Naufil Istikhari
Program Magister Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Abstrak. Penelitian ini berupaya menunjukkan pemikiran ilmuwan besar Muslim abad ke-9
dan kontribusi teoretisnya dalam memadukan secara seimbang antara ranah gangguan mental
dan kesehatan mental yang cenderung dikaji secara terpisah dalam psikologi Barat. Dalam
risalahnya yang fenomenal, Mashâlih al-Abdân wa al-Anfus, Al-Balkhi mencoba menjembatani
distingsi ‘positif’ dan ‘negatif ’ dalam pendekatan klinis secara umum. Penelitian ini juga
mengungkap metode terapi kognitif sebagai temuan orisinal Al-Balkhi di dunia Islam, suatu
pendekatan yang dilakukan jauh sebelum psikologi modern lahir. Al-Balkhi juga menekankan
posisi teoretisnya dalam kesehatan mental dengan pendekatan positif yang merupakan pionir
dari psikologi Barat.
Kata kunci: Al-Balkhi, kesehatan mental, psikologi kognitif, psikologi positif
Abstract. This research is to present a ninth-century Muslim polymath, Abu Zayd Al-Balkhi,
and his theoretical contribution on the formation of the epistemological equilibrium between
mental disorder and mental health which tends to be separated in the history of Western
psychology. In his phenomenal treatise, The Sustenance of Body and Soul, Al-Balkhi made a
bridge between ‘positive’ and ‘negative’ psychology in the common clinical approaches. This
study also reveals the cognitive therapy approach as Al-Balkhi’s authentic finding in the Islamic
world, an approach well known long before modern psychology developed. Particular attention
is paid to Al-Balkhi’s emphasizes in positioning his theory of mental health, especially in a
positive approach, in such as a pioneer of the Western psychological one.
Keywords: Al-Balkhi, cognitive psychology, mental health, positive psychology
233
Naufil Istikhari
Sejarah perkembangan psikologi, yang dan ini sebenarnya yang paling penting—
secara paradigmatis hampir semuanya klinis, melakukan pencegahan dengan
memiliki kecenderungan tradisional untuk mengoptimalkan individu yang sehat (Carr,
selalu memfokuskan kajiannya pada kelemahan 2004; Seligman, 2002).
dan kekurangan psikologis individu (focused on Menurut Seligman, psikologi telah
psychological deficits and disability) (Carr, mengabaikan dua misi terakhir dari tiga yang
2004). Fokus ini selaras dengan arti kata clinic dicanangkan sebelum Perang Dunia II, yaitu
yang di derivasi dari kata Yunani klinike, yang penyembuhan penyakit mental (curing
berarti “praktik medis di ranjang pasien yang mental illness); membantu manusia lebih
sakit” (Maddux, 2002). produktif dan hidup bermakna (helping all
Tidak ada yang menyadari “bahaya people to lead more productive and fulfilling
dominasi” klinis ini sampai Martin Seligman lives); serta identifikasi dan pengembangan
terpilih menjadi ketua American Psychological bakat tinggi (identifying and nurturing high
Association (APA) pada 1998. Berawal dari talent). Dua yang tera khir ini secara
momen epifani yang muncul ketika menemani prinsipal lebih c enderung tertarik
anaknya bermain, Seligman tiba-tiba melakukan asesmen terhadap individu-
menyadari satu hal: psikologi lebih banyak individu yang seha t serta bagaimana
memberi perhatian pada gangguan mental menjaga agar individu-individu tersebut
daripada potensi-potensi positif di dalam diri tetap s ehat dan produktif; inilah yang
manusia (Seligman, 2002). kemudian disebut psikologi positif (Alex
Seligman mulai mengalihkan fokus kajian Linley et al., 2006; Seligman, 2002).
psikologisnya dari yang semula hanya berkutat Pilar paling fundamental yang
pada gangguan mental, penyimpangan seksual, menyangga psikologi positif adalah pikiran-
trauma masa kanak-kanak, dan hal-hal negatif pikiran yang positif (Hope, 2011). Pikiran
lainnya menjadi lebih dekat ke aspek-aspek positif dalam kajian psikologi masuk pada ranah
positif dalam diri manusia. Menurut Seligman, psikologi kognitif yang dalam terapannya
psikologi bukan hanya studi tentang penyakit, mendemonstrasikan praktik terapi kognitif
kelemahan, dan keburukan individu, melainkan (cognitive therapy). Terapi kognitif, menurut
juga tentang kekuatan dan kebaikannya. Hal-hal Yaacob (2013) adalah tipe psikoterapi yang
positif dalam diri manusia seperti cinta, insight, bertujuan membantu pasien atau klien untuk
optimisme, berpikir positif, dan sebagainya mengatasi kesulitan-kesulitan psikologis
sangat penting untuk menjadi kajian psikologi dengan cara mengubah dan memodifikasi
agar ilmu ini tidak sekadar berurusan dengan disfungsi pikiran, perilaku, dan respons
penyembuhan individu yang sakit, tetapi juga— emosional.
Dalam artikel ini, peneliti akan merujuk secara faktual bahwa pada masa itu konsep
dan menampilkan kutipan teks asli dalam karya “gangguan jiwa” dan “kesehatan mental” bukan
Al-Balkhi yang relevan dengan fokus penelitian, lagi sekadar spekulasi filosofis seperti yang
kemudian memberikan interpretasi semantik berkembang di Yunani (Haque, 2004),
terhadap teks tersebut sambil menghadirkan melainkan telah menjadi konsep praksis yang
konteks diskursus yang berkembang di dalam berdasar pada postulat teoretis yang teruji
psikologi modern. (Kertanegara, 2014). Namun, teori dan praktik
terapi yang berasal dari masa-masa itu tidak
Hasil
banyak dikenal di dunia Barat (dan juga di dunia
Kesehatan mental di era keemasan Islam Muslim) hingga sekarang karena di samping
Sejumlah sejarawan umumnya minimnya terjemahan teks klasik ke dalam
menyebut abad ke-9 sampai ke-11 sebagai era bahasa Inggris juga disebabkan banyaknya
keemasan Islam. Hal ini ditandai dengan teks-teks penting tersebut yang hilang dan tidak
keberadaan Baitul Hikmah sebagai pusat ditemukan salinannya sampai sekarang (Nasr,
penelitian, penerjemahan, dan sekaligus 1970).
sebagai perpustakaan terbesar yang pernah Perhatian terhadap kesehatan mental
dimiliki Islam. Di bawah kepemimpinan Harun sudah tercurah sejak pemerintahan Khalifah Al-
Al-Rasyid dan Al-Ma’mun, Baghdad menjadi Manshur (712-775) dan terus berlanjut hingga
pusat pendidikan terbaik di dunia yang menarik kemunduran Dinasti Abbasiyah pada abad ke-
sarjana-sarjana dari Eropa berdatangan ke sana 13. Banyaknya penerjemahan karya-karya
dan belajar ilmu pengetahuan yang berasal dari asing ke dalam bahasa Arab turut memberi
Yunani, India, Suriah, dan Persia. Sarjana- pengaruh besar terhadap teori kesehatan
sarjana lulusan Baghdad ini kemudian mental yang berkembang di dunia Islam.
menerjemahkan karya-karya Yunani Namun, pada masa-masa ini, sudah terbangun
berbahasa Arab ke dalam bahasa Latin (Haque, konsep univokal tentang kesehatan mental yang
2004; Nasr, 1970). tidak bisa dipisahkan begitu saja dengan
Pada masa itu, kekhalifahan Abbasiyah kesehatan jasmani. Seorang dokter terkenal
sudah memiliki rumah sakit umum. Rumah bernama Yuhana ibn Masawaih yang banyak
sakit pertama di dunia yang menyediakan menulis buku panduan praktis tentang
bangsal khusus pasien sakit jiwa dibangun pada kesehatan menekankan secara gamblang
705 di Baghdad, menyusul Maroko beberapa bahwa kesehatan jasmani hanya mungkin
tahun kemudian, dan di Kairo pada 800 dicapai apabila unsur-unsur ruhani (psikologis)
(Mohamed, 2012). Keberadaan rumah sakit juga sehat (mizâj al-jism tâbi’ li akhlâq al-nafs).
jiwa di era keemasan Islam mengindikasikan Karena itu, tulis Yuhana ibn Masawaih, seorang
dokter harus mampu menegakkan diagnosis ahwâl al-badani wa al-nafsi, li yahfidza al-
tidak saja secara fisik, tetapi juga secara shihhata hâshilatan, wa yastaraddahâ
psikologis (Mishry, 2005). zâilatan.” Jadi, asesmen dan diagnosis kesehatan
Paruh kedua abad ke-8 ditandai dengan pada waktu itu meliputi tubuh dan psikis
adaptasi secara literer terhadap konsep-konsep sekaligus.
kedokteran Yunani maupun Mesir (Alexandria). Secara skematis, periode perkembangan
Teori Galen tentang empat tipe kepribadian— kedokteran (ingat, pada masa itu ilmu jiwa dan
yang sejatinya berasal dari Hippokrates— kesehatan mental masih satu rumpun dengan
menjadi familier di periode ini. Al-Balkhi hidup kedokteran) pada Dinasti Abbasiyah diawali
pada periode berikutnya yang sudah mencapai dengan pembangunan rumah-rumah sakit di
kematangan (‘ash al-nadhûj). Periode ini beberapa wilayah dan penerjemahan karya-
ditandai dengan empat hal, yaitu (a) karya kedokteran Yunani, Alexandria, dan Persia
berkembangnya paradigma demonstratif dan ke dalam bahasa Arab; periode berikutnya
teoretis di samping empiris dan praksis; (b) merupakan awal kelahiran ilmuwan-ilmuwan
munculnya kajian dan karya yang sistematis yang kritis terhadap teori yang berasal dari
dalam bidang kedokteran; (c) klasifikasi yang Yunani dan sampai pada tahap melakukan
sistematis terhadap teks-teks Yunani; dan (d) beberapa modifikasi terhadapnya; dan periode
munculnya kritik dan modifikasi terhadap terakhir ditandai populernya metode
model-model Yunani (Mishry, 2005). eksperimen (tajrîby) yang dalam beberapa
Pada periode kematangan ini, kajian aspek cukup independen dari bayang-bayang
tentang ilmu jiwa masih menjadi satu disiplin Yunani (Kertanegara, 2014; Nasr, 1970).
dengan kedokteran, dan masih akan berlanjut Periodisasi ini tidak mengacu pada kronologi
hingga beberapa abad setelahnya. Dokter yang waktu secara linear, tetapi lebih kepada tahap
bekerja di rumah-rumah sakit Baghdad lebih pencapaian intelektual, karena perkembangan
tepat disebut psikiater daripada dokter ataupun di daerah-daerah yang lebih jauh dari pusat
ahli jiwa (psikolog) saja (Mishry, 2005; Nasr, kekuasaan Islam (Baghdad) tidak secepat yang
1970). Hal ini dapat dilihat dari definisi terjadi di pusat. Al-Balkhi sendiri tumbuh pada
kedokteran yang masyhur kala itu. Kedokteran periode kedua, dan berhasil memulai periode
didefinisikan sebagai “’ilmun yata’arrafu minhu ketiga lewat karyanya.
Gambar 1
Periodisasi Kedokteran Islam
Teori kesehatan mental Al-Balkhi وم ا,وﻻيغل ب علي ه كالغض ب او الف زع اوالج زع
Pada bab pertama bagian kedua فيك ون,نح ن ذاك روه منه ا عن د تعدي دنا إياه ا
[Sehat secara mental berarti adanya kesehatan fisik dan perilaku (int imately
keseimbangan energi emosi, sehingga ia connected with physical health and behaviour)
tidak terdikte oleh penyakit mental dan (Herrman, 2005).
tidak terkalahkan oleh pengaruh emosi Selain itu, Al-Balkhi cenderung
negatif seperti agresi, panik, depresi dan memahami kesehatan mental secara empiris
apa pun yang dapat mengganggu pikiran. dengan perspektif kognitif (Badri, 2013). Hal
Dengan cara mengatasi dengan baik emosi itu dapat dilihat dari, misalnya, identifikasi Al-
negatif, jiwa akan sehat dan tenang … ] Balkhi terhadap faktor-faktor yang
Deskripsi di atas menjelaskan secara menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan
eksplisit bahwa sehat mental adalah kondisi mental sehingga pada gilirannya individu
keseimbangan energi psikis yang terjaga dengan terpapar sakit mental. Ada dua faktor penting
stabil dan bebas dari hal-hal yang dapat yang disebut Al-Balkhi agar individu mencapai
menginfeksi jiwa sehingga ia tetap dalam keadaan sehat mental, yaitu mampu menjaga
kondisi yang tenang dan stabil (Al-Balkhi, diri dari faktor eksternal (an tushâna al-a’râdh
2005). Meski demikian, Al-Balkhi tidak lantas al-khârijah) yang terserap melalui pancaindra
mengabaikan energi fisik, sebab yang disebut dan faktor internal (an tushâna al-a’râdh al-
terakhir ini merupakan bagian tidak dâkhilah) yang melibatkan proses kognitif. Sisi
terpisahkan dari energi psikis. Hubungan empirisnya adalah bahwa kesehatan mental
resiprokal (isytibâk) di antara keduanya adalah seringkali terhambat justru karena penyerapan
syarat yang memungkinkan tercapainya indra penglihatan dan pendengaran yang salah
kesehatan mental. Konsep keseimbangan penyesuaian (maladjusment). Hampir tidak
(adjustability, balance) adalah kata kunci untuk ada penyebab ketidakseimbangan elemen-
memahani teori kesehatan mental Al-Balkhi elemen mental tanpa melalui persepsi indriawi,
(Deuraseh & Talib, 2005; Musfihin, 2019). terutama penglihatan dan pendengaran (Al-
Definisi Al-Balkhi memiliki kemiripan Balkhi, 2005; Thaha, 2011).
dengan definisi WHO yang menyebutkan Untuk mencapai kondisi mental yang
kesehatan mental sebagai … a state of complete sehat, menurut Al-Balkhi, seseorang pertama-
physical, mental and social well-being and not tama harus mengetahui struktur jiwanya sendiri.
merely the absence of disease or infirmity. Struktur di sini berarti kadar kemampuan jiwa
Kesehatan mental dalam pengertian modern di dalam meresepsi apa pun yang didapat dari
harus memenuhi prinsip keseimbangan antara stimulus indrawi. Setiap manusia memiliki
bagian-bagian kesehatan (integral part of kadar kemampuannya sendiri dalam menerima
health); bukan sekadar tidak sakit (more than dan merespons keadaan yang datang dari luar.
the absence of mental illness); terkait dengan Masalah yang sama memiliki dampak yang
berbeda bagi seseorang. Itu terjadi karena hati Terdapat dua konsep utama kesehatan
memiliki potensi untuk lapang atau sempit dan mental Al-Balkhi, yaitu “menjaga kesehatan
kuat atau lemah. Orang yang mengetahui kadar mental” dan “membentuk kesehatan mental”;
kemampuan hati/jiwanya akan selektif di keduanya saling terkait satu sama lain,
dalam menerima dan merespons apa pun yang meskipun konsep pertama bersifat defensif,
datang dari luar. Al-Balkhi kemudian sedangkan konsep kedua bersifat proaktif.
menegaskan: Dalam posisi defensif, seseorang perlu
ف إذا ع رف اﻹنس ان طبيعت ه ومنته ي قوته ا mengelola tekanan yang datangnya dari luar
ب ني عل ي ذل ك,ومبل غ اس تقﻼلها ب اﻷمور
ملك ا ك ان او,ت دبيره ف ي مطالب ه ومقاص ده dan dari dalam sekaligus. Tekanan yang datang
س وقة.... dari luar seyogiyanya disaring dan diseleksi
[Apabila manusia mengetahui karakter, sesuai dengan kapasitas emosi. Hal itu dapat
batas kekuatan, dan tingkat resiliensi terwujud apabila pikiran tidak berlebihan
dirinya terhadap pelbagai persoalan, maka dalam menilai. Pikiran memiliki kemampuan
mereka akan dapat mengatur dan untuk berimajinasi dan melakukan
menempatkan respons emosi secara lebih pengandaian-pengandaian. Dan ini bersifat
baik …] internal. Dengan cara mengendalikan pikiran
Dengan kata lain, Al-Balkhi memandang dan kemampuan imajinatif inilah tekanan yang
bahwa apabila seseorang sudah mengetahui datang dari dalam dapat dikelola dengan baik.
watak dan batas kemampuannya di dalam setiap Untuk membentuk mental yang sehat, individu
usaha meraih dan menerima setiap persoalan, perlu proaktif mencari pengetahuan yang
maka selayaknya bagi mereka menciptakan lengkap dan berimbang dari luar. Dengan cara
regulasi dan efikasi diri agar mereka dapat ini, ia tidak akan mudah reaksioner dan
mengontrol dengan baik apa yang hendak emosional terhadap isu-isu yang datang dari
dicapainya itu lengkap dengan kesiapan mental luar. Dan di saat yang sama, seseorang juga
untuk menerima kemungkinan terburuk yang perlu merefleksikan pengetahuan tentang
bakal terjadi. Artinya, kesehatan mental menurut batas-batas emosional dirinya dengan
Al-Balkhi dapat dicapai apabila individu telah pengetahuan yang datang dari luar, sehingga ia
mampu mengenal dan mengetahui batas akan dapat mengembangkan masukan dari luar
kemampuan dirinya sehingga ia mampu menjadi perbaikan internal terhadap sifat-sifat
melakukan regulasi dan kontrol atasnya. kedirian.
Gambar 2
Skema Kesehatan Mental Al-Balkhi
independen tidak terbentuk dari ruang kosong. mencapai kesehatan mental. Kerangka teori
Ia mesti memiliki pengetahuan yang utuh kesehatan mental Al-Balkhi yang demikian itu
tentang diri dan lingkungannya. mendapat justifikasi empiris di dalam
Ketidaktahuan menurut Al-Balkhi psikologi kognitif modern. Konsep
bukan semata tidak tahu dalam arti bodoh dan pengetahuan diri Al-Balkhi tidak ada bedanya
tidak memiliki pemikiran sama sekali, tetapi dengan pengetahuan diri (self-knowledge)
malah terkadang memiliki pengetahuan, tetapi dan artikulasi pengetahuan diri (articulation
keliru dan tidak utuh tentang diri dan of self-knowledge) yang menjadi lema dalam
lingkungannya. Dasar dari pengetahuan yang psikologi kognitif modern. Hanya saja lema
dianjurkan Al-Balkhi adalah pengetahuan tersebut, dalam psikologi kognitif modern,
yang benar atau rasional (al-ma’rifah al- menjadi semakin terspesifikasi ke dalam,
manthiqy). Hanya dengan memelihara misalnya, konsekuensi dari fokus diri (self-
pengetahuan yang benar dan logis mengenai focus) yang seterusnya memengaruhi regulasi
diri dan lingkungannya, seseorang mampu diri (self-regulation) (Asch, 2002).
Gambar 3
Skema Pendekatan Kognitif Al-Balkhi
doktrin ini. Al-Balkhi konsisten fokus pada [Tips-tips menjaga kesehatan mental telah
pemeriksaan pikiran-pikiran yang tidak sesuai saya uraikan dalam beberapa cara pada
dengan prinsip rasionalitas. Makanya, dalam bab-bab sebelumnya, sedangkan
salah satu sesi tarapinya, Al-Balkhi menyembuhkan penyakit mental
menganjurkan adanya dialog dengan orang- bergantung pada dosis-dosis tertentu yang
orang ahli hikmah (Al-Balkhi, 2005). lebih rumit, … tetapi bukan itu yang
percaya kepada Allah sebagai Zat yang Maha ائم ن التش لع )التفائ. Orang yang sudah sehat
Menyembuhkan. Menghadapi pasien jenis ini, harus tetap menjaga optimisme untuk terus
yang dilakukan Al-Balkhi adalah menyugesti sehat, sementara orang yang terserang penyakit
pikiran si pasien agar darinya tumbuh keyakinan harus menaruh optimisme agar cepat sembuh
kuat untuk sembuh dan sehat. Di titik ini, Malik (Mishry, 2005). Aktivasi pikiran agar selalu
Badri tampak berlebihan ketika menyebut Al- optimistis seperti yang anjuran Al-Balkhi jelas
Balkhi memiliki kontribusi penting dalam merupakan prototipe paling awal dari apa yang
pendekatan yang berorientasi pada psikologi kita sebut psikologi positif (positive
Islam (Badri, 2013), sebab keyakinan bahwa psychology) sekarang ini. Bukan hanya itu, Al-
semua penyakit dapat sembuh hanya dengan Balkhi selalu memberi judul babnya dengan
pertolongan Allah sudah pasti tertanam dalam awalan frasa “دبير يت ”فyang berarti
hati setiap kaum muslim, dengan atau tanpa “meningkatkan”; “mengatur”; “mengelola”; atau
justifikasi psikologi Islam. “mengupayakan”. Al-Balkhi lebih memilih kata
Hal itu selaras dengan kesimpulan tadbîr daripada ‘ilâj karena kata yang disebut
Mahmud Mishry yang menegaskan bahwa pertama bersifat positif, sementara yang yang
fondasi konsep kesehatan mental Al-Balkhi setelahnya bersifat negatif meski tujuannya
terletak pada optimisme yang kuat (غلب ة sama-sama positif.
Gambar 4
Skema Orientasi Positif Kesehatan Mental Al-Balkhi
Kampanye Al-Balkhi untuk hidup sehat, pikiran manusia itu sendiri. Dengan menjaga
selalu berpikir rasional dan positif, serta pikiran tetap konsisten rasional dan sehat,
mengedepankan optimisme telah melampaui manusia akan merasakan kebahagiaan. Asupan
kecenderung umum psikologi modern sejak utama yang dibutuhkan oleh jiwa agar menjadi
Perang Dunia II. Sebab, Al-Balkhi dalam kuat dan sehat adalah pengetahuan yang
risalahnya tidak hanya membicarakan metode seimbang dan pikiran yang positif dengan cara
menyembuhkan sakit mental (i’âdah al- membuang prasangka negatif dan misinformasi
shihhah/curing mental illness), tetapi juga telah yang tidak perlu.
sampai pada tahap membantu manusia lebih Dengan metode empiris yang dipadukan
produktif dan hidup bermakna (helping all dengan terapi spiritual (meski sebatas yakin
people to lead more productive and fulfilling bahwa Allah tidak menurunkan penyakit
lives). Dengan demikian, Al-Balkhi telah kecuali bersama dengan obat penawarnya), Al-
memasukkan kesehatan mental dan gangguan Balkhi—sebagaimana diakui Haque dan
mental secara seimbang dalam satu topik kajian Badri—merupakan pionir terapi kognitif dari
yang dalam psikologi Barat cenderung terpisah abad keemasan Islam yang memiliki banyak
(Seligman, 2002). Meski Al-Balkhi tidak secara kemiripan dengan terapi kognitif modern.
lengkap mengeksplorasi poin terakhir dari tiga Kendati demikian, Al-Balkhi tidak berbicara
tujuan utama psikologi (seperti yang disinggung spiritualitas dan doktrin-doktrin Islam secara
Seligman di atas), setidaknya Al-Balkhi telah khusus di dalam risalahnya, sehingga
berhasil memenuhi dua yang pertama, yaitu pendekatannya tidak dapat dijadikan justifikasi
menyembuhkan yang sakit dan meningkatkan apa pun bagi psikologi Islam—kecuali sebatas
produktivitas yang sehat. Dan pencapaian ini fakta bahwa Al-Balkhi adalah seorang ilmuwan
sungguh sangat maju untuk ukuran abad ke-9. muslim yang, sebagaimana keyakinan seluruh
umat Islam, memegang teguh keimanan bahwa
Simpulan
sumber segala kesembuhan semata berasal dari
Al-Balkhi lewat Mashâlih al-Abdân wa al- Yang Mahakuasa.
Anfus telah memberikan pemikiran yang
Saran
orisinal tentang terapi kognitif yang
berorientasi positif; yaitu dengan menjaga Kendati orisinal, beberapa teori yang
pikiran dari tekanan negatif dengan cara ditulis dalam risalahnya, tidak seluruhnya dapat
menghadirkan pikiran positif (al-‘ilâj bi al- dipuji dan diikuti di zaman sekarang. Teori Al-
dhid). Al-Balkhi juga menegaskan bahwa setiap Balkhi tentang kesehatan badan masih
penyakit memiliki obat; dan obat dari hampir menggunakan paradigma kedokteran Yunani,
seluruh penyakit mental adalah bersumber dari terutama melalui warisan Hippocrates dan
Herrman, H. (2005). Promoting mental health: Mohamed, W. M. (2012). Arab and muslim
Concepts, emerging evidence, practice. contribution to modern neuroscience.
WHO. https://doi.org/https://
apps.who.int/iris/handle/10665/42940 Musfihin, M. (2019). Keseimbangan badan dan
jiwa perspektif Abu Zaid Al-Balkhi. Jurnal
Hope, T. (2011). Cognitive therapy and Studia Insania, 7(1), 66. https://doi.org/
posit ive psychology combined: A 10.18592/jsi.v7i1.2632
prom i s i ng a pproa ch to t he
enhancement of happiness. In Julian Nasr, S. H. (1970). Science and civilization in
Savulesc u, e t al. (ed.), Enhac ing Islam. Harvard University Press.
H uman Capacit ies. Bla ckwell Seligman, M. (2002). Positive psychology, positive
Publishing Ltd. prevention, and positive therapy. In Snyder
Kafle, N. P. (2013). Hermeneutic & Lopez (ed.), Handbook of Positive
phenomenological research method Psychology. Oxford University Press.
simplified. Bodhi: An Interdisciplinary Thaha, Z. B. (2011). ‘Ilm al-Nafs fi al-Turâts al-
Journal, 5(1), 181–200. https://doi.org/ ‘Araby al-Islâmy. Syabakah al-‘Ulûm al-
10.3126/bodhi.v5i1.8053 Nafsiyyah al-‘Arabiyyah.
Kertanegara, M. (2014). Essentials of Islamic Yaacob, N. R. N. (2013). Cognitive therapy
epistemology: A philoshopical inquiry approach from Islamic psycho-spiritual
into the foundation of knowledge. UBD conception. Procedia - Social and
Press. Behavioral Sciences, 97, 182–187. https:/
Maddux, J. E. (2002). Stopping the madness: /doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.10.220
Positive psychology and the York Al-Karam, C. (2018). Islamic psychology:
deconstruction of the illness ideology and Towards a 21st century definition and
the DSM. In Snyder & Lopez (ed.), conceptual framework. Journal of Islamic
Handbook of Positive Psychology. Oxford Ethics, 2(1–2), 97–109. https://doi.org/
University Press. 10.1163/24685542-12340020
Mishry, M. (2005). Fî turâtsi hifz al-shihhati. In
Abu Zayd Sahl Al-Balkhi, Mashâlih al-
Abdân wa al-Anfus. Ma’had al- Received 20 July 2020
Mahthûthât al-‘Arabiyyah. Revised 5 December 2020
Accepted 31 July 2021