Anda di halaman 1dari 1

Rasulullah SAW berlapar

sehingga mengikat perut


Jun 12, 2011

https://i0.wp.com/im33.gulfup.com/FU2rM.jpg

Keadaan Lapar Rasulullah SAW

Muslim dan Tarmidzi telah meriwayatkan


dari An-Nu’man bin Basyir ra. dia berkata:
Bukankah kamu sekarang mewah dari
makan dan minum, apa saja yang kamu
mau kamu mendapatkannya? Aku pernah
melihat Nabi kamu Muhammad SAW
hanya mendapat korma yang buruk saja
untuk mengisi perutnya!

Dalam riwayat Muslim pula dari An-


Nu’man bin Basyir ra. katanya, bahwa
pada suatu ketika Umar ra. menyebut apa
yang dinikmati manusia sekarang dari
dunia! Maka dia berkata, aku pernah
melihat Rasulullah SAW seharian
menanggung lapar, karena tidak ada
makanan, kemudian tidak ada yang
didapatinya pula selain dari korma yang
buruk saja untuk mengisi perutnya.

Suatu riwayat yang diberitakan oleh Abu


Nu’aim, Khatib, Ibnu Asakir dan Ibnun-
Najjar dari Abu Hurairah ra. dia berkata:
Aku pernah datang kepada Rasulullah
SAW ketika dia sedang bersembahyang
duduk, maka aku pun bertanya
kepadanya: Ya Rasulullah! Mengapa aku
melihatmu bersembahyang duduk,
apakah engkau sakit? jawab beliau: Aku
lapar, wahai Abu Hurairah! Mendengar
jawaban beliau itu, aku terus menangis
sedih melihatkan keadaan beliau itu.
Beliau merasa kasihan melihat aku
menangis, lalu berkata: Wahai Abu
Hurairah! jangan menangis, karena
beratnya penghisaban nanti di hari kiamat
tidak akan menimpa orang yang hidupnya
lapar di dunia jika dia menjaga dirinya di
kehidupan dunia. (Kanzul Ummal 4:41)

Ahmad meriwayatkan dari Aisyah ra. dia


berkata: Sekali peristiwa keluarga Abu
Bakar ra. (yakni ayahnya) mengirim (sop)
kaki kambing kepada kami malam hari,
lalu aku tidak makan, tetapi Nabi SAW
memakannya – ataupun katanya, beliau
yang tidak makan, tetapi Aisyah makan,
lalu Aisyah ra. berkata kepada orang yang
berbicara dengannya: Ini karena tidak
punya lampu. Dalam riwayat Thabarani
dengan tambahan ini: Lalu orang
bertanya: Hai Ummul Mukminin! Apakah
ketika itu ada lampu? Jawab Aisyah: Jika
kami ada minyak ketika itu, tentu kami
utamakan untuk dimakan.
(At-Targhib Wat-Tarhib 5:155; Kanzul
Ummal 5:155)

Abu Ya’la memberitakan pula dari Abu


Hurairah ra. katanya: Ada kalanya sampai
berbulan-bulan berlalu, namun di rumah-
rumah Rasulullah SAW tidak ada satu hari
pun yang berlampu, dan dapurnya pun
tidak berasap. Jika ada minyak dipakainya
untuk dijadikan makanan. (At-Targhib
Wat-Tarhib 5:154; Majma’uz Zawatid
10:325)

Bukhari dan Muslim meriwayatkan pula


dari Urwah dari Aisyah ra. dia berkata:
Demi Allah, hai anak saudaraku (Urwah
anak Asma, saudara perempuan Aisyah),
kami senantiasa memandang kepada anak
bulan, bulan demi bulan, padahal di
rumah-rumah Rasulullah SAW tidak
pernah berasap. Berkata Urwah: Wahai
bibiku, jadi apalah makanan kamu? Jawab
Aisyah: Korma dan air sajalah, melainkan
jika ada tetangga-tetangga Rasulullah
SAW dari kaum Anshar yang
membawakan buat kami makanan. Dan
memanglah kadang-kadang mereka
membawakan kami susu, maka kami
minum susu itu sebagai makanan. (At-
Targhib Wat-Tarhib 5:155)

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Aisyah ra.


katanya: sering kali kita duduk sampai
empat puluh hari, sedang di rumah kami
tidak pernah punya lampu atau dapur
kami berasap. Maka orang yang
mendengar bertanya: Jadi apa makanan
kamu untuk hidup? Jawab Aisyah: Korma
dan air saja, itu pun jika dapat. (Kanzul
Ummal 4:38)

Tarmidzi memberitakan dari Masruq,


katanya: Aku pernah datang menziarahi
Aisyah ra. lalu dia minta dibawakan
untukku makanan, kemudian dia
mengeluh: Aku mengenangkan masa
lamaku dahulu. Aku tidak pernah kenyang
dan bila aku ingin menangis, aku
menangis sepuas-puasnya! Tanya
Masruq: Mengapa begitu, wahai Ummul
Mukminin?! Aisyah menjawab: Aku
teringat keadaan di mana Rasulullah SAW
telah meninggalkan dunia ini! Demi Allah,
tidak pernah beliau kenyang dari roti, atau
daging dua kali sehari. (At-Targhib Wat-
Tarhib 5:148)

Dalam riwayat Ibnu Jarir lagi tersebut:


Tidak pernah Rasulullah SAW kenyang
dari roti gandum tiga hari berturut-turut
sejak beliau datang di Madinah sehingga
beliau meninggal dunia. Di lain lain versi:
Tidak pernah kenyang keluarga Rasulullah
SAW dari roti syair dua hari berturut-turut
sehingga beliau wafat. Dalam versi lain
lagi: Rasulullah SAW telah meninggal
dunia, dan beliau tidak pernah kenyang
dari korma dan air.
(Kanzul Ummal 4:38)

Dalam riwayat lain yang dikeluarkan oleh


Baihaqi telah berkata Aisyah ra.:
Rasulullah SAW tidak pernah kenyang tiga
hari berturut-turut, dan sebenarnya jika
kita mau kita bisa kenyang, akan tetapi
beliau selalu mengutamakan orang lain
yang lapar dari dirinya sendiri. (At-Targhib
Wat-Tarhib 5:149)

Ibnu Abid-Dunia memberitakan dari Al-


Hasan ra. secara mursal, katanya:
Rasulullah SAW selalu membantu orang
dengan tangannya sendiri, beliau
menampal bajunya pun dengan tangannya
sendiri, dan tidak pernah makan siang dan
malam secara teratur selama tiga hari
berturut-turut, sehingga beliau kembali ke
rahmatullah. Bukhari meriwayatkan dari
Anas ra. katanya: Tidak pernah Rasulullah
SAW makan di atas piring, tidak pernah
memakan roti yang halus hingga beliau
meninggal dunia. Dalam riwayat lain:
Tidak pernah melihat daging yang sedang
dipanggang (maksudnya tidak pernah
puas makan daging panggang). (At-
Targhib Wat-Tarhib 5:153)

Tarmidzi memberitakan dari Ibnu Abbas


ra. katanya: Rasulullah SAW sering tidur
malam demi malam sedang keluarganya
berbalik-balik di atas tempat tidur karena
kelaparan, karena tidak makan malam.
Dan makanan mereka biasanya dari roti
syair yang kasar. Bukhari pula
meriwayatkan dari Abu Hurairah ra.
katanya: Pernah Rasulullah SAW
mendatangi suatu kaum yang sedang
makan daging bakar, mereka mengajak
beliau makan sama, tetapi beliau menolak
dan tidak makan. Dan Abu Hurairah ra.
berkata: Rasulullah SAW meninggal dunia,
dan beliau belum pernah kenyang dari roti
syair yang kasar keras itu. (At-Targhib
Wat-Tarhib 5:148 dan 151)

Pernah Fathimah binti Rasulullah SAW


datang kepada Nabi SAW membawa
sepotong roti syair yang kasar untuk
dimakannya. Maka ujar beliau kepada
Fathimah ra: Inilah makanan pertama yang
dimakan ayahmu sejak tiga hari yang lalu!
Dalam periwayatan Thabarani ada
tambahan ini, yaitu: Maka Rasulullah SAW
pun bertanya kepada Fathimah: Apa itu
yang engkau bawa, wahai Fathimah?!
Fathimah menjawab: Aku membakar roti
tadi, dan rasanya tidak termakan roti itu,
sehingga aku bawakan untukmu satu
potong darinya agar engkau memakannya
dulu! (Majma’uz Zawa’id 10:312)

Ibnu Majah dan Baihaqi meriwayatkan


pula dari Abu Hurairah ra. katanya: Sekali
peristiwa ada orang yang membawa
makanan panas kepada Rasulullah SAW
maka beliau pun memakannya. Selesai
makan, beliau mengucapkan:
Alhamdulillah! Inilah makanan panas yang
pertama memasuki perutku sejak
beberapa hari yang lalu. (At-Targhib Wat-
Tarhib 5:149)

Bukhari meriwayatkan dari Sahel bin Sa’ad


ra. dia berkata: Tidak pernah Rasulullah
SAW melihat roti yang halus dari sejak
beliau dibangkitkan menjadi Utusan Allah
hingga beliau meninggal dunia. Ada orang
bertanya: Apakah tidak ada pada zaman
Nabi SAW ayak yang dapat mengayak
tepung? Jawabnya: Rasulullah SAW tidak
pernah melihat ayak tepung dari sejak
beliau diutus menjadi Rasul sehingga
beliau wafat. Tanya orang itu lagi: Jadi,
bagaimana kamu memakan roti syair yang
tidak diayak terlebih dahulu? Jawabnya:
Mula-mula kami menumbuk gandum itu,
kemudian kami meniupnya sehingga
keluar kulit-kulitnya, dan yang mana
tinggal itulah yang kami campurkan
dengan air, lalu kami mengulinya. (At-
Targhib Wat-Tarhib 5:153)

Tarmidzi memberitakan daiipada Abu


Talhah ra. katanya: Sekali peristiwa kami
datang mengadukan kelaparan kepada
Rasulullah SAW lalu kami mengangkat
kain kami, di mana padanya terikat batu
demi batu pada perut kami. Maka
Rasulullah SAW pun mengangkat kainnya,
lalu kami lihat pada perutnya terikat dua
batu demi dua batu. (At-Targhib Wat-
Tarhib 5:156)

Ibnu Abid Dunia memberitakan dari Ibnu


Bujair ra. dan dia ini dari para sahabat
Nabi SAW Ibnu Bujair berkata: Pernah
Nabi SAW merasa terlalu lapar pada suatu
hari, lalu beliau mengambil batu dan
diikatkannya pada perutnya. Kemudian
beliau bersabda: Betapa banyak orang
yang memilih makanan yang halus-halus
di dunia ini kelak dia akan menjadi lapar
dan telanjang di hari kiamat! Dan betapa
banyak lagi orang yang memuliakan
dirinya di sini, kelak dia akan dihinakan di
akhirat. Dan betapa banyak orang yang
menghinakan dirinya di sini, kelak dia akan
dimuliakan di akhirat.’

Bukhari dan Ibnu Abid Dunia


meriwayatkan dari Aisyah ra. dia berkata:
Bala yang pertama-tama sekali berlaku
kepada ummat ini sesudah kepergian Nabi
SAW ialah kekenyangan perut! Sebab
apabila sesuatu kaum kenyang perutnya,
gemuk badannya, lalu akan lemahlah
hatinya dan akan merajalelalah
syahwatnya!
(At-Targhib Wat-Tarhib 3:420).

http://azharjaafar.blogspot.com/2008/08/
keadaan-lapar-rasulullah-saw.html

Anda mungkin juga menyukai