Anda di halaman 1dari 3

KETUBAN PECAH DINI

No. Dokumen : /PKM-BTG/SPO/I/2022

No. Revisi : 01
UPT PUSKESMAS BATANG SPO
Tanggal Terbit : 15 Januari 2022
Andi Ismainar Bahtiar, S.Kep, Ns
Halaman : 1/1 Nip. 19780128 199303 2 005
1. Pengetian Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan atau dimulainya tanda inpartu. Bila ketuban pecah dini terjadi
sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah dini pada
kehamilan prematur.

2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas dalam memberikan penanganan pada


pasien yang di diagnosis ketuban pecah dini (KPD)

3. Kebijakan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK 01.07 /


Menkes / 1186 /2022 Tentang panduan praktik klinis bagi dokter di
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama

4. Referensi Buku Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan


Kesehatan Primer

5. Bahan/Alat 1. Inspekulo
2. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah rutin
6. Prosedur/ Langkah- 1. Anamnesis
langkah Keluhan dan gejala utama adanya riwayat keluarnya air ketuban
berupa cairan jernih keluar dari vagina yang kadan-adang disertai
tanda-tanda lain dari persalinan.
Pada anamnesis, hal-al yang perlu digali adalah menentukan usia
kehamilan, adanya cairan yang keluar dari vagina, warna cairan yang
keluar dari vagina dan adanya demam.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan obstetrik :
1) Menentukan pecahnya selaput ketuban dengan adanya cairan
ketuban di vagina. Pastikan bahwa cairan tersebut adalah
cairan amnion dengan memperhatikan bau cairan ketuban
yang khas.
2) Jika tidak ada cairan amnion, dapat dicoba dengan
menggerakan sedikit bagian terbawa janin atau meminta
pasien batuk atau mengejan .
3) Tidak ada tanda inpartu
4) Pemeriksaan dilakukan untuk menilai adanya tada-tanda
infeksi pada ibu dengan mengatur suhu tubuh (suhu ≥38oc)
b. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Ph vagina (caiaran ketuban ) dengan kertas
lakmus (nitrasin test) dari erah menjadi biru.
2) Pemeriksaan mikrposkopis tampak gambaran pakis yang
mengering pada sekter serviko vaginal
3) Pemeriksaan darah rutin, leokosit >15000/mm3
3. Penegakan Diagnosis
a. Diagnosis klinis
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
Diagnosis banding:
Komplikasi
1) Infesi maternal dan neonatal
2) Persalian prematur
3) Hipoksia karena koprensi tali pusat
4) Deformitas janin
5) Menigkatnya isiden seksio sesaria, atau gagalnya prsalinan
normal (kompliasi yang timbul bergantung pada usia
kehamilan)
4. Penatalaksanaan
a. Pebatasan aktifitas pasien
b. Apabila belum inpartu berikan erittromisin 4x250 mg selama 10
hari
c. Apabila sudah inpartu segera rujuk kepasilitas pelayanan
kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis obstetri dan
ginekologi.
5. Kriteria rujukan
Ibu hamil dengan keadaan ketuban pecah dini merupakan kriteria
rujukan ke pelayanan kesehatan sekunder.
6. Dokumentasi dalam rekam medik
7. Diagram Alir
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang

Penegakan
Kriteria Penatalaksanaan Diagnosis utama
Rujukan dan diagnosis
banding

Dokumentasi
dalam RM

8. Hal-hal yang perlu 1. Memberikan informasi kepada ibu, adanya air ketuban yang keluar
diperhatikan sebelum tanda inpartu
2. Menenangkan ibu dan memberitahu kepada suami dan keluarga
agar ibu dapat diberi kesempatan untuk tirah baring.
3. Memberi penjelasan mengenai persalinan yang lebih cepat dan
rujukan yang akan dilakukan ke pusat pelayanan sekunder.
9. Unit terkait 1. Kamar Bersalin
10. Dokumen Terkait Rekam Medik (Family Folder)

11 Rekaman Historis
Tanggal Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai