Tujuan Pembelajaran :
Petunjuk :
Berdoalah sebelum mengerjakan. Bacalah semua instruksi dengan jelas. Kerjakan latihan berikut
pada lembar kerja yang tersedia.
TEKNIK SEVEN JUMP
PERTEMUAN KE-1
1. STEP 1 ( 5 – 10 menit)
Klarifikasi istilah sesuai topik yang belum diketahui dalam skenario. Mencari istilah yang
belum diketahui dalam kamus terkait pembahasan.
Kata sulit : Klarifikasi :
1. Dentis 1. Dentis dentis = (dokter gigi),orang
yang bergelar dibidang ilmu kedokteran
gigi dan mempunyai wewenang untuk
praktek sebagai dokter gigi.
2. Gaster 2. Gaster Gaster adalah organ dalam
traktus digestivus yang berupa rongga
seperti kantung yang berebentuk “J”.
Gaster memiliki dinding anterior dan
posterior. Gaster juga memiliki
curvatura minor di sisi kanan dan
curvatura major di sisi
kanan.
3. Intertinum tenue
3. Intestinum tenue : usus halus: bagian
proksimal usus, ukurannya lebih kecil
daripada usus besar, panjang sekitar
dua puluh kaki (6m), yang memanjang
dari pilorus hingga caecum; terdiri atas
duodenum, jejenum, ileum.
Referensi :
Kamus Dorland edisi 29
Kamus Kedokteran Dorland edisi 31
2. STEP 2 (15 – 20 Menit)
Mendefinisikan masalah berdasarkan skenario. Tiap mahasiswa akan mempunyai
perbedaan pandangan terhadap skenario dengan eksplorasi pertanyaan. Semua pertanyaan
harus ditampung.
1. Apa Fungsi dari kita mengunyah ? (Ruh)
2. Organ apa yang berperan dalam proses mengunyah dan menelan?
3. Apa jadinya jika kita menelan kelapa secara utuh utuh
4. Berapa besar kapasitas gaster pada umumnya ?
5. Bagaimana proses gaster pada saat mencerna makanan?
6. Otot apa yang berperan dalam proses membuka dan menutup mulut?
3. STEP 3 (50 menit)
Mendiskusikan masalah yang telah teridentifikasi dalam STEP 2, jawaban singkat dari
STEP 2 berdasarkan prior knowledge mahasiswa tanpa referensi.
1. Apa Fungsi dari kita mengunyah ? (Mario )
Jawab :
- Fungsi mengunyah adalah untuk menghaluskan makanan menjadi mass makanan
yang siap ditelan yaitu bolus
- supaya makanan dapat lebih mudah ditelan dengan baik
6. Otot apa yang berperan dalam proses membuka dan menutup mulut? (Atika & Ruh)
Jawab :
1. Membuka mulut:
- m. pterygoideus lateralis
- m. digastricus venter anterior
- m. mylohyoid
- m. geniohyoid
2. Menutup mulut:
- m. temporalis
- m. masseter
Skenario
Proses Pencernaan
(Sistem Digestive)
Anatomi Histologi
Organ Organ
Fisiologi Biokimia
Pencernaan Pencernaan
Pencernaan Pembentukan
Mekanik, Enzim Intra
Cavum Oris, Cavum Oris, Pencernaan Kimiawi,
Gaster, Gaster, dan Propusi
Sel.
Intestinum tenue Intestinum tenue
5. STEP 5
Merusmuskan tujuan belajar berdasarkan kesepakatan kelompok, dibawah supervisor
tutor. Minimal tujuan khusus harus dicapai.
1. Mahasiswa dapat mengetahui proses lapar, haus dan kenyang.
2. Mahasiswa dapat mengetahui sistem digestive secara umum.
3. Mahasiswa dapat mengetahui proses mastikasi dan deglutasi.
4. Mahasiswa dapat mengetahui anatomi dan histologi dari cavum oris,
gaster, intestinum tenue.
5. Mahasiswa dapat mengetahui pencernaan mekanik dan pencernaan
kimiawi di cavum oris, gaster, dan intestinum tenue.
PERTEMUAN KE-2
6. STEP 6
Self study. Mahasiswa belajar mandiri, mencari sumber berdasarkan tujuan belajar yang
sudah disepakati.
1. Proses Lapar, Haus dan Kenyang
Mekanisme Haus
Rasa haus adalah sensasi subyektif yang mendorong seseorang untuk menelan H2O lebih
banyak. Pusat haus terletak di dekat dengan sel penghasil vasopressin.
- Pada umumnya,seksresi vasopressin atau anti diuretic hamper bersamaan dengan timbulnya
rasa haus bekerja secara terpadu.
- Sinyal eksitatorik utama untuk sekresi vasopressin dan rasa haus berasal dari sinyal yang
dikirim ke osmoreseptor hypothalamus
- Setelah sinyal terkirim terjadilah peningkatan osmolaritas dan kebutuhan akan konservasi
H2O bertambah,sekresi vasopressin dan rasa haus diaktifkan.
- Reabsorpsi H2O di DCT dan koligentes meningkat sehingga pengeluaran urin berkurang,
sementara itu asupan H2O secara bersamaan dirangsang.
- Maka, efek ini memulihkan simpanan H2O sehingga kondisi hipertonik mereka dengan
pulihnya konsentrasi zat-zat kembali normal.
- Meskipun perangsang utamanya pengaktifkan vasopressin dan rasa haus adalah peningkatan
osmolaritas CES, namun sel penghasil vasopressin, namun sel penghasil vasopressin dan
pusat haus juga dipengaruhi tingkat moderat oleh perubahan volume CES yang diperantarai
oleh sinyal dari reseptor volume atrium kiri. Reseptor ini memantau tekanan darah.
- Hal ini menimbulkan vasokontraksi pada arteriol, membantu memperbesar CES dan tekanan
arteri dan volume plasma serta dengan meningkatkan resistensi perifer total, vasopressin
membantu mengatasi penurunan tekanan darah.
- Selain itu, ada juga peran angiotensin II dalam mekanisme ini. Ketika mekanisme rennin-
angiotensin-aldosteron diaktifkan untuk menghemat Na+ , agotenin II, selain merangsang
sekresi aldosteron, juga berkerja langsung pada otak untuk menimbulkan rasa haus dan
merangsang vasopressin untuk meningkatkan reabsorpsi H2O di ginjal.
Jadi, telah dijelaskan di atas bahwa dalam mekanisme haus itu organ yang berperan adalah
hipotalamus yang mengatur simpatis seperti haus ini dan juga resepor-reseptor yang di
mulut,plasma dan sel.
Esofagus (kerongkongan)
Sebagai saluran panjang berotot (muskuler) yang menghubungkan rongga mulut dengan
lambung. Pada batas antara esophagus dengan lambung terdapat sphincter esophagii yang
berfungsi mengatur agar makanan yang sudah masuk ke dalam lambung tidak kembali ke
esophagus.
Gastrium (lambung)
Di lambung, makanan ditampung, disimpan, dan dicampur dengan asam lambung, lendir dan
pepsin. Mukosa pencernaan. Kelenjar pada bagian pilorika dan kardiaka menghasilkan lendir.
Kelenjar pada fundus terdapat sel parietal (oxyntic cell) menghasilkan HCl, dan chief cell
menghasilkan pepsinogen. Proses digesti di lambung meliputi:
1. Pencernaan pada lambung sebatas pada protein, sangat sedikit lemak, dan
karbohidrat. Absorpsi zat-zat tertentu seperti; alkohol, obat-obatan.
2. Makanan setelah melewati lambung menjadi dalam bentuk bubur makanan
(chyme). Dengan mekanisme dorongan dari otot lambung chyme menuju ke usus
dua belas jari (duodenum).
Intestinum tenue (usus halus)
Usus halus dibedakan menjadi 3 bagian: duodenum, jejunum, dan ileum.
1. Duodenum
Pada duodenum terdapat muara dari duktus koledokus dan duktus pankreatikus.
Cairan empedu dari kantung empedu dikeluarkan lewat duktus koledokus. Cairan
pankreas lewat duktus pankreatikus. Cairan pankreas mengandung enzim lipase, amylase,
trypsinogen dan chemotrypsinogen. Lipase untuk memecah lemak (setelah
diemulsifikasikan oleh empedu) menjadi asam lemak dan gliserol. Amylase untuk
memecah amilum menjadi sakarida sederhana.
2. Jejunum
Jejunum merupakan tempat absorpsi zat-zat makanan. Proses penyerapan (absorpsi) zat-
zat makanan meliputi; difusi, osmosis, dan transpor aktif.
1) Monosakrida dan asam amino melalui mekanisme difusi fasilitasi.
2) Asam lemak melalui mekanisme difusi biasa.
3) Vitamin melalui mekanisme difusi biasa.
4) Air melalui mekanisme difusi dan osmose.
5) Elektrolit dan mineral melalui mekanisme difusi, dan transport aktif.
3. Ileum
Absorpsi melalui villi usus. banyak mengandung kelenjar
Rektum
Rektum merupakan kantung yang berfungsi menampung feses. Setelah penuh terjadi
perangsangan karena ekstensi (peregangan) dinding rektum sehingga timbul keinginan untuk
berak (defikasi).
Anus
Anus merupakan katup muskuler (spinchter ani) berfungsi mengatur pengeluaran tinja. Kelainan
saluran pencernaan:
1. Mencret (Diare), karena adanya rangsangan yang berlebihan sehingga motilitas usus
meningkat.
2. Konstipasi, karrena defekasi yang tidak teratur dan sulit.
A. Aktifitas Otot
B. Sendi temporomandibula(temporomandibulajointi/TMJ)
- Gerak rotasi
- Gerakan meluncur/ transisi
C. Contack gigi geligi
D. Regulasi pengunyahan
MENGUNYAH
Mengunyah adalah stimulus dari respon fase sefalik dan stimulasi sensorik yang dapat
meningkatkan pelepasan hormon-hormon seperti insulin, ghrelin, Cholesistokinin (CCK) dan
glucagon like peptide-1 (GLP-1). Makanan yang dicerna dengan cepat akan menyebabkan
efisiensi rasa kenyang yang lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh karakteristik seperti ukuran
gigitan yang besar, aktivitas menunyah yang rendah, dan exposure time oro-sensori yang rendah.
Ukuran gigitan yang kecil dan aktivitas mengunyah yang lebih banyak akan menyebabkan
exposure time oro-sensori lebih lama dan menurunkan asupan makanan.
2. Deglutisi (Penelanan)
Menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama karena faring membantu fungsi
pernapasan dan penelanan. Pada umumnya, penelanan dapat dibagi menjadi :
1. Tahap Volunter yang mencetuskan proses penelanan
2. Tahap Faringeal yang bersifat involunter dan membantu jalannya makanan melalui faring
ke dalam oesophagus
3. Tahap Oesophagus, yaitu fase involunter lain yang mengangkut makanan dari faring ke
lambung.
Tahap Volunter Proses Penelanan.
Bila makanan sudah siap untuk ditelan, “secara sadar” makanan ditekan atau didorong ke arah
posterior ke dalam faring oleh tekanan lidah keatas dan kebelakang terhadap palatum. Dari sini,
proses penelanan terjadi atau hampir seluruhnya berlangsung secara otomatis dan umumnya
tidak dapat dihentikan.
4. Anatomi dan Histologi dari Cavum Oris, Gaster dan Intestinum Tenue
1. Anatomi
Cavum Oris
- Batas superior: palatum durum, palatum mole
- Anterior: labia
- Lateral: buccae
- Inferior: diaphragma oris
- M. Geniohyoideus
- M. Mylohyoideus
- Isi: lingua
- Terbagi: vestibulum oris dan cavum oris propria(secara Garis besar)
- CAVUM ORIS
1. VESTIBULUM ORIS, batas:
- Lat. : buccae, med. : gingival & dentes, ventral : labium superior et inferior, dasar &
atap : mukosa cavum oris
- CAVUM ORIS
Merupakan bagian pertama dari tractus digestivus, juga untuk jalan nafas maupun untuk
berbicara.
BATAS-BATAS CAVUM ORIS:
- Lateral: pipi (buccae)
- Depan: Bibir (labia oris) Atap palatum
- Bawah: lidah (linguae)(tongue)
- Fungsi lidah : alat pengecap, membantu proses mengunyah, menelan dan berbicara.
- Bagian-bagian lidah :
- Apex linguae : ujung lidah & berhadapan gigi incisivus bawah.
- Corpus linguae (2/3 anterior lidah)
- Margo lateralis Dorsum linguae (papilla lingualis, sulcus medianus, sulcus terminalis,
for. caecum)
- Facies inferior (frenulum linguae, plica fimbriata)
- Radix linguae (1/3 posterior lidah) : didapatkan tonsilla lingualis.
- mucosa dasar mulut.
CAVUM ORIS terbagi menjadi:
● CAVUM ORIS PROPRIUM
● VESTIBULUM ORIS
VESTIBULUM ORIS:
Suatu interval antara bibir dan pipi disatu pihak (luar) dan arcus dentalis superior dan inferior,
ginggiva rahang atas dan bawah di pihak lain.
Gaster
Gaster merupakan bagian dari traktus gastrointestinal pertama yang berada di intra abdominal,
terletak di antara esophagus dan duodenum.Terletak pada daerah epigastrium dan meluas ke
hipokhondrium kiri,berbentuk melengkung seperti huruf “J” dengan mempunyai paries anterior
(superior) dan paries posterior (inferior). Seluruh organ lambung terdapat di dalam rongga
peritoneum dan ditutupi oleh omentum.
Intestinum Tenue
Merupakan bagian tractus digestivus / tr. Gastrointestinal mulai dari pylorus sampai valvula
ileocaecalis.
Terdiri dari :
● Duodenum
● Jejunum
● Ileum
DUODENUM:
● Pars superior ( punya penggantung = intra peritoneal )
● Pars Descendens ( untuk bermuara duct. Choledochus dan
● duct. Pancreaicus wirsungi pada papilla duodeni mayor)
● Pars horizontal
● Pars ascendens
Pada pars descendens duodeni terdapat papilla duodeni minor
untuk bermuara duct.pancreaticus minor ( Santorini )
- Pada papilla duodeni mayor terdapat:
Muara dari ductus choledochus dan ductus pancreaticus wirsungi, dan melebar sebagai
ampula.
- Terdapat otot yang melingkar disebut:
Musculus Spincter ODDI
ILEOCAECALIS
● Punya penggantung disebut MESENTERIUM ( seperti kipas ).
● Pangkal mesenterium disebut RADIX MESENTERII.
● Flexura duodenojejunalis di gantungkan oleh Ligamentum
Treitz yang kearah atas melekat pada crus dexter diafragma
ILEUM:
Berakhir pada fossa iliaca dextra dan bermuara pd permulaan intestinum crassum/ junctura
ileocaecalis. Pada tunica muscularis tdpt anyaman saraf disebut plexus myentericus Aurbach.
2. Histologi
Cavim Oris
Pada Kedua bibir memiliki tiga permukaan tertutup yang berbeda :
Permukaan mukus dalam memiliki pelapis mukosa dengan epitel berlapis gepeng
tanpa lapisan tanduk yang tebal dan banyak kelenjar liur kecil.
Zona vermilion merah pada setiap bibir dilapisi oleh epitel berlapis gepeng dengan
lapisan tanduk sangat tipis dan peralihan antara mukosa mulut dan kulit . daerah ini
tidak memiliki kelenjar keringat maupun kelenjar liur dan dipertahankan tetap lembap
oleh liur dari lidah. Jaringan ikat dibawahnya kaya akan saraf sensoris dan kapiler ,
yang memberinya warna merah muda.
Permukaan luar memiliki kulit tipis, yang terdiri dari lapisan epidermis dan dermis ,
kelenjar keringat, serta banyak folikel rambut dengan kelenjar sebasea.
1. Bibir
Mikrograf pembesaran lemah sediaan bibir memperlihatkan satu Sisi ditutupi mukosa
mulut khas (OM) , sisi sebaliknya ditutupi oleh kulit (S) Yang mengandung volikel
rambut (F) Dan kelenjar terkait. Diantara bagian oral bibir dan kulit normal terdapat zona
Vermilion (V), Yang epidermis nya sangat tipis, sedikit bertanduk, dan transparan
terhadap darah dalam vaskular mikro jaringan ikat dibawahnya. Di dalam bibir
mengandung banyak otot rangka(M) Dan banyak kelenjar liur kecil (G).
2. Lidah
Lidah adalah massa otot rangka dilapisi mukosa, yang memanipulasi bahan makanan
selama pengunyahan dan menelan. Permukaan bawah dari lidah licin, dengan mukosa
pelapis khas. Daerah papilari dan tonsilar permukaan lidah dipisahkan oleh alur
berbentuk V yang disebut sulkus terminalis.
Di permukaan dorsal (a), sepertiga posterior lidah terdapat tonsil lingualis dan bagian
anteriornya memiliki banyak papilla lidah yang terdapat empat jenis.
1. Papila filiformis lancip memberi gesekan untuk membantu memindahkan makanan
selama mengunyah .(FI)
2. Papilla foliata mirip gunung pada sisi-sisi lidah paling berkembang pada anak-anak.
3. Papilla fungiformis lapisan tanduknya tipis, dan tersebar diantara papilla
filiformis.bentuknya mirip jamur, sedikit berkeratin dan memiliki sedikit kuncup
kecap. (F)
4. Papilla sirkumvalata adalah papilla terbesar dengan diameter 1-3 mm.
3. Gigi
Pada orang dewasa normalnya terdapat 32 gigi tetap. Setiap kuadran mempunyai delapan
gigi ,dua insisivus, satu kaninus, dua premolar , dan tiga molar tetap.
Lambung merupakan bagian yang melebar di saluran cerna, yang fungsi utamanya adalah
melanjutkan Pencernaan karbohidrat yang sudah dimulai di mulut, menambah cairan asam
pada makanan, mengubah makanan oleh kerja otot menjadi suatu massa kental (kimus),
dan membantu dimulainya pencernaan protein oleh enzim pepsin. Lambung juga
menghasilkan lipase lambung yang mencerna trigliserida dengan bantuan lipase lidah.
Inspeksi umum memperlihatkan empat daerah: kardia, fundus, korpus, dan pilorus.
Dinding pada semua regio lambung tersusun atas empat lapisan utama, yaitu:
1. Mukosa, Lapisan mukosa lambung dari dalam keluar terdiri dari :
1. Epitel permukaan yaitu epitel silindris selapis yang berfungsi menghasilkan
mukus.
2. Lamina propria yaitu jaringan ikat longgar yang mengisi ruang antara kelenjar-
kelenjar lambung.
3. Lapisan muskularis mukosa. Terdiri atas lapisan sirkuler dalam dan longitudinal
diluar. Mukosa lambung yang kosong memperlihatkan lipatan-lipatan temporer
yang dinamakan rugae.
2. Sub-Mukosa, submukosa terletak di bawah mukosa. Lapisan submukosa mengandung
jaringan ikat padat ireguler dan lebih banyak serat kolagen dari pada lamina propria.
3. Muskularis eksterna, terdiri dari tiga lapisan otot polos, masing-masing dengan
orientasi berbeda, yaitu : oblik di bagian dalam, sirkular di bagian tengah, dan longitudinal
di luar. Di antara lapisan otot sirkuler dan longitudinal terdapat pleksus saraf mienterikus
(Auerbach).
4. Serosa, serosa terdiri dari lapisan tipis jaringan ikat yang menutupi muskularis eksterna
dan dilapisi oleh mesotelium gepeng selapis dari peritoneum viseral.
Intestinum Tenue
Usus halus adalah tempat proses pencernaan selesai dan tempat nutrient ( produk
pencernaan ) diserap oleh sel-sel epitel pelapis. Usus halus relatif panjang sekitar 5 m dan
terdiri atas 3 segmen : duodenum, yeyenum dan ileum.
MUKOSA
Dilihat secara makroskopis, pelapis usus halus menapakkan serangkaian lipatan semilunar
atau sirkular permanen ( plika sirkularis ), terdiri dari mukosa dan submukosa.
Seluruh mukosa usus halus ditutupi secara rapat oleh tonjolan kecil pendek mukosanya ( 0,5-
1,5 mm) disebut vili yang terjulur ke dalam lumen .
Dinding usus halus terdiri dari empat lapisan yang sama yang membentuk sebagian besar
saluran pencernaan: mukosa, submukosa, muskularis, dan serosa
(a) Mukosa dan submukosa adalah dua lapis terdalam dari empat lapis konsentris
(b) Keduanya membentuk lipatan sirkular atau plika sirkularis , yang memperluas
permukaan absorpsi .
(c) Keduanya dilapisi oleh penutup padat tonjolan-tonjolan mirip jari disebut vili. Bagian
dalam tiap vilus terisi jaringan ikat lamina propria dengan vaskulatur mikro dan limfatik
disebut lacteal.
(d) Vili ditutupi epitel selapis silindris terdiri atas entrosit penyerapan dan sel goblet.
(e) Pada apical membrane sel setiap enterosit terdapat mikrovili padat, yang berguna untuk
memperluas permukaan absorpsi sel .
2. Pencernaan Kimiawi
Dua enzim, amilase saliva dan lipase lingual, berkontribusi pada pencernaan kimiawi di mulut.
Amilase saliva, yang disekresikan oleh kelenjar saliva, memulai pemecahan pati. Karbohidrat
makanan adalah gula monosakarida dan disakarida atau polisakarida kompleks seperti pati.
Sebagian besar karbohidrat yang kita makan adalah pati, tetapi hanya monosakarida yang dapat
diserap ke dalam aliran darah. Jadi, disakarida dan pati yang tertelan harus dipecah menjadi
monosakarida. Fungsi amilase saliva adalah memulai pencernaan pati dengan memecah pati
menjadi molekul yang lebih kecil seperti disakarida maltosa, trisakarida maltotriosa, dan
polimer glukosa rantai pendek yang disebut α-dekstrin. Meskipun makanan biasanya ditelan
terlalu cepat untuk semua pati dipecah di dalam mulut, amilase saliva dalam makanan yang
tertelan terus bekerja pada pati selama sekitar satu jam, di mana asam lambung
menonaktifkannya. Saliva juga mengandung lipase lingual, yang disekresikan oleh kelenjar
lingual di lidah. Enzim ini menjadi aktif di lingkungan asam lambung dan dengan demikian
mulai bekerja setelah makanan ditelan. Ini memecah trigliserida makanan (lemak dan minyak)
menjadi asam lemak dan digliserida. Digliserida terdiri dari molekul gliserol yang terikat pada
dua asam lemak.
Makanan dapat tetap berada di fundus selama sekitar satu jam tanpa tercampur dengan getah
lambung. Selama ini, pencernaan oleh air liur bervariasi amilase dari kelenjar ludah terus.
Namun, segera, tindakan pengadukan mencampur chyme dengan jus lambung asam,
menonaktifkan amilase saliva dan mengaktifkan lipase lingual yang diproduksi oleh lidah,
yang mulai mencerna trie s untuk mencerna trigliserida menjadi asam lemak dan digliserida.
Meskipun sel parietal mensekresi ion hidrogen (H’) dan klorida ion Proton (CI) secara
terpisah ke dalam lumen lambung, efek bersihnya adalah pembentukan asam klorida ( (HCI).
* ke dalam lumen sambil membawa ion kalium (K”) ke dalam sel (Gambar 24.14). Pada saat
yang sama, Cl dan K berdifusi keluar ke dalam lumen melalui saluran CI dan K* di membran
apikal. Enzim karbonat anhidrase , yang terutama berlimpah di sel parietal, mengkatalisis
pembentukan asam karbonat (H₂CO₂) dari air (₂0) pembentukan kal dari air (H₂O) dan
karbon dioksida (CO₂).Saat asam karbonat terdisosiasi, ia menyediakan sumber H * untuk
pompa proton tetapi a juga menghasilkan ion bikarbonat (HCO ). Sebagai HCO, membangun
sitosol, ia keluar dari sel parietal dalam pertukaran untuk Cl melalui CI-HCO antiporters
membran basolateral (di sebelah lamina propria). , berdifusi ke kapiler darah terdekat.
“Gelombang basa” ion bikarbonat ini mengalirkan darah setelah makan mungkin cukup besar
untuk menaikkan pH darah sedikit dan membuat urin lebih basa.
Sekresi HCI oleh sel parietal dapat dirangsang oleh beberapa sumber: asetilkolin (Ach) yang
dilepaskan oleh neuron parasimpatis, gastrin yang disekresi oleh sel G, dan histamin, yang
merupakan zat parakrin yang dilepaskan oleh sel mast di lamina propria terdekat (Gambar
24.15). Asetilkolin dan gastrin merangsang sel parietal untuk mensekresi lebih banyak HCI
dengan adanya histamin. Dengan kata lain, histamin bekerja secara sinergis. Meningkatkan
efek asetilkolin dan gastrin. Reseptor untuk ketiga zat tersebut terdapat dalam membran
plasma dari
Sel parietal. Reseptor histamin pada sel parietal disebut reseptor H; mereka memediasi
respons yang berbeda daripada reseptor H yang terlibat dalam respons alergi.
Cairan lambung yang sangat asam membunuh banyak mikroba dalam makanan. HCI sebagian
mendenaturasi (membuka lipatan) protein dalam makanan dan merangsang sekresi hormon
yang meningkatkan aliran empedu dan jus pankreas. Pencernaan protein secara enzimatik juga
dimulai di lambung. Satu-satunya enzim proteolitik (pencerna protein) dalam spepsin
lambung, yang disekresikan oleh sel utama. Pepsin memutuskan ikatan peptida tertentu antara
asam amino, memecah rantai protein dari banyak asam amino menjadi fragmen peptida yang
lebih kecil. Pepsin paling efektif di lingkungan lambung yang sangat asam (pH 2); menjadi
tidak aktif pada pH yang lebih tinggi.
Apa yang membuat pepsin tidak mencerna protein dalam sel-sel lambung bersama dengan
makanan? Pertama, pepsin disekresikan dalam bentuk tidak aktif yang disebut pepsinogen;
dalam bentuk ini, ia tidak dapat mencerna protein dalam sel utama.
Yang memproduksinya. Pepsinogen tidak diubah menjadi pepsin aktif sampai terjadi kontak
dengan asam klorida yang disekresikan oleh sel parietal atau molekul pepsin aktif. Kedua,
sel epitel lambung dilindungi dari getah lambung oleh lapisan lendir alkali setebal 1-3 mm
yang disekresikan oleh sel mukosa permukaan dan sel leher mukosa. Berdasarkan
permukaan
Enzim lain dari lambung adalah lipase lambung, yang memecah trigliserida (lemak dan
minyak) dalam molekul lemak (seperti yang ditemukan dalam susu) menjadi asam lemak
dan monogliserida. Sebuah monogliserida terdiri dari molekul dan mono gliserol yang
melekat pada satu molekul asam lemak. Enzim ini, yang memiliki peran terbatas dalam
lambung orang dewasa, bekerja paling baik pada pH 5-6. Lebih penting daripada lipase
lingual atau lipase lambung adalah lipase pankreas, enzim yang disekresikan oleh pankreas
ke dalam usus kecil
Hanya sedikit nutrisi yang diserap di dalam lambung karena sel-sel epitelnya tidak
permeabel terhadap sebagian besar bahan. Namun, sel-sel mukosa lambung menyerap
beberapa air, ion, dan asam lemak rantai pendek, serta obat-obatan tertentu (terutama
aspirin) dan alkohol.
Dalam waktu 2 sampai 4 jam setelah makan, lambung telah mengosongkan isinya ke dalam
duodenum. Makanan kaya karbohidrat menghabiskan waktu paling sedikit di perut;
makanan berprotein tinggi tetap agak lama, dan pengosongan paling lambat setelah makan
sarat lemak yang mengandung jumlah besar dari trigliserida.
Intestinum Tenue
Usus halus Merupakan tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan penyerapan di
tubuh. Terdapat beberapa proses yang terjadi di usus halus, yakni :
a. Motilitas merupakan kontraksi otot dinding saluran cerna yang mencampur dan
mendorong. Pada usus halus, motilitas yang utama adalah proses segmentasi dan kompleks
motilitasi bermigrasi. Segmentasi berfungsi mencampur kimus dan getah pencernaan yang
akan disekresikan ke dalam lumen dan memajankan semua kimus ke permukaan mukosa
usus halus. Saat kontraksi segmentasi usus berhenti akan diganti oleh kompleks motilitas
bermigrasi (migrating motility complex, MMC) yang terdiri 3 fase yang berulang dalam
pola setiap 1,5 jam saat sesorang berpuasa. Tujuan dari proses ini untuk membersihkan sisa-
sisa makanan serta bakteri dan debris mukosa yang menuju kolon.
b. Sekresi Setiap hari sekitar 1,5 liter sukus enterikus disekresikan ke lumen usus halus oleh
sel-sel kelenjar eksokrin di mukosa usus halus. Sukus enterikus merupakan campuran mukus
dan larutan garam, serta H2O yang berperan dalam pencernaan enzimatik makanan. Mukus
berfungsi sebagai pelindung dan pelumas. Enzim-enzim yang disintesis usus halus tidak
diskresikan langsung ke dalam lumen melainkan berfungsi di dalam membran brush border
sel epitel yang melapisi bagian dalam lumen.
Referensi :
1. Journal Fisiologi kedokteran gigi universitas jamber
2. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Guyton dan Hall. Edisi ke-13.
3. F. Ganong, William.2002. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: MC Graw Hill J. W. Kalat.
2010. Biopsikologi bagian 2. Jakarta: Salemba Humanika Pinel, Jhn P.J. 2012.
Biopsikologi edisi ketujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
4. Atlas of Human Anatomy sixth edition, Frank H. Netter, MD
5. Principles of Anatomy and Physiologi 12 Edition, Gerard J. Tortora
6. Materi anatomi blok gastrointestinal sistem digestive dr.Elieser,M.kes
7. Mescher, Anthony L. (2017). Histologi Dasar Junqueira. edisi 14. ( hlm. 340-344 dan
358-361). Penerbit Buku Kedokteran EGC
8. Histologi Dasar Junqueira. edisi 14.
9. Gerard J. Tortora, B. D., 2017. Principles of Anatomy And Physiology. 15th ed. US:
WILEY.
10. Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC
11. Gerard J. Tortora, B. D., 2017. Principles of Anatomy And Physiology. 15th ed. US:
WILEY.
12. Sherwood, Human Physiology
7. STEP 7
Reporting. Mahasiswa melaporkan sumber belajarnya dan hasil belajarnya
Kesimpulan
Berdasarkan skenario dapat kami simpulkan bahwa rasa lapar dan haus yang
terjadi pada Bertus melibatkan bagian dari otak, yaitu hipotalamus dan
pengunyahan/mastikasi terjadi karena ada kerja sama dari cavum oris, serta
deglutasi yang di terjadi pada faring dan esofagus serta melibatkan gaster,
intestinum tenue, yang merupakan bagian dari sistem digestive.
PEER REVIEW :
Fasilitator,