Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Selulosa merupakan komponen yang prospektif untuk diolah menjadi
produk bernilai dan dapat memenuhi kebutuhan manusia seperti industri kayu dan
kertas, sumber penyedia energi, komposit, aplikasi biomedis dan penghantar obat
(Fernandes dkk, 2013 dalam Fatriasari dkk, 2019). Kebutuhan selulosa meningkat
seiring bertambahnya konsumsi manusia, salah satunya terhadap industri pulp dan
kertas. Menurut data Kementerian Perindustrian Tahun 2016, produksi pulp
sebesar 6,9 juta ton, sedangkan produksi kertas mencapai 11,9 juta ton dan terus
mengalami kenaikan hingga tiga tahun berikutnya. Menurut data Kementrian
Perindustrian Tahun 2020, industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan
reproduksi medis rekaman pada Tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,33%,
pada Tahun 2018 sebesar 1,43% serta pada Tahun 2019 mencapai 8,86%.
Industri kertas menggunakan selulosa sebagai bahan baku baik dari kayu
maupun nonkayu. Peningkatan produksi industri linear terhadap kebutuhan kayu
sebagai bahan baku. Aktivitas deforestasi yang tidak terkendali dapat merusak
lingkungan seperti hilangnya keanekaragaman hayati dan terganggunya siklus air
(Hadiyan dkk, 2017). Untuk itu diperlukan bahan alternatif sebagai upaya untuk
mengurangi tingkat deforestasi di Indonesia, salah satunya dengan memanfaatkan
limbah pertanian yang merupakan biomassa lignoselulosa dengan jumlah yang
melimpah sebagai campuran bahan baku.
Lignoselulosa merupakan biomassa penyusun dinding sel tumbuhan
dengan komponen utama terdiri atas selulosa, lignin, serta hemiselulosa. Bahan
lignoselulosa dapat dijumpai pada berbagai limbah pertanian yang berpotensi
untuk dijadikan sebagai sumber selulosa yang tersaji pada Tabel 1.1.

1
2

Tabel 1.1 Biomassa Selulosa

Biomassa Selulosa (%) Hemiselulosa Lignin (%) Referensi


selulosa (%)

Tongkol 45 35 15 Fitriani dkk


jagung (2013)

Tandan 41,30 - 46,50 25,30 - 33,80 27,60 - 32,50 Fitriani dkk


kosong kelapa (2013)
sawit

Jerami padi 32,50 19,80 6,50 Matias dkk


(2019) dalam
Yanuartono
dkk (2019)

Sekam padi 27,37 25,02 18,98 Naufala dan


Pandebesie
(2015)

Eceng gondok 26,30 38,99 10,01 Naufala dan


Pandebesie
(2015)

Proses peningkatan kadar selulosa dapat dilakukan dengan berbagai metode


dan bahan sehingga produk selulosa yang dihasilkan beragam pula. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Muslimah dan Kamadheni (2019) menggunakan
tongkol jagung untuk mengisolasi selulosa dengan menggunakan variasi larutan
pemasak yaitu NaOH dan H2SO4 serta bleaching agent yaitu NaOCl dan H2O2.
Selulosa terbaik didapat dengan menggunakan larutan pemasak NaOH dengan
bleaching agent H2O2.
Bahri (2012) melakukan penelitian pemisahan metanol dari hasil samping
proses pulping dengan bahan baku tandan kosong kelapa sawit melalui
pretreatment proses maserasi menggunakan metanol, proses pulping
menggunakan NaOH 1,5% serta bleaching agent H2O2. Kadar selulosa tertinggi
diperoleh sebesar 47,6% dengan konsentrasi metanol 35% dan temperatur
pemasakan terbaik pada 115 – 135℃.
Pada penelitian Umaningrum dkk (2018) untuk mengisolasi selulosa dari
jerami padi melakukan pretreatment proses maserasi dengan pelarut campuran n-
3

heksana dan metanol. Proses pulping menggunakan NaOH dan KOH serta proses
bleaching dengan H2O2 2%. Diperoleh konsentrasi NaOH terbaik 7%.
Syahrani (2016) menggunakan sekam padi pada pembuatan komposit
selulosa asetat-silika, dengan pretreatment proses maserasi menggunakan
campuran n-heksana dan etanol, serta proses isolasi menggunakan H2O2 1,5% dan
NaOH 5 M. Selulosa yang diperoleh memiliki kadar sebesar 53,51%.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Sari (2016) untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi H2O2 sebagai bleaching agent pada pulp
berbahan baku eceng gondok, melakukan pretreatment proses maserasi
menggunakan etanol 5% dan bleaching agent berupa H2O2 dan NaOH 1,5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi terbaik H2O2 8% dengan waktu
2 jam.
Pada penelitian ini, penulis akan melakukan studi literatur menggunakan
beberapa jurnal terkait proses peningkatan kadar selulosa melalui proses
delignifikasi dengan metode yang sama yaitu proses pretreatment, pulping dan
bleaching untuk berbagai bahan baku selulosa yang berbeda.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis akan
melakukan studi literatur untuk mengetahui biomassa terbaik sebagai sumber
selulosa serta proses delignifikasi terbaik pada berbagai biomassa sumber selulosa
dengan tahapan pulping dan bleaching. Pada penelitian ini, akan dikaji proses
delignifikasi dengan dua perlakuan, yaitu disertai proses pretreatment dan tanpa
proses pretreatment. Proses pretreatment dilakukan dengan perendaman bahan
lignoselulosa menggunakan pelarut organik untuk mengekstrak senyawa-senyawa
selain selulosa dan hemiselulosa. Proses pulping menggunakan larutan NaOH
untuk memecah ikatan lignin sehingga dapat larut dan terpisah dari selulosa.
Lignin yang masih tersisa pada pulp mengakibatkan pulp berwarna kuning atau
cokelat, sehingga perlu dilanjutkan dengan proses bleaching menggunakan larutan
H2O2 untuk menghilangkan sisa lignin dan hemiselulosa, sehingga diperoleh
selulosa dengan derajat kecerahan yang lebih tinggi.
4

I.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian studi literatur ini memiliki
tujuan untuk mendapatkan pembahasan baru dari literatur yang ditinjau yaitu:
1. Menentukan bahan lignoselulosa terbaik untuk dijadikan sebagai sumber
selulosa.
2. Menentukan proses delignifikasi terbaik pada berbagai sumber selulosa.
I.4 Ruang lingkup
Penelitian studi literatur ini menggunakan berbagai sumber literatur
terbitan 10 tahun terakhir, yang mencakup proses delignifikasi pada berbagai
sumber bahan baku selulosa terdiri dari proses pulping dan proses bleaching serta
variasi proses menggunakan pretreatment dan tanpa pretreatment dengan batasan
data sekunder bahan yang digunakan sebagai bahan baku sumber selulosa antara
lain sebagai berikut:
1) Tongkol jagung dari penelitian :
 Wiwin Rewini Kunusa tahun 2017 dengan judul “Kajian tentang
Isolasi Selulosa Mikrokristalin (SM) dari Limbah Tongkol Jagung”
 Yapeng Su, dkk. tahun 2014 dengan judul “Fractional Pretreatment of
Lignocellulose by Alkaline Hydrogen Peroxide: Characterization of its
Major Components”
2) Tandan kosong kelapa sawit dari penelitian :
 Syamsul Bahri tahun 2012 dengan judul “Pemisahan Metanol dari
Limbah Biomassa Tandan Kosong Kelapa Sawit dari Hasil Samping
Pembuatan Pulp”
 Dian Purwitasari Dewanti tahun 2018 dengan judul “Potensi Selulosa
dari Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk Bahan Baku
Bioplastik Ramah Lingkungan”
3) Jerami padi diadaptasi dari penelitian :
 Dewi Umaningrum, dkk. tahun 2018 dengan judul “Isolasi Selulosa
dari Jerami Padi menggunakan Variasi Konsentrasi Basa”
5

 Sophonputtanaphoca, dkk. tahun 2018 dengan judul “Potential of Thai


Rice Straw as a Raw Material for the Synthesis of
Carboxymethylcellulose.”
4) Sekam padi diadaptasi dari penelitian :
 Faisal Putra Syahrani, dkk. tahun 2016 dengan judul “Pembuatan
Komposit Selulosa Asetat-Silika Sekam Padi”
 Mohamed Rashid Ahmed-Harasa, dkk. tahun 2019 dengan judul
“Insights into the Production and Physicochemical Properties of
Oxycellulose Microcrystalline with Coexisting Crystalline Forms”
5) Eceng gondok dari penelitian :
 Rizky Dirga Harya Putera tahun 2012 dengan judul “Ekstraksi Serat
Selulosa dari Tanaman Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) dengan
Variasi Pelarut”
 Jinping Yana, dkk. tahun 2015 dengan judul “Bioethanol Production
from Sodium Hydroxide/Hydrogen Peroxide-Pretreated Water
Hyacinth via Simultaneous Saccharification and Fermentation with a
Newly Isolated Thermotolerant Kluyveromyces Marxianu Strain”

I.5 Pelaksanaan Tugas Akhir


Berdasarkan kalender akademik Politeknik Negeri Bandung Tahun Ajaran
2019/2020 Tugas akhir dilaksanakan pada :
Waktu : Bulan Februari – September 2020
Tempat : Subang dan Garut

Anda mungkin juga menyukai