Aksi
majalah.tempo.co
6 mins read
D
UA dekade setelah reformasi, mereka kembali. Mahasiswa,
dengan sokongan masyarakat sipil, lagilagi membuktikan
peran sejarah mereka sebagai suara nurani bangsa ini. Para
aktivis, akademikus, seniman, dan rakyat biasa bahumembahu
memastikan teriakan massa aksi mengusik para penguasa.
• Aksi massa pada September lalu antara lain dipicu keputusan DPR mengesahkan
Hari itu Elang dan Difa membaur dengan puluhan ribu peserta aksi di
Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Makassar, dan kota
kota lain, mengusung perlawanan dengan tagar #ReformasiDikorupsi.
***
TEMPO memilih massa aksi yang turun ke jalan dalam unjuk rasa
besar di seluruh Indonesia pada akhir September lalu sebagai tokoh
tahun ini dengan sejumlah alasan. Di tengah kegagalan institusi
politik formal, seperti partai politik dan parlemen, untuk
menyalurkan aspirasi rakyat, aksi masyarakat sipil tersebut
menawarkan alternatif yang menjanjikan.
Alasan lain memilih massa aksi sebagai tokoh paling penting tahun
ini adalah fakta bahwa mahasiswa dan pelajar benarbenar bergerak
secara independen. Tak ada pengusaha atau politikus yang menjadi
bohir atau sponsor mereka. Jangankan dari partai politik ataupun
organisasi kemasyarakatan afiliasinya, bantuan pendanaan dari
aliansi masyarakat sipil pun ditolak dengan halus. Itu salah satu
faktor yang membuat gerakan mereka tak punya stamina panjang.
***
TOKOH Tempo tahun ini memang unik karena berbeda dari tradisi
umumnya, yakni satu atau beberapa sosok yang menonjol sepanjang
tahun. Kali ini kami memilih massa aksi, yang terdiri atas mahasiswa
dan masyarakat sipil, sebagai tokoh pilihan.
Dalam aksiaksi unjuk rasa yang terjadi di seluruh Tanah Air, memang
tidak ada individu, baik mahasiswa, pelajar, buruh, maupun aktivis,
yang berperan lebih besar dari yang lain. Semua bergerak sebagai
kekuatan kolektif yang saling melengkapi. Mereka juga lebih nyaman
menyebut aksinya sebagai leaderless movement alias gerakan massa
tanpa pemimpin.
Ketika para pelaku gerakan dan peran mereka mulai terpetakan, kami
berulang kali melakukan cek silang antarnarasumber. Wartawan
Tempo di lapangan terusmenerus mencocokkan cerita, kronologi, dan
fakta yang disampaikan setiap pihak. Ada kalanya sekeping informasi
tidak sinkron antara satu orang dan orang lain, karena tak semua
orang mengingat atau mencatat detail peristiwa dengan baik.
***
Pada 1926, tokoh pergerakan Tan Malaka menulis buku tipis berjudul
Massa Aksi. Buku itu berisi ajakan Tan agar rakyat berpikir bebas dan
berani bersuara.
B
ibit-bibit perlawanan mahasiswa yang berujung pada
demonstrasi besar 23-24 September 2019 disemai sejak jauh
hari. Menggelar aksi secara terpisah di berbagai kota, para
mahasiswa dan kelompok sipil saling berbagi informasi melalui grup
percakapan online, diskusi, dan bahan kajian. Universitas Trisakti,
yang menjadi salah satu motor gerakan Reformasi 1998, kembali
menjadi pusat kegiatan membahas skenario aksi. Lebih dari 45 kampus
mengikuti konsolidasi akbar yang sempat berjalan alot di kampus itu
sekitar 15 jam sebelum unjuk rasa bergulir di depan Gedung Parlemen
di Ibu Kota.
Tempo
Edisi : 28 Desember 2019
i
Mahasiswa dari sejumlah elemen mahasiswa se-
Jabodetabek berunjuk rasa di depan kompleks Parlemen,
Senayan, Jakarta, 23 September 2019. ANTARA/M Risyal
Hidayat
***
Hari itu pula mereka membuka dan menjalin komunikasi intens lewat
grup WhatsApp. Grup-grup percakapan di kanal komunikasi
terenkripsi lain, seperti Signal dan Telegram, juga digarap. Menurut
Edmund, tak ada yang tahu siapa yang membuat grup-grup
percakapan itu, tapi semua kontak mereka dari berbagai universitas
masuk ke sana.
***
Unjuk rasa itu berakhir pahit setelah polisi melepaskan tembakan gas
air mata bertubi-tubi dan merangsek ke barisan pengunjuk rasa untuk
membubarkan mereka. Sehari setelahnya, kondisi malah makin
parah. Puluhan orang dilarikan ke rumah sakit karena cedera setelah
dikepung semprotan gas air mata, pentungan, dan semburan kanon
air dari pasukan polisi.
K
ABAR bahwa Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan hasil
revisi Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi pada 17 September 2019 membuat
anggota kelompok diskusi Kultur resah. Undang-Undang Komisi
Pemberantasan Korupsi yang baru memberikan kewenangan penuh
kepada presiden menentukan dewan pengawas, yang mengontrol para
komisioner. DPR berencana mengesahkan beberapa rancangan lagi,
yang sama bermasalahnya, pada 24 September.
Gendis Syari Widodari, juga dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
angkatan 2016, menambahkan bahwa demonstrasi tak dirancang
rusuh karena mereka ingin publik paham akan isi tuntutan mereka.
Apalagi sejumlah RUU itu mengangkat isu teknis yang bertubrukan.
Jika rusuh, kata dia, berita yang menyebar bukan lagi substansi
tuntutan mereka.
Konsolidasi Sabtu itu mengerucut pada tujuh tuntutan atau isu yang
akan dibawa dalam aksi. Di sini mulai dibagi tiga divisi besar: acara,
agitasi-propaganda, dan hubungan masyarakat. Gendis menggawangi
Tim Kajian, yang menjadi Sub-Divisi Humas.
Tim-tim itu langsung bekerja. Tim kajian terdiri atas tiga orang, yang
segera menyusun kajian pelbagai RUU sebagai landasan tuntutan
demonstrasi. Mereka berupaya menemukan kerangka dan garis besar
isu yang parsial sekaligus menggali secara spesifik ancaman dari
setiap isu. Menurut para penggerak Gejayan Memanggil, kajian
merupakan fondasi aksi karena penggembosan mudah terjadi pada
gerakan yang kajiannya lemah.
Setelah mengikuti konsolidasi, Malikul Akdhom melipir ke markas
Walhi. “Saya, dengan Walhi dan PBHI, menyiapkan rencana mitigasi
untuk teman-teman mahasiswa,” tuturnya. Saat itu juga para
mahasiswa menunjuk LBH dan PBHI sebagai kuasa hukum dan
negosiator jika menemui kondisi terburuk.
#komisi-pemberantasan-korupsi #demonstrasi-mahasiswa
#demonstrasi #pembahasan-rancangan-undang-undang
Dua Tembakan di Jalan
Silondae
majalah.tempo.co
5 mins read
L
ANGKAH Arjun mendadak terhenti saat mendengar suara
tembakan di Jalan Abdullah Silondae, Kota Kendari, Kamis, 26
September lalu. Di tengah pedihnya gas air mata di udara
yang ditembakkan polisi, yang berusaha menahan laju para
mahasiswa demonstran di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, teriakan “Randi tertembak!”
membuat pandangannya teralih.
Randi adalah salah satu karib Arjun. Keduanya berasal dari kampung
yang sama, Desa Lakarinta, sebuah kawasan pesisir di Kecamatan
Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Sekitar satu jam
sebelumnya, mereka masih bercengkerama. Randi melontarkan
ledekan kala melihat Arjun menikmati nasi bungkus pemberian warga
saat para demonstran dipukul mundur aparat. “Dia bilang, ‘Ngeri lagi
bosku eee... dia makan sendiri,’” tutur Arjun kepada Tempo, Senin, 23
Desember lalu.
Tapi, sore itu, massa kembali merangsek maju melawan polisi. Arjun
berpisah dengan Randi. “Adik saya mendengar dan melihat Randi
teriak, ‘Maju… maju! Kenapa takut?,’” tutur Arjun. Suasana
demonstrasi di sepanjang Jalan Abdullah Silondae itu makin panas.
Arjun tak melihat Randi lagi sampai mendengar seorang kawan
berteriak ketika Randi kena tembak.
***
LA Sali sedang berada di tengah laut sekitar pukul 20.00 kala perahu
kawannya menyusul. Belum ada ikan yang ia tangkap. Menurut
penuturannya kepada Tempo, Rabu, 11 Desember lalu, di Pusat
Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, kawannya berkeras memintanya
kembali ke darat. Di kampungnya, bapak lima anak ini Ketua Badan
Perwakilan Daerah Lakarinta. “Dia bilang ada surat yang harus
ditandatangani. Surat apa tidak dijawab,” tutur La Sali.
S
ETELAH menyuarakan protes di sekitar kawasan gedung
Dewan Perwakilan Rakyat pada 25 September lalu, Zurullah
mengungsi ke Stasiun Palmerah, Jakarta Selatan. Udara
malam di titik-titik bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi terasa
pedas di mata akibat tembakan gas air mata. Menjelang pukul 23.00,
siswa kelas III Sekolah Menengah Kejuruan 57, Bekasi, Jawa Barat, itu
berniat meninggalkan Jakarta. “Tapi saya tidak punya uang,” kata
Zurullah, 17 tahun, pada pertengahan Desember lalu.
Keluhan Zurullah didengar beberapa pelajar yang sedang menanti
kereta di sana. Seorang siswa, yang diingat Zurullah berasal dari SMK
Yadika, memberinya Rp 20 ribu. Lalu seorang mahasiswi berjaket
almamater hijau menambahi Rp 10 ribu. Uang sebesar itu cukup
untuk ongkos perjalanannya pulang ke Bekasi plus makan malam
seadanya. Zurullah mengaku lupa nama orang yang membantunya.
Mereka berpisah di Stasiun Tanah Abang.
Selain asalnya dari SMK Yadika, entah Yadika yang mana, Zurullah
mengingat siswa itu mengenalkan diri sebagai anggota Federasi
Pelajar Jakarta (Fijar). Siswa itu juga sempat menawari Zurullah
serta beberapa siswa dari Sukabumi dan Bogor menginap di
rumahnya yang tak jauh dari Stasiun Tanah Abang. Zurullah
menampik ajakan itu karena ada ujian tengah semester esok hari.
“Kalau tidak ada mereka, mungkin saya tidak bisa pulang malam itu,”
ujar Zul--panggilan Zurullah.
Solidaritas di kalangan siswa saat unjuk rasa jauh dari bayangan Zul
sebelumnya. Perbedaan asal sekolah yang lazim melatari konflik di
antara mereka lenyap seketika. Mereka disatukan oleh aksi besar
yang dimotori mahasiswa dan kelompok masyarakat sipil yang
menolak revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi dan
sejumlah rancangan undang-undang bermasalah. Kekerasan aparat
kemudian melahirkan solidaritas di antara pelajar.
Selain membantu kesulitan para pelajar setelah aksi, organ ini ikut
menggerakkan para pelajar untuk menolak rancangan undang-undang
bermasalah yang waktu itu nyaris disahkan DPR. Anggota Fijar
memiliki cukup pemahaman terhadap isu yang disorot. “Kami hadir
untuk melawan stigma negatif terhadap siswa SMK yang kerap dicap
berandalan,” ujar anggota Fijar, Bintang Timur, 17 tahun, siswa SMK
Harapan Kasih.
RIKY FERDIANTO
#demonstrasi-mahasiswa #demonstrasi
Sejumlah pers kampus
mengawal isu pelemahan
KPK.
majalah.tempo.co
4 mins read
S
ejumlah media kampus mengawal isu pelemahan Komisi
Pemberantasan Korupsi. Nekat meliput meski dilarang.
• Meliput aksi unjuk rasa, wartawan kampus ikut menghadapi serbuan gas air
mata.
i
Rapat redaksi Suara Mahasiswa Universitas Indonesia.
Dokumentasi Pribadi
Dari tiga titik itu, yaitu Bundaran UGM, Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga, dan Universitas Sanata Dharma, massa bergerak
menuju Jalan Gejayan. Di tempat itulah unjuk rasa menuntut Presiden
Soeharto mundur pada 8 Mei 1998 berakhir dengan bentrokan. Di situ
pula mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Moses Gatutkaca, tewas
karena dipukuli.
Ananda Badudu
Menggalang Dana
Demonstrasi
majalah.tempo.co
7 mins read
A
nanda Badudu dan band Efek Rumah Kaca menggalang duit
warga untuk aksi demonstrasi lewat Kitabisa.com. Mengail
simpati, terseret polisi.
i
Personel Efek Rumah Kaca, Cholil Mahmud (tengah), Akbar
Bagus Sudibyo (kiri), dan Airil Nur Abadiansyah, di Kios
Ojo Keos, Jakarta, 17 Desember 2019./ TEMPO/M Taufan
Rengganis
•••
Aktivis dan Peneliti Irma Hidayana di Kios Ojo Keos, Jakarta, 17 Desember 2019./
TEMPO/M Taufan Rengganis
Saat hari-H, Ananda dan tim justru tak berada di lapangan. Mereka
memantau dari lokasi masing-masing dan berkoordinasi secara
daring, termasuk via media sosial. “Soalnya gue butuh jaringan
Internet yang stabil. Itu enggak mungkin bisa dilakukan di lokasi aksi,
sementara pergerakan di lapangan sangat dinamis,” kata Ananda.
Setiap ada permintaan bantuan dana yang masuk lewat pesan
Instagram, Ananda langsung meminta timnya menindaklanjuti. “Saya
yang kemudian mendistribusikan permintaan Ananda kepada tim di
lapangan,” ujar Irma.
•••
Gara-gara DPR Ngebut
majalah.tempo.co
6 mins read
S
TATUS yang diunggah seorang politikus di akun media
sosialnya membuat geger awak Institute for Criminal Justice
Reform (ICJR), 16 September lalu. Sang politikus menulis
bahwa Panitia Kerja Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(RKUHP) Dewan Perwakilan Rakyat baru saja menyelesaikan
pembahasan terakhir RKUHP di Hotel Fairmont, Jakarta, 15
September malam.
Para anggota ICJR yang memantau perkembangan pembahasan
RKUHP sejak 2007 merasa kecolongan. Mereka sebelumnya tak
mendengar informasi bahwa Panitia Kerja sedang ngebut membahas
revisi KUHP. Menurut peneliti ICJR, Maidina Rahmawati, agenda
pembahasan revisi yang bisa diakses oleh publik diunggah di situs
DPR terakhir kali pada Mei 2018. Setelah itu, tak ada kabar agenda
lagi. Mereka harus mencari-cari informasi sendiri dengan bertanya
kepada para anggota DPR atau staf ahli DPR.
Belum lagi hilang kekagetan itu, sehari kemudian Komisi Hukum DPR
mengesahkan RKUHP di tingkat I--pengesahan di Komisi Hukum
sebelum dibawa ke paripurna, satu langkah sebelum DPR bisa
mengesahkan revisi tersebut menjadi kitab undang-undang. “Kami
syok,” kata Riska.
•••
Tagar yang Mengingatkan
majalah.tempo.co
2 mins read
R
ENCANA tim kampanye Aliansi Masyarakat Untuk Keadilan
dan Demokrasi (AMUKK) mengkampanyekan perihal
mundurnya demokrasi ambyar. Setelah berembuk di kantor
Yayasan Lembaga Hukum Indonesia di Menteng, Jakarta Pusat,
mereka bersepakat menghitamkan gambar profil WhatsApp masing-
masing untuk menggambarkan kekecewaan mereka terhadap Dewan
Perwakilan Rakyat dan pemerintah.
Mereka gemas lantaran DPR dan pemerintah tidak kunjung
mendengarkan masukan mereka tentang berbagai persoalan publik.
Kampanye lewat gambar profil itu akan dimulai beberapa hari
sebelum peringatan Hari Demokrasi Internasional, yang jatuh pada 15
September. “Niatnya, kalau ada orang yang sadar bahwa profil kami
semuanya berubah menjadi hitam, kami akan ditanya, ‘Ada apa?’ Lalu
kami jawab, ‘Demokrasi sudah mati,’” kata anggota tim kampanye,
Riska Carolina, Jumat, 20 Desember lalu.
Analis media sosial, Drone Emprit, mencatat tagar itu digunakan oleh
6.800 cuitan di semua media sosial pada 22 September lalu, sehari
sebelum aksi besar dilakukan. Cuitan dengan tagar ini terus
meningkat sampai 153 ribu pada hari puncak aksi, 24 September.
Mahasiswa Setelah
September 2019
majalah.tempo.co
5 mins read
Robertus Robet/Tempo
D
ALAM sejarah modern Indonesia, mahasiswa adalah sebuah
kategori politik. Di mana pun kampus mereka, apa pun
jurusan dan fakultasnya, begitu menjadi mahasiswa,
mereka menyandang identitas dari suatu kelompok sosial yang secara
otomatis terpolitisasi.
Dengan ini, semua proyek ideologi dan politik Orde Baru yang
dimaksudkan untuk menormalisasi dan menaklukkan kampus-
kampus terpatahkan. Pemutusan gerakan mahasiswa 1998 dengan
Orde Baru itu secara simbolis terjadi di Universitas Indonesia saat
sekelompok mahasiswa menutup sebuah plang lama bertulisan
“Kampus Perjuangan Orde Baru” dan menggantinya dengan tulisan
“Kampus Perjuangan Rakyat”.
Hal lain yang juga penting dari Gerakan Mahasiswa 2019 adalah ia
membuktikan dan mengkonfirmasi kembali eksistensi politik
mahasiswa sebagai unsur permanen yang terus mendeterminasi
perubahan sosial-politik penting di Indonesia. Sebagai dosen dari
generasi yang tumbuh dalam gerakan 1998, jauh sebelum hari-hari
hebat di ujung September 2019 itu, setiap memandang mahasiswa di
kelas, saya selalu merasa kecut. Di ruang kelas yang panas, di
hadapan antusiasme yang tak bisa dipastikan antara peduli dan pura-
pura, dari wajah-wajah yang kini lebih banyak menunduk
menghadapi gawai ketimbang menghadapi presentasi dosen, saya
selalu jatuh iba.
Para filsuf nyaris tidak pernah memberi tempat dalam pikiran dan
teori-teori mereka tentang mahasiswa. Teoretikus Marxis klasik ragu
terhadap basis ekonomi-politik mahasiswa sebagai kelas, yang tak
memungkinkan mereka memiliki alasan untuk progresif dan
revolusioner. Para filsuf masa kini lebih suka memancang “subject
positions” dari aneka aktor sosial, seperti gerakan buruh, gender, dan
prekariat, sebagai agen emansipasi masyarakat dan terus melupakan
gerakan mahasiswa.
Tahun Kelam Demokrasi
majalah.tempo.co
1 min read
T
AHUN yang riuh, tahun yang ricuh.
Namun pada tahun ini pula kita menyaksikan generasi yang kerap
dianggap apatis terhadap negara memilih bangkit. Dari berbagai
penjuru negeri, mereka melantangkan perlawanan untuk membela
KPK. Meski tak bertahan lama, aksi mereka mengembuskan angin
segar seiring dengan “kematian” masyarakat sipil—karena
kedekatannya dengan penguasa—pada tahun kelam demokrasi.
#undang-undang-kpk #pelanggaran-hak-asasi-manusia-ham-di-
masa-lalu #demonstrasi-mahasiswa
Kaleidoskop Januari 2019
majalah.tempo.co
2 mins read
15 Januari 2019
24 Januari 2019
27 Januari 2019
TEMPO/Nita Dian
29 Januari 2019
Aktivis Demokrasi Rahman Tolleng Meninggal
Clay Bolt/wdef.com
30 Januari 2019
REUTERS
2 Februari 2019
Istimewa
4 Februari 2019
25 Februari 2019
Ruangrupa Menjadi Direktur Artistik Documenta
Kemenpora
26 Februari 2019
Dok. Bekraf
Antara/Gusti Tanati
16 Maret 2019
23 Maret 2019
24 Maret 2019
MRT Beroperasi
17 April 2019
21 April 2019
Serangan itu merupakan teror paling buruk yang pernah melanda Sri
Lanka seusai perang saudara satu dasawarsa silam. Dua hari setelah
serangan, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim
bertanggung jawab atas teror tersebut.
23 April 2019
29 April 2019
16 Mei 2019
21 Mei 2019
Kaleidoskop Juni 2019
majalah.tempo.co
2 mins read
1 Juni 2019
20 Juni 2019
SISTEM zonasi penerimaan peserta didik baru pada Juni 2019 yang
diterapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menimbulkan
kekisruhan di berbagai daerah. Banyak orang tua murid mengeluhkan
sistem tersebut. Ombudsman Republik Indonesia menemukan
sejumlah maladministrasi dalam pemberlakuan kebijakan ini, antara
lain tidak adanya prosedur standar operasi penerimaan, nihilnya
validasi terhadap calon peserta didik, serta intervensi pejabat daerah
dalam penerimaan murid baru. Komisi Perlindungan Anak Indonesia
menerima 19 aduan tentang pemberlakuan sistem ini. Salah satunya
mengenai pemalsuan surat keterangan domisili.
26 Juni 2019
27 Juni 2019
28 Juni 2019
7 Juli 2019
9 Juli 2019
12 Juli 2019
14 Juli 2019
majalah.tempo.co
Seribu Kata
Gerhana Matahari
Layangan berbentuk pesawat melayang di langit Siak, Riau, saat
menjelang peristiwa gerhana matahari, 26 Desember 2019. Peristiwa
gerhana matahari di sebagian wilayah Indonesia menarik minat warga
untuk mengamatinya. REUTERS/Willy Kurniawan
seribu kata
seribu kata
seribu kata
majalah.tempo.co
1 min read
Seribu Kata
seribu kata
seribu kata
7 AGUSTUS
8-10 AGUSTUS
16-17 AGUSTUS
25 AGUSTUS
29 AGUSTUS
Kaleidoskop September 2019
majalah.tempo.co
2 mins read
2 SEPTEMBER
11 SEPTEMBER
13 SEPTEMBER
22 SEPTEMBER
Gerakan #ReformasiDikorupsi
24 SEPTEMBER
#kaleidoskop
Kaleidoskop Oktober 2019
majalah.tempo.co
2 mins read
1 Oktober
10 Oktober
Penyerangan Wiranto
17 Oktober
Revisi Undang-Undang KPK Berlaku
23 Oktober
24 Oktober
Kaleidoskop November 2019
majalah.tempo.co
2 mins read
1 November
11 November
Dalam sidang, Aung San Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar yang
juga penerima Hadiah Nobel Perdamaian, membantah tudingan
genosida dan menyebut nasib yang menimpa Rohingya itu sebagai
ekses konflik bersenjata antara Myanmar dan Tentara Penyelamat
Rohingya Arakan.
26 November
Menguji Undang-Undang KPK
26 November
27 November
4 Desember 2019
11 Desember 2019
TEMPO/Nurdiansah
OPERA Gandari hadir untuk ketiga kalinya pada 14-15 Desember 2019
di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Sebelumnya,
Opera Gandari dipertunjukkan di Teater Jakarta pada 2014 dan di
Frankfurt pada 2015. Opera gubahan Tony Prabowo itu kali ini
disutradarai seniman pertunjukan Melati Suryodarmo. Melati
membawa kesegaran karena banyak memasukkan perspektif
perempuan dalam pentasnya. Opera yang dibuat berdasarkan puisi
“Gandari” karya Goenawan Mohamad itu juga menghadirkan aktris
senior Christine Hakim sebagai narator.
REUTERS/Leah Millis
18 Desember 2019
Nasib Trump akan ditentukan dalam sidang pleno Senat, apakah dia
dinyatakan bersalah atau bebas dari pemakzulan. Sidang diperkirakan
digelar pada Januari 2020. Berbeda dengan DPR, yang dikuasai Partai
Demokrat, Senat, yang didominasi Partai Republik, bisa membuat
Trump berpeluang lolos dari pemakzulan.
Pisah Jalan Dua Besan
majalah.tempo.co
6 mins read
P
RIMUS Yustisio dengan cepat menghampiri Sekretaris
Jenderal Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno, yang baru
turun dari ruang kerjanya di lantai dua kantor Dewan
Pengurus Pusat PAN, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat malam,
20 Desember lalu. Jarinya lantas menuding dan menekan dada Eddy.
Primus mempertanyakan kehadiran mereka yang bukan pengurus
partai dalam rapat harian.
“Siapa mereka? Ada apa ini?” kata Primus menceritakan peristiwa itu
kepada Tempo, Kamis, 26 Desember lalu. Dua pengurus PAN yang
menyaksikan kejadian itu bercerita, Primus tak hanya menuding, tapi
juga mencengkeram kerah kemeja Eddy seperti mengajak berkelahi.
Namun mantan aktor tersebut mengaku hanya menunjuk dada Eddy.
ujarnya.
Ketua MPR Zulkifli Hasan berbincang dengan Amien Rais (kiri) di Kompleks
Parlemen, Senayan, Jakarta, Mei 2018. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Adapun Zulkifli seusai rapat itu berjalan cepat ke dalam mobil, sambil
membawa palu sidang, meninggalkan DPP PAN.
***
Saat isu PAN bakal bergabung dengan koalisi Jokowi muncul, Amien
Rais menyampaikan penolakan. Melalui video yang diunggah di akun
Instagramnya, Amien mengingatkan pengurus DPP agar tidak
sembarangan memutuskan bergabung dengan koalisi pendukung
pemerintah. “Jangan kira rabun ayam, hanya karena satu kursi
kemudian kita bergabung,” ujar Amien pada awal Juli lalu.
Sinyal keretakan antara Zulkifli dan Amien kian terlihat dalam Rapat
Kerja Nasional PAN di Hotel Millennium pada awal Desember lalu.
Amien saat berpidato menyindir Zulkifli, "Saya tidak paham, ada
tokoh PAN kok takut sama orang, ‘aku dukung tanpa syarat’." Amien
juga menanggapi permintaan sejumlah pengurus yang meneriakkan
yel-yel agar Zulkifli kembali memimpin PAN. “Maaf, tidak ada yel
lanjutkan. Itu belum tentu.”
***
#kongres-partai-amanat-nasional-pan#amien-rais#drajad-wibowo
#zulkifli-hasan#partai-amanat-nasional-pan
Polisi Tangkap Tersangka
Penyiram Novel
majalah.tempo.co
4 mins read
2017
• 11 April:
Novel Baswedan diserang menggunakan air keras setelah menunaikan
salat subuh di Masjid Al-Ihsan, Kelapa Gading.
• 12 April:
Novel dibawa ke Singapura untuk menjalani perawatan mata.
• 12 Mei:
Polisi menangkap dua terduga pelaku, tapi kemudian dilepas karena
alibi mereka dianggap kuat.
• 24 November:
Polisi merilis sketsa pelaku penyerangan Novel.
2018
• Maret:
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia membentuk tim pemantau kasus
Novel.
• 27 Juli:
Novel kembali bertugas di KPK.
• Desember:
Komnas HAM merekomendasikan Polri membentuk tim gabungan.
2019
• 8 Januari:
Kepala Polri membentuk tim gabungan pencari fakta yang
beranggotakan 65 orang dengan beragam latar belakang.
• 20 Mei:
Tim gabungan memeriksa Novel di gedung KPK.
•7 Juli:
Masa kerja tim gabungan berakhir.
• 17 Juli:
Tim gabungan mengumumkan hasil kerja kepada Kepala Polri.
•1 Agustus:
Polisi membentuk tim teknis untuk menindaklanjuti rekomendasi tim
gabungan.
• 26 Desember:
Polisi menangkap dua terduga penyerangan Novel.
TEMPO/Imam Sukamto
REUTERS/Thomas Peter
H
ARI pertama ngantor, Selasa, 24 Desember lalu, Zulkifli
Zaini langsung ngegas. Direktur Utama PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero) itu mengecek keamanan pasokan
daya menjelang perayaan Natal di Pusat Pengelola Informasi dan
Solusi (P2IS), kantor pusat PLN, Jakarta. Sehari sebelumnya, rapat
umum pemegang saham (RUPS) baru saja menetapkan Zulkifli
sebagai nakhoda baru perusahaan setrum milik pemerintah itu.
Hasil pemantauan menunjukkan, secara umum, 22 sistem kelistrikan
besar di seluruh Indonesia dalam kondisi aman. Pasokan daya dari
pembangkit juga cukup. "Semua dipantau dari P2IS. Kami masih
siaga, khususnya untuk menyambut malam pergantian tahun,” juru
bicara PLN, Dwi Suryo Abdullah, menjelaskan, Kamis, 26 Desember
lalu.
***
Bantahan datang dari Achmad Kalla, adik Jusuf Kalla. Dia memastikan
kakaknya tidak mengusulkan ataupun mengusung kandidat tertentu
sebagai Direktur Utama PLN. “Beliau menjaga diri, menjaga banget
soal-soal begitu,” ucapnya, Kamis, 26 Desember lalu.
Petugas melakukan pemeriksaan rutin Gardu Induk PLN Karet Baru, Jakarta.
Target kunjungan wisatawan
mancanegara diprediksi tak
tercapai.
majalah.tempo.co
5 mins read
R
ealisasi kunjungan turis asing meleset dari target. Turut
dipicu tiket mahal penerbangan domestik.
• Harga tiket penerbangan domestik yang tak kunjung turun sejak Natal 2018
i
Penumpang pesawat di terminal internasional Bandar
Udara I Gusti Ngurah Rai, Bali, 22 Desember 2019./
ANTARA/Fikri Yusuf
Wishnutama Kusubandio
Wishnutama mengatakan seretnya jumlah kunjungan turis asing
dipicu oleh penyelenggaraan pemilihan umum, larangan bepergian
(travel warning) sejumlah negara, hingga bencana alam. Namun,
meski tak utama, mahalnya tiket pesawat domestik juga berpengaruh.
Tiket pesawat mahal bukan isu baru. Masalah ini mencuat sejak Natal
2018. Kala itu, harga tiket melambung tinggi. Publik mengira
kenaikan hanya disebabkan oleh musim ramai penumpang alias peak
season, yang berlangsung hingga perayaan tahun baru. Biasanya,
setelah itu harga kembali turun.
Tapi anomali terjadi pada awal 2019. Harga tiket pesawat tak pernah
turun lagi. Duo grup maskapai penerbangan yang menguasai lebih
dari 90 persen pasar penerbangan domestik, yakni Garuda Indonesia
dan Lion Air, kompak tidak mengembalikan harga ke rentang sebelum
Natal 2018.
Satu Menantu Tiga Perkara
majalah.tempo.co
5 mins read
M
ANTAN Sekretaris Mahkamah Agung, Nurhadi
Abdurachman, menerima kabar itu dari menantunya
pada pekan kedua Desember lalu. Sang menantu, Rezky
Herbiyono, mengatakan Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan
mereka sebagai tersangka penyuapan. “Beliau terkejut dan langsung
menghubungi saya,” kata Maqdir Ismail, pengacara Nurhadi, Senin,
23 Desember lalu.
Ini kasus yang berbeda dengan perkara yang diusut KPK sebelumnya.
Sejak 2016, KPK menelisik peran Nurhadi setelah menangkap
panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Edy Nasution, yang
menerima suap Rp 50 juta dari Doddy Aryanto Supeno, pegawai PT
Artha Pratama Anugerah. KPK menduga Nurhadi berperan dalam
penyuapan tersebut. Penyelidikan berjalan lambat karena sejumlah
saksi kunci mangkir dari pemeriksaan. Mereka di antaranya empat
pengawal Nurhadi yang berasal dari kepolisian.
LINDA TRIANITA
#nurhadi-ma #kpk
Aung San Suu Kyi
membantah terjadinya
genosida terhadap kaum
Rohingya di Myanmar.
Upaya mengecilkan masalah.
majalah.tempo.co
4 mins read
Dalam laporan 435 halaman yang dirilis pada 17 September lalu, tim
pencari fakta merinci kekerasan terhadap warga Rohingya. Laporan
itu menyebutkan respons militer atas peristiwa 25 Agustus 2017
bersifat brutal, terencana, berpola, dan sangat tidak proporsional.
Meski niatnya menghilangkan "ancaman teroris" ARSA, operasi
tersebut menargetkan dan meneror semua penduduk Rohingya.
Aparat dan pejabat berwenang menyebutnya sebagai "operasi
pembersihan". Selama operasi itu, menurut tim, lebih dari 40 persen
desa di Rakhine hancur.
Tim juga menyebutkan sifat, skala, dan organisasi dalam operasi ini
menunjukkan tingkat perencanaan dan desain pemimpin militer
Myanmar. Ini konsisten dengan visi Panglima Tertinggi Myanmar
Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang pada puncak operasi
pembersihan itu mengatakan, "Masalah Bengali (sebutan untuk
warga Rohingya) adalah masalah lama yang menjadi pekerjaan yang
belum selesai."
Zafar Ahmad dengan tegas membantah klaim Suu Kyi bahwa operasi
militer itu bertujuan menindak ARSA. "Bagi Rohingya, ini kebohongan
besar karena pemerintah Myanmar tidak bisa membunuh dan
memperkosa warga sipil Rohingya dan menghancurkan rumah-rumah
kami hanya karena melawan serangan ARSA. Tindakan pemerintah
Myanmar jelas ingin memusnahkan Rohingya," ujarnya.
Israel menolak penyelidikan
ICC. Vonis pembunuh Jamal
Khashoggi. Pemogokan di
Prancis memasuki pekan
keempat.
majalah.tempo.co
2 mins read
B
ELANDA
ICC Akan Selidiki Kejahatan Perang Israel
ARAB SAUDI
PRANCIS
Ambles Bandung Lebih
Cepat
majalah.tempo.co
5 mins read
J
ALAN beton di bawah gapura bertulisan “Selamat Datang di RW
04 Kampung Rancapacing Kelurahan Cisaranten Kidul” di
Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, itu tampak terbelah. Tak
seberapa jauh dari situ, konstruksi turap di sisi kiri jembatan di atas
Sungai Cisaranten pun sudah patah, menyisakan tulang beton yang
tergantung belasan sentimeter dari permukaan tanah. “Retakan itu
bisa jadi ambles karena tanahnya baru, hasil pengurukan,” kata
Enjang, Ketua Rukun Warga 04, ketika ditanyai tentang kondisi jalan
di lingkungannya tersebut.
Heri Andreas, anggota tim peneliti, mengatakan ada daerah yang total
penurunan tanahnya sudah 3-4 meter, seperti Leuwigajah, Kopo, dan
Pasir Koja. “Turun sejak 1980-an, ketika di Bandung gencar
pembangunan,” ucapnya kepada Tempo di kampus ITB, Sabtu, 6
Desember lalu. Peta yang dibuat tim menunjukkan sebaran tanah
yang ambles dari Cimahi di barat hingga Rancaekek di timur serta
dari Gedebage di utara terus ke selatan sampai Banjaran dan
Majalaya, yang terkenal sebagai kawasan langganan banjir.
•••
Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana
Letnan Jenderal TNI Doni
Monardo: Keselamatan
Rakyat Adalah Hukum
Tertinggi
majalah.tempo.co
9 mins read
S
epanjang akhir pekan awal Desember lalu, Doni meninjau
program Keluarga Tangguh Bencana atau Katana, yang
diluncurkan BNPB berbarengan dengan momentum peringatan
15 tahun tsunami Aceh. Salah satu kegiatannya adalah simulasi gempa
dan tsunami yang diikuti masyarakat dari berbagai kalangan dengan
berpura-pura sebagai penyintas bencana.
menjalankan upaya mitigasi bencana, baik itu banjir, tanah longsor, maupun
Aisha Shaidra
Edisi : 28 Desember 2019
Berapa dananya?
Bank Dunia memberikan bantuan total US$ 160 juta untuk lima
tahun. Itu dibagi dua, BNPB memperoleh US$ 75 juta dan sisanya
BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika). Dana untuk
BNPB inilah yang dipakai buat menjadikan Katana sebagai salah satu
program prioritas.
Sulit, ya. Saat dibilang siap, pas kejadian korbannya banyak. Siap dan
tidaknya itu dipengaruhi banyak faktor. Mereka berlatih pagi-siang-
sore ternyata kejadiannya malam. Indeks risiko bencana bisa terbukti
saat korban jiwanya sedikit.
Jika tidak ada bukit, bisa memanjat pohon. Karena itu, vegetasi
menjadi penting. Masyarakat harus dibangun budaya sadar bencana.
Pohon-pohon yang akarnya kuat dipasangi tangga, lalu disiapkan juga
tali dan jaring. Ini untuk membantu warga yang enggak bisa
memanjat pohon.
Kepala BNPB Doni Monardo saat acara peluncuran program Keluarga Tangguh
Bencana di Aceh, 7 Desember 2019.TEMPO/Muhammad HIdayat)
Bagaimana mekanismenya?
Ini yang agak repot. Kami susah mengontrol juga. Belum lagi yang
milik perorangan. Jumlahnya ternyata banyak sekali. Kalau milik
perorangan kan enggak terdaftar. Tapi yang perusahaan besar
semuanya tercatat.
DONI MONARDO
Kobra
majalah.tempo.co
8 mins read
M
USIM hujan membuat ular kobra menggeliat. Sepanjang
Desember 2019 banyak dilaporkan temuan ular sendok ini
di rumah dan permukiman di sejumlah tempat. Misalnya,
penduduk Royal Citayam Residence di Bogor, Jawa Barat, menemukan
20 butir telur ular kobra. Di Gowa, Sulawesi Selatan, teror kobra
menewaskan dua petani saat menggarap ladang. Peneliti reptil dari
Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Amir
Hamidy, mengatakan aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan
iklim, ekologi, dan ekosistem menyebabkan kobra mudik ke bekas
habitat mereka. “Awal musim hujan adalah waktu menetasnya telur
ular,” katanya.
Kobra/Tempo
Kobra/Tempo
•
Perahu Karet Menembus
Banjir
majalah.tempo.co
2 mins read
M
USIM hujan sudah datang. Masyarakat yang tinggal
di wilayah rawan banjir harus waspada. Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika bekerja sama
dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat serta Badan Informasi Geospasial telah
merilis Peta Prakiraan Daerah Potensi Banjir Indonesia untuk bulan
Januari 2020. Menurut peta tersebut, di semua wilayah
Indonesia, kecuali DKI Jakarta, terdapat daerah berpotensi banjir
rendah. Adapun di sebagian kecil Jawa Tengah, Madura dan Jawa
Timur, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Selatan dan Sulawesi Tenggara, serta Maluku dan Papua berpotensi
banjir menengah. Bila terjebak banjir, kita membutuhkan peralatan
evakuasi seperti berikut ini.
Rp 2,09 juta
Rp 30 juta
Rp 34,88 juta
Perahu karet 14’ Orange Sport Runaboat dari Sea Eagle ini dapat
mengangkut hingga tujuh orang dewasa atau total beban hingga 907
kilogram. Perahu 14’ Orange SR berbahan PVC 1100 Decitex Reinforce
yang memiliki ketebalan 0,9 milimeter ini berdimensi 427 x 182
sentimeter dan diameter tabung 48 sentimeter. Dapat dipasangkan
motor bertenaga 25 HP atau 40 HP. Bobotnya hanya 47 kilogram jika
memakai geladak inflatable atau 77 kilogram dengan geladak plastik.
Rp 47,30 juta
Perahu Karet Lokal
Fatwa Natal
majalah.tempo.co
2 mins read
S
OAL boleh atau tidak umat Islam memberikan ucapan Natal
kepada penganut Nasrani selalu muncul dan menjadi
perdebatan setiap menjelang 25 Desember. Sebagian ulama
tidak mempersoalkan, sebagian yang lain mengharamkannya.
“Maksud Buya mundur dari jabatan Ketua Umum MUI bukan untuk
merusak MUI, apalagi merusak kesatuan dan persatuan. Sebab dalam
pernyataan beliau, masih tetap bersedia membantu pemerintah,” ujar
Menteri Agama Letnan Jenderal H Alamsyah Ratuperwiranegara
ketika itu.
D
I TENGAH pesimisme banyak orang terhadap demokrasi di
Indonesia, gerakan mahasiswa #reformasidikorupsi adalah
pijar lilin yang memberikan harapan. Sebagai lilin, ia bisa
menjadi nyala besar—simbol kehendak orang ramai terhadap
perbaikan keadaan. Tapi lilin juga dengan mudah padam manakala
murup itu tidak didukung lilin-lilin lain yang dapat memperluas
hangat dan cahaya.
Dalam dua dasawarsa terakhir, hanya ada demo terserak dan tak
terkonsolidasi. Banyak orang pesimistis dan menganggap mahasiswa
telah kehilangan elan, sibuk mencari identitas diri, serta kehilangan
konteks sejarah. Pada 1998, mahasiswa 2019 umumnya belum lahir
atau masih jabang bayi.
Setidaknya ada dua hal yang patut diwaspadai. Pertama adalah pasal
yang menyebutkan pimpinan KPK berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada presiden—subordinasi yang makin merontokkan
independensi Komisi. Kedua, wewenang inspektorat jenderal atas
perintah komisioner untuk melakukan pengawasan tertentu terhadap
pegawai KPK. Aturan ini dicurigai dapat memecah-belah KPK dengan
meluaskan praktik likes and dislikes.
#undang-undang-kpk #demonstrasi-mahasiswa
Akhiri Kekerasan di Papua
majalah.tempo.co
2 mins read
P
EMERINTAH seharusnya mengutamakan dialog ketimbang
pendekatan keamanan dalam menyelesaikan masalah Papua.
Pengerahan tentara dan polisi selama setahun terakhir
terbukti kurang efektif. Aparat keamanan belum bisa meredam
kelompok bersenjata yang mengusik ketenteraman. Sedangkan
korban dari masyarakat sipil terus berjatuhan.
#papua #kabupaten-nduga
Pelajaran dari Uighur
majalah.tempo.co
2 mins read
J
IKA ingin merespons dan memahami problem pelik yang
dihadapi muslim Uighur di Tiongkok, kita sebaiknya
menanggalkan kacamata agama. Tekanan Beijing atas suku
Uighur terkait erat dengan sejarah panjang keberadaan etnis ini dan
berkait-berkelindan dengan soal ekonomi, sosial, budaya, serta asal-
usul mereka.
Suku ini merasa bukan bagian dari Cina karena nenek moyang mereka
berasal dari Asia Tengah, terutama Turki. Karena itu, suku ini
mencoba melepaskan diri dari Tiongkok setelah penaklukan klan-klan
Mongol yang menguasai wilayah tersebut di zaman Dinasti Han, yang
berkuasa selama empat abad hingga tahun 200 Masehi. Setelah
penaklukan, Tiongkok membiarkan daerah ini sebagai wilayah tak
bertuan hingga pembukaan Jalur Sutra.