Disusun Oleh:
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan anugerah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Orang Sehat menurut
pandangan Freud Psikodinamika”, yang merupakan salah satu tugas mata kuliah
kesehatan mental.
Kami menyadari bahwa keberhasilan penulisan makalah ini tidak terlepas dari
dukungan, dorongan, bantuan, penyedia fasilitas, dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Dra. Mutingatu
Sholichah, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah kesehatan mental.
Kami senantiasa menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak demi penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini
dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan dan menjadi amal ibadah.
Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………
3.1 KESIMPULAN………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
Teori psikodinamika atau tradisi klinis berangkat dari dua asumsi dasar. Pertama,
manusia adalah bagian dari dunia binatang. Kedua, manusia adalah bagian dari sistem
enerji. Kunci utama untuk memahami manusia menurut paradigma psikodinamika
adalah mengenali semua sumber terjadinya perilaku, baik itu berupa dorongan yang
disadari maupun yang tidak disadari.
PEMBAHASAN
1. Struktur Kepribadian
Menurut Freud (Alwisol, 2005 : 17), kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran,
yaitu sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious). Sampai
dengan tahun 1920an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga unsur
tersebut. Baru pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain,
yaitu das Es, das Ich, dan das Ueber Ich. Struktur baru ini tidak mengganti struktur
lama, tetapi melengkapi gambaran mental terutama dalam fungsi dan tujuannya
(Awisol, 2005 : 17).
Freud berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu sistem yang terdiri dari 3
unsur, yaitu das Es, das Ich, dan das Ueber Ich (dalam bahasa Inggris dinyatakan
dengan the Id, the Ego, dan the Super Ego), yang masing memiliki asal, aspek, fungsi,
prinsip operasi, dan perlengkapan sendiri.
a. Das Es
Das Es yang dalam bahasa Inggris disebut The Id adalah aspek kepribadian yang
dimiliki individu sejak lahir. Jadi das Es merupakan factor pembawaan. Das Es
merupakan aspek biologis dari kepribadian yang berupa dorongan-dorongan instintif
yang fungsinya untuk mempertahankan konstansi atau keseimbangan. Misalnya rasa
lapar dan haus muncul jika tubuh membutuhkan makanan dan minuman. Dengan
munculnya rasa lapar dan haus individu berusaha mempertahankan keseimbangan
hidupnya dengan berusaha memperoleh makanan dan minuman.
Menurut Freud, das Es berfungsi berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure
principle), munculnya dorongan-dorongan yang merupakan manifestasi das Es, adalah
dalam rangka membawa individu ke dalam keadaan seimbang. Jika ini terpenuhi maka
rasa puas atau senang akan diperoleh. Perlengkapan yang dimiliki das Es menurut
Freud berupa gerak-gerak refleks, yaitu gerakan yang terjadi secara spontan misalnya
aktivitas bernafas untuk memperoleh oksigen dan kerdipan mata. Selain gerak refleks,
das Es juga memiliki perlengkapan berupa proses primer, misalnya mengatasi lapar
dengan membayangkan makanan.
b. Das Ich
Das Ich yang dalam bahasa Inggris disebut The Ego merupakan aspek kepribadian
yang diperoleh sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Menurut Freud,
das Ich merupakan aspek psikologis dari kepribadian yang fungsinya mengarahkan
individu pada realitas atas dasar prinsip realitas (reality principle). Misal ketika individu
lapar secara realistis hanya dapat diatasi dengan makan. Dalam hal ini das Ich
mempertimbangkan bagaimana cara memperoleh makanan. Dan jika kemudian
terdapat makanan, apakah makanan tersebut layak untuk dimakan atau tidak. Dengan
demikian das Ich dalam berfungsinya melibatkan proses kejiwaan yang tidak simple
dan untuk itu Freud menyebut perlengkapan untuk berfungsinya das Ich dengan proses
sekunder.
Das Ueber Ich atau the Super Ego adalah aspek sosiologis dari kepribadian, yang
isinya berupa nilai-nilai atau aturan-aturan yang sifatnya normative. Menurut Freud das
Ueber Ich terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai dari figur-figur yang berperan,
berpengaruh atau berarti bagi individu. Aspek kepribadian ini memiliki fungsi :
2) mengarahkan das Ich pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan prinsip-prinsip moral;
Menurut Freud jumlah energy itu terbatas sehingga terjadi semacam persaingan di
antara ketiga aspek kepribadian untuk memperoleh dan menggunakannya. Jika salah
satu aspek banyak menggunakan energi maka aspek kepribadian yang lain menjadi
lemah.
Freud menyatakan bahwa pada mulanya yang memiliki enerji hanyalah das Es saja.
Melalui mekanisme yang oleh Freud disebut identifikasi, energi tersebut diberikan oleh
das Es kepada das Ich dan das Ueber Ich.
7) Regresi, adalah upaya mengatasi kecemasan dengan bertinkah laku yang tidak
sesuai dengan tingkat perkembangannya.
3. Perkembangan Kepribadian
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian
Menurut Freud, kepribadian individu telah terbentuk pada akhir tahun ke lima, dan
perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya merupakan penghalusan struktur
dasar itu. Selanjutnya Freud menyatakan bahwa perkembangan kepribadian
berlangsung melalui 6 fase, yang berhubungan dengan kepekaan pada daerah-daerah
erogen atau bagian tubuh tertentu yang sensitif terhadap rangsangan. Ke enam fase
perkembangan kepribadian adalah sebagai berikut (Sumadi Suryabrata, 1982 : 172-
173).1) Fase oral (oral stage): 0 sampai kira-kira 18 bulan Bagian tubuh yang sensitif
terhadap rangsangan adalah mulut. 2) Fase anal (anal stage) : kira-kira usia 18 bulan
sampai 3 tahun. Pada fase ini bagian tubuh yang sensitif adalah anus. 3) Fase falis
(phallic stage) : kira-kira usia 3 sampai 6 tahun. Bagian tubuh yang sensitif pada fase
falis adalah alat kelamin. 4) Fase laten (latency stage) : kira-kira usia 6 sampai
pubertas Pada fase ini dorongan seks cenderung bersifat laten atau tertekan. 5) Fase
genital (genital stage): terjadi sejak individu memasuki pubertas dan selanjutnya.
Pada masa ini individu telah mengalami kematangan pada organ reproduksi.
Menurut Freud ,seseorang bukan terletak pada apa yang ia tampilkan secara sadar ,
melainkan apa yang tersembunyi dalam ketidaksadarannya. Pendekatan
mengutamakan isi ketidaksadaran seseorang. Seseorang dikatakan sehat jika antara
id, ego dan super ego seimbang. Individu yang memiliki kepribadian sehat seringkali
dikenali sebagai mereka yang:
d. Memiliki keimanan pada Tuhan dan berupaya untuk hidup sesuai ajaran-ajaran
agama yang dianutnya.
Teori Psikodinamik mejelaskan individu yang memiliki kepribadian sehat sebagai
individu yang:
b) Memiliki ego strength. ego dari individu yang berkepribadian sehat memiliki
kekuatan mengendalikan dan mengatur id dan superego-nya, sehingga ekspresi primitif
id berkurang dan ekspresi yang sesuai dengan situasi yang munculkan padanya represi
dari ego secara berlebihan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa psikodinamika adalah psikologi yang mempelajari
tentang kepribadian atau kesehatan jiwa manusia. Psikodinamik membantu kita
untuk memahami beberapa perspektif tentang realitas dan membantu
meningkatkan hubungan antar manusia dengan lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. (2005) Psikologi Kepribadian. Malang : Penerbit Universitas
Muhammadyah Malang