Dosen Pengampu:
Ir. Herlita Prawenti, S.T., M.T., M.Eng.
Disusun oleh:
Kelompok 2/TS 05
1. Alfia Farikhani (2120503062)
2. Fajar Setianto (2140503132)
3. Salfabilla Sekar Ningsih (2140503146)
4. Nita Dwi wulandari (2140503173)
5. Muhammad Lathif Lukyto P. (2140503202)
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
1.3 Tujuan.................................................................................................................. 2
iii
2.3.2 Metode Modern .......................................................................................... 27
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................... 51
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 52
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pekerjaan Galian ..................................................................................... 7
Gambar 2. Metode Pemasangan Batu ..................................................................... 24
Gambar 3. Metode Plasteran ................................................................................... 24
Gambar 4. Metode Atap Kayu ................................................................................. 25
Gambar 5. Metode Bambu ....................................................................................... 25
Gambar 6. Metode Batu Tanah Liat ....................................................................... 26
Gambar 7. Metode Modern Sistem Struktur ......................................................... 28
Gambar 8. Metode Modern Material dan Teknologi Baru ................................... 29
Gambar 9. Metode Modern Teknik Kontruksi ...................................................... 30
Gambar 10. Skema Panel Elektrikal Pada Bangunan Tinggi ............................... 31
Gambar 11. Bagan Instalasi Listrik Bangunan ...................................................... 32
Gambar 12. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Elektrikal ....................................... 36
Gambar 13. Penghantar Kabel ................................................................................ 37
Gambar 14. Kabel NYA ............................................................................................ 38
Gambar 15. Kabel NYY ........................................................................................... 38
Gambar 16. Kabel NYM........................................................................................... 39
Gambar 17. Pipa Baja Galvanish ............................................................................ 48
Gambar 18. Pipa Beton............................................................................................. 48
Gambar 19. Pipa Asbestos Cement Pipe ................................................................. 49
Gambar 20. Pipa Tembaga ....................................................................................... 49
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Pekerjaan Pondasi Sumuran .................................................................. 5
Tabel 2. Tabel Nama Pekerjaan dan Bahan .................................................................. 5
Tabel 3. Tabel Jumlah Tenaga Kerja ............................................................................. 6
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangunan adalah suatu lingkungan buatan atau lingkungan binaan yang dibuat
oleh manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup sehari-hari seperti sebagai
tempat istirahat, berkumpul bersama keluarga, tempat rekreasi, dan juga sebagai tempat
mencari nafkah. Berkaitan dengan bangunan sebagai lingkungan buatan maka untuk
mempercepat proses pembuatan suatu bangunan dibutuhkan suatu cara/ metoda yang
disebut dengan metoda konstruksi.
Pembangunan gedung merupakan salah satu proyek konstruksi yang kompleks
dan memerlukan perencanaan serta pelaksanaan yang cermat. Metode pelaksanaan
yang dipilih memiliki dampak langsung terhadap waktu, biaya, kualitas, dan
keselamatan selama tahap konstruksi. Oleh karena itu, pemilihan metode pelaksanaan
yang tepat menjadi kunci keberhasilan dalam proses pembangunan gedung.
Di tengah dinamika perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat akan
infrastruktur yang lebih baik, metode pelaksanaan dalam pembangunan gedung terus
mengalami inovasi dan perubahan. Pemahaman yang mendalam terhadap berbagai
metode pelaksanaan menjadi krusial bagi para profesional konstruksi guna
mengoptimalkan efisiensi, keamanan, dan kualitas hasil akhir proyek.
Selain itu, faktor lingkungan, peraturan pemerintah, serta ketersediaan sumber
daya juga turut mempengaruhi pemilihan metode pelaksanaan. Misalnya, dalam
lingkungan perkotaan yang padat, metode pelaksanaan tertentu mungkin lebih sesuai
untuk mengurangi dampak lingkungan dan gangguan kepada masyarakat sekitar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang diatas, dapat dirumuskan suatu rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tahapan pelaksanaan dari pekerjaan persiapan gedung?
2. Bagaimana tahapan pelaksanaan dari pekerjaan Struktur gedung?
1
2
3
4
mengisi ruang antara bidang ’timbunan filter’ dan tanggu penutup, kantung
lumpur dan, lain-lain.
3) Persiapan material kerja, antara lain: semen PC, pasir, split dan
air.
4) Persiapan alat bantu kerja, antara lain: concrete mixer,
meteran,waterpass, cangkul, talang cor, ember, sendok semen,
raskam, benang,selang air, dll.
c. Metode pelaksanaan pekerjaan
1) Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design
dan Job Mix Formula untuk pekerjaan sloof beton.
2) Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat
berada pada titikkoordinatnya sesuai dengan gambar
perencanaan. Sepatu kolom biasanya menggunakan besi stek
yang dibor pada lantai.
3) Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing.
4) Memasang bekisting sloof seperti pada gambar di samping.
Jangan lupabeton decking atau tahu beton penyangga besi
tulangan. Tujuan betondecking ini untuk menjaga jarak selimut
beton agar tidak berubah selamaproses pengecoran.
5) Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk
memperkuat. Ukuran sloof yang digunakan relative sesuai
dengan Soft Drawing. Untuk menguncisloof tersebut harus
menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri atau membeli
jadi.
6) Memasang pipa support untuk menjaga horizontal dari sloof
terhadapkolom. Untuk mendapatkan sloof struktur yang
sempurna, bekisting tidakboleh miring ataupun goyang saat
pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa support dinilai
sangat penting.
7) Pengecoran Beton, Pastikan beton yang digunakan memiliki
mutu sesuai dengan spesifikasi desain.
12
b. Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian sebagai berikut:
1) Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau
dikerjakan di tempat lain yang lebih aman
2) Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
3) Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum
pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan
utama dengan kapur.
4) Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara
tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem
silang.
5) Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi
tulangan precast diangkut dengan menggunakan Tower Crane ke
lokasi yang akan dipasang.
6) Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang
beton deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai
selimut beton.
c. Pemasangan Bekisting Kolom
Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan
pembesian tulangan telah selesai dilaksanakan. Tahapan yang
dilakukan pada proses pemasangan bekistingnya adalah:
1) Bekisting dilakukan checklist terlebih dahulu kemudian bagian
permukaan dalam akan dilapisi minyak/pelumas bekisting.
Minyak/pelumas berfungsi agar beton tidak menempat pada
permukaan bekisting sehingga memudahkan pada saat
pembongkaran bekisting.
2) Setelah proses checklist selesai, panel bekisting diangkat dari lokasi
fabrikasi bekisting menggunakan tower cranem enuju posisi kolom
yang akan dicor.
16
d. Metode Bambu
Deskripsi: Bambu digunakan sebagai struktur utama atau elemen dekoratif
dalam bangunan.
Keuntungan: Ramah lingkungan, kuat, dan fleksibel.
Kekurangan: Kurang tahan lama dibandingkan beton dan baja.
Deskripsi: Batu bata tanah liat dibakar dan digunakan untuk membangun
dinding.
Keuntungan: Ramah lingkungan, tahan lama, dan estetis.
Kekurangan: Membutuhkan waktu lama untuk membuat batu bata.
listrik ada berbagai macam jenis kabel yang digunakan sesuai dengan kebutuhan
daya dari kegunaannya.
c. Kabel NYM
Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan system
tenaga. Kabel NYM : memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih
atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan
isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik darikabel NYA
(harganya lebih mahal dari NYA).Kabel ini dapat dipergunakan
dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh di tanam.
Suatu bahan yang dipakai untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada
dinding atau langit-langit. Klem ini dibuat dari plat besi atau plastik dengan ukuran
disesuaikan dengan ukuran pipa jarak pemasangan klem satu dengan lainnya
maksimal 80 cm.
8. Kotak Sambung
Pada saat penyambung kabel pada titik percabangan harus menggunakan kotak
sambung. Menurut ketentuan peraturan instalasi yang diijinkan tidak boleh dalam
pipa terdapat sambungan,karena dikwatirkan kawat putus dalam pipa. Macam-
macam kotak sambung:
a. Kotak sambung cabang dua (digunakan untuk menyambung lurus)
b. Kotak sambung cabang tiga/T-Dos (digunakan untuk percabangan-
percabangan)
c. Kotak sambung cabang empat/Cross Dos (sama dengan T-Dos hanya
percabangan bukan tiga tapi empat).
9. Rol Isolator
Untuk pemasangan kawat hantaran diatas plafon tanpa menggunakan pipa
digunakan rol isolator. Jarak antara rol satu dengan yang lain 50 cm dan antar
hantaran jaraknya 5 cm. Rol isolator dibuat dari keramik atau plastic dan
kekuatannya disesuaikan dengan besar hantaran dan tegangan kerja untuk
kepentingan peletakan besar hantaran dan tegangan kerja untuk kepentingan
peletakan hantaran pada instalasi penerangan rumah.
10. Kotak Sekring
Kotak sekring merupkan alat yang digunakan membatasi besar arus yang
mengalir dalam suatu rangkaian listrik.Fungsinya sebagai pengaman. Apbiladialiri
arus melebihi ketetapa maka sekring akan putus, sehingga tidak ada arus yang
mengalir dalam rangkaian. Ada dua tipe sekring yang terdapat dipasaran yaitu
sekring patron lebur dan sekring otomat. Keduanya memiliki fungsi yang sama tapi
kerja teknis yang berbeda.
11. MCB (Miniature Circuit Breaker)
42
Fungsi MCB adalah untuk pengaman terhadap beban lebih atau hubung
singkat.Bila terjadi arus beban lebih atau hubung pendek MCB memutuskan sirkit
dari sumber. Komponen untuk mengamankan beban lebih adalah bimetal
sedangkan untuk mengamankan arus hubung pendek adalah electromagnet. Bila
terjadi hubung singkat atau arus lebih yang besar maka kumparan magnetic R akan
memerintahkan kontak jatuh. Tegangan kerja sampai dengan 440 VAC, MCB
dipakai sampai 50 A.
2.5 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pumbling
Plambing adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan
pemasangan pipa dengan peralatannya di dalam gedung yang mencakup air hujan, air
limbah, dan air minum yang dihubungkan dengan sistem kota atau sistem lain yang
dibenarkan (SNI 8153 : 2015),.
2.5.1 Sistem Plumbing
a. Penyediaan air bersih
Sistem plumbing air bersih adalah instalasi yang dipasang untuk menyediakan
air bersih di dalam bangunan. Plumbing air bersih akan mengalirkan air bersih dari
suatu sumber ke berbagai tempat di dalam bangunan sesuai dengan arah aliran yang
dibangun di dalam gedung.
Air bersih yang disalurkan melalui jenis plumbing yang satu ini dapat
digunakan untuk berbagai keperluan, seperti mencuci, mandi, memasak, dan lain
sebagainya. Kini terdapat berbagai sistem penyediaan air bersih yang dapat
digunakan untuk berbagai keperluan. Beberapa jenis sistem penyediaan air bersih
tersebut, yaitu:
1) Sistem sambungan langsung
2) Sistem tangki atap
3) Sistem tangki tekan
4) Sistem tanpa tangki atau booster system
43
Jenis sistem penyediaan air bersih yang digunakan pada suatu gedung dapat dipilih
tergantung dari kegunaan dan keperluannya.
b. Penyediaan Air Panas
Sistem penyediaan air panas adalah instalasi yang menyediakan air panas
dengan meng-gunakan sumber air bersih, dipanaskan dengan berbagai cara, baik
langsung dari alatpemanas maupun melalui sistem perpipaan.ada dua macam
instalasi, yaitu instalasi lokal dan instalasi sentral.
c. Penyaluran air buangan (air kotor, air bekas, dan air hujan)
1) Selain instalasi plumbing air bekas, suatu bangunan juga harus memiliki
instalasi sistem plumbing air kotor. Air kotor yang dimaksud berupa air
limbah bekas buang air. Aliran instalasi air kotor mengalir ke arah septic tank
agar tidak mencemari lingkungan.
2) Plambing air bekas digunakan untuk mengatur air agar tidak mencemari bagian
dalam maupun lingkungan luar bangunan. Pada umumnya instalasi air bekas
dapat dibuang langsung ke dalam tanah atau mengikuti aliran air bekas yang
ada di sekitar bangunan. Contoh air bekas adalah air bekas mandi, cuci piring,
cuci baju, dan lain sebagainya.
3) Plumbing air hujan memiliki manfaat terutama di daerah-daerah yang memiliki
curah hujan cukup tinggi. Instalasi plumbing air hujan dapat dibangun untuk
membantu mendistribusikan air hujan. Tujuannya adalah menghindari adanya
genangan yang muncul karena air hujan. Selain itu, jenis plumbing yang satu
ini juga sangat berperan dalam mencegah kerusakan bangunan karena air hujan.
d. Pencegahan Kebakaran (sprinkler)
Sprinkler bekerja dengan mendeteksi panas. Saat terjadi kebakaran, panas dari
nyala api akan menyebabkan suhu udara di dalam ruangan meningkat dengan cepat.
Peningkatan suhu ini akan memicu detektor panas yang terhubung langsung dengan
alarm kebakaran. Detektor panas kemudian akan mengirimkan sinyal ke sistem
sprinkler, mengaktifkan kepala sprinkler dan mengeluarkan air untuk
memadamkan api. Metode deteksi panas ini adalah cara paling umum yang
44
digunakan sistem sprinkler untuk mendeteksi kebakaran dan sangat efektif dalam
mencegah penyebaran api.
2.5.2 Prinsip-prinsip dalam Instalasi Plumbing
Sebelum membahas tentang cara instalasi rangkaian plumbing di suatu gedung,
Anda harus memahami beberapa prinsip plumbing. Hal ini karena instalasi plumbing
membutuhkan beberapa teknik atau sejumlah prosedur tertentu dalam
pemasangannya. Prinsip instalasi sistem plumbing perlu dipahami agar tidak terjadi
kesalahan, kebocoran, dan berbagai kerusakan lainnya di dalam instalasi aliran air
tersebut. Apa saja prinsip-prinsip tersebut? Berikut ini beberapa prinsip yang harus
dipahami dalam instalasi plumbing, yaitu:
a. Konsep Denah Peralatan Plumbing
Denah atau desain aliran plumbing harus dibuat dengan spesifik, detail, dan
jelas. Selain itu, pembuatannya juga harus mempertimbangkan berbagai aspek agar
efektif dan efisien.Beberapa aspek yang bisa menjadi bahan pertimbangan adalah
desain bangunan, sumber aliran, dan lain sebagainya. Nantinya denah atau desain
ini akan sangat berguna dalam pemasangan peralatan plumbing pada suatu
bangunan.
b. Perlindungan Terhadap Konstruksi Bangunan
Pemasangan pipa aliran dan semua perlengkapannya akan menimbulkan beban
bagi konstruksi bangunan. Oleh karena itu, sangat penting untuk membuat instalasi
plumbing tetap mendukung sistem perlindungan konstruksi bangunan.
Prinsipnya ipa dalam instalasi plumbing tidak boleh dipasang langsung menembus
bagian konstruksi bangunan, seperti balok, dinding, pondasi, dan bagian lainnya.
Selain itu, harus dibuat juga selubung atau sleeve yang dapat dipasang pada tempat-
tempat atau bagian yang ditembus pipa.
c. Perlindungan Terhadap Pipa
Perlindungan pipa dari kerusakan juga harus diperhatikan. Hal ini karena akan
mempengaruhi aliran dan kualitas air yang didistribusikan di dalam bangunan.
45
Salah satu cara melakukan perlindungan terhadap pipa adalah memberikan lapisan
berupa cat tahan karat. Hal ini untuk mencegah korosi pada pipa aliran air.
d. Perencanaan Plumbing yang Baik
Perencanaan instalasi plumbing juga harus dilakukan dengan baik untuk
mencegah kerusakan, atau kesalahan lainnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah memperhatikan pemasangan katup pengeluaran udara, sehingga tidak
menimbulkan sumbatan. Selain itu, perencanaan plumbing juga harus
memperhatikan perlakukan pemasangan pipa, baik itu pipa lurus maupun pipa yang
dibuat melengkung atau belok.
e. Perencanaan Sistem Pembuangan
Prinsip perencanaan sistem pembuangan juga harus dibuat dengan baik dan
teliti. Tujuannya agar aliran sistem pembuangan air kotor maupun air bekas dapat
mengalir dengan baik tanpa sumbatan maupun permasalahan lainnya.
2.5.3 Instalasi Sistem Plumbing
Pada umumnya pekerjaan plumbing dilakukan oleh tenaga kerja atau teknisi
yang sudah berpengalaman di bidang plumbing dan menguasai semua materi
plumbing. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan mulai dari perancangan
plumbing hingga instalasi pembuatannya.
a. Instalasi Plumbing Pada Aliran Air Bersih dan Air Hujan
Instalasi plumbing untuk aliran air bersih harus dilakukan berdasarkan desain
yang sudah dibuat dalam perencanaan. Proses pemasangan jenis instalasi plumbing
yang satu ini dapat dilakukan setelah proses pemasangan bata bangunan selesai.
Namun, pemasangannya dilakukan sebelum plesteran dan acian.
Tujuannya tentu saja untuk menghindari bobokan atau pembongkaran yang
dilakukan agar tidak menyebabkan keretakan pada dinding bangunan. Khusus
untuk pipa bagian luar bangunan yang termasuk instalasi air hujan dapat dipasang
setelah plesteran selesai dilakukan.
46
Pipa yang melalui dak, kolom beton, atau balok harus dipasang dengan cara
sparing sebelum dilakukan pengecoran. Pipa yang sudah dipasang dengan tepat
sebaiknya segera ditutup menggunakan plug yang kuat. Hal ini bertujuan untuk
menghindari kotoran yang dapat menyebabkan penyumbatan.
Pipa pada plumbing instalasi air bersi h yang sudah selesai dipasang harus diuji
terlebih dahulu. Uji yang dilakukan berupa uji tekanan pipa untuk melihat kualitas
dan kekuatan dari instalasi pipa yang sudah dipasang. Khusus pipa Gip maksimal
pengujian tekanan adalah 10 bar, sementara itu pipa jenis PVC maksimal pengujian
tekanannya mencapai 6 bar.
b. Instalasi Plumbing Pada Aliran Air Kotor dan Air Bekas
Bagaimana instalasi plumbing pada aliran pipa air kotor? Sama seperti instalasi
plumbing air bersih, instalasi plumbing air kotor juga harus tetap memperhatikan
desain atau denah yang sudah direncanakan sebelumnya.
Khusus untuk instalasi plumbing air kotor sebaiknya tidak memiliki
percabangan yang terlalu banyak agar pengerjaan instalasinya lebih mudah untuk
dilakukan. Selain itu, pemasangan sambungan antar pipa pada instalasi air kotor
juga harus benar-benar rapat tanpa ada kebocoran.
Khusus untuk instalasi plumbing air bekas harus dipasang manhole. Tujuan
pemasangan alat tambahan ini untuk mengontrol pembersihan di tempat atau
bagian tertentu. Selain itu pada lubang saluran pembuangan juga harus dipasang
saringan agar kotoran tidak masuk menjadi penyumbat aliran.
Selain itu pemasangan sparing juga harus diperhatikan. Sparing dapat dipasang
dengan tipe saniter atau dapat juga dipilih sistem block out. Perhatikan juga
pemasangan sparing clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet.
Letak sparing clean out sebaiknya dekat atau di samping sparing closet.
Tujuannya adalah sebagai pembersihan ketika ada penyumbatan pada closet.
Pemasangan fan out juga harus diperhatikan dalam instalasi air kotor.
Pemasangan fan out hanya perlu dipasang ketika instalasi saluran atau aliran kotor
47
51
DAFTAR PUSTAKA
52