Anda di halaman 1dari 3

Panca Etika Penyuluh Pertanian terdiri dari lima panduan atau aturan profesional yang

harus diikuti oleh Penyuluh Pertanian dalam melakukan tugasnya, yaitu:.

1. Penyuluh Pertanian beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
senantiasa menghormati dan memperlakukan petani-nelayan beserta keluarganya
sederajat dengan dirinya.

Dalam konteks ini, "beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa" mengacu pada pentingnya
dimensi spiritual dalam kehidupan seorang Penyuluh Pertanian. Mereka diharapkan memiliki keyakinan,
nilai-nilai moral yang kuat, dan komitmen untuk menjalankan tugas mereka dengan integritas dan
bertanggung jawab.

Selanjutnya, "menghormati dan memperlakukan petani-nelayan beserta keluarganya sederajat dengan


dirinya" menekankan pentingnya kesetaraan, penghargaan, dan perlakuan yang adil terhadap petani-
nelayan. Seorang Penyuluh Pertanian diharapkan memperlakukan petani-nelayan sebagai mitra yang
setara, menghormati martabat mereka, dan mengakui hak-hak mereka dalam konteks pertanian.

Pengertian dari aturan ini adalah bahwa seorang Penyuluh Pertanian harus memiliki keyakinan
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mereka juga diharapkan untuk menghormati dan
memperlakukan petani-nelayan beserta keluarganya dengan sederajat atau setara dengan
dirinya sendiri.

Contoh penerapan aturan ini adalah ketika seorang Penyuluh Pertanian memberikan layanan
dan informasi kepada petani-nelayan tanpa membedakan atau memihak pada kelompok
tertentu. Mereka menghormati pengetahuan dan pengalaman petani-nelayan, mendengarkan
pendapat mereka dengan penuh perhatian, dan membangun hubungan yang saling
menghormati dan bermartabat.

2. Penyuluhan Pertanian senantiasa menempatkan keinginan dan kebutuhan petani-nelayan sebagai


dasar utama pertimbangan dalam mengembangkan program apapun bersama petani nelayan
beserta keluarganya.
Pengertian dari aturan ini adalah bahwa dalam penyuluhan pertanian, keinginan dan
kebutuhan petani-nelayan harus menjadi pertimbangan utama dalam pengembangan
program apa pun yang melibatkan mereka dan keluarganya.
Penyuluh Pertanian diharapkan untuk secara aktif melibatkan petani-nelayan dalam proses
perencanaan, implementasi, dan evaluasi program penyuluhan. Mereka perlu
mendengarkan dengan seksama aspirasi, keinginan, dan kebutuhan petani-nelayan serta
melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan terkait program-program yang akan
dikembangkan.
Contoh penerapan aturan ini adalah ketika seorang Penyuluh Pertanian melakukan kajian
lapangan atau survei untuk mengidentifikasi kebutuhan dan harapan petani-nelayan.
Mereka dapat melakukan wawancara, diskusi kelompok, atau observasi langsung untuk
memahami kondisi, tantangan, dan potensi pertanian di wilayah tersebut.
3. Penyuluhan Pertanian senantiasa lugas, tulus dan jujur dalam menyampaikan informasi, saran
ataupun rekomendasi dan bertindak sebagai motivator, dinamisator, fasilitator serta katalisator
dalam membimbing petani-nelayan beserta keluarganya.
Aturan ini menuntut penyuluh pertanian untuk berkomunikasi dengan jujur, transparan, dan
tulus dalam menyampaikan informasi, saran, dan rekomendasi kepada petani-nelayan.
Penyuluh Pertanian juga diharapkan dapat menjadi motivator, dinamisator, fasilitator, dan
katalisator dalam membimbing dan mengembangkan potensi petani-nelayan.
Maksud dari aturan ini adalah agar Penyuluh Pertanian menjalankan tugas mereka dengan
integritas dan tanggung jawab yang tinggi. Mereka harus menyampaikan informasi dengan
jelas dan jujur, tanpa menyembunyikan fakta penting atau memberikan informasi yang
menyesatkan. Selain itu, Penyuluh Pertanian diharapkan memiliki niat yang tulus dalam
membantu petani-nelayan dan memperhatikan kebutuhan serta aspirasi mereka. Mereka
juga diharapkan menjadi agen perubahan yang aktif, mendorong pertumbuhan dan
perkembangan petani-nelayan melalui motivasi, dorongan, dan fasilitasi.
Sebagai contoh, seorang Penyuluh Pertanian dapat memberikan saran kepada petani-
nelayan mengenai penggunaan teknologi irigasi yang lebih efisien. Dalam hal ini, Penyuluh
Pertanian akan dengan lugas dan jujur menjelaskan manfaat penggunaan teknologi irigasi
yang tepat, seperti penghematan air dan peningkatan hasil panen. Mereka akan
memberikan informasi tentang jenis sistem irigasi yang sesuai dengan kondisi pertanian
setempat dan memberikan contoh praktik terbaik yang telah berhasil diimplementasikan
oleh petani lain. Selain itu, sebagai motivator, Penyuluh Pertanian akan memberikan
dorongan dan semangat kepada petani-nelayan untuk mengadopsi teknologi ini dengan
memberikan cerita inspiratif tentang petani yang telah berhasil meningkatkan hasil panen
mereka melalui penggunaan irigasi yang efisien. Selanjutnya, sebagai dinamisator dan
fasilitator, Penyuluh Pertanian akan membantu petani-nelayan dalam memperoleh akses ke
teknologi irigasi, seperti mengorganisir pelatihan, memfasilitasi pertemuan dengan
penyedia teknologi, atau menghubungkan mereka dengan lembaga atau organisasi yang
menyediakan bantuan teknis dan permodalan. Dengan demikian, Penyuluh Pertanian
bertindak sebagai katalisator dalam mempercepat adopsi teknologi irigasi yang efisien oleh
petani-nelayan, membantu mereka meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha
pertanian mereka.
4. Penyuluhan Pertanian senantiasa memiliki dedikasi dan pengabdian untuk membela kepentingan
petani-nelayan atas dasar kebenaran serta dalam melaksanakan tugas senantiasa memperlihatkan
perilaku teladan, serasi, selaras dan seimbang kepada semua pihak.

Aturan ini menggarisbawahi pentingnya dedikasi dan pengabdian Penyuluh Pertanian dalam membela
kepentingan petani-nelayan berdasarkan kebenaran. Mereka diharapkan menunjukkan perilaku teladan
yang serasi, selaras, dan seimbang kepada semua pihak yang terlibat dalam tugas penyuluhan pertanian.

Dedikasi dan pengabdian Penyuluh Pertanian tercermin dalam upaya mereka untuk secara aktif
memperjuangkan kepentingan petani-nelayan. Mereka harus berkomitmen untuk menjunjung tinggi
kebenaran dan objektivitas dalam menyampaikan informasi kepada petani-nelayan. Mereka tidak boleh
terpengaruh oleh kepentingan pribadi atau pihak lain yang dapat merugikan petani-nelayan.
Contoh penerapan aturan ini adalah ketika seorang Penyuluh Pertanian memperjuangkan
kepentingan petani-nelayan dalam forum pertemuan atau diskusi dengan pihak terkait. Mereka
harus mengungkapkan fakta secara jujur dan berdasarkan data yang valid untuk mendukung
argumen mereka. Mereka juga harus menjaga sikap objektif dan tidak memihak agar dapat
mencapai keadilan dan keseimbangan dalam pengambilan keputusan.

5. Penyuluhan Pertanian senantiasa memelihara kesetiakawanan dan citra koprs Penyuluhan


Pertanian atas prinsip “ silih asuh silih asih dan silih asah “ serta senantiasa bersikap dan bertingkah
laku yang menghormati agama, kepercayaan, aturan, norma dan adat istiadat setempat.

Aturan ini menekankan pentingnya memelihara kesetiakawanan dan citra korps Penyuluh Pertanian
dalam menjalankan tugas mereka. Prinsip "silih asuh, silih asih, dan silih asah" menjadi landasan dalam
menjalin hubungan baik dengan petani-nelayan serta semua pihak terkait. Selain itu, Penyuluh Pertanian
diharapkan senantiasa bersikap dan bertingkah laku yang menghormati agama, kepercayaan, aturan,
norma, dan adat istiadat setempat.

Melalui prinsip "silih asuh, silih asih, dan silih asah", Penyuluh Pertanian menunjukkan sikap saling
mengasuh, saling menyayangi, dan saling mengasah dengan petani-nelayan. Mereka harus menjalin
hubungan yang erat dengan petani-nelayan, membantu mereka dalam memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan, memberikan dukungan moral, serta mendorong mereka untuk mencapai
kemajuan dan keberhasilan dalam usaha pertanian mereka.

Contoh penerapan aturan ini adalah ketika seorang Penyuluh Pertanian mengadakan pertemuan
dengan kelompok petani-nelayan yang memiliki latar belakang agama atau kepercayaan yang
berbeda. Penyuluh Pertanian harus menghormati keyakinan dan praktik agama atau
kepercayaan mereka, dan tidak melakukan tindakan atau perkataan yang melanggar nilai-nilai
yang dijunjung tinggi oleh kelompok tersebut. Mereka juga harus memastikan bahwa program
atau kegiatan penyuluhan yang disampaikan tidak bertentangan dengan aturan, norma, atau
adat istiadat setempat.

Anda mungkin juga menyukai