Anda di halaman 1dari 4

Pemikiran Klasik Tentang Perkotaan

Pemikiran Eropa
Pemikiran klasik Eropa tentang perkotaan berasal dari pendekatan sosiologi, yang
menganalisis masyarakat kota dari segi sosial, ekonomi, dan politik. Ibnu Khaldun, seorang
sosiolog klasik, mengemukakan bahwa suatu masyarakat urban akan menjadi lebih
bergantung pada sosial daripada yang berbasis desa. Karl Marx, seorang filosof klasik,
melihat masyarakat kota dalam pandangan ekonomi, yang menyebabkan pendekatan klasik
Eropa tentang perkotaan berpikir dari segi sosial, ekonomi, dan politik. Marx mengemukakan
bahwa masyarakat kota akan menjadi lebih bergantung pada ekonomi daripada yang berbasis
desa. Pada masa klasik, pendekatan sosiologi perkotaan berpikir dari segi sosial, ekonomi,
dan politik, yang menyebabkan pendekatan klasik Eropa tentang perkotaan berpikir dari segi
kemasyarakatan, kemajuan ekonomi, dan kemajuan politik. Pendekatan ini juga mendekati
masalah-masalah sosial yang berhubungan dengan masyarakat kota, seperti kemiskinan,
kriminalitas, prostitusi, dan tuntutan-tuntutan pelayanan pendidikan dan kesehatan.
Pemikiran klasik Eropa tentang perkotaan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa teori
yang mempengaruhi pendekatan terhadap perkotaan:
1. Teori Eksistensialisme: Teori ini menganggap bahwa perkotaan adalah tempat dimana
individu berpikir dan berpikiran secara tidak terpacu oleh norma-norma keluarga.
Penduduk perkotaan juga merasa bebas dari peran yang ditetapkan oleh keluarga.
Penduduk perkotaan juga lebih mudah untuk mengubah identitas diri dan mencari
kehidupan yang lebih individu.
2. Teori Marx: Teori Marx menganggap bahwa perkotaan adalah tempat dimana klas
menjadi lebih terpisah dari klas lainnya. Penduduk perkotaan diklasifikasikan ke
dalam klas yang berbeda, seperti buruh, petani, buruh industri, dan kapitalis. Teori ini
menyebutkan bahwa perkotaan adalah tempat dimana klas kapitalis memiliki
kekuatan yang lebih besar, sehingga penduduk perkotaan dapat mengalami
eksploitasi.
3. Teori Ibnu Khaldun: Ibnu Khaldun mengemukakan bahwa suatu masyarakat urban
adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa generasi. Setiap generasi ini
memiliki karakteristik yang berbeda, seperti karakteristik generasi pendirian, generasi
tengah, dan generasi pengurangan. Teori ini menyebutkan bahwa perkotaan adalah
tempat dimana generasi pengurangan dapat mengalami pengurangan kemajuan dan
kesejahteraan.
4. Teori Modernisasi: Teori ini menganggap bahwa perkotaan adalah tempat dimana
individu dapat mencapai kebebasan dan kemajuan yang lebih tinggi. Perkotaan dapat
menjadi tempat untuk peningkatan pendidikan, kesehatan, dan kemajuan teknologi.
5. Teori Urbanisasi: Teori ini menganggap bahwa perkotaan adalah tempat dimana
individu dapat mengubah kehidupan mereka secara positif. Perkotaan dapat menjadi
tempat untuk peningkatan kemahiran, kesehatan, dan kemajuan sosial.
6. Teori Ekologi Perkotaan: Teori ini menganggap bahwa perkotaan dapat memiliki
dampak negatif terhadap lingkungan. Perkotaan dapat menyebabkan polusi,
pencemaran udara, dan kehilangan lingkungan yang dapat menyebabkan masalah
kesehatan dan lingkungan.
Sebagian besar teori klasik ini berasal dari Eropa dan Amerika, dan mempunyai kesamaan
pemikiran dan metodologi. Teori-teori ini telah mempengaruhi pendekatan terhadap
perkotaan, serta mempengaruhi pengembangan perkotaan sebagai tempat tinggi
pendidikan, kesehatan, dan kemajuan.

Pemikiran Asia
Pemikiran klasik Asia tentang perkotaan berasal dari pendekatan sosiologi, yang
menganalisis masyarakat kota dari segi sosial, ekonomi, dan politik. Ibnu Khaldun,
seorang sosiolog klasik, mengemukakan bahwa suatu masyarakat urban akan menjadi
lebih bergantung pada sosial daripada yang berbasis desa. Pendekatan sosiologi perkotaan
juga melihat masalah-masalah sosial yang berhubungan dengan masyarakat kota, seperti
kemiskinan, kriminalitas, prostitusi, dan tuntutan-tuntutan pelayanan pendidikan dan
kesehatan. Pendekatan ini juga mendekati masalah-masalah yang berhubungan dengan
urbanisasi tak terkendali (over-urbanization) dan daya tarik kota. Pendekatan sosiologi
perkotaan juga melihat perubahan sosial dari desa ke industri (kota) di Asia Tenggara,
termasuk Indonesia. Pendekatan ini juga mendekati masalah-masalah yang berhubungan
dengan peraturan daerah, perencanaan pembangunan, keuangan daerah, dan otonomi
daerah.
Teori pemikiran klasik Asia tentang perkotaan dapat dikelompokkan menjadi beberapa
bagian:
1. Pendekatan Ibnu Khaldun: Ibnu Khaldun, seorang sosiolog klasik, mengemukakan
bahwa suatu masyarakat urban akan menjadi lebih bergantung pada sosial
daripada yang berbasis desa.
2. Pendekatan Karl Marx: Karl Marx melihat masyarakat kota dalam pandangan
ekonomi, yang menyebabkan pendekatan klasik Asia mendekati masalah-masalah
yang berhubungan dengan perkembangan ekonomi kota.
3. Pendekatan Teori Kritis: Penganut Teori Kritis ini menerobos relativitas sudut
pandang dengan melihat dengan melihat ke depan pada masyarakat bebas yang
konflik.
4. Pendekatan Perubahan Sosial: Teori pemikiran klasik Asia menganalisis
perubahan sosial dari desa ke industri (kota) di Asia Tenggara, termasuk
Indonesia.
5. Pendekatan Pengelolaan Lingkungan: Teori pemikiran klasik Asia melihat
pergeseran dari desa ke kota terjadi bersamaan dengan perubahan lingkungan
dalam masyarakat, yang menyebabkan pendekatan ini mendekati masalah-
masalah yang berhubungan dengan pembuatan jalan, jembatan, bangunan, saluran
air, dan pembangunan perumahan semuanya mengubah lingkungan kota.
6. Pendekatan Pengelolaan Sosial: Teori pemikiran klasik Asia melihat masalah-
masalah sosial yang berhubungan dengan masyarakat kota, seperti kemiskinan,
kriminalitas, prostitusi, dan tuntutan-tuntutan pelayanan pendidikan dan
kesehatan.
Pemikiran Amerika
Pemikiran klasik Amerika tentang perkotaan memiliki sejarah panjang dan beragam, dengan
berbagai perspektif dari para filsuf, sosiolog, politisi, arsitek, dan perencana kota.
Awal Abad ke-19:
 Alexis de Tocqueville: Mengamati bahwa Amerika memiliki tingkat mobilitas sosial
yang tinggi dan semangat kesetaraan yang kuat, yang dapat membantu menciptakan
kota yang lebih demokratis dan egaliter.
 Frederick Law Olmsted: Merancang taman kota yang indah dan fungsional, seperti
Central Park di New York City, untuk menyediakan ruang publik yang hijau dan
terbuka bagi semua orang.
Akhir Abad ke-19 dan Awal Abad ke-20:
 Chicago School of Sociology: Melakukan penelitian tentang kehidupan sosial di kota-
kota besar Amerika, seperti Chicago, dan mengidentifikasi berbagai masalah sosial
yang terkait dengan urbanisasi, seperti kemiskinan, kejahatan, dan ketimpangan.
 Lewis Mumford: Mengkritik kota modern sebagai tempat yang tidak manusiawi dan
tidak berkelanjutan, dan menganjurkan untuk membangun kota yang lebih kecil dan
lebih terencana dengan baik yang selaras dengan alam.
Abad ke-20:
 Jane Jacobs: Menegaskan pentingnya komunitas dan interaksi sosial di kota, dan
mengkritik proyek-proyek pembangunan kembali perkotaan yang besar-besaran yang
sering kali menggusur komunitas dan merusak karakter unik kota.
 Robert Venturi: Menantang prinsip-prinsip modernisme dalam arsitektur dan
menganjurkan arsitektur yang lebih eklektik dan kontekstual yang mencerminkan
keragaman dan kekacauan kehidupan perkotaan.
Teori Pemikiran Klasik Amerika
1. Urbanisasi dan mobilitas sosial: Pemikir klasik Amerika mengamati bahwa urbanisasi
adalah proses yang kompleks dengan dampak positif dan negatif. Mereka mencatat
bahwa urbanisasi dapat meningkatkan mobilitas sosial dan peluang ekonomi, tetapi
juga dapat menyebabkan masalah sosial seperti kemiskinan, kejahatan, dan
ketimpangan.
2. Komunitas dan interaksi sosial: Banyak pemikir klasik Amerika menekankan
pentingnya komunitas dan interaksi sosial di kota. Mereka percaya bahwa kota yang
sehat harus memiliki ruang publik yang aman dan inklusif di mana orang-orang dapat
bertemu dan berinteraksi.
3. Arsitektur dan desain perkotaan: Pemikir klasik Amerika memiliki berbagai
pandangan tentang arsitektur dan desain perkotaan. Beberapa menganjurkan untuk
membangun kota yang lebih terencana dengan baik dan efisien, sementara yang lain
menekankan pentingnya estetika dan karakter unik kota.
4. Keberlanjutan dan ekologi: Kekhawatiran tentang keberlanjutan dan ekologi menjadi
semakin penting dalam pemikiran klasik Amerika tentang perkotaan di akhir abad ke-
20. Pemikir klasik Amerika mulai menganjurkan untuk membangun kota yang lebih
ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Beberapa tokoh sosiologi tentang pemikiran klasik amerika:
Robert E. Park: Sosiolog yang memimpin Chicago School of Sociology. Dia terkenal
dengan teorinya tentang konsentrisme zona, yang menjelaskan bagaimana kota-kota
terstruktur secara spasial.
Ernest Burgess: Sosiolog yang mengembangkan teori konsentrisme zona Park. Dia juga
terkenal dengan penelitiannya tentang mobilitas sosial dan disorganisasi sosial di kota-
kota.
Louis Wirth: Sosiolog yang mempelajari dampak urbanisasi pada kehidupan sosial. Dia
terkenal dengan teorinya tentang urbanisme sebagai cara hidup.

Anda mungkin juga menyukai