Tanggal 17 agustus tahun 1945 teks proklamasi di bacakan, sehingga menjadi peristiwa yang penting dan bersejarah bagi bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut terjadi di Jl. Pegangsaan timur No. 56 yang saat ini bernama jalan Proklamasi. Saat pembacaan teks proklamasi di hadiri sekitar 500 orang dari berbagai kalangan dengan membawa apapun yang dapat di jadikan senjata, karena walaupun Jepang telah kalah dari sekutu, tapi tentara Jepang masih ada di Jakarta dan suasana Jakarta masih dalam keadaan kondusif. Pada awalnya teks proklamasi akan di bacakan dilapangan Ikeda, tapi dipindahkan ke tempat tinggal Ir. Soekarno sebab dikhawatirkan akan terjadi bentrokan dan menimbulkan pertumpuhan daarah. Sehinggga sekitar 100 orang anggota barisan pelopor berjalan dari lapangan ikeda ke tempat tinggal Ir. Soekarno, mereka telat tiba dan menuntut ingin dibacakan ulang teks proklamasi, tapi di tolak dan diberikan amanat oleh Moh. Hatta.
Cerita Sejarah Konsep Diakronik
Perang Diponegoro (1825-1830)
Perang Diponegoro adalah perang yang terjadi selama lima tahun antara tahum 1825-1830. Perang ini disebut juga perang Jawa. Perang ini dipimpin oleh Pangeran Diponegoro. Awal mula terjadinya perang Diponegoro adalah karena Belanda memasang patok di tanah milik Pangeran Diponegoro di desa Tegalrejo. Pada puncak peperangan,Belanda yang mulai kewalahan menghadapi Pada saat melawan Belanda, Pangeran Diponegoro menggunakan strategi perang gerilya dan memusatkan pertahanannya di Goa Selarong. peperangan mengerahkan lebih dari 23.000 orang serdadu. Pada tahun 1827 Belanda menggunakan strategi benteng. Strategi yang digunakan oleh Belanda berhasil menangkap Kyai Maja kemudian Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Sentot Ali Basya menyerahkan diri kepada Belanda. Pada tanggal 28 Maret 1830 Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Disana, Pangeran Diponegoro menyatakan bahwa ia menyerahkan diri dengan syarat sisa pasukannya di lepaskan. Lalu Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan di Manado kemudian di pindahkan di Makasar hingga wafatnya pada 8 Januari 1855. Perang pun dilanjutkan oleh puteranya yaitu Pangeran Joned, Ki Sudewo, Diponingrat, dan Diponegoro Anom. Namun sayangnya usaha yang di lakukan puteranya bernasib tragis. Diponingrat dan Diponegoro Anom dibuang ke Ambon dan Ki Sudewo dan Pangeran Joned terbunuh saat peperangan,berakhirlah perang Diponegoro.
ANALISIS PERBEDAAN DUA CERITA
#Diankronik (Perang Diponegoro 1825-1830)
Peristiwa tersebut terdapat kurun waktunya dan sifatnya memanjang berdasarkan waktu namun ruangnya terbatas. -Perang Diponegoro berlangsung selama 5 tahun yaitu dari tahun 1825 hingga 1830.Perang ini dipimpin oleh Pangeran Diponegoro. Dimensi Ruangnya Terbatas artinya kita tidak mendalami peristiwa- peristiwa apa saja yang ada disetiap tahun ,hanya sebatas garis besar peristiwanya saja -Awal mula terjadinya perang Diponegoro adalah karena Belanda memasang patok di tanah milik Pangeran Diponegoro di desa Tegalrejo. -Pada saat melawan Belanda, Pangeran Diponegoro menggunakan strategi perang gerilya dan memusatkan pertahanannya di Goa Selarong. -Pada tahun 1827 Belanda menggunakan strategi benteng. Strategi yang digunakan oleh Belanda berhasil menangkap Kyai Maja kemudian Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Sentot Ali Basya menyerahkan diri kepada Belanda. - Pada tanggal 28 Maret 1830 Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang - Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan di Manado kemudian di pindahkan di Makasar hingga wafatnya pada 8 Januari 1855. - Perang pun dilanjutkan oleh puteranya yaitu Pangeran Joned, Ki Sudewo, Diponingrat, dan Diponegoro Anom.Namun, Diponingrat dan Diponegoro Anom dibuang ke Ambon dan Ki Sudewo dan Pangeran Joned terbunuh saat peperangan,berakhirlah perang Diponegoro.
#Sinkronik (Suasana Pembacaan Teks Proklamasi)
Seputar Peristiwanya -Tanggal 17 agustus tahun 1945 teks proklamasi di bacakan -Peristiwa tersebut terjadi di Jl. Pegangsaan timur No. 56 yang saat ini bernama jalan Proklamasi. -Saat pembacaan teks proklamasi di hadiri sekitar 500 orang dari berbagai kalangan - Pada awalnya teks proklamasi akan di bacakan dilapangan Ikeda, tapi dipindahkan ke tempat tinggal Ir. Soekarno sebab dikhawatirkan akan terjadi bentrokan dan menimbulkan pertumpuhan daarah -Yang terakhir amanat disampaikan oleh Muh.Hatta