Anda di halaman 1dari 2

Kematian bayi didefinisikan sebagai jumlah meninggalnya bayi yang berusia di bawah 1 tahun per

1.000 kelahiran yang terjadi dalam kurun satu tahun. Angka ini kerap digunakan sebagai acuan untuk
menilai baik-buruknya kondisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan di suatu negara. Secara nasional
Angka Kematian Bayi (AKB) telah menurun dari 24 kematian per 1.000 Kelahiran Hidup (SDKI, 2017)
menjadi 16,85 kematian per 1.000 Kelahiran Hidup (Sensus Penduduk, 2020). Hasil tersebut
menunjukkan penurunan yang signifikan, bahkan melampaui target di tahun 2022 yaitu 18,6%
kematian per 1.000 Kelahiran Hidup. Hal tersebut harus tetap dipertahankan guna mendukung target
di Tahun 2024 yaitu 16 kematian per 1.000 Kelahiran Hidup dan 12 kematian per 1.000 Kelahiran
Hidup di Tahun 2030. Komplikasi terbanyak pada neonatus adalah asfiksia, ikterus, hipotermia,
tetanus, infeksi, trauma lahir, berat badan lahir rendah, sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan
kongenital (SDKI, 2017).

Bayi dalam keadaan normal kulitnya berwarna kemerahan dan biasanya diselimuti oleh rambut
lanugo (Sarwono, 2009). Pada keadaan ikterus, kulit bayi berwarna kuning. Kuning pada bayi baru
lahir terkadang 1 sulit untuk mendeteksi dan menilai secara benar. Secara umum penilaian kuning
bisa dilihat pada warna putih mata dan kulit yang berwarna kuning kekuningan. Pada kebanyakan
kasus ikterus neonatorum, kadar bilirubin tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan.
Sebagian besar tidak memiliki penyebab dasar atau disebut ikterus fisiologis yang akan menghilang
pada akhir minggu pertama kehidupan pada bayi cukup bulan (Bobak, 2005).

Peningkatan kadar bilirubin darah disebabkan karena bilirubin yang tidak terkonjugasi yang
dikarenakan hati pada neonatus tidak mampu membersihkan bilirubin dalam darah dengan cepat.
Kurangnya asupan kalori dan cairan, penurunan berat badan atau tertundanya buang air besar
menyebabkan resiko bayi mengalami kuning. Salah satu jenis penyakit kuning adalah ikterik fisiologis,
dimana penyakit ini dikategorikan tidak berbahaya, namun jika kadar bilirubin sangat berlebih bisa
mengarah ke patologis maka harus segera ditangani dengan cepat. Penanganan yang dilakukan
diantaranya fototerapi, transfusi tukar dan pijat bayi untuk mencegah terjadinya encephalopathy
atau kernicterus (Seyyedrassooli et al, 2015).

Menurut Anik (2009), faktor penyebab terjadinya (point time approach) jaundice atau kuning pada
bayi disebabkan oleh beberapa faktor meliputi : produksi bilirubin yang berlebihan, gangguan dalam
proses uptake dan konjugasi hepar, gangguan transportasi dalam metabolisme, gangguan dalam
ekskresi bilirubin dan kurangnya sentuhan atau pijatan yang menyebabkan bayi malas menyusu
sehingga pemberian minum tidak adekuat.

Pijat bayi memiliki banyak manfaat diantaranya adalah meningkatkan berat badan, meningkatkan
intake kalori, meningkatkan aktivitas vagal, meningkatkan motilitas lambung, meningkatkan sistem
imun, tidur, menurunkan kadar bilirubin dan memperpendek rawat inap di rumah sakit (Niem, 2017).

Terapi pijat pada area dada dan perut akan merangsang nervus vagus, saraf ini akan meningkatkan
kerja dari otot-otot sfingter dan mengoptimalkan kerja dari kelenjar di dalam traktur intestinalis,
hepar dan pancreas. Selain itu, nervus vagus juga dapat meningkatkan produksi enzim pencernaan
sehingga penyerapan makanan maksimal. Fungsi lainnya juga dapat memperlancar peredaran darah
dan meningkatkan metabolisme sel. Hal tersebut akan mengurangi terjadinya peningkatan kadar
bilirubin pada neonatus, sehingga peredaran enterohepatik bilirubin berkurang (Roesli, 2013).

Saya, wardianti putri utami, bidan dari puskesmas karang taliwang menerapkan inovasi yang telah
disepakati oleh teman-teman sejawat di puskesmas karang taliwang untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Melalui inovasi yang kami sebut POPAY atau Promosi Pijat Bayi menggunakan teknik
demonstrasi langsung dan tidak langsung dengan barcode linked to youtube.

Promosi pijat bayi ini sudah diterapkan di puskesmas karang taliwang untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan ibu agar dapat menerapkannya di rumah. Dengan adanya inovasi ini
diharapkan memperlancar metabolisme pada bayi yang akan mengurangi peningkatan kadar
bilirubin, sehingga kasus ikterus pada bayi menjadi berkurang.

Anda mungkin juga menyukai