Anda di halaman 1dari 32

LEMBAR KERJA MAHASISWA

TUTORIAL PBL – FK UNCEN

Blok : Gastrointestinal, Hepatobiliar & Pankreas Tanggal : 8 Februari 2022


Modul :
Skenario :1
Kelompok :6
Nama Tutor : dr. Maryam Kathrine Labobar

Ketua : Maria Ana Y. Waromi


Sekretaris : Ruh Makda Yogi
Anggota :

1. Adeline Maria F. Toam 6. Bianca Hersandita Imania


2. Atika Suri 7. Muller Dijid Pigai
3. Aries Diman Maniagasi 8. Mario Frederick Bolang
4. Dzulfaqor Virgiawan Kamal 9. Yaneth Agrina Kiryoma
5. Gracia Alfi Newguinea Womsiwor 10. Yosua Andreas Pilamo Panggabean

Tujuan Pembelajaran :

1. Mahasiswa dapat mengetahui proses lapar, haus dan kenyang.


2. Mahasiswa dapat mengetahui sistem digestive secara umum.
3. Mahasiswa dapat mengetahui proses mastikasi dan deglutasi.
4. Mahasiswa dapat mengetahui anatomi dan histologi dari cavum oris, gaster,
intestinum tenue.
5. Mahasiswa dapat mengetahui pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi di
cavum oris, gaster, dan intestinum tenue.

Petunjuk :
Berdoalah sebelum mengerjakan. Bacalah semua instruksi dengan jelas. Kerjakan latihan berikut
pada lembar kerja yang tersedia.
TEKNIK SEVEN JUMP

PERTEMUAN KE-1
1. STEP 1 ( 5 – 10 menit)
Klarifikasi istilah sesuai topik yang belum diketahui dalam skenario. Mencari istilah yang
belum diketahui dalam kamus terkait pembahasan.
Kata sulit : Klarifikasi :
1. Dentis 1. Dentis dentis = (dokter gigi),orang
yang bergelar dibidang ilmu kedokteran
gigi dan mempunyai wewenang untuk
praktek sebagai dokter gigi.
2. Gaster 2. Gaster Gaster adalah organ dalam
traktus digestivus yang berupa rongga
seperti kantung yang berebentuk “J”.
Gaster memiliki dinding anterior dan
posterior. Gaster juga memiliki
curvatura minor di sisi kanan dan
curvatura major di sisi
kanan.
3. Intertinum tenue
3. Intestinum tenue : usus halus: bagian
proksimal usus, ukurannya lebih kecil
daripada usus besar, panjang sekitar
dua puluh kaki (6m), yang memanjang
dari pilorus hingga caecum; terdiri atas
duodenum, jejenum, ileum.

Referensi :
 Kamus Dorland edisi 29
 Kamus Kedokteran Dorland edisi 31
2. STEP 2 (15 – 20 Menit)
Mendefinisikan masalah berdasarkan skenario. Tiap mahasiswa akan mempunyai
perbedaan pandangan terhadap skenario dengan eksplorasi pertanyaan. Semua pertanyaan
harus ditampung.
1. Apa Fungsi dari kita mengunyah ? (Ruh)
2. Organ apa yang berperan dalam proses mengunyah dan menelan?
3. Apa jadinya jika kita menelan kelapa secara utuh utuh
4. Berapa besar kapasitas gaster pada umumnya ?
5. Bagaimana proses gaster pada saat mencerna makanan?
6. Otot apa yang berperan dalam proses membuka dan menutup mulut?
3. STEP 3 (50 menit)
Mendiskusikan masalah yang telah teridentifikasi dalam STEP 2, jawaban singkat dari
STEP 2 berdasarkan prior knowledge mahasiswa tanpa referensi.
1. Apa Fungsi dari kita mengunyah ? (Mario )
Jawab :
- Fungsi mengunyah adalah untuk menghaluskan makanan menjadi mass makanan
yang siap ditelan yaitu bolus
- supaya makanan dapat lebih mudah ditelan dengan baik

2. Organ apa yang berperan dalam proses mengunyah dan menelan?


Jawab :
1. Cavum oris = rongga mulut
2. Oropharynx dan Laryngopharynx
3. Oesophagus
4. Gaster=ventriculus= stomach=maag=lambung
5. Intestinum tenue = usus halus
Terbagi 3 bagian:
1. Duodenum ( usus dua belas jari )
2. Jejnum ( usus kosong )
3. Ilium ( usus penyerapan )
6. Intestinum crassum = usus besar
Intestinum tenue dimulai dari :
- Sekum ( usus buntu )
- Kolon asenden
- Kolon transversum
- Kolon desenden
- Kolon sigmoid . ( lubang pelepasan pada rectum yaitu Anus )

3. Apa jadinya jika kita menelan kelapa secara utuh utuh?


Jawab :
dapat menyebabkan tersumbat pada saluran pencernaan terutama bagian kerongkongan.
Apabila benda yang ditelan atau makanan yang ditelan dalam ukuran besar dapat
tersangkut atau menyumbat pada esofagus ( kerongkongan).

4. Berapa besar kapasitas gaster pada umumnya ?


Jawab :
ukuran lambung umumnya mencapai 12 inci (sekitar 30 cm). Pada titik terlebarnya,
lambung bisa membesar sampai 6 inci (sekitar 15 cm) lebih lebar. Diperkirakan lambung
bisa menampung sampai satu liter makanan

5. Bagaimana proses gaster pada saat mencerna makanan?


Jawab :
- Di lambung, makanan ditampung, disimpan, dan dicampur dengan asam
lambung, lendir dan pepsin. Mukosa lambung banyak mengandung kelenjar
pencernaan. Kelenjar pada bagian pilorika dan kardiaka menghasilkan lendir.
Kelenjar pada fundus terdapat sel parietal (oxyntic cell) menghasilkan HCl, dan
chief cell menghasilkan pepsinogen. Proses digesti di lambung meliputi:
1) Pencernaan pada lambung sebatas pada protein, sangat sedikit lemak, dan
karbohidrat. Absorpsi zat-zat tertentu seperti; alkohol, obat-obatan.
2) Makanan setelah melewati lambung menjadi dalam bentuk bubur makanan
(chyme). Dengan mekanisme dorongan dari otot lambung chyme menuju ke
usus dua belas jari (duodenum)
- stomach=perut yaitu gaster,dapat dicerna oleh lambung,lambung adalah organ
berbentuk huruf'j' yang berukuran sekitar dua kepalan tangan.lambung terletak
diantara esophagus dan usus halus pada perut bagian atas.lambung memiliki tiga
fungsi Utama yaitu dalam mencerna makanan.yaitu,mencerna makanan,dan cairan
yang tertelan,mencampur makanan dan cairan pencernaan yang diproduksinya,serta
perlahan-lahan mengosongkan isinya kedalam usus kecil.

6. Otot apa yang berperan dalam proses membuka dan menutup mulut? (Atika & Ruh)
Jawab :
1. Membuka mulut:
- m. pterygoideus lateralis
- m. digastricus venter anterior
- m. mylohyoid
- m. geniohyoid
2. Menutup mulut:
- m. temporalis
- m. masseter

4. STEP 4 (10 – 15 menit)


Analisis masalah, mereview STEP 2 dan STEP 3. Penjelasan secara detail dari STEP 3. Diskusi
interaktif. Bisa dibuat skema penjelasan masalah.
MAIND MAPPING :

Skenario

Proses Pencernaan
(Sistem Digestive)

Anatomi Histologi
Organ Organ
Fisiologi Biokimia
Pencernaan Pencernaan
Pencernaan Pembentukan
Mekanik, Enzim Intra
Cavum Oris, Cavum Oris, Pencernaan Kimiawi,
Gaster, Gaster, dan Propusi
Sel.
Intestinum tenue Intestinum tenue

5. STEP 5
Merusmuskan tujuan belajar berdasarkan kesepakatan kelompok, dibawah supervisor
tutor. Minimal tujuan khusus harus dicapai.
1. Mahasiswa dapat mengetahui proses lapar, haus dan kenyang.
2. Mahasiswa dapat mengetahui sistem digestive secara umum.
3. Mahasiswa dapat mengetahui proses mastikasi dan deglutasi.
4. Mahasiswa dapat mengetahui anatomi dan histologi dari cavum oris,
gaster, intestinum tenue.
5. Mahasiswa dapat mengetahui pencernaan mekanik dan pencernaan
kimiawi di cavum oris, gaster, dan intestinum tenue.

PERTEMUAN KE-2
6. STEP 6
Self study. Mahasiswa belajar mandiri, mencari sumber berdasarkan tujuan belajar yang
sudah disepakati.
1. Proses Lapar, Haus dan Kenyang

Proses Terjadinya Lapar


 Definisi Lapar
Lapar adalah rasa keinginan terhadap makanan dan berhubungan dengan efek fisiologi
lain, seperti kontraksi rimis pada lambung sehingga ada rasa gelisah yang pada akhirnya
menuntut ketersediaan makanan yang kuat.
 Regulasi sistem saraf terhadap pengambilan makanan
Sistem saraf berperan besar dalam fisiologi selera makan. Ada banyak daerah pada otak
yang merupakan pusat-pusat selera makan, serta saraf-saraf tepi yang merupakan jarak untuk
menyampaikan sinyal dari jaringan ke sistem saraf pusat dan sebaliknya. Hipotalamus adalah
pusat pengendali selera makan terbesar.
 Pengaturan pencernaan terhadap makan
Pengisian Gastrointestinal : Bila saluran gastrointestinal mengalami pengembangan,
terutama lambung dan deudenum, sinyal penghambat peregangan diantarkan terutama melalui
Vagus untuk menekan pusat makan, sehingga mengurangi keinginan untuk makan. Faktor
Hormonal yang Menekan Makan ( Kolesistokinin, Glukagon, dan Insulin) : hormon
Gastrointestinal kolesistokinin, yang dilepaskan terutama sebagai respon terhadap masuknya
Lemak dalam deudenum, mempunyai efek yang kuat terhadap pusat makan untuk mengurangi
Makan yang lebih banyak.

Proses Terjadinya Haus


Ginjal meminimalkan kehilangan cairan selama terjadi kekurangan air melalui sistem umpan
balik osmoreseptor-ADH. Selain itu, asupan cairan diperlukan untuk mengimbangi kehilangan
cairan apa pun yang terjadi melalui berkeringat dan bernapas serta melalui saluran pencernaan.
Asupan cairan diatur oleh mekanisme rasa haus, yang bersama dengan mekanisme osmoreseptor
ADH, mempertahankan kontrol osmolaritas cairan ekstraseluler dan konsentrasi natrium dengan
tepat. Banyak stimulus yang terlibat dalam pengaturan sekresi ADH juga meningkatkan rasa
haus, yang didefinisikan sebagai keinginan sadar terhadap air.

 Mekanisme Haus
Rasa haus adalah sensasi subyektif yang mendorong seseorang untuk menelan H2O lebih
banyak. Pusat haus terletak di dekat dengan sel penghasil vasopressin.
- Pada umumnya,seksresi vasopressin atau anti diuretic hamper bersamaan dengan timbulnya
rasa haus bekerja secara terpadu.
- Sinyal eksitatorik utama untuk sekresi vasopressin dan rasa haus berasal dari sinyal yang
dikirim ke osmoreseptor hypothalamus
- Setelah sinyal terkirim terjadilah peningkatan osmolaritas dan kebutuhan akan konservasi
H2O bertambah,sekresi vasopressin dan rasa haus diaktifkan.
- Reabsorpsi H2O di DCT dan koligentes meningkat sehingga pengeluaran urin berkurang,
sementara itu asupan H2O secara bersamaan dirangsang.
- Maka, efek ini memulihkan simpanan H2O sehingga kondisi hipertonik mereka dengan
pulihnya konsentrasi zat-zat kembali normal.
- Meskipun perangsang utamanya pengaktifkan vasopressin dan rasa haus adalah peningkatan
osmolaritas CES, namun sel penghasil vasopressin, namun sel penghasil vasopressin dan
pusat haus juga dipengaruhi tingkat moderat oleh perubahan volume CES yang diperantarai
oleh sinyal dari reseptor volume atrium kiri. Reseptor ini memantau tekanan darah.
- Hal ini menimbulkan vasokontraksi pada arteriol, membantu memperbesar CES dan tekanan
arteri dan volume plasma serta dengan meningkatkan resistensi perifer total, vasopressin
membantu mengatasi penurunan tekanan darah.
- Selain itu, ada juga peran angiotensin II dalam mekanisme ini. Ketika mekanisme rennin-
angiotensin-aldosteron diaktifkan untuk menghemat Na+ , agotenin II, selain merangsang
sekresi aldosteron, juga berkerja langsung pada otak untuk menimbulkan rasa haus dan
merangsang vasopressin untuk meningkatkan reabsorpsi H2O di ginjal.
Jadi, telah dijelaskan di atas bahwa dalam mekanisme haus itu organ yang berperan adalah
hipotalamus yang mengatur simpatis seperti haus ini dan juga resepor-reseptor yang di
mulut,plasma dan sel.

Mekanisme Lapar dan Kenyang


- Sensasi rasa lapar disebabkan oleh keinginan akan makanan dan beberapa pengaruh fisiologi
Lainnya, yang menyebabkan seseorang mencari suplai makanan yang adekuat.
- Jika proses pencarian Makanan berhasil, rasa kenyang akan timbul. Timbulnya rasa lapar dan
kenyang diatur dalam Hipotalamus. Beberapa pusat saraf di hipotalamus ikut serta dalam
pengaturan asupan makanan. Nukleus lateral hipotalamus berfungsi dalam pusat makan. Pusat
makan disini disini beroperasi dengan membangkitkan dorongan motorik untuk mencari
makan. Nukleus ventromedial Hipotalamus berperan sebagai pusat kenyang. Pusat ini
dipercaya memberikan suatu sensasi Kepuasan makanan yang menghambat pusat makan.
Nukleus paraventrikular, dorsomedialis, dan Arkuata juga berperan dalam pengaturan asupan
makanan.
- Hipotalamus menerima sinyal saraf dari saluran pencernaan yang memberikan informasi
sensorik mengenai isi lambung, sinyal kimia dari zat nutrisi dalam darah yang menandakan
rasa kenyang, Sinyal dari hormon gastrointestinal, sinyal dari hormon yang dilepaskan dari
jaringan lemak, dan Sinyal dari korteks serebri (penglihatan, penciuman, dan pengecapan)
yang mempengaruhi prilaku makan.
- Pusat makan dan kenyang di hipotalamus memiliki kepadatan reseptor yang tinggi untuk
Neurotransmiter dan hormon yang mempengaruhi prilaku makan. Terdapat dua jenis zat yang
dapat Mengubah prilaku nafsu makan dan rasa lapar yaitu, zat oreksigenik yang menstimulasi
rasa lapar dan zat anoreksigenik yang menghambat rasa lapar.
- Hormon yang berperan dalam proses lapar dan kenyang ini adalah hormon insulin, leptin,
Kolesitokinin, dan ghrelin.

2. Sistem Digestive secara Umum


 Pengertian Digesti
Digesti (pencernaan) adalah proses pemecahan zat-zat makanan sehingga dapat diabsorpsi oleh
saluran pencernaan. Proses digesti meliputi:
1. pengambilan makanan (prehensi),
2. penguyahan (mastikasi),
3. penelanan (deglutisi),
4. pencernaan (digesti), dan
5. pengeluaran sisa-sisa pencernaan (egesti).
Berdasarkan proses pencernaannya dapat dibedakan menjadi digesti makanan secara mekanis,
enzimatis, dan mikrobiotis.
● .Sistem Digesti
Sistem digesti tersusun atas saluran digesti dan kelenjar digesti. Saluran digesti pada manusia
saluran digesti tersusun atas:
 Mulut (rongga mulut)
Di rongga mulut terdapat gigi (gerigi) yang berfungsi untuk menyobek, mengunyah zat-zat
makanan secara mekanis sehingga menjadi zat-zat yang lebih kecil dan memudahkan bekerjanya
enzim pencernaan. Di rongga mulut terdapat bibir, lidah dan palatum (langit-langit) untuk
membantu penguyahan zat makanan, dan penelanan zat makanan. Di rongga mulut terdapat
muara kelenjar air liur (saliva) yang mengandung enzim ptyalin (amilase).
 Faring (Pharynx)
Merupakan persilangan antara saluran makanan dan saluran udara. Epiglotis berperan sebagai
pengatur (klep) kedua saluran tersebut. Pada saat menelan makanan saluran udara ditutup oleh
epiglotis dan sebaliknya jika sedang menghirup nafas.

 Esofagus (kerongkongan)
Sebagai saluran panjang berotot (muskuler) yang menghubungkan rongga mulut dengan
lambung. Pada batas antara esophagus dengan lambung terdapat sphincter esophagii yang
berfungsi mengatur agar makanan yang sudah masuk ke dalam lambung tidak kembali ke
esophagus.
 Gastrium (lambung)
Di lambung, makanan ditampung, disimpan, dan dicampur dengan asam lambung, lendir dan
pepsin. Mukosa pencernaan. Kelenjar pada bagian pilorika dan kardiaka menghasilkan lendir.
Kelenjar pada fundus terdapat sel parietal (oxyntic cell) menghasilkan HCl, dan chief cell
menghasilkan pepsinogen. Proses digesti di lambung meliputi:
1. Pencernaan pada lambung sebatas pada protein, sangat sedikit lemak, dan
karbohidrat. Absorpsi zat-zat tertentu seperti; alkohol, obat-obatan.
2. Makanan setelah melewati lambung menjadi dalam bentuk bubur makanan
(chyme). Dengan mekanisme dorongan dari otot lambung chyme menuju ke usus
dua belas jari (duodenum).
 Intestinum tenue (usus halus)
Usus halus dibedakan menjadi 3 bagian: duodenum, jejunum, dan ileum.
1. Duodenum
Pada duodenum terdapat muara dari duktus koledokus dan duktus pankreatikus.
Cairan empedu dari kantung empedu dikeluarkan lewat duktus koledokus. Cairan
pankreas lewat duktus pankreatikus. Cairan pankreas mengandung enzim lipase, amylase,
trypsinogen dan chemotrypsinogen. Lipase untuk memecah lemak (setelah
diemulsifikasikan oleh empedu) menjadi asam lemak dan gliserol. Amylase untuk
memecah amilum menjadi sakarida sederhana.
2. Jejunum
Jejunum merupakan tempat absorpsi zat-zat makanan. Proses penyerapan (absorpsi) zat-
zat makanan meliputi; difusi, osmosis, dan transpor aktif.
1) Monosakrida dan asam amino melalui mekanisme difusi fasilitasi.
2) Asam lemak melalui mekanisme difusi biasa.
3) Vitamin melalui mekanisme difusi biasa.
4) Air melalui mekanisme difusi dan osmose.
5) Elektrolit dan mineral melalui mekanisme difusi, dan transport aktif.
3. Ileum
Absorpsi melalui villi usus. banyak mengandung kelenjar

 Intestinum crassum (usus besar)


Usus besar terdiri atas caecum dan colon. Caecum berupa kantung-kantung dengan pita (taenia)
dan haustra. Colon dapat dibedakan menjadi colon ascenden (naik), transversal (mendatar),
descenden (turun). Usus besar merupakan tempat untuk absorpsi air dan mineral yang tidak
terserap di usus halus. Pencernaan secara mikrobiotis oleh bakteri komensal (E. coli),
menghasilkan gas, dan sintesis vit. K.

 Rektum
Rektum merupakan kantung yang berfungsi menampung feses. Setelah penuh terjadi
perangsangan karena ekstensi (peregangan) dinding rektum sehingga timbul keinginan untuk
berak (defikasi).
 Anus
Anus merupakan katup muskuler (spinchter ani) berfungsi mengatur pengeluaran tinja. Kelainan
saluran pencernaan:
1. Mencret (Diare), karena adanya rangsangan yang berlebihan sehingga motilitas usus
meningkat.
2. Konstipasi, karrena defekasi yang tidak teratur dan sulit.

3. Proses Mastikasi dan Deglutisi


1. Mastikasi (Pengunyahan)
Sistem pengunyahan merupakan unit fungsional yang terdiri dari gigi geligi,
temporomandibular joint (TMJ), otot-otot yang mendukung pengunyahan baik secara langsung
maupun tidak langsung serta pembuluh darah dan saraf yang mendukung seluruh jaringan
pendukung sistem pengunyahan. Otot-otot pengunyahan yang utama adalah muskulus masseter,
muskulus temporalis, muskulus pterigoideus lateralis dan muskulus pterigoideus medialis.
Peranan otot-otot ini dalam pergerakan membuka dan menutup mulut sangat penting untuk
mengkoordinasikan pergerakan mandibula sehingga gigi dapat berfungsi optimal.
Proses pengunyahan terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap membukanya mandibula, tahap
menutupnya mandibula dan tahap berkontaknya gigi dengan makanan dan gigi antagonisnya.
Otot-otot pengunyahan dapat bekerja sama untuk mengoklusikan gigi dengan kekuatan sebesar
55 pound pada gigi insisiv dan 200 pound pada gigi molar7,8.

A. Aktifitas Otot
B. Sendi temporomandibula(temporomandibulajointi/TMJ)
- Gerak rotasi
- Gerakan meluncur/ transisi
C. Contack gigi geligi
D. Regulasi pengunyahan

MENGUNYAH
Mengunyah adalah stimulus dari respon fase sefalik dan stimulasi sensorik yang dapat
meningkatkan pelepasan hormon-hormon seperti insulin, ghrelin, Cholesistokinin (CCK) dan
glucagon like peptide-1 (GLP-1). Makanan yang dicerna dengan cepat akan menyebabkan
efisiensi rasa kenyang yang lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh karakteristik seperti ukuran
gigitan yang besar, aktivitas menunyah yang rendah, dan exposure time oro-sensori yang rendah.
Ukuran gigitan yang kecil dan aktivitas mengunyah yang lebih banyak akan menyebabkan
exposure time oro-sensori lebih lama dan menurunkan asupan makanan.

2. Deglutisi (Penelanan)
Menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama karena faring membantu fungsi
pernapasan dan penelanan. Pada umumnya, penelanan dapat dibagi menjadi :
1. Tahap Volunter yang mencetuskan proses penelanan
2. Tahap Faringeal yang bersifat involunter dan membantu jalannya makanan melalui faring
ke dalam oesophagus
3. Tahap Oesophagus, yaitu fase involunter lain yang mengangkut makanan dari faring ke
lambung.
Tahap Volunter Proses Penelanan.
Bila makanan sudah siap untuk ditelan, “secara sadar” makanan ditekan atau didorong ke arah
posterior ke dalam faring oleh tekanan lidah keatas dan kebelakang terhadap palatum. Dari sini,
proses penelanan terjadi atau hampir seluruhnya berlangsung secara otomatis dan umumnya
tidak dapat dihentikan.

Tahap Faringeal Involunter Proses Penelanan


Saat bolus makanan memasuki bagian posterior mulut dan faring, bolus merangsang daerah
epitel reseptor menelan di sekeliling pintu faring, khususnya pada tiang-tiang tonsil (tonsillaris
pillaris), dan impuls-impuls dari area ini berjalan ke batang otak untuk mencetuskan serangkaian
kontraksi otot faringeal otomatis sebagai berikut :
1. Palatum molle tertarik ke atas untuk menutupi nares posterior, untuk mencegah refluks
makanan ke rongga hidung.
2. Lipatan palatofaringeal pada setiap sisi faring tertarik ke arah medial untuk saling
mendekat satu sama lain. Dengan cara ini lipatan-lipatan tersebut membentuk celah
sagital yang harus dilewati oleh makanan untuk masuk ke dalam faring.
3. Gerakan laring keatas juga menarik dan melebarkan pembukaan ke esophagus. Pada saat
yang bersamaan, 3-4 sentimeter bagian atas dinding otot esofagus, yang dinamakan
sfingter oesophagus berelaksasi. Dengan demikian, makanan dapat bergerak dengan
mudah dan bebas dari faring posterior ke dalam esofagus bagian atas.
4. Setelah laring terangkat dan sfingter faringoesofageal mengalami relaksasi, seluruh otot
dinding faring berkontraksi, mulai dari bagian superior faring, lalu menyebar ke bawah
melintasi daerah faring media dan inferior, yang mendorong makanan ke dalam esofagus
melalui proses peristaltik.

4. Anatomi dan Histologi dari Cavum Oris, Gaster dan Intestinum Tenue

1. Anatomi
 Cavum Oris
- Batas superior: palatum durum, palatum mole
- Anterior: labia
- Lateral: buccae
- Inferior: diaphragma oris
- M. Geniohyoideus
- M. Mylohyoideus
- Isi: lingua
- Terbagi: vestibulum oris dan cavum oris propria(secara Garis besar)

- CAVUM ORIS
1. VESTIBULUM ORIS, batas:
- Lat. : buccae, med. : gingival & dentes, ventral : labium superior et inferior, dasar &
atap : mukosa cavum oris

2. CAVUM ORIS PROPRIUM, batas:


- Ventral : labium superior et inferior
- Dorsal : Ishmus faucium (palatum molle, uvula, arcus palatoglossus-pharynx, radix
linguae)
- Cranial : Palatum durum dan Palatum mole
- Caudal : Diaphragma oris (Otot dasar mulut)
- al :m. mylohyoid & m. geniohyoid
- Lateral : Gingival & dentes

- CAVUM ORIS
Merupakan bagian pertama dari tractus digestivus, juga untuk jalan nafas maupun untuk
berbicara.
BATAS-BATAS CAVUM ORIS:
- Lateral: pipi (buccae)
- Depan: Bibir (labia oris) Atap palatum
- Bawah: lidah (linguae)(tongue)
- Fungsi lidah : alat pengecap, membantu proses mengunyah, menelan dan berbicara.
- Bagian-bagian lidah :
- Apex linguae : ujung lidah & berhadapan gigi incisivus bawah.
- Corpus linguae (2/3 anterior lidah)
- Margo lateralis Dorsum linguae (papilla lingualis, sulcus medianus, sulcus terminalis,
for. caecum)
- Facies inferior (frenulum linguae, plica fimbriata)
- Radix linguae (1/3 posterior lidah) : didapatkan tonsilla lingualis.
- mucosa dasar mulut.
CAVUM ORIS terbagi menjadi:
● CAVUM ORIS PROPRIUM
● VESTIBULUM ORIS

CAVUM ORIS PROPRIUM:


Adalah bagian mulut yang berada di sebelah dalam arcus dentalis dan ginggiva, kedorsal
sampai arcus palatoglosus.
ATAP: dibentuk oleh palatum durum dan palatum molle.
DASAR: bibentuk oleh bagian depan lidah dan refleksi membran mucosa dari sisi lidah ke
mandibula.

VESTIBULUM ORIS:
Suatu interval antara bibir dan pipi disatu pihak (luar) dan arcus dentalis superior dan inferior,
ginggiva rahang atas dan bawah di pihak lain.

 Gaster
Gaster merupakan bagian dari traktus gastrointestinal pertama yang berada di intra abdominal,
terletak di antara esophagus dan duodenum.Terletak pada daerah epigastrium dan meluas ke
hipokhondrium kiri,berbentuk melengkung seperti huruf “J” dengan mempunyai paries anterior
(superior) dan paries posterior (inferior). Seluruh organ lambung terdapat di dalam rongga
peritoneum dan ditutupi oleh omentum.

 Intestinum Tenue
Merupakan bagian tractus digestivus / tr. Gastrointestinal mulai dari pylorus sampai valvula
ileocaecalis.
Terdiri dari :
● Duodenum
● Jejunum
● Ileum

DUODENUM:
● Pars superior ( punya penggantung = intra peritoneal )
● Pars Descendens ( untuk bermuara duct. Choledochus dan
● duct. Pancreaicus wirsungi pada papilla duodeni mayor)
● Pars horizontal
● Pars ascendens
Pada pars descendens duodeni terdapat papilla duodeni minor
untuk bermuara duct.pancreaticus minor ( Santorini )
- Pada papilla duodeni mayor terdapat:
Muara dari ductus choledochus dan ductus pancreaticus wirsungi, dan melebar sebagai
ampula.
- Terdapat otot yang melingkar disebut:
Musculus Spincter ODDI

JEJUNUM dan ILEUM:


Mulai dari flexura duodenojejunalis dan berakhir pada valvula

ILEOCAECALIS
● Punya penggantung disebut MESENTERIUM ( seperti kipas ).
● Pangkal mesenterium disebut RADIX MESENTERII.
● Flexura duodenojejunalis di gantungkan oleh Ligamentum
Treitz yang kearah atas melekat pada crus dexter diafragma

Jejunum dibanding dengan Ileum


● Diameter lebih lebar.
● Dinding lebih tebal.
● Vascularisasi lebih banyak.

ILEUM:
Berakhir pada fossa iliaca dextra dan bermuara pd permulaan intestinum crassum/ junctura
ileocaecalis. Pada tunica muscularis tdpt anyaman saraf disebut plexus myentericus Aurbach.

2. Histologi
 Cavim Oris
Pada Kedua bibir memiliki tiga permukaan tertutup yang berbeda :
 Permukaan mukus dalam memiliki pelapis mukosa dengan epitel berlapis gepeng
tanpa lapisan tanduk yang tebal dan banyak kelenjar liur kecil.
 Zona vermilion merah pada setiap bibir dilapisi oleh epitel berlapis gepeng dengan
lapisan tanduk sangat tipis dan peralihan antara mukosa mulut dan kulit . daerah ini
tidak memiliki kelenjar keringat maupun kelenjar liur dan dipertahankan tetap lembap
oleh liur dari lidah. Jaringan ikat dibawahnya kaya akan saraf sensoris dan kapiler ,
yang memberinya warna merah muda.
 Permukaan luar memiliki kulit tipis, yang terdiri dari lapisan epidermis dan dermis ,
kelenjar keringat, serta banyak folikel rambut dengan kelenjar sebasea.

1. Bibir

Mikrograf pembesaran lemah sediaan bibir memperlihatkan satu Sisi ditutupi mukosa
mulut khas (OM) , sisi sebaliknya ditutupi oleh kulit (S) Yang mengandung volikel
rambut (F) Dan kelenjar terkait. Diantara bagian oral bibir dan kulit normal terdapat zona
Vermilion (V), Yang epidermis nya sangat tipis, sedikit bertanduk, dan transparan
terhadap darah dalam vaskular mikro jaringan ikat dibawahnya. Di dalam bibir
mengandung banyak otot rangka(M) Dan banyak kelenjar liur kecil (G).

2. Lidah
Lidah adalah massa otot rangka dilapisi mukosa, yang memanipulasi bahan makanan
selama pengunyahan dan menelan. Permukaan bawah dari lidah licin, dengan mukosa
pelapis khas. Daerah papilari dan tonsilar permukaan lidah dipisahkan oleh alur
berbentuk V yang disebut sulkus terminalis.

Di permukaan dorsal (a), sepertiga posterior lidah terdapat tonsil lingualis dan bagian
anteriornya memiliki banyak papilla lidah yang terdapat empat jenis.
1. Papila filiformis lancip memberi gesekan untuk membantu memindahkan makanan
selama mengunyah .(FI)
2. Papilla foliata mirip gunung pada sisi-sisi lidah paling berkembang pada anak-anak.
3. Papilla fungiformis lapisan tanduknya tipis, dan tersebar diantara papilla
filiformis.bentuknya mirip jamur, sedikit berkeratin dan memiliki sedikit kuncup
kecap. (F)
4. Papilla sirkumvalata adalah papilla terbesar dengan diameter 1-3 mm.
3. Gigi
Pada orang dewasa normalnya terdapat 32 gigi tetap. Setiap kuadran mempunyai delapan
gigi ,dua insisivus, satu kaninus, dua premolar , dan tiga molar tetap.

Semua gigi secara embriologis dan histologis serupa.


a. Tampak susunan gigi tetap, juga perkiraan umur erupsi pada masing-masing gigi.
b. Diagram struktur dalam gigi molar serupa dengan gigi lain, dengan mahkota tertutup
email , akar gigi terbungkus sementum, yang menambatkan gigi pada tulang alveolar
rahang dan sebuah leher yang agak menguncup tempat email dan sementum yang
menutupi bertemu pada gingiva.
 Gaster (Lambung)

Lambung merupakan bagian yang melebar di saluran cerna, yang fungsi utamanya adalah
melanjutkan Pencernaan karbohidrat yang sudah dimulai di mulut, menambah cairan asam
pada makanan, mengubah makanan oleh kerja otot menjadi suatu massa kental (kimus),
dan membantu dimulainya pencernaan protein oleh enzim pepsin. Lambung juga
menghasilkan lipase lambung yang mencerna trigliserida dengan bantuan lipase lidah.
Inspeksi umum memperlihatkan empat daerah: kardia, fundus, korpus, dan pilorus.

 Dinding pada semua regio lambung tersusun atas empat lapisan utama, yaitu:
1. Mukosa, Lapisan mukosa lambung dari dalam keluar terdiri dari :
1. Epitel permukaan yaitu epitel silindris selapis yang berfungsi menghasilkan
mukus.
2. Lamina propria yaitu jaringan ikat longgar yang mengisi ruang antara kelenjar-
kelenjar lambung.
3. Lapisan muskularis mukosa. Terdiri atas lapisan sirkuler dalam dan longitudinal
diluar. Mukosa lambung yang kosong memperlihatkan lipatan-lipatan temporer
yang dinamakan rugae.
2. Sub-Mukosa, submukosa terletak di bawah mukosa. Lapisan submukosa mengandung
jaringan ikat padat ireguler dan lebih banyak serat kolagen dari pada lamina propria.
3. Muskularis eksterna, terdiri dari tiga lapisan otot polos, masing-masing dengan
orientasi berbeda, yaitu : oblik di bagian dalam, sirkular di bagian tengah, dan longitudinal
di luar. Di antara lapisan otot sirkuler dan longitudinal terdapat pleksus saraf mienterikus
(Auerbach).
4. Serosa, serosa terdiri dari lapisan tipis jaringan ikat yang menutupi muskularis eksterna
dan dilapisi oleh mesotelium gepeng selapis dari peritoneum viseral.

 Intestinum Tenue
Usus halus adalah tempat proses pencernaan selesai dan tempat nutrient ( produk
pencernaan ) diserap oleh sel-sel epitel pelapis. Usus halus relatif panjang sekitar 5 m dan
terdiri atas 3 segmen : duodenum, yeyenum dan ileum.

MUKOSA
Dilihat secara makroskopis, pelapis usus halus menapakkan serangkaian lipatan semilunar
atau sirkular permanen ( plika sirkularis ), terdiri dari mukosa dan submukosa.
Seluruh mukosa usus halus ditutupi secara rapat oleh tonjolan kecil pendek mukosanya ( 0,5-
1,5 mm) disebut vili yang terjulur ke dalam lumen .

Dinding usus halus terdiri dari empat lapisan yang sama yang membentuk sebagian besar
saluran pencernaan: mukosa, submukosa, muskularis, dan serosa

(a) Mukosa dan submukosa adalah dua lapis terdalam dari empat lapis konsentris
(b) Keduanya membentuk lipatan sirkular atau plika sirkularis , yang memperluas
permukaan absorpsi .
(c) Keduanya dilapisi oleh penutup padat tonjolan-tonjolan mirip jari disebut vili. Bagian
dalam tiap vilus terisi jaringan ikat lamina propria dengan vaskulatur mikro dan limfatik
disebut lacteal.
(d) Vili ditutupi epitel selapis silindris terdiri atas entrosit penyerapan dan sel goblet.
(e) Pada apical membrane sel setiap enterosit terdapat mikrovili padat, yang berguna untuk
memperluas permukaan absorpsi sel .

SEL PELAPIS VILI


(a) Epitel silindris yang melapisi vili usus terutama terdiri atas enterosit absorptif tinggi (E).
ujung apical sel-sel ini merapat dan ditutupi brush border mikrovili.

5. Proses Pencernaan Mekanik dan Kimiawi


1. Pencernaan Mekanik
Pencernaan mekanis di mulut dihasilkan dari mengunyah, atau mastikasi, di mana makanan
dimanipulasi oleh lidah, digiling oleh gigi, dan dicampur dengan air liur. Akibatnya, makanan
direduksi menjadi massa yang lembut, fleksibel, dan mudah ditelan yang disebut bolus
(=gumpalan). Molekul makanan mulai larut dalam air dalam air liur, merupakan aktivitas
penting karena enzim dapat bereaksi dengan molekul makanan dalam medium cair saja.
Mengunyah penting untuk pencernaan semua makanan, tetapi terutama sekali untuk sebagian
besar buah-buahan dan sayur-sayuran mentah karena mereka mempunyai membran selulosa
yang tidak dapat dicerna. Membran ini melingkupi bagian-bagian zat nutrisi sehingga harus
diuraikan sebelum makanan dapat dicerna. Selain itu, mengunyah akan membantu pencernaan
makanan untuk alasan sederhana berikut: Enzim- enzim pencernaan hanya bekerja pada
permukaan partikel makanan; sehingga, kecepatan pencernaan seluruhnya bergantung pada
area permukaan total yang terpapar dengan sekresi pencernaan. Selain itu, menggiling makanan
hingga menjadi partikel-partikel dengan konsistensi sangat halus akan mencegah ekskoriasi
traktus gastrointestinal dan meningkatkan kemudahan pengosongan makanan dari lambung ke
dalam usus halus, kemudian ke semua segmen usus berikutnya.

2. Pencernaan Kimiawi
Dua enzim, amilase saliva dan lipase lingual, berkontribusi pada pencernaan kimiawi di mulut.
Amilase saliva, yang disekresikan oleh kelenjar saliva, memulai pemecahan pati. Karbohidrat
makanan adalah gula monosakarida dan disakarida atau polisakarida kompleks seperti pati.
Sebagian besar karbohidrat yang kita makan adalah pati, tetapi hanya monosakarida yang dapat
diserap ke dalam aliran darah. Jadi, disakarida dan pati yang tertelan harus dipecah menjadi
monosakarida. Fungsi amilase saliva adalah memulai pencernaan pati dengan memecah pati
menjadi molekul yang lebih kecil seperti disakarida maltosa, trisakarida maltotriosa, dan
polimer glukosa rantai pendek yang disebut α-dekstrin. Meskipun makanan biasanya ditelan
terlalu cepat untuk semua pati dipecah di dalam mulut, amilase saliva dalam makanan yang
tertelan terus bekerja pada pati selama sekitar satu jam, di mana asam lambung
menonaktifkannya. Saliva juga mengandung lipase lingual, yang disekresikan oleh kelenjar
lingual di lidah. Enzim ini menjadi aktif di lingkungan asam lambung dan dengan demikian
mulai bekerja setelah makanan ditelan. Ini memecah trigliserida makanan (lemak dan minyak)
menjadi asam lemak dan digliserida. Digliserida terdiri dari molekul gliserol yang terikat pada
dua asam lemak.

 Pencernaan Mekanik dan Kimiawi Gaster


Beberapa menit setelah makanan masuk ke lambung, gelombang peristaltik melewati
lambung setiap 15 sampai 25 detik. Beberapa gelombang peristaltik diamati di fundus, yang
terutama memiliki fungsi penyimpanan. Sebaliknya, sebagian besar gelombang dimulai dari
badan lambung dan meningkat saat mencapai antrum. Setiap gelombang peristaltik yang
menggerakkan isi lambung telah memindahkan isi lambung dari badan lambung turun ke
antrum, suatu proses yang dikenal sebagai propulsi. Sfingter pilorus biasanya tetap , tetapi
tidak sepenuhnya, tertutup. Karena sebagian besar partikel makanan di lambung awalnya
terlalu besar untuk masuk melalui sfingter pilorus yang sempit, sfingter pilorus tersebut
dipaksa masuk kembali ke dalam tubuh lambung, suatu proses yang disebut sebagai
retropulsi. Putaran propulsi lain kemudian terjadi, memindahkan partikel makanan kembali ke
antrum. Jika partikel makanan masih terlalu besar untuk melewati sfingter pilorus, retropulsi
terjadi kembali ke dalam tubuh lambung lagi saat partikel terjepit kembali ke dalam tubuh
lambung. Kemudian putaran propulsi lain terjadi dan siklus terus berulang. Hasil bersih dari
gerakan ini adalah isi lambung yang akhirnya bercampur dengan getah lambung, menjadi
cairan kental yang disebut chyme (jus KIM). Setelah partikel makanan di chyme = cukup
kecil, mereka dapat melewati sfingter pilorus, sebuah fenomena yang dikenal sebagai
pengosongan lambung. Pengosongan lambung adalah proses yang lambat: hanya sekitar 3 mL
kimus yang bergerak melalui sfingter pilorus pada suatu waktu.

Makanan dapat tetap berada di fundus selama sekitar satu jam tanpa tercampur dengan getah
lambung. Selama ini, pencernaan oleh air liur bervariasi amilase dari kelenjar ludah terus.
Namun, segera, tindakan pengadukan mencampur chyme dengan jus lambung asam,
menonaktifkan amilase saliva dan mengaktifkan lipase lingual yang diproduksi oleh lidah,
yang mulai mencerna trie s untuk mencerna trigliserida menjadi asam lemak dan digliserida.

Meskipun sel parietal mensekresi ion hidrogen (H’) dan klorida ion Proton (CI) secara
terpisah ke dalam lumen lambung, efek bersihnya adalah pembentukan asam klorida ( (HCI).
* ke dalam lumen sambil membawa ion kalium (K”) ke dalam sel (Gambar 24.14). Pada saat
yang sama, Cl dan K berdifusi keluar ke dalam lumen melalui saluran CI dan K* di membran
apikal. Enzim karbonat anhidrase , yang terutama berlimpah di sel parietal, mengkatalisis
pembentukan asam karbonat (H₂CO₂) dari air (₂0) pembentukan kal dari air (H₂O) dan
karbon dioksida (CO₂).Saat asam karbonat terdisosiasi, ia menyediakan sumber H * untuk
pompa proton tetapi a juga menghasilkan ion bikarbonat (HCO ). Sebagai HCO, membangun
sitosol, ia keluar dari sel parietal dalam pertukaran untuk Cl melalui CI-HCO antiporters
membran basolateral (di sebelah lamina propria). , berdifusi ke kapiler darah terdekat.
“Gelombang basa” ion bikarbonat ini mengalirkan darah setelah makan mungkin cukup besar
untuk menaikkan pH darah sedikit dan membuat urin lebih basa.

Sekresi HCI oleh sel parietal dapat dirangsang oleh beberapa sumber: asetilkolin (Ach) yang
dilepaskan oleh neuron parasimpatis, gastrin yang disekresi oleh sel G, dan histamin, yang
merupakan zat parakrin yang dilepaskan oleh sel mast di lamina propria terdekat (Gambar
24.15). Asetilkolin dan gastrin merangsang sel parietal untuk mensekresi lebih banyak HCI
dengan adanya histamin. Dengan kata lain, histamin bekerja secara sinergis. Meningkatkan
efek asetilkolin dan gastrin. Reseptor untuk ketiga zat tersebut terdapat dalam membran
plasma dari
Sel parietal. Reseptor histamin pada sel parietal disebut reseptor H; mereka memediasi
respons yang berbeda daripada reseptor H yang terlibat dalam respons alergi.

Cairan lambung yang sangat asam membunuh banyak mikroba dalam makanan. HCI sebagian
mendenaturasi (membuka lipatan) protein dalam makanan dan merangsang sekresi hormon
yang meningkatkan aliran empedu dan jus pankreas. Pencernaan protein secara enzimatik juga
dimulai di lambung. Satu-satunya enzim proteolitik (pencerna protein) dalam spepsin
lambung, yang disekresikan oleh sel utama. Pepsin memutuskan ikatan peptida tertentu antara
asam amino, memecah rantai protein dari banyak asam amino menjadi fragmen peptida yang
lebih kecil. Pepsin paling efektif di lingkungan lambung yang sangat asam (pH 2); menjadi
tidak aktif pada pH yang lebih tinggi.
Apa yang membuat pepsin tidak mencerna protein dalam sel-sel lambung bersama dengan
makanan? Pertama, pepsin disekresikan dalam bentuk tidak aktif yang disebut pepsinogen;
dalam bentuk ini, ia tidak dapat mencerna protein dalam sel utama.

Regulasi sekresi HCL.

Yang memproduksinya. Pepsinogen tidak diubah menjadi pepsin aktif sampai terjadi kontak
dengan asam klorida yang disekresikan oleh sel parietal atau molekul pepsin aktif. Kedua,
sel epitel lambung dilindungi dari getah lambung oleh lapisan lendir alkali setebal 1-3 mm
yang disekresikan oleh sel mukosa permukaan dan sel leher mukosa. Berdasarkan
permukaan

Enzim lain dari lambung adalah lipase lambung, yang memecah trigliserida (lemak dan
minyak) dalam molekul lemak (seperti yang ditemukan dalam susu) menjadi asam lemak
dan monogliserida. Sebuah monogliserida terdiri dari molekul dan mono gliserol yang
melekat pada satu molekul asam lemak. Enzim ini, yang memiliki peran terbatas dalam
lambung orang dewasa, bekerja paling baik pada pH 5-6. Lebih penting daripada lipase
lingual atau lipase lambung adalah lipase pankreas, enzim yang disekresikan oleh pankreas
ke dalam usus kecil

Hanya sedikit nutrisi yang diserap di dalam lambung karena sel-sel epitelnya tidak
permeabel terhadap sebagian besar bahan. Namun, sel-sel mukosa lambung menyerap
beberapa air, ion, dan asam lemak rantai pendek, serta obat-obatan tertentu (terutama
aspirin) dan alkohol.

Dalam waktu 2 sampai 4 jam setelah makan, lambung telah mengosongkan isinya ke dalam
duodenum. Makanan kaya karbohidrat menghabiskan waktu paling sedikit di perut;
makanan berprotein tinggi tetap agak lama, dan pengosongan paling lambat setelah makan
sarat lemak yang mengandung jumlah besar dari trigliserida.

 Intestinum Tenue
Usus halus Merupakan tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan penyerapan di
tubuh. Terdapat beberapa proses yang terjadi di usus halus, yakni :

a. Motilitas merupakan kontraksi otot dinding saluran cerna yang mencampur dan
mendorong. Pada usus halus, motilitas yang utama adalah proses segmentasi dan kompleks
motilitasi bermigrasi. Segmentasi berfungsi mencampur kimus dan getah pencernaan yang
akan disekresikan ke dalam lumen dan memajankan semua kimus ke permukaan mukosa
usus halus. Saat kontraksi segmentasi usus berhenti akan diganti oleh kompleks motilitas
bermigrasi (migrating motility complex, MMC) yang terdiri 3 fase yang berulang dalam
pola setiap 1,5 jam saat sesorang berpuasa. Tujuan dari proses ini untuk membersihkan sisa-
sisa makanan serta bakteri dan debris mukosa yang menuju kolon.

b. Sekresi Setiap hari sekitar 1,5 liter sukus enterikus disekresikan ke lumen usus halus oleh
sel-sel kelenjar eksokrin di mukosa usus halus. Sukus enterikus merupakan campuran mukus
dan larutan garam, serta H2O yang berperan dalam pencernaan enzimatik makanan. Mukus
berfungsi sebagai pelindung dan pelumas. Enzim-enzim yang disintesis usus halus tidak
diskresikan langsung ke dalam lumen melainkan berfungsi di dalam membran brush border
sel epitel yang melapisi bagian dalam lumen.

c. Digesti Merupakan proses penguraian struktur kompleks makanan secara kimiawi


menjadi lebih sederhana yang kemudian akan diabsorpsi. Proses ini terjadi di lumen dan
dipengaruhi enzim pankreas dan empedu.

d. Absorpsi Merupakan proses penyerapan zat-zat makanan seperti monosakarida, asam


amino dan asam lemak bersama dengan air, elektrolit dan vitamin yang akan disalurkan ke
aliran darah atau saluran limfatik.

Referensi :
1. Journal Fisiologi kedokteran gigi universitas jamber
2. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Guyton dan Hall. Edisi ke-13.
3. F. Ganong, William.2002. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: MC Graw Hill J. W. Kalat.
2010. Biopsikologi bagian 2. Jakarta: Salemba Humanika Pinel, Jhn P.J. 2012.
Biopsikologi edisi ketujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
4. Atlas of Human Anatomy sixth edition, Frank H. Netter, MD
5. Principles of Anatomy and Physiologi 12 Edition, Gerard J. Tortora
6. Materi anatomi blok gastrointestinal sistem digestive dr.Elieser,M.kes
7. Mescher, Anthony L. (2017). Histologi Dasar Junqueira. edisi 14. ( hlm. 340-344 dan
358-361). Penerbit Buku Kedokteran EGC
8. Histologi Dasar Junqueira. edisi 14.
9. Gerard J. Tortora, B. D., 2017. Principles of Anatomy And Physiology. 15th ed. US:
WILEY.
10. Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC
11. Gerard J. Tortora, B. D., 2017. Principles of Anatomy And Physiology. 15th ed. US:
WILEY.
12. Sherwood, Human Physiology

7. STEP 7
Reporting. Mahasiswa melaporkan sumber belajarnya dan hasil belajarnya
Kesimpulan

Berdasarkan skenario dapat kami simpulkan bahwa rasa lapar dan haus yang
terjadi pada Bertus melibatkan bagian dari otak, yaitu hipotalamus dan
pengunyahan/mastikasi terjadi karena ada kerja sama dari cavum oris, serta
deglutasi yang di terjadi pada faring dan esofagus serta melibatkan gaster,
intestinum tenue, yang merupakan bagian dari sistem digestive.

PEER REVIEW :

Jayapura, 14 Februari 2022

Fasilitator,

( dr. Maryam Kathrine Labobar )

Anda mungkin juga menyukai