Dosen Pembimbing:
Gadis Octory, S.Ikom, M.Ikom
NIDN: 0314108803
Anggota Mahasiswa:
Alfiansyah 44522010057
Faaiz Akbar 44522010059
Sevila Zahra N. M. 44522010060
Tantri Erviani 44522010061
M. Saddam Apriliansyah 44522010063
2023
ABSTRAK (RINGKASAN)
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada para
pembaca tentang pentingnya keahlian komunikasi bagi investor ketika bernegosiasi secara
daring sebagai strategi utama untuk mencapai kesepakatan-kesepakatan yang menguntungkan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang apa saja keahlian
komunikasi yang perlu dikuasai investor ketika melakukan negosiasi melalui platform digital
serta bagaimana cara penerapan terbaiknya.
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ....................................................................................................................................... i
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.2 TUJUAN..................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
BAB III.................................................................................................................................... 16
iii
PARADIGMA DAN METODE KAJIAN ILMIAH ........................................................... 16
BAB IV .................................................................................................................................... 18
DARING ........................................................................................................ 22
iv
INVESTOR ..................................................................................................... 22
4.3 PEMBAHASAN....................................................................................................... 23
DARING ........................................................................................................ 23
DARING ........................................................................................................ 24
DARING ....................................................................................................... 29
BAB V ..................................................................................................................................... 31
PENUTUP............................................................................................................................... 31
5.2 SARAN..................................................................................................................... 31
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Kajian Ilmiah Sebelumnya (State of the Art) ...................................... 5
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Negosiasi adalah sebuah proses yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang
pada mulanya memiliki pemikiran berbeda, hingga akhirnya mencapai kesepakatan
(Jackman, 2005). Seiring perkembangan zaman, pelaksanaan negosiasi tidak hanya
terjadi secara langsung atau tatap muka, tetapi juga secara daring atau digital. Negosiasi
daring adalah proses tawar menawar yang didalamnya terdapat dua pihak atau lebih
untuk bertukar barang dan jasa melalui teknologi diera digital (melalui telpon, zoom
meeting, email, dan sebagainya) demi mencapai kesepakatan bersama.
Salah satu pihak yang kerap terdengar melakukan negosiasi yaitu investor.
Investor adalah seorang, sekelompok, ataupun perusahaan yang menanamkan atau
memberikan modal dengan harapan dapat menerima pengembalian lebih besar daripada
yang ditanamkan sebelumnya. Dalam Andas Besar Bahasa Indonesia, investor adalah
penanam uang atau modal atau orang yang menanamkan uangnya dalam usaha dengan
tujuan mendapatkan keuntungan.
1
mampu berkomunikasi dengan kejelasan, akurasi, dan persuasi. Tujuan negosiasi
adalah saling pengertian. Investor harus meminimalkan kesalahpahaman yang dapat
menyebabkan masalah komunikasi yang signifikan. Pentingnya membangun keinginan
untuk memahami latar belakang, perspektif, dan kualitas setiap negosiator untuk
keberhasilan proses negosiasi. Investor juga harus berempati, mampu membuat
keputusan terbaik, dan mengusulkan kesepakatan terbaik.
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan
untuk mengidentifikasi pentingnya keahlian komunikasi sebagai strategi investor untuk
menggagas kesepakatan yang menguntungkan dalam negosiasi daring.
2
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
Penelitian ini membahas tentang hubungan antara negosiasi bisnis dengan komunikasi
efektif bagi kedua pihak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana
efektivitas komunikasi yang baik dalam negosiasi agar pembaca dapat menjadi seorang
negosiator yang baik. Hasil dari penelitian ini yaitu dalam negosiasi dibutukan sebuah
komunikasi yang mana komunikasi merupakan satu hal penting untuk menunjang
kesuksesan bisnis baik dalam meningkatkan kinerja organisasi maupun adaptasi
organisasi terhadap setiap perubahan lingkungan bisnis yang ada sehingga organisasi
bisa tetap survive bahkan meraih keunggulan kompetitifnya.
Penelitian ini membahas tentang perlunya keterampilan berkomunikasi yang baik agar
pesan dan informasi yang dimiliki seorang negosiator dapat dipahami oleh lawan
bicara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterampilan
komunikasi dengan kesuksesan bernegosiasi serta memaparkan bagaimana seorang
pebisnis berkomunikasi dengan lebih efektif sehingga mampu menjadi seorang
negosiator yang profesional. Penelitian ini menunjukkan adanya keterkaitan antara
keterampilan komunikasi dan negosiasi bisnis dalam kemajuan sebuah perusahaan.
Karena komunikasi dalam proses pengiriman pesan atau informasi sangat
mempengaruhi keberhasilan negosiasi. Sedangkan negosiasi sebagai media
penyampaian kepentingan memiliki peran besar dalam kemajuan sebuah perusahaan
atau bisnis. Ini berarti, untuk mencapai kesuksesan perusahaan, salah satu jalan yang
3
harus ditempuh adalah dengan berhasilnya negosiasi. Ketika negosiator dapat
mengomunikasikan keinginannya dengan baik dan mampu memberikan pemahaman
terhadap pihak lain, negosiasi akan berhasil.
Penelitian ini membahas tentang metode negosiasi sebagai penyelesaian konflik pada
Industri Jasa Maritim di Batam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi negoisasi dan manajemen konflik pada industri jasa
maritim di Kota Batam. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan industry jasa
maritim di Kota Batam (PT. Pertamina Trans Kontinental Cabang Batam, PT. Nuansa
Lestari Tama dan PT. Sligi). Metode penelitian yang digunakan berupa penelitian
kualitatif dengan data deskriptif yang bersumber dari data sekunder. Penelitian ini
memiliki hasil PT. Pertamina Trans Kontinental Cabang Batam berhasil menengahi
konflik dengan PT. Nuansa Lestari Tama dan PT. Sligi dengan proses negoisasi yang
berjalan lancar. Penulis menyarankan kepada semua perusahaan yang terlibat untuk
4
menggunakan strategi negosiasi yang dapat menguntungkan semua pihak agar untuk
menghindari terjadinya konflik yang berkepanjangan.
5. Penelitian dengan judul Strategi Komunikasi Investasi dan Daya Saing untuk
Menarik Investor (Ditulis oleh: Andika Hendra Mustaqim, 2021)
Penelitian ini membahas tentang penggunaan strategi komunikasi investasi dan daya
saing untuk menarik minat investor. Dasar kajian penelitian ini adalah pengelolaan
kedua isu tersebut di akun Twitter resmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik
Indonesia dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Tujuan penelitian tidak
hanya menganalisis, tetapi menghasilkan model pengelolaan media sosial yang dapat
dikembangkan untuk menghadirkan komunikasi dan daya saing investasi pada akun
milik pemerintah. Hasil dari penelitian ini yaitu perlunya manajemen isu dalam
menjalankan komunikasi investasi dan daya saing bagi Kemenku dan BKPM sebagai
garda depan dalam lembaga negara yang mengurusi perekonomian Indonesia. Model
pengembangan komunikasi investasi dan daya saing berbasis manajemen isu bisa
diaplikasikan di media sosial dengan berbasis pendekatan narasi.
5
objek yang
terperinci, yaitu
investor yang
memiliki
keahlian
komunikasi
dalam proses
negosiasi.
2. Meraih 2021, Metode Pengelola Jurnal
Keberhasilan Bandung Kuantitatif Bisnis berorientasi
Negosiasi Bisnis terhadap
melalui keberhasilan
Keterampilan perusahaan
Berkomunikasi yang
bergantung
Peneliti: Aulia dengan proses
Tazkiya, Mico negosiasi.
Aldiansyah, Gina Sedangkan
Sonia, Hendri penulis
Sopian Saparingga berorientasi
dan Ricky terhadap
Firmansyah strategi dan
Link: Meraih keahlian
Keberhasilan investor dalam
Negosiasi Bisnis bernegosiasi
Melalui dengan mitra.
Keterampilan
Berkomunikasi |
Jurnal sosial dan
sains
(greenvest.co.id)
6
ONLINE DALAM pentingnya
MENINGKATKA keahlian
N HOME komunikasi
INDUSTRY investor untuk
UNTUK IBU mencapai
RUMAH TANGGA kesepakatan
DI BEKASI | yang
Prosiding Seminar menguntungka
Nasional n dalam
Pengabdian Kepada negosiasi
Masyarakat daring.
(unj.ac.id)
4. Faktor-Faktor Yang 2022, Metode PT. Objek yang
Mempengaruhi Batam Kuantitatif Pertamina digunakan
Negosiasi dan Trans dalam
Manajemen Kontinental penelitian ini
Konflik Pada Cabang adalah 2
Industri Jasa Batam dan perusahaan
Maritim di Batam PT. Nuansa yang bersifat
Lestari keseluruhan.
Peneliti: Adi Neka Tama dan Sedangkan
Fatyandri, PT. Sligi penulis
Wikandriya memanfaatkan
Pradinang, Farah pandangan
Fakhirah Suganda, seorang
Gilang Bagus investor yang
Fadlan, Sandoko memiliki
Ompusunggu, dan keterampilan
Indra Miftahul komunikasi
yang baik
Link: Faktor-Faktor dalam
Yang bernegosiasi.
Mempengaruhi
Negosiasi dan Jurnal ini juga
Manajemen mengarah ke
Konflik Pada pembahasan
Industri Jasa mengenai
Maritim di Batam | negosiasi
Fatyandri | YUME : sebagai metode
Journal of penyelesaian
Management konflik.
(stieamkop.ac.id) Sedangkan
penulis
berorientasi
terhadap
pentingnya
keahlian
komunikasi
investor dalam
7
mencapai hasil
negosiasi win-
win.
2.2.1 Negosiasi
1. Persiapan
8
Tahap dimana negosiator mengumpulkan informasi dan menentukan tim negosiasi.
Dalam tahap ini, negosiatir harus lebih banyak mengenal profil pihak lawan, tujuannya
adalah menumbuhkan kepercayaan diri dan kesiapan dalam melakukan negosiasi.
2. Kontak pertama
Tahap ini adalah tahap pertemuan secara langsung antara kedua belah pihak yang
terlibat dalam proses negosiasi. Tahap penilaian yang berlangsung diantara para
negosiator dan biasanya pada tahap ini akan memunculkan kesan pertama antara kedua
belah pihak.
3. Konfrontasi
Tahap ini adalah tahap dimana sering terjadinya adu argumentasi antara kedua pihak
terhadap segala sesuatu yang dinegosiasikan. Pada tahap ini terdapat perbedaan dan
potensi perdebatan yang semakin memanas dan biasanya tidak terkendali disebabkan
oleh kurangnya pengendalian emosi.
4. Konsiliasi
Bentuk konsoliasi adalah melakukan tawar menawar untuk memperoleh titik temu atau
kesepakatan yang betul-betuldisepakatidanbermanfaat bagi keduabelah pihak. Seperti
halnya proses tawar menawar antara penjual dan pembeli.
5. Solusi
Tahap dimana kedua belah pihak mulai saling menerima dan memberi, atau dimana
para negosiator mulai menemukan titik kesepakatan bagi keduabelah pihak dengan
cara mereka masing-masing dengan mengembangkan sikap relasional yaitu sikap yang
selalu berorientasi untuk menanggung bersama dan selalu menumbuhkan sikap saling
memberi solusi terbaik bagi kedua belah pihak.
6. Pasca Negosiasi
Tahap ini adalah tahap terakhir dari negosiasi yaitu bentuk konsolidasi bagi kedua
belah pihak, apakah masing-masing pihak benar-benar memiliki komitmen atas segala
yang telah disepakati bersama (Dama, 2013). Hal terpenting dalam negosiasi bukannya
untuk menang atau kalah, melainkan diusahakan agar kedua belah pihak sama-sama
memperoleh kepuasan karena keinginandan kebutuhannya sama-sama dipenuhi.
9
2.2.1.2 Strategi Negosiasi
1. Win-win.
2. Win-lose
Strategi ini dipilih karena pihak-pihak yang berselisih ingin mendapatkan hasil yang
sebanyak mungkin dari penyelesaian masalah yang ada. Dengan strategi ini pihak-
pihak yang berselisih saling berkompetisi untuk mendapatkan hasil yang mereka
inginkan.
3. Lose-win
Strategi ini dipilih biasanya sebagai dampak kegagalan dari pemilihan strategi dalam
bernegosiasi. Akibatnya pihak-pihak yang berselisih, pada akhirnya sama sekali tidak
mendapatkan hasil yang diharapkan.
4. Lose-lose
Strategi ini dipilih apabila salah satu pihak sengaja mengalah untuk mendapatkan
manfaat dengan kekalahan mereka.
1. Soft Bargaining
10
Soft bargaining melibatkan bentuk negosiasi yang menitikberatkan pada posisi
(menang/kalah), dibandingkan kepentingan dari diadakannya negosiasi itu sendiri.
Akan tetapi, untuk menghindari masalah-masalah yang kerap muncul dalam
perundingan yang melibatkan posisi, para negosiator akan melakukan pendekatan “soft”
seperti memperlakukan lawan bicaranya sebagai teman, mencari kesepakatan dengan
harga apapun, dan menawarkan sebuah hasil perundingan atas dasar penciptaan
hubungan yang baik dengan lawan bicara.
2. Hard Bargaining
Sebagaimana yang sudah diutarakan pada bagian soft bargaining, hard bargaining juga
menitikberatkan pada posisi dibanding kepentingan dari perundingan yang terjadi.
Negosiator dengan pendekatan semacam ini sangatlah bersifat kompetitif, dengan
melihat kemenangan sebagai satu-satunya tujuan akhir.
3. Principled Negosiation
2.2.2 Investor
Investor juga dapat dikatakan sebagai individu, lembaga, atau entitas yang
melakukan investasi dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan finansial. Mereka
membeli instrumen keuangan, seperti saham, obligasi, reksa dana, atau properti, dengan
harapan nilai investasi mereka akan meningkat seiring waktu atau bahwa mereka akan
menerima pendapatan atau dividen dari investasi tersebut. Investor dapat berpartisipasi
di berbagai pasar keuangan, termasuk pasar saham, pasar obligasi, pasar real estat, dan
pasar komoditas.
11
Menurut Yusuf (2020), dalam blognya investor adalah mereka yang menaruh
uang miliknya ke sebuah perusahaan sebagai bisnis dengan harapan akan mendapatkan
pengembalian dan keuntungan di masa depan. Kesimpulannya adalah investor
merupakan orang atau lembaga yang melakukan investasi keuangan seperti saham,
obligasi, dan lain sebagainya dengan tujuan untuk membuat keuntungan finansial.
2.2.3 Komunikasi
Komunikasi yang efektif dapat dilihat dari elemen dan proses komunikasi, hal
ini dipaparkan Machfoedz, dimana elemen pesan terdiri dari pengirim pesan, penerima
pesan, pesan, media, penerimaan pesan, penguraian pesan, respons, umpan balik dan
gangguan pesan. Dengan demikian, seorang komunikator harus mengetahui dengan
siapa dia berbicara, pesan apa yang disampaikan, media apa yang digunakan,
bagaimana pesan dapat diterima dan dipahami, respons yang diterima dari komunikan,
umpan balik feedback dari pesan yang dia berikan.
12
usaha ataupun calon mitra usaha untuk dapat membawa situasi psikologis dan dampak
sosial yang positif.
Proses negosiasi menentukan apa yang harus dilakukan, bagaimana, dan dengan
biaya apa. Tidak ada negosiasi yang dapat terjadi tanpa komunikasi. Selain menjadi
mode komunikasi, strategi negosiasi mengandung emosi, perspektif, dan permainan
kata. Biasanya, organisasi, kelompok, dan orang menawar karena suatu tujuan dari
masing-masing pihak (Utami, 2017).
Komunikasi antar pihak untuk menangani suatu masalah atau konflik dan
mencapai kesepakatan merupakan pengertian dari negosiasi. Tujuan dari negosiasi
bisnis dengan komunikasi yang baik adalah untuk menghasilkan skenario win-win dan
win-lose berdasarkan saling pengertian dan kolaborasi nyata antara kedua belah pihak.
Negosiasi harus mempertimbangkan kepentingan bersama, dan keuntungan bagi kedua
belah pihak. Maka komunikasi menjadi kunci bagi keberhasilan negosiasi (Yanfang,
2017)
Negosiasi daring, atau yang juga sering disebut sebagai negosiasi online,
merujuk pada proses negosiasi yang dilakukan melalui media elektronik atau platform
komunikasi online. Dalam konteks ini, pihak-pihak yang terlibat tidak berinteraksi
secara fisik di lokasi yang sama, melainkan menggunakan berbagai alat dan teknologi
untuk berkomunikasi, bernegosiasi, dan mencapai kesepakatan.
13
yang baik, pemahaman teknologi, dan adaptabilitas terhadap lingkungan komunikasi
yang berbeda dari negosiasi tradisional.
Kerangka pemikiran atau kerangka berpikir merupakan alur kajian ilmiah yang
menjadi pola atau landasan berpikir bagi penulis yang sedang membuat kajian ilmiah
terhadap objek yang dituju (Sugiyono, 2013).
JUDUL
Latar Belakang
Tujuan
Untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat
dalam proses negosiasi daring. Dengan begitu, investor dapat meraih keberhasilan memperluas
jaringan, serta membuka pintu kesempatan yang lebih luas.
14
2.4 Rencana Target Luaran
Target luaran yang diharapkan dalam pembuatan makalah ini yaitu agar para
pembaca dapat memahami bahwa komunikasi yang efektif merupakan kunci investor
untuk mencapai kesepakatan pada proses negosiasi daring. Tim penulis ingin serta
memberikan pengetahuan tentang pentingnya keahlian komunikasi dalam pelaksanaan
negosiasi daring atau digital dapat mencegah terjadinya missed-communication antara
investor dengan pihak lawannya.
Oleh karena itu, Tim penulis berencana membuat poster digital yang berisi
ringkasan utama dari makalah ini, mulai dari pengertian dasar investor, negosiasi daring,
hingga komunikasi dalam negosiasi. Tim penulis juga menyertakan paragraf berisi
alasan mengapa investor perlu menguasai keterampilan berkomunikasi dan strategi
investor untuk mencapai komunikasi yang efektif.
15
BAB III
Paradigma yang akan digunakan dalam kajian ilmiah ini adalah paradigma
konstruktivis, yaitu paradigma yang hampir merupakan antitesis dari paham yang
meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu
pengetahuan. Pembahasan yang diteliti dalam makalah ini yaitu peran keahlian
komunikasi investor untuk mencapai kesepakatan win-win dalam proses negosiasi
daring. Melalui paradigma tersebut penulis ingin memaparkan pentingnya kemampuan
komunikasi bagi investor untuk mendapatkan hasil akhir negosiasi yang
menguntungkan.
16
dibahas dalam tinjauan pustaka. Hasil dari analisis bertujuan menjawab apakah
keahlian komunikasi yang dimiliki investor memiliki pengaruh untuk mencapai
kesepakatan yang menguntungkan dalam proses negosiasi daring.
2. Apa strategi utama yang Bapak gunakan dalam melakukan negosiasi dengan pihak
lawan?
7. Bagaimana Bapak menjaga komunikasi terbuka dan efektif dengan pihak lawan
sepanjang perjalanan negosiasi?
10. Apa saja tips untuk meningkatkan keahlian komunikasi bagi investor, khususnya
dalam bernegosiasi?
17
BAB IV
Edo Wibowo juga merupakan seorang Investor dalam bidang kebutuhan rumah
tangga atau furniture. Dengan keahlian khususnya sebagai Investor, Edo banyak
mengeksplore dunia negosiasi dan juga melakukan riset pada kebutuhan pasar.
Kemampuannya itu berhasil membawa Edo mencapai kesepakatan yang
menguntungkan dalam beberapa kesempatan negosiasi.
18
device dan internet. Make sure jangan sampai ada gangguan internet pas negosiasi.”
(Hasil wawancara bersama Edo Wibowo)
4.2.2 Strategi Investor untuk Mencapai Kesepakatan Negosiasi Daring dengan Mitra
Pertanyaan kedua yang diajukan penulis berisi pertanyaan tentang strategi yang
digunakan narasumber (investor) untuk mencapai kesepakatan dalam proses negosiasi
daring dengan mitra. Pertanyaan ini bertujuan untuk mengungkap strategi utama yang
dimanfaatkan investor untuk mendapatkan kesepakatan win-win dengan mitra.
“Strategi yang digunakan sebenarnya cukup banyak, tapi yang paling utama
adalah keahlian komunikasi. Menurut saya, komunikasi yang efektif adalah kunci
keberhasilan negosiasi. Semakin baik cara saya menyampaikan informasi atau
tawaran sepanjang negosiasi, maka semakin mudah bagi mitra untuk memahami
tujuan kita. Apalagi negosiasi daring sifatnya virtual, jadi ga face-to-face, makanya
saya benar-benar memaksimalkan komunikasi yang efektif agar proses negosiasi gak
terhambat.” (Hasil wawancara bersama Edo Wibowo)
19
ini yaitu untuk mengidentifikasi bagaimana seorang investor dapat mengatasi suasana
yang tidak kondusif ketika negosiasi daring sedang berlangsung.
4.2.5 Cara Investor Merespon Pertanyaan Kritis dari Mitra Selama Melakukan
Negosiasi Daring
20
untuk meminimalisir gap (jarak) antara saya dengan mitra, sehingga kita tidak segan
untuk mengutarakan penawaran dan pendapat selama negosiasi berlangsung.” (Hasil
wawancara bersama Edo Wibowo)
4.2.7 Cara Investor Menjaga Komunikasi Terbuka dan Efektif dengan Mitra selama
Negosiasi Daring
“Ada, pengalaman ini terjadi 2 tahun lalu, tepatnya saat saya pertama-kali
berinvestasi furniture kayu di perusahaan papa saya (mitra). Pada saat itu, saya belum
menguasai keterampilan berkomunikasi dengan baik sehingga saya tidak bisa
menyampaikan informasi, data, dan tawaran secara detail. Negosiasi juga didominasi
dengan ketegangan karena saya tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan
krusial yang diajukan. Permasalahan juga ditambah dengan jaringan yang tidak stabil
sehingga percakapan terputus-putus. Akibatnya negosiasi berakhir dengan kegagalan
serta proyek investasi dibatalkan.” (Hasil wawancara bersama Edo Wibowo)
21
4.2.9 Peran Keahlian Komunikasi bagi Investor untuk Mencapai Kesepakatan yang
Menguntungkan dalam Negosiasi Daring
“Simple. Cukup dengan berlatih dan belajar dari pengalaman. Untuk berlatih
maksudnya berlatih cara memilih kata, berlatih cara menunjukkan gestur, dan
sebagainya. Sumber latihan bisa dari buku, internet, atau investor senior. Kemudian,
belajar dari pengalaman, artinya adalah selalu koreksi pengalaman negosiasi yang
sebelumnya dilakukan, misalnya negosiasi kemarin saya kurang berani menyampaikan
pendapat, maka pelajari cara gimana supaya bisa menyampaikan pendapat dengan
tegas tetapi tetap sopan. Usahakan konsisten dengan keduanya agar output yang
didapatkan bisa maksimal.” (Hasil wawancara bersama Edo Wibowo)
22
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan tim penulis, Pak Edo melakukan
beberapa hal seperti yang dikemukakan Budi Wibowo. Hal pertama yang dilakukan Pak
Edo dalam tahap persiapan adalah melakukan riset atau pencarian informasi mengenai
perusahaan mitra. Pak Edo sebagai investor umumnya akan mencari informasi terkait
prospek perusahaan, data keuangan, dan hubungan perusahaan mitra dengan para
stakeholder-nya. Riset tentang perusahaan mitra termasuk kegiatan yang perlu
dilakukan oleh investor sebelum melakukan negosiasi. Alasannya karena data yang
diperoleh dapat membantu investor menganalisis latar belakang mitra. Hal tersebut
akan berguna bagi investor dalam membentuk kalimat penawaran, pembelaan, hingga
persuasi selama proses negosiasi daring berjalan.
Selain riset mitra, Pak Edo juga melakukan riset tren pasar. Riset ini bertujuan
untuk mengetahui keinginan atau kebutuhan pasar sebelum menginvestasikan produk.
Hasil riset tren pasar digunakan sebagai data pendukung untuk memperkuat poin-poin
pengajuan atau penawaran yang diberikan dalam negosiasi daring. Hasil tersebut juga
dapat menjadi bahan pertimbangan bagi kedua pihak sebelum menentukan kesepakatan
akhir negosiasi daring.
23
Dalam wawancaranya, Pak Edo tidak lupa mempersiapkan device (perangkat)
dan internet. Pak Edo selalu memastikan kedua hal tersebut dalam kondisi yang baik
dan stabil sebeleum menjalani negosiasi daring. Pasalnya, apabila internet yang
digunakan tidak stabil, maka komunikasi yang dilakukan selama negosiasi daring
kemungkinan akan terputus atau mengalami delay. Sedangkan perangkat yang
mengalami gangguan atau kerusakan juga tidak dapat menjalankan fungsinya dengan
baik. Kedua permasalahan itu menjadi hal yang harus diwaspadai dan dihindari investor
sebelum melakukan negosiasi daring.
Melalui wawancara, Pak Edo strategi utama yang digunakan Pak Edo dalam
negosiasi daring adalah keahlian komunikasi. Menurut Pak Edo sebagai investor yang
berpengalaman dalam melakukan negosiasi daring, kunci keberhasilan negosiasi daring
adalah komunikasi yang efektif. Oleh sebab itu, investor yang memiliki keterampilan
komunikasi yang baik, dapat dengan mudah menyampaikan informasi kepada mitra.
Hal itu juga mempermudah mitra memahami tujuan utama investor melakukan
negosiasi daring.
Pendapat Pak Edo relevan dengan pernyataan Scott Walker, ahli negosiasi.
Menurut Scott (1985), negosiator yang baik menyadari bahwa dengan melibatkan dua
pihak, negosiasi membutuhkan kemampuan komunikasi yang baik agar mampu
menangkap pesan secara efektif. Scott juga menyebutkan bahwa terampil, mempunyai
motivasi, rasa percaya diri akan kemampuan yang tinggi, kemampuan menyusun
rencana, bertindak dengan penuh integritas, mampu berfikir jernih, pendengar yang
baik, berempati dan keterampilan berkomunikasi, merupakan hal-hal yang
mempengaruhi kemampuan negosiasi seseorang.
24
4.3.3 Cara Investor Mengatasi Permasalahan Komunikasi dalam Negosiasi Daring
Kedua, menempatkan diri sebagai pendengar yang baik disertai pemberian gestur
tubuh yang positif. Pak Edo selalu mendengarkan kebutuhan mitra secara seksama,
caranya dengan tidak memotong ucapan mitra, memberikan tanggapan positif, dan
mengajukan pertanyaan lanjutan untuk mengulik informasi lebih dalam. Pak Edo juga
menunjukkan gestur tubuh yang positif, seperti anggukan kepala dan kontak mata
untuk menunjukkan kepedulian. Langkah kedua ini ditujukan Pak Edo agar mitra dapat
memberitahukan kebutuhan atau kepentingannya dengan lancar, tanpa merasakan
adanya tekanan.
25
maupun posisi negosiator lainnya, diperlukan kemampuan untuk mengontrol emosi
agar proses negosiasi dapat berjalan sesuai harapan.
Kemudian, langkah kedua yang diambil Pak Edo sebagai investor adalah dengan
memfokuskan diri untuk mencari solusi atau jalan keluar. Pak Edo mengatakan bahwa
solusi tersebut dapat berupa pengajuan keringanan atau kompromi kepada pihak mitra
mengenai permasalahan yang sedang dihadapi. Kompromi dapat membantu setiap
pihak untuk menemukan solusi yang dianggap dapat menguntungkan atau tidak
merugikan pihak manapun (Habermas, 1980). Dengan tujuan meminimalisir konflik
dalam proses negosiasi daring, tindakan kompromi perlu diambil investor dengan
penuh tanggung jawab.
c) Cara Investor Merespon Pertanyaan Kritis dari Mitra Selama Melakukan Negosiasi
Daring
Melalui wawancara, Pak Edo Wibowo memberikan jawaban bahwa dalam merespon
pertanyaan kritis dari mitra, pertama-tama dirinya akan menenangkan atau mengontrol
diri terlebih dahulu. Tujuannya agar Pak Edo dapat berpikir dengan jernih serta tidak
merasa blank. Kedua, Pak Edo akan mendengarkan pertanyaan mitra secara seksama
dan tidak memotong pembicaraan. Hal itu bertujuan agar Pak Edo dapat mengolah
pertanyaan yang diberikan dan tidak salah menginterpretasikan pertanyaan tersebut.
Selanjutnya, apabila sudah menemukan jawabannya, maka Pak Edo akan menjawab
pertanyaan mitra dengan lugas disertai bukti berupa informasi yang sudah Pak Edo
kumpulkan pada tahap persiapan maupun saat negosiasi berlangsung, dengan tujuan
untuk memperkuat ucapannya. Selain itu, pemaparan jawaban diperkuat Pak Edo
dengan komunikasi non-verbal, yaitu menunjukkan sikap serius melalui bahasa tubuh
untuk memberikan kesan bahwa Pak Edo telah menanggapi pertanyaan tersebut
melalui berbagai pertimbangan.
26
sikap yang terlalu kaku, sehingga negosiasi dapat berjalan dibawah suasana yang lebih
nyaman dan santai.
Menurut Pak Edo, soft bargaining juga mampu meminimalisir jarak antara
investor dengan mitra yang umumnya menjadi pemicu ketegangan antara kedua pihak
yang terlibat. Ketegangan tersebut biasanya muncul akibat perbedaan posisi,
pengalaman, hingga jarak umur yang berbeda. Soft bargaining mampu menciptakan
keadaan sebaliknya, hal itu menjadi peluang bagi investor seperti Pak Edo untuk
mengajukan penawaran maupun mengutarakan pendapat tanpa merasa segan terhadap
pihak mitra.
Pendekatan soft bargaining cukup sering diterapkan oleh investor sebagai taktik
untuk mengambil hati perusahaan mitra agar mereka menyetujui proyek investasi yang
sedang ditawarkan. Namun dalam menerapkan pendekatan ini, tetap diperlukan kehati-
hatian. Investor perlu membatasi diri agar tidak memberikan kesan yang terlalu santai
hingga dianggap tidak menghargai pihak mitra.
4.3.5 Cara Investor Menjaga Komunikasi Terbuka dan Efektif Selama Negosiasi
Daring
Negosiasi akan berjalan dengan baik jika diantara pihak-pihak secara terbuka
bersedia mengemukakan ide dan gagasan yang mereka miliki. Oleh sebab itu, investor
perlu mengetahui cara menjaga komunikasi yang terbuka dan efektif demi menjaga
kelancaran negosiasi. Sebagai investor, Pak Edo memiliki cara tersendiri untuk menjaga
komunikasi yang terbuka dan efektif selama negosiasi daring. Pak Edo mengutamakan
3 hal untuk menjaga keterbukaan komunikasi dengan mitra, diantaranya emosi,
perilaku, dan transparansi.
Pertama, emosi. Menurut keterangannya, Pak Edo selalu berusaha menjaga
kestabilan emosinya sebelum menjalani proses negosiasi daring. Hal itu dimaksudkan
agar Pak Edo dapat berorientasi terhadap tujuan utama negosiasi, serta menghindari
dampak yang tidak diinginkan akibat luapan emosi. Kedua, perilaku. Pak Edo juga
berpendapat bahwa dirinya selalu menunjukkan perilaku yang baik selama proses
negosiasi daring berlangsung. Tujuannya untuk memberikan kesan bahwa Pak Edo
selaku investor menghargai eksistensi dan keterlibatan perusahaan mitra dalam proses
negosiasi, begitupun sebaliknya. Terakhir, transparansi. Dalam negosiasi daring, Pak
Edo berucap bahwa mengutamakan transparansi informasi merupakan salah satu hal
27
yang penting untuk menjaga komunikasi yang terbuka selama negosiasi daring.
Kejujuran Pak Edo dalam mengemukakan data dan informasi yang dimilikinya mampu
membuat pihak mitra merasa dilibatkan secara aktif dan diperlakukan dengan adil
dalam proses negosiasi daring.
4.3.6 Peran Keahlian Komunikasi bagi Investor untuk Mencapai Kesepakatan yang
Menguntungkan dalam Negosiasi Daring
Memasuki paruh terakhir wawancara, tepatnya pada pertanyaan ke-8 dan ke-9,
tim penulis memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan peran keahlian
komunikasi bagi investor untuk mencapai kesepakatan pada negosiasi daring. Dalam
merespon pertanyaan tim penulis, Pak Edo berpendapat bahwa keahlian komunikasi
memiliki peran yang sangat penting dalam keberlangsungan negosiasi daring.
Menurutnya, keterampilan komunikasi yang mumpuni secara otomatis akan
menciptakan komunikasi yang efektif, khususnya pada negosiasi daring yang
berpotensi mengalami gangguan dalam tahap penyampaian informasi.
Dengan tujuan memperkuat statement yang diberikan Pak Edo, tim penulis juga
meminta Pak Edo untuk menceritakan sebuah pengalaman pribadi yang membuktikan
bahwa keahlian komunikasi mempengaruhi proses tercapainya kesepakatan dalam
negosiasi daring. Kemudian Pak Edo menceritakan kejadian saat dirinya pertama-kali
berinvestasi furniture kayu di perusahaan milik papanya (mitra). Kala itu, kemampuan
berkomunikasi Pak Edo belum sebaik sekarang, akibatnya Pak Edo tidak bisa
menyampaikan informasi, data, dan tawaran dengan detail dan jelas. Proses negosiasi
juga berjalan cukup tegang karena Pak Edo tidak mampu menjawab pertanyaan kritis
dari sang papa atau mitranya. Keadaan juga bertambah parah oleh jaringan yang tidak
stabil sehingga percakapan kerap terputus. Pada akhirnya, negosiasi daring yang
dilakukan Pak Edo selaku investor dengan papanya sebagai mitra tidak berakhir dengan
kesepakatan yang diinginkan kedua pihak.
28
Berdasarkan pendapat dan pengalaman yang dikemukakan Pak Edo, maka dapat
disimpulkan bahwa keahlian komunikasi membawa peran penting dalam menjaga
kelancaran proses negosiasi, khususnya negosiasi daring. Oleh sebab itu, penting bagi
investor untuk meningkatkan keahlian komunikasi agar dapat memaksimalkan
pembicaraan dan penawaran selama negosiasi daring.
Di pertanyaan terakhir, tim penulis bertanya kepada Pak Edo mengenai tips
yang dapat Pak Edo berikan bagi investor lainnya untuk meningkatkan keahlian
komunikasi mereka, khususnya yang akan digunakan dalam negosiasi daring. Melalui
tim penulis, Pak Edo membagikan 2 tips yang simple, yaitu cukup dengan latihan dan
belajar dari pengalaman.
Pak Edo mengatakan bahwa latihan yang dimaksud adalah investor harus
melakukan latihan untuk mengasah penyusunan kata atau kalimat efektif, latihan untuk
menyesuaikan gestur dengan keadaan, dan sebagainya. Menurutnya, sumber latihan
dapat dipelajari melalui berbagai media, misalnya buku, internet, atau saran dari
investor yang sudah lebih berpengalaman dalam melakukan negosiasi daring.
Selanjutnya, Pak Edo menyebutkan tips kedua, yaitu belajar dari pengalaman. Pak Edo
menyarankan kepada investor untuk mengoreksi cara komunikasi yang dianggap
kurang efektif dalam negosiasi daring yang sudah dilakukan sebelumnya. Hal ini
bertujuan agar investor dapat mempelajari kekurangan tersebut, kemudian
memperbaikinya pada negosiasi selanjutnya.
Di akhir kalimat, Pak Edo juga berpesan agar investor dapat secara konsisten
menerapkan kedua tipsnya agar output yang dihasilkan sari latihan mampu diterapkan
secara maksimal. Selain itu, konsistensi latihan juga diharapkan dapat memberikan
perubahan yang positif bagi investor, seperti memudahkan proses tercapainya
kesepakatan yang sesuai harapan serta saling menguntungkan.
29
Alasannya karena keahlian komunikasi dapat membantunya menciptakan
komunikasi yang efektif sehingga peluang untuk mendapatkan kesepakatan yang
menguntungkan lebih besar. Keahlian komunikasi juga membantunya memecahkan
berbagai permasalahan komunikasi dalam negosiasi daring. Namun dalam
pelaksanaannya, peran keahlian komunikasi juga dibantu oleh persiapan matang,
pendekatan soft bargaining, dan usaha untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi
agar proses negosiasi daring dapat berjalan sesuai harapan.
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Negosiasi adalah proses interaksi dimana dua pihak yang berbeda mengajukan
penawaran untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan. Di era perkembangan
teknologi, pelaksanaan negosiasi ikut berkembang hingga tercipta negosiasi daring atau
negosiasi virtual yang memanfaatkan internet sebagai penunjang utama. Pelaksanaan
negosiasi daring diterapkan oleh berbagai individu hingga instansi resmi, contohnya
investor.
5.2 Saran
Tim penulis menyarankan kepada narasumber kajian ilmiah ini, yaitu Pak Edo
Wibowo (investor) agar tetap mempertahankan kemampuan komunikasinya dalam
pelaksanaan negosiasi daring maupun luring. Tim penulis juga berharap agar Pak Edo
Wibowo dapat memperluas wawasannya dalam bidang negosiasi daring agar
31
kemampuan Pak Edo Wibowo dapat berkembang serta mampu membantu tercapainya
kesepakatan yang menguntungkan pada kesempatan negosiasi lainnya.
32
DAFTAR LAMPIRAN
Berikut adalah dokumentasi antara tim penulis (Tantri, Alfian, dan Sevila) dengan Pak
Edo Wibowo. Pelaksanaan wawancara digelar secara online dan offline. Tantri Erviani sebagai
penanya mewawancarai Pak Edo secara langsung, sedangkan Alfian dan Sevila sebagai notulen
berkomunikasi melalui video call grup WhatsApp.
https://www.canva.com/design/DAF4YJmMNZs/gebORAB72u8yHGhRHrATw/view
?utm_content=DAF4YJmMNZs&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_sou
rce=editor
1. Alfiansyah
Alfiansyah lahir di Jakarta, 28 Januari 2004. Alfian merupakan Mahasiswa Jurusan Digital
Communication angkatan 2022 di Universitas Mercu Buana Jakarta dengan NIM
44522010057. Alfian menjadi salah satu penulis makalah tentang “Keahlian Komunikasi
sebagai Strategi Utama Investor untuk Menggagas Kesepakatan yang Menguntungkan
dalam Negosiasi daring”. Makalah tersebut dibuat untuk memenuhi Tugas Besar 2 dan
UAS dari mata kuliah Negosiasi Luring dan Daring serta memberikan informasi dan
meningkatkan pengetahuan para pembaca.
33
2. Faaiz Akbar
Faaiz Akbar lahir di Jakarta, 31 Maret 2004. Faaiz merupakan Mahasiswa Jurusan Digital
Communication angkatan 2022 di Universitas Mercu Buana Jakarta dengan NIM
44522010059. Faaiz menjadi salah satu penulis makalah tentang “Keahlian Komunikasi
sebagai Strategi Utama Investor untuk Menggagas Kesepakatan yang Menguntungkan
dalam Negosiasi daring”. Makalah tersebut dibuat untuk memenuhi Tugas Besar 2 dan
UAS dari mata kuliah Negosiasi Luring dan Daring serta memberikan informasi dan
meningkatkan pengetahuan para pembaca.
Sevila Zahra Nur Mulia lahir di Jakarta, 10 Juli 2004. Sevila merupakan Mahasiswa Jurusan
Digital Communication angkatan 2022 di Universitas Mercu Buana Jakarta dengan NIM
44522010060. Sevila menjadi salah satu penulis makalah tentang “Keahlian Komunikasi
sebagai Strategi Utama Investor untuk Menggagas Kesepakatan yang Menguntungkan
dalam Negosiasi daring”. Makalah tersebut dibuat untuk memenuhi Tugas Besar 2 dan
UAS dari mata kuliah Negosiasi Luring dan Daring serta memberikan informasi dan
meningkatkan pengetahuan para pembaca.
4. Tantri Erviani
Tantri Erviani lahir di Jakarta, 3 Agustus 2004. Tantri merupakan Mahasiswa Jurusan
Digital Communication angkatan 2022 di Universitas Mercu Buana Jakarta dengan NIM
44522010061. Tantri menjadi salah satu penulis makalah tentang “Keahlian Komunikasi
sebagai Strategi Utama Investor untuk Menggagas Kesepakatan yang Menguntungkan
dalam Negosiasi daring”. Makalah tersebut dibuat untuk memenuhi Tugas Besar 2 dan
UAS dari mata kuliah Negosiasi Luring dan Daring serta memberikan informasi dan
meningkatkan pengetahuan para pembaca.
5. M. Saddam Apriliansyah
34
Besar 2 dan UAS dari mata kuliah Negosiasi Luring dan Daring serta memberikan
informasi dan meningkatkan pengetahuan para pembaca.
Biodata Penulis
35
Lampiran Susunan Tim Penulis
36
poster), dan
mengerjakan ppt
5. M. Saddam Social Media 1 Minggu Mengerjakan bab 1
Apriliansyah / (latar belakang),
44522010063 mengerjakan bab 5
(saran), dan
memposting poster
37
DAFTAR PUSTAKA
Prananingrum, E dkk. 2020. Teknik Negosiasi Melalui Media Online dalam Meningkatkan
Home Industry untuk Ibu Rumah Tangga di Bekasi. Jurnal Prosiding Seminar Nasional
Pengabdian kepada Masyarakat 1 (1): 23-28.
Mustaqim, Andika. 2021. Strategi Komunikasi Investasi dan Daya Saing untuk Menarik
Investor. Jurnal Fakultas Komunikasi dan Bahasa Universitas Bina Sarana
Informatika 2 (1): 8-16.
Albertina, Fitriana dkk. 2022. Peran Penting Efektivitas Komunikasi dalam Persepsi Negosiasi
Bisnis. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjajaran 15 (2): 120-128.
Safitri, Dian. 2022. Efektivitas Komunikasi Negosiasi Dalam Bisnis. Jurnal Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang 4 (1): 1-8.
Fatyandri, Andi dkk. 2022. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Negosiasi dan Manajemen
Konflik Pada Industri Jasa Maritim di Batam. YUME: Journal of Management 5 (2):
267-274.
Lewicki, Roy dkk. 2015. Negosiasi (Edisi 6 – Buku 1). New York: Mc Graw-Hill.
Djohan. A.J. 2021. Negosiasi dan Komunikasi. Jakarta: Media Nusa Creative (MNC
Publishing).
38