kegiatan tersebut turut menggandeng beberapa organisasi yang juga menyoroti isu terkait seperti Aliansi Mahasiswa Walisongo, Aksi Kamisan Semarang, termasuk juga Maring Institute.
Sempat diguyur hujan, para peserta tetap antusias
mengikuti diskusi yang bertempat di Landmark, meskipun akhirnya harus berpindah ke pendopo Fakultas Ekonomi Bisnis (FEBI).
Dengan dikeluarkannya press release yang menjelaskan
bahwa tindakan presiden Joko Widodo pada 24 januari 2024 telah menunjukkan sikap yang tidak netral dan secara tidak langsung telah ikut campur dalam proses pemilu. Hal tersebut telah melanggar konstitusi negara pasal 9 ayat (1) Undang- Undang Dasar1945 tentang netralitas presiden.
Terdapat beberapa tuntutan yang diangkat dalam aksi
tersebut, di antaranya menuntut presiden untuk menjadi negarawan sejati yang tidak menggunakan kekuasaan demi kepentingan keluarga; menuntut presiden serta seluruh aparatur pemerintah untuk kembali pada azas demokrasi dengan menghentikan praktek korupsi, kolusi serta nepotisme; menuntut presiden untuk setia berpihak pada kehendak rakyat ketimbang oligarki.
Rakhan menyebutkan bahwa diskusi ini dilatarbelakangi
dengan melihat alur perpolitikan Indonesia, khususnya menjelang pemilu yang mulai kehilangan nilai-nilai demokratis. “Gerakan mahasiswa hari ini bukan aksi partisan apalagi bayaran, tetapi gerakan yang berangkat dari keresahan sahabat-sahabati PMII Komisariat UIN Walisongo ketika melihat alur perpolitikan Indonesia kali ini,” tutur salah satu anggota biro sosial politik PMII komisariat.
“Peta politik Indonesia saat ini terjadi kegemukan dalam
koalisi, yang tadinya oposisi bergabung ke pihak penguasa, sehingga terjadi ketimpangan yang jelas,” ungkap Alfian dari Aliansi Mahasiswa Walisongo.
Dia menambahkan bahwa ketimpangan tersebut menjadi
permasalahan yang pelik ketika pemegang kekuasaan tidak diimbangi dengan pihak oposisi, sehingga kebijakan yang diambil mengarah kepada kepentingan pihak tertentu.