Anda di halaman 1dari 18

Volume 26 Nomor 2, Juli 2021: 233-250 E-ISSN: 2579-6518

DOI:10.20885/psikologika.vol26.iss2.art1 P-ISSN: 1410-1289

Pendekatan Kognitif dalam Teori Kesehatan Mental Al-Balkhi: Psikologi Positif


di Abad Keemasan Islam

Naufil Istikhari
Program Magister Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Abstrak. Penelitian ini berupaya menunjukkan pemikiran ilmuwan besar Muslim abad ke-9
dan kontribusi teoretisnya dalam memadukan secara seimbang antara ranah gangguan mental
dan kesehatan mental yang cenderung dikaji secara terpisah dalam psikologi Barat. Dalam
risalahnya yang fenomenal, Mashâlih al-Abdân wa al-Anfus, Al-Balkhi mencoba menjembatani
distingsi ‘positif’ dan ‘negatif ’ dalam pendekatan klinis secara umum. Penelitian ini juga
mengungkap metode terapi kognitif sebagai temuan orisinal Al-Balkhi di dunia Islam, suatu
pendekatan yang dilakukan jauh sebelum psikologi modern lahir. Al-Balkhi juga menekankan
posisi teoretisnya dalam kesehatan mental dengan pendekatan positif yang merupakan pionir
dari psikologi Barat.
Kata kunci: Al-Balkhi, kesehatan mental, psikologi kognitif, psikologi positif

Cognitive Approach in Al-Balkhi Mental Health Theory: Positive Psychology in


the Islamic Golden Age

Abstract. This research is to present a ninth-century Muslim polymath, Abu Zayd Al-Balkhi,
and his theoretical contribution on the formation of the epistemological equilibrium between
mental disorder and mental health which tends to be separated in the history of Western
psychology. In his phenomenal treatise, The Sustenance of Body and Soul, Al-Balkhi made a
bridge between ‘positive’ and ‘negative’ psychology in the common clinical approaches. This
study also reveals the cognitive therapy approach as Al-Balkhi’s authentic finding in the Islamic
world, an approach well known long before modern psychology developed. Particular attention
is paid to Al-Balkhi’s emphasizes in positioning his theory of mental health, especially in a
positive approach, in such as a pioneer of the Western psychological one.
Keywords: Al-Balkhi, cognitive psychology, mental health, positive psychology

Korespondensi: Naufil Istikhari. Email: naufilist@mail.ugm.ac.id

233
Naufil Istikhari

Sejarah perkembangan psikologi, yang dan ini sebenarnya yang paling penting—
secara paradigmatis hampir semuanya klinis, melakukan pencegahan dengan
memiliki kecenderungan tradisional untuk mengoptimalkan individu yang sehat (Carr,
selalu memfokuskan kajiannya pada kelemahan 2004; Seligman, 2002).
dan kekurangan psikologis individu (focused on Menurut Seligman, psikologi telah
psychological deficits and disability) (Carr, mengabaikan dua misi terakhir dari tiga yang
2004). Fokus ini selaras dengan arti kata clinic dicanangkan sebelum Perang Dunia II, yaitu
yang di derivasi dari kata Yunani klinike, yang penyembuhan penyakit mental (curing
berarti “praktik medis di ranjang pasien yang mental illness); membantu manusia lebih
sakit” (Maddux, 2002). produktif dan hidup bermakna (helping all
Tidak ada yang menyadari “bahaya people to lead more productive and fulfilling
dominasi” klinis ini sampai Martin Seligman lives); serta identifikasi dan pengembangan
terpilih menjadi ketua American Psychological bakat tinggi (identifying and nurturing high
Association (APA) pada 1998. Berawal dari talent). Dua yang tera khir ini secara
momen epifani yang muncul ketika menemani prinsipal lebih c enderung tertarik
anaknya bermain, Seligman tiba-tiba melakukan asesmen terhadap individu-
menyadari satu hal: psikologi lebih banyak individu yang seha t serta bagaimana
memberi perhatian pada gangguan mental menjaga agar individu-individu tersebut
daripada potensi-potensi positif di dalam diri tetap s ehat dan produktif; inilah yang
manusia (Seligman, 2002). kemudian disebut psikologi positif (Alex
Seligman mulai mengalihkan fokus kajian Linley et al., 2006; Seligman, 2002).
psikologisnya dari yang semula hanya berkutat Pilar paling fundamental yang
pada gangguan mental, penyimpangan seksual, menyangga psikologi positif adalah pikiran-
trauma masa kanak-kanak, dan hal-hal negatif pikiran yang positif (Hope, 2011). Pikiran
lainnya menjadi lebih dekat ke aspek-aspek positif dalam kajian psikologi masuk pada ranah
positif dalam diri manusia. Menurut Seligman, psikologi kognitif yang dalam terapannya
psikologi bukan hanya studi tentang penyakit, mendemonstrasikan praktik terapi kognitif
kelemahan, dan keburukan individu, melainkan (cognitive therapy). Terapi kognitif, menurut
juga tentang kekuatan dan kebaikannya. Hal-hal Yaacob (2013) adalah tipe psikoterapi yang
positif dalam diri manusia seperti cinta, insight, bertujuan membantu pasien atau klien untuk
optimisme, berpikir positif, dan sebagainya mengatasi kesulitan-kesulitan psikologis
sangat penting untuk menjadi kajian psikologi dengan cara mengubah dan memodifikasi
agar ilmu ini tidak sekadar berurusan dengan disfungsi pikiran, perilaku, dan respons
penyembuhan individu yang sakit, tetapi juga— emosional.

234 PSIKOLOGIKA Volume 26 Nomor 2 Juli 2021


Pendekatan Kognitif dalam Teori Kesehatan Mental Al-Balkhi: Psikologi Positif di Abad Keemasan Islam

Psikologi kognitif sebenarnya yang kemudian disusul psikologi positif


berkembang dan tumbuh dari tradisi setelahnya. Mekipun secara teoretis
Behavioristik di satu sisi dan Gelstat di sisi lain. berkembang secara terpisah, antara terapi
Itu artinya, psikologi kognitif baru menjadi kognitif dan psikologi positif memiliki akar dan
disiplin ilmu dalam pengertian modern pada landasan yang sama, yaitu meningkatkan
awal abad ke-20, sebelum Perang Dunia I. kualitas hidup dengan mengeliminasi pikiran-
Namun, baru pada 1960-an, terapi kognitif pikiran negatif (Hope, 2011). Kesamaan
dipakai secara luas hampir di seluruh dunia landasan tersebut, sebagaimana diungkap
(Asch, 2002). Sejak 2000-an, psikologi kognitif artikel ini, telah eksplisit di dalam karya Al-
lalu diadopsi ke dalam model-model pendekatan Balkhi.
psikologi positif (Alex Linley et al., 2006). Penelitian Haque (2004) tidak ragu
Tren psikologi yang berkembang di Barat menyebut Al-Balkhi sebagai psikolog kognitif
sedikit banyak memberi pengaruh terhadap pertama, bahkan dalam pengertiannya yang
perkembangan psikologi di dunia muslim, modern (Badri, 2013), sebab Al-Balkhi pada
meskipun belakangan telah muncul kesadaran waktu itu telah mampu membedakan secara
untuk melakukan “islamisasi psikologi” tegas antara neurosis dan psikosis serta
(Kertanegara, 2014; York Al-Karam, 2018). memiliki konsep teoretis tentang bagaimana
Akibat pengaruh tersebut, banyak di antara terapi kognitif dapat digunakan untuk
psikolog muslim sendiri yang tidak familier menyembuhkan gangguan psikologis tersebut.
dengan kekayaan khazanah psikologi yang Kendati Al-Balkhi menyebut dan
berkembang di dunia Islam jauh sebelum mengklasifikasi jenis gangguan psikologis
psikologi modern lahir (Haque, 2004). Padahal, tertentu, ia tidak memiliki pretensi kuat
banyak sekali konsep psikologi yang dapat terhadap pendekatan klinis. Hasil penelitian
dikembangkan dan digali dari khazanah Rania Awaad dan Sara Ali yang berjudul
literatur klasik Islam, termasuk konsep “Obsessional Disorders in Al-Balkhi’s 9th
psikologi positif yang banyak dijumpai di dalam Century Treatise: Sustenance of the Body and
ajaran tasawuf (Kertanegara, 2014). Soul” (Awaad & Ali, 2015) dan “A Modern
Salah satu khazanah yang telat diketahui Conceptualization of Phobia in Al-Balkhi’s 9th
adalah teori kognitif yang dikembangkan oleh Century Treatise: Sustenance of the Body and
Abu Zayd Al-Balkhi pada abad ke-9. Disebut Soul” (Awaad & Ali, 2016) seolah-olah memang
telat karena karya monumentalnya baru menunjukkan pendekatan Al-Balkhi murni
ditemukan dan dikodifikasikan pada awal klinis, tetapi sebenarnya tidaklah demikian.
1990-an oleh filolog Jerman, Fuat Sezgin, saat Rania Awaad dan Sara Ali sekadar mengambil
psikologi kognitif di Barat sudah berkembang, salah satu fokus kajian dan kemudian berupaya

PSIKOLOGIKA Volume 26 Nomor 2 Juli 2021 235


Naufil Istikhari

menegaskan bahwa klasifikasi Al-Balkhi Metode


terhadap obsesif kompulsif dan fobia sangat Metode penelitian yang digunakan di sini
mirip dengan yang ada di dalam DSM-V. Di dalam adalah jenis kualitatif berbasis telaah pustaka
Mashâlih al-Abdân wa al-Anfus, Al-Balkhi (library research) dengan mengacu pada
sebenarnya jauh lebih banyak membicarakan sumber primer berbahasa Arab karya Abu
tentang kesehatan mental daripada gangguan Zayd Sahl Al-Balkhi, Mashâlih al-Abdân wa al-
mental. Anfus. Sedangkan pisau analisis yang
Dua penelitian Rania Awaad dan Sara Ali digunakan adalah fenomenologi hermeneutis
di atas, sejauh telusur peneliti, merupakan (hermeneutic phenomenology). Fenomenologi
(mungkin) satu-satunya penelitian paling awal hermeneutis berakar pada konsepsi ontologis
berbahasa Inggris yang secara khusus Martin Heidegger yang berbeda dari
membicarakan kerangka teoretis Al-Balkhi fenomenologi transendental Edmund Husserl
dalam perspektif klinis. Ini tentu akan (Kafle, 2013). Cohen mengartikan
melahirkan miskonsepsi terhadap pendekatan fenomenologi hermeneutis sebagai metode
keseluruhan Al-Balkhi di dalam risalahnya jika untuk memahami teks atau memahami dunia
tidak memeriksa langsung sumber aslinya. fenomenologis seseorang melalui teks yang
Penelitian Musfihin (2019), meskipun cukup ditinggalkannya. Pendekatan ini bertujuan
berimbang, lebih layak disebut resensi terhadap untuk menciptakan pemahaman mendalam
buku Al-Balkhi daripada kajian sistematis terhadap fenomena (dalam hal ini makna
terhadap aspek tertentu yang menjadi ciri khas kesehatan mental pada abad ke-9) dengan
jurnal pemikiran. menitikberatkan pada pengungkapan/
Penelitian ini berupaya “meluruskan” penyingkapan daripada akurasi (Hein &
serta “menunjukkan” secara imbang dan presisi Austin, 2001; Kafle, 2013). Mengutip van
pendekatan kognitif Al-Balkhi terhadap Mannen, Hein dan Austin mengemukakan,
kesehatan mental—yang cenderung dalam fenomenologi hermeneutis, peneliti
berorientasi positif daripada klinis—melalui harus mampu “membawa suatu pengertian
penyandingan dan pembandingan langsung baru terhadap apa yang individu ungkapkan
dengan tema-tema pokok teori kognitif modern. di dan lewat kata-kata”, termasuk di dalamnya
Tidak hanya itu, penelitian ini juga akan adalah merefleksikan tema-tema esensial;
menunjukkan secara gamblang bagaimana mendeskripsikan fenomena melalui teks; dan
pendekatan kognitif Al-Balkhi sangat relevan menyeimbangkan konteks penelitian yang
untuk dikatakan sebagai prototipe paling awal terdiri dari bagian-bagian dan keseluruhan
psikologi positif dari dunia Islam. (Hein & Austin, 2001).

236 PSIKOLOGIKA Volume 26 Nomor 2 Juli 2021


Pendekatan Kognitif dalam Teori Kesehatan Mental Al-Balkhi: Psikologi Positif di Abad Keemasan Islam

Dalam artikel ini, peneliti akan merujuk secara faktual bahwa pada masa itu konsep
dan menampilkan kutipan teks asli dalam karya “gangguan jiwa” dan “kesehatan mental” bukan
Al-Balkhi yang relevan dengan fokus penelitian, lagi sekadar spekulasi filosofis seperti yang
kemudian memberikan interpretasi semantik berkembang di Yunani (Haque, 2004),
terhadap teks tersebut sambil menghadirkan melainkan telah menjadi konsep praksis yang
konteks diskursus yang berkembang di dalam berdasar pada postulat teoretis yang teruji
psikologi modern. (Kertanegara, 2014). Namun, teori dan praktik
terapi yang berasal dari masa-masa itu tidak
Hasil
banyak dikenal di dunia Barat (dan juga di dunia
Kesehatan mental di era keemasan Islam Muslim) hingga sekarang karena di samping
Sejumlah sejarawan umumnya minimnya terjemahan teks klasik ke dalam
menyebut abad ke-9 sampai ke-11 sebagai era bahasa Inggris juga disebabkan banyaknya
keemasan Islam. Hal ini ditandai dengan teks-teks penting tersebut yang hilang dan tidak
keberadaan Baitul Hikmah sebagai pusat ditemukan salinannya sampai sekarang (Nasr,
penelitian, penerjemahan, dan sekaligus 1970).
sebagai perpustakaan terbesar yang pernah Perhatian terhadap kesehatan mental
dimiliki Islam. Di bawah kepemimpinan Harun sudah tercurah sejak pemerintahan Khalifah Al-
Al-Rasyid dan Al-Ma’mun, Baghdad menjadi Manshur (712-775) dan terus berlanjut hingga
pusat pendidikan terbaik di dunia yang menarik kemunduran Dinasti Abbasiyah pada abad ke-
sarjana-sarjana dari Eropa berdatangan ke sana 13. Banyaknya penerjemahan karya-karya
dan belajar ilmu pengetahuan yang berasal dari asing ke dalam bahasa Arab turut memberi
Yunani, India, Suriah, dan Persia. Sarjana- pengaruh besar terhadap teori kesehatan
sarjana lulusan Baghdad ini kemudian mental yang berkembang di dunia Islam.
menerjemahkan karya-karya Yunani Namun, pada masa-masa ini, sudah terbangun
berbahasa Arab ke dalam bahasa Latin (Haque, konsep univokal tentang kesehatan mental yang
2004; Nasr, 1970). tidak bisa dipisahkan begitu saja dengan
Pada masa itu, kekhalifahan Abbasiyah kesehatan jasmani. Seorang dokter terkenal
sudah memiliki rumah sakit umum. Rumah bernama Yuhana ibn Masawaih yang banyak
sakit pertama di dunia yang menyediakan menulis buku panduan praktis tentang
bangsal khusus pasien sakit jiwa dibangun pada kesehatan menekankan secara gamblang
705 di Baghdad, menyusul Maroko beberapa bahwa kesehatan jasmani hanya mungkin
tahun kemudian, dan di Kairo pada 800 dicapai apabila unsur-unsur ruhani (psikologis)
(Mohamed, 2012). Keberadaan rumah sakit juga sehat (mizâj al-jism tâbi’ li akhlâq al-nafs).
jiwa di era keemasan Islam mengindikasikan Karena itu, tulis Yuhana ibn Masawaih, seorang

PSIKOLOGIKA Volume 26 Nomor 2 Juli 2021 237


Naufil Istikhari

dokter harus mampu menegakkan diagnosis ahwâl al-badani wa al-nafsi, li yahfidza al-
tidak saja secara fisik, tetapi juga secara shihhata hâshilatan, wa yastaraddahâ
psikologis (Mishry, 2005). zâilatan.” Jadi, asesmen dan diagnosis kesehatan
Paruh kedua abad ke-8 ditandai dengan pada waktu itu meliputi tubuh dan psikis
adaptasi secara literer terhadap konsep-konsep sekaligus.
kedokteran Yunani maupun Mesir (Alexandria). Secara skematis, periode perkembangan
Teori Galen tentang empat tipe kepribadian— kedokteran (ingat, pada masa itu ilmu jiwa dan
yang sejatinya berasal dari Hippokrates— kesehatan mental masih satu rumpun dengan
menjadi familier di periode ini. Al-Balkhi hidup kedokteran) pada Dinasti Abbasiyah diawali
pada periode berikutnya yang sudah mencapai dengan pembangunan rumah-rumah sakit di
kematangan (‘ash al-nadhûj). Periode ini beberapa wilayah dan penerjemahan karya-
ditandai dengan empat hal, yaitu (a) karya kedokteran Yunani, Alexandria, dan Persia
berkembangnya paradigma demonstratif dan ke dalam bahasa Arab; periode berikutnya
teoretis di samping empiris dan praksis; (b) merupakan awal kelahiran ilmuwan-ilmuwan
munculnya kajian dan karya yang sistematis yang kritis terhadap teori yang berasal dari
dalam bidang kedokteran; (c) klasifikasi yang Yunani dan sampai pada tahap melakukan
sistematis terhadap teks-teks Yunani; dan (d) beberapa modifikasi terhadapnya; dan periode
munculnya kritik dan modifikasi terhadap terakhir ditandai populernya metode
model-model Yunani (Mishry, 2005). eksperimen (tajrîby) yang dalam beberapa
Pada periode kematangan ini, kajian aspek cukup independen dari bayang-bayang
tentang ilmu jiwa masih menjadi satu disiplin Yunani (Kertanegara, 2014; Nasr, 1970).
dengan kedokteran, dan masih akan berlanjut Periodisasi ini tidak mengacu pada kronologi
hingga beberapa abad setelahnya. Dokter yang waktu secara linear, tetapi lebih kepada tahap
bekerja di rumah-rumah sakit Baghdad lebih pencapaian intelektual, karena perkembangan
tepat disebut psikiater daripada dokter ataupun di daerah-daerah yang lebih jauh dari pusat
ahli jiwa (psikolog) saja (Mishry, 2005; Nasr, kekuasaan Islam (Baghdad) tidak secepat yang
1970). Hal ini dapat dilihat dari definisi terjadi di pusat. Al-Balkhi sendiri tumbuh pada
kedokteran yang masyhur kala itu. Kedokteran periode kedua, dan berhasil memulai periode
didefinisikan sebagai “’ilmun yata’arrafu minhu ketiga lewat karyanya.

Gambar 1
Periodisasi Kedokteran Islam

238 PSIKOLOGIKA Volume 26 Nomor 2 Juli 2021


Pendekatan Kognitif dalam Teori Kesehatan Mental Al-Balkhi: Psikologi Positif di Abad Keemasan Islam

Uraian di atas sedikit dapat membuka pembahasannya dengan membuat


menggambarkan bagaimana perkembangan satu rumusan hipotetis bahwa oleh karena
konsep dan posisi kesehatan mental di era manusia terdiri dari tubuh dan jiwa, maka
keemasan Islam, khususnya dalam kurun ketika keduanya dapat sehat atau sakit dan kuat
Al-Balkhi (849-943) hidup. Al-Balkhi hidup di atau lemah. Sebagaimana tubuh yang dapat
masa ketika otonomi daerah menguat dan terserang penyakit sehingga mengalami
beberapa kerajaan kecil di bawah kekuasaan penurunan kualitas kesehatan, begitupun
kekhalifahan Abbasiyah bermunculan. dengan jiwa. Namun, berbeda dari kesehatan
Khurasan, daerah Al-Balkhi lahir, berdiri Dinasti badan yang lebih m endapat perhat ian
Samaniyah yang rajanya dikenal mencintai banyak orang, perhatian terhadap kesehatan
ilmu-ilmu pengetahuan dan rakyatnya bebas mental cukup minim. Ini, tulis Al-Balkhi,
belajar ilmu apa saja yang mereka minati. Al- disebabkan oleh kondisi psikologis
Balkhi tumbuh besar dalam kondisi sosial- seseorang yang dalam kadar tertentu dapat
politik semacam ini, sehingga ia menguasai menolak terhadap sumber-sumber yang
pelbagai disiplin ilmu pengetahuan yang mendatangkan tekanan dan rasa sakit
meliputi geografi, sejarah, filsafat, fikih, ilmu terhadap jiwa. Al-Balkhi mengistilahkan
tafsir, linguistik, astronomi, fisiologi, dan tentu mekanisme ini sebagai “madfû’ ilâ mâ
saja, kedokteran. Al-Balkhi belajar ilmu-ilmu yata’adzdzâ bihi”.
kedokteran Yunani dari Al-Kindi di Baghdad. S umb er s ega la te kan an a dala h
Sejauh catatan yang ada, Al-Balkhi menulis lebih keinginan dan harapan yang muncul di
dari 64 kitab dengan spesifikasi kajian yang dalam pikiran, sementara keduanya tidak
berbeda-beda, tetapi sayangnya hanya dua buah mesti selalu menjadi kenyataan. Individu
yang tersisa, yaitu Shuwar al-Aqâlîm (tentang yang sehat mengerti bagaimana mengelola
geografi dan astronomi) dan Mashâlih al-Abdân hasrat, keinginan, dan harapan sehingga ia
wa al-Anfus (tentang kesehatan mental). memiliki mekanisme respons emosi yang
Buku Mashâlih al-Abdân wa al-Anfus lebih baik terhadap kondisi buruk yang
terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berisi tidak diinginkan. Secara lebih lugas, Al-
14 bab, sedangkan bagian kedua berisi 8 bab. Balkhi mendefinisikan kesehatan mental
Pokok bahasan dalam penelitian ini mengacu sebagai:
pada bagian kedua yang khusus menjelaskan ‫ وﻻ‬,‫فص حة نفس ه أن تك ون قواه ا س اكنة‬
kesehatan mental (mashâlih al-anfus). ‫يهي ج ب ه ش يئ م ن اﻷع راض النفس انية‬,

Teori kesehatan mental Al-Balkhi ‫ وم ا‬,‫وﻻيغل ب علي ه كالغض ب او الف زع اوالج زع‬

Pada bab pertama bagian kedua ‫ فيك ون‬,‫نح ن ذاك روه منه ا عن د تعدي دنا إياه ا‬

Mashâlih al-Abdân wa al-Anfus, Al-Balkhi ‫س كون النف س منه ا ص حتها وس ﻼمتها‬

PSIKOLOGIKA Volume 26 Nomor 2 Juli 2021 239


Naufil Istikhari

[Sehat secara mental berarti adanya kesehatan fisik dan perilaku (int imately
keseimbangan energi emosi, sehingga ia connected with physical health and behaviour)
tidak terdikte oleh penyakit mental dan (Herrman, 2005).
tidak terkalahkan oleh pengaruh emosi Selain itu, Al-Balkhi cenderung
negatif seperti agresi, panik, depresi dan memahami kesehatan mental secara empiris
apa pun yang dapat mengganggu pikiran. dengan perspektif kognitif (Badri, 2013). Hal
Dengan cara mengatasi dengan baik emosi itu dapat dilihat dari, misalnya, identifikasi Al-
negatif, jiwa akan sehat dan tenang … ] Balkhi terhadap faktor-faktor yang
Deskripsi di atas menjelaskan secara menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan
eksplisit bahwa sehat mental adalah kondisi mental sehingga pada gilirannya individu
keseimbangan energi psikis yang terjaga dengan terpapar sakit mental. Ada dua faktor penting
stabil dan bebas dari hal-hal yang dapat yang disebut Al-Balkhi agar individu mencapai
menginfeksi jiwa sehingga ia tetap dalam keadaan sehat mental, yaitu mampu menjaga
kondisi yang tenang dan stabil (Al-Balkhi, diri dari faktor eksternal (an tushâna al-a’râdh
2005). Meski demikian, Al-Balkhi tidak lantas al-khârijah) yang terserap melalui pancaindra
mengabaikan energi fisik, sebab yang disebut dan faktor internal (an tushâna al-a’râdh al-
terakhir ini merupakan bagian tidak dâkhilah) yang melibatkan proses kognitif. Sisi
terpisahkan dari energi psikis. Hubungan empirisnya adalah bahwa kesehatan mental
resiprokal (isytibâk) di antara keduanya adalah seringkali terhambat justru karena penyerapan
syarat yang memungkinkan tercapainya indra penglihatan dan pendengaran yang salah
kesehatan mental. Konsep keseimbangan penyesuaian (maladjusment). Hampir tidak
(adjustability, balance) adalah kata kunci untuk ada penyebab ketidakseimbangan elemen-
memahani teori kesehatan mental Al-Balkhi elemen mental tanpa melalui persepsi indriawi,
(Deuraseh & Talib, 2005; Musfihin, 2019). terutama penglihatan dan pendengaran (Al-
Definisi Al-Balkhi memiliki kemiripan Balkhi, 2005; Thaha, 2011).
dengan definisi WHO yang menyebutkan Untuk mencapai kondisi mental yang
kesehatan mental sebagai … a state of complete sehat, menurut Al-Balkhi, seseorang pertama-
physical, mental and social well-being and not tama harus mengetahui struktur jiwanya sendiri.
merely the absence of disease or infirmity. Struktur di sini berarti kadar kemampuan jiwa
Kesehatan mental dalam pengertian modern di dalam meresepsi apa pun yang didapat dari
harus memenuhi prinsip keseimbangan antara stimulus indrawi. Setiap manusia memiliki
bagian-bagian kesehatan (integral part of kadar kemampuannya sendiri dalam menerima
health); bukan sekadar tidak sakit (more than dan merespons keadaan yang datang dari luar.
the absence of mental illness); terkait dengan Masalah yang sama memiliki dampak yang

240 PSIKOLOGIKA Volume 26 Nomor 2 Juli 2021


Pendekatan Kognitif dalam Teori Kesehatan Mental Al-Balkhi: Psikologi Positif di Abad Keemasan Islam

berbeda bagi seseorang. Itu terjadi karena hati Terdapat dua konsep utama kesehatan
memiliki potensi untuk lapang atau sempit dan mental Al-Balkhi, yaitu “menjaga kesehatan
kuat atau lemah. Orang yang mengetahui kadar mental” dan “membentuk kesehatan mental”;
kemampuan hati/jiwanya akan selektif di keduanya saling terkait satu sama lain,
dalam menerima dan merespons apa pun yang meskipun konsep pertama bersifat defensif,
datang dari luar. Al-Balkhi kemudian sedangkan konsep kedua bersifat proaktif.
menegaskan: Dalam posisi defensif, seseorang perlu
‫ف إذا ع رف اﻹنس ان طبيعت ه ومنته ي قوته ا‬ mengelola tekanan yang datangnya dari luar
‫ ب ني عل ي ذل ك‬,‫ومبل غ اس تقﻼلها ب اﻷمور‬
‫ ملك ا ك ان او‬,‫ت دبيره ف ي مطالب ه ومقاص ده‬ dan dari dalam sekaligus. Tekanan yang datang
‫س وقة‬.... dari luar seyogiyanya disaring dan diseleksi
[Apabila manusia mengetahui karakter, sesuai dengan kapasitas emosi. Hal itu dapat
batas kekuatan, dan tingkat resiliensi terwujud apabila pikiran tidak berlebihan
dirinya terhadap pelbagai persoalan, maka dalam menilai. Pikiran memiliki kemampuan
mereka akan dapat mengatur dan untuk berimajinasi dan melakukan
menempatkan respons emosi secara lebih pengandaian-pengandaian. Dan ini bersifat
baik …] internal. Dengan cara mengendalikan pikiran
Dengan kata lain, Al-Balkhi memandang dan kemampuan imajinatif inilah tekanan yang
bahwa apabila seseorang sudah mengetahui datang dari dalam dapat dikelola dengan baik.
watak dan batas kemampuannya di dalam setiap Untuk membentuk mental yang sehat, individu
usaha meraih dan menerima setiap persoalan, perlu proaktif mencari pengetahuan yang
maka selayaknya bagi mereka menciptakan lengkap dan berimbang dari luar. Dengan cara
regulasi dan efikasi diri agar mereka dapat ini, ia tidak akan mudah reaksioner dan
mengontrol dengan baik apa yang hendak emosional terhadap isu-isu yang datang dari
dicapainya itu lengkap dengan kesiapan mental luar. Dan di saat yang sama, seseorang juga
untuk menerima kemungkinan terburuk yang perlu merefleksikan pengetahuan tentang
bakal terjadi. Artinya, kesehatan mental menurut batas-batas emosional dirinya dengan
Al-Balkhi dapat dicapai apabila individu telah pengetahuan yang datang dari luar, sehingga ia
mampu mengenal dan mengetahui batas akan dapat mengembangkan masukan dari luar
kemampuan dirinya sehingga ia mampu menjadi perbaikan internal terhadap sifat-sifat
melakukan regulasi dan kontrol atasnya. kedirian.

PSIKOLOGIKA Volume 26 Nomor 2 Juli 2021 241


Naufil Istikhari

Gambar 2
Skema Kesehatan Mental Al-Balkhi

Di sini terlihat jelas bahwa Al-Balkhi Pendekatan kognitif Al-Balkhi


mengorelasikan secara positif antara kontrol- Al-Balkhi menyebut empat gangguan
diri dan kesehatan mental. Hubungan ini hanya emosional yang sering menyebabkan
dapat terwujud apabila didukung oleh ketidakseimbangan antara fungsi tubuh dan
pengetahuan yang baik tentang emosi diri jiwa, yaitu agresi-marah (al-ghadab), takut/
sendiri dan juga mengetahui dengan baik fobia-panik (al-khauf wa al-faza’), sedih-
kondisi-kondisi di luar diri yang melingkungi. depresi (al-hazn wa al-jaza’), dan obsesif-
Menariknya, korelasi positif ini tetap terbukti kompulsif (al-wasâwis al-shadr). Klasifikasi
kebenarannya hingga sekarang. Penelitian tersebut didasarkan atas data-data sosiohistoris
Boals et al (2011), misalnya, menyebutkan yang menggejala pada waktu itu. Menariknya,
bahwa memang ada korelasi positif antara seperti yang telah diurai sedikit pada subbab
kontrol-diri dan kesehatan mental dengan sebelumnya, Al-Balkhi selalu mendiagnosis
gaya coping sebagai variabel antara. Semakin setiap simtom gangguan fisik atau psikis dengan
individu memiliki kontrol-diri tinggi semakin mengasosiasikannya pada dua faktor yang
baik pula strategi coping-nya. Strategi coping sama-sama penting, yaitu stimulus dari luar dan
yang baik menjadi faktor penting yang persepsi dari dalam. Subbab ini akan
memengaruhi kesehatan mental; dan mempertajam pembahasan faktor yang kedua.
sebaliknya, mental yang sehat dapat Setiap stimulus indrawi, tulis Al-Balkhi,
memengaruhi efektivitas coping. akan masuk dan mengendap di dalam pikiran.

242 PSIKOLOGIKA Volume 26 Nomor 2 Juli 2021


Pendekatan Kognitif dalam Teori Kesehatan Mental Al-Balkhi: Psikologi Positif di Abad Keemasan Islam

Pikiran bertanggung jawab menerima, Dalam risalahnya, Al-Balkhi selalu


mengolah, memproduksi, dan merespons balik mensyaratkan “pengetahuan” sebagai
terhadap stimulus yang datang dari luar. Di prakondisi menuju mental yang sehat. Subbab
sinilah letak pendekatan kognitif Al-Balkhi sebelumnya telah menjelaskan bagaimana
terbukti orisinal (Badri, 2013). Secara eksplisit, seseorang disyaratkan memiliki pengetahuan
Al-Balkhi menulis: terhadap struktur jiwanya sendiri. Syarat
‫وكذلك معالجة النفس مما يعرض لها إما ان يكون‬ lainnya yang belum disebutkan di atas adalah
,‫ وهو فكرة يثيرها اﻹنسان من نفسه‬,‫شيئ من داخل‬ pengetahuan terhadap kondisi lingkungan
....‫فيقمع بها ذلك العارض ويسكن ذلك الهائج‬
(ma’rifah al-insân li ahwâl al-dunyâ) secara
[Demikian juga dengan terapi jiwa yang lengkap. Lingkungan yang dimaksud Al-Balkhi
dapat dilakukan dari dalam diri sendiri, merujuk pada lingkungan fisik (kamar mandi,
yaitu dengan mengelola pikiran yang dapat saluran air, tata ruang, dlsb.) serta lingkungan
memengaruhi emosi, sehingga ia dapat nonfisik (watak masyarakat, kondisi sosial,
menjadikannya positif dan membuang gaya hidup, dlsb.). Pengetahuan terhadap
pikiran negatif …] lingkungan menjadi penting karena dengan
Berangkat dari asumsi teoretis tersebut, bekal pengetahuan tersebut seseorang dapat
lalu Al-Balkhi secara konsisten mengontrol dan memanaj dengan baik hasrat
mengembangkan teori pikiran (kognitif) yang berasal dari tuntutan lingkungan tadi
untuk pengembangan terapinya. Hal itu dapat (Mishry, 2005).
dilihat dari setiap poin rekomendasi terapeutik Di beberapa bab dalam Mashâlih al-Abdân
Al-Balkhi yang selalu diawali dengan frasa “‫أن‬ wa al-Anfus, Al-Balkhi dengan eksplisit menyebut
‫يفك ر فيم ا‬...”. Frasa ini merupakan kata kunci terapinya sebagai “‫ة‬ ‫ة المعرفي‬ ‫( ”المعالج‬terapi
pendekatan kognitif Al-Balkhi di dalam seluruh kognitif). Terapi ini sangat sentral karena dengan
bangunan teoretisnya. Dalam proses terapi, model ini Al-Balkhi dapat berfokus pada upaya
misalnya, Al-Balkhi menawarkan semacam menghilangkan ketidaktahuan terhadap hakikat
“penyangkalan-penyangkalan kognitif” untuk hal-ihwal (izâlatu al-jahl bi haqîqat al-asyyâ’).
mengembalikan stabilitas mental yang Ketidaktahuan terhadap proporsi segala hal-
terkorupsi dan tercemari oleh pikiran. ihwal atau isu yang berkembang menyebabkan
“Penyangkalan kognitif ” yang dimaksud individu mudah tergoda dan terpengaruh oleh
adalah berusaha memikirkan seuatu yang orang lain, sehingga ia kehilangan independensi.
merupakan kebalikan dari perasaannya (Al- Sebaliknya, Al-Balkhi menganjurkan setiap
Balkhi, 2005). Al-Balkhi menyebutnya: al-ilâj orang untuk melihat ke dalam dirinya sendiri
bi al-dhid atau sama dengan reciprocal tanpa cepat terpengaruh oleh keinginan dan
inhibition-nya Joseph Wolpe (Haque, 2004). kemauan orang lain terhadapnya. Individu yang

PSIKOLOGIKA Volume 26 Nomor 2 Juli 2021 243


Naufil Istikhari

independen tidak terbentuk dari ruang kosong. mencapai kesehatan mental. Kerangka teori
Ia mesti memiliki pengetahuan yang utuh kesehatan mental Al-Balkhi yang demikian itu
tentang diri dan lingkungannya. mendapat justifikasi empiris di dalam
Ketidaktahuan menurut Al-Balkhi psikologi kognitif modern. Konsep
bukan semata tidak tahu dalam arti bodoh dan pengetahuan diri Al-Balkhi tidak ada bedanya
tidak memiliki pemikiran sama sekali, tetapi dengan pengetahuan diri (self-knowledge)
malah terkadang memiliki pengetahuan, tetapi dan artikulasi pengetahuan diri (articulation
keliru dan tidak utuh tentang diri dan of self-knowledge) yang menjadi lema dalam
lingkungannya. Dasar dari pengetahuan yang psikologi kognitif modern. Hanya saja lema
dianjurkan Al-Balkhi adalah pengetahuan tersebut, dalam psikologi kognitif modern,
yang benar atau rasional (al-ma’rifah al- menjadi semakin terspesifikasi ke dalam,
manthiqy). Hanya dengan memelihara misalnya, konsekuensi dari fokus diri (self-
pengetahuan yang benar dan logis mengenai focus) yang seterusnya memengaruhi regulasi
diri dan lingkungannya, seseorang mampu diri (self-regulation) (Asch, 2002).

Gambar 3
Skema Pendekatan Kognitif Al-Balkhi

Terapi Al-Balkhi bergantung pada terdistorsi (al-afkâr al-khathîah) sebagai


pemenuhan pikiran yang seimbang (Musfihin, penyebab kewaswasan seseorang (Awaad &
2019). Dalam sejumlah kasus yang ditemui Al- Ali, 2015). Memang tidak mustahil makhluk gaib
Balkhi, misal waswas (obsesif kompulsif), alih- yang bernama setan dapat mengganggu dan
alih menghubung-hubungkannya dengan menggoda manusia seperti yang secara
adanya gangguan atau bisikan dari setan, murid eksplisit disebutkan dalam Al-Quran, tetapi Al-
Al-Kindi yang satu ini lebih tertarik menyebut Balkhi, dengan pendekatan kognitifnya, sama
pikiran yang terkorup atau pikiran yang sekali tidak menghubung-hubungkan dengan

244 PSIKOLOGIKA Volume 26 Nomor 2 Juli 2021


Pendekatan Kognitif dalam Teori Kesehatan Mental Al-Balkhi: Psikologi Positif di Abad Keemasan Islam

doktrin ini. Al-Balkhi konsisten fokus pada [Tips-tips menjaga kesehatan mental telah
pemeriksaan pikiran-pikiran yang tidak sesuai saya uraikan dalam beberapa cara pada
dengan prinsip rasionalitas. Makanya, dalam bab-bab sebelumnya, sedangkan
salah satu sesi tarapinya, Al-Balkhi menyembuhkan penyakit mental
menganjurkan adanya dialog dengan orang- bergantung pada dosis-dosis tertentu yang
orang ahli hikmah (Al-Balkhi, 2005). lebih rumit, … tetapi bukan itu yang

Orientasi positif Al-Balkhi menjadi tujuan utama teori saya]


Pernyataan tersebut jelas sekali
Autentisitas pendekatan kognitif Al-
berorientasi positif dan tidak memiliki pretensi
Balkhi ternyata juga ditopang kukuh oleh
klinis meskipun fokus kajian Awaad & Ali (2015,
orientasi positif yang menjiwai keseluruhan
2016) menunjukkan seolah-olah pendekatan Al-
kerangka teoretisnya. Kata mashâlih dalam
Balkhi adalah murni klinis. Al-Balkhi dengan
judul risalah yang ditemukan Fuat Sezgin itu
terang menyebut bahwa bab demi bab bukunya
menyiratkan orientasi positifnya secara tidak
lebih merupakan petunjuk praktis yang dapat
langsung. Jenis-jenis gangguan mental yang
digunakan sebagai pedoman untuk menjaga,
disebut Al-Balkhi sebagai al-a’râdh al-
mengatur, dan meningkatkan kesehatan mental,
nafsâniyyah hanyalah sebagai bentuk acuan
bukan untuk menyembuhkan gangguan mental
informatif untuk mengetahui makna kesehatan
(i’âd al-shihhah). Bahwa sebagian metodenya
secara keseluruhan. Sehat dalam terminologi Al-
bermanfaat untuk menyembuhkan gangguan
Balkhi merujuk pada sehat jasmani (fisis) dan
mental tertentu, tidak lantas menggugurkan
ruhani (psikis) secara simultan. Mustahil
tujuan utama ditulisnya risalah tersebut. Tujuan
memprioritaskan salah satu dengan
utama Al-Balkhi adalah meningkatkan
mengabaikan yang lainnya. Dengan cara itulah
keseimbangan antara tubuh dan jiwa, sebab
Al-Balkhi mendemonstrasikan pemikirannya
hanya dengan cara demikian manusia mampu
tentang ilmu jiwa manusia (‘ilm al-nafs).
mencapai keadaan sehat. Lantas sudah cukupkah
Bukti bahwa Al-Balkhi memiliki orientasi
dengan sehat semata? Apa sebenarnya yang
positif dalam pendekatan kognitifnya adalah
diinginkan Al-Balkhi dengan pribadi yang sehat?
pernyataannya di dalam bab terakhir bagian
Jawaban dari pertanyaan pertama: tentu tidak
pertama Mashâlih al-Abdân wa al-Anfus:
cukup, sebab kesehatan bukan tujuan final
‫فأم ا حف ظ الص حة فق د أتين ا ف ي اﻷب واب‬
manusia. Jawaban dari pertanyaan kedua
‫ وأم ا‬,‫ال تي تق دمت عل ي جم ل هيئ ة الت دبير في ه‬
mengandaikan adanya ihwal yang lebih tinggi
‫ إع ادة الص حة فإنه ا داخل ة ف ي ص ناعة الم داوة‬...
dari sekadar sehat. Apa itu? Al-Balkhi
‫ولي س ذل ك م ن الغ رض ال ذي قص دناه عل ي ش يئ‬
menyebutnya kebahagiaan duniawi:

PSIKOLOGIKA Volume 26 Nomor 2 Juli 2021 245


Naufil Istikhari

‫ ﻷن كم ال ه ذه‬,‫واس تكمل الس عادة الدنيوي ة‬ kebahagiaan: Authentic Happiness—sebuah


‫الس عادة إنم ا ه ي ف ي ص حة الب دن والنف س‬ tema yang sudah ditulis Al-Farabi seribuan
‫وراحتهم ا‬ tahun yang lalu.
[Dengan langkah-langkah tersebut, maka Menarik dicermati bahwa Al-Balkhi (juga
menjadi sempurna kebahagiaan hidup di dunia, Al-Farabi) mengasosiasikan kebahagiaan
dan itu hanya dapat terpenuhi apabila badan dan sebagai tujuan puncak yang ingin dicapai oleh
jiwa dalam keadaan sehat dan stabil] manusia di dunia (‘ghâyah al-mathlûb fi al-
Di titik ini, Al-Balkhi membeberkan dunya). Dalam Mashâlih al-Abdân wa al-Anfus,
orientasi positif nya dengan menyebutkan Al-Balkhi secara mengejutkan—terutama bagi
kebahagiaan (al-sa’âdah) sebagai tujuan pembela islamisasi psikologi—tidak menulis
puncak manusia di dunia. Orientasi positif untuk satu pun frasa yang merujuk pada kebahagiaan
bahagia merupakan topik sentral pada masa itu. ukhrawi. Al-Balkhi tampaknya menyadari
Hal itu didukung oleh karya-karya ilmuwan bahwa kebahagiaan ukhrawi merupakan
Muslim yang semasa dengan Al-Balkhi dan domain tasawuf yang menjadi otoritas para sufi.
secara khusus menulis tentang kebahagiaan, Sedangkan ilmu yang ditekuni Al-Balkhi, dengan
semisal Abu Nashr Al-Farabi (870-950). metodenya yang empiris, tidak memiliki
Kitabnya yang berjudul Risâlat al-Tanbîh ilâ pretensi untuk mengambil alih otoritas yang
Tahshîl al-Sa’âdah menjadi rujukan penting dimiliki disiplin ilmu lainnya. Mustahil Al-Balkhi
hingga sekarang. Akan tetapi, berbeda dari Al- tidak mengetahui, misalnya, kandungan ayat 56
Balkhi, pendekatan Al-Farabi cenderung surat Az-Dzariyat dalam Al-Qur’an. Namun, Al-
filosofis dan masih kuat pengaruh Aristoteles Balkhi sama sekali tidak menyinggung ayat
dan Neoplatonismenya. Makanya, tidak salah tersebut untuk menjustifikasi landasan
jika Al-Balkhi dengan penuh percaya diri teoretisnya.
mengatakan bahwa tidak ada ahli medis Satu-satunya landasan teologis yang
sebelum dia yang mengaitkan secara sistematis disinggung Al-Balkhi dalam pengantarnya
antara kesehatan badan dan jiwa serta adalah bahwa Allah tidak menurunkan setiap
pengaruhnya terhadap kebahagiaan dengan penyakit kecuali selalu disertai obatnya (likulli
pendekatan kognitif-empiris. Hingga sekarang, dâ’i dawâ’un). Seseorang yang mengalami sakit
kebahagiaan (happiness) merupakan tema harus percaya bahwa ia akan sembuh karena
sentral yang banyak mendapat perhatian Allah. Kendati demikian, bukan kepercayaan
psikolog, terutama di era populernya tren kepada Allah yang menjadi titik tekan,
psikologi positif abad ke-21. Bahkan, pionir melainkan kepercayaan untuk sembuh. Pasien-
psikologi positif modern, Martin Seligman pasien Al-Balkhi bahkan ada yang beragama
menulis buku khusus yang menjelaskan Zoroaster dan tidak mungkin disugesti untuk

246 PSIKOLOGIKA Volume 26 Nomor 2 Juli 2021


Pendekatan Kognitif dalam Teori Kesehatan Mental Al-Balkhi: Psikologi Positif di Abad Keemasan Islam

percaya kepada Allah sebagai Zat yang Maha ‫ائم‬ ‫ن التش‬ ‫لع‬ ‫)التفائ‬. Orang yang sudah sehat
Menyembuhkan. Menghadapi pasien jenis ini, harus tetap menjaga optimisme untuk terus
yang dilakukan Al-Balkhi adalah menyugesti sehat, sementara orang yang terserang penyakit
pikiran si pasien agar darinya tumbuh keyakinan harus menaruh optimisme agar cepat sembuh
kuat untuk sembuh dan sehat. Di titik ini, Malik (Mishry, 2005). Aktivasi pikiran agar selalu
Badri tampak berlebihan ketika menyebut Al- optimistis seperti yang anjuran Al-Balkhi jelas
Balkhi memiliki kontribusi penting dalam merupakan prototipe paling awal dari apa yang
pendekatan yang berorientasi pada psikologi kita sebut psikologi positif (positive
Islam (Badri, 2013), sebab keyakinan bahwa psychology) sekarang ini. Bukan hanya itu, Al-
semua penyakit dapat sembuh hanya dengan Balkhi selalu memberi judul babnya dengan
pertolongan Allah sudah pasti tertanam dalam awalan frasa “‫دبير‬ ‫يت‬ ‫ ”ف‬yang berarti
hati setiap kaum muslim, dengan atau tanpa “meningkatkan”; “mengatur”; “mengelola”; atau
justifikasi psikologi Islam. “mengupayakan”. Al-Balkhi lebih memilih kata
Hal itu selaras dengan kesimpulan tadbîr daripada ‘ilâj karena kata yang disebut
Mahmud Mishry yang menegaskan bahwa pertama bersifat positif, sementara yang yang
fondasi konsep kesehatan mental Al-Balkhi setelahnya bersifat negatif meski tujuannya
terletak pada optimisme yang kuat (‫غلب ة‬ sama-sama positif.

Gambar 4
Skema Orientasi Positif Kesehatan Mental Al-Balkhi

PSIKOLOGIKA Volume 26 Nomor 2 Juli 2021 247


Naufil Istikhari

Kampanye Al-Balkhi untuk hidup sehat, pikiran manusia itu sendiri. Dengan menjaga
selalu berpikir rasional dan positif, serta pikiran tetap konsisten rasional dan sehat,
mengedepankan optimisme telah melampaui manusia akan merasakan kebahagiaan. Asupan
kecenderung umum psikologi modern sejak utama yang dibutuhkan oleh jiwa agar menjadi
Perang Dunia II. Sebab, Al-Balkhi dalam kuat dan sehat adalah pengetahuan yang
risalahnya tidak hanya membicarakan metode seimbang dan pikiran yang positif dengan cara
menyembuhkan sakit mental (i’âdah al- membuang prasangka negatif dan misinformasi
shihhah/curing mental illness), tetapi juga telah yang tidak perlu.
sampai pada tahap membantu manusia lebih Dengan metode empiris yang dipadukan
produktif dan hidup bermakna (helping all dengan terapi spiritual (meski sebatas yakin
people to lead more productive and fulfilling bahwa Allah tidak menurunkan penyakit
lives). Dengan demikian, Al-Balkhi telah kecuali bersama dengan obat penawarnya), Al-
memasukkan kesehatan mental dan gangguan Balkhi—sebagaimana diakui Haque dan
mental secara seimbang dalam satu topik kajian Badri—merupakan pionir terapi kognitif dari
yang dalam psikologi Barat cenderung terpisah abad keemasan Islam yang memiliki banyak
(Seligman, 2002). Meski Al-Balkhi tidak secara kemiripan dengan terapi kognitif modern.
lengkap mengeksplorasi poin terakhir dari tiga Kendati demikian, Al-Balkhi tidak berbicara
tujuan utama psikologi (seperti yang disinggung spiritualitas dan doktrin-doktrin Islam secara
Seligman di atas), setidaknya Al-Balkhi telah khusus di dalam risalahnya, sehingga
berhasil memenuhi dua yang pertama, yaitu pendekatannya tidak dapat dijadikan justifikasi
menyembuhkan yang sakit dan meningkatkan apa pun bagi psikologi Islam—kecuali sebatas
produktivitas yang sehat. Dan pencapaian ini fakta bahwa Al-Balkhi adalah seorang ilmuwan
sungguh sangat maju untuk ukuran abad ke-9. muslim yang, sebagaimana keyakinan seluruh
umat Islam, memegang teguh keimanan bahwa
Simpulan
sumber segala kesembuhan semata berasal dari
Al-Balkhi lewat Mashâlih al-Abdân wa al- Yang Mahakuasa.
Anfus telah memberikan pemikiran yang
Saran
orisinal tentang terapi kognitif yang
berorientasi positif; yaitu dengan menjaga Kendati orisinal, beberapa teori yang
pikiran dari tekanan negatif dengan cara ditulis dalam risalahnya, tidak seluruhnya dapat
menghadirkan pikiran positif (al-‘ilâj bi al- dipuji dan diikuti di zaman sekarang. Teori Al-
dhid). Al-Balkhi juga menegaskan bahwa setiap Balkhi tentang kesehatan badan masih
penyakit memiliki obat; dan obat dari hampir menggunakan paradigma kedokteran Yunani,
seluruh penyakit mental adalah bersumber dari terutama melalui warisan Hippocrates dan

248 PSIKOLOGIKA Volume 26 Nomor 2 Juli 2021


Pendekatan Kognitif dalam Teori Kesehatan Mental Al-Balkhi: Psikologi Positif di Abad Keemasan Islam

Galen, meskipun juga terdapat sentuhan Islam. 16. https://doi.org/10.1080/


17439760500372796
Namun, temuan kedokteran modern telah jauh
Asch, M. (2002). Textbook of Cognitive
lebih maju dan beberapa teori arus utama yang Psychology. IVY Publishing House.
berasal dari Hippocrates maupun Galen terbukti Awaad, R., & Ali, S. (2015). Obsessional disorders
tidak relevan dengan sekarang. Dengan in al-Balkhi2 s 9th century treatise:
Sustenance of the body and soul. Journal
demikian, bagi peneliti selanjutnya, penting of Affective Disorders, 180, 185–189.
untuk melakukan telaah kritis terhadap konsep h t t p s : / / do i . o r g / 1 0 . 1 0 1 6 /
j.jad.2015.03.003
kesehatan badan Al-Balkhi dengan pendekatan
Awaad, R., & Ali, S. (2016). A modern
teori dan praktik kedokteran mutakhir agar apa
conceptualization of phobia in al-Balkhi’s
yang disebut sebagai “keseimbangan badan dan 9th century treatise: Sustenance of the
body and soul. Journal of Anxiety
jiwa” tidak anakronistis dan relavan untuk Disorders, 37, 89–93. https://doi.org/
masa-masa yang akan datang. 10.1016/j.janxdis.2015.11.003
Implikasi teoretis yang muncul dari Badri, M. B. (2013). Abu zayd alBalkhi’s
sustenance of the soul: The cognitive
penelitian ini setidaknya ada dua, (a) teori
behavior therapy of a ninth century
kognitif Al-Balkhi jauh lebih sesuai dengan physician. International Institute of
Islamic Thought. https://doi.org/
sains modern ketimbang teori kesehatan 10.2307/j.ctvh4zfhk
badannya, dan (b) tidak setiap pendekatan
Boals, A., VanDellen, M. R., & Banks, J. B. (2011).
empiris berarti sekuler dan harus diislamkan, The relationship between self-control
and health: The mediating effect of
karena faktanya Al-Balkhi tidak mengutip satu
avoidant coping. Psychology & Health,
ayat atau hadis pun dalam risalahnya. Dan juga 26(8), 1049–1062. https://doi.org/
10.1080/08870446.2010.529139
tidak ada doktrin-doktrin Islam yang
dirujuknya. Pendekatan Al-Balkhi murni Carr, A. (2004). Positive psychology: The science
of happiness and human strengths.
empiris—dan itu bisa lahir dari seorang muslim. Brunner-Routledge.
Dengan demikian, paradigma keilmuan Al- Deuraseh, N., & Talib, M. A. (2005). Mental health
Balkhi dapat dijadikan titik tolak untuk in islamic medical tradition. The
International Medical Journal, 4(2), 76–79.
mendefinisikan ulang apa dan bagaimana—
Haque, A. (2004). Psychology from islamic
urgensi—”psikologi Islam”. perspective: Contributions of early
muslim scholars and challenges to
Referensi contemporary muslim psychologists.
Journal of Religion and Health, 43(4),
Al-Balkhi, A. Z. S. (2005). Mashâlih al-Abdân 357–377. https://doi.org/10.1007/
wa al-Anfus. Ma’had al-Mahthûthât al- s10943-004-4302-z
‘Arabiyyah.
Hein, S. F., & Austin, W. J. (2001). Empirical and
Alex Linley, P., Joseph, S., Harrington, S., & Wood, hermeneutic approaches to
A. M. (2006). Positive psychology: Past, phenomenological research in psychology: A
present, and (possible) future. The comparison. Psychological Methods, 6(1), 3–
Journal of Positive Psychology, 1(1), 3– 17. https://doi.org/10.1037/1082-989X.6.1.3

PSIKOLOGIKA Volume 26 Nomor 2 Juli 2021 249


Naufil Istikhari

Herrman, H. (2005). Promoting mental health: Mohamed, W. M. (2012). Arab and muslim
Concepts, emerging evidence, practice. contribution to modern neuroscience.
WHO. https://doi.org/https://
apps.who.int/iris/handle/10665/42940 Musfihin, M. (2019). Keseimbangan badan dan
jiwa perspektif Abu Zaid Al-Balkhi. Jurnal
Hope, T. (2011). Cognitive therapy and Studia Insania, 7(1), 66. https://doi.org/
posit ive psychology combined: A 10.18592/jsi.v7i1.2632
prom i s i ng a pproa ch to t he
enhancement of happiness. In Julian Nasr, S. H. (1970). Science and civilization in
Savulesc u, e t al. (ed.), Enhac ing Islam. Harvard University Press.
H uman Capacit ies. Bla ckwell Seligman, M. (2002). Positive psychology, positive
Publishing Ltd. prevention, and positive therapy. In Snyder
Kafle, N. P. (2013). Hermeneutic & Lopez (ed.), Handbook of Positive
phenomenological research method Psychology. Oxford University Press.
simplified. Bodhi: An Interdisciplinary Thaha, Z. B. (2011). ‘Ilm al-Nafs fi al-Turâts al-
Journal, 5(1), 181–200. https://doi.org/ ‘Araby al-Islâmy. Syabakah al-‘Ulûm al-
10.3126/bodhi.v5i1.8053 Nafsiyyah al-‘Arabiyyah.
Kertanegara, M. (2014). Essentials of Islamic Yaacob, N. R. N. (2013). Cognitive therapy
epistemology: A philoshopical inquiry approach from Islamic psycho-spiritual
into the foundation of knowledge. UBD conception. Procedia - Social and
Press. Behavioral Sciences, 97, 182–187. https:/
Maddux, J. E. (2002). Stopping the madness: /doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.10.220
Positive psychology and the York Al-Karam, C. (2018). Islamic psychology:
deconstruction of the illness ideology and Towards a 21st century definition and
the DSM. In Snyder & Lopez (ed.), conceptual framework. Journal of Islamic
Handbook of Positive Psychology. Oxford Ethics, 2(1–2), 97–109. https://doi.org/
University Press. 10.1163/24685542-12340020
Mishry, M. (2005). Fî turâtsi hifz al-shihhati. In
Abu Zayd Sahl Al-Balkhi, Mashâlih al- 
Abdân wa al-Anfus. Ma’had al- Received 20 July 2020
Mahthûthât al-‘Arabiyyah. Revised 5 December 2020
Accepted 31 July 2021

250 PSIKOLOGIKA Volume 26 Nomor 2 Juli 2021

Anda mungkin juga menyukai