Paper Usus Halus (Duodenum, Ileum, Jejunum)
Paper Usus Halus (Duodenum, Ileum, Jejunum)
Disusun Oleh :
Tahapan pengelolaan makanan terdiri dari ingesti, digesti, absorpsi dan eliminasi
(Campbell et al., 2010:35). Ingesti merupakan merupakan tindakan makan. Makanan
dapat ditelan dalam bentuk cair maupun padat. Pada tahap digesti (pencernaan),
makanan nantinya akan dipecah menjadi molekul-molekul kecil untuk diabsorpsi oleh
tubuh. Digesti kimiawi dibantu oleh enzim. Berbagai jenis enzim mengatalisis
pencernaan molekul-molekul besar dalam makanan. Digesti mekanis adalah proses
pemecahan makanan menjadi potongan kecil sehingga meningkatkan area permukaan
untuk proses-proses kimiawi (Campbell et al., 2010:36). Dua tahap terakhir
pengolahan makanan terjadi setelah makanan dicerna. Pada tahap absorpsi, sel-sel
menyerap molekul kecil seperti asam amino dan gula sederhana. Sistem pencernaan
memecah gumpalan besar makanan yang dimakan menjadi bagian yang cukup kecil
untuk melewati dinding usus dan larut dalam darah. Eliminasi merupakan tahapan
terakhir, saat zat-zat yang tidak tercerna dikeluarkan dari system pencernaan
(Campbell et al., 2010:36).
1.2 Tujuan
Penugasan bertujuan untuk membantu praktikan memahami bagaimana
proses usus halus untuk mencerna makanan di dalam sistem pencernaan.
Penugasan bertujuan untuk mengetahui dan menambah pemahaman
praktikan tentang fungsi masing-masing organ usus halus secara detail.
Penugasan bertujuan untuk mengetahui dan menambah pemahaman
praktikan tentang enzim yang terdapat pada usus halus.
Penugasan bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang
proses penyerapan dan pencernaan pada usus halus dilengkapi dengan
mekanisme sistem organ.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil
14. Ileum
Strukturnya berlipat-lipat, terletak diantara jejunum
dan usus besar, panjangnya sekitar 2-4 meter, untuk
penyerapan zat gizi.
24. Jejunum
Terletak ditengah (antara duodenum dan ileum),
terdapat villi dan microvilli pada permukaan
dindingnya.
4.
1. Mucosa
2. Submucosa
3. Muscularis
4. Intestinal Glands (kelenjar pada usus halus
untuk produksi enzim pencernaan)
5. Muscularis Mucosae
6. Duodenal Gland (kelenjar pada dinding
duodenum)
7. Villi (struktur kecil mirip jari-jari)
6.
1. Duodenum
2. Jejunum
3. Ileum
Lokasi titik di mana bagian terakhir dari usus
halus, yang disebut ileum, berakhir dan
bertemu dengan bagian awal dari usus besar,
yang disebut cecum.
Ileum
1. Multiple vascular arcades
2. Vasa recta
Gambar 7 : jejunum dan ileum Jaringan pembuluh darah untuk reabsorpsi dan
sekresi
8.
1. Glandulae duodenales
2. Tela submucosa
3. Tunica muscularis
Stratum circulare
4. Tunica muscularis
Stratum longitudinale
Gambar 8 : struktur dinding duodenum
2.2 Pembahasan
Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum, jejunum, dan ileum.
Usus halus memiliki beberapa ciri yaitu tonjolan seperti jari yang disebut
vili, lapisan sel epitel kolumner berjajar dengan mikrovili yang membentuk striated
borders, dan kelenjar intestinal yang tubular dan pendek (kripte Lieberkuhn). Vili
merupakan mukosa yang mengalami modifikasi. Diantara vili terdapat intervillous
space. Setiap vili berisi inti yaitu lapisan propria, serabut otot polos yang menonjol
dari muskularis mukosa ke vili, dan pembuluh limfatik sentral yaitu lacteal.
BAB III
KESIMPULAN
Usus halus adalah tempat terminal untuk pencernaan makanan, absorpsi zat gizi
dan sekresi endokrin. Usus halus merupakan bagian terpanjang dari traktus
gastrointestinalis dan terbentang dari ostium pyloricum gaster sampai plica
ileocaecale. Struktur berupa tabung yang panjangnya sekitar 6-7 meter dengan
diameter menyempit dari permulaan sampai ujung akhir, yang terdiri dari
duodenum, jejunum dan ileum.
Pada Duodenum makanan dicerna lebih lanjut oleh enzim-enzim pencernaan
yang diproduksi oleh pancreas, seperti lipase, amilase dan tripsin serta oleh
empedu yang mengandung emulsi lemak. Pada Jejunum terjadi penyerapan
gula, asam amino dan asam lemak. Pada Ileum terjadi penyerapan zat gizi yang
tidak diserap dengan baik oleh Duodenum dan Jejunum.
DAFTAR PUSTAKA
1. Campbell, N.A., Jane B. R., Laurence G. M. (2004). Biologi Edisi Kelima Jilid 3.
Jakarta : Erlangga.
2. Campbell, N. A., Jane B. R., Lisa A. U., Michael L. C., Steven A. W., Peter V. M.,
and Robert B. J. (2010). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
3. Guyton. (1990). Fisiologi Manusia dan Mekanisme Sakit. Jakarta : Erlangga.
4. Kimball, J. W. (1983). Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta Erlangga.
5. Syaifuddin. (2006). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :
EGC.
6. Wulandari, E. M & Hendarmin, L. A. (2010). Integrasi Biokimia dalam Modul
Kedokteran. Jakarta : Cipta Karya Mulia.
7. Junqeira, L.C & Jose Carneiro. (1980). Basic Histology. California : Lange Medical
Publications.
8. Raven, P.H., and Johnson, G.B. (1986). Biology. Times Mirror/Mosby Collage
Publishing.
9. Rohon, Yokochi, Luthen-Drecoll. (2011). Color Atlas of Anatomy : A
Photographic Study of the Human Body 7th Edition. New York : Schattauer.
10. Santoso Gunardi, F. Paulsen, Jens Waschke. (2019). Sobotta Atlas of Human
Anatomy 24th Edition. Singapore : Elsevier.